Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
OSTEOPOROSIS
( KEROPOS TULANG )
OLEH:
RIZKI AZHARI
SMPS XAVERIUS
BAB I
PENDAHULUAN
2
selalu mendapat sinar matahari sepanjang tahun. Perlu diketahui, pembentukan
vitamin D dari provitamin D terjadi di dalam tubuh kita dengan bantuan sinar
matahari. Vitamin D sangat penting untuk membantu penyerapan kalsium dari
makanan yang terjadi dalam usus kecil manusia.
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli diketahui
bahwa terapi hormon estrogen dapat menurunkan kejadian patah tulang sampai 60
persen. Namun demikian, terapi hormon ini ternyata dapat meningkatkan risiko
terkena kanker payudara, oleh sebab itu harus benar-benar dipertimbangkan
sebelum menjalaninya.
Salah satu langkah yang paling sering disarankan oleh para ahli kesehatan
untuk mencegah osteoporosis adalah mengonsumsi kalsium yang cukup setiap hari.
Kebutuhan kalsium harian bagi orang dewasa sekitar 1000 mg/hari. Kebutuhan ini
makin meningkat pada wanita hamil dan menyusui. Mencukupi kebutuhan kalsium
dapat dengan mudah dilakukan melalui konsumsi makanan-makanan yang banyak
mengandung kalsium seperti susu, yoghurt, keju, daging, buah-buahan, sayur-
sayuran dan biji-bijian. Begitu pentingnya kalsium sehingga jika tidak
3
mengkonsumsi kalsium yang cukup setiap hari, dan agar fungsi tubuh tetap berjalan
sebagaimana mestinya, maka tubuh akan "mencuri" kalsium yang dibutuhkan dari
tulang. Hal inilah yang akan menyebabkan osteoporosis. Di samping konsumsi
kalsium yang cukup, tubuh juga memerlukan vitamin D3 yang cukup pula agar
penyerapan kalsium dapat berlangsung optimal.
Kegiatan olahraga seperti jalan kaki, lari pagi, senam aerobik serta latihan
fisik dengan beban, dapat mencegah oteoporosis. Selain dibutuhkan oleh mereka
yang sudah terkena osteoporosis karena dapat memperlambat pengeroposan tulang
lebih parah lagi, olahraga juga dapat memberikan rangsangan mekanik berupa
kontraksi pada otot tulang belakang dan bagian lain yang akan menstimulasi proses
pembentukan tulang.Kurang bergerak dapat mempercepat dan memperparah
terjadinya osteoporosis.
1.3.1 Tujuan
1. Mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya osteophorosis
2. Mengetahui segitiga epidemiologi penyakit osteopohorosis ?
3. Mengetahui hubungan jarring-jaring sebab akibat penyakit osteophorosis
4. Mengetahui hubungan teori HL Blum dengan penyakit osteophorosis ?
1.3.2 Manfaat
Dapat mengetahui masalah gizi yang sedang terjadi khususnya mengenai
penyakit osteophorosis dan sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang didapat di
bangku sekolah di lapangan.
4
BAB II
ISI
Bagian luar tulang ( bagian yang keras ) disebut tulang kortikal, dimana
bagian ini sudah mengalami KALSIFIKASI sehingga terlihat sangat kokoh,
kompak dan kuat. Sedangkan bagian dalam yang berpori dan berongga disebut
tulang trabekular, bagian ini belum terKALSIFIKASI sempurna, sehingga bersifat
POROUS atau berpori.
5
Tulang terdiri dari 2 bahan:
1. Matrik yang kaya mineral (70%) = Bone (Tulang yang sudah matang)
2. Bahan-bahan organik (30%) yang terdiri dari:
1. Sel (2%) :
1. Sel Osteoblast : yang membuat matrik (bahan) tulang / sel pembentuk
tulang
2. Sel Osteocyte : mempertahankan matrik tulang
3. Sel Osteoclast : yang menyerap osteoid (95%) (resorbsi) bahan tulang
(matrik) / sel yang menyerap tulang.
2. Osteoid (98%) : Matrik (bahan) tulang yang mengandung sedikit mineral
(osteoid=tulang muda)
Pembentukan tulang manusia dimulai pada saat masih janin dan umumnya
akan bertumbuh dan berkembang terus sampai umur 30 sampai 35 tahun. Dari
grafik massa tulang mulai bertumbuh sejak usia nol. Sampai usia 30 atau 35 tahun (
tergantung individual ) pertumbuhan tulang berhenti, dan tercapai puncak massa
tulang. Puncak massa tulang belum tentu bagus, tapi diumur itulah tercapai puncak
massa tulang manusia. Bila dari awal proses pertumbuhan, asupan kalsium selalu
terjaga, maka tercapailah puncak massa tulang yang maksimal, tapi bila dari awal
pertumbuhan tidak terjaga asupan kalsium serta giji yang seimbang, maka puncak
massa tulang tidak maksimal.
Berikut adalah gambaran pembentukan tulang :
Pada usia 0 – 30/35 tahun, disebut modeling tulang karena pada masa ini
tercipta atau terbentuk MODEL tulang seseorang. Sehingga lain orang, lain pula
bentuk tulangnya. Pada usia 30 – 35 tahun, pertumbuhan tulang sudah selesai,
disebut remodeling dimana modeling sudah selesai tinggal proses pergantian tulang
yang sudah tua diganti dengan tulang yang baru yang masih muda. Secara alami
setelah pembentukan tulang selesai, maka akan terjadi penurunan massa tulang. Hal
ini bisa dicegah dengan menjaga assupan kalsium setelah tercapainya puncak massa
tulang. Dengan assupan kalsium 800 – 1200 mg perhari, puncak massa tulang ini
6
bisa dipertahankan. Massa tulang dipertahankan untuk mencegah penurunan massa
tulang, dimana penurunan massa tulang ini akan mengakibatkan berkurangnya
kepadatan tulang, dan tulang akan mengalami osteophorosis.
7
2.4 Osteophorosis
Definisi Osteophorosis
Osteoporosis adalah suatu penyakit kelainan pada tulang yang ditandai dengan
berkurangnya massa tulang, kerusakan tubuh atau arsitektur tulang sehingga tulang
mudah patah. Osteoporosis adalah penyakit degeneratif yaitu suatu penyakit yang
berhubungan dengan usia. Tapi osteoporosis bisa dihindari atau dicegah agar jangan
terjadi akibat yang lebih fatal yaitu patah tulang.. Berikut ini adalah gambar tulang
yang terkena osteoporosis dan tulang normal :
Secara normal di tubuh kita terjadi suatu tahapan yang disebut remodeling tulang,
yaitu suatu proses pergantian tulang yang sudah tua untuk diganti dengan tulang
yang baru. Hal ini sudah terjadi pada saat pembentukan tulang mulai berlangsung
sampai selama kita hidup.
Proses Remodelling tulang tersebut dapat digambarkan seperti gambar dibawah ini:
8
Faktor Penyebab Osteoporosis
9
Gejala-Gejala Osteoporosis
Akibat Osteoporosis
• Nyeri pada tulang
• Tubuh makin lama makin memendek (bungkuk)
• Tulang menjadi mudah patah
• Biaya perawatan besar
• Kecacatan
• Ketergantungan pada orang lain
• Kualitas hidup menurun
• Kematian
10
terkena atau belum osteoporosis, sehingga dari pemeriksaan ini, kita akan tahu
langkah selanjutnya.
11
5. Melakukan pemeriksaan tulang untuk mengetahui osteporosis secara
dini
12
Pengobatan Osteoporosis
13
1. Jenis kelamin
Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan pengaruh
hormon estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35
tahun. Selain itu, wanita pun mengalami menopause yang dapat terjadi pada
usia 45 tahun.
2. Usia
Seiring dengan pertambahan usia, fungsi organ tubuh justru menurun. Pada usia
75-85 tahun, wanita memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan pria dalam
mengalami kehilangan tulang trabekular karena proses penuaan, penyerapan
kalsium menurun dan fungsi hormon paratiroid meningkat.
3. Ras/Suku
Ras juga membuat perbedaan dimana ras kulit putih atau keturunan asia
memiliki risiko terbesar. Hal ini disebabkan secara umum konsumsi kalsium
wanita asia rendah. Salah satu alasannya adalah sekitar 90% intoleransi laktosa
dan menghindari produk dari hewan. Pria dan wanita kulit hitam dan hispanik
memiliki risiko yang signifikan meskipun rendah.
4. Tingkah Laku
Merokok dapat meningkatkan risiko penyakit osteoporosis. Perokok sangat
rentan terkena osteoporosis, karena zat nikotin di dalamnya mempercepat
penyerapan tulang. Selain penyerapan tulang, nikotin juga membuat kadar dan
aktivitas hormon estrogen dalam tubuh berkurang sehingga susunan-susunan
sel tulang tidak kuat dalam menghadapi proses pelapukan. Disamping itu,
rokok juga membuat penghisapnya bisa mengalami hipertensi, penyakit
jantung, dan tersumbatnya aliran darah ke seluruh tubuh. Kalau darah sudah
tersumbat, maka proses pembentukan tulang sulit terjadi. Jadi, nikotin jelas
menyebabkan osteoporosis baik secara langsung tidak langsung. Saat masih
berusia muda, efek nikotin pada tulang memang tidak akan terasa karena proses
pembentuk tulang masih terus terjadi. Namun, saat melewati umur 35, efek
rokok pada tulang akan mulai terasa, karena proses pembentukan pada umur
tersebut sudah berhenti.
14
Jika ada anggota keluarga yang menderita osteoporosis, maka berhati-hatilah.
Osteoporosis menyerang penderita dengan karakteristik tulang tertentu. Seperti
kesamaan perawakan dan bentuk tulang tubuh. Itu artinya dalam garis keluarga
pasti punya struktur genetik tulang yang sama.
2. Faktor Agen
Agen (factor penyebab) adalah suatu unsur (organisme) hidup atau kuman
infektif yang dapat menyebabkan terjadinya suatu penyakit. Untuk masalah
osteoporosis yang menjadi agen adalah :
1. Faktor nutrisi
o Konsumsi daging merah dan minuman bersoda, karena keduanya
mengandung fosfor yang merangsang pembentukan horman parathyroid,
penyebab pelepasan kalsium dari dalam darah serta
2. Faktor kimia
Obat kortikosteroid yang sering digunakan sebagai anti peradangan pada penyakit
asma dan alergi ternyata menyebabkan risiko penyakit osteoporosis. Jika sering
dikonsumsi dalam jumlah tinggi akan mengurangi massa tulang. Sebab,
15
kortikosteroid menghambat proses osteoblas. Selain itu, obat heparin dan
antikejang juga menyebabkan penyakit osteoporosis. Konsultasikan ke dokter
sebelum mengkonsumsi obat jenis ini agar dosisnya tepat dan tidak merugikan
tulang.
3. Faktor Fisik
Wanita yang malas bergerak atau olahraga akan terhambat proses osteoblasnya
(proses pembentukan massa tulang). Selain itu kepadatan massa tulang akan
berkurang. Semakin banyak gerak dan olahraga maka otot akan memacu tulang
untuk membentuk massa.
Perawakan kurus dan mungil memiliki bobot tubuh cenderung ringan misal
kurang dari 57 kg, padahal tulang akan giat membentuk sel asal ditekan oleh
bobot yang berat. Karena posisi tulang menyangga bobot maka tulang akan
terangsang untuk membentuk massa pada area tersebut, terutama pada derah
pinggul dan panggul. Jika bobot tubuh ringan maka massa tulang cenderung
kurang terbentuk sempurna.
3. Faktor Lingkungan
16
Konsep HL Blum
• Faktor Prilaku seperti misalnya gaya hidup kurang baik seperti pengkonsumsian
daging merah dan minuman bersoda, karena keduanya mengandung fosfor yang
merangsang pembentukan horman parathyroid, Penyebab pelepasan kalsium
dari dalam darah. Kebiasaan mengkonsumsi minuman berkafein dan
beralkohol.
Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat menimbulkan tulang
keropos, rapuh dan rusak. Kebiasaan Malas Olahraga karena Semakin banyak
gerak dan olahraga maka otot akan memacu tulang untuk membentuk massa.
Serta kebiasaan merokok karena rokok dapat meningkatkan risiko penyakit
osteoporosis.
• Faktor lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang
dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya),
contoh: kebiasaan keluarga yang kurang mengkonsumsi zat gizi/ susu yang
mengandung kalsium juga dapat mempengaruhi terjadinya osteoporosis.
17
BAB IV
KESIMPULAN
18