Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
amalan maqbuula Wa wassi? rizqon thoyyiban lii Fatub ? alayya taubatan nashuuha Fatub ? alayya taubatan nashuuha Hambamu ini datang pada-Mu Tuntunlah kami kemana pergi Aku tersesat dijalan ini Tak tahu lagi arah kembali Sudilah engkau mau peduli Astaghfirullah robbal baroya? Astaghfirullah minal khothoya Yaa man yaro sirro qolby Hasbith thila ? hasbi uka Famhu bi? afwika dzanbiy Washlih qusudiy wal a? mal Ya Ilahi ya tuhanku Hambamu ini menuju-Mu Jiwa ragaku jadi belenggu Agar mendapat keridhoan-Mu Tujuan akhir jalan hidupku Astaghfirullah robbal baroya? Astaghfirullah minal khothoya Astaghfirullah robbal baroya? Astaghfirullah?Astaghfirullah?
ALBUM TRAHLOR (1996) (01) Lagu Pemanjat Iwan Fals Antara hidup dan mati Tak kan pernah aku kembali
Niatku sudah terpatri Antara hidup dan mati Darah keringat di batu Terikat tali kehidupan Rasa takut dan ragu-ragu Mengundang dewa kematian Berada di ketinggian Menjawab segala tekanan Angin kencang sebagai godaan Kita harus mampu bertahan Lagu pemanjat Bukan lagu orang sekarat Lagu pemanjat Lagu orang yang kuat Lagu pemanjat Bukan hanya sekedar kuat Lagu pemanjat Lagu jiwa yang liat Dinding dingin tebing terjal Terus melambai lambaikan tangannya Memanggil aku untuk tetap memanjati Kehidupan yang penuh dengan misteri Sang jari menari Jangan berhenti Kupasrahkan diriku DigenggamanMu Sang nyali bernyanyi Di ujung kaki Kuikhlaskan hidupku Ya kuikhlaskan
Menatap belukar karang terjal Arang semua mimpiku Coba singkirkan gamang hati Menjadi belati sendiri Menembus dinding kelam langit hitam Bersama geram di nadiku Tanah oh tanah tanahku Beri baja ragaku Kan ku terjang semua yang menghadang Ke batas takdir yang kupunya Koyak sudah semua yang ada Terkoyak ke dasar sukmaku Sendiri tergantung di gelap malam Berakhirkah ku disini ? Sirna kini kesombonganku Terhempas berkali dan luka Diterkam beku digerus badai Tawarkan ku tuk menyerah Api oh api apiku Beri bara darahku Kan kuterjang semua yang menghadang Ke batas takdir yang kupunya Tuhan oh Tuhan Tuhanku Beri mata hatiku Tetap kusadarkan Kau pelindung diriku PadaMu ku berserah diri
(02) 8,8 mm Dalam KuasaMu Harry Suliztiarto Usai sudah kata kataku Sendiri terkunci disini
(03) Kudatangkan TubuhMu Harry Suliztiarto - Bambang Sirjohn Langkahku semakin karam Diantara basah humus Arungi belukar paya Belantara surutkan hatiku
Hari demi hariku Sibakkan jalan Kuterjang kegelapan Turuti berkas sinar Temukan wajahMu Terjerat sudah tubuhku Diantara duri rotan Turuni jeram berkabut Kerinduan merampas pikiranku Aku harus jalani Paruh lakon ini Ditengah bias angan Dan kenyataan hidup Kugenggam parangku Di sini Di belantara Di lingkar garis bumi Kudatangkan tubuhmu Lewat bara api unggun
Sementara yang kurasa Persoalan ada memang terjadi Suara kecil disini mengajak ku mencari Detak waktu memacu tak pernah mau berhenti Mengiringi langkahku membawaku bernyanyi Nyanyian keraguan kadang memang terjadi Kenyataannya ada tak semerdu disini Detak waktu berlalu tak lelah mau berhenti Diiringi napasku yang melangkah mencari Sementara yang kurasa Persoalan ada memang terjaga Nyanyian persoalan memang harus terjaga Nyanyian keraguan kadang memang terjadi
(04) Yang Mana Jalan Kesitu Cok Rampal Saat dipersimpangan melangkah ku terhenti Sementara di situ jalan untuk mencari Kenyataannya ada kadang harus berbeda Agar sampai disana aku harus mengalami
(05) Cair Lalu Mencari Cok Rampal Tinggi semakin tinggi akal memang untuk mencari Lewat akalku aku mencari Sampai batas mana apa yang selalu dicari Hidup tak terasa memang mencari
Pada saat lelah bersandar rasa terjadi Melangkah mencari lelahku terjadi Aku tak mampu berbuat lebih hari ini Lewat lelah aku coba mampu menikmati Sewaktu akan berharap kadang bagai janji Harapan menjadi rela apapun terjadi Menanti saat yang ada segera akan kembali Melangkah mencari lelahku terjadi Aku tak mampu berbuat lebih hari ini Saat lelahku datang aku tak mampu mencari Memang tak perlu menolak saat yang terjadi Lewat lelah aku coba mampu menikmati Bagai titik air bumiku pasti kembali Air mengalir kembali mencari Lewati lelah terjadi Kembali pergi mencari Mengalir air dibumi Mencair lalu mencari
Waktu jiwamu lelah Tanganku tak mampu tengadah Seberang bumi sana Keluh semakin membara Beri ramahmu Sementara tempatku teduh disini Bukakan aku pintu Agar bisa memuji dirimu Cerita tentang merdeka Lewat mantera sang pujangga Kamu memang masih kamu Dari dulu masih tetap kamu Kata hati bertanya Masih tegarkah jiwamu ? Kini kunyanyikan rasa Lewat suasana yang ada Kamu memang tetap kamu Kamu dari dulu kamu Kamu memang masih kamu Dari dulu kamu tetap kamu
(06) Iya Memang Kamu Cok Rampal Bukan lagi cermin Bedak gincupun tak perlu Kamu memang masih kamu Dari dulu memang itu kamu
Dari arah mana aku menyapa Terhalang bukit dinding berbatu Irama lama membawa berita Ceritanya tak semerdu dulu Tetabuhan gendangmu bertalu Merayapi tebing gaungnya bergema Menangkap keluhmu kisahnya rindu Dendangmu biru rindukan kerja Berbondong-bondong awan berarak Mengusik langitku rautnya kelabu Orang berarak tebarkan berita Mengajak sadar ku mencari tahu Lagunya bukan lagu yang baru Nyanyiannya masih yang dulu Lagunya bukan lagu yang baru Cerita lama rindu kerja memang telah sampai di hulu Nyanyian rindumu nyanyian duka Semakin merdu makin menyiksa Merantau tak mereka duga Menyeberang tak mereka suka Menganggur tak mereka pinta
Suara biru gaungnya rata Nyanyian rindumu nyanyian duka Semakin merdu makin menyiksa Lagunya bukan lagu yang baru Nyanyiannya masih yang dulu Lagunya bukan lagu yang baru Cerita lama rindu kerja memang telah sampai di hulu Irama lamaku bawa berita Ceritanya tak semerdu dulu Menangkap keluhmu kisahnya rindu Dendangmu biru rindukan kerja Lagunya bukan lagu yang baru Nyanyianmu masih yang dulu Lagunya bukan lagu yang baru Cerita lama rindu kerja memang merata Lagunya bukan lagu yang baru Nyanyianmu masih yang dulu Lagunya bukan lagu yang baru Nyanyian cinta rindu kerja kini sudah sampai di hulu
Ketamakan membius jalan hatiku Ribuan tegak batu bangkitkan geram Kurasakan betapa angkuh diriku Dari beku cengkeramku Getar ujung pijakku Hampir tak ku kenali diriku Keberanian terasa sangat menyiksa Dasar jurang mengusik mata langkahku Kusaksikan betapa rapuh jiwaku Dari beku cengkeramku Getar ujung pijakku Hampir tak ku kenali diriku Ya aku di puncak ini Terikat pada batu Hampir tak kulihat apa-apa Kesabaran membasuh hari-hariku Hitamnya batu hitam dasar sukmaku Kurasakan kuasaMu dalam diam Dari beku cengkeramku Getar ujung pijakku Hampir tak ku kenali diriku