Você está na página 1de 21

KEBIJAKAN PENGUKUHAN DAN PENATAGUNAAN KAWASAN HUTAN

OLEH : DIREKTUR PENGUKUHAN DAN PENATAGUNAAN KAWASAN HUTAN

Posisi tahun 2010

Ps. 33 UUD 1945 : Bumi, tanah, air dan kekayaan yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Wewenang Pemerintah (Pasal 4 UU No. 41 Tahun 999): Mengatur, mengurus hal yang berkaitan dengan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan, Menetapkan atau mengubah status kawasan hutan, Mengatur dan menetapkan hubungan-hubungan hukum antara orang dengan hutan, serta mengatur perbuatan-perbuatan hukum mengenai kehutanan.

1. Ruang kehutanan yang optimal, mempunyai luasan dan penutupan hutan yang cukup dan sebaran proporsional, minimal 30% dari luas DAS dan atau pulau.
2. Hutan mempunyai tiga fungsi pokok, yakni fungsi konservasi, fungsi lindung dan fungsi produksi. 3. Berdasarkan fungsi pokok ditetapkan status hutan meliputi Hutan Konservasi (Kawasan Suaka Alam/KSA, Kawasan Pelestarian Alam/KPA, dan Taman Buru), Hutan Lindung, dan Hutan Produksi. 4. Pengaturan fungsi hutan bertujuan untuk manfaat lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi, yang seimbang dan lestari. (Pasal 3, 6 dan 18 UU No. 41/1999)

UU No 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan


(Pasal 3, Pasal 17 dan Pasal 18) : Keberadaan hutan terjamin dengan luasan dan penutupan hutan yang cukup dan sebaran yang proporsional, minimal 30% dari luas DAS dan atau pulau;

UU No 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang


(Pasal 17, 37) : Dalam rangka pelestarian lingkungan, dalam rencana tata ruang wilayah ditetapkan kawasan hutan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas DAS.
PP No 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional
(Pasal 7 huruf b) : Strategi untuk pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup antara lain mewujudkan kawasan berfungsi lindung dalam satu wilayah pulau dengan luas paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas pulau tersebut sesuai dengan kondisi ekosistemnya

Hutan register Penunjukan partial

TGHK

Paduserasi RTRWP TGHK

Penunjukan Kawasan Hutan

Usulan Perubahan Kawasan Hutan dalam Review RTRWP/K dan Pemekaran

??

< 1980
Z. KOLONIAL BELANDA
-----

1980 - 1992

1992 - 1999

1999 - 2005

2004 - 2007

UU No. 5/1967

UU No. 5/1990

UU No. 24/1992

UU No. 41/1999

UU No. 32/2004 UU No. 26/2007

1. Pengukuhan Kawasan Hutan


PROSES PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN Penunjukan Kawasan Hutan Penataan Batas Kawasan Hutan Pemetaan Kawasan Hutan Penetapan Kawasan Hutan

DASAR YURIDIS PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN


UU No. 41 Tahun 1999 Pasal 14 ayat (2) :

Pengukuhan kawasan hutan dilakukan untuk memberikan kepastian hukum atas kawasan hutan. PP 44 Tahun 2004 Pasal 1 angka 8 : Pengukuhan kawasan hutan adalah rangkaian kegiatan penunjukan, penataan batas, pemetaan dan penetapan kawasan hutan dengan tujuan untuk memberikan kepastian hukum atas status, letak, batas dan luas kawasan hutan.

UU No. 41 Tahun 1999 Pasal 1 :

Penunjukan kawasan hutan adalah penetapan awal peruntukan suatu wilayah tertentu sebagai kawasan hutan.
Penataan batas kawasan hutan adalah kegiatan yang meliputi proyeksi batas, pemancangan patok batas, pengumuman, inventarisasi dan penyelesaian hak-hak pihak ketiga, pemasangan pal batas, pengukuran dan pemetaan serta pembuatan Berita Acara Tata Batas. Penetapan kawasan hutan adalah suatu penegasan tentang kepastian hukum mengenai status, batas dan luas suatu kawasan hutan menjadi kawasan hutan tetap.

PENATAAN BATAS KAWASAN HUTAN


Perkembangan Kewenangan Penyelenggaraan Tata Batas Kawasan Hutan
Tata batas seluruh kawasan hutan oleh Pusat Tata batas HP dan HL oleh Daerah dan Hutan Konservasi oleh Pusat Tata batas seluruh kawasan hutan oleh Pusat

< 2000

2000 - 2007

2007

UU No. 5/1967

UU No. 22/1999 PP 25 Tahun 2000

UU No. 32/2004 PP 38 Tahun 2007

8 (delapan) KEBIJAKAN PRIOROTAS BIDANG KEHUTANAN


Permenhut NOMOR : P.70/Menhut-II/2009 tanggal 7 Des 2009

1. Pemantapan Kawasan Hutan. 2. Rehabilitasi Hutan dan Peningkatan Daya Dukung Daerah Aliran Sungai (DAS). 3. Pengamanan Hutan dan Pengendalian Kebakaran Hutan. 4. Konservasi Keanekaragaman Hayati. 5. Revitalisasi Pemanfaatan Hutan dan Industri Kehutanan. 6. Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Hutan. 7. Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Sektor Kehutanan. 8. Penguatan Kelembagaan Kehutanan.

RENSTRA 2010 - 2014

PROGRAM

Perencanaan Makro Bidang Kehutanan dan Pemantapan Kawasan Hutan

1.Tatabatas luar dan fungsi sepanjang 25.000 Km


INDIKATOR
KINERJA UTAMA

PRIORITAS NASIONAL

2. Keputusan penunjukan provinsi 100% 3. Penetapan kelompok hutan yang selesai tatabatas temu gelang sebanyak 75% 4. Rekomendasi perubahan fungsi kawasan hutan terselesaikan sebanyak 75% 5. Surat Keputusan pelepasan kawasan hutan terselesaikan 75%

Perkiraan Target Tata Batas 2010-2014


No Provinsi Sisa Tata Batas
932.40 0 2,296.53 3,228.93 4,790.16 264.30 0 5,054.46 1,910.70 *) 1,910.70 *) 887.16 887.16 11,081.25

Target Tata Batas 2010-2014 (Km)

2010
100

2011
200

2012
200

2013
175

2014 Jumlah
175 850 600 1,300 2,750 1,000 750 1,000 2,750 1,000 200 1,200 300 1,000 1,300 8,000

1N A D 2 Sumut 3 Sumbar BPKH I 4 Sumsel 5 Bengkulu 6 Lampung BPKH II 7 Riau 8 Kepri BPKH XII 9 Babel 10 Jambi BPKH XIII REGIONAL I

100
150 350 100 100 150 350 100 40 140

125
275 600 225 175 225 625 225 40 265

125
300 625 225 175 225 625 225 40 265

125
300 600 250 150 200 600 250 40 290

125
275 575 200 150 200 550 200 40 240

50
100 150 990

70
225 295 1,785

60
225 285 1,800

60
250 310 1,800

60
200 260 1,625

Lanjutan.
No Provinsi Sisa Tata Batas 2010 11 B a l i 12 N T B BPKH VIII 13 D K I 14 Banten 15 Jabar 16 Jateng 17 Jatim 18 D I Y BPKH XI 0,00 611.37 611.37 0.00 0.00 3,073.02 989.69 968.55 0.00 5,031.26 100 Target Tata Batas 2010-2014 (Km) 2011 100 2012 100 2013 100 2014 100 Jumlah 500 500 1,000 0 0 500 500 500 0 1,500 500 500

100
200 0 0 100 100 100 0 300 100 100

100
200 0 100 100 100 0 300 100 100

100
200 0 100 100 100 0 300 100 100

100
200 0 100 100 100 0 300 100 100

100
200 0 100 100 100 0 300 100 100

19 N T T
BPKH XIV REGIONAL II

2,709.53
2,709.53 8,352.16

600

600

600

600

600

3,000

Lanjutan.
No Provinsi Sisa Tata Batas Target Tata Batas 2010-2014 (Km) 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah 20 Kalbar BPKH III 21 Kaltim BPKH IV 22 Kalsel 23 Kalteng BPKH V REGIONAL III 1,877.23 200 1,877.23 200 1,954.58 200 1,954.58 200 19.40 200 3,863.90 200 3,883.30 400 1,000 1,000 7,715.11 800 2,000 2,000 1,600 1,600 8,000 800 800 4,000 500 500 400 400 500 500 400 400 2,000 500 500 400 400 2,000 2,000 500 500 400 400 500 500 400 400 2,000 2,000 500 500 400 400 2,000

Lanjutan.
No Provinsi Sisa Tata Batas Target Tata Batas 2010-2014 (Km) 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah 500 100 100 100 100 750 175 175 150 150 1,250 275 275 250 250 1,000 225 225 200 200 750 175 175 150 150 500 100 100 100 100 500 500 450 450 2,250 750 175 175 150 150 750 150 150 150 150 500 100 100 100 100 500 100 100 100 100 500 100 100 100 100 500 100 100 100 100 1,000 225 225 200 200 1,000 150 150 150 150 750 175 175 150 150 750 200 200 200 200 1,475 1,475 1,400 1,400 7,000 5,610 5,72 5,350 5,17 25,000

24 Sulut 2,474.26 25 Maluku Utara 0.00 BPKH VI 2,474.26 26 Sulsel 5,274.82 27 Sulbar *) 28 Sultra 1,940.95 BPKH VII 7,215.77 29 Sulteng 4,894.51 BPKH XVI 4,894.51 30 Gorontalo *) BPKH XV 0.00 31 Maluku 5,540.53 BPKH IX 5,540.53 32 Papua 17,475.51 BPKH XI 17,475.51 33 Papua Barat *) BPKH XVII 0.00 REGIONAL IV 37,600.58 JUMLAH 64,749

100 100 200 150 100 100 350 100 150 100 100 100 100 150 150 100 200 1,250 3,440

LANGKAH TINDAK LANJUT


INVENTARISASI & PEMETAAN SELURUH HASIL PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN REKALKULASI PANJANG BATAS KAWASAN HUTAN PENYUSUNAN SKALA PRIORITAS 25.000 KM

INVENTARISASI TRAYEK BATAS (PENGELOLA DAN PTB T-1)


PENATAAN BATAS DI LAPANGAN (BPKH)

Trayek Batas yang disetujui dan ditandatangani PTB

FAKTOR KUNCI : KESIAPAN TRAYEK YANG AKAN DITATA BATAS

KOORDINASI DENGAN PENGELOLA


1. DINAS KEHUTANAN PROV/KAB 2. DITJEN PHKA

LANGKAH TINDAK LANJUT


BPKH : 1. REKALKULASI PANJANG BATAS KAWASAN HUTAN BERDASARKAN PETA PENUNJUKAN KAWASAN HUTAN
2. INVENTARISASI & PEMETAAN SELURUH HASIL PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN (PENUNJUKAN, TATA BATAS, PENETAPAN SERTA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN) 3. PENYELESAIAN TATA BATAS KAWASAN HUTAN DGN SKALA PRIORITAS (TEMU GELANG, KWS KONSERVASIHUTAN LINDUNG)

4. REPOSISI HASIL TATA BATAS KAWASAN HUTAN YANG SULIT DIPETAKAN KEDALAM PDTK.
5. REKONSTRUKSI BATAS KAWASAN HUTAN DENGAN PRIORITAS DAERAH RAWAN YANG DIDASARKAN PADA USULAN PENGELOLA KAWASAN 6. INVENTARISASI PENYELESAIAN PENGUKUHAN LAHAN PENGGANTI DAN LAHAN KOMPENSASI. 7. EVALUASI PELEPASAN KAWASAN HUTAN DAN TMKH

DINAS KEHUTANAN/UPTD : 1. INVENTARISASI & IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KAWASAN HUTAN (OUT PUT : LAPORAN YANG DILAMPIRI ALBUM PETA DAN DESKRIPSI PERMASALAHAN KAWASAN HUTAN PROVINSI) >> Wajib dilakukan Dishut. 2. INVENTARISASI TRAYEK BATAS DALAM RANGKA PENYELESAIAN TATA BATAS TEMU GELANG (OUTPUT: TRAYEK BATAS YANG TELAH DIBAHAS DAN DITANDA TANGANI OLEH PTB). 3. SOSIALISASI HASIL TATA BATAS/PENETAPAN KAWASAN HUTAN (OUT PUT : LAPORAN HASIL SOSIALISASI DAN BATB PETA PETA HASIL TATA BATAS / PENETAPAN KAWASAN HUTAN YANG TELAH DISERAHKAN KEPADA DINAS KABUPATEN YANG MEMBIDANGI KEHUTANAN). 4. ORIENTASI BATAS DALAM RANGKA REKONSTRUKSI BATAS KAWASAN HUTAN PRODUKSI DAN HUTAN LINDUNG YANG RAWAN GANGUAN/ KONFLIK.

5. PENGUMPULAN DAN PENYERAHAN DOKUMEN TATA BATAS KEPADA BPKH UNTUK DITERUSKAN KE PUSAT.
Catatan : UNTUK PROVINSI YANG ADA UPTD, KEGIATAN 2, 3, 4, 5 DILAKSANAKAN OLEH UPTD

BPKH dan DINAS KEHUTANAN : BERSAMA-SAMA MERENCANAKAN KEGIATAN TATA BATAS (TRAYEK BATAS HINGGA PENYELESAIAN PERMASALAHAN BATAS KH) PUSAT : 1. MENYIAPKAN PEDOMAN, JUKLAK, JUKNIS 2. PEMBINAAN 3. KOORDINASI DENGAN PUSDAL DALAM RAKER PER REGIONAL (PERENCANAAN KEGIATAN, ANGGARAN, PEMANTAUAN)

PENUTUP
1. Kawasan Hutan berdasarkan UU No. 41 Th. 1999 adalah

wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
2. Penetapan suatu kawasan hutan sebagai hutan tetap

mempunyai arti yang sangat penting karena akan memberikan suatu kepastian hukum yang jelas mengenai status, letak, batas dan luas kawasan hutan.
3. Status dan kondisi suatu kawasan hutan sebagai kawasan

hutan dianggap penting karena akan menentukan pihak-pihak yang akan bertanggung jawab dalam pengelolaannya.
4. Untuk percepatan pemantapan kawasan hutan diperlukan

sinergi dari semua pihak dan Instansi sesuai Tupoksi masingmasing.

TERIMA KASIH

Você também pode gostar