Você está na página 1de 46

30-05-2012

Oleh: Ninik Pujaning Dyah Pembimbing : dr. Sukardi, Sp.A dr. F.Hendra P, M.Sc, Sp.A
Laboratorium Klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD Mardi Waluyo Blitar PPD UNISMA

Status Penderita
I. Identitas
Nama Umur Jenis kelamin BB TB Suku Tanggal periksa : an. A : 7 tahun : Laki-laki : 19 kg : 106 cm : Jawa : 6-5- 2012

Status Penderita
II. Anamnesa
1. Keluhan utama: Sesak nafas 2. Riwayat penyakit sekarang: An. A dibawa ke RS dengan keluhan sesak nafas terus menerus sejak pukul 2 pagi, gejala tersebut datang tiba-tiba saat pasien tertidur, ibu pasien juga mengatakan selain sesak juga disertai batu tidak berdahak, dan kedua kakinya dingin. Saat itu pasien hanya diolesi minyak kayu putih oleh ibunya. Namun saat bangun pagi, sesak bertambah berat, sesak bertambah jika dipakai jalan, dan lebih ringan jika dipakai tidur posisi setengah duduk, sehingga pasien

Status Penderita
II. Anamnesa.cont
3. Riwayat penyakit dahulu: MRS dengan keluhan sama (+) : 2x, usia 5 tahun (MRS 2 hari) dan bulan September 2011 (MRS 4 hari). Kalau aktifitas tinggi batukbatuk, diberikan obat rawat jalan biasanya sembuh. Alergi dingin (+) : batuk-batuk, alergi udang : kulitnya merah-merah dan gatal, alergi obat (-), kejang (-) 4. Riwayat penyakit keluarga: alergi makanan (-), alergi obat (-), alergi dingin (-), nafas bunyi/mengi

Status Penderita
II. Anamnesa.co 5. Riwayat kehamilan: ANC rutin ke nt tidak pernah sakit selama hamil bidan,
6. Riwayat kelahiran: melahirkan dengan UK 9 bulan di RS, lahir spontan, BB lahir 3000 g 7. Riwayat tumbang: sama dengan tumbang teman seusia pasien 8. Riwayat Imunisasi: mengikuti setiap program imunisasi sampai usia 2 tahun 9. Riwayat Makanan: Sejak usia nol bulan, An. A. sudah mendapat susu formula tanpa ASI, makanan seharihari sama seperti makanan anggota keluarga lainnya.

Status Penderita
III. Anamnesa Sistem gatal (-) Kulit: kulit
Mata : pandangan mata berkunangkunang (-), penglihatan kabur (-), ketajaman penglihatan berkurang (-) Hidung : tersumbat (-), mimisan (-) Telinga : pendengaran berkurang (-), berdengung (-), cairan (-) Mulut : sariawan (-), lidah terasa pahit (-) Ternggorokan : sakit menelan (-), serak (-) Leher : sakit tengkuk (-), kaku (-), gondok (-)

Status Penderita
III. Anamnesa Sistemcont darah: Jantung & peredaran

berdebar-debar (-), nyeri dada (-) Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), diare (-), nafsu makan menurun (+), kembung (-) Genitourinaria : BAK spontan Neurologik : kejang (-), lumpuh (-), kaki kesemutan (-), sakit kepala (-), pusing () Psikiatrik : emosi labil (+), mudah marah (+), gelisah Muskuluskeletal : kaku sendi (-), nyeri sendi pinggul (-), nyeri tangan dan kaki

Status Penderita
III. Anamnesa Sistemcont
Ekstremitas atas dan bawah: bengkak (-), sakit (-), ujung jari, telapak tangan dan kaki dingin (+) Endokrin: polidipsi (-), polifagi (-), poliuri (-) Darah: kepucatan (-), mudah kebiruan (-) Penyakit yang pernah diderita: batuk darah (-), alergi (+): dingin dan udang, sesak nafas (+) Makanan: nasi/jagung (+), sayur (+), tahu (+), tempe (+), ikan (+), telur (+),

Status Penderita
IV. Pemeriksaan Fisik umum: kesadaran compos Keadaan
mentis ( GCS E4V5M6), status gizi kesan normal, tampak sesak nafas dan lemah Tanda Vital: Tensi: 120/80, Nadi: 140 x/menit, Suhu: 36,5 oC, RR: 48 x/menit Kepala: Bentuk normocephal, luka (-), rambut mudah dicabut, keriput (-), kelainan mimik wajah/ bells palsy (-) Mata: Conjunctiva anemis (-/-),Sklera ikterik (-/-), pupil isokor (+/+), reflek kornea (+/+), mata cowong (-) Telinga: Nyeri tekan mastoid (-), secret (-), pendengaran berkurang (-), cuping telinga dalam batas normal

Status Penderita
IV. Pemeriksaan Fisik

Hidung: Napas cuping hidung (+/+), secret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-), Mulut: Bibir hiperemis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), tremor (-), gusi berdarah (-), mukosa kering (), Tenggorokan: Tonsil membesar (), pharing hiperemis (-) Leher: Trakea di tengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kelenjar limfe (-),

Status Penderita
IV. Pemeriksaan Fisik
Thoraks: Normochest, simetris, pernapasan cepat dalam, retraksi suprasternal, intercostalis dan epigastrium - Cor : S1S2 tunggal reguler, bising (-) - Pulmo : pengembangan dada kanan kiri simetris, rhonky (+/+), whezeeng ekspiratoar (+/+), ekspirasi memanjang

Status Penderita
IV. Pemeriksaan Fisik
Abdomen: bekas luka (-) , bentuk flat, nyeri tekan (-), tumor (-), heparlien-vesica velea-ren dalam batas normal, meteorismus (-), shifting dullness (-), peristaltik usus Bu (+) N System collumna vertebralis: deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (), lordosis (-) Odem Akral dingin Ekstremitas: -palmar eritema (-), jari + + tabuh (-) + +

An. A dibawa ke RS dengan keluhan sesak nafas terus menerus sejak pukul 2 pagi, gejala tersebut datang tiba-tiba saat pasien tertidur, ibu pasien juga mengatakan selain sesak juga disertai batuk tidak berdahak, dan kedua kakinya dingin, saat bangun pagi, sesak bertambah berat sehingga pasien tidak bersekolah dan segera dibawa ke PKM. Di PKM pasien di stoom, sesak hanya berkurang sedikit. MRS dengan keluhan sama (+) : 2x. Kalau aktifitas tinggi atau terkena udara dingin batuk-batuk, kulitnya merah-merah dan gatal jika makan udang. kesadaran compos mentis, status gizi kesan normal, tampak sesak nafas, dan lemah,. Nadi: 140 x/menit, RR: 48 x/menit. Napas cuping hidung (+/+), nafas cepat dalam, retraksi suprasternal,

Diagnosa
Working Diagnosa

Asma Bronchiale
DD: Tuberculosis

DASAR DIAGNOSA Anamnesa:


sesak nafas, batuk. pagi hari MRS dengan keluhan sama (+) : 2x. Pencetus : aktifitas tinggi, udara dingin Riwayat alergi (+) Pemeriksaan fisik : Nafas cepat dalam N: 140x/menit, RR: 48 x/menit. Napas cuping hidung (+/+) retraksi suprasternal, supraclavicula, intercostalis dan epigastrium, rhonky (+/+), wheezing ekspiratoar (+/+), ekspirasi memanjang

Planing Diagnosa

Laboratorium : DL Ro Thorax

Planing Dx
Jenis pemeriksaan Hb Leukosit LED Hitung Jenis Hitung Eritosit Hitung Trombosit Hasil 14,4 16.400 7-15 1/1/1/87/9/2 5.680.000 299.000 Nilai normal 13-17 g/dL 4-11 ribu m3 0-15/jam 1-2/0-1/3-5/54-62/25-

33/3-7
4,5-6,5 juta/cmm 150-450 ribu/cmm

Hematokrit
MCV/MCH/MCHC

45,6
80,3/26,2/32,6

40- 54 %
80-97 fL/27-31 pg/32-36 %

Planing Therapy
o2 nasal canule
MEDIKAMENTOSA

Infus D 5% 35 tpm Drip aminofilin 5 cc ( 120 mg ) /flash inj. Dexamethasone 3 x 1 cc ( 5 mg ) Inj. Cefotaxime 3 x 500 mg Salbutamol Nebulisasi 2x/hari

Follow Up
Tgl
7/5

S
- Batuk (+) - Sesak (-) - Makan (+) - minum (+)

O
N: 108 S: 36,5 R: 30x/mnt - Kep/leher : nafas cuping hidung (-) - thorax : cor : dbn Pulmo : retraksi (-), rhonky (-/-), wheezing (+/+) - Abdomen : dbn - Ekstremitas : akral hangat (+/+)

A
Asma Bronchiale

P
Planing Dx: - Ro Thorax PA Planing Tx: - Inf D5% 35 tpm - Drip Aminofilin 5 cc dlm 500 cc D5% - Inj. Dexamethasone 3 x 1 cc - Inj. Cefotaxime 3 x 500 mg - Salbutamol Nebulizer 2x/hari

Planing Dx

Follow Up
Tgl
8/5

S
- Batuk (+) - Sesak (-) - Makan (+) - minum (+)

P
Planing Dx: - Mantouk test post KRS Planing Tx: - Aff.infus - Salbutamol Nebulizer 2x/hari

N: 93x/mnt Asma S: 35,6 Bronchiale R: 28 x/mnt - Kep/leher : nafas cuping hidung (-) - thorax : cor : dbn Pulmo : retraksi (-), rhonky (-/-), wheezing (+/+) - Abdomen : dbn - Ekstremitas : akral hangat (+/+)

Follow Up
Tgl
9/5

S
- Batuk (-) - Sesak (-) - Makan (+) - minum (+)

P
Planing Dx: - Mantouk test post KRS Planing Tx: - BLPL

N: 86x/mnt Asma S: 36 Bronchiale R: 28 x/mnt - Kep/leher : nafas cuping hidung (-) - thorax : cor : dbn Pulmo : retraksi (-), rhonky (-/-), wheezing (-/-) - Abdomen : dbn - Ekstremitas : akral hangat (+/+)

ASMA BRONCHIALE
Menurut GINA : inflamasi kronis saluran nafas yg berhubungan dengan hiperreaktivitas jalan nafas terhadap berbagai rangsangan menyebabkan episode mengi berulang, sesak nafas, rasa dada tertekan, dan batuk, khususnya pada malam atau dini hari yg berhubungan dengan penyempitan jalan napas yang luas yg sebagian bersifat reversibel.
Global Initiative for Asthma (GINA). Pocket guide management and prevention asthma in children. 2005

ASMA BRONCHIALE
Prevalensi meningkat 8-10 kali di negara berkembang dibanding negara maju.

Prevalensi asma pada anak berkisar antara 2-30 %


Di Indonesia prevalensi asma pada anak sekitar 10 % pada usia sekolah dasar, dan sekitar 6,5 % pada usia sekolah menengah pertama. (Wantania JM, 1993 ; UKK Pulmonologi PP IDAI, 2004)

ASMA BRONCHIALE
1. Faktor Predesposisi : Genetik : hipereaktifitas, atopi, jenis kelamin, ras/etnik. 1
2. Faktor presipitasi : alergen, makanan, obat, bahan iritan, asap rokok, polusi udara, cuaca, stress, aktivitas. 2
1. Direktorat Jendral PPM & PLP. Depkes RI. Pedoman pengendalian Penyakit Asma. Depkes RI ; 2009, 5-11 2. Nelson Textbook of Pediatrics ; Childhood Asthma. Elsevier Science (USA); 2003

ASMA BRONCHIALE
Faktor Prededesposisi : Genetik

ASMA BRONCHIALE

ASMA BRONCHIALE

Gejala Klinis Batuk dan/mengi berulang Sesak nafas Dada terasa berat Memburuk pada malam Musiman Setelah aktivitas Riwayat alergi pada penderita maupun keluarga

ASMA BRONCHIALE
Tanda Klinis Wheezing ekspirasi Ronkhy Sesak nafas Retraksi Peningkatan frekuaensi nafas Peningkatan denyut nadi Sianosis Manfestasi alergi

ASMA BRONCHIALE
Pemeriksaan Penunjang AGD RO THORAX UJI FAAL PARU LAB : IgE DAN EOSINOFIL TOTAL UJI PROVOKASI

ASMA BRONCHIALE

ASMA BRONCHIALE
DD Bronkhiolitis Tuberculosis

ASMA BRONCHIALE
1,2

1.

2.

Rahajoe N. Deteksi dan Penanganan Asma Anak: Menejemen Kasus Respiratorik Anak Dalam Praktek Sehari-hari. Edisi pertama, Jakarta : Yapnas Suddharprana; 2007.h.97-106 Puspnegoro HD, dkk. Standar Pelayanan Medis kesehatan anak.

ASMA BRONCHIALE
1

1.

Puspnegoro HD, dkk. Standar Pelayanan Medis kesehatan anak.

ASMA BRONCHIALE

ASMA BRONCHIALE
Non farmakologi
1,2

1. Edukasi 2. Penghindaran terhadap faktor pencetus 3. Upaya preventif


1. Lenfant C, Khaltaev N. Global Initiative for Asthma. NHLBI/ WHO Workshop Report 2002. 2. UKK Pulmonologi PP IDAI. Pedoman Nasional Asma Anak. UKK Pulmonologi 2004.

ASMA BRONCHIALE
Non farmakolog i
Upaya preventif : Breastfeeding (evidence base C) Modified milk formulae Avoidance of tobacco smoke (evidence base C) Immunotherapy (evidence base B)
British Guideline on the Management of Asthma, 2008

ASMA BRONCHIALE

Penelitian pada anak dalam tahun pertama kehidupan yang diintervensi dengan kombinasi pengurangan paparan terhadap alergen makanan melalui ASI exsclusive atau formula, mengurangi paparan tungau debu rumah, dan menghindari asap rokok mengurangi sensitisasi dan prevalensi dari asma sampai usia 8 thn pada group yg diintervensi dibandingkan grup kontrol, tapi tidak berbeda dlm fungsi paru atau 1. hipersensitivitas B, Matthews SM, Primary Arshad SH, Bateman bronchial
prevention of asthma and atopy during childhood by allergen avoidance in infancy: a randomised controlled study, Thorax, 2003;58(6): 48993. 2. Bruno G, Giampietro PG, Businco L, Results of a multicentric study for the prevention of atopic allergy.

ASMA BRONCHIALE
Farmakologi
1. Reliever (pereda) : bronkodilator antikolinergik, Kortikosteroid 2. Controller (pengendali) : inhalasi glukokortikoid, Leukotrien reseptor antagonis (LTRA), Long acting -2 agonis (LABA), teofilin lepas lambat

ASMA BRONCHIALE
Jangka Panjang

UKK Pulmonologi PP IDAI. Pedoman Nasional Asma Anak. UKK Pulmonologi 2004.

ASMA BRONCHIALE
Evaluasi Asma Terkontrol
Kriteria asma terkontrol - Tidak ada gejala asma atau minimal - Tidak ada gejala asma malam - Tidak ada keterbatasan aktivitas - Nilai APE/VEP1 normal - Penggunaan obat pelega napas minimal -Tidak ada kunjungan ke UGD Klasifikasi Asma terkontrol total: bila semua kriteria asma terkontrol dipenuhi Asma terkontrol sebagian: bila terdapat 3 kriteria asma terkontrol Asma tak terkontrol: bila kriteria asma terkontrol tidak mencapai 3 buah

ASMA BRONCHIALE
Serangan Asma
Dirumah : -2 agonis atau teofilin oral/inhalasi Evaluasi 30 menit -

Rx Emergensi

ASMA BRONCHIALE
Serangan Asma : Rx Emergensi
Ringan
Nebul , respon baik, Obs.1-2 jam: respon bertahan pulang + 2 agonis + steroid oral Kontrol Respon tidak bertahan derajat sedang

Sedang
nebul 2/3 x respon parsial Terapi : One day care Psg jalur parenteral Oksigen Kortikosteroid oral Nebu tiap 2 jam 18 - 24 jam stabil pulang 12 jam belum membaik rawat inap

Berat
nebul 3 x gejala (+) Terapi : Rawat inap, Ro thorax Psg jalur parenteral O2 2-4 L/mnt Atasi dehidrasi dan asidosis Kortikosteroid IV 0,5-1 mg/kgBB/hari Nebul 2 agonis + antikolinergik Aminofilin awal rumatan 24 jam stabil , boleh pulang Ancaman henti nafas : ICU

ASMA BRONCHIALE
WHO memperkirakan terdapat sekitar 250.000 kematian akibat asma.
NCHS terdapat 4487 kematian akibat asma atau 1,6 per 100 ribu. CDC menyatakan terdapat 187 pasien asma yang meninggal pada usia 0-17 tahun atau 0.3 kematian per 100,000 anak. Secara umum kematian pada anak akibat asma jarang

Você também pode gostar