Você está na página 1de 15

Hubungan Kemampuan Literasi Informasi Anggota Ikatan Pustakawan Pelajar dengan Prestasi Belajar di Sekolah

Rahmi Nurfadhilah1, Ninis Agustini2, Tati Sumiati3 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Jatinangor Email : rahmi.nurfadhilah90@gmail.com Abstract This study aims to determine whether there is a relationship between information literacy skills of students with learning achievement in school. It used The Big 6 Information literacy model which is composed of six steps, namely Task Definition, Information Seeking Strategies, Location and Access, Use of Information, Synthesis, and Evaluation. The research was carried out to all members of the Student Librarian Association SMA Negeri 3 Sukabumi RSBI. The method used in this research is quantitative method with descriptive correlational analysis. Data collection techniques used were questionnaires, interviews, and book study. Research results show that the probability is 0.022 <0.05, with a correlation value of 0.417. The conclusion is that there is a significant relationship between information literacy skills in the use of information on students who is members of the Librarians Association of Students of SMAN 3 1 Sukabumi with learning achievement in school. Keywords: Information Literacy, The Big 6, school achievement, librarian, school

Pendahuluan Dalam Undang-Undang (UU) No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) menyebutkan salah satu tujuan Pendidikan Nasional Republik Indonesia adalah mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Disebutkan pula, bahwa prinsip penyelenggaraan pendidikan adalah mewujudkan manusia pembelajar seumur hidup (long life learning). Untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya peningkatan kualitas dan hasil pendidikan melalui perbaikan dan penyempurnaan proses belajar mengajar. Salah satu hal yang dapat mendukung proses belajar mengajar adalah kemampuan literasi informasi.
1

Mahasiswa Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Literasi informasi tidak bisa dilepaskan dengan dunia pendidikan dan sangat berpengaruh karena

keterampilan dan 12 langkah efektif yang bisa digunakan untuk

menyelesaikan masalah. Hasil belajar seseorang bisa disebut sebagai prestasi belajar.

menjadi inti terwujudnya peserta didik yang bertanggung jawab dan menjadi pembelajar seumur hidup sesuai dengan tujuan SISDIKNAS. Dengan dimilikinya kemampuan

Untuk memperoleh hasil atau prestasi belajar tersebut tidak bisa dilepaskan dengan internal adanya dan pengaruh eksternal. literasi faktor Peran informasi faktor dalam

literasi informasi pada diri peserta didik, akan memudahkan mereka untuk merealisasikan slogan long life education. Untuk memiliki kemampuan literasi langkah informasi, yang ada harus tersebut beberapa dikuasai. disusun

kemampuan menjadi internal

penting yang

sebagai

mendukung

proses belajar mengajar yang efektif dan efisien untuk menunjang prestasi belajar siswa. SMA Negeri 3 Sukabumi merupakan lembaga pendidikan

Langkah-langkah

sebagai suatu model yang disebut model literasi sebuah untuk literasi informasi. Model

unggulan yang difavoritkan di kota Sukabumi. mencetak baik Sekolah siswa-siswa ini banyak

informasi mekanisme mengukur

menyediakan atau dan langkah menguji informasi membantu

berprestasi, non

akademik SMAN

maupun 3

kemampuan seseorang

literasi serta dapat

akademik.

Sukabumi

memiliki visi untuk mewujudkan sekolah unggul, religius, dan mandiri yang berbudaya global nasional tahun dan 2012

pelajar untuk memecahkan masalah dalam proses belajar dengan

keterampilan

memanfaatkan

berwawasan

informasi yang tersedia. Salah informasi satu model dapat literasi

(Creating on excellen, religious and independent school which is national culture and has global vision in 2012).

yang

digunakan

untuk tingkat sekolah adalah The Big 6. Model ini terdiri dari 6 2

Sesuai visi dan misi SMAN 3 Sukabumi tentunya menuntut

minat baca siswa. Walaupun ekskul IPP bergerak dalam bidang literasi, namun mereka belum pernah

pengajar dan peserta didik untuk bisa menjadi seorang information literate, yaitu dengan dunia mengikuti pendidikan

mendapat pelatihan mengenai literasi informasi secara khusus di sekolah. Mereka belajar library skill secara mandiri. Dan dari perolehan data, sebagian besar anggota yang

perkembangan

nasional maupun internasional dan memiliki kompetensi informasi terhadap yang

perkembangan

tergabung dalam Ikatan Pustakawan Pelajar (IPP) selalu memiliki prestasi belajar yang baik di sekolah. Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan rumusan masalah apakah ada hubungan antara kemampuan literasi informasi yang dimiliki oleh anggota Ikatan Pustakawan Pelajar dengan prestasi belajar di sekolah. Dengan tujuan penelitian ada yaitu dan untuk tidaknya

berlangsung terus menerus mengikuti kemajuan teknologi literasi yang ada.

Keterampilan

informasi

menjadi sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik. SMAN 3 Sukabumi memiliki berbagai salah kegiatan satunya ekstrakurikuler, yaitu Ikatan

Pustakawan Pelajar (IPP) yang dibina langsung perpustakaan oleh sekolah. koordinator Dalam

mengetahui

kegiatannya, anggota IPP bertugas dan belajar menjadi seorang

hubungan antara: kemampuan literasi informasi siswa dalam merumuskan masalah dengan prestasi belajar;

pustakawan junior yang membantu mengelola perpustakaan, bahan pustaka di

kemampuan literasi informasi siswa dalam strategi pencarian informasi dengan prestasi belajar; kemampuan literasi informasi siswa dalam

bertugas

dalam

kegiatan pelayanan, dan mengadakan kegiatan literasi di lingkungan

sekolah seperti lomba menulis cerpen, membaca berita, membuat mading, dan lain-lain. untuk Kegiatan tersebut

menentukan lokasi dan akses dengan prestasi belajar; kemampuan literasi informasi siswa dalam pemanfaatan informasi dengan prestasi belajar; 3

bertujuan

mengembangkan

kemampuan literasi informasi siswa dalam mensintesa dengan prestasi belajar, informasi dan kemampuan dalam literasi evaluasi

siswa

dengan prestasi belajar di sekolah. Dari diharapkan hasil dapat penelitian ini

memberikan

People trained in the application of information resources to their work can be called information literate. They have learned techniques and skill for utilizing the wide range of information tools as well as primary sources in molding information solutions for their problems. Paul Zurkowski menggunakan ungkapan menggambarkan tersebut "teknik untuk dan

gambaran secara khusus mengenai hubungan informasi kemampuan siswa dengan literasi prestasi

belajar di sekolah. Selain itu, untuk memberi masukan bagi kepala

kemampuan" yang dikenal dengan istilah literasi informasi yaitu

sekolah dan pengelola perpustakaan SMAN 3 Sukabumi dalam

kemampuan berbagai

untuk

memanfaatkan

alat-alat informasi serta informasi primer

menentukan arah kebijakan perlu atau tidaknya diadakan pembelajaran atau pelatihan literasi informasi secara berkala untuk siswa di perpustakaan maupun di kurikulum sekolah.

sumber-sumber

untuk memecahkan masalah mereka. Merujuk pada tulisannya dapat

diartikan orang-orang yang dilatih dalam mengaplikasikan sumber-

sumber informasi untuk pekerjaan Kajian Pustaka Literasi informasi pertama kali ditemukan oleh pemimpin American Information Industry Association Paul G.Zurkowski pada tahun 1974 dalam proposalnya yang ditujukan kepada The National Commission on mereka dapat disebut (orang dengan yang

information terpelajar informasi). Bila

literate dalam

memanfaatkan

dikaitkan

dengan

pendidikan sekolah, maka penerapan literasi informasi dapat diterapkan oleh siswa, guru, kepala sekolah dan karyawan sekolah dalam menentukan apa yang mereka butuhkan dan

Libraries and Information Science (NCLIS) di Amerika Serikat.

Zurkowski (1974:6) menulis:

bekerjasama

dengan

pustakawan

sekolah untuk dapat memanfaatkan sumber informasi yang tersedia di perpustakaan. Menurut Hancock (1999:1) manfaat literasi informasi untuk

observasi, studi literatur, dan studi dokumentasi serta cara belajar yang dapat menumbuhkan dan memupuk motivasi internal peserta didik untuk belajar lebih jauh dan lebih dalam (Kapitze,2003:55). Hal ini diungkapkan dalam salah satu pilar pendidikan yang menyatakan pembelajaran bahwa harus proses mampu

pelajar yaitu : Pelajar dan guru akan dapat menguasai pelajaran mereka dalam proses belajar mengajar dan siswa tidak akan tergantung kepada guru karena dapat belajar secara mandiri dengan kemampuan literasi informasi yang dimiliki. Hal ini dapat dilihat dari penampilan dan kegiatan mereka di lingkungan belajar. Pelajar yang literat juga akan berusaha belajar mengenai berbagai sumber daya informasi dan cara penggunaan sumber-sumber informasi. Pendidikan berperan dalam menjadikan seseorang literat terhadap informasi sehingga semua orang

mengajarkan kepada peserta didik Learning how to learn (belajar bagaimana cara untuk belajar). Dalam dunia pendidikan dan pengajaran, tingkat keberhasilan

seseorang biasanya dilihat melalui suatu ukuran prestasi, yang disebut dengan prestasi belajar. Menurut

Saifuddin Azwar dalam bukunya Psikologi bahwa Prestasi atau keberhasilan belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikatorindikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan dan semacamnya. (Azwar, 1996:164) Salah informasi satu model dapat literasi Intelegensi, mengatakan

dapat memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhannya. Saat ini literasi informasi merupakan komponen yang penting di dunia pendidikan. Dalam konsep pembelajaran, cara belajar yang baik adalah: Mengarahkan dan mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan memperluas materi secara mandiri melalui diskusi, 5

yang

digunakan

untuk tingkat sekolah adalah The Big

6.

Model

literasi

ini

banyak

Hipotesis Berdasarkan kerangka diatas,

digunakan di seluruh dunia antara lain Amerika Serikat, Italia, Belanda, Afrika Selatan, Taiwan, Selandia Baru, dan Indonesia. The Big 6 dikembangkan di Amerika Serikat oleh dua pustakawan bernama Robert E. Berkowitz dan Michael tahun B. 1987

maka penulis mengemukakan suatu hipotesis untuk identifikasi masalah dan tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Ho : Tidak ada hubungan antara kemampuan merumuskan prestasi belajar. H1 : Ada hubungan siswa masalah antara dalam dengan siswa masalah dalam dengan

Eisenberg

pada

(Gunawan, 2008:3) yang terdiri dari 6 keterampilan dan 12 langkah, yaitu : 1. Perumusan Masalah 1.1. Mendefinisikan masalah informasi 1.2. Mengidentifikasikan kebutuhan informasi 2. Strategi Pencarian Informasi 2.1. Menetapkan semua sumber yang dapat digunakan 2.2. Menyeleksi sumber terbaik 3. Lokasi dan Akses 3.1. Melokasikan sumber-sumber (baik isi maupun fisik) 3.2. Menemukan informasi dalam sumber-sumber yang ada 4. Pemanfaatan Informasi 4.1. Mengikat Makna (Menghubunghubungkan informasi) 4.2. Menyarikan informasi yang relevan 5. Sintesa 5.1. Mengorganisasi informasi dari berbagai sumber 5.2. Mempresentasikan informasi 6. Evaluasi 6.1. Menilai produk (efektif atau tidak) 6.2. Menilai proses (efisien atau tidak) (The Big 6 (Eisenberg dan Bob Berkowitz, 1987:1) 6

kemampuan merumuskan prestasi belajar.

2. Ho : Tidak ada hubungan antara kemampuan siswa dalam strategi pencarian informasi dengan

prestasi belajar. H1 : Ada hubungan antara

kemampuan siswa dalam strategi pencarian informasi dengan

prestasi belajar. 3. Ho : Tidak ada hubungan antara kemampuan menentukan siswa lokasi dan dalam akses

informasi dengan prestasi belajar. H1 : Ada hubungan siswa lokasi dan antara dalam akses

kemampuan menentukan

informasi dengan prestasi belajar.

4. Ho : Tidak ada hubungan antara kemampuan pemanfaatan siswa informasi dalam dengan

variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi (Rakhmat, 1997:27). Untuk menguji korelasi antara

prestasi belajar. H1 : Ada hubungan siswa informasi antara dalam dengan

dua variabel digunakan korelasi Rank Spearman (Rs). Korelasi ini

kemampuan pemanfaatan

mempunyai kegunaan untuk mencari korelasi dimana kedua data yang dikorelasikan mempunyai skala

prestasi belajar. 5. Ho : Tidak ada hubungan antara kemampuan mensintesa siswa informasi dalam dengan

ordinal. Dalam pengujian dengan skala ordinal masing-masing diberi ranking sesuai dengan nilai yang

prestasi belajar. H1 : Ada hubungan siswa informasi antara dalam dengan

didapat, mulai dari ranking yang terkecil. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Ikatan 3

kemampuan mensintesa

prestasi belajar. 6. Ho : Tidak ada hubungan antara kemampuan melakukan siswa evaluasi dalam dengan

Pustakawan

Pelajar

SMAN

Sukabumi sebanyak 30 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket,

prestasi belajar. H1 : Ada hubungan siswa evaluasi antara dalam dengan

wawancara, dokumen. Data penelitian

studi

pustaka

dan

kemampuan melakukan

yang

diperoleh

dari

prestasi belajar.

kemudian

dianalisis

dengan teknik analisis deskriptif, Metode Penelitian Metode penelitian yang sedangkan menggunakan yaitu pengujian statistik hipotesis inferensial korelasi koefisien

digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk meneliti sejauhmana variasi-

pengukuran dengan

nonparametrik

korelasi Rank Spearman, dengan

menggunakan bantuan program SPSS for windows versi 13.0. Untuk menafsirkan besarnya presentase yang didapat dari tabulasi data, penulis menggunakan pedoman penafsiran data sebagai berikut : 0% Tidak satupun responden 1 - 26% Sebagian kecil responden 27 - 49% Hampir setengah responden 50 % Setengahnya 51 75 % Sebagian besar 76 - 99% Hampir seluruhnya 100% Seluruhnya. (Arikunto, 2002: 313) Berikut memberikan korelasi : Tabel 1 Interval Koefisien dan Tingkat Hubungan
Interval Koefisien 0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000 Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat

validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (construct validity). Analisis tersebut dilakukan melalui penelaahan terhadap butir-butir item pernyataan dalam angket sekaligus memeriksa relevansinya dengan

indikator setiap variabel. Teknik analisis yang

digunakan yaitu Corrected Item-Total Correlation yang diperoleh dengan bantuan program SPSS 13.0, dengan hasil sebagai berikut: Tabel 2 Hasil Uji Validitas
No. Item 1 Koef. Validitas item total terkoreksi 0,754 Keterangan Valid

pedoman interpretasi

untuk koefisien

(Sumber: Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, 2002:73)

Hasil dan Pembahasan Untuk memperoleh validitas instrumen, dilakukan analisis 8

2 0,145 Valid 3 0,243 Valid 4 0,753 Valid 5 0,170 Valid 6 0,491 Valid 7 0,602 Valid 8 0,291 Valid 9 0,686 Valid 10 0,673 Valid 11 0,684 Valid 12 0,493 Valid 13 0,369 Valid 14 0,509 Valid 15 0,820 Valid 16 0,598 Valid 17 0,640 Valid 18 0,509 Valid 19 0,809 Valid 20 0,731 Valid 21 0,674 Valid 22 0,607 Valid 23 0,662 Valid 24 0,808 Valid 25 0,540 Valid 26 0,621 Valid 27 0,529 Valid Sumber: Pengolahan Data SPSS versi 13.0, Juni 2012

Dari

27

items

pertanyaan

rumus ini karena data X dan Y adalah ordinal. Pengumpulan data Variabel bebas (X) menggunakan skala

untuk variabel kemampuan literasi informasi terdapat 4 pernyataan yang tidak valid karena r hitung < r tabel atau 0,300. Untuk data yang tidak valid dilakukan koreksi dan

penilaian (rating scales) dengan skor nilai (1,2,3,4,5) dengan interpretasi sebagai berikut: 1 = Buruk 2 = Kurang 3 = Cukup

penggantian pada item pernyataan tersebut dengan dibimbing oleh dosen pembimbing. Uji reliabilitas (reliability

4 = Baik 5 = Sangat Baik Sedangkan pengumpulan data variabel terikat (Y) melalui buku legger dan buku laporan hasil belajar peserta didik SMAN 3 Sukabumi 2012 kelas X dan XI dengan

analysis) dilakukan untuk melihat keterandalan (reliabel) setiap variabel. Pengujian dilakukan dengan metode Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS 13.0 for Windows, dengan hasil sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Cronbachs r Tabel Kesimpulan Alpha 0,746 0,60 Reliabel

interpretasi sebagai berikut : 65 70 = Sangat Kurang 71 75 = Kurang 76 80 = Cukup 81 85 = Baik 86 100 = Sangat Baik
Sumber: Data Bagian Kurikulum SMAN 3 Sukabumi

Sumber: Pengolahan Data SPSS versi 13.0, Juni 2012

Dengan menggunakan metode Alpha Cronbach diperoleh koefisien reliabilitas (ralpha) sebesar 0.746. Kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel product moment adalah

Tingkat hubungan dapat diketahui dengan pengujian hipotesa sebagai berikut: Ho : = 0 Tidak terdapat hubungan antara

sebesar 0,600. Maka r alpha lebih besar dari r tabel, artinya

signifikan/reliabel. Analisa korelasi dilakukan

dengan menggunakan rumus Korelasi Spearman rho, alasan penggunaan 9

variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y)

H1 : 0 Terdapat hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) Hasil pengolahan menggunakan rumus Spearman rho dengan bantuan komputer program SPSS 13.0 for Dengan kriteria sebagai berikut: Jika probabilitas [Sig. 2-tailed] > 0.05, maka terima Ho Jika probabilitas [Sig. 2-tailed] < 0.05, maka tolak Ho Windows, maka didapat hasil

kalkulasi statistik sebagaimana tertera di bawah ini:

Tabel 4 Hubungan kemampuan merumuskan masalah (X1) dengan prestasi belajar (Y) rs Probabilitas Kriteria Ket Kesimpulan Curva Tingkat Uji Korelasi Hubungan 0,248 0,187 H1 Tidak Tidak Positif Rendah ditolak Signifikan Terdapat Hubungan
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 13.0, Juni 2012

Tabel 5 Hubungan kemampuan strategi pencarian informasi (X2) dengan prestasi belajar (Y) rs Probabilitas Kriteria Keterangan Kesimpulan Curva Tingkat Uji Korelas Hubungan 0,145 0,443 H1 Tidak Tidak Positif Sangat ditolak Signifikan Terdapat Rendah Hubungan
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 13.0, Juni 2012

Tabel 6 Hubungan kemampuan menentukan lokasi dan akses informasi (X3) dengan prestasi belajar (Y) rs Probabilitas Kriteria Keterangan Kesimpulan Curva Tingkat Uji Korelasi Hubungan 0,170 0,370 H1 Tidak Tidak Positif Sangat ditolak Signifikan Terdapat Rendah Hubungan
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 13.0, Juni 2012

10

Tabel 7 Hubungan kemampuan pemanfaatan informasi (X4) dengan prestasi belajar (Y) rs Probabilitas Kriteria Keterangan Kesimpulan Curva Tingkat Uji Korelasi Hubungan 0,417 0,022 H1 Signifikan Terdapat Positif Sedang diterima Hubungan
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 13.0, Juni 2012

Tabel 8 Hubungan kemampuan mensintesa informasi (X5) dengan prestasi belajar (Y) rs Probabilitas Kriteria Ket Kesimpulan Curva Tingkat Uji Korelasi Hubungan 0,342 0,064 H1 Tidak Tidak Positif Sedang ditolak Signifikan Terdapat Hubungan
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 13.0, Juni 2012

Tabel 9 Hubungan kemampuan evaluasi (X6) dengan prestasi belajar (Y) rs Probabilitas Kriteria Keterangan Kesimpulan Curva Tingkat Uji Korelasi Hubungan 0,249 0,184 H1 Tidak Tidak Positif Sedang ditolak Signifikan Terdapat Hubungan
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 13.0, Juni 2012

Berdasarkan tabel 4 di atas, diperoleh nilai korelasi Rank

prestasi belajar (Y) tidak terdapat hubungan yang signifikan. Berdasarkan tabel 5 di atas, diperoleh nilai korelasi Rank

Spearman (rs) sebesar 0,248. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,248 menandakan hubungan yang rendah [0,20-0,399, Sugiyono: 2002:184]. Nilai probabilitas dari hubungan ini adalah 0,187. Nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa antara kemampuan

Spearman (rs) sebesar 0,145. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,145 menandakan hubungan yang sangat rendah [0,00-0,199, Sugiyono:

2002:184]. Nilai probabilitas dari hubungan ini adalah 0,443. Nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian, hasil penelitian ini 11

merumuskan masalah (X1) dengan

menunjukkan kemampuan informasi

bahwa strategi

antara pencarian prestasi

penelitian ini menunjukkan bahwa antara kemampuan (X4) pemanfaatan prestasi

(X2)

dengan

informasi

dengan

belajar (Y) tidak terdapat hubungan yang signifikan. Berdasarkan tabel 6 di atas, diperoleh nilai korelasi Rank

belajar (Y) terdapat hubungan yang signifikan. Berdasarkan table 8 di atas, diperoleh nilai korelasi Rank

Spearman (rs) sebesar 0,145. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,145 menandakan hubungan yang sangat rendah [0,00-0,199, Sugiyono:

Spearman (rs) sebesar 0,342. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,342 menandakan hubungan yang rendah [0,20-0,399, Sugiyono: 2002:184]. Nilai probabilitas dari hubungan ini adalah 0,064. Nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa antara kemampuan

2002:184]. Nilai probabilitas dari hubungan ini adalah 0,443. Nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan kemampuan informasi bahwa strategi (X2) dengan antara pencarian prestasi

mensintesa informasi dengan prestasi belajar tidak terdapat hubungan yang signifikan. Berdasarkan table 9 di atas, diperoleh nilai korelasi Rank

belajar (Y) tidak terdapat hubungan yang signifikan. Berdasarkan tabel 7 di atas, diperoleh nilai korelasi Rank

Spearman (rs) sebesar 0,249. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,249 menandakan hubungan yang rendah [0,20-0,399, Sugiyono: 2002:184]. Nilai probabilitas dari hubungan ini adalah 0,184. Nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan 12

Spearman (rs) sebesar 0,417. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,417 menandakan hubungan yang sedang [0,40-0,599, Sugiyono: 2002:184]. Nilai probabilitas dari hubungan ini adalah 0,022. Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, hasil

bahwa antara kemampuan evaluasi dengan prestasi belajar tidak terdapat hubungan yang signifikan.

membaca dan menulis. Kemampuan tersebut dapat menunjang pencapaian prestasi belajar siswa. Sesuai dengan pernyataan Schores (1960) dalam

Pemanfaatan Informasi Pemanfaatan informasi

Muchyidin mengungkapkan

(1980:5) bahwa

yang kegiatan

adalah salah satu langkah dalam strategi literasi informasi menurut model literasi informasi The Big 6 yaitu dengan mengikat (membaca, mendengar, melihat, menyentuh), informasi

membaca akan banyak menentukan keberhasilan dalam studi. Kemampuan informasi dalam literasi memanfaatkan

informasi (use information) sesuai dengan pernyataan Zurkowski

menghubung-hubungkan

serta mengekstrak atau menyarikan informasi yang relevan Berdasarkan hasil penelitian ini, kemampuan literasi informasi siswa yang memiliki hubungan

(1974:6) yang mendefinisikan istilah literasi informasi pertama kali yaitu kemampuan untuk memanfaatkan

berbagai alat-alat informasi serta sumber-sumber untuk Merujuk informasi primer masalah. dapat

signifikan dengan prestasi belajar yaitu literasi terdapat pada kemampuan dalam

memecahkan pada

tulisannya

informasi

siswa

diartikan orang-orang yang dilatih dalam mengaplikasikan sumber-

memanfaatkan atau menggunakan informasi. Kemampuan informasi informasi dalam berarti literasi menggunakan siswa dapat

sumber informasi untuk pekerjaan mereka dapat disebut dengan

information literate (orang yang terpelajar informasi). Pernyataan ini diperkuat oleh Kirsch dan Jungeblit dalam buku Literacy : Profile of Americans Young (2010:11) 13 Adult yang dalam Sukaesih dalam memanfaatkan

membaca, melihat, menyentuh, dan mendengarkan membuat rangkuman, informasi serta

catatan, dan

ringkasan, kritis

berfikir

terhadap informasi yang didapatkan, dengan istilah lain yaitu kemampuan

mendefinisikan

literasi informasi secara kontemporer sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan tercetak, informasi elektronik tertulis, dalam

kemampuan literasi informasi dalam memanfaatkan informasi pada siswa anggota Ikatan Pustakawan Pelajar dengan Prestasi Belajar di Sekolah. Pemanfaatan tersebut dilakukan informasi dengan cara

mengembangkan sehingga

pengetahuan manfaat

mendatangkan

bagi masyarakat. Selain (20120:13) itu, menuliskan Sukaesih ciri-ciri

membaca,memahami, mendengarkan informasi yang ditemukan atau dan

mengekstrasi informasi yang belajar.

meringkas sebagai baik dalam sebagai

relevan Semakin siswa informasi

masyarakat literer (melek informasi) adalah : Mereka yang sudah belajar bagaimana caranya belajar. Mereka mampu memahami sesuatu yang dibacanya, mengaplikasikannya, berdasarkan pemahaman bacaan dan pengetahuan yang dimilikinya. Mereka berfikir kritis dan bersikap etis terhadap informasi yang dimilikinya. Menjadikan kegiatan belajar menjadi sebuah kegiatan yang menjadi bagian dari kehidupannya. (Sukaesih, 2010:13)

sumber

kemampuan memanfaatkan

sumber belajar maka semakin baik pula prestasi belajar di sekolah. Siswa yang memiliki kemampuan literasi informasi dalam

memanfaatkan informasi yang baik memiliki rata-rata nilai rapor di atas angka 80.

Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian, dapat disimpulkan bahwa dari keenam langkah literasi informasi The Big 6 yang diujikan, terdapat hubungan antara

14

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek: edisi revisi V. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin. (1996). Psikologi Intelegensi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. DIKNAS. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Di unduh dari http://zkarnain.tripod.com/DIKNAS.htm#/lima (diakses 19 juni 2012). Eisenberg, Michael, et.al. (2004). Information Literacy:essential skills for the information age. New York: ERIC Clearinghouse on Information & Technology. Gunawan, Agustin Widya, dkk. (2008). 7 langkah literasi informasi: knowledge managemen. Jakarta: Universitas Atmajaya. Hancock, Vicky E. (1999). Information Literacy for Lifelong Learning. Eric Digest. Di unduh dari http://www.ericdigest.org/1999-2/information.htm. (diakses tanggal 2 April 2012). Hasan, Iqbal. (2010). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Kapitzke, C. (2003). Information Literacy: a review and poststructuralist critique. Australian Journal of Language an Literacy, Vol. 26 No. 1, hal. 53-66. Nasution, Mustafa Edwin. (2008). Proses Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Lembaga Penerbit FEUI. Rakhmat, Jalaluddin. (1997). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Administrasi. Edisi Revisi. Bandung: Alfabeta. Sukaesih. (2010). Konsep dan Hakikat Literasi Informasi (Information Literacy). Jatinangor: Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fikom Unpad. Syah, Muhibbin. (2004). Psikologi Pendidikan: dengan pendekatan baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Zurkowski. P,G. (1974). The Information Service Environment Realationship and Priorities. Washington DC: National Commision on Libraries and Information Science. 15

Você também pode gostar