Você está na página 1de 5

CONCEPT NOTES Analisis Makna Ambiguitas Dalam Slogan Iklan Rokok di Televisi

A. Latar Belakang Iklan merupakan salah satu kegiatan komunikasi. Iklan digunakan sebagai penyampai pesan produsen mengenai suatu produk tertentu dengan tujuan untuk mempengaruhi khalayak (calon konsumen) sehingga mereka tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan. Iklan merupakan kegiatan komunikasi antara produsen dan khalayak yang bersifat persuasif (mengajak). Pesan produsen disampaikan melalui iklan dalam bentuk bahasa melalui suatu media. Iklan hadir dalam berbagai media, seperti majalah, radio, koran, dan televisi. Tanpa disadari, iklan telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dan selalu mewarnai serta berpengaruh dalam kehidupan. Penyusunan iklan di televisi, khususnya iklan rokok tidak terlepas dari berbagai hal yang terkait, sehingga iklan itu selain bersifat ringkas juga karena slogan itu sangat khas dan menarik. Hal-hal yang terkait itu di antaranya maksud dan makna verbal dalam iklan tersebut. Penulis merasa bahwa slogan iklan rokok di televisi cukup layak untuk dikaji karena tidak semua penonton televisi atau masyarakat umum memahami slogan tersebut. Melalui kajian ini penulis berharap agar slogan atau diksi yang dihadirkan dalam iklan rokok di televisi memiliki makna yang dapat dipahami oleh khalayak umum.

B. Masalah Penelitian Dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah penelitian yang diuraikan dalam bentuk pertanyaan penelitian. Pertanyaan- pertanyaan tersebut diantaranya: 1) Teks iklan rokok apa sajakah yang memiliki makna ambiguitas? 2) Makna apakah yang terkandung dalam teks iklan rokok tersebut? 3) Bagaimana pengaruhnya terhadap masyarakat?

C. Pembatasan Masalah Penulis membatasi masalah pada beberapa teks iklan rokok di televisi, diantaranya Gudang Garam, Star Mild, Sejati, Dji Sam Soe, Magnum Filter dan Sampoerna Kretek.

D. Signifikansi Penelitian Penelitian ini dapat bermanfaat pada : 1) Perkembangan ilmu bahasa, khususnya semantik, salah satunya dengan munculnya contoh-contoh yang dihadirkan, maka akan semakin memperkaya khasanah keilmuan di bidang semantik, karena iklan bukanlah sekadar promosi barang dan jasa, melainkan dapat juga digunakan untuk pengajaran bahasa karena keindahan dan keragaman bahasanya; 2) Perkembangan ilmu bahasa periklanan. Melalui kajian ini maka akan diperoleh gambaran jelas mengenai makna ambiguitas yang dibentuk oleh iklan rokok; 3) Pengetahuan bagi masyarakat umum tentang makna bahasa iklan rokok.

E. Kajian Riset Sebelum nya Sepengetahuan penulis, penelitian tentang iklan rokok sudah dilakukan oleh Yadi, seorang mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia UPI angkatan 2002 melalui pendekatan semiotika. Kemudian Sahmini, M. (2003). Kajian Wacana dalam Iklan di Media Televisi. Skripsi S-1 Mahasiswa UPI Bandung. Selanjutnya, Sari P, seorang mahasiswa UI menganalisis wacana iklan melalui pendekatan sosiolinguistik dan Rini Astuti mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo menganalisis ambiguitas slogan iklan televisi. Oleh sebab itu, penulis mencoba melakukan penelitian ini dengan replikasi lebih menyempitkan kepada judul penelitian dan batasan masalah tidak general hanya iklan tetapi menjadi iklan rokok kemudian menggunakan pendekatan semantik.

F. Kerangka Teori 1. Bahasa 1.1 Pengertian Bahasa Di pengertian bahasa penulis akan mengutip teori dari John Locke Bahasa adalah pengemban makna untuk mengomunikasikan gagasan. Makna dianggap sebagai pemerkah ide yang memperoleh bentuk lewat bahasa dan terwujud lewat kode dan Chaedar Al- Wasilah Bahasa bagi sebagian masyarakat tidak lebih daripada sekadar alat komunikasi yang mereka peroleh secara tidak disadari, terus berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan. 1.2 Fungsi Bahasa Di sub bagian fungsi bahasa penulis akan menggunakan teori dari buku Introducing Language and Use- Aileen Bloomer, Patrick Giffths and Andrew John Merrison dan Explorations in Language Study_Explorations in The Functions of Language oleh MAK Halliday. 1.3 Bahasa Sebagai Alat Komunikasi Di 1.3 penulis mengambil teori Dell Hymes (1974) dengan delapan unsure yang di akronim kan menjadi S P E A K I N G (Setting, participants, ends, act of sequences, key, instrumentalities, norms and genre)

2. Semantik Di bagian ini akan terbagi menjadi sub bagian seperti berikut: 2.1 Pengertian Semantik 2.2 Manfaat Semantik 2.3 Semantik dan Makna Ambiguitas Disini penulis akan mengambil referensi dari buku Semantik, Pengantar Studi tentang Makna Drs Aminnudin, M.Pd dan beberapa pakar : Ferdinand De Saussure, Aileen Bloomer, Bernard Spolsky dan Ronald Wardaugh

3. Iklan 3.1 Pengertian Iklan Definisi diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, Oxford Dictionary of English dan beberapa pakar lain. 3.2 Bahasa Iklan Belum menemukan sumber bacaan

G. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik rekam, teknik simak, teknik catat dan teknik wawancara. Dalam komunikasinya akan dianalisis menggunakan akronim Dell Hymes : 1) setting and scene, yaitu unsur yang berkenaan dengan tempat dan waktu terjadinya percakapan. Di dalam penelitian ini setting nya adalah iklan, diri sendiri dan responden; 2) participants, yaitu orang-orang yang terlibat dalam percakapan. Penelitian ini memiliki participants tersendiri yaitu aktor/ aktris di dalam iklan yang akan dianalisis; 3) ends, yaitu maksud dan hasil percakapan. Maksud dan hasil percakapan yang akan terjadi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada tidaknya keambiguan makna dalam slogan iklan; 4) act sequences, yaitu hal yang menunjuk pada bentuk dan isi percakapan. Bentuk dan isi percakapan di dalam iklan rokok terlihat menarik dan tidak mempunyai hubungan dengan barang yang di promosikan. 5) key, yaitu yang menunjuk pada acara atau semangat dalam melaksanakan percakapan. Key di dalam penelitian ini bisa terlihat dari berbagai macam ekspresi, nada yang digunakan dalam iklan rokok yang akan dianalisis dan akan menghasilkan ekspresi, nada, dan intonasi berbeda setiap iklan nya. 6) instrumentalities, yaitu yang menunjuk pada jalur percakapan, apakah secara lisan atau bukan. Jalur percakapan di iklan rokok yang akan dianalisis adalah secara lisan.

7) norms, yaitu yang menunjuk pada norma perilaku peserta percakapan. Di setiap iklan yang dianalisis aka nada norma yang muncul, baik itu negatif ataupun positif. 8) genres, yaitu yang menunjuk pada kategori atau ragam bahasa yang digunakan. Bahasa yang digunakan dalam iklan rokok ada yang berbentuk dialog dan monolog.

H. Sumber Bacaan Rumi, F. (2006). Bahasa Iklan Rokok. [online]. Tersedia :

http://www.fajar.co.id/kolom/news.php?newsid=412.html (26 april 2007) Astuti, Rini. (..). Ambiguitas Slogan Iklan Televisi. Skripsi S-1 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo : tidak diterbitkan. Bloomer, Aileen. (2005). Introducing Language and Use. London and New York : Routledge Taylor and Francis Group Alwasilah, A. Chaedar. (2003). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya. Aminudin, Drs, M.Pd. (2003). Semantik, Pengantar Studi tentang Makna. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Halliday, M.A.K.1973. Explorations in Language Study_Explorations in The Functions of Language. London: Edward Arnold Sahmini, M. (2003). Kajian Wacana dalam Iklan di Media Televisi. Skripsi S-1 Mahasiswa UPI Bandung: tidak diterbitkan

Você também pode gostar