Você está na página 1de 12

ARTIKEL

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGSRI I KABUPATEN JEPARA

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar Sarjana Keperawatan

Winna Awani Pastika NIM 200801515

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS
September, 2012

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGSRI I KABUPATEN JEPARA Winna Awani Pastika Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Cendekia Utama Kudus Jl.Lingkar Raya Kudus-Pati Km.5 Jepang Kec. Mejobo, Kudus Telp.(0291) 4248655, 4248656 Fax. (0291) 4248657 e-mail : nimbus_2390@yahoo.com ABSTRAK Latar Belakang : Hipertensi adalah masalah kesehatan yang memerlukan penanganan yang panjang dan jika penangganan tidak tepat dapat menyebabka komplikasi. Asupan lemak adalah salah satu faktor yang berhubungan dengan tekanan darah. Faktor lain yang berhubungan dengan tekanan darah adalah obesitas. Indeks Massa Tubuh merupakan indikator yang paling tepat untuk mengidentifikasi obesitas pada orang dewasa Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Bangsri I kabupaten Jepara. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah diskriptif korelasi dengan desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Bangsri I Kabupaten Jepara yang berjumlah 480 orang dengan teknik pengambilan sampel secara Purposive Sampling sehingga besar sampel adalah 88 responden. Uji analisis data menggunakan uji Rank Spearman. Hasil : Uji univariat didapatkan sebagian besar IMT adalah kategori normal sebanyak 61 (73,5%), dan pada tekanan darah responden sebagian besar memiliki kategoti Hipertensi stadium I sebanyak 47 (73,5%), sedangkan pre hipertensi sebanyak 21 (25,3%), dan 15 (18,1%) responden menderita hipertensi stadium II. Hasil uji statistik Rank Spearman menunjukkan nilai p sebesar 0.001dengan nilai r = 0,348 Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Bangsri I kabupaten Jepara. Kata Kunci : Indeks Massa Tubuh, Tekanan Darah, Hipertensi.

RELATIONSHIP OF BODY MASS INDEX BLOOD PRESSURE IN PATIENTS WITH HYPERTENSION IN THE WORK AREA HEALTH CENTER BANGSRI I JEPARA REGENCY ABSTRACT Background: Hypertension is a health problem that requires a long treatment and if the handling of incorrectly may menyebabka complications. Fat intake is one of the factors related to blood pressure. Other factors associated with blood pressure is obesity. Body mass index is the most appropriate indicator for identifying obesity in adults aim of this study was to determine the relationship of body mass index with blood pressure in hypertensive patients in the Work Area Health Center Bangsri I Jepara Regency Methods: The study used is descriptive correlation with cross-sectional research design. The population in this study were hypertensive patients in the Work Area Health Center Bangsri I Jepara Regency totaling 480 people with sampling techniques purposive sampling so that the sample was 88 respondents. Test data analysis using Spearman Rank test. Results: Univariate Test found most of the normal BMI category is a total of 61 (73.5%), and blood pressure, most of the respondents have classes of stage I hypertension by 47 (73.5%), while as many as 21 pre hypertension (25.3 %), and 15 (18.1%) of respondents have hypertension stage II. Spearman Rank statistical test results demonstrate the value of p equal 0.001 with to the value r = 0.348 Conclusion: There is a significant relationship between body mass index with blood pressure in hypertensive patients in the Work Area Health Center Bangsri I Jepara Regency. Keywords : Body Mass Index, Blood Pressure, Hypertension.

PENDAHULUAN Latar Belakang Di era globalisasi ini seiring dengan perubahan jaman, terjadi pula perubahan sosial ekonomi, lingkungan dan perubahan struktur masyarakat. Hal ini tentu berdampak pada terjadinya transisi epidemiologi yang paralel dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dimana masyarakat cenderung menginginkan sesuatu yang praktis dan mengarah ke gaya hidup yang tidak sehat yang menjadi faktor resiko berbagai penyakit degeneratif. Terjadinya transisi epidemiologi ini disebabkan terjadinya perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit tidak menular yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases yang merupakan faktor utama masalah morbiditas dan mortalitas. ( Balitbangkes,2006). Hasil survey Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2007-2008) berdasarkan pengukuran tekanan darah pada orang usia 18 tahun ke atas di sejumlah daerah. Kejadian prevalensi hipertensi di Indonesia telah mencapai 31,7% dari total penduduk dewasa. Saat ini terdapat kecendurungan bahwa masyarakat di perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibanding masyarakat pedesaan. Hal ini dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan risiko penyakit hipertensi seperti stress, obesitas, kurang olahraga, merokok, alkoholisme dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak (Anis, 2006). Banyak penelitian terdahulu seperti penelitian Boston University School of Medicine, Amerika tahun 2006 menunjukkan adanya hubungan antara obesitas dengan meningkatnya insidensi penyakit jantung dan

hipertensi. Penelitian oleh Kay Rhee (2006 ) bahwa pada anak-anak kulit putih di Amerika Serikat menunjukkan bahwa tekanan darah rata-rata menjadi lebih tinggi pada anak-anak dengan kelebihan berat badan dan toleransi glukosa darah tidak normal. Obesitas beresiko terhadap munculnya berbagai penyakit jantung dan pembuluh darah. Disebut obesitas apabila melebihi Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT). Penderita hipertensi sebagian besar mempunyai berat badan berlebih, tetapi tidak menutup kemungkinan orang yang berat badanya normal (tidak obesitas) dapat menderita hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang memiliki berat badan lebih, lebih tinggi dibandingkan dengan berat badan normal. (Marliani, 2007). Peningkatan tekanan darah yang disertai profil lipid yang buruk berupa tingginya kadar kolestrol total dan LDL. Peningkatan tekanan darah yang disebabkan oleh obesitas merupakan hal yang sangat membimbangkan kerana akan menimbulkan pelbagai komplikasi seperti penyakit jantung koroner, gangguan fungsi ginjal, stroke dan sebagainya (Arief dkk, 2007). Selain itu dapat diterangkan pula bahwa pada individu obese jumlah darah yang beredar akan meningkat, cardiac output akan naik, sehingga tekanan darah akan naik. (Erik, 2004). Laporan WHO tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan normal orang dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Indeks (BMI). Di Indonesia istilah Body Mass Indeks diterjemahkan menjadi Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT merupakan alat sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang

berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang. (Supariasa,dkk, 2001). Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas bangsri I didapatkan bahwa penderita hipertensi mempunyai angka yang cukup tinggi, dan termasuk dalam 5 besar penyakit terbanyak di puskesmas tersebut. Yaitu pada tiga bulan terakhir didapatkan dari sebanyak 840 kasus; 235 (27,9%) kasus pada usia 15-44 tahun, 227 (27%) kasus pada usia 45-54 tahun, 255 (30,3%) pada usia 55-64 tahun, dan 123 (14,6%) pada usia > 64. Dari survey yang dilakukan peneliti pada 25 penderita hipertensi dengan golongan usia 15-44 tahun, kemudian dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk mengetahui kategori IMT serta pengukuran tekanan darah. Didapatkan 10 orang dalam kategori hipertensi ringan kemudian dari 10 orang tsb di dapatkan yang mempunyai kategori IMT gemuk 5, normal 4, kurus 1 orang. Kemudian 6 orang dalam kategori hipertensi sedang, dari 6 orang tersebut didapatkan 3 orang memiliki kategoti IMT gemuk, 3 orang normal. Selebihnya 9 orang dalam kategori hipertensi berat yang semuanya memiliki kategori IMT gemuk.

Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan tekanan darah pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bangsri I Kabupaten Jepara 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan indeks massa tubuh penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bangsri I Kabupaten Jepara b. Mendiskripsikan tekanan darah pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bangsri I Kabupaten Jepara c. Menganalisis hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan darah penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bangsri I Kabupaten Jepara

Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Memberi pengetahuan tentang pentingnya mengontrol berat badan sehingga indeks massa tubuh dapat di control serta dapat menurunkan tekanan darah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat hipertensi. 2. Bagi Tenaga Kesehatan Adanya peningkatan kualitas diri sebagai seorang tenaga keperawatan dalam membuat mengurangi factor penyebab Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar hipertensi sehingga didapatkan hasil belakang maka rumusan masalah dalam yang maksimal dalam mengobati penelitian ini adalah Apakah terdapat penderita hipertensi. hubungan antara indeks massa tubuh 3. Bagi Institusi Pendidikan dengan tekanan darah pada penderita Mengembangkan dan hipertensi di wilayah kerja puskesmas meningkatkan khazanah ilmu Bangsri I kabupaten Jepara? kesehatan, terutama indeks massa tubuh seorang penderita hipertensi sehingga nantinya dapat

mengaplikasian sebagai peran tenaga kesehatan. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini sangat bermanfaat selama dalam proses belajar karena akan banyak menambah cakrawala pandang peneliti, disamping itu juga untuk mengetahui teori tentang hipertensi. 5. Bagi perkembangan ilmu keperawatan Meningkatkan perhatian dalam diri seorang perawat dalam merawat klien dengan hipertensi, dengan memperhatikan faktor resiko unuk mencegah komplikasi. METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dimana pendekatan yang digunakan adalah silang atau belah lintang (Cross Sectional) mengingat hanya satu kali sampling. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Bangsri I Kabupaten Jepara yang berjumlah 480 orang. Jumlah sampel sebanyak 83 responden dan pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Instrument Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan meteran dan Timbangan digunakan untuk menghitung indeks massa tubuh pada responden. Shygmanometer air raksa dan stetoskop digunakan untuk mengukur tekanan darah responden.

Analisa Data Uji korelasi dalam penelitian ini menggunakan uji Spearman Rank HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden 1. Pendidikan Responden Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Bangsri I Kabupaten Jepara Bulan Juni Tahun 2012 Pendidikan f % Dasar 51 61,4 Menengah 32 38,6 Total 83 100 Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pendidikan dasar sebanyak 51 (61,4%) dan responden yang berpendidikan menengah sebanyak 32 (38,6%). 2. Pekerjaan Responden Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja Puskesmas Bangsri I Kabupaten Jepara Bulan Juni Tahun 2012 Pekerjaan f % Tidak bekerja 21 25,3 Wiraswasta 39 47 Petani 23 27,7 Total 83 100 Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 39 (47%), pekerjaan sebagai petani sebanyak 23 (27,7%), dan sebagian kecil tidak bekerja sebanyak 21 (25,3%).

Analisis Univariat 1. Indeks Massa Tubuh Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Indeks Massa di Wilayah Kerja Puskesmas Bangsri I Kabupaten Jepara Bulan Juni Tahun 2012 Indeks Massa f % Tubuh Normal 61 73,5 Resiko Obesitas 17 20,5 Obesitas I 5 6 Total 83 100 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 83 responden sebagian besar indeks massa tubuh normal sebanyak 61 (73,5%), sedangkan resiko obes sebanyak 17 (20,5%), dan 5 (6%) responden mempunyai indeks massa tubuh obes I. 2. Tekanan Darah Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tekanan Darah di Wilayah Kerja Puskesmas Bangsri I Kabupaten Jepara Bulan Juni Tahun 2012 Tekanan Darah f % Pre Hipertensi 21 25,3 Stadium I 47 56,6 Stadium II 15 18,1 Total 83 100 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 83 responden sebagian besar hipertensi stadium I sebanyak 47 (73,5%), sedangkan pre hipertensi sebanyak 21 (25,3%), dan 15 (18,1%) responden menderita hipertensi stadium II.

Analisis Bivariat Gambar 4.1 Hubungan Antara Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bangsri I Kabupaten Jepara

p value = 0,001, r = 0,348 Berdasarkan diagram 4.1 diketahui bahwa hasil uji hubungan dengan korelasi rank spearman didapatkan hasil nilai p value 0,001 < (0,1) artinya Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Bangsri I Kabupaten Jepara. Nilai r adalah 0,348 berarti arah korelasi positif dan keeratan hubungan pada tingkat hubungan lemah. PEMBAHASAN Analisis Univariat 1. Indeks Massa Tubuh Penelitian menunjukan bahwa sebagian besar indeks massa tubuh normal sebanyak 61 (73,5%), dan 5 (6%) responden mempunyai indeks massa tubuh obes I. Dalam penelitian ini sebagian besar indeks massa tubuh berada dalam kategori normal bisa dikarenakan oleh berbagai faktor

yang salah satunya adalah pola kepada masyarakat khususnya yang hidup yang sehat meliputi diet yang menderita obesitas untuk mengatur baik, aktivitas fisik dan olahraga. pola makan dan pola hidup sehat Aktivitas fisik yang dilakukan akan karena berat badan berlebih dapat menyebabkan terjadinya memicu berbagai macam penyakit pembakaran lemak sehingga tidak berbahaya. Pola hidup yang sehat akan terjadi penumpukan lemak ini bisa dilakukan antara lain diet yang bisa menyebabkan obesitas. yang baik yaitu tinggi serat dan Aktivitas yang dilakukan responden rendah lemak, serta olahraga yang adalah bekerja dimana sebagian cukup. besar responden bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 39 (47%), 2. Tekanan Darah pekerjaan wiraswasta ini tentunya Penelitian menunjukan bahwa membutuhkan energy yang cukup sebagian besar hipertensi stadium I besar, yang didapat salah satunya sebanyak 47 (73,5%), dan 15 dari metabolisme lemak, sehingga (18,1%) responden menderita tidak ada lemak yang disimpan hipertensi stadium II. yang dapat menyebabkan obesitas. Dari hasil penelitian Menurut Zainun (2002) didapatkan sebagian besar tekanan aktivitas fisik yang kurang mungkin darah responden dalam hal ini adalah penyebab utama penderita hipertensi dalam kategori meningkatnya obesitas stadium I atau tekanan darah dimasyarakat. Orang-orang yang sistolik berkisar antara 140-159 mengkonsumsi makanan tinggi mmHg. Hal ini mungkin lemak dan kurang melakukan disebabkan karena adanya aktivitas aktivitas fisik dan jarang melakukan fisik yang dilakukan oleh responden olahraga akan cenderung sehingga tekanan darah responden mengalami obesitas karena tidak dalam kategori hipertensi stadium I, adanya keseimbangan antara asupan aktivitas fisik yang dilakukan yang masuk dan energy yang responden adalah bekerja dimana keluar, sebagian besar responden bekerja Meskipun sebagian besar sebagai wiraswasta sebanyak 39 responden memiliki indeks massa (47%). Orang yang melakukan tubuh yang normal akan tetapi aktivitas mengakibatkan pembuluh masih ada responden yang darah menjadi elastis dan mempunyai indeks massa tubuh mengalami dilatasi yang dalam kategori obesitas I, hal ini mengakibatkan penurunan tahanan mungkin dikarenakan ketidak perifer yang menyebabkan turunnya seimbangan antara konsumsi makan tekanan darah, begitu sebaliknya dengan aktifitas fisik. Orang yang orang yang jarang melakukan mengalami obesitas I salah satunya aktivitas akan menyebabkan disebabkan oleh konsumsi makan pembuluh darah menjadi kaku dan yang berlebih tanpa diimbangi terjadi arterosklerosis yang dengan aktifitas fisik ataupun menyebabkan aliran darah tidak olahraga yang cukup. Oleh karena lancar sehingga tahanan perifer itu untuk peneliti menyarankan meningkat dan mengakibatkan

peningkatan tekanan darah (Suzanne & Smeltzer, 2002). Disamping itu tingkat pendidikan responden yang sebagian besar adalah pendidikan dasar yaitu sebanyak 51 (61,4%), diyakini menjadi penyebab kurangnya pengetahuan responden tentang faktor resiko hipertensi sehingga responden tidak bisa menghindari faktor resiko yang dapat menyebabkan hipertensi seperti melakukan gaya hidup yang sehat. Untuk mengendalikan dan mencegah hipertensi harus melakuan gaya hidup sehat, ini sangat penting karena gaya hidup sehat akan membuat kita sehat keseluruhan dengan, melakukan olahraga teratur, berhenti merokok juga berperan untuk mengurangi hipertensi, dan mengendalikan pola kesehatan secara keseluruhan, termasuk mengendalikan kadar kolestrol, diabetes, berat badan dan pemicu penyakit lainnya (Susilo, 2011). Sebagian besar responden mengalami hipertensi dengan kategori stadim I, hal ini bisa terjadi karena adanya berbagai faktor diantaranya gaya hidup yang tidak sehat, merokok, kurang olahraga, stress. Oleh karena itu responden yang menderita hipertensi diharapkan dapat mengurangi faktor-faktor yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Diantaranya perlu ditingkatkannya kesadaran untuk melakukan gaya hidup sehat diantaranya menjaga berat badan, olahraga, diet rendah garam, tidak merokok. Disamping itu pihak puskesmas perlu memberikan pendidikan kesehatan

kepada masyarakat tentang faktor yang dapat meningkatkan tekanan darah sehingga diharapkan masyarakat dapat menghindari faktor yang dapat menyebabkan hipertensi. Analisis Bivariat Hasil penelitian diketahui bahwa hasil uji hubungan dengan korelasi rank spearman didapatkan hasil nilai p value 0,001 < (0,1) berarti ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Bangsri I Kabupaten Jepara. Nilai r adalah 0,348 berarti arah korelasi positif dengan keeratan hubungan pada tingkat hubungan lemah. Pada pasien obesitas, curah jantung dan tahanan perifer naik secara berlebihan sehingga meningkatkan tekanan darah. Kenaikan lebih lanjut dari tahanan perifer akan disertai dengan kontraksi berlebihan dari otot polos. Karena tahanan perifer secara keseluruhan meningkat, curah jantung akan menurun dan volume intravascular berkurang terus. Jantung akan beradatasi terhadap peningkatan afterload. Afterload menggambarkan tegangan dinding jantung dimana ventrikel kiri harus memompakan darah ke aorta. Tegangan dinding jantung yang meningkat karena tekanan dalam ventrikel kiri yang tinggi merupakan rangsangan yang poten untuk penebalan dan pemanjangan miosit (Jurnal Kardiologi Indonesia, 2004). Sebagaimana teori yang dikemukakan oleh Sudoyo (2006) yang menyatakan bahwa obesitas merupakan salah satu faktor resiko yang sering dialami penderita hipertensi terutama di kalangan usia muda. Berat badan yang berlebih pada penderita obesitas akan

membuat seseorang susah bergerak dengan bebas, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah agar bisa menggerakkan berlebih dari tubuh tersebut. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa adanya hubungan IMT dengan tekanan darah dimana arah korelasi positif dan keeratan hubungan pada tingkat hubungan lemah. Hal ini menunjukkan bahwa ada faktor lain yang cukup signifikan mempengaruhi tekanan darah antara lain yaitu olahraga, diet garam, stress. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih mendalam tentang faktor yang dapat meningkatkan tekanan darah. Sesuai dengan pendapat Sudoyo (2006) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah antara lain yaitu faktor yang tidak dapat diubah meliputi umur, jenis kelamin dan genetic, serta faktor yang dapat diubah meliputi diet garam, stress, merokok, gaya hidup, kurang olahraga. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tri Fani Ferawati (2008) dengan judul hubungan antara indeks massa tubuh (IMT), aktivitas fisik dan kebiasaan mengkonsumsi makanan siap saji ala barat dengan tekanan darah pada pensiunan pegawai yang menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks massa tubuh berhubungan secara bermakna dengan tekanan darah sistol dan diastole (p value= 0,000 < 0,05). Menurut peneliti indeks massa tubuh mempunyai pengaruh yang penting terhadap tekanan darah, dimana orang dengan indeks masssa tubuh akan terjadi peningkatan berat badan terutama lemak pada setiap jaringan, dengan adanya penumpukan lemak maka akan mengakibatkan pembuluh

darah menjadi tertekan sehingga terjadi peningkatan tahanan perifer sehingga mengakibatkan kerja jantung meningkat yang akan meningkatkan tekanan darah. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Sebagian besar responden memiliki kategori indeks massa tubuh normal, yang berjumlah 61 (73,5%), sedangkan resiko obesitas sebanyak 17 (20,5%), dan kategori obesitas I sebanyak 5 (6%). 2. Sebagian besar memiliki hipertensi dengan kategori stadium I sebanyak 47 (73,5%), sedangkan prehipertensi sebanyak 21 (25,3%) dan 15 (18,1%) responden menderita hipertensi stadium II. 3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan analisis uji korelasi Spearman Rank didapatkan hasil p value (0,001) < (0,05) yang berarti ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah. Dengan nilai r adalah 0,384 yang berarti arah korelasi positif dan keeratan hubungan pada tingkat hubungan lemah. Saran 1. Bagi Masyarakat Pentingnya menjaga berat badan dengan pola makan dan pola hidup sehat karena berat badan berlebih dapat memicu berbagai macam penyakit berbahaya. Pola hidup yang sehat ini bisa dilakukan antara lain diet yang baik yaitu tinggi serat dan rendah lemak, serta olahraga yang cukup. 2. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan bagi tenaga kesehatan untuk dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang faktor

resiko yang dapat menyebabkan hipertnsi sehingga diharapkan masyarakat dapat menghindari faktor resiko tersebut. 3. Bagi Institusi Pendidikan Diperlukan adanya peningklatan kualitas diri sebagai seorang tenaga keperawatan dalam mengurangi factor penyebab hipertensi sehingga didapatkan hasil yang maksimal dalam pencegahan hipertensi. 4. Bagi Peneliti Diperlukan research untuk menganalisis berbagai faktor lain yang ikut serta dalam mempengaruhi hipertensi, diantaranya olahraga, diet garam, merokok, stress, karena peneliti merasa belum puas dengan hasil penelitian ini. 5. Bagi perkembangan ilmu keperawatan Diperlukan dikembangkan lagi riset-riset atau penelitian tentang faktor resiko yang dapat menyebabkan hipertensi sehingga dapat menambah teori ilmu keperawatan. DAFTAR PUSTAKA

Balitbangkes. Depkes RI.(2006).Operational study an integrated community-based intervention program on common risk factors of major non-communicable diseases in Depok-Indonesia. Jakarta:Depkes RI Corwin,. J. Elizabeth.(2001).Patofisiologi.J akarta:EGC.

Darmojo, R. B.(2004). Geriatri ilmu kesehatan usia lanjut. Ed. 3. Jakarta:Balai Penerbit FKUI. Grummer-Strawn LM et al.,(2002). American Journal of Clinical Nutrition. Dalam: Centers of Disease Control and Prevention, 2009. Assessing Your Weight: About BMI for Adult. Didapat dari: http://cdc.gov/healthyweight/asse ssing/bmi/adult_bmi/index.html Hayens, B.,(2003). Buku Pintar Menaklukan Hipertensi. Jakarta: Ladang Pustaka dan Intimedia.

Hidayat, Aziz Alimul. (2007). Metode Anies. 2006. Waspada Ancaman Penelitian Keperawatan Dan Penyakit Tidak Menular; Solusi Teknik Analisis Data. Pencegahan dari Aspek Perilaku Jakarta:Salemba Medika. dan Lingkungan. Elex Media Joint National Committee on Komputindo, Jakarta. Prevention, Detection, Evaluation,and Treatment of Arikunto, Suharsimi.(2002).Prosedur High Blood Pressure (JNC). Penelitian Suatu Pendekatan The Seventh Report of the JNC Praktik. Rineka Cipta, Jakarta. (JNC-7). JAMA. 2003;289(19):2560-72 Arikunto, Suharsimi.(2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Khoriudin, (2006). Perbedaan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta. Kapasitas Vital Paru dan Tekanan Darah Antara Perokok Aktif

Dengan Pasif pada Siswa Smeltzer & Bare (2002). Buku Ajar Madrasah Hidayatul Mubtadiin Keperawatan Medikal Bedah. Semarang Tahun Ajaran Volume 3. Edisi 8. EGC: 2005/2006. Skripsi UNNES Jakarta. Semarang. Sustrany. (2004). Hipertensi. PT. Luknis,Sabri & Hastono, Sutanto Jakarta : Gramedia Pustaka Priyo.(2005).Statistik Utama,. Kesehatan. Jakarta : Rajawali . Pers. Sugiyono. (2005). Statistik Untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta. Mansjoer, Arif dkk. (2000). Kapita selekta kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius. Supariasa. (2001). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.

Sustrany, L.dkk. (2004). Hipertensi. Marliani Lili, dkk. (2007).100 Question Jakarta: Gramedia Pustaka Umum & Answers Hipertensi. Jakarta : PT Elex Media Komputindo, Gramedia.

Notoatmodjo, Soekidjo.(2005).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta. Nursalam.(2003).Konsep Dan Penerapan Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, Dan Instrumen Penelitian Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika. Cipta Sudoyo, Aru W. dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed. 01. Pusat Penerbitan IPD FKUI, Jakarta. Medika Rully. (2011). Masalah Obesitas Dengan Hipertensi. http://drullyta.blogspot.com/201 1/11/masalah-obesitas-denganhipertensi.html.

Você também pode gostar