Você está na página 1de 13

DISTILASI MINYAK MENTAH

I.

TUJUAN Setelah melakukan percobaan, mahasiswa diharapkan mampu :


1. Mengetahui fraksi-fraksi minyak bumi yang dihasilkan sebagai distilat

dan residu 2. Menjelaskan mengenai titik didih fraksi-fraksi tersebut

II.

ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat yang Digunakan : 1. Heating mantel, 1000 ml 2. Double necked round bottom flask 3. Bubble cap column with 2 tray 4. Distillation bridge, 2ST 29/32, GI 18 5. Counterflow cooler after dimroth 6. Distillation adapter, straight 7. Round bottom flask, 500 ml 8. Beaker, 100 ml
9. Thermometer, (-100C) (2500C)

: 1 buah : 1 buah : 1 buah : 1 buah : 1 buah : 1 buah : 1 buah : 2 buah : 2 buah : 1 buah

10. Water batch

2.2 Bahan yang Digunakan :

1. Minyak bumi (crude oil) 2. Batu didih 3. Aquadest 4. Silicone grease

: 1000 ml : 5 buah : secukupnya : secukupnya

III.

DASAR TEORI

3.1 Struktur dan Komposisi Minyak Mentah Kebanyakan senyawa-senyawa yang terkandung di dalam minyak dan gas bumi terdiri dari hidrogen dan karbon sebagai unsur-unsur utamanya. Senyawa-senyawa tersebut disebut sebagai senyawa hidrokarbon. Selain daripada senyawa-senyawa tersebut terdapat pula senyawa-senyawa lain dalam jumlah yang sedikit mengandung unsur-unsur belerang atau sulfur, oksigen dan nitrogen. Komposisi minyak mentah dan gas bumi berdasarkan unsur-unsur penyusunnya adalah sebagai berikut : Karbon Hidrogen Sulfur Oksigen Nitrogen : 83,5 87, 5% (berat) : 11,5 14,0% : 0,1 3,0% : 0,1 1,0% : 0,01 0,3%

Selain unsur-unsur di atas terdapat juga unsur-unsur logam seperti vanadium, besi, nikel, khrom, posfor dan logam-logam lain yang jumlahnya kurang dari 0,03% berat.

3.2 Klasifikasi Minyak dan Gas Bumi Sekitar 85% dari minyak mentah (crude oil) di dunia diklasifikasikan menjadi 3 golongan, yaitu :
1. 2. 3.

Minyak dasar aspal (asphaltic base) Minyak dasar parafin ( paraffinic base) Minyak dasar campurab ( mixed base)

Minyak dasar aspal mengandung sedikit lilin parafin dengan aspal sebagai residu utama. Minyak dasar aspal sangat dominan mengandung aromatik. Kandungan sulfur, oksigen dan nitrogen relatif lebih tingggi dibandingkan dengan minyak-minyak dasar lainnya. Minyak mentah dengan dasar aspal sangat cocok untuk memproduksi gasolin yang berkualitas tinggi, minyak pelumas mesin dan aspal. Fraksi-fraksi ringan dan menengah mengandung presentase naftalen yang tinggi. Minyak dasar paraffin mengandung sangat sedikit aspal, sehingga sangat baik sebagai sumber untuk memproduksi lilin paraffin, minyak pelumas motor dan kerosin dengan kualitas tinggi. Minyak dasar campuran mengandung sejumlah lilin dan aspalsecara bersamaan. Produk yang dihasilkan minyak dasar ini lebih rendah kualitasnya dibandingkan dengan dua tipe minyak di atas. Berdasarkan jarak titik didih tiap fraksi yang dihasilkan, maka susunan molekul menurut jumlah atom karbon dari fraksi dan produk akhir kilang dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Susunan Hidrokarbon Fraksi/Produk Minyak dan Gas Bumi

Fraksi / Produk Gas-gas Gasolin Nafta Kerosin dan avtur Diesel dan fuel oil Gas oil Fuel oil berat Atm residu Vac residu 3.3 Proses Pengolahan Dasar

Jarak Didih, 0C <30 30 210 100 200 150 250 160 400 220 345 315 540 >450 >650

Jumlah Atom Karbon dalam Molekul Minyak C1 C4 C5 C12 C8 C12 C11 C13 C13 C17 C17 C20 C20 C45 >C30 >C60

Proses epngolahan dasar sebagai proses utama untuk mengolah minyak mentah menjadi produk dan fraksi-fraksinya terdiri dari : 1. Pengolahan secara fisik , yaitu distilasi terdiri dari : 2. Distilasi Atmosfir Distilasi Hampa Distilasi Bertekanan

Pengolahan secara kimia , disebut juga sebagai proses konversi atau reforming

terdiri dari : a. Proses perengkahan (cracking) terdiri dari : b. Perengkahan Termis ( Thermal Cracking ) Perengkahan Katalis (Catalytic Cracking ) Perengkahan Hidro ( Hydrocracking )

Proses Pembentukan Kembali (reforming ) terdiri dari :

c.

Reformasi Termis ( Thermal Reforming ) Reformasi Katalis ( Catalytic Reforming )

Proses Penggabungan Molekul , terdiri dari :


-

Polimerisasi Katalis , yakni : Polimerisasi Selektif dan Polimerisasi tidak selektif

Alkilasi Katalis , yang terdiri dari : Alkilasi H2SO4 dan alkilasi HF

1.

Pengolahan secara fisik Proses distilasi dalam kilang minyak merupakan proses pengolahan secara fisik

yang primer mengawali semua proses-proses yang diperlukan untuk memproduksi BBM dan non BBM. Proses distilasi/fraksionasi adalah proses untuk memisahkan campuran yang terdapat dalam minyak mentah ( crude oil ) menjadi komponen-komponen nya atas dasar fraksi atau pemotongan (cut) yang dibatasi oleh jarak titik didih tertentu , bukan atas dasar titik didih masing-masing komponen. Proses distilasi ini dapat menggunakan satu kolom atau lebih menara fraksionasi, misalnya residu dari menara distilasi atmosfir dialirkan ke menara distilasi hampa , atau salah satu fraksi dari menara distilasi atmosfir dialirkan ke menara distilasi bertekanan. Fraksi-fraksi yang dapat ditarik dari kolom distilasi/menara fraksionasi antara lain adalah sebagai berikut:

Fraksi

Jarak didih , F

Gas Nafta ringan Nafta berat Gas oil ringan Gas oil berat Residu

< 80 80 220 180 520 420 650 610 800 > 800

Contoh proses distilasi /fraksionasi di PERTAMINA RU III Distilasi Atmosfir : 1) Crude Batterry (CB) 2) Crude Distiller (CD)

Distilasi Hampa : 1) High Vacuum Unit ( HVU) 2) Vacuum Distillation Unit (VDU)

Distilasi Bertekanan : Stabilizer

IV.

LANGKAH KERJA Setiap sambungan pada alat diberikan silicon grease Menimbang bottom flask kosong dan mencatat beratnya Mengisi bottom flask dengan 400 ml crude oil , kemudian menambahkan 5 buah

1. 2.
3.

batu didih 4. Menghidupkan air pendingin , dan pemanas (temperatur set II , setelah 15 menit

menghidupkan set III ) Perhatikan : Setelah mendekati 8 menit crude oil mulai mendidih , temperatur crude oil 65C, setelah 10 menit uap akan naik pada tray pertama dan terkondensasi. Setelah 20 menit , distilat terkondensasi pada semua tray dan mengalami refluk. Komponen yang mempunyai titik didih rendah akan mencapai thermometer paling atas dan terkondensasi pada dimroth condenser. Setelah 25 menit hasil sulingan akan berkurang. 5. 6. Mencatat temperatur sebelum menghentikan hasil sulingan Setelah 50 menit pemanas dimatikan , mencatat temperatur , temperatur dasar

tidak melebihi 240 C. Temperatur pada tray pertama 155C , tray kedua 105 C , tray atas 40C

V. DATA PENGAMATAN t/min 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 A11/oC 27,8 27,9 27,9 27,8 27,8 27,9 30,1 34,8 41,2 45,4 50,3 54,7 59,7 64,4 B11/oC 28,3 28,2 28,2 28,2 28,2 28,3 28,3 28,3 28,3 28,3 28,2 28,2 28,1 28,2 A12/oC 28,5 28,6 28,7 28,5 28,5 28,6 28,6 28,5 28,6 28,7 28,4 28,6 28,6 28,5 B12/oC 28,8 29 29 29 28,9 28,9 28,9 28,9 28,9 28,8 28,9 28,9 29 29

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 34 35 36 37 38 39 t/min 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56

70 74,8 81,4 84,3 90,7 95,4 98,5 100,6 101,7 101,6 101,6 108,3 109,1 109,5 109,9 110,1 110,3 110,4 110,5 110,9 110,9 110,9 110,8 110,7 110,8 A11/oC 111 111,7 112 112,2 112,7 113,3 113,6 114,6 115,7 116,5 117,9 119,4 121,1 122,7 124,3 125,9 127,9

28,2 28,3 28,4 28,3 28,4 28,4 28,5 28,5 28,6 28,5 28,5 28,6 28,6 28,7 29 29,1 29,4 29,9 30,4 31,1 33,5 36,6 39,7 42,9 44,1 B11/oC 48,1 50,2 52,4 56 59,6 61,2 62,9 62,3 59,9 59,1 57,6 56,7 55,3 53,9 53,1 52,1 51,5

28,4 28,5 28,6 28,6 28,7 28,7 28,8 28,9 28,8 28,8 28,8 28,8 28,8 29,1 29 29,1 29,2 29,3 29,5 29,7 29,6 30,3 30,1 30,4 30,5 A12/oC 30,7 30,9 31,1 31,5 31,7 31,8 32 32,1 32,4 32,5 32,7 32,7 32,5 32,7 32,8 32,7 32,8

29 28,9 28,9 29 29 29 29 29 29,2 29,4 29,8 30,9 34,6 39,7 44,9 50,6 62,5 71,6 73,3 72,9 71,2 74 77,5 79,3 80,1 B12/oC 81,3 83,7 83 84,3 84,8 85,1 84,7 84,1 82,3 81,5 79,9 78,6 77,1 76,4 75,3 73,8 71,7

57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75

129,7 131,4 132,2 133,3 133,9 134,9 135,9 136,3 137,2 138,5 139,7 140,6 141,6 142,2 143 143,8 145,4 147 148,2

51 50,3 49,5 48,4 47,7 46,7 46,1 46,1 46,3 46,4 46,2 46 45,7 46,2 47,1 47,7 48,1 48,7 48,9

32,6 32,5 32,4 32,4 32,3 32,3 32,1 32 32,2 32,1 32 31,9 31,9 31,9 31,7 31,9 32,2 32,1 32,1

70,6 69,2 69,9 72,5 75 75,4 75,8 76,3 77 75,4 76,6 76,1 76,1 77,3 76,4 76,6 75,7 75,3 74,6

Pengujian titik nyala Fraksi Pengamatan Lebih cepat menyala Lebih lamban menyala

Indeks Bias Fraksi B12 Nilai Indeks Bias

B11

VI. GRAFIK
GRAFIK HUBUNGAN ANTARA WAKTU DAN TEMPERATUR PADA DESTILASI MINYAK MENTAH

VII.

ANALISA PERCOBAAN

Pada praktikum kali ini dillakukan distilasi minyak mentah dengan menggunakan seperangkat alat distillation bridge yang dihubungkan ke perangkat komputer, sehingga secara otomatis kita dapat suhu proses yang terjadi di layar komputer. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui fraksi-fraksi minyak bumi sebagai distilat dan residu. Distilasi minyak mentah merupakan suatu proses pemisahan fraksi-fraksi minyak berdasarkan titik didihnya. Jenis distilasi yang dilakukan pada percobaan ini adalah distilasi atmosfer, dimana tekanan yang digunakan sama dengan tekanan di udara (1 atm).

Ada 4 titik / tray pada alat distilasi ini, yaitu A11, B12, B11 dan A12. Tray A11 merupakan tempat / wadah dari minyak yang akan di distilasi. Suhu awal sebelum pemanasan pada A11 adalah 27,80C. Fraksi yang memiliki titik didih paling rendah akan terkondensasi terlebih dahulu. Setelah lebih dari 20 menit, uap akan naik ke titik pertama (B12) dan terkondensasi. Pada menit ke 28 adanya tetesan dari kondensat. Titik didih pada 109,90C dan suhu kondensat 44,90C. Selanjutnya, uap akan naik ke titik kedua (B11). Tetesan kondensat terjadi pada menit ke 41 pada titik didih 111,70C dan suhu kondensat adalah 50,20C. Untuk tray ketiga (A12) tidak dilakukan pengambilan data, dikarenakan sampai menit ke-75, suhu 148,20C tidak dilihat nya tetesan kondensat. Dapat di analisa bahwa titik didih fraksi di kolom ini tinggi, sehinggan butuh panas yang tinggi untuk menguapkannya. Dengan panas yang tinggi, juga membutuhkan waktu yang lama. Berdasarkan referen, titik didih standar dari fraksi fraksi minyak adalah sebagai berikut : Fraksi Gas Gasoline Kerosin Solar Residu Titik didih (0C) 0 50 50 85 85 105 105 135 >135

Sedangkan, dari data yang di dapat ; tray B12 = 109,90C dan tray B11 = 111,70C. Jadi dapat di analisa bahwa jenis fraksi minyak yang di analisa termasuk ke dalam jenis solar. Selanjutnya, dilakukan analisa pada kedua hasil kondensat tersebut. Analisanya yaitu ; titik nyala dan indeks bias. Pengujian pada titik nyala tidak dapat dilakukan dengan flash point tester, dikarenakan volume kondensat tidak mencukupi untuk mengisi tempat yang ada di flash point tester. Dari pengujian dapat dilihat bahwa hasil kondensat yang ada di tray lebih cepat menyala dibandingkan tray

VIII. KESIMPULAN Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Distilasi minyak mentah merupakan pemisahan fraksi-fraksi berdasarkan titik didih. 2. Jenis distilasi yang digunakan merupakan distilasi atmosfer dimana tekanan yang digunakan sama dengan tekanan udara / diluar (1 atm) 3. Fraksi yang memiliki titik didih paling rendah akan menguap lebih dulu dan terkondensasi. Hal itu terjadi pada titik pertama yang merupakan tray B12. 4. Dari data yang didapat, yaitu Tray B12 B11 Titik didih (0C) 109,90C 111,70C Fraksi Solar Solar

IX.

DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet. 2012. Praktikum Teknologi Minyak Bumi. POLSRI : Palembang www.Google.com

Você também pode gostar