Você está na página 1de 12

PROPOSAL

TERAPI BERMAIN PADA ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN)


DI RUANG HEMATO BONA 2 RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Oleh:
Listiyanto Yoga Utama

131523143033

Luluk Anggarani

131523143034

Grandis Dwi Kardiansyah

131523143036

Yan Laras Malahayati M

131523143037

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesukaan dari anak-anak diantaranya yaitu bermain, mereka harus tetap diberikan
kegiatan yang tepat dalam kondisi apapun. Baik anak dalam kondisi sehat, maupun sakit
sekalipun, harus diberikan kegiatan bermain yang sesuai dengan tahap usia dan
perkembangan anak. Kegiatan permainan yang di sukai anak dapat membantu anak
untuk mengerti akan sesuatu dari anak.
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan
suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar
mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan,
cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk
kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan
juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan
pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan
ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat
kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk
mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah
berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya
kurang mendapat kesempatan bermain.
Bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara optimal.
Anak bebas mengekspresikan perasaan takut, cemas, gembira atau perasaan lainnya,
sehingga hal tersebut memberikan kebebasan bermain untuk anak sehingga orang tua
dapat mengetahui suasana hati anak. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain
hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang
perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah
sakit, aktifitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.
Saat anak dalam keadaan sakit dan harus terus berada di dalam rumah ataupun di
Rumah Sakit, orang tua atau tenaga kesehatan tetap bisa memberikan pembelajaran dan
pengertian akan kondisinya. Hal ini sesuai dengan fungsi permainan sebagai terapi.
Tujuan dari terapi bermain di antaranya juga dapat membantu mengurangi stres,
memberikan instruksi dan perbaikan kemampuan fisiologis (Vessey & Mohan, 1990

dikutip oleh Supartini, 2004). Untuk anak usia toddler yang sedang dalam masa imitatif
atau meniru, bisa dilakukan kegiatan bercerita tentang tokoh animasi yang ia sukai.
Pada masa bayi, anak belajar lebih aktif dan ekspresif dalam bermain, rasa ingin
tahunya membuatnya tergerak untuk mengenal barang-barang disekitarnya. Ia mulai
melakukan gerakan yang teratur dan lebih bertujuan. Meskipun demikian, si kecil masih
bermain secara eksploratif seperti di usia sebelumnya, tentu, dengan beberapa variasi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi bermain diharapkan dapat membantu tumbuh kembang
anak tetap optimal, anak belajar lebih aktif dan ekspresif dalam bermain, rasa ingin
tahunya membuatnya tergerak untuk mengenal barang-barang disekitarnya. Ia mulai
melakukan gerakan yang teratur dan lebih bertujuan serta mengurangi kecemasan
selama di rumah sakit.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti program bermain selama 30 menit, anak dapat :
a. Mengenali dunia sekitar dengan bermain
b. Dapat beradaptasi dengan efektif terhadap stres karena penyakit dan dirawat
c. Mengasah kemampuan sosialnya
d. Melatih koordinasi indera penglihatan, pendengar dan tangan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN BERMAIN
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk
memperoleh kesenangan. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual,

emosional, dan social dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena
dengan bermain, anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan
diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenal waktu,
jarak serta suara (Wong, 2008).
Sedangkan terapi bermain pada anak adalah suatu bentuk permainan yang
direncanakan untuk membantu anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi
kecemasan dan ketakutan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan baginya. Dalam
bermain di rumah sakit mempunyai fungsi penting yaitu menghilangkan kecemasan,
dimana lingkungan rumah sakit membangkitkan ketakutan yang tidak dapat dihindarkan
(Wong, 2008).
B. FUNGSI BERMAIN
Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-motorik,
perkembangan sosial, perkembangan kreativitas, perkembangan kesadaran diri,
perkembangan moral dan bermain sebagai terapi.
Beberapa fungsi bermain pada anak di antaranya sebagai berikut.
1. Membantu perkembangan sensorik dan motorik
Fungsi
bermain
pada
anak
dapat
dikembangkan

dengan

melakukan rangsangan pada sensorik dan motorik, melalui rangsangan ini aktivitas
anak dapat mengeksplorasi alam di sekitarnya. Aktivitas motor merupakan bagian
yang berkembang pada masa bayi. Perkembangan sensorik motor ini didukung oleh
keterampilan motorik kasar dan halus seperti stimulus visual,stimulus pendengaran,
stimulus taktil (sentuhan), dan stimulasi kinetik. Stimulus sensorik yang diberikan
oleh lingkungan anak akan direspon dengan memperlihatkan aktivitas-aktivitas
motoriknya.
Stimulasi visual merupakan stimulasi awal yang penting pada tahap permulaan
perkembangan anak. Anak akan meningkatkan perhatiannya pada lingkungan sekitar
melalui penglihatanny. Oleh karena itu,orang tua disarankan untuk memberikan
mainan warna-warni pada usia 3 bulan pertama.
Stimulasi pendengaran (stimulasi auditif) adalah sangat penting untuk
perkembangan bahasanya (verbaal), terutama pada tahun pertama kehidupannya.
Memberikan sentuhan (stimulus taktil) yang mencukupi pada anak berarti
memberikan perhatian dan kasih sayang yang diperlukan oleh anak. Stimulus
semacam ini akan menimbulkan rasa aman dan percaya diri pada anak sehingga anak
lebiih responsif dan berkembang. Stimulasdi kinetik akan membantu anak untuk
mengenal lingkungan yang berbeda.
2. Membantu perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan, hal ini dapat


terlihat pada saat anak bermain. Anak akan mencoba melakukan komunikasi dengan
Bahasa anak; mampu memahami objek permainan, seperti dunia tempat tinggal;
mampu membedakan khayalan dan kenyataan; mampu belajar warna, memahami
bentuk, ukuran, dan berbagai manfaat benda yang digunakan dalam permainan.
Fungsi bermain pada model tersebut akan meningkatkan perkembangan kognitif
selanjutnya.
Memberikan sumber-sumber yang beraneka ragam untuk pembelajaran:
Eksplorasi dan manipulasi bentuk, ukuran, tekstur, warna pengalaman dengan angka,
hubungan yang renggang konsep abstrak. Kesempatan untuk mempraktikkan dan
memperluas keterampilan berbahasa. Memberikan kesempatan untuk melatih
pengalaman masa lalu dalam upaya mengasimulasinya kedalam persepsi dan
hubungan baru. Membantu anak memahami dunia dimana mereka hidup dan
membedakan antara fantasi dan realita.
3. Meningkatkan kemampuan sosialisasi anak
Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, misalnya pada saat anak
akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang lain dan merasakan ada teman
yang dunianya sama. Pada usia toddler anak sudah mencoba bermain dengan
sesamanya dan ini merasakan proses sosialisasi satu dengan yang lain, kemudian
bermain peran, misalnya pura-pura menjadi seorang guru, menjadi seorang bapak atau
ibu, dan lain-lain. Kemudian pada usia prasekolah anak sudah mulai menyadari
keberadaan teman sebaya, sehingga diharapkan anak mampu melakukan sosialisasi
dengan teman dan orang lain.
Sejak awal masa anak-anak bayi telah menunjukkan ketertarikan dan
kesenangan terhadap orang lain terutama terhadap ibu. Dengan bermain, anak akan
mengembangkan dan memperluas sosialisasi, belajar untuk mengatasi persoalan yang
timbul,mengenal nilai-nilai moral dan etika,belajar mengenai apa yang salah dan
benar,serta bertanggung jawab terhadap sesuatu yang diperbuatnya.
Pada tahun pertama,anak hanya mengamati objek di sekitarnya. Pada usia 2-3
tahun, biasanya anak suka bermaian peran seperti peran sebagai ayah,ibu dan lainlain. Pada usia pra sekolah anak lebih banyak bergabung dengan kelompok sebayanya
(peer group) mempunyai teman favorit.
4. Meningkatkan kreativitas
Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreativitas, dimana anak
belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek

yang digunakan dalam permainan sehingga anak akan lebilt kreatif melalui model
permainan ini,seperti bermain bongkar pasang mobil-mobilan.
Situasi yang lebih menguntungkan/menyernagkan untuk berkreasi dari pada
bermain. Anak-anak dapat bereksperimen dan mencoba ide-idenya. Sekali anak
merasa puas untuk mencoba sesuatu yang baru dan berbeda, ia akan memindahkan
kreasinya kesituasi yang lain. Memungkinkan fantasi dan imajinasi dan meningkatkan
perkembangan bakat dan minat khusus. Untuk mengembangkan kreasi anak
diperlukan lingkunagan yang mendukung
5. Meningkatkan kesadaran diri
Bermain pada anak dapat memberi kemampuan untuk mengeksplorasi tubuh
dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan bagian dari individu
yang saling berhubungan, anak mau belajar mengatur perilaku, serta membandingkan
dengan perilaku orang lain.
Dengan aktivitas bermain, anak akan menyadari bahwa dirinya berbeda
dengan yang lain dan memahami dirinya sendiri. Anak belajar untuk memahami
kelemahan dan kemampuannya dibandingkan dengan anak yang lain, anak juga mulai
melepaskan diri dari orang tuanya.
6. Nilai Terapeutik
Bermain dapat mengurangi tekanan atau stres dari lingkungan. Dengan
bermain,anak dapat mengekspresikan emosi dan ketik puasan atas situsi sosial serta
rasa takutnya yang tidak dapat diekspresikan di dunia nyata. Dengan bermain dapat
memudahkan komunikasi verbal dan non-verbal tentang kebutuhan, rasa takut dan
keinginan.
C. JENIS PERMAINAN / KARAKTERISTIK BERMAIN
1. ASSOSIATIVE PLAY
Sekumpulan anak yang permainannya sama
2. COOPERTIVE PLAY
Permainan yang jelas aturan, tujuannya misal : Main catur, main bola. Pada anak
usia remaja
3. ONLOOKER PLAY
Hanya melihat-lihat saja, misal : nonton Tv
4.

SOLITARY PLAY
Bermain sendiri, pada usia toddler

5. PARALEL PLAY

Sekelompok anak bermain jenis permainan yang berbeda dan tidak ada interaksi satu
sama lain:
a. Menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak
b. Tidak memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsik
c. Bersifat spontan dan sukarela
d. Melibatkan peran aktif keikutsertaan anak
e. Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan seuatu yang bukan bermain,
seperti kreativitas,pemecahan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial dan
sebagainya
D. BERMAIN DI RUMAH SAKIT
1. Tujuannya :
a. Membuat suasana RS seperti suasana rumah
b. Mengurangi stres karena penyakit dan hospitalisasi
c. Memberi kesempatan untuk belajar tentang bagian tubuh, fungsi, dan penyakitnya
d. Memberi hiburan dan membuat rileks
e. Membantu anak merasa aman di lingkungan yang asing
f. Sarana mengekspresikan kreativitas anak
g. Meningkatkan pengetahuan tentang tujuan pengobatan
2. Prinsip
a. Aman
b. Tidak banyak energi
c. Kelompok umur yang sama
d. Melibatkan orang tua
e. Tidak bertentangan dengan pengobatan
3. Keuntungan
a. Meningkatkan hubungan perawat dengan pasien
b. Memulihkan rasa mandiri
c. Dapat mengekspresikan kreativitas rasa tertekan
d. Membina tingkah laku (+) di RS
e. Alat komunikasi antara perawat & pasien

BAB III
RANCANGAN BERMAIN

Topik

: Terapi bermain pada anak toddler (1-3 tahun) di Ruang Hemato Bona 2
RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Sub Topik

: Bermain mewarnai gambar

Tempat: Ruang Hemato Bona 2 RSUD Dr. Soetomo Surabaya


Hari/ Tanggal : Jumat, 12 Agustus 2016
Waktu

: 30 Menit

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Merangsang pertumbuhan dan perkembangan sensoris motorik
2. Tujuan Instruksional Khusus
a.
Merangsang perkembangan intelektual
b.
Merangsang perkembangan sosial
c.
Merangsang perkembangan kreativitas
d.
Merangsang perkembangan kesadaran diri
e.
Merangsang perkembangan moral dan
f.
Permainan sebagai terapi
B. Perencanaan
1. Jenis Permainan
Mewarnai gambar
2. Karakteristik Permainan
Permainan ini membantu anak pada tumbuh kembangnya, antara lain:
1) Mengenalkan objek-objek
2) Melatih kesabaran dan ketelitian
3) Memupuk rasa tanggung jawab dan percaya diri
4) Membantu anak untuk berkonsentrasi
5) Media hiburan

6) Mendorong kreativitas
3. Karakteristik Peserta
a. Anak yang bermain kooperatif
b. Anak yang bermain dapat dibawa keruangan bermain
c. Anak tidak menangis
4. Sasaran
Sasaran terapi kreativitas ini adalah anak usia toddler yang dirawat di Ruang Hemato
Bona 2 RSUD Dr. Soetomo Surabaya, dengan kriteria :
1. Tidak bedrest total
2. Tidak kejang
3. Tidak panas/bebas demam
4. Bersedia mengikuti permainan/terapi
5. Metode
Demonstrasi dan simulasi
6. Alat-alat yang digunakan
Kertas HVS yang berisi bentuk-bentuk gambar yang siap dan berwarna putih dengan
tepi-tepi hitam sehingga siap untuk diwarnai
7. Setting tempat
Permainan dilakukan di ruang Hematologi Bona 2 RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Peserta (anak-anak) diikuti oleh orang tua mereka masing-masing dengan posisi
melingkar antara anak-anak dan fasilitator.
8. Pengorganisasian
a. Leader : Grandis Dwi Kardiansyah
Tugas :
a) Membuka acara, memperkenalkan nama-nama terapis
b) Menjelaskan tujuan terapi bermain
c) Menjelaskan aturan terapi permainan
b. Co leader : Luluk Anggarani
Tugas:
a) Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan
b) Menyampaikan jalannya kegiatan
c) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya
c. Fasilitator : Listiyanto Yoga Utama
Tugas:
a) Memfasilitasi kegiatan yang diharapkan
b) Memotivasi peserta agar mengikuti kegiatan
c) Sebagai Role Model selama kegiatan

d. Observer: Yan Laras Malahayati M


Tugas:
a) Mengevaluasi jalannya kegiatan
C. STRATEGI PELAKSANAAN
No

Terapis

Waktu

Subjek terapi

Persiapan:

10 menit

Ruangan, alat, anak dan keluarga

siap

Menyiapkan ruangan.
Menyiapkan alat-alat.
Menyiapkan anak dan keluarga

Proses :

Membuka

proses

terapi 2 menit

Memperkenalkan diri,

bermain dengan mengucapkan

salam, memperkenalkan diri.


Menjelaskan pada anak dan
keluarga tentang tujuan dan
manfaat bermain, menjelaskan

5 menit

Memperhatikan

cara permainan.
Mengajak anak bermain .
Mengevaluasi respon anak dan
keluarga.

10 menit
3 menit

Menjawab salam,

Penutup
Menyimpulkan, mengucapkan salam

5 menit

Bermain bersama dengan antusias


dan

mengungkapkan

perasaannya
Memperhatikan dan menjawab
salam

D. EVALUASI
1. Anak telah belajar memecahkan masalah melalui eksplorasi alat mainannya.
2. Anak dapat mengembangkan hubungan sosial dan belajar memecahkan masalah
dari hubungan tersebut.
3. Anak dapat belajar dan mencoba untuk merealiasikan ide-idenya.

4. Anak mampu mengatur tingkah lakunya, misalkan jika anak mengambil mainan
temannya sehingga temannya menangis anak akan belajar mengembangkan diri
bahwa perilakunya menyakiti teman.
5. Anak dapat mmpelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya terutama dari
orang tua dan perawat.
6. Anak merasa terlepas dari ketegangan dan stres selama hospitalisasi, anak dapat
mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi dan relaksasi).
7. Anak dapat berintraksi dengan anak lain dan perawat.
8. Anak dapat mengekspresikan pikiran perasaan melalui permainan yang telah
dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Allen & Marrot. (2008). Profil Perkembangan Anak Pra Kelahiran Hingga Usia 12 Tahun,
Edisi 5. Jakarta: PT INDEKS
Mulyadi, S., (2004). Bermain dan Kreativitas (Upaya Mengembangkan Kreativitas Anak
Melalui Kegiatan Bermain). Papas Sinar Sinanti : Jakarta
Supartini, Yupi. (2004). KonsepDasarKeperawatanAnak. Jakarta: EGC

Wong, Donna L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong, Edisi 6. Dialihbahasakan
oleh Hartono A., Kurnianingsih S., Setiawan. Jakarta: EGC

Você também pode gostar