Você está na página 1de 3

Analisis Bentuk Lahan Kawasan Cagar Alam Geologi Karangsambung Studi bentuklahan merupakan studi yang menitikberatkan pada

bentuklahan penyusun konfigurasi permukaan bumi. Proses yang terjadi di permukaan bumi selalu mengalami perubahan dari waktu-kewaktu sebagai proses geomorfologi. Studi bentuklahan merupakan studi yang menitikberatkan pada bentuklahan penyusun konfigurasi permukaan bumi. Proses yang terjadi di permukaan bumi selalu mengalami perubahan dari waktu-kewaktu sebagai proses geomorfologi. Dengan menggunakan dasar intepretasi bentuklahan wilayah pengamatan, kawasan Karangsambung dapat dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu bentuklahan bentukan asal struktural (S), bentuklahan bentukan asal fluvial (F) serta bentuklahan bentukan asal denudasional (D). Bentuklahan struktural merupakan bentuklahan yang diakibatkan karena adanya tenaga endogen yang bekerja, sehingga terjadi adanya patahan dan lipatan di permukaan bumi. Bentuklahan struktural di kawasan cagar alam geologi karangsambung terdapat berbagai macam bentukan lahan asal proses struktural, bentuklahan pada zona lipatan meliputi lembah antiklin, igir lembah antiklin, gawir, sedangkan pada zona patahan terdapat bentuklahan berupa perbukitan-pegunungan sesar. Pada zona lipatan (S1) merupakan daerah dengan umur batuan tersier sedangkan pada zona patahan (S2) sebagian besar merupakan daerah pra tersier yang sering di sebut daerah melang. Pada bentuklahan daerah patahan mempunyai tekstur yang kasar dengan bentuk yang tidak teratur serta mempelihatkan kesan topografi tinggi yang seragam dan alur sungai rapat dengan pola yang seragam, hal ini menandakan bahwa permukaannya tersusun oleh batuan-batuan yang kompak serta proses erosi intensif yang tidak mampu menggerus permukaan secara utuh. Bentuklahan struktural lipatan pada daerah penelitian merupakan suatu aniklin yang telah tererosi/terdenudasi sehingga membentuk suatu lembah antiklin yang menyerupai seperti tapal kuda. Akibat adanya denudasi tersebut maka munculan bentukanbentukan lahan lainnya seperti gawir (pada sisi lereng bagian dalam lembah antiklin), serta igirigir lembah antiklin.

Bentukan lahan asal proses fluvial merupakan bentuklahan yang diakibatkan karena adanya proses aliran air permukaan. Pada lokasi penelitian mempunyai karakteristik yang unik hal ini dilihat dari sistem sungai yang terbentuk pada dominan topografi berbukit, jenis sungai mempunyai jenis dendritik dan rektangular dengan erosi dan sedimentasi yang intensif. Bentukan lahan proses fluvial pada daerah ini meliputi gosong sungai, sungai meander, sungai teranyam, point bar dan pothole, dataran banjir, serta dataran aluvial. Adanya hujan yang jatuh ke permukaan tanah akan sebagian besar akan menjadi aliran permukaan akibat dari kondisi permukaan yang mempunyai kandungan tanah tipis, jenis lempung serta terdapat banyaknya singkapan. Lokasi dengan topografi sebagian besar berbukit nilai aliran permukaan sangat tinggi sehingga proses erosi, transportasi dan deposisi terjadi dengan cepat. Aliran permukaan yang masuk pada sistem sungai akan menggerus batuan/permukaan yang lunak, dan apabila terdapat dinding/permukaan sungai yang keras akan terjadi pembelokan arah dan sungai menjadi meandering, dalam bentukan tersebut akan disertai juga dengan pembentukan pothole dan point bar, dengan berangsurnya waktu dan proses masih yang intensif terjadi cut-off pada lengkungan sungai.

Bentukan lahan asal proses denudasional (D) merupakan suatu proses yang sangat dipengaruhi oleh adanya pelapukan, gerakan masa, dan pengendapan. Pada dasarnya proses ini mempengaruhi bentukan-bentukan lahan lainnya, di mana statu bentuklahan akan terjadi degradasi dan agradasi lahan dan membentuk suatu bentukan baru dengan struktur asli yang mulai ditinggalkan. Pada lokasi penelitian bentuk lahan asal denudasional ini berupa perbukitan

terisolasi, pada bentuklahan struktural berupa lembah antiklin juga merupakan suatu bentukan akibat adanya proses denudasi, akan tetapi struktur lipatan masih terlihat dengan jelas.

Você também pode gostar