Você está na página 1de 3

Analisa Log Sumur (Well Log) Tujuan: Mengetahui informasi-informasi lithologi, porositas, resistivitas, dan kejenuhan hidrokarbon berdasarkan

data wireline log. Mengetahui adanya hidrokarbon dalam suatu lapisan. Mengetahui lingkungan pengendapan suatu zona hidrokarbon.

Well Logging Merupakan suatu teknik untuk mendapatkan data bawah permukaan dengan menggunakan alat ukur yang dimasukkan kedalam lubang sumur, untuk evaluasi formasi dan identifikasi cirri-ciri batuan dibawah permukaan (Schulmberger, 1958). Tujuan utama dari well logging adalah untuk dapat menentukan zona hidrokarbon, dan memperkirakan kuantitas minyak dan gas bumi yang ada pada suatu reservoir. Hasil pengukuran well logging ini disajikan dalam bentuk kurva log vertical, sesuai dengan kedalaman yang telah diukur dengan kecepatan yang tetap dan menerus. Masing-masing kurva menunjukkan parameter yang dapat diinterpretasikan menjadi jenis-jenis dan urutan litologi serta ada atau tidaknya komposisi hidrokarbon pada suatu formasi. Untuk mengumpulkan semua data yang diperlukan, seringkali dilakukan beberapa kali perekaman dengan kombinasi alat yang berbeda (Harsono, 1997). Kurva Log SP: Di bagian shaly, defleksi SP maksimum kea rah kanan dapat menentukan suatu garis dasar shale (Shale baseline). Defleksi dari bentuk log shale yang dapat menentukan zona batuan permeabelyang mengandung fluida dengan salinitas yang berbeda dari lumpur pemboran (Russel, 1951). Log SP dapat menunjukkan lapisan permeable, namun tidak dapat mengukur harga absolute dari permeabilitas tersebut. Log SP dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti resistivitas formasi, air lumpur pemboran, ketebalan formasi dan parameter lainnya. Pada dasarnya kurva log SP tidak mampu secara tepatmengukur ketebalan lapisan karena sifatnya yang lentur. Perubahan dari posisi garis dasar serpih (Shale Baseline) ke garis permeable tidak tajam melainkan halus sehingga garis batas antaralapisan tidah mudah ditentukan. Kegunaan dari log SP sendiri adalah untuk (Exploration Logging, 1979): 1. Identifikasi lapisan permeabel. 2. Mencari batas-batasdan lapisan permeable berdasarkan batasan lapisan tersebut. 3. Menentukan resistivitas air-formasi (Rw). dan korelasi antara sumur

4. Memberikan indikasi kualitatif lapisan serpih. Log Resistivitas: Resistivitas atau tahanan jenis suati batuan adalah kemampuan batuan untuk menghambat jalannya arus listrik yang mengalir melalui batuan tersebut (Thomeer, 1948). Apabila batuan mudah untuk mengalirkan arus listrik, maka batuan tersebut memiliki resistivitas rendah. Sebaliknya, bila batuan sulit untuk mengalirkan arus listrik, maka batuan tersebut memiliki resistivitas yang tinggi. Satuan yang digunakan untuk mengukur resistivitas adalah Ohmmeter (meter). Nilai resistivitas dari suatu formasi batuan bergantung pada (Chapman, 1976): Salinitas air formasi yang dikandungnya Jumlah air formasi yang ada Struktur geometri pori-pori. Pada lapisan permeable yang mengandung air tawarm harga resistivitasnya tinggi, karena air tawar mempunyai salinitas yang rendah sehingga memiliki konduktivitas yang rendah. Lapisan permeable air asin mempunyai salinitas yang tinggi, harga resistivitasnya rendah sehingga konduktivitasnya tinggi. Ketika suatu formasi dib or, air lumpur pemboran akan masuk kedalam formasi sehingga membentuk 3 zona yang terinvasi, yaitu: Flushed zone Merupakan zona infiltrasi yang terletak paling dekat dengan lubang bor serta terisi oleh air filtrate lumpur yang mendesak komposisi semula (gas, minyak atau air tawar). Meskipun demikian mungkin saja tidak seluruh komposisi semula terdesak ke dalam zona yang lebih dalam. Transition zone Merupakan zona infiltrasi yang lebih, dalam keterangan zona ini ditempati oleh campuran dari air filtrate lumpur dengan komposisi semula. Uninvaded zone Zona yang tidak mengalami inflitrasi dan terletak paling jauh dari lubang bor, serta seluruh pori-pori batuan terisi oleh komposisi semula.

Log Radioaktif

Menyelidiki intensitas radioaktif mineral yang mengandung radioaktif dalam suatu lapisan batuan dengan menggunakan suatu radioaktif tertentu. Log Gamma Ray Log Gamma Ray digunakan untuk mengukur intensitas radioaktif yang dipancarkan dari batuan yang didasarkan bahwa setiap batuan memiliki komposisi komponen radioaktif yang berbeda-beda (Bassiouni, 1994). Log ini mengukur intensitas sinar gamma alami yang dipancarkan oleh formasi. Sinar gamma ini berasal dari peluruhan unsure-unsur radioaktif yang berada dalam batuan. Batupasir dan batugamping hamper tidak mengandung unsure-unsur radioaktif. Serpih mempunyai komposisi radioaktif yang tinggi yaitu rata-rata 6ppm Uranium, 12 ppm Thorium dan 2% Potassium (Sclumberger, 1958). Berdasarkan hal tersebut maka log sinar gamma dapat digunakan untuk mengetahui komposisi serpih pada suatu formasi. Pada lapisan permeable yang bersi (clean) kurva sinar gamma menunjukkan intensitas radioaktif yang sangat rendah, terkecuali jika mempunyaukomposisi mineral-mineral tertentu yang bersifat radioaktif. Sedangkan pada lapisan kotor (shally), kurva sinar gamma akan menunjukkan intensitas radioaktif yang tinggi. Batubara oleh log sinar gamma ditunjukkan dengan nilai yang sangat rendah. Hal ini disebabkan batubara berasal dari material organic sehingga tidak mempunyai komposisi unsure radioaktif. Log ini umunya berada disebelah kiri kolom kedalaman dengan satuan API unit (American Petroleum Institute). Log sinar gamma sendiri digunakan untuk membedakan antara batuan reservoir dan non reservoir.

Log Densitas (RHOB) Log ini menunjukkanbesarnya densitas batuan yang ditembus lubang bor. Dari besaran ini sangat berguna dalam penentuan besaran porositas. Selain itu dapat mendeteksi adanya indikasi hidrokarbon atau air bersama-sama dengan log neutron. Dalam log densitas besarnya nilai kurva dinyatakan dalam satuan gram/cc. kegunaan log densitas adalah untuk: Mengukur nilai porositas, korelasi antar sumur pemboran, mengenali indikasi fluida pada suatu formasi.

Log Neutron (NPHI) Berguna untuk menentukan besarnya porositas batuan (Sclumberger, 1958). Lo

Você também pode gostar