Você está na página 1de 5

Analisis Pola Segregasi dan Distribusi Beberapa Karakter Cabai Sofiari, E. dan R.

Kirana Balai Penelitian Tanaman Sayuran ABSTRAK / ABSTRACT

Capsicum chinense banyak dipakai sebagai sumber gen sifat ketahanan terhadap penyakit pada program pemuliaan cabai. Salah satu kelemahan penggunaan C. chinense yaitu bentuk buahnya tidak sesuai dengan keinginan konsumen. Persilangan antara C. annuum L. x C. chinense yang dilanjutkan dengan evaluasi pola segregasi keturunannya yang melibatkan generasi tetua (20 tanaman), F1 (20 tanaman), dan F2 (213 tanaman) dilakukan di Rumah Kasa serta di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran mulai Oktober 2001 sampai Juni 2003. Tujuan penelitian adalah mempelajari tipe segregasi beberapa karakter kualitatif dan kuantitatif pada populasi keturunan persilangan antara C. annuum x C. chinense. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua karakter kualitatif yang diamati (tipe tumbuh, bentuk daun, warna daun, jumlah bunga tiap nodus, posisi tangkai bunga, sudut antara bunga dan tangkai bunga, serta posisi buah) pada populasi F1 termasuk ke dalam kategori sedang/intermediate, sedangkan untuk karakter kuantitatif seperti umur berbunga, lebar buah, dan jumlah buah per tanaman cenderung

menuju ke arah C. annuum, tetapi untuk panjang buah lebih cenderung ke arah C. chinense. Bobot buah per tanaman populasi F1 berada pada nilai tengah kedua tetua. Tipe segregasi karakter kualitatif F2 mendekati C. annuum, kecuali bentuk buah cenderung mendekati C. chinense. Karakter kuantitatif hasil persilangan antara C. annuum dan C. chinense diduga dikendalikan oleh gen mayor dan minor sekaligus.

http://simpangtiga.lingkungan.org/2011/01/25/pedasnya-cabe/

Skala Scoville adalah ukuran tentang pedasnya cabai. Buah genus Capsicum (cabai) mengandung capsaicin, suatu bahan kimia yang merangsang ujung saraf penerima pedas di lidah, dan jumlah satuan pedas Scoville (SHU) menunjukkan jumlah capsaicin yang ada. Banyak sambal menggunakan peringkat Scoville mereka dalam iklan sebagai daya jualnya. Namanya berasal dari Wilbur Scoville, yang mengembangkan Tes Organoleptic Scoville pada 1912. Pada rancangan aslinya, cairan ekstrak cabai dicampurkan dalam air gula sehingga pedasnya tidak lagi dapat dideteksi oleh sebuah panel penguji (biasanya lima orang). Tingkat pencampurannya itu memberikan ukuran bagi skala Scoville ini. Jadi cabai manis yang tidak mengandung capsaicin sama sekali, pada skala Scoville nilainya nol. Artinya rasa pedas tidak ditemukan bahkan ketika cairan itu belum dicampurkan. Sebaliknya, cabai yang paling pedas, seperti misalnya cabai Habanero, mempunyai peringkat 300.000 atau lebih. Hal ini menunjukkan bahwa ekstraknya harus dicampurkan 300.000 kali lipat sebelum capsaicin yang hadir di dalamnya tidak terasa lagi. 15 satuan Scoville sama tingkatnya dengan satu bagian capsaicin per satu juta. Jadi, konsentrasi yang tertinggi sama nilainya dengan 15.000.000 satuan Scoville. Kelemahan teresar dari Tes Organoleptik Scoville ialah ketidaktepatannya, karena ia mengandalkan subyektivitas manusia. Perkembangan analit belakangan seperti kromatografi cair berperforma tinggi (HPLC) (juga dikenal sebagai Metode Gillett) kini telah memungkinkan peringkat Scoville ditentukan dengan ukuran langsung capsaicin dan bukan dengan menggunakan rasa. (wikipedia)
TINJAUAN PUSTAKA IPB Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai (Capsicum sp.) berasal dari Amerika dan menyebar di berbagai

negara di dunia. Cabai termasuk ke dalam famili terong-terongan (Solanaceae). Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1997) cabai merupakan tanaman herba, sebagian besar tanaman menjadi berkayu pada pangkal batangnya, dan beberapa jenis menjadi tanaman semak. Poulus (1994) menyatakan bahwa terdapat 5.spesies domestikasi dan 25.spesies liar pada tanaman cabai. Deskripsi dari kelima jenis tanaman cabai menurut Kusandriani (1996) dan Djarwaningsih 1. Capsicum annuum memiliki tangkai daun panjang. Bentuk daun bulat telur atau lanset, agak kaku, berwarna hijau sampai hijau tua. Daun tumbuh pada tunas samping secara berurutan, sedangkan pada batang utama daun tersusun secara spiral. Setiap bunga tersusun dari lima atau enam mahkota bunga yang berwarna putih atau ungu tergantung kultivarnya. Tangkai bunga tegak atau merunduk saat anthesis tergantung varietas. Buah tunggal pada setiap ruas bervariasi dalam ukuran, bentuk, warna, dan tingkat kepedasan. Warna buah masak bervariasi dari merah, jingga, kuning, dan keunguan. 2. Capsicum frutescens memiliki tangkai daun pendek dengan helaian daun berbentuk bulat telur. Mahkota bunga berwarna kehijauan tanpa bintik kuning pada dasar tabung mahkota bunga. Tangkai bunga saat anthesis tegak. Buah tunggal kadang berpasangan atau lebih di setiap ruas. Buah yang telah masak berwarna merah. 3. Capsicum chinense memiliki sifat tanaman yang hampir sama dengan Capsicum annuum, perbedaannya terdapat pada sifat bunga. Mahkota bunga berwarna putih kehijauan, kadang berwarna putih susu atau ungu, dan tidak terdapat bintik kuning pada dasar tabung mahkotanya. Tangkai bunga tegak atau merunduk saat anthesis. Buah majemuk berjumlah dua

atau lebih pada setiap ruas. Warna buah masak merah, jingga, kuning, atau 4. Capsicum baccatum memiliki tangkai daun panjang. Bunga tunggal dengan bentuk tangkai merunduk atau tegak setelah anthesis. Mahkota bunga berwarna putih dengan bercak kuning pada tabung mahkotanya. Buah tunggal muncul di setiap ruas. Warna buah masak bervariasi mulai dari jingga, kuning sampai merah. 5. Capsicum pubescens memiliki bunga tunggal dengan bentuk tangkai tegak setelah anthesis. Mahkota bunga berwarna ungu, kadang berwarna putih pada ujung tabung mahkota bunga. Buah tunggal atau berjumlah berada di setiap ruas dengan posisi buah menggantung. Buah berbentuk bulat telur. Warna buah masak merah, jingga, atau coklat. Cabai dapat hidup dari daerah dataran rendah sampai daerah dataran tinggi pada temperatur 24-27oC dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi. Cabai dapat ditanam di sawah dan tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat, dan cukup air. Tanaman cabai dapat tumbuh optimal pada pH 5.5-7. Cabai membutuhkan perairan yang cukup. Kekurangan air dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, tanaman kerdil, kurus, layu bahkan mati (Rubatzky dan Yamaguchi, 1997). Tanaman cabai dapat digunakan sebagai tanaman hias karena memiliki warna dan bentuk buah yang menarik. Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1997) tanaman cabai memiliki warna buah yang bervariasi yaitu, hijau, kuning atau ungu ketika masih muda, kemudian berubah warna menjadi merah, jingga, atau kuning. Bentuk buah pada tanaman cabai juga beragam yaitu linier, kerucut, bulat, Menurut Djarwaningsih (2005) jenis cabai yang berpotensi sebagai tanaman hias adalah Capsicum chinense dan Capsicum pubescens karena

Capsicumnchinense memiliki bentuk buah yang beragam dan variasi warna buah yang menarik, sedangkan Capsicum pubescens memiliki bunga dan buah yang

Você também pode gostar