Você está na página 1de 13

Analisis Bakteri Coliform dalam Air Sumur dan Kemungkinan Efek Biopatologik

Hastari Wuryastuti, R. Wasito, Siti Chalimah, Sri Andayani, Yuni Indraswati, Leksono Lestariyadi, Prapti K., Mohammad Amien

Abstract

Bakteri coliform metupakan grup bakteri Gram negatif berbentuk batang dan beberapa galur dari bakteri tersebut, terutama Escherichia coil diketahui dapat mengakibatkan diare pada manusia dan hewan. Pada umuninya, penyakit bakterial tersebut ditularkan melalui air yang tercernar. Pada penelitian ini, adanya bakteri coliform ditentukan berdasarkan pada metode most probable number (MPN) yang dibiakkan pada lactose broth dan brillian green bile broth. Hasil analisis MPN menggunakan sampef air sumur yang diambil dari daerah Karangmalang, Sungai Code den Deresan, masing-masing menunjukkan kandungan 150 coliform/100 ml, 210 coliform/100 ml dan 460 coliform/100 ml, Sedangkan, standar jumlah coliform datarn air minum yang direkomendasikan World Health Organization (WHO) adalah 10 coliform1100 ml dan. 1 E. coll1100 ml. Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa kandungan coliform dalam air tersebut adalah jauh melebihi nilai ambang batas normal yang ditetapkan oleh WHO. Disarankan, bahwa penggunaan air tersebut untuk konsumsi sehari-hari, terutama jika air tersebut akan digunakan untuk minum ataupun masak memasak di dapur sebaiknya direbus terlebih dahulu. Katakunci: air sumur, coliform, Escherichia coli, WHO.

Abstrak Asih Sugiarti STUDI KANDUNGAN BAKTERI Coliform PADA ES TEH YANG DIJUAL PEDAGANG KAKI LIMA DI ALUN-ALUN PURWOKERTO TAHUN 2008 xiii + 88 hal : gambar, tabel, lampiran Salah satu yang mempengaruhi terhadap peningkatan derajat masyarakat adalah penyediaan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan, keadaan ini berkaitan dengan minuman yang disediakan oleh pedagang kaki lima termasuk pedagang makanan dan minuman yang menjual es teh di sekitar Alun-alun Purwokerto. Pengelolaan es teh yang kurang baik dapat menyebabkan kerusakan maupun pencemaran mikroorganisme, khususnya bakteri Coliform yang dapat terjadi mulai dari penyediaan bahan, penyimpanan bahan, pengolahan bahan, pengangutan minuman dan penyajian minuman yang dapat menimbulkan penyakit bagi konsumen khususnya pada pengunjung Alun-alun Purwokerto terutama penyakit saluran pencernaan.

Penelitian ini merupakan peneliti deskriptif untuk memperoleh gambaran nyata tentang kualitas es teh dilihat dari adanya kandungan bakteri Coliform pada masing-masing sampel. Jumlah kandungan bakteri Coliform pada masing-masing sampel adalah sampel es teh yang dijual pedagang kaki lima di Alun-alun Purwokerto dan menggambarkan sanitasi tempat penjualan es teh tersebut. Hasil inspeksi tempat penjualan dalam kategori baik (76 % - 100 %), kategori cukup (56 % - 75 %), kategori kurang baik (40 % - 55 %) dan kategori tidak baik (< 40 %). Hasil pemeriksaan laboratorium pada 17 sampel es teh menunjukkan bahwa 88,23 % melebihi standar atau batas maksimum cemaran mikroba yang telah ditentukan. Hasil inspeksi tempat penjualan es teh pada pedagang kaki lima yaitu berkategori baik 84,29 %. Dengan adanya penelitian ini menjadi tindak lanjut dari Dinas Kesehatan Banyumas untuk melakukan pemeriksaan pada makanan dan minuman tersebut serta adanya pengawasan kepada para pedagang kaki lima. Daftar bacaan : 18 (1989 2003) Kata kunci : Bakteri Coliform, Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman Diposkan oleh DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN di 06:17

Laporan pemeriksaan bakteri coliform pada makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Berbagai mikroba patogen seringkali ditularkan melalui air yang tercemar sehingga menimbulkan penyakit bawaan manusia maupun hewan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai adanya mikroba dalam suatu makanan dan minuman agar dapat dikonsumsi manusia dengan layak sehingga tidak menimbulkan penyakit akibat kontaminasi mikroba dalam makanan dan minuman dan dapat memenuhi kebutuhan tubuh secara optimal. Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan penting dilakukan untuk mengetahui mutu bahan pangan dan menghitung proses pengawetan yang akan diterapkan pada bahan pangan tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah jasad renik dalam suatu suspensi, salah satunya adalah pemeriksaan adanya bakteri Coliform pada makanan dan minuman dengan metode MPN (Most Probable Number). b. Landasan Teori Metode MPN biasanya biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang bebentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat. Dalam praktikum ini suatu bahan makanan/ minuman dengan sampelnya yaitu sirup dilakukan pengenceran secara desimal (10-1), kemudian masing-masing tabung dengan seri 3-3-3 dimasukkan 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml ke dalam tabung yang berisi Lactosa Broth dan tabung Durham. Untuk setiap pengenceran digunakan 3 seri tabung. Setelah diinkubasi selama 2 x 24 jam dengan suhu 37C, maka akan dapat dilihat tabung yang positif yaitu tabung yang ditumbuhi mikroba yang dapat ditandai dengan terbentuknya gas di dalam tabung Durham. Lalu diamati tabung yang terdapat gas/ gelembung dan berwarna keruh sehingga kombinasi tabung yang positif dari uji duga dan uji penegasan dapat dicocokkan dengan tabel MPN-seri 9 tabung. BAB II PELAKSANAAN a. Alat Alat-alat yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan bakteri coliform pada makanan dan minuman dengan metode MPN adalah sebagai berikut : 1. Botol contoh steril 2. Cawan Petri steril 3. Pipet ukur 10 ml dan 1 ml steril dan filternya 4. Pembakar Bunsen 5. Inkubator 6. Mikroskop

7. Tabung reaksi 8. Tabung Durham 9. Timbangan Mortal dan pengerus b. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan bakteri coliform pada makanan dan minuman dengan metode MPNadalah sebagai berikut: 1. Sampel makanan dan minuman 2. Media laktosa cair (sudah steril) 3. Media BGLB/BGBL (Briliant Green Bile Lactose Broth) 4. Media EMB (Eosin Methylene Blue Agar) dan EA (sudah steril) 5. Pewarna gas 6. Alkohol 7. Kapas, karet, kertas payung, korek api c. Prosedur Kerja Prosedur kerja dari praktikum pemeriksaan bakteri coliform pada makanan dan minuman dengan metode MPN adalah sebagai berikut : 1. Uji Penduga i. Diaseptiskan tangan, alat dan tempat kerja. ii. Sampel ditimbang sebanyak 10 gram memasukkan ke dalam air pengencer (yang mengandung NaCl fisiologis) 90%. iii. Masukkan pengencer/ Na fisiologis dan Lactosa Broth ke dalam ke-9 tabung reaksi sesuai banyaknya yaitu 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml lalu masukkan tabung Durham. Bungkus masing-masing tabung reaksi dengan pembungkus kayu. iv. Diinkubasi selama 2 x 24 jam dengan suhu 37C dan diamati tertangkap tidaknya gas dalam tabung Durham setiap 1 jam sekali. v. Jika terdapat gas atau keruh, maka diduga terdapat Coliform pada tabung.

10 ml 1 ml 0,1 ml

Pengencer/ LBDS LBSS LBSS Na Fisiologis 90% Uji Penduga

10 ml 1 ml 0,1 ml BGLBDS BGLBSS BGLBSS 2. Uji Penegasan i. Dasarnya yaitu hasil dari uji penduga yaitu banyaknya larutan dalam tabung reaksi yang terdapat gas/ gelembung yang berjumlah 4 buah. ii. Ambil jarum ose lalu bakar jarum di atas pembakar bunsen sampai membara. Masukkan jarum ose ke dalam tabung reaksi sampai menyentuh larutan dan angkat. Lalu jarum ose masukkan ke tabung berisi 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml sirup dengan tabung Durham didalamnya dengan kombinasi 3-3-3. Usahakan tabung dan jarum selalu dekat dengan api agar tetap steril. iii. Masukkan tabung ke dalam inkubator/ diinkubasi selama 2 x 24 jam dan diamati setiap 1 jam. Lalu amati adanya gas/ gelembung yang terdapat dalam tabung Durham. 10 ml 1 ml 0,1 ml BGLBDS BGLBSS BGLBSS d. Tujuan Praktikum pemeriksaan bakteri coliform pada makanan dan minuman dengan metode MPN bertujuan untuk melacak adanya bakteri coliform dalam contoh makanan dan atau minuman. BAB III HASIL PEMERIKSAAN Dari hasil praktikum pemeriksaan bakteri coliform pada makanan dan minuman dengan meode MPN, diperoleh hasil bahwa terdapat tabung dalam setiap tabung sehingga terbentuk kombinasi 3-3-3. Nilai MPN dari tabel MPN 9 tabung adalah 7,2 sehingga diperoleh perhitungan MPN mikroba sebagai berikut : Hasil akhir dari uji penegasan yaitu terdapat, 1 buah tabung reaksi dengan gas/ gelembung di dalam tabung Durham berisi 10 ml, tidak ada gas/ gelembung di dalam tabung Durham berisi 1 ml dan terdapat 1 buah tabung reaksi dengan gas/ gelembung di dalam tabung Durham berisi 0,1 ml. Maka dari tabel MPN dengan hasil akhir 1-0-1 yaitu 7,2 MPN/100 ml. MPN mikroba = = = 7,2 x 103

BAB IV PEMBAHASAN Menurut WHO menyatakan bahwa untuk melakukan monitor terhadap air minum, maka dapat digunakan kemungkinan masuknya mikroba patogen ke dalam feses manusia dan hewan berdarah panas. Ada 3 indikator air minum yang layak untuk diminum, yaitu: 1. Kelompok Coliform APHA merekomendasikan Bacillus coli, Esterichia coli sebagai indikator kontaminasi fecal yang menggunakan laktosa untuk memproduksi asam dan gas atau banyak enzim D galaktosidase. 2. Fecal Coliform 3. Esterichia coli (Kay and Fricker, 1997). Metode MPN biasanya biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut (Fardiaz, 1993). Metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung Durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas. Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada pengenceran dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung yang berisi medium cair yang diinokulasikan dengan larutan hasil pengenceran tersebut mengandung satu sel, beberapa tabung yang lainnya mengandung lebih dari satu sel atau tabung lainnya tidak mengandung sel. Dengan demikian setelah inkubasi, diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung yang dinyatakan sebagai tabung positif, sedangkan tabung lainnya negatif. Pada pengenceran pertama kesembilan tabung menghasilkan pertumbuhan positif yaitu dengan seri tabung 3-3-3 pada ukuran 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml menghasilkan 2-1-2 tabung yang positif ditumbuhi jasad renik dan pada pengenceran kedua, kesembilan tabung menghasilkan 1-0-1 tabung yang positif ditumbuhi jasad renik. Metode MPN dapat digunakan untuk menghitung jumlah jasad renik tertentu yang terdapat diantara campuran jasad renik lainnya. Sebagai contoh, jika digunakan Lactosa Broth, maka adanya bakteri yang dapat memfermentasi laktosa ditunjukkan dengan terbentuknya gas di dalam tabung Durham. Cara ini biasa digunakan untuk menentukan MPN koliform terhadap air atau minuman karena bakteri Coliform termasuk bakteri yang dapat menfermentasi laktosa. (Fardiaz, 1992).

Dalam metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas mikrobiologi air dalam praktikum digunakan kelompok koliform sebagai indikator. Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan koliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah koliform dalam sampel yang diuji. Uji ini diawali dengan memasukkan 10 ml cairan dari sampel ke dalam lauryl tryptose broth, uji awal ini disebut uji duga (presumtive test). Dalam uji duga, setiap tabung yang menghasilkan gas dalam masa inkubasi diduga mengandung bakteri koliform. Uji dinyatakan positif bila terlihat gas dalam tabung Durham. Tabung yang memperlihatkan gas diuji lebih lanjut dengan uji peneguhan. Untuk uji peneguhan dilakukan untuk meneguhkan bahwa gas yang terbentuk disebabkan oleh kuman koliform dan bukan disebabkan oleh kerja sama beberapa spesies sehingga menghasilkan gas. Uji peneguhan menggunakan BGLB (Briliant Green Bile Lactose Broth) yang diinokulasikan dengan satu mata ose media yang memperlihatkan hasil positif pada uji duga (Lay, 1994). BAB V PENUTUP 1. MPN standar Coliform menurut Lampiran Surat Keputusan Dirjen POM no: 03726/B/SK/VII/1989 tentang batas maksimal cemaran mikroba dalam makanan adalah 20 MPN/100 ml. 2. Dibandingkan dengan hasil praktikum yaitu sebesar 7,2 MPN/100 ml, dapat dikatakan sampel minuman (sirup) masih memenuhi syarat kesehatan untuk dikonsumsi karena kurang dari standar MPN (<20 MPN/100 ml). DAFTAR PUSTAKA Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta ______________. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Lay, W. Bibiana. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Kay, D and Fricker, C. 1997. Coliforms and E. Coli; Problem or Solution? The Royal Society of Chemistry, UK

Terbersit juga untuk memposting makna dari bakteri coliform, alasan mendasarnya sich karena beberapa kali muncul pertanyaan akan terminology dari dua kata yang menjadi judul di atas dan

ternyata belum banyak yang memahami dengan benar akan hal ini, semoga dengan adanya tulisan ini akan memberikan rujukan tambahan akan makna maupun hal-hal yang terkait dengan istilah ini.

Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting bagi kualitas air minum. Kelompok bakteri coliform, antara lain Eschericia coli, Enterrobacter aerogenes, dan Citrobacter fruendii. Keberadaan bakteri di dalam air minum itu menunjukkan tingkat sanitasi rendah. Keberadaan bakteri ini juga menunjukkan adanya bakteri patogen lain, misalnya, Shigella, yang menyebabkan diare hingga muntaber. Bakteri coliform timbul karena buangan kotoran manusia dan laundry dari rumah tangga yang merembes dari sungai-sungai dan juga disebabkan oleh pencemaran mata air atau air baku, lemahnya sistem filterisasi. Oleh karena itu, air minum harus bebas dari semua jenis coliform. Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform, semakin tinggi pula risiko kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran manusia dan hewan. E. coli jika masuk ke dalam saluran pencernaan dalam jumlah banyak dapat membahayakan kesehatan. Menurut Pelczar & Chan (2008) walaupun E. coli merupakan bagian dari mikroba normal saluran pencernaan, tapi saat ini telah terbukti bahwa galur-galur tertentu mampu menyebabkan gastroeritris taraf sedang hingga parah pada manusia dan hewan. Salah satu contoh bakteri patogen-yang kemungkinan terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas adalah Shigella, yaitu mikroba penyebab gejala diare, deman, kram perut, dan muntah-muntah. Jenis bakteri coliform tertentu, misalnya E coli O:157:H7, bersifat patogen dan juga dapat menyebabkan diare atau diare berdarah, kram perut, mual, dan rasa tidak enak badan. Bakteri coliform ini menghasilkan zat ethionine yang pada penelitian menyebabkan kanker. Bakteri-bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti Indole, skatole

yang dapat menimbulkan penyakit bila berlebih didalam tubuh. E. coli dapat menyebabkan diare dengan metode 1) produksi enterotoksin yang secara tidak langsung dapat menyebabkan kehilangan cairan dan 2) invasi yang sebenarnya lapisan epitelium dinding usus yang menyebabkan peradangan dan kehilangan cairan. Like Be the first to like this.

Es teh
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari

Es teh dengan limun.

Es teh atau Teh es adalah teh yang di dinginkan dengan es batu, es teh seringkali ditambahkan rasa seperti melati, dan buah-buahan seperti limun, ceri, dan arbei, atau susu. Es teh adalah minuman yang sering diminum saat siang hari karena suhu udara yang panas, di warteg, es teh sering diminum selain air dingin. Teh tarik adalah contoh dari es teh. Selain itu, beberapa merek juga menyediakan es teh, seperti Teh Botol, Frestea, dan Nu Green Tea

ES TEH
Ngomongin yang namanya makanan dan minuman, tiap tempat pastilah punya ciri masingmasing. Nah, Gw cuman mau ngomongin yang namanya Es teh alis Ice Tea. Dimana mana Es teh ya seperti itu, cenderung berwarna coklat gelap dan pada dasarnya berasa pahit. . Aku percaya deh kalau tiap mahasiswa di Yogyakarta pastilah pernah minum yang namanya es ini. Baik yang produk pilihan maupun murahan, baik yang dalam kemasan ataupun dalam gelasan. At least, namanya tetep aja T-E-H. Bahkan di jepang ada yang namanya upacara minum Teh dimana proses untuk menikmatinya sangatlah mremet dan njlimet plus kaki kesemutan bagi yang ndak kuat duduk berlama-lama. Walaupun untuk hasilnya teteplah sama..P-A-H-I-T. Disini, tak jarang juga orang-orang memesan Teh tanpa gula alias dibilangin Teh Tawar, padahal khan rasanya pahit tetapi kenapa sebutannya Teh Tawarhahaha..nah yang mau kuomongin itu Es Teh yang pakai gula. .

Tidak cuma sekali dua kali aku pesan Es Teh di angkringan depan kampus, tapi yang kuterima Es Teh dengan gula yang belum cair di dasar gelasnya. Sedangkan di samarinda ini, gula yang dipakai cenderungnya gula cair sehinga tidak terlihat gumpalan gula di dasar gelas. Nah, Es Teh yang kuterima itu bisa dibilang manis sih manis, tetapi apa tidak namanya pemborosan. Untuk orang sepertiku yang tidak cuka mengaduk-aduk minuman lagi setelah disajikan. Tentu saja namanya pemborosan jika masih tersisa banyak gumpalan gula di dasar gelas. Disamping itu, semakin lama kuperhatikan jika nongkrong di angkringan tersebut, cenderungnya banyak pembeli yang akhirnya bilang Mang kurang manis nih, tambah gulanya lagi dong!. Mungkin bukannya tidak manis, tapi gulanya belum larut seutuhnya. Trus apa yang salah dong, apa gulanya yang kurang manis, ataukah Teh-nya yang terlalu pahit, ataukah faktor yang lainnya. . Walaupun tidak semua tukang angkringan atau warung makan lainnya bertindak hal yang sama, tapi di angkringan tempat biasa aku nongkrong ini sejauh ini mungkin yang salah adalah urutan penyajian Es Teh yang mungkin kubilang tidak benar. Nah, Ramto ini menyiapkan Teh dengan urutan seperti ini, Gula dimasukkan ke dalam gelas trus di campur dengan cem-ceman Teh. Habis itu dimasukkan air putih hangat ke dalam gelas trus dimasukkan Es. Namun, karena semuanya dikerjakan secara cepat dan juga air Teh yang dimasukkan dingin, walaupun ditambah dengan air putih hangat, alhasil akan ditambahkan dengan bongkahan Es lagi. Tanpa diaduk dengan benar-benar, hasilnya Es Teh tersebut sampai di depan para pembeli dengan gula yang ngendap di bagian dasar gelas tanpa cair seutuhnya. Walaupun diaduk-aduk, tapi karena air dingin, prosesnya juga jadi semakin lambat. Sehinga, ketika diminumMah, kurang manis nih!!. Bukannya ada baiknya jika urutannya diubah sedikit. Masukkan gula ke dalam gelas trus diaduk dengan mengulakan aor putih sedikit yang cenderung panas atau hangat sehinga gulannya akan cepat mencair. Kemudian baru ditambahkan cem-ceman Teh dan Es masuk terakhir. Gula tentu saja akan mencair lebih cepat dengan air panas daripada air dingin, dan ketika sampai di depan pembeli, tentu saja rasanya akan lebih manis daripada gelas yang gumpalan gulanya masih ngendon di bawahwalaupun sebenarnya manis.waduh aku bingung sendiri nih!! . Intinya sih aku cuman mau bilang kalau ada baiknya kita itu menganalisa proses langkahlangkah yang kita ambil jika ingin mengerjakan sesuatu. Proses yang benar dari satu langkah ke lankah yang lain tentunya lebih baik daripada langkah-langkah yang cenderung acak. Seperti halnya Es Teh itu, hasilnya lebih manis jika gulanya dihancurkan dengan air panas terlebih dahulu daripada dicampur dengan air dingin yang memperlambat proses peleburannya..dan tentu saja sedikit nantui yang bilangMang, tambah gulannya dong!!..pemborosan khanwalaupun cuma secakup sendok kecil aja. . . Seto Danu

Cogito Ergo Sum Samarinda.kost.25.09.06.11:22


ES batu yang biasa kita nikmati bersama teh atau jus buah di berbagai tempat makan ternyata tidak semuanya steril. Tak hanya di Tanah Air, bahkan di Amerika, tercatat, 1 dari 3 pub, restoran, dan kafe menyediakan es batu yang tidak steril. Hal itu disimpulkan setelah para peneliti Badan Perlindungan Kesehatan AS yang menemukan bakteri pada tangan, selain karena kurang bersih dalam membasuh tangan. Tes pun dilakukan terhadap mesin penghasil es di 88 perusahaan. Ditemukan, 30 persen tidaknya higienis. Rincian ini diterbitkan setelah sebuah laporan baru-baru ini mengungkapkan bahwa jumlah orang yang mengalami masalah pada perut melonjak hingga 50 persen jika dibandingkan dengan 1990-an. Sebanyak 17 juta kasus sakit perut terjadi setiap tahunnya di AS. Penyebabnya, es, sendok, dan mesin yang kurang bersih. "Sebesar 30 persen sampel es yang ditemukan memiliki kadar bakteri coliform. Dari jumlah tersebut, tiga sampel juga ditemukan mengandung bakteri enterococci dan E coli," jelas salah satu peneliti seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (12/9). Penelitian di AS juga menemukan bahwa mesin es di restoran cepat saji dan kafe sebagian besarnya digunakan oleh pelanggan, bukan oleh staf sehingga sangat mungkin terkontaminasi. "Praktik-praktik kebersihan yang buruk ketika mempersiapkan es dapat menimbulkan risiko bagi bakteri berbahaya untuk mengontaminasi makanan dan minuman." Lalu, bagaimana dengan di Tanah Air? Apakah Anda sudah yakin dengan kebersihan es batu yang menyegarkan? (Pri/OL-06)

Es dari air mentah berwarna putih karena masih banyak gas yang terperangkap di dalamnya. Biasanya, es yang dibuat dari air mentah adalah es balok. Es ini jelas-jelas tidak baik dikonsumsi, terlebih lagi jika airnya diambil dari air sungai yang tercemar (bayangin aja, anda minum air sungai kotor. Read more at: http://www.hajsmy.us/2012/09/perhatikan-ini-perbedaan-es-batu-air.html Es dari air matang akan terlihat bening karena gas di dalam air terlepaskan ketika proses perebusan. Biasanya, es seperti ini disebut es kristal. Sekarang, menurut pengamatan, es kristal sudah banyak dipakai, seperti es batu bolong , soalnya berbentuk pipa gitu, bolong di tengah. Bahaya es dari air mentah: Dalam air mentah ada banyak bakteri e coli. Ada penelitian di Florida selatan yang membandingkan es batu dengan air toilet, hasilnya es batu mengandung 70% lebih banyak kuman daripada air toilet. Tentu tidak ada beda nya dengan di Indonesia, yang notabenenya es batu dibuat dari air mentah. Ada juga di Jakarta yang pabrik es batunya di dekat kali Ciliwung, memakai air mentah dari sungai dan dicampur dengan pemutih. Bahaya nggak coba ?? ( Tayangan investigasi di Trans TV) Mengenal E.Coli Escherichia coli (E.coli) adalah bakteri yang hidup di dalam usus manusia. Keberadaannya di luar tubuh manusia menjadi indikator sanitasi makanan dan minuman, apakah pernah tercemar oleh kotoran manusia atau tidak. Keberadaan E. coli dalam air atau makanan juga dianggap memiliki korelasi tinggi dengan ditemukannya bibit penyakit (patogen) pada pangan. Ada beberapa jenis E. coli yang umum

ditemui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: *1.E.coli Enteropatogenik* Tidak membahayakan pada sebagian orang dewasa tetapi sering kali menyebabkan diare pada bayi. Mungkin ditularkan melalui air yang digunakan untuk mencuci botol. Karenanya, botol susu bayi sebaiknya direbus setelah dicuci untuk mencegah diare. *2.E.coli Enteroinvasif* Cukup membahayakan karena dapat menyebabkan penyakit disentri. Biasanya ditandai dengan tinja yang mengandung darah. *3.E.coli Enterotoksigenik* Banyak menyebabkan diare pada para pelancong (travelers diarrhea). Bakteri ini tidak terlalu membahayakan. *4.E.coli Enterohemoragik* Bakteri yang sangat berbahaya. Dalam penelitian Dewayanti-Hariyadi-et.al, 2001, dinyatakan bakteri ini hidup dalam daging giling mentah. Peneliti lain juga menemukannya pada air limbah rumah potong ayam. Read more at: http://www.hajsmy.us/2012/09/perhatikan-ini-perbedaan-es-batu-air.html
MENIKMATI es teh ditengah hari yang terik memang sangat menggiurkan. Namun faktanya, menurut penelitian terbaru, orang yang minum es teh memiliki kemungkinan mengalami batu ginjal. Dari penelitian yang dilakukan di Loyola University Medical Center, menyebut bahwa es teh memiliki level oxalate yang tinggi. Oxalate merupakan senyawa kimia yang membentuk formasi kristal kecil yang terdiri dari mineral dan garam yang ditemukan dalam urin. Para peneliti memperingatkan bahwa kristal-kristal tersebut bisa berkembang cukup besar untuk menempati saluran kecil yang mengeringkan urin dari ginjal ke kandung kemih. Dr. John Milner, asisten profesor di departemen urologi di Loyola University Chicago Stritch School of Medicine menyebutkan, Bagi orang yang memiliki kecenderungan untuk membentuk tipe batu-batu ginjal, es teh adalah salah satu minuman terburuk. Lebih baik jangan minum kebanyakan. Dehidrasi adalah penyebab paling umum dari batu ginjal, menurut para peneliti, seringnya mengonsumsi es teh dapat memperparah kondisi ini. Orang sering mendapat informasi bahwa saat musim panas, mereka harus minum banyak air. Kemudian banyak orang memilih minum es teh karena rendah kalori dan rasanya lebih enak dari air biasa. Meski demikian, untuk kasus batu ginjal, es teh justru merugikan, ujar Milner. peneliti mengklaim, lelaki empat kali lebih berisiko mengalami batu ginjal dari perempuan. Risiko ini naik secara signifikan pada lelaki ketika berusia lebih dari 40 tahun. Meski teh hangat juga mengandung oxalate, para peneliti mencatat bahwa teh panas tidak akan membuat orang bisa meminumnya sebanyak orang mengonsumsi teh. Para peneliti mencatat bahwa perempuan pasca menopause dengan level estrogen rendah dan mereka yang pernah mengalami Teh manis adalah minuman yang terbuat dari larutan teh yang diberi pemanis, biasanya gula tebu, sebelum minuman ini siap disajikan. Untuk konteks Indonesia, teh manis yang diberi es biasa disebut es teh. Es teh sangat jarang disajikan tanpa pemanis. Penambahan pemanis ke dalam air panas memungkinkan proses lepas-jenuh larutan, maksudnya larutan teh mampu melarutkan pemanis

dalam kadar yang lebih besar dibandingkan ketika pada suhu dingin. Banyak rumah makan yang memberikan pilihan kepada pengunjung apakah teh yang disajikan akan disajikan panas atau dingin. Variasi rasa manis pada minuman yang khas ini sangat merakyat di Indonesia dan Amerika Serikat Selatan. Di Indonesia, selain disajikan menurut cara tradisional, teh manis juga banyak dikemas di dalam botol atau kotak. Beberapa merek teh manis dalam kemasan mulai menjamur sejak pertengahan tahun 2000-an, teh manis tersebut diberi perisa tambahan, semisal rasa buah, atau aroma cengkeh, melati, mawar, jeruk nipis, atau hanya diberi pemanis asli. Dua merek teh manis dalam kemasan di Indonesia yang cukup tua adalah teh botol dan teh kotak.pengangkatan rahim, juga mengalami risiko lebih besar. (HealthDay/OL-06))

Você também pode gostar