Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DEFINISI
Suatu kondisi yang dapat meningkatkan risiko kesakitan, kematian pada ibu, janin dan atau bayi yang dilahirkan sebelum, selama dan setelah persalinan. Insiden sangat bervariasi
Canada Indonesia Philippines Morbiditas Maternal Per 100,000 6 470 246 Risiko seumur hidup Kematian Ibu 1 dari 8,700
65
96
Canada
Indonesia Philippines
98
55.8
56.4
83
Sebagai Tambahan:
Setiap tahun, hampir 50 juta perempuan mengalami masalah kesehatan maternal Remaja memiliki risiko kematian selama kehamilan dan persalinan dua kali lebih besar
Lebih Lanjut:
20 juta perempuan melakukan aborsi yang tidak aman. Terdapat hubungan langsung antara kesehatan ibu yang rendah dengan peluang bayi baru lahir untuk bertahan hidup
Risiko kesehatan berhubungan dengan kesehatan ibu dan HIV/AIDS
Penyebab Tidak Langsung 20% Perdarahan 25% Penyebab Langsung Lainnya 8% Sepsis 14% Kom plikasi Akibat Aortus Tidak Am an 13%
Partus Lam a 7%
Hipertensi 13%
Anemia Kurang Energi Kronik (KEK) 4 Terlalu : Muda / Tua Sering /Banyak
3 - Keterlambatan
1. Memutuskan untuk mendapat pertolongan Mencapai tempat pelayanan kesehatan yang layak Mendapatkan pelayanan yang berkualitas
2. 3.
Safe Motherhood:
Kemampuan perempuan untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas yang dibutuhkan, pada lingkungan yang bebas risiko dan menjadi sehat selama kehamilan dan persalinan.
Safe Motherhood
Pelayanan Esensial: Pendidikan, mobilisasi masyarakat Asuhan antenatal, termasuk promosi terhadap nutrisi ibu yang baik Kehadiran petugas yang terlatih selama persalinan
Safe Motherhood
Pelayanan Esensial :
1. Kehadiran tenaga terlatih menghadapi komplikasi obstetrik 2. Asuhan Antenatal 3. Pelayanan untuk mencegah dan menangani komplikasi akibat aborsi yang tidak aman 4. Konseling Keluarga Berencana 5. Pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja
KB ANC
INDIKATOR CAKUPAN
INDIKATOR OUTCOME
1. CAKUPAN PENANGANAN KASUS OBSTETRI 2. CASE FATALITY RATE KASUS OBST 3. JUMLAH KEMATIAN ABSOLUT 4. PENYEBARAN FASILITAS PELAYANAN OBST YG MAMPU PONEK DAN PONED 5. % SC
ASSESSMENT
Anamnesa
Usia ibu < 20 (PE/E, IUGR) dan > 35 th (DM, obes, HT, abnormal kromosom) ART multiple, HT, preterm RPD Riw Keluarga & sosial Ras Riw Obstetri sebelumnya
Riwayat Obstetri
Abortus habitualis > 3 kali berturut-turut
Karyotiping fetus dan ayah P/ anomali Cx dan uterus Abnormal hormon (hipotyroid) Peny trombosit Infeksi genitalia
Lahir mati atau KND sebelumnya Riw Partus Prematurus Rhesus isoimun & ABO incomp
Riwayat Obstetri
Riw PE/E Riw kelainan genetik or kongenital Paparan teratogenik
Obat
Alkohol, anti kejang, lithium, mercury, thalidomide, DES, isotretinoin dll
Agen infeksi Toxoplasma Rubella CMV, Herpes dll Radiasi aman bila < 0.05 Gy
Riwayat Sosial
Alkohol Rokok NARKOBA Kekerasan Fisik dan Psikis
Alkohol
Teratogenic pemakaian kronis Fetal Alchl Syndrome (FAS)
IUGR Facial anomalies ~ Down Syndr Disfungsi CNS
Mikrosepali RM Abnormal neurobehavior
Rokok
Berhub dg BBLR & prematuritas Terdpt hub antara merokok dg :
Sudden Infant Death Asma Chronic respiratory illnes Pe risiko infeksi
NARKOBA
Marijuana
Blm terbukti teratogenic
Kokain
Komplikasi (ab spontan, IUFD, sol plac, partum prematur) Efek Teratogenik (= disfungsi ok Alkohol)
Opiat (Heroin)
Pe 3-7 x insiden lahir mati, IUGR, prematur, KND, dan PE Infant withdrawal 24-72 post partum
NARKOBA cont
Halusinogen
Blm terbukti Tk laku berisiko pd ibu berbahaya u/ janin
Amphetamine
Me lingkar kepala janin Sol plac IUGR (ok impair nutrition pd ibu) IUFD
NARKOBA cont
Adiksi Fatal Narkotic Withdrawal Syndrome
High-pitched cry Poor feeding Hipertonik/tremor Irritability Sneezing Sweating Vomit/diare Kejang
PRETERM
Usia <16 or > 35 Sosial ekonomi rendah BB < 50 kg Gizi buruk Riw preterm sebelumnya Incomp Cx Anomali uterus Merokok Narkoba Pyelonefritis, pneumonia Kehamilan multipel Anemia Kelainan letak PRM Abnormal plac Infeksi
POLIHIDRAMNION
DM Kehamilan multipel Kelainankongenital Isoimun (Rh or ABO) Non imun hidrops Kelainan letak
IUGR
Kehamilan multipel Gizi buruk Peny. Jantung cyan HT kronik PIH Rekuren APB Merokok DM Fetal infection Anomali jantung janin Narkoba Kelainan kongenital Hbpathia
OLIGOHIDRAMNION
Renal agenesis (Potter synd) Prolonged PRM IUGR IUFD
POSTTERM
Anenchepali Placental sulfatase defisiensi Perinatal hipoxia Placental insuf
Abnormal Kromosom
Usia ibu > 35 th
KOMPLIKASI MEDIS
Kronik HT Renal disease DM Peny Jantung Kanker Sickel cell disease NARKOBA Peny Paru (TB, asma dll) Gangguan tyroid Peny GI dan liver Epilepsi Kelainan darah Lain-lain (trauma pelvis, kelainan conetive tissue, RM, ganggaun jiwa)
SCREENING TEST
Serum maternal
Triple screen UK 16-19 mgg (AFP, -hCG, estriol) NTD, Down syndrome
Diabetes
Glucose challenge test (if GD > 140) GTT (jam I, II dan III) di UK 24 dan 28 mgg
SCREENING TEST
Isoimunization
Ibu Rh neg + bpk Rh pos : skrining AB pd T1 UK 24 28 mgg AB neg : beri Rhogam
PRENATAL DIAGNOSIS
USG
Bukan pemeriksaan rutin Untuk mengetahui :
Jml janin, presentasi, cor, plac, usia GS Anomali survey fetal anatomi UK 17-20 mgg
Pre-conceptual counselling Fig. 3 Atrioventricular canal defect in a baby with Down's syndrome. There is a large ventricular septal defect (VSD) and no identifiable atrial septum. Folic acid reduces the incidence of neural tube defects. Certain medical disorders, particularly structural cardiac disease and renal failure, may have major implications for mother and baby. Screening for structural or genetic fetal abnormality may be possible
Atrioventricular canal defect in a baby with Down's syndrome. There is a large ventricular septal defect (VSD) and no identifiable atrial septum.
Anticonvulsants are associated with neural tube defects, cardiac and craniofacial defect. The figure shows a unilateral cleft lip
Kelainan Kromosom
Pada autosom
Sindroma Down : Trisomi 21 Sindroma Patau : Trisomi 13 Sindroma Cri du Chat Sindroma Edward : Trisomi 18
DOWN SYNDROMA
Merupakan kelainan kromosom yang paling sering terjadi dan mengenai kromosom 21 yang jumlahnya menjadi 3 (trisomi 21) shg jumlah kromosom total menjadi 47 Terjadi akibat adanya non-disjungtion pada meiosis di dalam ovum tapi orang tua anak ini memiliki karyotipe yang normal. Umur ibu memiliki pengaruh kuat pada angka kejadian sindroma Down 1:1550 kelahiran hidup dari < 20 thn
1:25 kelahiran hidup dari > 45 thn Klinis : retardasi mental, wajah datar, lipatan epikantus, cacat jantung kongenital, hipotoni otot reflek moro , kulit leher menebal, telinga dislastik, garis tangan horisontal
Fenotype Trisomi 13
Klinis Trisomi 13
Karyotipe trisomi 13
Karyotipe Normal
Klinis Trisomi 18
Fenotype Trisomi 18
Karyotipe trisomi 18
Karyotipe Normal
KESEJAHTERAAN JANIN
Fetal monitoring
External Doppler Internal fetal scalp Sonografi doppler velocimetry
Interpretasi FHR
Antepartum NST Intrapartum CST
KASUS OBSTETRI
Manajemen Persalinan
Objektif
Definisi dan diagnosis persalinan (kala, his, mekanisme dll) Definisi dan diagnosis distosia
Penyebab distosia
Pencegahan dan manajemen distosia
Source: WHO/UNFPA/UNICEF/WORLD BANK. IMPAC-Managing Complications in Pregnancy and Childbirth: A Guide for Midwives and Doctors. WHO 2000 (WHO/RHR/ 00.7)
Perdarahan Obstetrik
Prinsip
Tegakkan diagnosis secara cepat Kenali sumberdaya dan kemampuan untuk kompensasi Resusitasi aktif pada perdarahan masif Identifikasi penyebab dasar Mengatasi penyebab
Perdarahan Antepartum
Definisi
Perdarahan pervaginam antara usia kehamilan 20 minggu hingga melahirkan
Insidens
2%-5% dari seluruh kehamilan Berbagai penyebab perdarahan antepartum
solusio plasenta Tidak terklasifikasi plasenta previa Lesi saluran genital bawah Lain-lain 40% 35% 20% 5% - 1% kehamilan - % kehamilan
Etiologi HAP
Servikal Perdarahan kontak (misalnya: koitus, pap-smear, neoplasia, pemeriksaan dalam) inflamasi (misalnya: infeksi) Dilatasi dan penipisan servik (misalnya pada persalinan, servik inkompeten) Plasenta solusio previa ruptura sinus marginalis vasa previa Lain-lain - kelainan faktor pembekuan darah
Prosedur Diagnostik
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik - Jangan lakukan pemeriksaan dalam Ultrasonografi Monitor elektronik janin Spekulum
Lakukan pemriksaan USG lebih dahulu jika memungkinkan jangan lakukan Periksa Dalam
Perdarahan Pervaginam
Faktor resiko Tes (tidak periksa dalam )
Penilaian Fetal / Maternal Ibu atau janin tidak stabil Resusitasi Hemodinamik Ibu atau janin tidak stabil Persalinan Ekspektatif Pertimbangkan kehilangan darah, etiologi, gestasi Ibu dan janin stabil Lab / monitoring janin U/S pemeriksaan vagianl
SOLUSIO PLASENTA
Definisi
Terlepasnya plasenta dari tempat implantasi sebelum waktunya
Klasifikasi
Total - kematian janin Parsial janin dapat mentoleransi terlepasnya 3050% bagian plasenta
SOLUSIO
Janin hidup
Plasenta Previa
Definisi
Plasenta menutupi ostium atau letak rendah
Klasifikasi
total - seluruhnya menutupi os partial - sebagian menutupi os marginal - cukup dekat dengan os sehingga dapat meningkatkan resiko perdarahan pada saat dilatasi dan penipisan serviks
multipara)
Gravida tua Kehamilan multipel
merokok
PLASENTA PREVIA
Nilai maturitas
Matur
Immatur
persalinan dengan s.c (hati-hati akreta) dapat dicoba pervaginam jika marginal
Komplikasi
ex-sanguinasi setelah amniotomi
Diagnosis
Apt test - Kleihauer test dari darah vagina bradikardia janin (terminal) berawal takikardia atau sinusoidal
Prognosis
Mortalitas janin sebesar 50-70%
Perdarahan Postpartum
Postpartum Hemorrhage
Objektivitas
Definisi
Etiologi Faktor resiko Pencegahan Tatalaksana
Postpartum Hemorrhage
Definisi Tradisional
Kehilangan darah > 500 mL pada persalinan pervaginam Kehilangan darah > 1000 mL pada seksio caesaria
Definisi Fungsional
Kehilangan darah yang potensial mengakibatkan ketidakstabilan hemodinamik
Insiden
sekitar 5% dari seluruh persalinan
Postpartum Hemorrhage
Etiologi Perdarahan Postpartum
Tonus Tissue/jaringan darah - atoni uterus - sisa jaringan/bekuan
Trauma inversi
Thrombin
- laserasi, ruptur,
- koagulopati
Postpartum Hemorrhage
Faktor risiko HPP - Antepartum
Riwayat HAP sebelumnya atau plasenta manual
Postpartum Hemorrhage
Faktor resiko HPP - Intrapartum
Persalinan operatif s.c atau pervaginam dengan alat Persalinan lama Persalinan cepat induksi atau augmentasi Korioamnionitis Distosia bahu
Postpartum Hemorrhage
Faktor resiko HPP - Postpartum
Laserasi atau episiotomi retensi plasenta/plasenta abnormal Ruptura uteri
Inversi uteri
Koagulopati yang didapat (mis. DIC)
Postpartum Hemorrhage
Pencegahan
Waspada manajemen aktif kala tiga
Oxytocin profilaksis
10 U IM 20 U/L N/S IV tetesan cepat
Penjepitan dan Pemotongan tali pusat dini Penegangan tali pusat terkendali dengan penekanan suprapubik arah berlawanan
Postpartum Hemorrhage
TATALAKSANA - ABC s
Bicara dan observasi pasien Jalur IV besar (No 16 gauge) Kristaloid- jumlah banyak!
Postpartum Hemorrhage
Tatalaksana - Nilai fundus
simultan dengan ABC Atonia merupakan penyebab utama Perdarahan Post partum
Postpartum Hemorrhage
Tatalaksana - Kompresi Bimanual
Postpartum Hemorrhage
Tatalaksana - Oxytocin
5 units IV bolus 20 units per L N/S IV tetesan cepat 10 unit intramyometrial diberikan transabdominal
Postpartum Hemorrhage
Tatalaksana - Eksplorasi Manual
Jika dengan kompresi bimanual dan oksitosin respon tidak ada lanjutkan dengan eksplorasi Eksplorasi manual akan:
Singkirkan adanya inversio uteri Palpasi luka servik Evakuasi sisa plasenta atau bekuan darah dari uterus Singkirkan adanya ruptura uteri atau dehisens
Postpartum Hemorrhage
Reposisi Uterus yang inversi
Postpartum Hemorrhage
Reposisi Uterus yang Inversi
Postpartum Hemorrhage
Tatalaksana - Uterotonika Tambahan
ergotamine hati-hati pada hipertensi
0.25 mg IM or 0.125 mg IV Dosis maksimum 1.25 mg
Postpartum Hemorrhage
Tatalaksana - Perdarahan dengan kontraksi Uterus baik (keras)
Eksplorasi traktus genitalia bawah
dibutuhkan
Tatalaksana - ABC s
Postpartum Hemorrhage
Simpulan
waspada Praktek pencegahan nilai kehilangan darah nilai status maternal Resusitasi aktif diagnosis penyebab Tatalaksana penyebab
INFEKSI
Ante Partum (Hepatitis, HIV) Intra Partum Post Partum
PRE-EXISTING HYPERTENSION
ESSENTIAL SECONDARY
GESTATIONAL HYPERTENSION
WITHOUT PROTEINURIA TRANSIENT HYPERTENSION WITH PROTEINURIA PREECLAMPSIA
HIPERTENSI
PROTEINURIA
HELLP SYNDROME
HEMOLISIS PENINGKATAN OT/PT
TROMBOSIT 100.000
T.D DIASTOLIK 110mmHg
BUN/CREATININ MENINGKAT
NYERI ULUHATI
NYERI KEPALA GANGGUAN PENGLIHATAN
KEJANG
SEDIAAN
NIFEDIPINE METILDOPA
OBAT ANTI KEJANG MgSO4 MERUPAKAN OBAT PILIHAN (Indikasi & Kontra) CARA PEMBERIAN AWALAN 4g 20% IV PEMELIHARAAN 1-2 g/JAM IV ANTIDOTUM Ca Gluconas 10% 10cc IV pelan
Definisi
Pecahnya ketuban sebelum waktu persalinan dimulai
preterm term < 37 minggu (PPROM) 37 minggu (TPROM)
Manajemen Umum
Nilai kesejahteraan ibu dan bayi
Pastikan diagnosis
aterm (>37 minggu) aktif / ekspektatif ~ Px preterm (34-37 minggu) konservatif + observasi ketat harapan hidup lbh baik preterm (<34 minggu) konservatif + observasi ketat
PERSALINAN PRETERM
Definisi
Kontraksi uterus yang reguler diikuti dengan dilatasi servik yang progresif dan atau penipisan servik kurang dari 37 minggu usia gestasi 20 50 % diagnosis persalinan preterm tidak tepat
Insiden
Persalinan preterm terjadi kira-kira 7% dari seluruh kehamilan terjadi sedikit perubahan pada angka kejadiannya disebabkan teknologi baru
Kepentingannya
Kelahiran preterm menyebabkan 75% mortalitas perinatal Gejala sisa lama yang signifikan pada neonatal :
Susunan Saraf Pusat dan perkembangan saraf Pernafasan Kebutaan dan ketulian
Penyebab
Idiopatik Perdarahan antepartum Ketuban pecah dini Korioamnionitis Kehamilan kembar/polihidramnion Servik inkompeten dan anomali servik Penyakit pada ibu Kelainan fetus
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tandatanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Alquran itu adalah benar. Apakah Rob-mu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu ??? (QS 41 : 53)