Você está na página 1de 20

MISKONSEPSI PADA MATERI

KALOR DAN HUKUM I


TERMODINAMIKA


OLEH
KELOMPOK 3


NOVA IRWAN
KOMYADI
YUL IFDA
ABU BAKAR






JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012



KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan Laporan pertama mata kuliah Fisika Sekolah Miskonsepsi Pada
Materi Hukum I Termodinamika tepat pada waktu yang telah ditentukan dosen mata kuliah.
Laporan ini merupakan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah dengan tujuan
mendalami pemahaman mahasiswa setiap materi pelajaran yang akan dibahas setiap
pertemuan. Dalam makalah ini memuat tentang analisis miskonsepsi dari beberapa buku
Fisika yang dipakai di SMA. Data dan informasi diperoleh dengan metode library research
dan sumber Internet.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen Prof. Motlan, M.Sc.,Ph.D
yang telah memberikan mata kuliah Fisika Sekolah
Demi perbaikan laporan ini, penulis menerima kritik dan saran dan semoga laporan
ini dapat menambah wawasan informasi para pembaca umumnya dan bagi penulis sendiri
khususnya.

Medan, 29 Agustus 2012

Penulis



BAB I
PENDAHULUAN
A. Standar Kompetensi
Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor.

B. Kompetensi Dasar
Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan hukum termodinamika.

C. Indikator
1. Menganalisis berbagai proses yang berkaitan dengan pertukaran energi dalam gas
dengan lingkungan.
2. Mendeskripsikan usaha, kalor, dan energi dalam berdasarkan hukum termodinamika.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Menyebutkan syarat terjadinya kesetimbangan kalor.
2. Menjelaskan hukum ke-nol termodinamika.
3. Menjelaskan pengertian sistem.
4. Menjelaskan pengertian lingkungan.
5. Menjelaskan macam-macam proses yang berkaitan dengan pertukaran energi.
6. Menjelaskan makna diagram p-V.
7. Menjelaskan proses-proses khusus berdasarkan grafik tekanan-volume (p-V).
8. Menjelaskan kerja total selama satu proses berdasarkan diagram p-V.
9. Menyebutkan hukum I termodinamika.
10. Menjelaskan hukum I termodinamika yang merupakan prinsip kekekalan energi
dalam sistem termodinamika.
11. Menyebutkan perjanjian tanda energi dalam (U), kalor (Q), dan usaha (W).










BAB II
URAIAN MATERI
































TERMODINAMIKA
HUKUM KE NOL
TERMODINAMIKA
HUKUM KE I
TERMODINAMIKA
Berkaitan
dengan
Kesetimbangan
Termal
Hukum Kekekalan
Energi
Mengikuti
Sistem
Pada Suatu
Usaha
Menyangkut
Besaran
Kalor Energi Dalam
HUKUM KE II DAN III
TERMODNIAMIKA


1. Keseimbangan Termal dan hukum ke-nol
Kesetimbangan termal dicapai ketika dua sistem dalam termal kontak dengan masing-
masing berhenti untuk memperoleh net perubahan energi. Ini berarti bahwa jika dua sistem
dalam kesetimbangan termal, suhu mereka sama. Kesetimbangan termal terjadi ketika suatu
sistem termal mokroskopik yang teramati telah berhenti untuk perubahan waktu. Contohnya,
suatu gas ideal dengan fungsi distribusi telah stabil pada suatu distribusi Maxwell-Boltzmann
dalam kesetimbangan termal. Kesetimbangan termal dari suatu sistem tidak berarti mutlak
tidak seragam dengan sistem; contohnya, sebuah sistem sungai dapat berada dalam
kesetimbangan termal saat distribusi suhu makroskopik stabil dan tidak berubah terhadap
waktu, mesekipun distribusi temperatur spasial merefleksikan masukan polusi termal.
Energi termal atau kalor (AQ) adalah energi yang mengalir dari benda yang satu ke
benda yang lain karena perbedaan suhu. Kalor selalu berpindah dari benda yang panas ke
benda yang dingin. Agar kedua benda yang saling bersentuhan tersebut berada dalam
keadaan termal yang seimbang (yakni tidak ada perpindahan kalor antara kedua benda), suhu
kedua benda haruslah sama. Jika benda pertama dan benda kedua berada dalam keadaan
termal yang seimbang dengan benda ketiga, maka kedua benda pertama berada dalam
keadaan termal yang seimbang. (Pernyataan ini sering disebut hukum ke-nol zeroth law
termodinamika).

2. Pengertian Termodinamika, Sistem, dan Lingkungan
Termodinamika adalah: Cabang ilmu Fisika yang mempelajari hokum-hukum dasar
yang dipatuhi oleh kalor dan usaha. Termodinamika juga merupakan ilmu yang mengatur
perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya, pemanfaatan energi dalam bentuk kalor
dan usaha. Dalam termodinamika ada dua besaran yang sangat mendasar yaitu sistemdan
lingkungan
Sistem adalah: Sesuatu yang menjadi subjek pembahasan (fokus perhatian)
Lingkungan adalah: Segala sesuatu di luar sistem yang berhubungan dengan sistem.
Dalam Termodinamika dikenal ada tiga jenis sistem yaitu:
Sistem Terbuka dimana terjadi perpindahan massa dan energi hingga menembus batas sistem
misal: tangki air yang terbuka
Sistem tertutup dimana tidak ada perpindahan massa melalui batas sistem tetapi dapat terjadi
perpindahan energi misal: Gas dalam balon


Sistem terisolasi dimana tidak ada perpindahan masssa dan energi misal: termos yang beriesi
air panas / dingin

3. Pengertian Usaha, Kalor, dan Energi Dalam
Usaha yang dilakukan pada atau oleh sistem adalah ukuran energi yang dipindahkan
dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya. Ketika melakukan usaha pada suatu sistem, maka
ada energi yang dipindahakan ke sistem.
Kalor menyatakan bentuk energi. Pernyataan ini pertama kali dibuktikan oleh Robert
Von Mayer melalui percobaan berikut ini : Botol diisi dengan air dingin, kemudian
digonoang-goncangkan selama beberapa menit, Apa yang dapat anda rasakan pada air
tersebut?
Kalor tidak hanya terjadi karena perpindahan suhu, tetapi setiap benda sudah memiliki
kalor. Karena kalor adalah suatu bentuk energi.
Hangatnya air dalam botol karena memperoleh kalor (panas) yang berasal dari
perubahan energi kinetik (gerak) air tersebut. Energ kalor dapat ditimbulkan dari berbagai
bentuk energi, seperti energi kimia, energi listrik, energi kinetik, energi nuklir dan
sebagainya. Satuan kalor dalam sistem Internasional (SI) dinyatakan dalam Joule (J). Satuan
kalor lainnya adalah kalori.
1 kilo kalori = 1000 kalori = 10 kubik kalori.
Menurut James Prescott Joule: 1 kalori = 4,2 joule atau 1 joule = 0,24 kalori
1 Kkal = 4,2 x 10 joule, angka ini disebut tara kalor mekanik.
Kalor Dapat Mengubah Suhu Benda, Kalor adalah salah satu bentuk energi yang
dapat berpindah karena adanya perbedaan suhu. Kalor dapat menyebabkan perubahan suhu
suatu bnda.
Dalam Fisika, pengertian kalor berbeda dengan suhu. Kalor sebagai bentuk energi
menyatakan jumlah (kuantitas) panas, sedangkan suhu menyatakan ukuran derajat panas.
Secara ilmiah, kalor berpindah dari benda yang suhunya tinggi menuju benda yang suhunya
rendah bila kedua benda dicampur.
Karena kalor sebagai bentuk energi, maka berlaku hukum kekekalan energi untuk
kalor. Menurut Joseph Black, kalor yang diterima sama dengan kalor yang dilepas.
Pernyataan ini disebut Asas Black.


Kalor yang diterima = kalor yang dilepaskan


Qterima = Qlepas
(m . c. At)terima = (m . c. At)lepas

Kalor yang diterima/dilepaskan sebanding dengan massa zat, penurunan/kenaikan suhu dan
kabr jenis zat.
Dirumuskan:
Q = m . c. At
Keterangan:
Q = kalor, satuannya Joule (J)
m = massa, satuannya kg
c = kalorjenis, satuannya J/kgC
At = selisih suhu, satuannya C

Kalor jenis suatu zat adalah bilangan yang menunjukkan banyak kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1C dan 1 kg zat. Bila dinyatakan dengan rumus:
c= Q/ m. At
Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor suatu zat adlah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat itu
sebesar 1C. Jika dinyatakan dengan rumus dapat di tulis:
Perubahan Energi Dalam. Ketika suatu benda bergerak, suatu benda memiliki energi
kinetik sehingga dapat melakukan usaha. Bila bergantung pada ketinggian, memiliki energi
potensial. Kedua energi ini disebut energi luar. Sebagai tambahan, setiap benda memiliki
energi yang tak nampak yaitu energi dalam yaitu jumlah energi kinetik dan potensial oleh
molekul zat.
Energi Dalam adalah sifat mikroskopik zat sehingga tidak dapat diukur langsung tapi
yang dapat diukur yaitu perubahannya U = U
2
- U
1
.
Formulasi Usaha, Kalor dan perubahan Energi Dalam
Besarnya usaha yang dilakukan sistem diperoleh dari persamnaan umum usaha:
s x F W = (1)
Gaya yang diberikan gas terhadap piston dapat diperoleh dari hubungan:
A x p F atau
A
F
p = = (2)
Jika piston bergerak sejauh s, usaha yang dilakukan gas adalah;


s x F W = (3)
Jika persamaan (2) disubtitusi ke persamaan (3) diperoleh:
) ( ) ( s A p W atau s A p W = = (4)

A s adalah perubahan volume yang dialami oleh gas maka Persamaan (4) menjadi:
V p W A = ... (5)
Keterangan: W = Usaha (J)
P = Tekanan (N/m
2
)
V = Perubahan Volume (m
3
)

Kalor:
Kalor yang diserap oleh sistem gas diperoleh dari persamaan umum kalor
T C Q atau T c m Q A = A =
Keterangan: c = kalor jenis gas dan C = Kapasias kalor gas
Energi Dalam
Telah diketahui bahwa energi dalam gas didefinisikan sebagai jumlah energi kinetic
seluruh molekul gas dalam wadah tertutup:
Untuk gas monoatomik : nRT NkT U
2
3
2
3
= =
Untuk gas Diatomik : nRT NkT U
2
5
2
5
= =


Dimana: N = Jumlah seluruh molekul Gas
n = Jumlah mol gas
Untuk sistem yang mengalami perubahan suhu, maka U menjadi:
Untuk gas monoatomik : ) (
2
3
2
3
1 2
T T nR nRT =
Untuk gas diatomic : ) (
2
5
2
5
1 2
T T nR nRT =


4. Proses Termodinamika Gas

a. Proses Isotermis / Isotermal


Proses isotermis/isothermal yaitu proses yang
berlangsung dengan suhu tetap.
Berlaku Hukum Boyle : p
1
.V
1
= p
2
.V
2

Usaha luar : V
2
> V
1
maka W = (+)
V
1
> V
2
maka W = (-)

}
=
2
1
.
v
v
dV p W

} |
|
.
|

\
|
= =
=
=
2
1
1
2
ln . .
.
. .
v
v
V
V
RT n W
V
dV
RT n W
V
RT n
p
RT n V p

untuk tekanan p
1.
V
1
= p
2.
V
2

2
1
p
p

Atau
l
n
x =
e
log x =
e
x
log
log


|
|
.
|

\
|
= =
1
2
log . 3 , 2 log 3 , 2 ln
V
V
RT n W x x
a. Proses Isobarik
Proses isobarik yaitu proses yang berlangsung
dengan tekanan tetap.
Berlaku Hukum Charles :
1
1
T
V
=
2
1
T
V





A
B
V
p

p A B






V
1
V
2
V



Usaha luar:
W = p (V
2
-V
1
) V
2
>V
1
W = (+) gas melakukan usaha
terhadap lingkungannya.
W = p.V V
2
<V
1
W = (-) gas menerima usaha dari
Lingkungannya
Pemanasan gas dengan tekanan tetap:
Q
p
= m c
p
AT atau Q
p
= n c
pm
AT
Kalor jenis gas pada tekanan tetap

Kalor jenis jenis molar gas pada tekanan
tetap


T m
Q
c
p
p
A
=
J/kg K k mol J
T n
Q
c
v
pm
. /
A
=


Kapasitas kalor (C
p
) pada tekanan tetap.
k J
T
Q
C
p
p
/
A
=

b. Proses Isokhorik
Proses isokhorik yaitu proses yang berlaku / berlangsung dengan volume tetap.
p
p
2
A Berlaku Hukum Gay Lussac :
1
1
T
p
=
2
2
T
p

p
1
B
V V
Q
v
= m.c
v
.
A
T atau Q
v
= n.c
vm
.
A
T
Kalor jenis gas pada volume yang tetap. Kalor jenis molar pada volume yang tetap.
K kg J
T m
Q
c
v
v
. /
A
= K mol J
T n
Q
c
v
vm
. /
A
=
usaha luar: Kapasitas kalor pada volume tetap

O W
O P W
V p W
=
=
A =
.
.
K J
T
Q
C
v
v
/
A
=



c. Proses Adiabatik
Proses adiabatik yaitu proses yang berlangsung tanpa penambahan/pengurangan
kalor.

1 1
V p =

2 2
V p = kostanta Laplace =
vm
pm
v
p
v
p
c
c
c
c
C
C
= =

1
1 1
V T

=
1
2 2
V T



Usaha luar :
Gas monoatomik
W=3/2 n.R T

W=3/2 n.R.(T
1
-T
2
)
Gas Diatomik
W=5/2 n.R T

W=5/2 n R(T
1
-T
2
)

5. Hukum I Thermodinamika
Hukum I termodinamika adalah suatu pernyataan bahwa energi adalah kekal, energi
tidak dapat diciptakan / dimusnahkan.
Hukum ini menyatakan, jika kalor AQ masuk ke dalam sistem, energi ini haruslah
muncul sebagai penambahan energi dalam sistem AU dan/atau usaha yang dilakukan sistem
pada lingkungannya.
Energi dapat berganti bentuk yang lain, misalnya: menjadi kalor.
1 joule = 0,24 kalori ; 1 kalori = 4,2 joule
Persamaannya dapat ditulis: AQ = AU + AW
Kesimpulan : Bahwa tidak mungkin suatu mesin akan bekerja terus menerus tanpa
penambahan energi dari luar (perpetum mobille I ).
AQ, AU dan AW harus dinyatakan dalam satuan yang sama: joule, atau ft lb atau
kalori, atau Btu.



Aplikasi Hukum I Thermodinamika pada Berbagai Proses
a. Proses Isobarik
Proses isobarik adalah suatu proses dimana pada proses tersebut tekanannya adalah
tetap. Diagram antara tekanan terhadap waktu seperti gambar di bawah ini.








Berdasarkan diagram tersebut di atas Usaha yang dilakukan gas adalah :
W = p(V
2
V
1
)
W = usaha yang dilakukan gas (J)
p = tekanan gas (Pa)
V
1
= Volume gas pada keadaan awal (m
3
)
V
2
= Volume gas pada keadaan akhir (m
3
)
Jika pada proses ekspansi, volume gas membesar maka dikatakan gas melakukan
usaha, tetapi jika pada proses pemampatan, volume gas mengecil maka dikatakan gas
dikenai kerja.

1
1
T
V
=
2
2
T
V

Proses isobarik adalah proses di mana tekanan sistem tidak berubah.
AQ
p
= m c
p
AT
atau : AQ
p
= n c
p
AT
W A = P AV = n R AT
AU

=

A Q
v
Untuk gas monoatomik: U = 3/2 N k AT = 3/2 n R AT = n c
v
AT
c
v
= 3/2 R joule/mol K
AQ
p
= AU + AW
n c
p
AT = n c
v
AT + n R AT
p
p
V
1 V
2
V

Gambar: Diagram tekanan terhadap
volume pada proses isobarik



c
p
= c
v
+ R joule/mol K
sehingga c
p
= 3/2 R + R = 5/2 R joule/mol K
Untuk gas diatomik:
Suhu Rendah : c
v
= 3/2 R ; c
p
= 5/2 R
Suhu Sedang : c
v
= 5/2 R ; c
p
= 5/2 R
Suhu Tinggi : c
v
= 7/2 R ; c
p
= 7/2 R
1 J/mol K =
M
1
J/kg K
Gas Monoatomik : c
v
= 3/2 R/M
joule / kg K
c
p
= 5/2 R/M

b. Proses Isokhorik

Proses isokhorik adalah suatu proses dengan volume tetap di mana volume sistem tidak
berubah, yakni kalor yang masuk sistem menjelma sebagai penambahan energi dalam
sistem.
Pada proses volume tetap berlaku hukum Gay-Lussac yang menyatakan :
tetap
V
nR
T
p
= =
diagram hubungan antara tekanan dan volume adalah sebagai berikut :
p

p
2


p
1


V V
Usaha yang dilakukan gas pada proses isokhorik adalah sebagai berikut : pada proses
isokhorik V = 0 maka usaha yang dilakukan gas yang mengalami proses ini
memenuhi : AW = p AV = 0

sehingga hukum I termodinamika menjadi : AQ = AU +AW



AW = 0 ( tidak terjadi perubahan volume)
Maka AQ
v
= AU
AQ
v
= n c
v
AT atau AQ
v
= m c
v
AT
U = 3/2 nR T (gas monoatomik=gas diatomik suhu rendah)
U = 5/2 n R T (gas diatomatik suhu sedang
U = 7/2 n R (gas diatomatik suhu tinggi)
W = Q
p
Q
v

W = n (c
p
c
v
) T atau W = m(c
p
-c
v
) T

Kapasitas Kalor
AQ

= m c

AT
disebut dengan C
C =
K
J
T
Q
A
A

Gas diatomik
Suhu Rendah : c
v
= 3/2 R/M ; c
v
= 3/2 nR
: c
p
= 5/2 R/M ; c
p
= 5/2 n R
Suhu Sedang : c
v
= 5/2 R/M J/kg.K ; c
v
= 5/2 nR J/K
: c
p
= 7/2 R/M ; c
p
= 7/2 n R
Suhu Tinggi : c
v
= 7/2 R/M ; c
v
= 7/2 nR
: c
p
= 9/2 R/M ; c
p
= 9/2 n R



Gas monoatomik :
AQ
v
= AU
C
v
AT = 3/2 n R

AT
C
v
= 3/2 n R







AQ
p
= A Q
v
+ AW
AW = AQ
p


A Q
v
n R AT = (C
p
C
v
) AT
(C
p
C
v
) = n R joule/ K
sehingga C
p
= 5/2 n R


c. Proses Isotermik
Proses isotermik adalah proses di mana suhu tidak berubah. Untuk gas ideal yang
mengalami proses isotermik AU = 0. Tetapi hal ini tidaklah berlaku untuk sistem-sistem
lain. Sebagai contoh kalau es mencair pada 0C, AU = 0 meskipun proses pencairan
berlangsung pada suhu tetap.
Proses Isotermik gas ideal: A U = O
A Q = AW
W = n RT 1n (
1
2
V
V
)
W = n RT 1n (
2
1
p
p
)
W = PAV = n RAT
Apabila gas ideal mengalami proses di mana (p
1
, V
1
) berubah menjadi (p
2
, V
2
), di mana
p
1
V
1
= p
2
V
2
, berlaku bahwa:
AQ = AW = p
1
V
1
ln
1
2
V
V
= 2,30 p
1
V
1
log
1
2
V
V

Disini ln dan log adalah logaritma dengan bilangan dasar e dan 10.

d. Proses Adiabatik
Proses adiabatik adalah proses di mana tidak ada kalor yang masuk atau keluar dari
sistem. Maka AQ = 0, hingga untuk proses demikian, hukum pertama menjadi :
0 = AU + AW
artinya AU = AW
Apabila sistem melakukan kerja, energi dalamnya harus turun. Apabila kerja dilakukan
pada sistem, energi dalamnya akan naik. Apabila gas ideal mengalami proses, di mana
keadaannya (p
1
, V
1
, T
1
) berubah secara adiabatik menjadi (p
2
, V
2
, T
2
), berlakulah :
p
1
V

1
= p
2
V

2
dan
1
1 1

V T =
1
2 2

V T
dengan = c
p
/c
v.




BAB III
MISKONSEPSI
Buku Fisika yang dijadikan sampel adalah :
1. Buku Fisika Karangan Hartanto dan Reza Widya dengan judul Fisika Mengungkap
Fenomena Alam Penerbit Cempaka Putih
2. Buku Fisika karangan Kamajaya dengan judul Cerdas Belajar Fisika Penerbit
Grafindo Media Pratama
3. Buku Fisika karangan Marthen Kanginan dengan judul Fisika Penerbit Erlangga
4. Buku Fisika karangan Abdul Haris dan Maksum dengan judul Fisika Penerbit Pustaka
Insan Madani
Materi yang dianalisis yaitu Termodinamika dengan subbab Hukum I Termodinamika.
Berdasarkan hasil diskusi dalam menganalisis buku Fisika SMA tersebut terdapat beberapa
miskonsepsi pada materi hukum I Termodinamika yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut :
N
o
Source Misconception Correct Conception
1 Buku Fisika Kamajaya
(Hal 271)
Energi dalam didefenisikan
sebagai jumlah total energi
kinetik partikel-partikel zat
dalam suatu sistem
Energi dalam berhubungan
dengan aspek mikroskopik
zat. Zat terdiri dari atom atau
molekul yang bergerak terus
menerus. Dari gerakan ini
zat memiliki energi kinetik.
Antara molekul-molekul zat
juga terdapat gaya yang
disebut gaya antar molekul.
Akibat gaya tersebut
molekul memiliki energi
potensial. Jumlah energi
kinetik dan energi potensial
yang berhubungan dengan
atom-atom dan molekul-
molekul zat itulah yang
disebut dengan energi
dalam




2 Buku Fisika Kamajaya
(Hal 270)
Kalor merupakan suatu bentuk
energi yang dapat berpindah
dari lingkungan ke suatu sistem
atau sebaliknya karena ada
perbedaan suhu antara sistem
dan lingkungannya
Kalor itu ada bukan hanya
terjadi pada karena adanya
perubahan suhu, tetapi
proporsional dengan
perubahan suhu
3 Buku Fisika Hartanto
dan Reza Widya (Hal
240)
Hukum pertama
Thermodinamika merupakan
hukum kekekalan energi
Hukum I Thermodinamika
mengikuti hukum kekekalan
energi karena pada sistem
termodinamika tidak ada
energi yang hilang.
4 http://arsyadriyadi.blo
gspot.com/2011/09/mi
skonsepsi-dan-
perubahan-
konsep_26.html
Dua buah sendok dimasukkan ke
dalam gelas yang berisi air dingin.
Sendok yang satu terbuat dari besi
dan sendok yang lain terbuat dari
plastik. Setelah selang waktu yang
cukup lama kedua sendok
dipegang dengan tangan. Ternyata
sendok besi terasa lebih dingin
dari pada sendok plastik. Kalu
seandainya sendok diukur dengan
termometer yang terjadi adalah?
Kebanyakan pasti jawabannya
sendok besi lebih rendah dari
pada sendok plastik, mereka
berfikir begitu karena mereka
memegang besi terasa lebih
dingin dibandingkan sendok
plasstik.

Suhu sendok besi dan sendok
plastik jika di ukur dengan
termometer akan menunjukkan
nilai yang sama karena antara
sendok besi, sendok plastik dan
air dingin sudah terjadi
kesetimbangan termal.
Sendok besi kita pegang terasa
lebih dingin karena sendok besi
menyerap kalor dari tangan kita
(besi merupakan konduktor)
sedangkan sendok plastik tidak
menghantarkan kalor dari
tangan ke air dingin sehingga
sendok plastik tidak terasa
dingin




5 http://arsyadriyadi.blo
gspot.com/2011/09/mi
skonsepsi-dan-
perubahan-
konsep_26.html
Banyak siswa yang
beranggapan bahwa suatu
benda yang mempunyai suhu
lebih tinggi akan selalu
membutuhkan kalor/panas
yang besar pula
Anggapan ini keliru, karena
besarnya kalor yang
dibutuhkan suatu benda, juga
tergantung pada massa dan
kapasitas kalor masing-
masing benda.
Beberapa siswa beranggapan
bahwa bila panas diberikan
pada air yang mendidih
dengan cepat, maka suhu air
yang mendidih itu akan
bertambah. Padahal yang
benar adalah suhu tetap tidak
naik sampai semuanya
menjadi gas. Dengan kata
lain, saat proses perubahan
wujud, suhu tetap meski
panas ditambah.

6 Http://www.newton.de
p.anl.gov/askachi.gen9
9/gen99902.htm

Atoms get bigger when you
heat them up
Atoms do not get bigger
whwn they only spread
furtherapart when heated
7 When you touch a cold object,
it transfers some of its coldness
to you

Many student also believe
that when they touch
something cold, coldness is
transfered from the cold
object to their body. There is
no such thing as cold. An
object feels cold because it
has less heat than you The
sensation of Cold is the
feeling, that we get when
heat leaves our body to enter
an object with lower
temperature. It is not
coldness leaving the object
and entering you, it is heat
leaving you and entering
object








DAFTAR PUSTAKA

Haris, Maksum, 2009. Fisika, Jakarta. Penerbit Pustaka Insan Madani
Kamajaya, 2007, Cerdas Belajar Fisika, Bandung. Grafindo Media Pratama
Kanginan Marthen, 2006. Jakarta. Fisika untuk SMA Kelas XI, Erlangga

http://arsyadriyadi.blogspot.com/2011/09/miskonsepsi-dan-perubahan-konsep_26.html,
diakses tanggal 15 Agustus 2012.
Brian P. Self, dkk, 2008, Important Student Misconceptions in Mechanics and Thermal
Science: Identification Using Model-Eliciting Activities 38 ASEE/IEEE
Frontiers in Education Conference
Http://www.newton.dep.anl.gov/askachi.gen99/gen99902.html, diakses tanggal 15 agustus
2012




















Pertanyaan:
1. Irham Ramdhani
Apakah konsep kalor hanya terjadi pada perpindahan suhu?
Jawab:
Kalor tidak hanya terjadi karena perpindahan suhu, tetapi setiap benda sudah memiliki
kalor. Karena kalor adalah suatu bentuk energi.

2. Jeperis,
Mengapa Hukum I Termodinamika merupakan hukum kekalan energi.
Jawab:
Hukum I Termodinamika bukan hukum kekekalan energi melainkan mengikuti
hukum kekelan energi.

3. Mainisa,
Mengapa terjadi titik air pada gelas yang di isi air bersuhu rendah (air es)
Jawab:
Udara yang ada di sekeliling gelas mengandung uap air. Ketika gelas diisi es, gelas
menjadi dingin. Udara yang bersentuhan dengan gelas dingin ini akan turun suhunya.
Uap air yang ada di udara pun ikut mendingin. Jika suhunya sudah cukup dingin, uap
air ini akan mengembun membentuk tetes-tetes air di bagian luar gelas.

Você também pode gostar