Você está na página 1de 25

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Pengantar Perkembangan Teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi saat ini berimplikasi pada pergeseran paradima dalam sistem pendidikan. Pergerseran paradigma dalam pembelajaran melahirkan metode-metode baru pembelajaran yang berbasis teknologi informasi. Terdapat istilah E-learning yaitu pembelajaran menggunakan bantuan teknologi informasi. Pembelajaran menggunakan teknologi informasi baik secara offline maupun online (internet) dapat disebut sebagai e-learning. Dewasa ini e-learning sering disandingkan dengan pembelajaran konvensional. Banyak intitusi pendidikan yang membuat atau memiliki e-learning online berbasis web untuk menjamin menyebaran informasi dan pengetahuan sampai kepada peserta didiknya. Pertimbangan sebuah institusi pendidikan untuk mengembangkan e-learning / evaluasi elearning, tahapan-tahapan pengembangan ,pemilihan teknologi, dan pemeliharaan adalah hal yang penting untuk diketahui sebelum e-learning diterapkan. Hal inilah yang menjadi kajian utama makalah ini.

1.2 Tujuan Makalah Secara keseluruhan, makalah ini dbuat untuk mencari jawab beberapa hal berkenaan dengan pengembangan e-learning, seperti : a. Pengertian E-learning b. Kelebihan dan kekurangan e-learning c. Bagian-bagian dari sistem e-learning d. Faktor yang mendukung keberhasilan e-learning e. Teknologi e-learning f. Evaluasi penerapan e-learning

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian E-Learning Secara definisi E-learning adalah semua yang mencakup pemanfaatan komputer dalam menunjang peningkatan kualitas pembelajaran, termasuk di dalamnya penggunaan mobile technologies seperti PDA dan MP3 players. Juga penggunaan teaching materials berbasis web dan hypermedia, multimedia CD-ROM atau web sites, forum diskusi, perangkat lunak kolaboratif, e-mail, blogs, wikis, computer aided assessment, animasi pendidikan, simulasi, permainan, perangkat lunak manajemen pembelajaran, electronic voting systems, dan lain-lain. Juga dapat berupa kombinasi dari penggunaan media yang berbeda [Thomas Toth, 2003; Athabasca University, Wikipedia]. Definisi e-learning dari Wikipedia bahasa Indonesia: Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan elearning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu lagi duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa E-learning adalah sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar.

2.2 Sejarah E-learning E-learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illionis di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction) dan komputer bernama PLATO. Sejak saat itu,

perkembangan e-learning berkembang sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi. Berikut perkembangan e-learning dari masa ke masa : * Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi elearning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan Audio) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi. * Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara masal. * Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, IEEE LOM, ARIADNE, dsb. * Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar dan berukuran kecil.

2.3 Manfaat Elearning Epistemologi konstruktivisme dari pembelajaran adalah berdasarkan pada asumsi bahwa pembelajar terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Melalui pengalaman langsung tersebut maka pembelajar akan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi yang dipelajari dan tidak hanya sekedar mengetahui apa yang dipelajarinya. Perkembangan konstruktivisme didorong dan didukung oleh perkembangan teknologi informasi dan teknologi (TIK) yang sangat pesat. E-learning, merupakan salah satu bentuk dari pembelajaran yang menggunakan epistemologi konstruktivisme. Melalui e-learning pembelajar dapat terlibat dalam proses belajar secara mandiri (computer mediated learning) maupun secara terbimbing (computer assisted learning). Peranan e-learning dalam meningkatkan efektifitas belajar tidak dapat dilepaskan dari konteks pengertian belajar yang efektif (baik menggunakan awalan e ataupun tidak). Belajar bukan hanya sekedar transfer informasi dari sumber belajar kepada pembelajar, tetapi harus menghasilkan perubahan yang terjadi akibat dari pengalaman (Gage, 1984). Belajar yang efektif mempunyai kriteria sebagai berikut : melibatkan pembelajar dalam proses belajar. mendorong munculnya ketrampilan untuk belajar mandiri (learning how to learn) meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pembelajar. memberi motivasi untuk belajar lebih lanjut. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam perancangan e-learning adalah : e-Learning is fundamentally about learning and not about technology. Strategic development of e-learning should be based on the needs and demands of learners and the quality of their educational experience. (Joint SFEFC/SHEFC e-Learning Group: Final Report 2003)

Itulah sebabnya perancangan e-learning harus berlandaskan kepada konsep pembelajaran, sedangkan teknologinya sendiri merupakan supporting-agent yang berfungsi untuk mempermudah penyampaian materi.

Peranan e-learning dalam meningkatkan efektifitas belajar tidak dapat dilepaskan dari konteks pengertian belajar yang efektif (baik menggunakan awalan e ataupun tidak). Belajar bukan hanya sekedar transfer informasi dari sumber belajar kepada pembelajar, tetapi harus menghasilkan perubahan yang terjadi akibat dari pengalaman (Gage, 1984).

E-Learning dapat memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai : 1. Suplemen (Tambahan) E-learning dapat berfungsi sebagai suplemen terhadap materi pembelajaran di sekolah, sehingga peserta didik dapat mendapatkan pengayaan materi. Dalam hal ini peserta didik memiliki kebebasan untuk memilih apakah akan memanfaatkan e-learning atau tidak.

2. Komplemen (Pelengkap) E-learning berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas (Lewis, 2002). Sebagai komplemen maka materi e-learning diprogramkan sebagai enhancement (pengayaan) dan remedial bagi peserta peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.

a. Materi pembelajaran elektronik sebagai enhancement. Peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai materi pembelajaran yang disampaikan guru dikelas (fast learners) dapat mengakses materi e-learning untuk memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran yang disajikan guru di kelas. Peserta didik dapat pula memanfaatkan materi e-learning untuk akselerasi (percepatan) belajar.

b. Materi pembelajaran elektronik sebagai program remedial. Untuk peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran di kelas (slow learners), diberikan materi e-learning untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi pembelajaran dan mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan.

3. Substitusi (Pengganti) E-learning sebagai substitusi belum terbiasa dilakukan di Indonesia, namun beberapa perguruan tinggi di Amerika dan Eropa memberikan beberapa alternatif kegiatan pembelajaran, yaitu : (1) sepenuhnya tatap muka (konvesional), (2) sebagian tatap muka dan sebagian melalui internet dan (3) sepenuhnya melalui internet. Bahkan pada beberapa tahun terakhir home schooling menjadi alternatif pembelajaran bagi K-12.

2.4 Plus Minus E-learning

Seperti sebagaimana yang disebutkan di atas, e-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh "contents writer", designer elearning dan pemrogram komputer.

Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah : 1. melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir 2. mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya 3. mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi secara langsung dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning ini. Inilah yang menjadi ciri khas dan kekurangan e-learning. Keunggulan e-learning E-learning dapat dengan cepat diterima dan kemudian diadopsi adalah karena memiliki kelebihan/keunggulan sebagai berikut (Effendi, 2005) : a. Pengurangan biaya. b. Fleksibilitas. Dapat belajar kapan dan dimana saja, selama terhubung dengan internet. c. Personalisasi. Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan belajar mereka. d. Standarisasi. Dengan e-learning mengatasi adanya perbedaan yang berasal dari guru, seperti : cara mengajarnya, materi dan penguasaan materi yang berbeda, sehingga memberikan standar kualitas yang lebih konsisten. e. Efektivitas. Suatu studi oleh J.D Fletcher menunjukkan bahwa tingkat retensi dan aplikasi dari pelajaran melalui metode e-learning meningkat sebanyak 25 % dibandingkan pelatihan yang menggunakan cara tradisional. f. Kecepatan. Kecepatan distribusi materi pelajaran akan meningkat, karena pelajaran tersebut dapat dengan cepat disampaikan melalui internet.

2.5 Bagian-Bagian Pada Sistem E-Learning (Stakeholders) a. Student Siswa adalah konsumen e-learning. Dalam konteks pendidikan tinggi, mereka adalah mahasiswa sarjana atau pascasarjana terdaftar di universitas atau perguruan tinggi.

b. Instructor Dalam e-learning, seperti dalam pembelajaran ruang kelas tradisional, instruktur memandu pengalaman pendidikan siswa. Tergantung pada modus e-learning pengiriman, instruktur mungkin atau mungkin tidak memiliki tatap muka interaksi dengan siswa mereka. c. Institution Lembaga pendidikan, dalam konteks pendidikan tinggi, termasuk perguruan tinggi dan universitas. Selain daftar tradisional lembaga postsecondary, kenaikan popularitas elearning telah mengarah pada penciptaan baru, lembaga pendidikan hanya online. Lembaga pendidikan mengintegrasikan teknologi ke dalam kelas untuk memfasilitasi pengiriman kuliah dan menciptakan peluang baru teknologi pembelajaran dimediasi bagi siswa. Mereka menyediakan pembelajaran jarak jauh, termasuk e-learning, untuk menciptakan akses ke kolam yang lebih besar dari siswa. Seperti e-learning menjadi lebih luas diterima dan kursus lebih banyak ditawarkan secara online, batas-batas geografis antara lembaga dan mahasiswa akan dihapus (Young, 2001). d. Content Provider Dalam konteks pendidikan tinggi, konten online saja dapat dibuat dengan instruktur atau diperoleh dari sumber eksternal. Pertumbuhan e-learning telah menciptakan pasar untuk dikomersialisasikan pencipta konten pendidikan, khususnya

untuk kursus pengantar yang ditawarkan lebih konsisten di beberapa institusi. Apakah penyedia konten adalah instruktur atau sumber eksternal, motivasi mereka adalah untuk menyediakan modul konten yang akan menghasilkan pembelajaran yang efektif. Penyedia konten Komersial termotivasi oleh keuntungan untuk mengembangkan modul konten yang cukup fleksibel untuk dengan mudah digunakan di seluruh institusi dengan upaya adaptasi yang minimal. e. Technologi Provider Penyedia teknologi mengembangkan teknologi yang memungkinkan pengiriman elearning. Kategori ini terdiri dari berbagai layanan, dari fasilitasi jarak individu belajar kursus, untuk menyelesaikan Learning Management Systems (LMS) yang disediakan oleh perusahaan seperti Blackboard.

Mirip dengan penyedia konten, penyedia teknologi termotivasi untuk memberikan lingkungan belajar yang akan menghasilkan pembelajaran yang efektif bagi siswa. f. Accreditation Body Badan akreditasi, organisasi yang menilai kualitas penawaran lembaga pendidikan. Lembaga-lembaga yang memenuhi persyaratan minimum akan terakreditasi.

Karena proporsi pendidikan disampaikan dengan cara elektronik tumbuh, maka semakin penting untuk badan akreditasi untuk mencakup e-learning dalam standar mereka. Mengabaikan untuk melakukannya akan membatasi relevansi akreditasi mereka karena hanya akan relevan dengan komponen pendidikan tradisional dari penawaran lembaga pendidikan. g. Employers Pengusaha, dalam konteks ini, adalah organisasi-organisasi yang berpotensi akan mempekerjakan lulusan dari institusi pendidikan tinggi. Seringkali, ada kecenderungan majikan untuk melihat pendidikan online dari lembaga-lembaga tradisional terkemuka dalam cahaya yang lebih positif, namun penerimaan derajat online secara umum meningkat (Chaney, 2002). Ini adalah tren positif untuk e-learning pada umumnya dan bagi lembaga pendidikan yang sepenuhnya online pada khususnya.

Pengusaha semakin termotivasi untuk mempertimbangkan e-learning sebagai alternatif pendidikan tinggi. Menyangkal nilai e-learning akan membatasi karyawan potensial. Ini juga akan membatasi ketersediaan kursus dan kegiatan pengembangan profesional karyawan mereka karena banyak siswa melanjutkan pendidikan tinggi dengan tujuan untuk memulai atau memajukan karir mereka, kurangnya dukungan untuk e-learning oleh majikan dapat mencegah karyawan dari mengejar kursus mereka melalui sarana elektronik, sehingga membatasi peluang mereka.

2.6 Kendala-kendala e-learning Kendala atau hambatan dalam penyelenggaraan e-learning, yaitu (Effendi, 2005) : a. Investasi. Walaupun e-learning pada akhirnya dapat menghemat biaya pendidikan, akan tetapi memerlukan investasi yang sangat besar pada permulaannya.

b. Budaya. Pemanfaatan e-learning membutuhkan budaya belajar mandiri dan kebiasaan untuk belajar atau mengikuti pembelajaran melalui komputer. c. Teknologi dan infrastruktur. E-learning membutuhkan perangkat komputer, jaringan handal, dan teknologi yang tepat. d. Desain materi. Penyampaian materi melalui e-learning perlu dikemas dalam bentuk yang learner-centric. Saat ini masih sangat sedikit instructional designer yang berpengalaman dalam membuat suatu paket pelajaran e-learning yang memadai.

2.7 Syarat-Syarat E-learning Menurut Newsletter of ODLQC, 2001 (dalam Siahaan) syarat-syarat kegiatan pembelajaran elektronik (e-learning) adalah : a. Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan dalam hal ini internet. b. Tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya CD-ROM atau bahan cetak. c. Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami kesulitan. d. Adanya lembaga yang menyelenggarakan/mengelola kegiatan e-learning. e. Adanya sikap positif pendidik dan tenaga kependidikan terhadap teknologi komputer dan internet. f. Adanya rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui oleh setiap peserta belajar. g. Adanya sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta belajar. h. Adanya mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara. Selain itu dalam Sembel, 2004, hal-hal yang perlu ada untuk menghidupkan elearning adalah : a. Subject Matter Expert (SME), merupakan nara sumber dari pembelajaran yang disampaikan.

10

b. Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi e-learning dengan memasukkan metode pengajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah, dan lebih menarik untuk dipelajari. c. Graphic Designer (GD), bertugas untuk mengubah materi teks menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif, dan menarik untuk dipelajari. d. Learning Management System (LMS), bertugas mengelola sistem di website yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya, serta hal lain yang berhubungan dengan pembelajaran, seperti tugas, nilai, dan peringkat ketercapaian belajar siswa.

11

Table 2: E-Learning Stakeholders Responsibility Matrix*

Wagner, N., Hassanein, K., & Head, M. (2008). Who is responsible for E-Learning Success in Higher Education? A Stakeholders' Analysis. Educational Technology & Society, 11 (3), 26-36.

12

2.8 Teknologi Elearning Dalam beberapa tahun terakhir sejumlah platform e-learning dikembangkan. Semuanya menyajikan solusi yang berbeda untuk model pelajaran baru. Namun sebuah pertanyaan harus ditanyakan: "Bagaimana kita akan menilai dan membandingkan dan berdasarkan kriteria apa kita memilih platform e-learning yang baik?

Karakteristik yang harus dianalisa dan dibandingkan dalam proses pemilihan platform elearning harus berasal dari aspek fungsi dan bagaimana elearning bisa berguna dalam berbagai komunitas dengan kondisi sosial budaya yang berbeda. Sebuah analisis sistem yang sederhana tidak cukup. Penting untuk memahami apa prinsip telah menyebabkan pencipta sistem, dan bagaimana hal itu akan dilaksanakan dalam model pembelajaran yang ada. Jadi, analisis juga harus dilakukan dari aspek pedagogis. Berikut ini adalah hasil perbandingan tiga platform e-learning yang paling populer (Claroline 1.5.3, CourseWork, dan WebCT 4.0) dengan Virtual Classroom (VirtualCR) yang dikembangkan di Sekolah Tinggi Politeknik di Subotica. Perbandingan ini didasarkan pada aspek pedagogis dan teknis. Kecenderungan modern dalam pendidikan dijelaskan secara baik dalam penelitian dari Piaget dan Bruner: agar pembelajaran sukses adalah penting untuk memberikan pembelajaran mandiri, motivasi diri, pengujian diri, kontak langsung dan dialog aktif dengan instruktur. Selain itu, ada permintaan untuk partisipasi aktif dalam proses pemecahan masalah, dan membuat pendapat sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berikut: Otonomi Mahasiswa Mendesak siswa untuk mengambil inisiatif Aktif komunikasi antara peserta Konstan umpan balik Memilih isi pembelajaran "bagus dan menarik" bagi siswa Mengatur isi dalam bentuk spiral, sehingga siswa selalu dapat menambahkan pengetahuan baru setiap saat.

13

Aspek Teknis Perbandingan Solusi terbaik harus diwujudkan dalam multi-lapisan hirarki dan harus menjadi aplikasi berbasis web Tidak memiliki instalasi perangkat lunak tambahan pada komputer klien Tidak menuntut pengetahuan yang tinggi dalam informatika dari pengguna Dapat di komputer rata-rata Kompatibilitas dengan standar yang ada Materi kuliah, ujian, kelompok dll dapat digunakan kembali Dapat melakukan pilihan pencarian Memiliki akses mudah dan cepat terhadap isi Cepat dan mudah menambah dan mengubah isi Biaya pembuatan dan pemeliharaan rendah

Perbandingan ini empat platform e-learning dilakukan dalam 7 bagian: "alat komunikasi", "alat produktivitas", "Bergabung dengan kelompok dan alat untuk menghidupkan", "Administrasi alat", "Presentasi alat dan kuliah distribusi", " persyaratan Perangkat Lunak ", dan " Harga ".

Hasil Perbandingan : Salah satu faktor paling penting dalam proses belajar siswa dan motivasi adalah komunikasi. Para peserta dalam proses belajar tidak dapat dipisahkan. WebCT platform yang memiliki jumlah terbesar dari alat komunikasi. WebCT memiliki pilihan untuk komunikasi asinkron dan sinkron. Tugas kursus dari komunikasi hanya mendukung email dan file sharing. Tidak satupun dari sistem pendukung layanan video. Para WebCT juga memiliki suplemen yang paling tepat dan paling kaya. Hanya ini yang dilengkapi sistem on-line bantuan dan ceramah singkat tentang menggunakan WebCT untuk instruktur dan siswa. Dalam sistem ini kita dapat melakukan pencarian paling lengkap. Ini memiliki paling banyak peran, pengaturan keamanan terbaik dan administrasi termudah.

14

Seperti tawaran serbaguna pilihan dan layanan terhubung dengan fakta bahwa WebCT bukan produk open source seperti Claroline dan kursus. Lisensi dan harga dukungan tidak ekonomis kecuali jumlah siswa kurang dari 10000.

Tak satu pun dari empat sistem mendukung standar SCORM, dan mereka tidak mengikuti standar aktual untuk e-learning platform (IEEE P1484.1 LTSA - Draft Standar untuk Belajar Teknologi - Belajar Teknologi Arsitektur Sistem).

Kesimpulan dari perbandingan Claroline 1.5.3, CourseWork, WebCT 4.0 dan Virtual Classroom (VirtualCR)

Sebagai kesimpulan, kita dapat dikatakan bahwa kualitas paling lengkap dan terbaik elearning adalah platform WebCT.

2.9 Evaluasi E-Learning Evolution of Distance Learning Present e-Learning Past Distance Learning Definition Any approaches to education delivery that replace the sametime, same-place, and facetoface environment of a traditional classroom (i.e., correspondence teaching; multimedia distance teaching) The most recent evolution of distance learning that creates, fosters, delivers, and facilitates learning, anytime and anywhere, with the use of interactive network technologies (i.e., Elearning) Focus on learning: learner based Constructive, collaborative, and cognitive information processing of learning Individual differences in the learning process; learning as a social process Interactions between instructor and learner, and among learners Asynchronous/synchronous or real-time (e.g., chat forum, instant messaging, video conferencing) interaction

Paradigm in education Focus on teaching: lesson based Objectivist model of learning in which learners are passive A series of lectures for efficient transfer of knowledge from instructor to learner Lack of direct interaction Interaction between the teacher and the learner Asynchronous interaction

15

Technology

Written or printed materials, broadcast media, audio/ videotapes, telephone, and CAI/ CBT with stand-alone computers

All electronic media, especially, network technologies such as the Internet, intranets, and extranets

Berdasarkan studi oleh Hill, Lomas, and MacGregor (2003), kualitas pendukung bagi pengajar dan mahasiswa adalah faktor yang paling berpengaruh dalam memperoleh kualitas pendidikan. Laudon and Laudon (1998)mengiedentifikasi faktor-faktor kritis demi suksesnya implementasi elearning yaitu : support dari manajemen, partisipasi user, derajat kompleksitas dan resiko penerapan teknologi baru, dan keberhasilan manajemen proyek dalam proses implementasi elearning. Le Blanc and Wands (2001) mengelompokkan critical success factor penerapan e-learning dalam 3 kelompok : Organisas, Umum, dan Cognitive. Faktor Organizational termasuk Technical infrastructure, Clearly defined change leadership strategy, dan Management support for training Faktor Umum termasuk Adult learning principles, Clearly defined learning outcomes, Pretest option, Clearly defined learning pathways, and Assessment Faktor Cognitive termasuk Access to useful help facilities User control of screen information Simple user interface Access to presentation of complex information Appropriate use of multimedia Avoidance of redundant information

16

Terdapat beberapa penelitian yang menghasilkan tantangan dalam penerpan elearning. Alexander and McKenzie (1998) melaporkan bahwa Elearning akan gagal karena alasan berikut : o o o o o o Terlalu ambisius mengejar tujuan yang diinginkan tanpa mempertimbangkan anggaran dan waktu yang tersedia. Memanfaatkan teknologi informasi milik sendiri, tanpa merencanakan design pembelajaran dengan baik. Tidak melakukan perubahan dalam penugasan pembelajaran yang sesuai dengan hasil yang diinginkan untuk masing-masing materi. Melakusanakan pengembangan software tanpa design yang matang. Gagal menyiapkan siswa/mahasiswa untuk berpartisipasi dalam pengalaman belajar seperti bekerja dalam grup, bekerja mandiri, dll. Gagal dalam mengelola hak cipta materi.

Kriteria yang dinilai dari kesiapan penerapan elearning : Isi Program Accessibility halaman web Partisipasi dan keterlibatan peserta didik Keamanan dan dukungan Web site security Komitmen institusi Interactive learning environment Kompetensi Pengajar Presentasi dan design

17

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan Sebelum menerapkan elearning, sebaiknya sebuah institusi memahami benar apa kelebihan dan kelemahan elearning, stakeholder/pihak-pihak yang berkepentingan dalam penerapan elearning, meneliti faktor-faktor yang menjadi kunci pokok keberhasilan dan kegagalan penerapan elearning, sehingga dapam proses implementasi elearning, resiko kegagalan dapat dihindari. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menilai kesiapan sebuah institusi melaksanakan elearning yaitu : Komitmen dan dukungan dari pihak manajemen Kesiapan instruktur dan peserta didik, baik dalam hal penggunaan teknologi informasi maupun teknis pembelajaran mandiri dan jarak jauh. Kesiapan infrastruktur (sarana dan prasarana) dalam menyelenggarakan elearning.

18

DAFTAR PUSTAKA

Pinter, Robert and Dragica Radosav. Comparison of E-Learning Platforms. Polytechnical Engineering College, Subotica, Serbia and Montenegro. Wagner, N., Hassanein, K., & Head, M. (2008). Who is responsible for E-Learning Success in Higher Education? A Stakeholders' Analysis. Educational Technology & Society, 11 (3), 26-36. Chai Lee Goi and Poh Yen Ng. E-learning in Malaysia: Success Factors in Implementing E-learning Program. Curtin University of Technology. http://wwwe-learningtp0406.blogspot.com/2008/05/penerapan-e-learning-dalam pembelajaran.html

19

LAMPIRAN
PERBANDINGAN BEBERAPA PALTFORM E-LEARNING 3.1 Communication Tools
The discussions can be sorted according to the date of Creation NA The discussions can be sorted according to the date of creation and title. The instructor can determine the level of involvement: reading, writing or adding anonymous posts. The instruktor can create separate environments specifically for small groups. The posts may include attachments and URL. The system uses external forum. Students can upload files to the shared folders Students can check their tasks, and download the syllabus and curricula Students can check their tasks, and upload files to the shared folders The system does not support the file exchange Students must have external e-mail Instructor can have internal, but the users must have external e-mail Students can use all options of the internal e-mail: check their tasks, and upload files to the shared folders Students must have external e-mail None None Students can write comments on every page. Later, those comments can be printed with the contents. None Simply chat system, no private messages. Every activity is logged. None Chat public and with private messages. Every activity is logged. There can be 4 simultaneous discussion groups. External chat servers are available None None None None None None Yes None

Forum Cleroline CourseWork WebCT 4.0 CE

VirtualCR File exchange Cleroline CourseWork WebCT 4.0 CE VirtualCR Internal e-mail Cleroline CourseWork WebCT 4.0 CE VirtualCR Online comments Cleroline CourseWork WebCT 4.0 CE VirtualCR Real-time chat Cleroline CourseWork WebCT 4.0 CE VirtualCR Video service Cleroline CourseWork WebCT 4.0 CE VirtualCR Message board Cleroline CourseWork WebCT 4.0 CE VirtualCR

20

3.2

Productivity Tools
None None The students can place bookmarks None

Bookmarks Cleroline CourseWork WebCT 4.0 CE VirtualCR

Calendar and progress watch Cleroline The instructor can place events and notifications into the online calendar. Students do not have their own calendar. CourseWork Students have their own calendars. The instructor can place events and notifications into the online calendar of the course. The students can see their test results, and compare it with the group result. Every student has his (or her) own home page, containing the list of all the courses that he (or she) participates in. WebCT 4.0 CE The instructor and the students can write into online calendar. Students can see their own test results. VirtualCR Students can see their own test results. Help Cleroline CourseWork WebCT 4.0 CE VirtualCR The system has its own guide for teachers and for students. It can be downloaded. No online help is available. System has a guide, online help and a collection of frequently asked questions (FAQ) The system has online help and a basic training course. NA

Searching in the course Cleroline None CourseWork None WebCT 4.0 CE Students can search in lectures, e-mails, and notifications at forum and in the comments. VirtualCR NA Offline mode and synchronization Cleroline None CourseWork None WebCT 4.0 CE Students can download the curricula in normal or in printer friendly format. Students can download the curricula. VirtualCR

21

3.3

"Joining the Group" and Tools for Animating


The instructor is the one who forms the groups. Every group can have its own forum and file exchange system which cannot be seen by the members of some other group. None The instructor or the system (randomly) forms the groups. The group has its own forum and shared folder. There are no different groups The instructor is the one who can create a test to be used by the students. The system has the following questioning options: True/False questions, multiple choice with one correct answer, multiple choice with more than one correct answer. Some additional information created by the instructor can be presented. The instructor can create the test, which will be used by the students. The test can be done more than once. System checks the answers and presents the result with or without some additional explanations and with links to the lectures in which the current problem is described in details. The instructor can create the test, which will be used by the students. The system checks the answers and presents the result with or without some additional explanations from the instructor. The equation editor can be used to write some mathematical formulas. The system creates different tests for every student randomly. Questioning options: multiple choice test with one correct answer. None None Students can create online clubs or groups. None

Group's work Cleroline

CourseWork WebCT 4.0 CE VirtualCR Self-testing Cleroline

CourseWork

WebCT 4.0 CE

VirtualCR

Community Cleroline CourseWork WebCT 4.0 CE VirtualCR

Student's portfolio Cleroline Every student has their public folder, which is used to present the finished projects. CourseWork None WebCT 4.0 CE Students can create their own home page. None VirtualCR

22

3.4

Administration Tools
The instructor can set the course to be private or public. The private courses can be accessed only with a valid username and password. The system offers option for saving password, and securing the sessions with MD5 encryption algorithm. The instructor can set the course to be private or public. The private courses can be accessed only with a valid username and password. The authentication is done with Cerberus protocol. The system offers option for saving and changing the password. The instructor can set the course to be private or public. The private courses can be accessed only with a valid username and password. Access restriction also can be done by the users IP address. The authentication can be secured with SSL algorithm. The system offers option for saving the password and to use the Cerberus protocol. The courses can be accessed only with a valid username and password. The system offers the MD5 encryption algorithm for the data security.

Authentication Cleroline

CourseWork

WebCT 4.0 CE

VirtualCR

Levels of authentication Cleroline User and administrator. CourseWork The system administrator can create different access privileges for different groups, for example: instructor, student, assistant, guest, administrator etc. WebCT 4.0 CE Same as Coursework's User and administrator. VirtualCR

3.5

Presentation Tools and Lectures Distribution


Types of questions: multiple choice with one correct answer, more the one correct answer; comparison, fill-in. The question may contain pictures. The instructor can make the test or it can be created with random method by the system. The system corrects the test automatically. The same as Cleroline. The differences are: the question can contain video and sound files, and the instructor can set the date and time when the test can be accessed. The same as the first two, plus the following difference: the question also can be a True/False and a short assay type. The instructor can set the tests duration time, and can use the IP address to restrict or allow access. Using the Mathematics Markup Language equation editor the test can contain mathematical symbols. Types of questions: multiple choice - one answer correct. The test is created randomly by the system. The system

Self-testing Cleroline

CourseWork

WebCT 4.0 CE

VirtualCR

23

corrects the test automatically. The questions can contain only plain text. Student's watch Cleroline CourseWork WebCT 4.0 CE The instructor can have a report of how many users have accessed the lectures None In the report the instructor can see for each student when the test was accessed, how many times he had tried to pass, which lecture was accessed etc. The report also contains the student's activity time on the curriculum and on the forum. In the report, the instructor can see for every student when he tried the exam, and the result of the test.

VirtualCR

3.6

Software Requirements

Software requirements Cleroline Every browser is supported. CourseWork Internet Explorer (IE) 5.x and Netscape(NS) 4.7+ WebCT 4.0 CE IE 5.1+, NS 4,76+, AOL 7.0+, running Java Scripts are required VirtualCR Every browser is supported. Database Cleroline CourseWork WebCT 4.0 CE VirtualCR Server software Cleroline CourseWork WebCT 4.0 CE VirtualCR Server OS Cleroline CourseWork WebCT 4.0 CE VirtualCR Windows server Cleroline CourseWork WebCT 4.0 CE VirtualCR MySQL Oracle 8+, PostGreSQL NA MySQL PHP 4.x, MySQL, Apache Java Servelet engine (TomCat), Java-run environment, Apache, DTL (HTML templating language) Perl 5.x Apache PHP 4.x, MySQL, Apache System runs on every Unix Sun Solaris 8 Red Hat Linux 7.3 System runs on every Unix System runs on IIS NA Windows 2000 Server SP3 NA

24

3.7

Price
Open source, www.icampus.ucl.ac.be/CLARO01/ Open Source Must pay a license (3000 students) Open Source 1.6 3.2 4.0 1.0

Price Cleroline CourseWork WebCT 4.0 CE VirtualCR Versions Cleroline CourseWork WebCT 4.0 CE VirtualCR

25

Você também pode gostar