Você está na página 1de 34

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny.

P LANSIA DENGAN REUMATOID GOUT, DI BANGUN REJO RT 48/10 YOGYAKARTA

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Profesi Ners Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UGM Stase Keperawatan Keluarga

Disusun oleh : ARINA SOFIA YARLIS 06/195318/KU/11814

P R O G R A M S T UD I I L M U K E P E RA W A TA N FA K UL T A S K E D O K T E R A N UG M Y O G YA K A R T A 2011

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA LANSIA PADA Ny. D DENGAN REUMATOID GOUT

Nama mahasiswa Tempat praktek Tanggal pengakajian I.

: Arina Sofia Yarlis : Desa Bangun Rejo, Yogyakarta : 23 Maret 2011

Pengkajian Keperawatan

A. Data keluarga 1. Identitas Pasien b. c. d. e. f. g. h. i. j. Nama Umur Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Agama Suku Status Perkawinan Alamat Yogyakarta 2. Struktur Keluarga
No 1. 2. 3. 4. Nama Tn, A Ny. P Ny. D Ny. P Umur 48 62 61 45 JK L P P P Hub dgn klien Menantu Anak Anak Anak Pendidika n SD SLTP SLTP SLTP Pekerjaan Montir Pedagang/wiraswasta IRT IRT Keterangan

: Ny. P : 83 th : Perempuan : Tidak sekolah :: Islam : Jawa : Kawin : Bangunrejo, RT48/10

3. Tipe keluarga Keluarga Ny.P I merupakan keluarga inti yang terdiri dari Ny. P I dan anak bungsu dan menantunya 4. Genogram :

Ket : : Laki-laki : Perempuan : Klien


= meninggal

5. Hubungan anggota keluarga

Hubungan antara anggota keluarga satu sama lain cukup baik, keluarga sering berkumpul bersama, misalnya saat menonton tv. Tapi saat pengkajian menantu dan anak bungsu yang tinggal serumah tidak dirumah, anak bekerja di Jakarta dan Menantu bekerja diluar kota. Keluarga mengguanakan bahasa Indonesia dan Jawa dalam berinteraksi

6. Anggota keluarga yang berpengaruh dalam mengambil keputusan Anggota keluarga Ny. PI yang berpengaruh mengambil keputusan adalah anak PI yang pertama yang tinggal disebelah rumah Ny. PI tetapi setelah dibicarakan bersama-sama dengan anggota keluarga yang berkaitan dengan masalah. 7. Kebiasaan anggota keluarga sehari-hari
a. Makan : Keluarga Ny. PI makan 3x/ hari, dengan beragam makanan, terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah. Keluarga mempunyai pantangan terutama yang berkaitan dengan penyakit hipertensi dan asam urat seperti mengurangi garam, mengurangi konsumsi sayur bayam kubis, jeroan, otak dll. b. Minum : Keluarga Ny. PI dalam hal pengolahan minum dengan cara dimasak terlebih dulu dan banyak minum air putih. c. Cara mengolah makan : dalam hal pengolahan bahan makanan dengan dipotong terlebih dahulu baru di masak d. Cara penyajian : masakan yang telah matang disajikan dalam keadaan tertutup e. Pola aktifitas dan istirahat : Ny. PI masih dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri namun terkadang merasa kelelahan karena sudah tua. f. Pola eliminasi : Anggota keluarga Ny. PI tidak memiliki keluhan yang berkaitan dengan bak ataupun bab. g. Rekreasi : Keluarga Ny. PI tidak mempunyai kebiasaan rekreasi secara teratur, hanya saja setiap hari Ny. PI ke rumah tetangga untuk menonton TV bersama. h. Pemanfaatan waktu senggang : Waktu senggang dalam keluarga Ny. PI

Kamar Tidur

dapur

Ruang makan Kamar tidur i. dimanfaatkan dengan menonton tv atau mengobrol dengan tetangga di lingkungan rumah mereka Hygiene perorangan : Untuk kebersihan diri, setiap anggota keluarga mandi 2x/ hari, sikat gigi 2x/ harl, cuci rambut 2-3x/ minggu, dan menurut pengamatan, keadaan kuku pendek dan bersih B. FAKTOR SOSIAL, EKONOMI dan BUDAYA 1.Penghasilan : Dalam keluarga Ny. PI yang bekerja adalah anak dan menantunya. Ny. PI penghasilan didapat dari anak-anaknya dan Ny. Pi mengatur sendiri kebutuhan sehari-hari. 2.Hubungan keluarga dengan masyarakat : Menurut pengamatan, hubungan keluarga dengan lingkungan sekitar sangat baik, keluarga terlihat sering berinteraksi dengan warga sekitar. Ny. PI juga aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan di lingkungannya dan mengikuti posyandu lansia. C. FAKTOR RUMAH dan LINGKUNGAN 1.Rumah : Tipe rumah permanen berlantai plesteran, dan beratap genteng. Jumlah jendela cukup, sehingga cahaya dapat masuk ke dalam ruangan. Keadaan ruangan cukup rapi, meski kadang terlihat banyaknya pakaian yang belum dirapikan, sekat antar ruang berupa triplek. Denah rumah

2.Sampah : Keluarga Ny. PI tidak memiliki tempat pembuanngan sampah pribadi, sampah rumah tangga dibuang dan ditumpuk di tempat yang telah disepakati oleh warga di lingkunngan rumah Ny. PIuntuk kemudian dibakar jika telah banyak 3.Sumber air minum : Sumber air minum keluarga Ny. PI berupa sumur gali, dimana air minum dan air untuk kebutuhan sehari-hari diambil dari sana dan merupakan kamar mandi umum 4.Jamban keluarga : Ny. PI memiliki jamban untuk WC bersama 5.Pembuangan SPAL : Air limbah rumah tangga dibuang melalui sumur peresapan yang berada di belakang rumah 6.Halaman rumah : rumah Ny. PI tidak memiliki halaman dan halaman untuk jalan umum. 7.Lingkungan rumah : Warga sekitar rumah Ny. PI sebagian besar berkerja sebagai pedagang. Akan tetapi sifat bergotong royong masih terlihat di sana. 8.Fasilitas : Keluarga biasa menggunakan sumber pelayanan Puskesmas terdekat. Selain itu pula keluarga juga menggunakan pengobatan tradisional / alternatif seperti minum jamu a. Jarak untuk pelayanan kesehatan terdekat Puskesmas Posyandu lansia: 1 m b.Fasilitas sosial Masjid : 50 m : 4 km

D. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA 1.Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga Ny. PI yaitu tahap Keluarga dengan lansia

2.Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Tugas perkembangan pada keluarga Ny. PI, keluarga dengan lansia. Ny.PI terkadang kesepian karena anak-anaknya bekerja, tapi Ny. P I memaklumi keadaan tersebut E. STRUKTUR KELUARGA 1.Pola komunikasi : Keluarga Ny. PI menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia dalam kesehariannya 2.Struktur kekuatan keluarga : Pengambil keputusan dalam keluarga adalah anak-anaknya akan tetapi setelah melalui pembicaraan dengan Ny. PI dan anggota keluarga yang lain 3.Struktur peran : Ny. PI berperan sebagai ibu, nenek dan buyut. 4.Nilai dan norma keluarga : Tanggapan keluarga cukup baik terhadap pelayanan kesehatan terbukti mereka memeriksakan diri ke Puskesmas atau posyandu lansia. Tidak ada norma atau nilai dalam keluarga yang bertentangan dengan kesehatan.

F. FUNGSI KELUARGA 1.Fungsi afektif : Ny. PI menyatakan hubungan antar anggota sayang 2.Fungsi sosial : Hubungan antara anggota keluarga hangat, anggota keluarga juga dengan mudah dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan tidak ada perilaku yang menyimpang dari masing-masing anggota keluarga 3.Fungsi perawatan kesehatan : Kemampuan keluarga mengenal masalah Keluarga telah mengenal masalah tentang asam urat. dalam keluarga baik karena selalu mempertahankan komunikasi, perhatian dan kasih

Ny. PI menyatakan saya menderita asam urat dan sudah diberitahu dokter makanan yang sebaiknya tidak boleh dimakan atau dapat menyebabkan asam urat, akan tetapi masih belum mengerti benar. Kemampuan keluarga mengambil keputusan Keluarga sudah mampu mengambil keputusan terbukti jika ada anggota keluarga yang sakit keluarga segera mengambil keputusan untuk berobat. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Ny. PI menyatakan tidak banyak mengetahui tentang asam urat sehingga tidak tau bagaimana cara perawatannya sehingga penyakit asam uratnya sering sekali kambuh
Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah Rumah terlihat cukup rapi dan bersih Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan Ny. PI menyatakan jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya dibawa ke Puskesmas. 4.Fungsi reproduksi : Keluarga NY. PI memiliki 3 orang anak dan mereka sudah memiliki keluarga semua. 5.Fungsi ekonomi : Dalam hal pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan papan dapat terpenuhi pada keluarga Ny. PI. Anggota keluarga Ny. PI memeriksakan diri ke Puskesmas atau Posyandu lansia dan memiliki kartu jamkesmas. G. STRES dan FUNGSI KELUARGA 1.Stres jangka pendek dan panjang : Keluarga tidak memiliki stressor jangka pendek maupun jangka panjang 2.Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap stressor : strategi koping yang digunakan keluarga bersifat konstruktif yaitu dalam menyelesaikan masalah dengan

membicarakannya dengan anggota keluarga yang lain 3.Strategi koping yang digunakan : Komunikasi (musyawarah) merupakan hal yang dilakukan jika keluarga mengalami masalah

H. Riwayat Kesehatan Keluarga 1.Riwayat kesehatan anggota keluarga Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun dan penyakit menular. 2.Riwayat Penyakit a. Keluhan utama: Klien mengatakan sakit seperti kesemutan pada kedua kaki saya dan terasa berat bila berjalan, klien mengatakan kepala pusing dan kaki sering pegelpegel dan kaku-kakutengkuk kaku. b. Riwayat keluhan utama: Ny. P I memiliki penyakit asam urat dan hipertensi. Klien sering mengeluh kesemutan setiap hari dan pegal-pegal pada kaki. c. Riwayat penyakit dahulu: Penyakit lain yang diderita tidak ada. Klien mengatakan dari dulu sampai sekarang menderita penyakit yang sama
3.Riwayat kesehatan mental, psikologis, spiritual : Dalam keluarga tidak ada riwayat gangguan mental, psikologis ataupun spiritual. Keluarga meyakini agamanya dan selalu melaksanakan ibadah secara teratur 4.Tanggapan kesehatan keluarga terbukti terhadap mereka layanan kesehatan diri : ke Tanggapan keluarga cukup baik terhadap pelayanan memeriksakan Puskesmas atau Posyandu lansia

I. Harapan keluarga Ny. PI berharap panjang umur, dan sehat serta melihat anak-anaknya sukses II. Pengkajian 1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan: Klien mengatakan mengerti tentang sehat dan sakit, dan kalau ada anggota keluarga yang sakit biasanya memeriksakan diri ke Puskesmas, RS atau dokter praktek 2. Pola Nutrisi: (Makan dan minum) Klien mengatakan nafsu makan baik, frekuensi makan 3 x sehari, makanan yang dimakan bervariasi, nasi tetap ada, kadang-kadang lauknya tempe dan tahu. Makanan yang dipantang yaitu daging kambing, emping dan daun melinjo. Untuk kebutuhan minum dalam sehari kadang tidak menentu tergantung situasi tapi biasanya habis 6-7 gelas/hari. 3. Pola eliminasi: a. Buang air besar; Buang air besar biasanya sehari sekali, konsistensinya kadang keras kadang lunak dan saat ini tidak ada masalah. b. Buang air kecil; sehari 3 kali kadang-kadang lebih kalau cuaca dingin. Saat pengkajian tidak ada masalah. 4. Pola aktivitas dan latihan Kemampuan Diri Makan/minum Mandi Toileting Berpakaian Mobilitas di tempat tidur Berpindah/berjalan Ambulasi/ROM Keterangan : V V V V V V V Perawatan 0 1 2 3 4

0 : mandiri, 1 : alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total. 5. Pola tidur dan istirahat. Klien mengatakan kebutuhan tidurnya cukup, anaknya mengatakan Ny. P I bangun pada pukul 04.00. Istirahat siang biasanya dilakukan kalau sudah selesai sholat Dzuhur, tapi kadang-kadang juga tidak menentu. 6. Pola perceptual (fisik dan fungsi): Penglihatan : Penglihatan buram mulai berkurang Pendengaran : Pendengaran Ny. P I menurun. Pengecap Sensasi : Masih dapat membedakan rasa antara manis, pahit, asam dan asin. : Masih dapat membedakan panas, dingin, sakit maupun nyeri.

7. Pola persepsi diri: a. Gambaran diri Ny. P I merasa semua bagian tubuhnya baik dan tidak ada kecacatan, sekarang ini ia merasa tubuhnya tidak sesehat dulu lagi karena sudah tua. b. Ideal diri Klien mengatakan selalu berdoa saja semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan dan kemudahan dalam menjalani hidup ini karena semuanya sudah digariskan demikian. c. Harga diri Klien merasa bahwa dirinya masih berguna dan diperlukan oleh keluarganya maupun di masyarakat setempat. d. Identitas diri Klien sudah dapat menerima keadaannya, keluarganya juga selalu memperhatikan kondisinya. e. Peran diri

Klien berperan sebagai nenek keluarga yang diharapkan dalam keluarga dan menjadi panutan dalam keluarga. 8. Pola peran hubungan Di dalam komunikasi sehari-hari klien tidak mengalami hambatan. Dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa dan kadang-kadang bahasa Indonesia. Klien tinggal di rumah bersama menantunya. 9. Pola managemen koping stress Perubahan terbesar dalam hidup pada akhir-akhir ini adalah keadaan semakin tua. Keadaan sakit asam urat dan hipertensi ini diatasi dengan berobat rutin, berdoa, dan ada usaha untuk merawat dirinya di rumah, atau kalau klien sakit ke pelayanan kesehatan biasanya klien meminta bantuan anaknya atau menantunya untuk mengantar ke Puskesmas. 10. Sistem nilai dan keyakinan Klien beragama Islam, berusaha untuk menjalankan sholat dan puasa, akan tetapi kondisi sakitnya maka klien selalu meninggalkan kewajiban tersebut bila kondisinya tidak stabil. Klien juga rajin mengikuti kegiatan keagamaan. III. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan fisik Respirasi : 20 kali/menit Temperatur : 36 C, BB : 50 kg, TB : 150 cm Kepala : rambut sudah beruban, tidak ada kelainan bentuk kepala. Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid Trax : bentuk dada simetris, tidak ada retrasi otot dada, turgor kulit baik. Tingkat kesadaran : kompos mentis TD : 140/70 mmHg Nadi : 80 kali/menit

Abdomen : tidak ada asites, tidak kembung dan tidak ada nteri tekan. Ekstermitas gerak, tongkat. : Simetris, tanpa oedema (-), kekuatan otot 4, tidak ada berjalan keterbatasan menggunakan

2. Pemeriksaan panca indra a. Penglihatan (mata) Bola mata : Simetris. Konjungtiva : tidak anemis Skera : tidak ikterik. Reflek pupil : + Visus : 5/6

b. Pendengaran (telinga) Bentuk telinga : Bentuk daun telinga normal, tidak terdapat tanda-tanda infeksi. Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan. Liang telinga : tidak ada serumen. Ny. P I mengalami penurunan fungsi

pendengaran, tidak menggunakan alat bantu dengar. c. Pengecapan (mulut)


Gigi Ny. PI sudah ada beberapa yang tanggal.


Lidah bersih Sensasi rasa manis, asin, pahit masih baik.

d. Sensasi (kulit) Sensasi nyeri (+), sensasi taktil (+), sensasi suhu (+) Turgor kulit baik

e. Penciuman (hidung) Lubang hidung simetris Septum nasi: lurus Konka : normal Secret : tidak ada

a. ANALISA MASALAH
NO DATA 1. DS: Ny PI mengatakan kaki dan tangannya sering pegal-pegal dan nyeri, klien mengatakan sudah sering merasakan nyeri tapi munculnya kadang-kadang jika kecapaian sakit Data Objektifnya Klien sering memijat-mijat kakinya yang disebutkan sering merasa linu dan sakit. Jika disebutkan mengenai skala nyeri, klien menyebutkan dengan skala nyeri 3-4. 2. Data Subjektif : Klien mengatakan bahwa jika kakinya linu tidak bisa berjalan-jalan jauh. Klien mengatakan tidak bisa kemana-mana dan takut jika Gangguan mobilitas Penurunan kekuatan fisik otot MASALAH Nyeri akut PENYEBAB Agen injuri biologis

akan melakukan aktifitas. ( Nyeri tambah parah) 3. Data Objektif: Data Subjektif 1. Ny. PI mengatakan sudah menderita tekanan darah tinggi dan asam urat 2. Keluarga mengatakan belum mengetahui tentang penyakit hipertensi dan asam urat tidak terlalu mengetahui tentang makanan apa yang harus dihindari. 3.Ny. PI mengeluh kadangkadang sakit kepala, tengkuk sakit, kadang sampai kesemutan kakinya Data Obyektif 1. Penglihatan baik,penden garan baik,sensasi rasa normal,refle k normal 2. TD : 140/70 mmhg N : 80 x/mnt RR: 20 x./mnt S : 36 C Kurang Pengetahuan Kurangnya paparan : Proses Penyakit terhadap informasi dan diit

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS 1. Nyeri biologi akut b/d agen

2. Gangguan movilitas fisik

b/d penurunan kekuatan otot


3. Kurang

Pengetahuan :

Proses Penyakit dan diit b/d Kurangnya paparan terhadap informasi

D.PERENCANAAN
No 1. Diagnosa Keperawatan Nyeri akut b/d agen biologi NOC NIC

Kontrol Nyeri Penatalaksanaan Nyeri Setelah dilakukan asuhan Aktifitas : keperawatan keluarga selama 1. lakukan pengkajian nyeri yang 3x pertemuan diharapkan komprehensive meliputi lokasi , Klien dapat mengontrol nyeri karakteristik, awitan/ durasi, dengan indikator: frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri, dan faktor Dapat mengenali prespitasinya. faktor yang 2. Observasi isyarat ketidaknyamanan berhubungan nonverbal , khususnya pada mereka Dapat mengenali yang tidak mampu durasi nyeri mengkomunikasikannya secara Dapat menggunakan efektif upaya preventif 3. Pastikan pasien telah menerima Dapat menggunakan perawatan analgesik yang diperlukan upaya non analgesik 4. Gunakan strategi terapeutik untuk Dapat menggunakan mengetahui rasa nyeri dan Analgesik sesuai penerimaan pasien dengan nyerinya. dengan kebutuhan 5. Perhatikan budaya pasien dalam Dapat menandai merespon nyerinya tanda untuk tetap 6. Tetapkan bahwa nyerinya tidak berhati-hati mengganggu kualitas hidupnya Dapat melaporkan ( misal : tidur, makan, aktifitas, tanda nyeri pada kognitif, hubungan, dan peran tenaga kesehatan responnya). Dapat menggunakan 7. Informasikan kepada pasien tentang sumber yang tersedia prosedur yang dapat meningkatkan Dapat mengenali nyeri dan tawarkan saran koping gejala dari nyeri 8. Perbaiki salah persepsi tentang Dapat analgesik narkotika/

memberitahukan kontrol nyeri Level Nyeri Setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga selama 3x pertemuan diharapkan Klien dapat mengontrol nyeri dengan indikator Dapat melaporkan nyerinya Dapat melaporkan frekuensi nyeri Dapat melaporkan / menunjukkan lama dari periode nyerinya Dapat menunjukkan ekspresi wajah nyerinya Restlessness

opioid( misalnya, ketergantungan / overdosis) 9. Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum menjadi berat 10. Ajarkan penggunaan Non farmakologikal ( misal umpan balik biologik, TENS, hipnosis, relaksasi, imajinasi terbimbing, terapi musik, distraksi, terapi bermain, terapi katifitas, akupresure, kompres dingin/ hangat dan masase)sebelum, setelah dan jika memungkinkan, selama aktifitas yang menyakitkan ; sebelum nyeri terjadi atau meningkat; dan selama aktifitas yang menyakitkan; selama penggunaan tindakan pengurangan nyeri yang lain. 11. Laporkan kepada dokter jika tindakan berhasil / jika keluhan saat ini merupakan perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien dimasa lalu. 12. libatkan peran pasien dalam modalitas pengurangan nyeri jika memungkinkan. 13. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respons pasien terhadap ketidaknyamanan ( misal suhu ruangan, cahaya, kegaduhan) 14. Berilakn perubahan posisi, massase punggung dan relaksasi Pastikan pemberian analgesia prapenanganan dan atau strategi nonfarmakologis sebeum dilakukan prosedur yang menimbulkan nyeri

2.

Gangguan mobilitas fisik b/d penurunan kekuatan otot

Tingkat Mobilitas Pergerakan Sendi : Aktif Setelah dilakukan asuhan Aktifitas : keperawatan keluarga selama 1. Tentukan batasan dari sendi aktif dan 3x pertemuan diharapkan efeknya pada fungsi keluarga mampu melakukan 2. Kolaborasikan dengan dokter terapist movilitas dengan indikator: mengenai perkembangan dan menjalankan program latihan ini. Penampilan yang 3. Jelaskan pada pasien dan keluarga seimbang mengenai tujuan dan rencana dari Penampilan posisi latihan pergerakan sendi tubuh 4. Lindungi pasien dari trauma saat Pergerakan Sendi dan latihan otot 5. Dampingi pasien untuk Melakukan

perpidahan Ambulasi berjalan

6. 7.

8. 9. 10.

mengoptimalkan posisi tubuh baik aktif/pasif pada pergerakkan sendi Tetapkan latihan ROM, secara teratur sesuai dengan planning Instruksikan pada pasien dan keluarga bagaimana sistematikanya pada latihan pasif atau aktif dari latihan ROM ( range of motion) Dampingi pasien pada perkembangan latihan ROM aktif Tetapkan Ambulasi,sesuai kebutuhan Berikan reinforment positif untuk latihan pergerakan sendi:aktif.

1.

Kurang pengetahuan b.d kurangnya paparan informasi

Knowledge : Disease Process Setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga selama 3x pertemuan diharapkan keluarga dapat mengetahui tentang proses penyakit dengan indikator - Keluarga mampu mendeskripsikan tentang proses penyakit hipertensi dan asam urat - Keluarga mampu mendeskripsikan faktor yang berkontribusi pada terjadinya hipertensi dan asam urat - Keluarga mampu mendeskripsikan faktor resiko terjadinya hipertensi dan asam urat - Keluarga mampu mendeskripsikan tanda dan gejala hipertensi dan asam urat - Keluarga mampu mendeskripsikan komplikasi yang terjadi pada hipertensi dan asam urat

Teaching : Disease Process Menjelaskan pada keluarga tentang perjalanan penyakit asam urat dan hipertensi - Menjelaskan pada keluarga tentang tanda dan gejala asam urat hipertensi - Mengidentifikasi pada keluarga tentang etiologi - Mendeskripsikan pada keluarga tentang komplikasi yang mungkin terjadi - Diskusikan pilihan terapi pada keluarga Sediakan informasi pada keluarga tentang kondisi klien -

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No 1 Implementasi Hari/Tgl: rabu, 23 Maret 2011 Memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan Mengkaji permasalahan kesehatan yang tjd pada keluarga. Mengkaji kebiasaan keluarga yang berkaitan dengan kesehatan dan support yang dimiliki keluarga Hari/tgl: Jumat, 25 Maret 2011 Mengkaji secara komprehensif mengenai nyeri Ajarkan penggunaan Non farmakologikal ( misal umpan balik biologik,relaksasi, imajinasi terbimbing, terapi musik, distraksi, , kompres dingin/ hangat dan masase)sebelum, setelah dan jika memungkinkan, selama aktifitas yang menyakitkan ; sebelum nyeri terjadi atau meningkat; dan selama aktifitas yang menyakitkan; selama penggunaan tindakan pengurangan nyeri yang lain. Hari/tgl: Sabtu, 2 April 2011 Mengk aji kembal i mengen ai nyeri Menge valuasi cara untuk mengo ntrol nyeri Evaluasi Ny. PI dan keluarga memahami penjelasan mahasiswa dan menyetujui kontrak waktu keperawatan keluarga

S: Ny. PI mengatakan sakit pada setiap sendi di kaki dan tangannya, skala 3-5, sakit ketika terlalu banyak beraktivitas Setelah dijelaskan mengenai cara mengurangi nyeri klien memahami dan akan memilih jika nyeri timbul O: klien terlihat memegangi kaki dan tangan dan memijat-mijat Klien mempraktekan beberapa cara mengurangi nyeri A: teratasi sebagian P: mengevaluasi intervensi S: Ny. PI mengatakan masih nyeri tapi sudah mulai berkurang intensitasnya, skala 2-3 O: klien masih memijat kaki, A: teratasi P: memotivasi melakukan pengontrolan nyeri jika timbul nyeri

2.

Hari/Tgl: rabu, 23 Maret 2011 - Mengkaji kemamp uan mobilitas klien

S: klien mengatakan kalau pegel-pegel sendi kaki dan tangan O: klien pelan kalau jalan, dan terkadang berhenti untuk istirahat A: gangguan mobilitas fisik P: rencana ROM aktif

Hari/tgl: Sabtu, 2 April 2011 -

S: klien mengatakan bisa melakukan ROM yang diajarkan dan sesuai dengan kemampuan O: klien mempraktekan ROM Jelaskan A: masalah teratasi pada klien P: memotivasi melakukan ROM sesuai dan dengan keluarga mengenai tujuan dan rencana dari latihan pergeraka n sendi Lindungi pasien dari trauma saat latihan Dampingi pasien untuk mengopti malkan posisi tubuh baik aktif/pasif pada pergerakk an sendi Tetapkan latihan ROM, secara teratur sesuai dengan

planning Instruksik an pada pasien dan keluarga bagaiman a sistematik anya pada latihan pasif atau aktif dari latihan ROM ( range of motion) Dampingi pasien pada perkemba ngan latihan ROM aktif Tetapkan Ambulasi, sesuai kebutuhan Berikan reinforme nt positif untuk latihan pergeraka n sendi:akti f.

Hari/ Tgl: rabu, 23 Maret 2011 Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang asam urat dan tindakan perawatan yang telah dilakukan.

S: Ny. PI menyatakan menderita asam urat akan tetapi tidak mengetahui cara perawatannya selama ini u/ mencegah kekambuhan O: Ny. PI bertanya lebih lanjut A: tujuan belum tercapai Tingkatkan pemahaman tentang Memberikan informasi P: asam urat sekilas tentang asam urat dan pola diit yang sehat

Hari/tgl: kamis , 30 Maret 2011 Memberikan informasi tentang cara mencegah kekambuhan penyakit asam urat Menjelaskan tentang diit asam urat dan hipertensi Berikan penjelasan tentang cara pencegahan asam urat dan diit penderita asam urat

S: Ny. PI menyatakan sulit u/ menghindari makanan yang dapat mencetuskan asam urat dan juga sdh diberitahu dokter u/ tidak makan jeroan, kacang-kacangan, kubis, emping. O : Ny. PI bertanya lebih lanjut dan mengatakan mengerti mengenai diet hipertensi dan asam urat A : tujuan tercapai. P : memotivasi untuk menjaga kondisi

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASAM URAT DAN HIPERTENSI

MATA AJAR POKOK BAHASAN WAKTU HARI/TANGGAL TEMPAT SASARAN PENYULUH

: Penyakit Asam Urat dan Hipertensi : Gambaran Asam Urat dan Hipertensi : 30 menit : Kamis, 30 Maret 2011 : Rumah Ny. PI Dusun Bener Yogyakarta : Keluarga Ny. PI : Arina Sofia Yarlis, S.Kep

I.

LATAR BELAKANG
Penuaan merupakan suatu proses yang menyeluruh dan spontan, dimulai dari

masa kanak-kanak, pubertas, dewasa muda dan kemudian menurun pada pertengahan sampai lanjut usia (Lansia). Pada proses ini merupakan suatu fenomena universal yang mana kecepatan antar individu berbeda-beda karena dipengaruhi oleh beberapa macam faktor luar dan dalam seperti genetic, biologis, budaya, sosial ekonomi, gaya hidup, nutrisi, ekonomi dan penyakit. Pada proses penuaan ini dapat dijelaskan melalui beberapa tahap yaitu kelemahan, keterbatasan fungsional, ketidakmampuan dan keterhambatan yang akan dialami bersamaan dengan proses kemunduran. Hal ini akan lebih dijelaskan dalam makalah yang berjudul Proses Asuhan Keperawatan Pada Permasalahan Proses Penuaan (rheumatoid gout) Diimplikasikan melalui NANDA, NIC dan NOC. . Patofisiologis yang akan dijabarkan dalam makalah ini adalah mengenai penyakit kronik mengenai arthritis gout dan permasalahan-permasalahan psikologis yang biasa dialami oleh para lansia. Mengingat penyakit gout sering diderita oleh para lansia yang ditunjukkan melalui adanya rasa nyeri, rasa kaku dan kelemahan pada otot ataupun selain itu juga dapat diperkirakan dengan peningkatan populasi lansia dimasa sekarang ataupun

masa mendatang tentunya juga akan diiringi dengan peningkatan resiko penyakit kronik yang disebabkan oleh kelainan metabolisme ataupun bukan. Hal ini apabila dibiarkan akan mengakibatkan perubahan dan penurunan fungsi otot dan akan berpengaruh pada konsep diri ataupun kualitas hidup lansia.

Hipertensi merupakan penyakit yang sudah tidak asing lagi di masyarakat, oleh karena itu pengetahuan mengenai penyakit hipertensi dan perawatannya di rumah merupakan informasi yang sudah selayaknya diketahui oleh masyarakat. Insiden hipertensi tinggi dan terus meningkat di masyarakat, selain itu komplikasi akibat penyakit hipertensi dapat berakibat fatal bagi penderita jika tidak mendapatkan pengobatan dan perawatan yang adekuat. Dari hasil pendataan didapatkan Ny. PI mengalami asam urat dan hipertensi dengan tekanan darah 140/70 mmHg. Selama ini Ny. PI setiap bulan mengontrolkan tekanan darahnya di pelayanan kesehatan. Ny. PI dan keluarga mengetahui asam urat hipertensi hanya sebatas keluhan yang dirasakan, belum tahu bagaimana perawatannya di rumah. II. TUJUAN PENYULUHAN UMUM Setelah selesai mengikuti penyuluhan tentang hipertensi selama 1 x 30 menit keluarga mampu melakukan perawatan kepada anggota keluarga yang menderita asam urat dan hipertensi. TUJUAN PENYULUHAN KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan, keluarga dapat menjelaskan: 1. Pengertian asam urat dan hipertensi. 2. Penyebab asam urat dan hipertensi. 3. Tanda dan gejala asam urat dan hipertensi. 4. Klasifikasi hipertensi. 5. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan asam urat dan hipertensi. 6. Komplikasi asam urat dan hipertensi. 7. Cara pencegahan dan perawatan asam urat dan hipertensi.

MATERI Terlampir KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR WAKTU KEGIATAN 2. PEN YUL UH 1. 5 Menit Pembukaan a. b. c. d. Salam pembukaan Perkenalan Apersepsi Mengkomunikasikan tujuan Menjawab salam Memperhatikan Berpartisipasi aktif Memperhatikan PESERTA

2.

20 Menit

Kegiatan inti penyuluhan a. Menjelaskan dan menguraikan materi tentang: Pengertian asam urat dan hipertensi. Penyebabsam urat dan hipertensi. Tanda dan gejala asam urat dan hipertensi. Klasifikasi hipertensi. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan asam urat dan hipertensi. Komplikasi asam urat dan hipertensi. Cara Memperhatikan dan mencatat penjelasan penyuluh dengan cermat

5 Menit

Menanyakan hal-hal yang belum jelas. memperhatikan

b.

c.

pencegahan dan perawatan asam urat dan hipertensi. Obat tradisional Memberikan kesempatan kepada peserta penyuluhan untuk bertanya Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan yang berkaitan dengan materi yang belum jelas.

Memperhatikan.

Menjawab Menjawab salam

Penutup a. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan. b. Evaluasi penyuluhan dengan pertanyaan secara lisan. c. Salam METODE Ceramah Tanya jawab Diskusi dengan anggota keluarga MEDIA DAN ALAT Lembar balik gambar SUMBER Soeparman dkk,1987 Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta Smeljer,s.c Bare, B.G ,2002 Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah, *Brunner & Suddarth, Ed 8 penerbir EGC Jakarta EVALUASI Pertanyaan: Sebutkan 3 tanda dan gejala asam urat hipertensi ! Bagaimana cara pencegahan dan perawatan asam urat dan hipertensi

MATERI PENYULUHAN HIPERTENSI A. Pengertian asam urat dan hipertensi.


Radang Sendi Asam Urat (Artritis Gout) adalah peradangan sendi akut yang disebabkan oleh pengendapan kristal asam urat dalam rongga sendi. Sendi merupakan bagian yang paling mudah dihinggapi kristal-kristal asam urat selain juga pada bagian kulit dan ginjal yang merupakan akibat dari penambahan kadar asam urat dalam darah. Jika terjadi selama bertahun-tahun, deposit kristal asam urat dalam sendi tersebut dapat mengakibatkan kerusakan sendi secara permanen. Hipertensi adalah terjadinya kenaikan darah sistolik (atas) 140 atau lebih dan tekanan darah diastolik (bawah) 90 atau lebih. Disebut hipertensi apabila seseorang yang terkena: 1. Telah berumur 18 tahun atau lebih. 2. Bila 2 kali kunjungan berbeda tekanan diastolik 90 atau lebih. 3. Beberapa kali pengukuran dengan hasil tekanan sistolik menetap 140 atau lebih.

B. Penyebab.
Kadar asam urat didalam darah yang meningkat sehingga terjadi penumpukan kristal sodium urat di dalam sendi, disebabkan : 1. Produksi Asam Urat Berlebihan, karena faktor genetik, penderita leukimia, asupan tinggi purin, obesitas dan hipertiglideridemia, konsumsi alkohol, konsumsi fruktuse dan kurang olah raga. 2. Ekskresi/Pengeluaran Asam Urat Berkurang, karena faktor genetik, penyakit ginjal kronik, obat-obatan dierutik tiazid salisilat pirazinamid, obesitas dan kurangnya produksi urin.

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian karena orang yang terserang cukup banyak dan akibat jangka panjangnya mempunyai konsekuensi tertentu. Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi dalam dua golongan yaitu:

1. Hipertensi primer atau essensiel. Dimana hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya, biasanya dihubungkan dengan faktor keturunan atau lingkungan. 2. Hipertensi sekunder, penyebabnya diketahui secara pasti seperti gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal. C. Tanda dan gejala.
Gejala asam urat sebagai berikut: a. Nyeri sendi secara mendadak b. Kemerahan c. bengkak dari sendi yang terkena. d. Sendi yang sering mendapat serangan adalah daerah yang sering terkena tekanan, yaitu sendi ibu jari kaki, sendi pergelangan kaki/tumit, sendi lutut, sendi siku, dan sendi jari tangan.

Gejala dan tanda hipertensi 1. Sakit kepala dan pusing 2. Nyeri kepala berputar 3. Rasa berat di tengkuk 4. Kadang mimisan 5. Marah/emosi tidak stabil 6. Mata berkunang kunang 7. Telinga berdengung 8. Sukar tidur 9. Kesemutan 10. Kesulitan bicara 11. Rasa mual/muntah

D. Klasifikasi atau derajat hipertensi. Tahap Normal Tinggi Ringan Sedang Berat Sangat berat Sistolik (atas) 130-139mmHg 140-159mmHg 160-179mmHg 180-209mmHg 210mmHg Diastole (bawah) 85-89mmHg 90-99mmHg 100-109mmHg 110-119mmHg 120mmHg

E. Faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi.

Riwayat hipertensi

keluarga

dengan

Stress Alkohol Obat-obatan Kurang olah raga Makanan berlemak Berhenti Haid Penyakit (DM,Jantung,Ginjal)

Umur

Kegemukan Merokok

F. Komplikasi.

Stroke Penyakit jantung koroner Gagal jantung Penyakit ginjal Penyakit pembuluh darah perifer

(misal gejalanya semutan)

G. Pencegahan dan Perawatan asam urat dan hipertensi. Pencegahan asam urat
Penyakitnya sendiri tidak bisa dicegah, tetapi beberapa faktor pencetusnya bisa dihindari (misalnya cedera, alkohol, makanan kaya protein). Untuk mencegah kekambuhan, dianjurkan untuk minum banyak air, menghindari minuman beralkohol dan mengurangi makanan yang kaya akan protein. Banyak penderita yang memiliki kelebihan berat badan, jika berat badan mereka dikurangi, maka kadar asam urat dalam darah seringkali kembali ke normal atau mendekati normal. Beberapa penderita (terutama yang mengalami serangan berulang yang hebat) mulai menjalani pengobatan jangka panjang pada saat gejala telah menghilang dan pengobatan dilanjutkan sampai diantara serangan. Kolkisin dosis rendah diminum setiap hari dan bisa mencegah serangan atau paling tidak mengurangi frekuensi serangan. Mengkonsumsi obat anti peradangan non-

steroid secara rutin juga bisa mencegah terjadinya serangan. Kadang kolkisin dan obat anti peradangan non-steroid diberikan dalam waktu yang bersamaan. Tetapi kombinasi kedua obat ini tidak mencegah maupun memperbaiki kerusakan sendi karena pengendapan kristal dan memiliki resiko bagi penderita yang memiliki penyakit ginjal atau hati.

Pencegahan hipertensi

Pertahankan BB ideal Olah raga Batasi pemakaian garam Hindari konsumsi alkohol Tidak/berhenti merokok Makan sayuran Hindari berlebihan banyak minum buah & kopi

Rekreasi Hindari/atasi stress Cek tensi teratur/bulan (bila umur >40th)

Bagi yang sudah sakit: 1. Berobat teratur. 2. Mentaati minum obat. 3. Konsultasi,bila akan minum obat lain aturan secara

DIIT ASAM URAT Penderita asam urat tinggi, memang harus hati-hati terhadap makanan. Diet yang dilakukan, harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Pembatasan purin Apabila telah terjadi pembengkakan sendi maka penderita gangguan asam urat harus melakukan diet bebas purin. Namun karena hampir semua bahan makanan sumber protein mengandung nukleoprotein maka hal ini hampir tidak mungkin dilakukan. Maka yang harus dilakukan adalah membatasi asupan purin menjadi 100-150 mg purin per hari (diet normal biasanya mengandung 600-1.000 mg purin per hari). 2. Kalori sesuai kebutuhan Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam urat yang kelebihan berat badan, berat badannya harus diturunkannn dengan tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa meningkatkan kadar asam urat karena adanya keton bodies yang akan mengurangi pengeluaran asam urat melalui urin. 3. Tinggi karbohidrat Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin. Konsumsi karbohidrat kompleks ini sebaiknya tidak kurang dari 100 gram per hari. Karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum manis, gulali, dan sirop sebaiknya dihindari karena fruktosa akan meningkatkan kadar asam urat dalam darah. 4. Rendah protein Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati, ginjal, otak, paru dan limpa. Asupan protein yang dianjurkan bagi penderita gangguan asam urat adalah sebesar 50-70 gram/hari atau 0,8-1 gram/kg berat badan/hari. Sumber protein yang disarankan adalah protein nabati yang berasal dari susu, keju dan telur. 5. Rendah lemak Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari total kalori. 6. Tinggi cairan Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat melalui urin. Karena itu, Anda disarankan untuk menghabiskan minum minimal sebanyak 2,5 liter atau 10 gelas sehari. Air minum ini bisa berupa air putih masak, teh, atau kopi. Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-buahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang

disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis, dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian, karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi. 7. Tanpa alkohol Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh. DIIT PADA HIPERTENSI

1. Pengertian diit Hipertensi Diit hipertensi adalah jenis dan komposisi makanan yang diatur untuk penderita hipertensi. 2. Tujuan Diit Hipertensi. Tujuan utama diit hipertensi adalah untuk menysuaikan dan mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga dapat: 1. Menurunkan tekanan darah hingga normal. 2. Menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk. 3. Membantu mengurangi timbunan cairan dan garam. 3. Prinsip Diit Bagi penderita Hipertensi Makanan yang beraneka ragam dan gizi yang seimbang. Jenis makanan disesuaikan. Jumlah garam dibatasi (tidak lebih dari 1/4-1/2 sendok teh perhari) Konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan segar. 4. Makanan Yang Diperbolehkan Semua bahan makanan yang segar atau diolah tanpa garam natrium, seperti : Beras, kentang, ubi, mie, maizena, terigu dan gula pasir. Kacang-kacangan dan hasilnya seperti kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, kacang tolo, tempe, tahu tawar, oncom. Minyak goreng, margarine tanpa garam. Sayur-sayuran dan buah-buahan. Bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit, kencue, laos, Lombok, salam, sere. 5. Bahan Makanan Yang Dibatasi Untuk diit rendah garam ini, penggunaan daging/daging ayam/ikan dibatasi paling banyak 100 gram perhari. Telur ayam/telur bebek, paling banyak 1 butir perhari.

Susu paling banyak 200 cc perhari. Minuman dan sari buah dalam kemasan. 6. Makanan Yang Dihindari 1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih). 2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker, keripik dan makanan kering yang asin). 3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink). 4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang). 5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam). 6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium. 7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape. 7. Obat- Obatan Tradisional Untuk Hipertensi Daun seledri Ambillah segenggam daun seledri lalu tumbuk sampai halus - Kemudian campur dengan air matang dan saringlah pada sebuah kain bersih / saringan halus. Usahakan air saringan sampai satu gelas - Diamkan selama satu jam baru diminum dengan sedikit ampas. - Minum secara rutin setiap pagi dan sore Mengkudu/pace Ambillah 3 buah mengkudu -Usahakan airnya - Minum setiap pagi dan sore Ketimun 2 buah ketimun segar dicuci bersih lalu diparut. Hasil parutannya diperas dan disaring, lalu diminum sekaligus. Lakukan 2-3 kali sehari. Belimbing wuluh *Siapkan 3 buah belimbing wuluh * Biji sriganding 25 gram, cuci bersih lalu tumbuk hingga halus * Masak 4 gelas air, tambahkan belimbing wuluh dan biji sriganding. * Dinginkan, lalu saring ramuan * Minum satu gelas sehari Pepaya Pengontrol tekanan darah, caranya, ambil 5 lembar daun pepaya, rebus dengan kemudian sampai parut dan satu peras airnya gelas

setengah liter air. Rebus terus hingga tinggal tiga perempatnya. Dinginkan sebelum diminum. Jika perlu, tambahkan gula merah atau madu agar terasa lebih manis.
Jagung muda

Bahan: Jagung muda 5-7 tongkol, Rambut Jagung 1 genggam Cara pembuatan: Semua bahan direbus dengan 110 ml air. Air rebusan diminum sehari sekali, selama 7 hari. Bawang putih Memakan langsung 3 siung bawang putih mentah setiap pagi dan sore. Pilih bawang putih yang kulitnya coklat kehitaman karena mutunya lebih baik. Bisa direbus atau dikukus. Namun banyak zat yang berkhasiat larut dalam rebusannya, sebaiknya ditambaah menjadi 8-9 siung sekali makan.

Você também pode gostar