Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Rahmi Nurfadhilah1, Ninis Agustini2, Tati Sumiati3 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Jatinangor Email : rahmi.nurfadhilah90@gmail.com Abstract This study aims to determine whether there is a relationship between information literacy skills of students with learning achievement in school. It used The Big 6 Information literacy model which is composed of six steps, namely Task Definition, Information Seeking Strategies, Location and Access, Use of Information, Synthesis, and Evaluation. The research was carried out to all members of the Student Librarian Association SMA Negeri 3 Sukabumi RSBI. The method used in this research is quantitative method with descriptive correlational analysis. Data collection techniques used were questionnaires, interviews, and book study. Research results show that the probability is 0.022 <0.05, with a correlation value of 0.417. The conclusion is that there is a significant relationship between information literacy skills in the use of information on students who is members of the Librarians Association of Students of SMAN 3 1 Sukabumi with learning achievement in school. Keywords: Information Literacy, The Big 6, school achievement, librarian, school
Pendahuluan Dalam Undang-Undang (UU) No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) menyebutkan salah satu tujuan Pendidikan Nasional Republik Indonesia adalah mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Disebutkan pula, bahwa prinsip penyelenggaraan pendidikan adalah mewujudkan manusia pembelajar seumur hidup (long life learning). Untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya peningkatan kualitas dan hasil pendidikan melalui perbaikan dan penyempurnaan proses belajar mengajar. Salah satu hal yang dapat mendukung proses belajar mengajar adalah kemampuan literasi informasi.
1
Mahasiswa Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Literasi informasi tidak bisa dilepaskan dengan dunia pendidikan dan sangat berpengaruh karena
menyelesaikan masalah. Hasil belajar seseorang bisa disebut sebagai prestasi belajar.
menjadi inti terwujudnya peserta didik yang bertanggung jawab dan menjadi pembelajar seumur hidup sesuai dengan tujuan SISDIKNAS. Dengan dimilikinya kemampuan
Untuk memperoleh hasil atau prestasi belajar tersebut tidak bisa dilepaskan dengan internal adanya dan pengaruh eksternal. literasi faktor Peran informasi faktor dalam
literasi informasi pada diri peserta didik, akan memudahkan mereka untuk merealisasikan slogan long life education. Untuk memiliki kemampuan literasi langkah informasi, yang ada harus tersebut beberapa dikuasai. disusun
penting yang
sebagai
mendukung
proses belajar mengajar yang efektif dan efisien untuk menunjang prestasi belajar siswa. SMA Negeri 3 Sukabumi merupakan lembaga pendidikan
Langkah-langkah
sebagai suatu model yang disebut model literasi sebuah untuk literasi informasi. Model
unggulan yang difavoritkan di kota Sukabumi. mencetak baik Sekolah siswa-siswa ini banyak
berprestasi, non
akademik SMAN
maupun 3
kemampuan seseorang
akademik.
Sukabumi
memiliki visi untuk mewujudkan sekolah unggul, religius, dan mandiri yang berbudaya global nasional tahun dan 2012
keterampilan
memanfaatkan
berwawasan
(Creating on excellen, religious and independent school which is national culture and has global vision in 2012).
yang
digunakan
untuk tingkat sekolah adalah The Big 6. Model ini terdiri dari 6 2
minat baca siswa. Walaupun ekskul IPP bergerak dalam bidang literasi, namun mereka belum pernah
pengajar dan peserta didik untuk bisa menjadi seorang information literate, yaitu dengan dunia mengikuti pendidikan
mendapat pelatihan mengenai literasi informasi secara khusus di sekolah. Mereka belajar library skill secara mandiri. Dan dari perolehan data, sebagian besar anggota yang
perkembangan
perkembangan
tergabung dalam Ikatan Pustakawan Pelajar (IPP) selalu memiliki prestasi belajar yang baik di sekolah. Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan rumusan masalah apakah ada hubungan antara kemampuan literasi informasi yang dimiliki oleh anggota Ikatan Pustakawan Pelajar dengan prestasi belajar di sekolah. Dengan tujuan penelitian ada yaitu dan untuk tidaknya
Keterampilan
informasi
menjadi sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap peserta didik. SMAN 3 Sukabumi memiliki berbagai salah kegiatan satunya ekstrakurikuler, yaitu Ikatan
Pustakawan Pelajar (IPP) yang dibina langsung perpustakaan oleh sekolah. koordinator Dalam
mengetahui
hubungan antara: kemampuan literasi informasi siswa dalam merumuskan masalah dengan prestasi belajar;
kemampuan literasi informasi siswa dalam strategi pencarian informasi dengan prestasi belajar; kemampuan literasi informasi siswa dalam
bertugas
dalam
sekolah seperti lomba menulis cerpen, membaca berita, membuat mading, dan lain-lain. untuk Kegiatan tersebut
menentukan lokasi dan akses dengan prestasi belajar; kemampuan literasi informasi siswa dalam pemanfaatan informasi dengan prestasi belajar; 3
bertujuan
mengembangkan
kemampuan literasi informasi siswa dalam mensintesa dengan prestasi belajar, informasi dan kemampuan dalam literasi evaluasi
siswa
dengan prestasi belajar di sekolah. Dari diharapkan hasil dapat penelitian ini
memberikan
People trained in the application of information resources to their work can be called information literate. They have learned techniques and skill for utilizing the wide range of information tools as well as primary sources in molding information solutions for their problems. Paul Zurkowski menggunakan ungkapan menggambarkan tersebut "teknik untuk dan
gambaran secara khusus mengenai hubungan informasi kemampuan siswa dengan literasi prestasi
kemampuan berbagai
untuk
memanfaatkan
menentukan arah kebijakan perlu atau tidaknya diadakan pembelajaran atau pelatihan literasi informasi secara berkala untuk siswa di perpustakaan maupun di kurikulum sekolah.
sumber-sumber
sumber informasi untuk pekerjaan Kajian Pustaka Literasi informasi pertama kali ditemukan oleh pemimpin American Information Industry Association Paul G.Zurkowski pada tahun 1974 dalam proposalnya yang ditujukan kepada The National Commission on mereka dapat disebut (orang dengan yang
literate dalam
memanfaatkan
dikaitkan
dengan
pendidikan sekolah, maka penerapan literasi informasi dapat diterapkan oleh siswa, guru, kepala sekolah dan karyawan sekolah dalam menentukan apa yang mereka butuhkan dan
bekerjasama
dengan
pustakawan
sekolah untuk dapat memanfaatkan sumber informasi yang tersedia di perpustakaan. Menurut Hancock (1999:1) manfaat literasi informasi untuk
observasi, studi literatur, dan studi dokumentasi serta cara belajar yang dapat menumbuhkan dan memupuk motivasi internal peserta didik untuk belajar lebih jauh dan lebih dalam (Kapitze,2003:55). Hal ini diungkapkan dalam salah satu pilar pendidikan yang menyatakan pembelajaran bahwa harus proses mampu
pelajar yaitu : Pelajar dan guru akan dapat menguasai pelajaran mereka dalam proses belajar mengajar dan siswa tidak akan tergantung kepada guru karena dapat belajar secara mandiri dengan kemampuan literasi informasi yang dimiliki. Hal ini dapat dilihat dari penampilan dan kegiatan mereka di lingkungan belajar. Pelajar yang literat juga akan berusaha belajar mengenai berbagai sumber daya informasi dan cara penggunaan sumber-sumber informasi. Pendidikan berperan dalam menjadikan seseorang literat terhadap informasi sehingga semua orang
mengajarkan kepada peserta didik Learning how to learn (belajar bagaimana cara untuk belajar). Dalam dunia pendidikan dan pengajaran, tingkat keberhasilan
seseorang biasanya dilihat melalui suatu ukuran prestasi, yang disebut dengan prestasi belajar. Menurut
Saifuddin Azwar dalam bukunya Psikologi bahwa Prestasi atau keberhasilan belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikatorindikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, predikat keberhasilan dan semacamnya. (Azwar, 1996:164) Salah informasi satu model dapat literasi Intelegensi, mengatakan
dapat memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhannya. Saat ini literasi informasi merupakan komponen yang penting di dunia pendidikan. Dalam konsep pembelajaran, cara belajar yang baik adalah: Mengarahkan dan mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan memperluas materi secara mandiri melalui diskusi, 5
yang
digunakan
6.
Model
literasi
ini
banyak
digunakan di seluruh dunia antara lain Amerika Serikat, Italia, Belanda, Afrika Selatan, Taiwan, Selandia Baru, dan Indonesia. The Big 6 dikembangkan di Amerika Serikat oleh dua pustakawan bernama Robert E. Berkowitz dan Michael tahun B. 1987
maka penulis mengemukakan suatu hipotesis untuk identifikasi masalah dan tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Ho : Tidak ada hubungan antara kemampuan merumuskan prestasi belajar. H1 : Ada hubungan siswa masalah antara dalam dengan siswa masalah dalam dengan
Eisenberg
pada
(Gunawan, 2008:3) yang terdiri dari 6 keterampilan dan 12 langkah, yaitu : 1. Perumusan Masalah 1.1. Mendefinisikan masalah informasi 1.2. Mengidentifikasikan kebutuhan informasi 2. Strategi Pencarian Informasi 2.1. Menetapkan semua sumber yang dapat digunakan 2.2. Menyeleksi sumber terbaik 3. Lokasi dan Akses 3.1. Melokasikan sumber-sumber (baik isi maupun fisik) 3.2. Menemukan informasi dalam sumber-sumber yang ada 4. Pemanfaatan Informasi 4.1. Mengikat Makna (Menghubunghubungkan informasi) 4.2. Menyarikan informasi yang relevan 5. Sintesa 5.1. Mengorganisasi informasi dari berbagai sumber 5.2. Mempresentasikan informasi 6. Evaluasi 6.1. Menilai produk (efektif atau tidak) 6.2. Menilai proses (efisien atau tidak) (The Big 6 (Eisenberg dan Bob Berkowitz, 1987:1) 6
2. Ho : Tidak ada hubungan antara kemampuan siswa dalam strategi pencarian informasi dengan
prestasi belajar. 3. Ho : Tidak ada hubungan antara kemampuan menentukan siswa lokasi dan dalam akses
informasi dengan prestasi belajar. H1 : Ada hubungan siswa lokasi dan antara dalam akses
kemampuan menentukan
4. Ho : Tidak ada hubungan antara kemampuan pemanfaatan siswa informasi dalam dengan
variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi (Rakhmat, 1997:27). Untuk menguji korelasi antara
kemampuan pemanfaatan
mempunyai kegunaan untuk mencari korelasi dimana kedua data yang dikorelasikan mempunyai skala
prestasi belajar. 5. Ho : Tidak ada hubungan antara kemampuan mensintesa siswa informasi dalam dengan
ordinal. Dalam pengujian dengan skala ordinal masing-masing diberi ranking sesuai dengan nilai yang
didapat, mulai dari ranking yang terkecil. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Ikatan 3
kemampuan mensintesa
prestasi belajar. 6. Ho : Tidak ada hubungan antara kemampuan melakukan siswa evaluasi dalam dengan
Pustakawan
Pelajar
SMAN
Sukabumi sebanyak 30 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket,
studi
pustaka
dan
kemampuan melakukan
yang
diperoleh
dari
prestasi belajar.
kemudian
dianalisis
dengan teknik analisis deskriptif, Metode Penelitian Metode penelitian yang sedangkan menggunakan yaitu pengujian statistik hipotesis inferensial korelasi koefisien
digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk meneliti sejauhmana variasi-
pengukuran dengan
nonparametrik
menggunakan bantuan program SPSS for windows versi 13.0. Untuk menafsirkan besarnya presentase yang didapat dari tabulasi data, penulis menggunakan pedoman penafsiran data sebagai berikut : 0% Tidak satupun responden 1 - 26% Sebagian kecil responden 27 - 49% Hampir setengah responden 50 % Setengahnya 51 75 % Sebagian besar 76 - 99% Hampir seluruhnya 100% Seluruhnya. (Arikunto, 2002: 313) Berikut memberikan korelasi : Tabel 1 Interval Koefisien dan Tingkat Hubungan
Interval Koefisien 0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000 Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (construct validity). Analisis tersebut dilakukan melalui penelaahan terhadap butir-butir item pernyataan dalam angket sekaligus memeriksa relevansinya dengan
digunakan yaitu Corrected Item-Total Correlation yang diperoleh dengan bantuan program SPSS 13.0, dengan hasil sebagai berikut: Tabel 2 Hasil Uji Validitas
No. Item 1 Koef. Validitas item total terkoreksi 0,754 Keterangan Valid
pedoman interpretasi
untuk koefisien
2 0,145 Valid 3 0,243 Valid 4 0,753 Valid 5 0,170 Valid 6 0,491 Valid 7 0,602 Valid 8 0,291 Valid 9 0,686 Valid 10 0,673 Valid 11 0,684 Valid 12 0,493 Valid 13 0,369 Valid 14 0,509 Valid 15 0,820 Valid 16 0,598 Valid 17 0,640 Valid 18 0,509 Valid 19 0,809 Valid 20 0,731 Valid 21 0,674 Valid 22 0,607 Valid 23 0,662 Valid 24 0,808 Valid 25 0,540 Valid 26 0,621 Valid 27 0,529 Valid Sumber: Pengolahan Data SPSS versi 13.0, Juni 2012
Dari
27
items
pertanyaan
rumus ini karena data X dan Y adalah ordinal. Pengumpulan data Variabel bebas (X) menggunakan skala
untuk variabel kemampuan literasi informasi terdapat 4 pernyataan yang tidak valid karena r hitung < r tabel atau 0,300. Untuk data yang tidak valid dilakukan koreksi dan
penilaian (rating scales) dengan skor nilai (1,2,3,4,5) dengan interpretasi sebagai berikut: 1 = Buruk 2 = Kurang 3 = Cukup
penggantian pada item pernyataan tersebut dengan dibimbing oleh dosen pembimbing. Uji reliabilitas (reliability
4 = Baik 5 = Sangat Baik Sedangkan pengumpulan data variabel terikat (Y) melalui buku legger dan buku laporan hasil belajar peserta didik SMAN 3 Sukabumi 2012 kelas X dan XI dengan
analysis) dilakukan untuk melihat keterandalan (reliabel) setiap variabel. Pengujian dilakukan dengan metode Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS 13.0 for Windows, dengan hasil sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Cronbachs r Tabel Kesimpulan Alpha 0,746 0,60 Reliabel
interpretasi sebagai berikut : 65 70 = Sangat Kurang 71 75 = Kurang 76 80 = Cukup 81 85 = Baik 86 100 = Sangat Baik
Sumber: Data Bagian Kurikulum SMAN 3 Sukabumi
Dengan menggunakan metode Alpha Cronbach diperoleh koefisien reliabilitas (ralpha) sebesar 0.746. Kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel product moment adalah
Tingkat hubungan dapat diketahui dengan pengujian hipotesa sebagai berikut: Ho : = 0 Tidak terdapat hubungan antara
H1 : 0 Terdapat hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) Hasil pengolahan menggunakan rumus Spearman rho dengan bantuan komputer program SPSS 13.0 for Dengan kriteria sebagai berikut: Jika probabilitas [Sig. 2-tailed] > 0.05, maka terima Ho Jika probabilitas [Sig. 2-tailed] < 0.05, maka tolak Ho Windows, maka didapat hasil
Tabel 4 Hubungan kemampuan merumuskan masalah (X1) dengan prestasi belajar (Y) rs Probabilitas Kriteria Ket Kesimpulan Curva Tingkat Uji Korelasi Hubungan 0,248 0,187 H1 Tidak Tidak Positif Rendah ditolak Signifikan Terdapat Hubungan
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 13.0, Juni 2012
Tabel 5 Hubungan kemampuan strategi pencarian informasi (X2) dengan prestasi belajar (Y) rs Probabilitas Kriteria Keterangan Kesimpulan Curva Tingkat Uji Korelas Hubungan 0,145 0,443 H1 Tidak Tidak Positif Sangat ditolak Signifikan Terdapat Rendah Hubungan
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 13.0, Juni 2012
Tabel 6 Hubungan kemampuan menentukan lokasi dan akses informasi (X3) dengan prestasi belajar (Y) rs Probabilitas Kriteria Keterangan Kesimpulan Curva Tingkat Uji Korelasi Hubungan 0,170 0,370 H1 Tidak Tidak Positif Sangat ditolak Signifikan Terdapat Rendah Hubungan
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 13.0, Juni 2012
10
Tabel 7 Hubungan kemampuan pemanfaatan informasi (X4) dengan prestasi belajar (Y) rs Probabilitas Kriteria Keterangan Kesimpulan Curva Tingkat Uji Korelasi Hubungan 0,417 0,022 H1 Signifikan Terdapat Positif Sedang diterima Hubungan
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 13.0, Juni 2012
Tabel 8 Hubungan kemampuan mensintesa informasi (X5) dengan prestasi belajar (Y) rs Probabilitas Kriteria Ket Kesimpulan Curva Tingkat Uji Korelasi Hubungan 0,342 0,064 H1 Tidak Tidak Positif Sedang ditolak Signifikan Terdapat Hubungan
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 13.0, Juni 2012
Tabel 9 Hubungan kemampuan evaluasi (X6) dengan prestasi belajar (Y) rs Probabilitas Kriteria Keterangan Kesimpulan Curva Tingkat Uji Korelasi Hubungan 0,249 0,184 H1 Tidak Tidak Positif Sedang ditolak Signifikan Terdapat Hubungan
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS versi 13.0, Juni 2012
prestasi belajar (Y) tidak terdapat hubungan yang signifikan. Berdasarkan tabel 5 di atas, diperoleh nilai korelasi Rank
Spearman (rs) sebesar 0,248. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,248 menandakan hubungan yang rendah [0,20-0,399, Sugiyono: 2002:184]. Nilai probabilitas dari hubungan ini adalah 0,187. Nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa antara kemampuan
Spearman (rs) sebesar 0,145. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,145 menandakan hubungan yang sangat rendah [0,00-0,199, Sugiyono:
2002:184]. Nilai probabilitas dari hubungan ini adalah 0,443. Nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian, hasil penelitian ini 11
bahwa strategi
(X2)
dengan
informasi
dengan
belajar (Y) tidak terdapat hubungan yang signifikan. Berdasarkan tabel 6 di atas, diperoleh nilai korelasi Rank
belajar (Y) terdapat hubungan yang signifikan. Berdasarkan table 8 di atas, diperoleh nilai korelasi Rank
Spearman (rs) sebesar 0,145. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,145 menandakan hubungan yang sangat rendah [0,00-0,199, Sugiyono:
Spearman (rs) sebesar 0,342. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,342 menandakan hubungan yang rendah [0,20-0,399, Sugiyono: 2002:184]. Nilai probabilitas dari hubungan ini adalah 0,064. Nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa antara kemampuan
2002:184]. Nilai probabilitas dari hubungan ini adalah 0,443. Nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan kemampuan informasi bahwa strategi (X2) dengan antara pencarian prestasi
mensintesa informasi dengan prestasi belajar tidak terdapat hubungan yang signifikan. Berdasarkan table 9 di atas, diperoleh nilai korelasi Rank
belajar (Y) tidak terdapat hubungan yang signifikan. Berdasarkan tabel 7 di atas, diperoleh nilai korelasi Rank
Spearman (rs) sebesar 0,249. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,249 menandakan hubungan yang rendah [0,20-0,399, Sugiyono: 2002:184]. Nilai probabilitas dari hubungan ini adalah 0,184. Nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak. Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan 12
Spearman (rs) sebesar 0,417. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,417 menandakan hubungan yang sedang [0,40-0,599, Sugiyono: 2002:184]. Nilai probabilitas dari hubungan ini adalah 0,022. Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, hasil
bahwa antara kemampuan evaluasi dengan prestasi belajar tidak terdapat hubungan yang signifikan.
membaca dan menulis. Kemampuan tersebut dapat menunjang pencapaian prestasi belajar siswa. Sesuai dengan pernyataan Schores (1960) dalam
Muchyidin mengungkapkan
(1980:5) bahwa
yang kegiatan
adalah salah satu langkah dalam strategi literasi informasi menurut model literasi informasi The Big 6 yaitu dengan mengikat (membaca, mendengar, melihat, menyentuh), informasi
membaca akan banyak menentukan keberhasilan dalam studi. Kemampuan informasi dalam literasi memanfaatkan
menghubung-hubungkan
serta mengekstrak atau menyarikan informasi yang relevan Berdasarkan hasil penelitian ini, kemampuan literasi informasi siswa yang memiliki hubungan
(1974:6) yang mendefinisikan istilah literasi informasi pertama kali yaitu kemampuan untuk memanfaatkan
berbagai alat-alat informasi serta sumber-sumber untuk Merujuk informasi primer masalah. dapat
signifikan dengan prestasi belajar yaitu literasi terdapat pada kemampuan dalam
memecahkan pada
tulisannya
informasi
siswa
memanfaatkan atau menggunakan informasi. Kemampuan informasi informasi dalam berarti literasi menggunakan siswa dapat
information literate (orang yang terpelajar informasi). Pernyataan ini diperkuat oleh Kirsch dan Jungeblit dalam buku Literacy : Profile of Americans Young (2010:11) 13 Adult yang dalam Sukaesih dalam memanfaatkan
catatan, dan
ringkasan, kritis
berfikir
mendefinisikan
literasi informasi secara kontemporer sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan tercetak, informasi elektronik tertulis, dalam
kemampuan literasi informasi dalam memanfaatkan informasi pada siswa anggota Ikatan Pustakawan Pelajar dengan Prestasi Belajar di Sekolah. Pemanfaatan tersebut dilakukan informasi dengan cara
mengembangkan sehingga
pengetahuan manfaat
mendatangkan
masyarakat literer (melek informasi) adalah : Mereka yang sudah belajar bagaimana caranya belajar. Mereka mampu memahami sesuatu yang dibacanya, mengaplikasikannya, berdasarkan pemahaman bacaan dan pengetahuan yang dimilikinya. Mereka berfikir kritis dan bersikap etis terhadap informasi yang dimilikinya. Menjadikan kegiatan belajar menjadi sebuah kegiatan yang menjadi bagian dari kehidupannya. (Sukaesih, 2010:13)
sumber
kemampuan memanfaatkan
sumber belajar maka semakin baik pula prestasi belajar di sekolah. Siswa yang memiliki kemampuan literasi informasi dalam
memanfaatkan informasi yang baik memiliki rata-rata nilai rapor di atas angka 80.
Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian, dapat disimpulkan bahwa dari keenam langkah literasi informasi The Big 6 yang diujikan, terdapat hubungan antara
14
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek: edisi revisi V. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin. (1996). Psikologi Intelegensi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. DIKNAS. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Di unduh dari http://zkarnain.tripod.com/DIKNAS.htm#/lima (diakses 19 juni 2012). Eisenberg, Michael, et.al. (2004). Information Literacy:essential skills for the information age. New York: ERIC Clearinghouse on Information & Technology. Gunawan, Agustin Widya, dkk. (2008). 7 langkah literasi informasi: knowledge managemen. Jakarta: Universitas Atmajaya. Hancock, Vicky E. (1999). Information Literacy for Lifelong Learning. Eric Digest. Di unduh dari http://www.ericdigest.org/1999-2/information.htm. (diakses tanggal 2 April 2012). Hasan, Iqbal. (2010). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Kapitzke, C. (2003). Information Literacy: a review and poststructuralist critique. Australian Journal of Language an Literacy, Vol. 26 No. 1, hal. 53-66. Nasution, Mustafa Edwin. (2008). Proses Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Lembaga Penerbit FEUI. Rakhmat, Jalaluddin. (1997). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Administrasi. Edisi Revisi. Bandung: Alfabeta. Sukaesih. (2010). Konsep dan Hakikat Literasi Informasi (Information Literacy). Jatinangor: Program Studi Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fikom Unpad. Syah, Muhibbin. (2004). Psikologi Pendidikan: dengan pendekatan baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Zurkowski. P,G. (1974). The Information Service Environment Realationship and Priorities. Washington DC: National Commision on Libraries and Information Science. 15