Você está na página 1de 2

Analisis Berita 1 Judul : Pengusaha Kena Pajak Diregistrasi Sumber : Kompas, 22 Juni 2012 Dalam berita ini diangkat

masalah mengenai registrasi ulang terhadap pengusaha kena pajak (PKP) oleh Direktorat Jenderal Pajak Republik Indonesia (Dirjen Pajak) dimana hal tersebut dilakukan agar adanya penertiban administrasi,pengawasan dan menguji pemenuhan kewajiban subjektif objek dan objektif PKP. Program tersebut di mulai Februari hingga Agustus 2012 ini, dimana dari sekitar 700.000 PKP baru 290.000 atau 42% yang menyampaikan surat pemberitahuan (SPT) masa PPN. Pengusaha Kena Pajak, adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai (UU PPN) 1984 dan perubahannya, tidak termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Sedangkan Pengusaha dapat didefinisikan sebagai orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean dan terhadap registrasi ulang ini Aturan yang mewajibkan seluruh PKP mendaftar ulang termuat dalam PER-05/ PJ/2012 tanggal 3 Februari 2012. Dari hal tersebut menunjukkan sikap proaktif dari pihak Dirjen Pajak untuk mendapatkan data dan penerimaan pajak dalam jumlah yang bisa diukur dari para PKP yang ada. Karena dapat saja banyak pengusaha yang ternyata telah tidak lagi memiliki usaha tapi tetap terdaftar sebagai pengusaha kena pajak selain itu dengan masih banyaknya PKP yang telah melaporkan SPT dengan jumlah 42% saja dari 700.000 PKP yang ada maka dengan adanya terobosan diharapkan akan memberikan solusi yang efektif bagi pemasukan kas negara melalui pajak sehingga kebocoran-kebocoran pajak untuk masalah PKP ini dapat ditekan, karena sumber pajak dari Pengusaha jelaslah tidak sedikit namun Bila hasil verifikasi atas 700 ribu PKP tersebut dinilai tidak memenuhi kriteria subjektif dan objektif maka NPPKP pengusaha atau badan tersebut sebaiknya dicabut agar tidak menimbulkan kerancuan data.

Analisis Berita II Judul : Warga Dua Desa Tutup Jalan Sumber : Kompas, 22 Juni 2012 Masalah yang diangkat dari berita ini ialah dimana warga kampung Cikandang di Desa Kertajaya dan Mekarsari Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menutup jalan di kampung mereka dengan batu,ban bekas dan kayu agar truk tronton yang menuju Serpong Tangerang Jawabarat tidak lagi melintasi jalan di kawasan di kampung mereka karena jalan tersebut telah rusak parah, hal ini dilakukan agar pemerintah memperbaiki jalan tersebut sebagai bagian pembenahan infrastruktur. Karena selama ini kerusakan tersebut menimbulkan lubang yang cukup dalam serta mengganggu warga dengan debu-debu yang bertebaran. Pajak yang seharusnya bertujuan untuk mensejahterakan rakyat dengan salah satunya yaitu bagi pembangunan di berbagai lini kehidupan masyarakat nampaknya belum terealisasi padahal muatan truk-truk yang mereka angkut ialah bahan galian C dimana bahan galian tersebut sesuai dengan UU no 28 tahun 2009 mengenai pajak dan retribusi daerah termasuk bahan pajak yang dapat di pungut oleh daerah (dalam hal ini kabupaten/kota). Dengan adanya aturan tersebut infrastruktur jalan yang rusak parah tersebut jikalau dikaji tidak terlepas akibat melintas truk-truk tersebut yang notabene kelebihan muatan sehingga mempercepat kerusakan jalan yang ada, namun dengan adanya pajak ini seharusnya perbaikan infrastruktur jalan yang dilalui dapat dilaksanakan segera artinya ada timbal balik yang jelas dengan dilalui jalan kampung tersebut dengan perbaikan jalan sesegera mungkin oleh pemerintah kabupaten Bogor selain itu retribusi-retribusi juga dapat setidaknya menambah anggaran bagi perbaikan jalan. Kesimpulan dari hal ini ialah dengan adanya kewenangan pemerintah daerah memungut sendiri pajaknya seperti ketentuan yang telah ditentukan maka masalah perbaikan infrastruktur yang menunjang kehidupan sosial ekonomi masyarakat sebagai salah satu tujuan pajak haruslah diterapkan dengan efektif dan tepat guna pula, dengan dipakai jalan raya tersebut bagi perlintasan truk galian yang secara tidak langsung juga merupakan sumber pendapatan pajak daerah maka perawatan jalan yagn dilalui harusnya segera direalisasikan.

Você também pode gostar