Você está na página 1de 3

Putri Rahmayani

Lo 8

ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ANAMNESIS Anamnesis luas yang menggali perjalanan waktu, sifat dan keparahan gejala merupakan factor paling penting dalam menegakkan penyebab penyakit respirasi. 1. Gambaran umum : usia, jenis kelamin, ras dan status perkawinan dicatat karena mungkin berhubungan dengan penyakit spesifik. 2. Keluhan utama :

Nyeri dada : tentukan tempat, jenis (pleuritik, nyeri), keparahan, onset ( bertahap, mendadak), periodisitas ( intermitten, konstan), durasi ( beberapa menit, hari), serta faktor yang memperberat dan menghilangkan gejala. Sesak nafas : terjadi saat istirahat, berolahraga atau ketika berbaring datar (orthopnea). Tentukan kecepatan onset (mendadak, bertahap), kapan terjadinya, toleransi olahraga (yaitu ketika bejalan, berlari atau naik tangga) dan gejala-gejala terkait (misalnya hayfever, mengi, stridor). Batuk : kapan mulai batuk, lamanya dan ada dahak atau tidak, paparan dengan lingkungan, toksin atau alergen dan gejala terkait. Batuk yang kadang-kadang dan berhubungan dengan lingkungan (hawa dingin, asap, debu, angin dan lainnya) akan menggiring kita kepada penyebab batuk tersebut. Batuk berdahak (sputum mukopurulen) menunjukkan adanya kelainan saluran nafas bawah dan batuk dipagi hari menunjukkan bronkitis kronik (batuk perokok). Sputum : dilihat warna sputum. Apabila sputum mukopurulen ( kuning, kehijauaan atau abu-abu kotor) menunjukkan infeksi dada seperti pneumonia, bronchitis akut atau kronik. Bila sputum banyak serta berbau busuk dapat menunjukkan bronkiektasis, sputum berbusa merah muda khas untuk edema paru. Hemoptisis ( sputum yang bercampur dengan darah ataupun seluruh cairan yang dikeluarkan paru berupa darah) : tentukan frekuensi dan jumlah ( yaitu flek pada sputum, darah merah segar) ; >500 mL hemoptisis dalam 24 jam dapat mengancam nyawa. Infeksi ( mis: TB, pneumonia, bronkiektasis, aspergillus) menyebabkan 80% hemoptisis; karsinoma bronkus dan penyebab yang lebih jarang ( infark paru, vaskulitis) menyebabkan 20% hemoptisis.

Putri Rahmayani

Lo 8

3. Riwayat penyakit saat ini : galilah gambaran spesifik (mis: onset, perkembangan) gejalagejala utama dan manifestasi sistemik terkait (mis: demam, kaku otot, malaise dll). 4. Riwayat penyakit dahulu : selidikilah keadaan respirasi sebelumnya; batuk rejan pada masa kanak-kanak berhubungan dengan bronkiektasis dewasa; TB juga dapat aktif kembali pada kehidupan selanjutnya. Nilailah pemahaman mengenai penyakit saat inni den kepatuhan dengan obat-obatan. Tinjaulah foto toraks sebelumnya, perawatan di RS dan kebutuhan akan ventilasi mekanis. 5. Obat-obatan : tinjau kembali obat-obatan yang baru saja diminum dan sebelumnya, yang termasuk inhaler, nebulizer dan oksigen. Tentukan apakah perubahan saat ini berhubungan dengan gejala-gejala baru ( mis beta bloker dapat mencetuskan asma atau memperburuk asma) catatlah alergi pasien terhadap obat-obatan dan makanan. 6. Riwayat keluarga, pekerjaan dan sosial : riwayat keluarga yang menderita atopi, TB, PPOK atau fibrosis kistik dapat membantu menegakkan diagnosis. Riwayat merokok termasuk durasi dan jumlah, penyalahgunaan alkohol merupakan predisposisi TB. Pekerjaan dapat menjadi predisposisi penyakit respirasi (misalnya pajanan asbes dapat berhubungan dengan plak pleura). Faktor lingkungan (misalnya burung peliharaan dapat menyebabkan psittakosis). Bepergian berhubungan dengan infeksi-infeksi spesifik (mis: penyakit legionnaire)

PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Fisik Umum Tentukan apakah pasien sehat atau tidak dan apakah pernapasan, jalan napas dan sirkulasi adekuat. Periksalah laju dan pola pernapasan. Nilailah derajat sesak nafas saat istirahat atau saat tidak berpakaian. Periksalah grafik observasi (misalnya temperatur, SaO2) dan pot sputum di tempat tidur. Perhatikan gambaran umum seperti obesitas, kaheksia, ikterus, gawat napas, ansietas dan nyeri. Periksalah : Tangan : periksa adakah pewarnaan nikotin, jari tabuh, sianosis perifer, tremor halus pada terapi B2-agonis berlebih dan tremor kasar pada flap retensi CO2. Nadi yang berdentum kuat juga menunjukkan retensi CO2. Wajah dan leher : periksalah kelenjar getah bening dan gambaran penyakit sistemik. Periksalah konjungtiva apakah ada tanda enemia dan lidah (bibir) untuk sianosis sentral. Ukur tekanan vena jugularis dan perubahannya seiring respirasi (yaitu tetap dan meningkat pada obstruksi vena kava superior). Periksalah adanya deviasi trakea dan stridor.

Putri Rahmayani

Lo 8

Pemeriksaan dada Pemeriksaan ini meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi anterior dan posterior, dengan membandingkan sisi kiri dan kanan. Pola tanda-tanda fisik akan menunjukkan kemungkinan diagnosis. Inspeksi : meliputi bentuk dada dan tulang belakang, tanda parut akibat radioterapi atau pembedahan sebelumnya, nodul-nodul subkutan, vena dinding dada yang membesar dan berkelok-kelok (obstruksi SVC), hiperinflasi, simetrisitas gerakan dinding dada dan penggunaan otot respirasi tambahan. Palpasi : periksalah adanya nyeri tekan, posisi denyut apeks dan ekspansi dinding dada yang adekuat ( >3 cm). Perkusi : nilailah bunyi pekak dan hiper-resonansi Auskultasi : nilailah bunyi napas dan distribusinya yang meliputi sifat ( yaitu vesicular, bronkus), intensitas ( yaitu tidak ada, berkurang) dan bunyi tambahan (mengi, ronki, rub). Bunyi napas vesikular adalah bunyi inspirasi dan ekspirasi normal; tidak ada gap antara inspirasi dan ekspirasi. Bunyi napas bronkial adalah bunyi bernada tinggi (tiupan) dengan suatu gap antara inspirasi dan ekspirasi. Bunyi tersebut terjadi pada konsolidasi, kolaps dan diatas efusi pleura. Bunyi napas yang kurang terjadi pada efusi, konsolidasi, pneumotoraks dan peninggian diafragma. Krepitasi dapat halus, tetap dan terdenagr saat inspirasi Karena fibrosis paru atau konsolidasi dini; atau kasar akibat sekresi bronkus berlebih (mis: bronkoektasis). Resonansi vocal dan fremitus vocal taktil meningkat di area-area konsolidasi dan menghilang pada efusi dan paru yang kolaps.

REFERENSI: Ward, Jeremy P.T. dkk.At a Glance Sistem Respirasi Edisi II. 2008.Jakarta:Penerbit Erlangga Sudoyo, Aru W dkk.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. 2010.Jakarta:InternaPublishing Price, Silvia A, Lorraine M. Wilson.Patofisologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Volume II edisi VI.2006.Jakarta:EGC Gleadle,Jonathan.At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik.2007.Jakarta:Penerbit Erlangga

Você também pode gostar