Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Latar Belakang
Untuk kendaraan roda dua, persentase kecelakaan lebih dari 67%, (Suroyo Alimoeso, 2011). Salah satu akibat kecelakaan yaitu efek fisik yang dapat menyebabkan timbulnya luka pada setiap jaringan tubuh yang terkena trauma dari kecelakaan lalu lintas dan dapat berupa adanya fraktur. Trauma yang menyebabkan fraktur dapat berupa trauma langsung, misalnya sering terjadi benturan pada ekstremitas bawah yang menyebabkan fraktur pada tibia dan fibula. (Wahyu R. Haryadi 2010)
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa (Sjamsuhidajat, 2004).
Definisi
Fraktur ekstremitas bawah adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang terjadi pada ekstremitas bawah, seperti pada tulang tibia dan tulang fibula yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa.
Fraktur oblik dimanasumbu panjang tulang dan bidang fraktur membentuk sudut Fraktir spiral biasanya ditimbulkan oleh suatu tenaga putar yang menyebabkan
tulang patahdisepanjang garis robek
Fraktur komunitiva
bila terdapat hubungan antara fragmentulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan dikulit.
Etiologi
Peristiwa trauma Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan, yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, penekukan, pemuntiran, atau penarikan. Fraktur kelelahan atau tekanan Keadaan ini paling sering ditemukan pada tibia atau fibula atau metatarsal, terutama pada atlet, penari, dan calon tentara yang jalan berbaris dalam jarak jauh.
Fraktur patologik Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah atau kalau tulang itu sangat rapuh.
PATOFISIOLOGI
Radang akut/ kronis
Fracture
ORIF
Laporan Kasus
Keterangan Umum Penderita Nama Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Agama Alamat : Mr. DS : 22 tahun : Laki-Laki : Mahasiswa : Islam : Majenang
A. Diagnosa Medis : B. Catatan Klinis : Ada photo rontgen kodisi tulang tibia dan fibula yg diambil pada tanggal 30 April 2012 sekitar 4 bulan setelah dilakukannya operasi pemasangan plate and screw. Pada tulang tibia terlihat terpasang 1 plate dan 7 screw. Sedangkan pada tulang fibula masih terlihat bekas fraktur karena tidak terpaang plate and screw C. Terapi Umum (General Treatment) : -
I. Keluhan Utama : Pasien merasakan nyeri pada daerah tungkai bawah. II. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien merasakan nyeri pada daerah tungkai bawah, tepat didaerah patah tulang yang dialami pasien sekitar 6 bulan yang lalu (bulan Januari) karena kecelakaan lalu lintas. Rasa nyeri itu muncul hanya saat pasien beraktifitas berat seperti berjalan jauh dan saat ditekan. Sakitnya tidak datang secara terus-menerus hanya pada saat-saat tertentu. Pasien mulai merasakan rasa nyeri itu setelah operasi. Sekitar 6 bulan setelah dilakukannya operasi pasien melakukan aktivitasnya dengan menggunakan krek. Tapi hanya dilakukan selama 4 bulan karena pasien memutuskan tidak perlu menggunakan krek lagi setelah dirasa kondisinya sudah membaik. Padahal anjuran dokter, pasien harus menggunakan alat bantu krek selama 6 bulan dengan tujuan untuk mempercepat proses penyambungan tulangnya yang patah. Setelah di operasi pasien belum pernah mengobati rasa nyerinya ke ahli medis yang lain. Pada 2 bulan yang lalu (bulan april) pasien ke RSOP untuk photo rontgen tungkai bawah yang patah, dengan tujuan untuk mengetahui perkembangannya. Hal yang membuat pasien merasa nyerinya semakin berat yaitu saat berjalan jauh, naik tangga, jinjit dan saat ditekan. Hal yang membuat pasien tidak merasakan nyeri yaitu saat diam dan saat melakukan aktifitas ringan yang tidak menggunakan banyak gerakkan kakinya.
III. Riwayat Penyakit Dahulu : Sebelumnya pasien pernah mengalami kecelakaan lalu lintas juga sebanyak 4 kali. Kecelakaan yang pernah dialami rata-rata memerlukan perawatan intensif dalam proses penyembuhannya.
IV. Riwayat Pribadi : Aktivitas keseharian pasien adalah kuliah. Ruang kelasnya ada di lantai dua. Yang memungkinkan pasen sering naik turun tangga.
V. Riwayat keluarga : Tidak ada riwayat penyekit keturunan dalam keluarga pasien
1. Vital Sign : a. Tekanan Darah b. Denyut Nadi c. Frekuensi Pernafasan d. Tempratur e. Tinggi Badan f. Berat Badan
2. Inspeksi : a. Inspeksi statis : tidak ada perubahan bentuk tubuh, termasuk tungkainya juga masih normal. Pasien dapat duduk dengan tegak, pada saat duduk ekspresi wajah normal tidak menahan sakit. b. Inspeksi dinamis : pada saat berjalan ada sedikit ketidak normalan pada siklus gait pasien. Pasien berjalan dengan sedikit menyeret kaki kirinya karena kaki kirinya tidak dapat diangkat terlalu tinggi. 3. Palpasi : Adanya nyeri tekan pada tungkai bawah sebelah sinistra terutama pada arah medial. Adanya sedikit spasme pada otot gastroc tungkai bawah sebelah sinistra.
: : :
Gerak Aktif Full ROM , end feel soft Full ROM , end feel soft Full ROM , end feel soft Full ROM , end feel hard Full ROM , end feel firm Full ROM , end feel firm Gerak Pasif Full ROM , end feel soft Full ROM , end feel soft Full ROM , end feel soft Full ROM , end feel hard Full ROM , end feel firm Full ROM , end feel firm Melawan Tahanan Mampu melaawan tahanan minimal Mampu melaawan tahanan minimal Mampu melaawan tahanan minimal Mampu melaawan tahanan minimal Tidak mampu Tidak mampu
Pemeriksaan Spesifik
Dorso Flexi
Plantar Flexi
Nilai otot 3
Nilai otot 3
Nyeri
Vas
Diam
Gerak Tekan 5 cm 21 cm 21 cm
0 cm
3,3 cm 2,5 cm
5 cm 5 cm 5 cm 32 cm 31,5 cm 31 cm 30 cm 26 cm 26 cm