Você está na página 1de 19

LAPORAN KEGIATAN DI BAGIAN PELAYANAN/DISTRIBUSI DARAH DI UTD/UDD PMI KABUPATEN LOMBOK BARAT

Oleh : ARIF RAHMANSYAH BAIQ JULINDA I GEDE AGUS PASEK ABRAHAM .T

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sekitar tahun 1859, Henry Dunant membuat sebuah buku berjudul Kenangan dari Solferino yang isinya terdapat gagasan yang akan nantinya sebagai cikal bakal terbentuknya Komite Internasional Palang Merah atau International Committee of the Red Cross (ICRC) pada tahun 1863 yang bertujuan pada waktu itu untuk melaksanakan kegiatan kemanusiaan di setiap negara maka didirikanlah organisasi sukarelawan yang bertugas untuk membantu bagian medis angkatan darat pada waktu perang.

Tahun 1864 atas prakarsa pemerintah federal Swiss diadakan Konferensi Internasional yang membentuk Konvensi Jenewa I, II, III dan IV pada tahun 1949 atau juga dikenal sebagai Konvensi Palang Merah. Strategi Palang Merah Indonesia (PMI) dalam visinya menetapkan agar dikenal secara luas sebagai organisasi kepalangmerahan dalam memberikan pelayanan kepada yang membutuhkan secara efektif dan tepat waktu dengan semangat kenetralan dan kemandirian.

Namun baru tahun 1980 melalui peraturan pemerintah no 18 menetapkan peran PMI sebagai satu-satunya organisasi yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan transfusi darah di Indonesia. Tugas ini ditegaskan pula melalui SK.Dirjen Yan Med No. 1147/ YANMED/RSKS/1991, tentang Petunjuk Pelaksana Peraturan Menteri Kesehatan No. 478/Menkes/Per/1990 tentang upaya kesehatan di bidang Transfusi Darah. Dimana Target pelayanan transfusi darah adalah berupaya memenuhi kebutuhan darah yang bermutu, aman dan mencukupi serta dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau.

Prosedur teknis pelayanan tranfusi darah Dalam melakukan pelayanan transfusi darah kepada masyarakat, PMI tidak hanya memfokuskan perhatiannya pada pendonor darah tetapi juga ke masyarakat sebagai pengguna darah, seperti Bagaimana menjadi donor darah, Prosedur permintaan Darah, Pengelolaan Darah dan service cost

Blood screening ( Pemeriksaan uji saring darah) Blood screening (pemeriksaan uji saring darah) merupakan salah satu tahap di dalam pengelolaan darah yang dilakukan PMI untuk mendapatkan darah yang betul-betul aman bagi pengguna darah (orang sakit). melakukan uji saring terhadap 4 penyakit menular berbahaya yaitu syphilis, hepatitis B & C dan HIV/AIDS. Apabila ada donor darah yang dicurigai terinfeksi dengan hasil test yang mendukung, maka dirujuk ke UTDP untuk dilakukan test ulang darah donor tersebut. Hasilnya dikembalikan ke UTDC yang bersangkutan.

Konseling donor darah Melakukan pre dan post konseling untuk hasil pemeriksaan darah yang positif terjangkit Sifilis, Hepatitis B & C, dan HIV/AIDS. Tahap pre konseling, mendapat persetujuan dari inform consent para pendonor bahwa jika hasil darahnya reaktif atau positif maka darah tersebut tidak akan digunakan untuk transfusi. Tahap Post Konseling, setelah hasil pemeriksaan darah donor dinyatakan positif, maka diadakan pemanggilan kepada yang bersangkutan melalui pos. Namun untuk kasus HIV dipanggil langsung.

B. Pelayanan darah Di dalam prosedur pelayanan darah terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan pada saat akan melakukan donor darah antara lain seperti di bawah ini : Komponen darah Bertujuan untuk memisahkan darah segar utuh (whole blood) komponen darah merah padat, trombosit, plasma, dan anti hemofili faktor.

Serologi darah/blood screening/uji saring darah Uji Screening dikerjakan terhadap virus Hepatitis B, Hepatitis C, virus HIV, dan Sifilis yang bisa ditularkan melalui transfusi darah. Darah yang terjangkit virus tidak akan dipakai/dibuang. Crossmatching/uji silang darah Uji kecocokan antara darah donor dan darah penderita. Uji ini dimaksudkan agar tidak terjadi reaksi transfusi yang bisa membahayakan jiwa si penerima darah.

Prosedur permintaan darah Dokter yang merawat yang menentukan seorang pasien membutuhkan darah atau tidak Membawa formulir permintaan darah yang telah diisi oleh dokter yang merawat disertai contoh darah dengan identitas yang jelas Formulir dan contoh darah tersebut dikirim ke bank darah atau UTD PMI. Apabila persediaan darah seperti yang diminta tidak tersedia di UTD PMI/bank darah, keluarga penderita disarankan untuk mencari donor pengganti/donor keluarga.

Atas dasar permintaan dokter pihak UTD akan melakukan uji silang darah antara contoh darah donor dengan darah orang sakit yang memakan waktu 1 jam. Pemeriksaan ini mutlak dilakukan walaupun golongan darah pasien sama dengan golongan darah donor. Bila dalam pemeriksaan tidak terdapat kelainan maka darah dapat diserahkan ke pasien, dan jika dalam pemeriksaan ditemukan kelainan atau ketidakcocokan akan dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari sebab kelainan tersebut. Pengelolaan darah & biaya pengganti pengelolaan (service cost)

Upaya kesehatan transfusi darah adalah upaya kesehatan yang bertujuan agar penggunaan darah memang benar-benar berguna bagi pemulihan kesehatan. Kegiatan ini mencakup rekruitmen donor, penyumbangan/pengambilan darah, penyimpanan darah secara aman, pemeriksaan uji saring, pemisahan darah menjadi komponen darah, pemeriksaan golongan darah, dan pemeriksaan uji kecocokan darah hingga darah sampai ke tangan penderita.

BAB II ISI
A. Pelayanan Permintaan Darah dan Komponen Darah dan contoh darah Os (Distribusi darah) Tata cara permintaan darah dan komponen darah dan contoh darah, yaitu sebagai berikut : Keluarga Os datang membawa formulir permintaan darah dan contoh darah Os 1. Identifikasi/cocokkan nama yang ada pada contoh darah dan nama yang ada pada formulir permintaan darah 2. Lihat/cek formulir permintaan darah apakah sudah diisi lengkap : Nama Rumah Sakit Dokter yang meminta Nama Os Diagnosa Umur Jenis Kelamin No. MR Indikasi Transfusi Tanggal diperlukan Jenis darah yang diminta Volume darah

3. 4.

5. 6.

Periksa golongan darah dan Rhesus Os Bila darah yang diminta tidak ada persediaannya mohon keluarga Os untuk mencari donor pengganti/donor keluarga. Bila persediaan ada, lakukan proses crossmacthing/uji silang, yaitu pencocokan contoh darah donor dengan contoh darah Os. Informasikan kepada keluarga Os untuk menunggu proses pemeriksaan selama 1 jam Melengkapi administrasi Untuk os peserta JPS, melengkapi ; 2 lembar fotocopy kartu JPS 2 lembar fotocopy surat penetapan dari ASKES Formulir permintaan darah distempel JPS dari ruangan Untuk Os peserta ASKES, meliputi : 1 lembar formulir kartu ASKES Surat keterangan transfuse yang diisi lengkap, stempel Rumah Sakit dan ditandatangani dokter

7.

Apabila pemeriksaan sudah selesai. Siapkan label sesuai dengan golongan darah yang akan dikeluarkan. Tulis isi label dan formulir permintaan darah yang meliputi : Nomor Aftap dan nomor kantong darah Jenis darah Tanggal diberikan Nama Os Rumah Sakit Golongan Darah Bagian Pemeriksaan Cross dijalankan/tidak 8. Keluarga Os menandatangani formulir permintaan darah dan mencantumkan nama pengambil darah 9. Keluarkan darah 10. Catat/tulis pengeluaran darah pada klat/formulir pengeluaran darah

B. Metode Cross match/ Uji Cocok Serasi Definisi Cross match adalah pemeriksaan untuk menguji kecocokan antara darah pasien dan donor dengan cara memeriksa secara silang antara serum penderita dengan sel donor dan antara serum donor dengan sel penderita. Tujuan Untuk memastikan bahwa darah yang diserahkan benar-benar cocok dan dapat diterima pada darah pasien. Macam-macam metode crossmacth : Metode gell/diamed Tujuan pemakaian metode gell adalah pemeriksaan dapat lebih cepat memberikan hasil. Metode tabung Tujuan pemakaian metode tabung setelah dilakukan metode gell adalah untuk melihat ketidakcocokan antara darah pasien dan donor. Penyerahan darah pada pasien : Dicek ulang data pada kantong darah dan label Di cek ulang data pasien yang tertera Petugas yang menyerahkan menulis nama dan menandatangani Orang yang menerima menulis nama dan menandatangani

Berikut penjelasan mengenai tata cara Metode Gell/Diamed : Periksa golongan darah donor Siapkan 2 buah tabung reaksi yang @ tabung berisi Diluent 5% dengan volume 100 l Tulis ID card yang berisi : - Mayor dan minor - Nama Os - Golongan darah - Rumah sakit - Tanggal pemeriksaan Buat suspensi : - Siapkan kantong darah donor - Masukkan 5l SDM donor ke tabung I dan 5 l SDM Os ke tabung II, campur kemudian homogenkan dengan diluent, jadikan suspensi 5%. Masukkan masing-masing 50 l suspensi ke tabung Gell. Kemudian masukkan 25 l serum Os pada tabung I atau mayor dan 25 l serum donor pada tabung II atau minor. Inkubasi selama 15 menit dengan suhu 37C Putar pada alat centrifuge selama 10 menit Baca hasil Interpretasi hasil : Compatible : terjadi hemolysis antara darah donor dengan serum pasien maupun darah pasien dengan serum donor sehingga darah bisa dikeluarkan (cocok). Incompatible : terjadi aglutinasi antara darah donor dengan serum pasien maupun darah pasien dengan serum donor sehingga darah tidak bisa dikeluarkan (tidak cocok).

BAB III PENUTUP


Pada hakekatnya upaya transfusi darah merupakan bagian penting dari tugas Pemerintah di bidang pelayanan kesehatan rakyat dan juga merupakan suatu bentuk pertolongan sesama umat manusia. Kegiatan pengamanan darah dilaksanakan dari pengerahan donor, pengambilan darah, pengolahan darah, penyimpanan darah, pendistribusian darah dan pemberian darah. Penyimpanan dan distribusi harus diawasi untuk memastikan bahwa produk dipelihara dari donor ke pasien, dari vena ke vena. Darah yang didapat dari para donor sukarela (collecting blood), harus dilakukan pengamanan dengan melakukan seleksi melalui pemeriksaan skreening darah terhadap penyakit IMLTD.

THANKS FOR SAVE OUR LIFE

Você também pode gostar