Você está na página 1de 8

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Adanya problem dikotomi (pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan) antara apa yang dinamakan ilmu-ilmu umum (sains) dan ilmu-ilmu agama (Islam), juga disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa pengembangan iptek dalam system pendidikan kita tampaknya berjalan sendiri, tanpa dukungan asas iman dan taqwa yang kuat, sehingga dikhawatirkan pengembangan dan kemajuan iptek tidak memiliki nilai tambah dan tidak memberikan manfaat yang cukup berarti bagi kemajuan dan kemaslahatan umat dan bangsa dalam arti yang seluas-luasnya. Kekhwatiran ini cukup beralasan, karena sejauh ini sistem pendidikan kita tidak cukup mampu menghasilkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. sebagaimana yang diharapkan. Berbagai masalah sosial dan tindak kejahatan sering terjadi dan banyak dilakukan justru oleh orang-orang yang secara akademik sangat terpelajar, tetapi terjadi tawuran antar pelajar, pornografi, pornoaksi dan lain-lain, yang kesemuanya itu akan berakibat merosotnya akhlakul karimah. Ini berarti, aspek pendidikan turut berpengaruh bagi kebangkrutan bangsa yang kita rasakan

sekarang. Kenyataan ini menjadi salah satu catatan mengenai rapor pendidikan nasional kita.

1.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu : 1. Apa pengertian dari konsep Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni dalam Islam ? 2. Bagaimana integrasi iman, ilmu dan amal dalam Islam? 3. Apa saja keutamaan orang yang beriman dan berilmu ? 4. Apa kewajiban seorang Ilmuwan terhadap alam dan lingkungan ?

1.3. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Memahami konsep Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni dalam Islam. 2. Memahami intgrasi iman, ilmu dan amal dalam Islam. 3. Memahami keutamaan orang yang beriman dan berilmu. 4. Memahami kewajiban Ilmuwan terhadap alam dan lingkungan.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Konsep Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni Ilmu pengetahuan (sains) adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala alam yang diperoleh melalui proses yang disebut metode ilmiah (scientific method). Sedangkan teknologi adalah pengetahuan dan keterampilan yang merupakan penerapan sains dalam kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri lagi teknologi mampu membuat segala kebutuhan manusia menjadi lebih mudah. Peran Islam dalam ilmu pengetahuan dan teknologi adalah bahwa syariat Islam harus dijadikan standar pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai tolak ukur. Artinya ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan syariat boleh dimanfaatkan, akan tetapi ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertentangan dengan syariat harus dijauhi. Dengan kata lain syariat juga berfungsi sebagai filter dari pengaruh - pengaruh negatif akibat dari kemajuan teknologi terutama teknologi informasi yang tidak

terbatas dengan adanya teknologi internet. Karena, sebenarnya Al- Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata didalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkarinya kecuali orang-orang yang alim. Konon kata seni berasal dari kata sani yang artinya jiwa yang luhur atau ketulusan jiwa. Seni merupakan kesanggupan akal untuk mengolah sesuatu yang bernilai tinggi. Dalam pandangan Islam seni adalah ekspresi keindahan, dan kindahan menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah SWT. Pada penciptaan alam semesta ini yang begitu serasi dan indah, langit yang berada diatas dan tinggi yang di hiasi benda-benda langit yang menakjubkan dan tidak ada cacat sedikit pun.

2.2. Integrasi Iman, Ilmu dan Amal Islam, agama yang sesuai dengan fitrah manusia, maka syariatnya bukan saja mendorong manusia untuk mempelajari sains dan teknologi, kemudian membangun dan membina peradaban, bahkan mengatur umatnya ke arah itu agar selamat dan

menyelamatkan baik di dunia terlebih lagi di akhirat kelak. Rasulullah SAW pernah bersabdah : Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat Pesatnya perkembangan sains dan teknologi semakin terasa dari hari ke hari. Banyak hasil dari perkembangan sains dan teknologi yang tadinya diluar angan-angan

manusia sudah menjadi keperluan harian manusia. Contohnya penyampaian informasi yang dahulu memerlukan waktu hingga berbulan-bulan, kini dengan adanya telepon, handphone, faksimile dan internet dapat sampai ketujuan hanya dalam beberapa detik saja, bahkan pada masa yang (hampir) bersamaan. Melalui TV, satelit dan alat komunikasi canggih lainnya, kejadian di satu tempat di permukaan bumi atau di angkasa dekat permukaan bumi dapat diketahui oleh umat manusia di seluruh dunia dalam masa yang bersamaan. Selain dalam bidang komunikasi, perkembangan dalam bidang lain pun seperti material, alat-alat transportasi, alat-alat rumah tangga, bioteknologi, kedokteran dan lain-lain begitu maju dengan pesat. Kita mengakui bahwa sains dan teknologi memang telah mengambil peranan penting dalam pembangunan peradaban material atau lahiriah manusia. Allah berfirman dalam Al Quran, Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda (Kebesaran Allah) bagi kalangan ululalbab. Yaitu mereka yang hatinya selalu bersama Allah di waktu berdiri, duduk dan dalam keadaan berbaring dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini semua dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka perliharalah kami dari azab neraka. (QS Al-Imron 190191). Dari ayat ini dapat kita lihat, bahwa melalui pengamatan, kajian dan pengembangan sains dan teknologi, Allah menghendaki manusia dapat lebih merasakan kebesaran, kehebatan dan keagungan-Nya. Betapa hebatnya alam ciptaan Allah, yang kebesaran dan keluasannya pun manusia belum sepenuhnya mengetahui, maka sudah tentu Maha hebat lagi Allah yang menciptakannya. Secara lebih spesifik, integrasi pendidikan iptek dan imtaq ini diperlukan karena empat alasan. 1. Iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup umat manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan taqwa kepada Allah SWT. Sebaliknya, tanpa asas imtaq, iptek bisa disalah gunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif. Iptek dapat mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Jika demikian, iptek hanya absah secara metodologis, tetapi batil dan miskin secara maknawi. 2. Pada kenyataannya iptek yang menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang bersifat sekularistik, materialistik, dan hedonistik, yang

sangat berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh bangsa kita. 3. Dalam hidup manusia tidak hanya memerlukan kebutuhan jasmani, tetapi juga membutuhkan imtaq dan nilai-nilai sorgawi (kebutuhan spiritual). Oleh karena itu, penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesatuan jiwa raga, lahir dan bathin, dunia dan akhirat. 4. Imtaq menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar manusia menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar imtaq, segala atribut duniawi, seperti harta, pangkat, iptek, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar manusia meraih kebahagiaan. Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman dan upaya mencari ridha Allah SWT, hanya akan menghasilkan fatamorgana yang tidak menjanjikan apa-apa selain bayangan palsu. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalamal-Quran: Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya.(Q.S. An-Nur :39).

2.3. Keutamaan Orang Yang Beriman dan Berilmu Firman Allah SWT., Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS.Al-Mujadalah: 11).

Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda: Jika manusia meninggal maka semua amalannya terputus kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakan untuknya. (HR. Muslimno.1631)

Dari ayat Al-Quran dan

Al-Hadist

di atas Allah SWT tidak menyamakan

kedudukan orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu karena mereka adalah mujahid yang memperbaiki dirinya, memperbaiki orang lain, dan melindungi agama Allah dari setiap perkara yang bisa merusaknya, berbeda halnya dengan ahli ibadah yang kebaikannya hanya terbatas pada dirinya. Bahkan ilmu adalah salah satu ladang pahala yang terus mengalir walaupun orang berilmu tersebut sudah meninggal jika semasa hidupnya ia mengamalkan ilmunya dijalan Allah sehingga bermanfaat orang. bagi banyak

2.4. Tanggung jawab Ilmuan Terhadap Alam dan Lingkungan Kewenangan manusia untuk mempergunakan alam bukanlah hak mutlaknya tapi merupakan hak yang telah di rekomendasikan oleh Allah SWT. Dan suatu saat akan diminta pertanggung jawaban oleh pemilik sejatinya. Oleh karenanya manusia

berkewajiban memelihara keseimbangan dan keselarasan alam agar tidak rusak seperti pertama kali Allah meminjamkan pada manusia. Sebagai mana termaktub dalam QS.AlQhashash (28) ayat 77: Dan carilah pada apa yang Allah karuni akan kepada kamu negeri akhirat, tetapi janganlah engkau melupakan nasib mu didunia ini. Berbuatlah kebaikan sebagai mana Allah telah berbuat kebaikan kepada kamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang berbuatkerusakan. Sebagai khalifah di bumi manusia juga sebagai hamba Allah yang berkewajiban untuk beribadah kepada-Nya dengan menjalankan ajaran-ajaran yang telah diturunkan kepada umat manusia. Untuk dapat beribadah dengan khusuk dan istiqamah (mantap dalam keimanan) manusia harus lebih mengenal dan memahami Khaliknya. Dalam rangka mengenal dan memahami Allah itu lah alam semesta digunakan sebagai media untuk memngerti dan memahami rahasia Allah SWT. Dzat yang mutlak. Tentu

bersama-sama dengan mengkaji dan memahami ayat-ayat yang terdapat di dalam AlQuran. Perpaduan anatara ayat kauniyah (alam semesta) dan ayat Al-Quran akan memberikan ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Jadi dalam pandangan Islam alam semesta mempunyai dua fungsi. 1. Pertama, untuk memenuhi kebutuhan manusia agar bisa beribadah kepada AllahSWT. 2. Kedua, sebagai media untuk memahami kekuasaan, kebesaran, dan keluasan dzat Allah.

Dengan dua peranan alam bagi manusia menurut konsep Islam inilah tindakan eksploitasi alam secara brutal yang mengesampingkan keselarasan dan

keseimbangannya tidak bias ditolerir ajaran Islam, dan krisis lingkungan yang melanda dunia saat ini merupakan persoalan besar dalam memahami peranan manusia sebagai khalifah sekaligus hamba Allah di bumi. Manusia telah menjadikan dirinya sebagai raja yang mempunyai kekuasaan mutlak atas alam semesta. Dan meniadakan

pertanggungjawabannya nanti dihadapan Allah atas tindakannya terhadap alam semesta. Bagi seorang muslim menyelamatkan lingkungan hidup adalah merupakan perintah agamanya, tidak hanya sekedar mencari legitimasi agama atas isu-isu lingkungan hidup yang semakin keras dendangnya. Karena dengan lingkungan yang sehatlah seorang muslim dapat melangsungkan ibadah dan menjadikan alam sebagai media mengenal dan memahami Allah, disamping kitab suci.

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan Manusia adalah satu-satunya makhluk yang allah karuniakan sebagai alat untuk berfikir. Dengan akal manusia mampu menyerap ilmu pengetahuan dan menciptakan teknologi, serta menghasilkankarya seni, sehinggga dapat menviptakan peradaban di muka bumi. Pengengetahuan adalah segala fenomena alam yang dapat dicapai oleh indra manusia. Sedangkan ilmu pengetahuan adalah segala fenomena alam yang dapat di capai oleh indra berdasar penelitian dengan menggunakan metode ilmiah. Teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Karena pengejawantahan ilmu pengetahuan dalam bentuk alat atau wahana kehidupan. Adapun seni adalah ekspresi jiwa dalam bentuk keindahan. Dengan demikian manusia dapat memikirkan segala fenomena yang ada disekitarny, sehingga melahirkan pengalaman. Sebagai pengalaman itu meningkat menjadi ilmu pengetahuan setelah melawati seperangkat pembuktian melalui metode ilmu. Sebagian dari ilmu pengetahuan dapat menjadi teknologi dengan perangkat akal yang dimiliki oleh manusia. Maka dari itu, kita harus menguasai ilmu pengetahuan, dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan martabat manusia dan

meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT. Kebenaran ilmu pengetahuan menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya ilmu pengetahuan itu sendiri. Ilmu pengeetahuan akan bermanfaat apabila: a. Mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya. b. Dapat membantu umat dan merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik). c. Dapat memberikan pedoman bagi sesama. d. Dapat menyelesaikan persoalan umat.

Daftar Pustaka

Nurhasan,dkk.2011.Buku Ajar Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Agama Islam.Palembang:Penerbit Unsri. Taslaman,Caner.2010.Miracle Of The Quran.Bandung:Mizan. http://www.ishacovic.multiply.com/journal/item/33/konsep_ilmu_pengetahuan_ dalam_islam/

10

Você também pode gostar