Você está na página 1de 1

1. Pengertian Aphakia Aphakia berasal dari Bahasa Yunani yaitu Aphalina. A artinya tidak dan phalos berarti lensa.

Akibat dri ekstrasi katarak adalah mata tidak mempunyai lensa lagi yang disebut Aphakia. Menurut Albert E. Sloane, Aphakia adalah keadaan dimana mata tanpa lensa. Penderita aphakia tanpa upaya rehabilitasi akan mengalami gangguan penglihatan karena status refraksi berubah menjadi hypermetropia tinggi. Konsep dasar rehabilitasinya dengan memberi lensa berkekuatan plus (+) tinggi yang mampu mengganti kekuatan lensa yang diangkat. Ciri-ciri aphakia :

Ada bekas irisan COA (Camera oculi anterior) lebih dalam karena lensa mata tidak ada. Pupil tampak hitam Iris tremulan. 2. Jenis Aphakia a. Aphakia binokuler Operasi katarak dilakukan pada kedua bolamata penderita maka keadaan matanya disebut aphakia binokuler dari segi bahasa bi berarti dua dan ocular berarti mata. Aphakia binokuler disebut juga aphakia bilateral. Kata lateral berarti sisi, jadi aphakia bilateral berarti aphakia yang kedua sisi yaitu sisi kiri dan kanan. Pemeriksaan refraksi pada penerita aphakia binokuler dilakukan dengan berkala setelah operasi, dikarenakan power dioptri yang selalu berubah akibat dari keadaan kornea yang belum stabil. Penderita aphakia binokuler memerlukan waktu adaptasi yang agak lama untuk ini penderita harus latihan melakukan aktifitas sehari-hari dengan memakai kacamata agar adaptasi tercapai dengan baik. b. Aphakia monokuler Jika operasi katarak dilakukan pada satu mata maka keadaan ini disebut aphakia monokuler. Dari segi bahasa mono berarti satu. Aphakia monokuler disebut juga dengan aphakia unilateral karena aphakia ini terjadi pada salah satu sisi yaitu mata kanan atau mata kiri saja. Upaya peeriksaan refraksi pada penderita aphakia monokuler perbedaan status refraksi yang cukup besar antara mata kanan dan kiri. Perlu dilakukan uji WFDT (Worth for dot test). Perlu dibedakan pemeriksaan pada penderita aphakia binokuler dan monokuler karena ganggun penglihatan yang itimbulkan juga berbeda. Sehingga operasi yang dilakukan pada katarak yang lebih matur, mengakibatkan terjadinya aphakia monokuler. c. Luksasi lensa Putusnya penggantung lensa menyebabkan lensa masuk kedalam badan kaca. Hal ini menyebabkan COA lebih dalam, pupil hitam, dan lensa tidak ada yaitu aphakia. Sehingga perlu dikoreksi dengan lensa plus (+) berkekuatan tinggi untuk menggantikan lensa mata yang telah diambil waktu operasi katarak. Akomodasi juga menjadi hilang, dan untuk penglihatan jark dekat perlu dikoreksi dengan lensa Spheris plus (+) 3.00 dioptri. d. Anisometropia dan anisokonia Sementara menunggu operasi katarak berikutnya (aphakia monokuler) menyebabkan terjadinya anisometropia yaitu perbedaan status refraksi yang cukup tinggi antara mata yang kan dengan mata yang kiri, hal ini dapat berupa :

Hypermetropia dan myopia ( antimetropia ) Mata yang satu hypermetropia atau myopia, sedang yang lain emetropia dengan selisih lebih dari tiga dioptri. Mata yang satu hypermetropia atau myopia dan yang lain hypermetropia atau myopia tinggi dengan selisih lebih dari tiga dioptri. Perbedaan refraksi yang cukup tinggi antara mata kanan dan kiri mengakibatkan terjadinya anisokonia yaitu kedaan dimana gambar-gambar diretina tidak sama dalam mempersatukan dua keadaan yang tidak sama, sebab otak tidak bisa menoleransi perbedaan bayangan yang besar tersebut. Hal ini akan mengganggu penglihatan binokuler dari mata dan dapat menimbulkan keluhan pusing dan mata cepat lelah.

Você também pode gostar