Você está na página 1de 8

Nama : NIM :

Rita Melisa 2009.03.043

HIV/AIDS
AIDS merupakan penyakit yang paling ditakuti pada saat ini. HIV, virus yang menyebabkan penyakit ini, merusak sistem pertahanan tubuh (sistem imun), sehingga orang-orang yang menderita penyakit ini kemampuan untuk mempertahankan dirinya dari serangan penyakit menjadi berkurang. AIDS yaitu sindrom yang menyerang sistem kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh virus yang bernama HIV, Human Immunodeficiency Virus. Jika Anda mendapatkan diri Anda terinfeksi HIV, tubuh akan mencoba melawan infeksi tersebut. Tubuh akan membuat antibodi berupa molekul khusus untuk melawan HIV HIV merupakan suatu virus yang material genetiknya adalah RNA (asam ribonukleat) yang dibungkus oleh suatu matriks yang sebagian besar terdiri atas protein. Untuk tumbuh, materi genetik ini perlu diubah menjadi DNA (asam deoksiribonukleat), diintegrasikan ke dalam DNA inang, dan selanjutnya mengalami proses yang akhirnya akan menghasilkan protein. Protein-protein yang dihasilkan kemudian akan membentuk virus-virus baru. Tes darah dilakukan untuk melihat apakah ada antibodi di dalam tubuh. Jika terdapat antibodi tersebut di dalam darah maka telah terinfeksi oleh HIV. Manusia yang memiliki antibodi HIV disebut dengan HIV Positif. Positif terjangkit HIV atau memiliki penyakit HIV, tidaklah sama dengan memiliki AIDS. Banyak yang telah terinfeksi HIV positif namun tidak jatuh sakit untuk beberapa tahun. Namun penyakit HIV menyebabkan sistem kekebalan tubuh melemah dengan perlahan-lahan. Virus, parasit, jamur dan bakteri yang biasanya tidak menyebabkan jatuh sakit dapat membuat Anda jatuh sakit jika sistem kekebalan tubuh mulai rusak atau melemah. Sebenarnya Anda tidak langsung terkena AIDS. Namun terinfeksi dengan HIV dan kemudian berkembang menjadi AIDS. Anda terkena HIV dari seseorang yang telah terinfeksi dengan HIV, meskipun seseorang itu tidak kelihatan sakit dan bahkan belum terbukti HIV Positif karena memang belum pernah di uji. Darah, cairan vagina, semen (cairan dari alat kelamin pria) dan air susu ibu dari orang-orang yang terinfeksi dengan HIV dapat menularkan virus tersebut ke orang lainnya. Sebagian besar tertular virus HIV dengan cara : a. berhubungan seksual dengan seseorang yang telah terinfeksi b. menggunakan jarum bersama-sama (jarum suntikan) dengan seseorang yang telah terinfeksi

c. dilahirkan oleh wanita yang telah terinfeksi atau menyusu air susu ibu dari wanita yang telah terinfeksi Mendapatkan transfusi darah dari darah yang terinfeksi HIV dulunya adalah jalan bagi orang lain terkena AIDS, namun sekarang persediaan darah telah di periksa dengan hati-hati dan risikonya jauh lebih rendah. Tidak ada penelitian yang menunjukkan penularan HIV melalui air mata atau air ludah, tetapi memungkinkan terinfeksi HIV melalui seks secara oral atau melalui ciuman terutama jika memiliki luka terbuka atau sariawan pada mulut seseorang yang telah terinfeksi. The Center for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan sekitar 850.000 hingga 950.000 penduduk US tinggal bersama penduduk lainnya yang terinfeksi HIV, seperempat dari penduduk tidak waspada terhadap infeksi HIV tersebut. (sekitar 400.000 penduduk hidup dengan AIDS). Setiap tahun, bertambah sekitar 40.000 yang terinfeksi. Dari jumlah tersebut, sekitar 70 persen adalah pria dan 30 persennya adalah wanita. Separuh dari jumlah baru yang terinfeksi tiap tahunnya adalah dibawah usia 25 tahun. Pertengahan tahun 1990, AIDS mendominasi penyebab kematian. Meskipun, pola perawatan telah mengurangi angka kematian dengan signifikan. Untuk informasi lebih lanjut dapat mengunjungi website pemerintahan Seorang bayi dapat tertular HIV dari ibu yang terinfeksi. Meskipun ada obat untuk perawatan pengidap HIV/AIDS, tidak ada vaksin atau obat untuk menyembuhkannya. Selama ini, obat yang dapat memperpanjang hidup penderita HIV adalah antiretroviral (ARV) alias antivirus. Upaya penanganan pada HIV/AIDS Menurut Leavell dan Clark menjelaskan bahwa upaya pencegahan dapat dilakukan pada tahap sebelum terjadinya sakit dan pada tahap setelah terjadinya sakit. Pada tahap sebelum terjadinya sakit dapat dilakukan upaya promotif dan preventif (primodial prevention dan primary prevention) dan kuratif dan rehabilitatif (secondary prevention dan tertiary prevention). Oleh sebab itulah dikenal empat tingkat upaya pencegahan penyakit, yaitu : 1) Health promotion ( peningkatan kesehatan ) Melakukan konsultasi kesehatan Mengikuti penyuluhan Tidak melakukan seks bebas Berperilaku hidup sehat

2) General and specific protection ( perlindungan khusus dan umum ) Adapun strategi pokok yang dilakukan dalam usaha pencegahan ini meliputi : a. Strategi dengan sasaran populasi secara keseluruhan Sasaran pada strategi ini lebih luas sehingga bersifat radikal, memilliki potensi yang lebih besar pada populasi dan sangat sesuai untuk sasaran prilaku. Namun secara individu kurang bemanfaat dan rasio antara manfaat dan resiko cukup rendah. b. Strategi dengan sasaran hanya terbatas pada kelompok resiko tinggi. Strategi ini sangat mudah diterapkan secara individual, motivasi subjek dan dan pelaksana cukup tinggi serta rasio antara manfaat dan resiko cukup baik. Misalnya, Penerapan upaya pencegahan primer dapat melalui program PKM (Penyuluhan Kesehatan masyarakat), program P2M ( pemberantasan penyakit menular), dan program konseling. 3) Pencegahan tingkat kedua ( secondary prevention ) Pencegahan tingkat kedua ini ditujukan kepada masyarakat yang dalam keadaan sakit, mereka yang terancam akan menderita penyakit tertentu. Pencegahan ini dilakukan dengan 2 kegiatan yaitu: 1) Early diagnose dan prompt treatment ( diagnose dini dan pengobatan ) - Screening dini - Penemuan kasus secara dini - Pemeriksaan umum lengkap - Penanganan kasus 2) Disability limitation ( pembatasan gangguan ) - Penyempurnaan dan intensifikasi terapi lanjutan dampak dari penyakit HIV/AIDS - Pencegahan komplikasi penyakit HIV/AIDS - Penerapan pencegahan sekunder pada program kesehatan masyarakat dapat melalui Program P2M, program kesehatan, program KIA melalui deteksi dini, faktor resiko gangguan kehamilan. 4) Pencegahan tingkat ketiga ( tertiary prevention ) Upaya pencegahan tingkat ketiga atau rehabilitasi merupakan upaya pemulihan masyarakat yang setelah sembuh dari sakit dan mengalami kecacatan untuk mencegah bertambah beratnya penyakit atau mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut melalui aspek medis, dan social diterapkan melalui PHN (Public Health Nursing )

Pencegahan ini dapat dilakukan melalui : Melakukan pemeriksaan rutin Menghindari faktor-faktor resiko terjangkitnya HIV/AIDS seperti jajan diluar, berganti pasangan dan anal sex Terapi pengobatan

Referensi : http://marhendraputra.co.cc/info-sehat/139-gonore-go-atau-penyakit-kencingnanah.html http://bluezeiny.blogspot.com/2010/04/empat-level-pencegahan-dalam.html

Nama : NIM :

Rita Melisa 2009.03.043 PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)

Tidak ada orang yang ingin terkena Penyakit Menular Seksual atau PMS, sebab derita akibat penyakit hubungan seksual sangat besar, belum termasuk dengan potensi kehilangan kemampuan memiliki keturunan. Ada dua jenis penyakit menular seksual tertentu. Para penderita HPV pada umumnya tidak akan mengetahui terkena virus itu setelah tiga minggu. Mereka tidak akan merasa sakit dan merasa sehat saja. Padahal virus tersebut sangat berbahaya jika tidak segera diobati. Virus tersebut akan menyebabkan perubahan sel-sel pada leher rahim yang pada kasus tertentu akan mengakibatkan penyakit kanker. Dalam kasus chlamydia, sebagian besar penderita juga tidak menunjukkan gejala tertentu. Jika positif terinfeksi chlamydia, sebaiknya Anda dan pasangan menjalani pengobatan antibiotik selama tujuh hari. Bila tidak segera diperiksakan, virus ini bisa menyebabkan penyakit radang rongga pinggul, yaitu infeksi pada saluran reproduksi bagian atas, serta bisa menyebabkan kemandulan. Karena itu, setiap wanita di bawah 25 tahun yang telah melakukan hubungan seks secara aktif sebaiknya melakukan tes chlamydia, setidaknya setahun sekali atau PMS yang paling umum yaitu Human Pappilomavirus (HPV) dan Chlamydia, keduanya menyebar tanpa menunjukkan adanya gejala

Jenis-jenis PMS Beberapa jenis penyakit menular seksual yang paling umum:

Klamidia. Infeksi klamidia adalah salah satu PMS yang paling umum. Klamidia adalah bakteri berbentuk bola. Banyak orang yang terinfeksi klamidia tidak memiliki gejala sehingga tidak menyadarinya. Hal ini meningkatkan risiko menular ke pasangan dan berkembang kronis menjadi radang panggul. Bila timbul gejala, Klamidia dapat ditandai dengan keluarnya cairan dari penis/vagina, rasa gatal di kelamin, dan rasa sakit saat buang air kecil dan berhubungan seks. Klamidia dapat diobati dengan antibiotik.

Gonore (GO). Gonore adalah PMS yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini menginfeksi tidak hanya organ seks, tapi juga tenggorokan atau rektum, tergantung praktik seksual yang dijalankan. Gonore bisa terjadi tanpa gejala. Bila ada,

gejalanya sangat mirip dengan Klamidia. Banyak penderita gonore juga terinfeksi klamidia. Untungnya, antibiotik yang memberantas klamidia juga efektif untuk gonore .

Herpes genitalis. Herpes genital biasanya disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV) Tipe II.Lesi herpes ditemukan baik di bagian luar maupun dalam alat kelamin, di sekitar anus dan rongga mulut. Tidak ada obat untuk herpes genital. Virus terus berada di dalam ganglia saraf. Dengan pertahanan tubuh yang baik, kemunculan gejala dapat ditekan. Bila sistem kekebalan tubuh buruk, infeksi dapat kambuh.

HIV/AIDS. AIDS adalah PMS paling berbahaya yang disebabkan infeksi HIV (human immunodeficiency virus). Virus ini hadir di semua cairan tubuh, terutama terkonsentrasi di air mani dan darah. Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh yang mengandung virus ini. Infeksi HIV/AIDS tidak bisa disembuhkan sampai saat ini, tapi diagnosis dini sangat penting. Semakin cepat diketahui adanya infeksi HIV, semakin terlindungi calon pasangan Anda dan semakin tepat perawatan medis dapat diberikan untuk meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang harapan hidup pasien.

Kutil kelamin. Kutil kelamin disebabkan oleh virus papiloma manusia (HPV). Kutil biasanya hadir di penis atau vulva dan juga dapat terjadi di sekitar dubur atau rongga mulut. Kutil kelamin dapat diobati dengan krim khusus dan pembedahan. Beberapa vaksin yang melindungi dari kanker serviks juga dapat mencegah virus penyebab kutil kelamin.

Sifilis (raja singa). Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Setelah infeksi awal, bakteri menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan ruam kulit, demam, lelah dan kehilangan rambut. Sifilis dapat diobati dengan antibiotik .

Hepatitis. Hepatitis B,C,D dan E dapat ditularkan melalui hubungan seksual, namun yang paling umum adalah hepatitis B dan D. Virus hepatitis menyerang liver dan dapat menyebabkan sirosisdalam jangka panjang. Meskipun tidak ada obat bagi yang sudah terinfeksi, vaksin hepatitis B tersedia untuk pencegahan hepatitis B dan D

Upaya penanganan pada penyakit menular seksual Menurut Leavell dan Clark menjelaskan bahwa upaya pencegahan dapat dilakukan pada tahap sebelum terjadinya sakit dan pada tahap setelah terjadinya sakit. Pada tahap sebelum terjadinya sakit dapat dilakukan upaya promotif dan preventif (primodial prevention dan primary prevention) dan kuratif dan rehabilitatif

(secondary prevention dan tertiary prevention). Oleh sebab itulah dikenal empat tingkat upaya pencegahan penyakit, yaitu : 1) Health promotion ( peningkatan kesehatan ) Melakukan / mengikuti penyuluhan Melakukan Promosi kesehatan baik dalam bentuk diskusi dan serasehan yang diadakan instansi pemerintah maupun swasta (LSM, dll) Peningkatan derajat kesehatan dengan tidak melakukan seks bebas 2) General and specific protection ( perlindungan khusus dan umum ) Adapun strategi pokok yang dilakukan dalam usaha pencegahan ini meliputi : a. Strategi dengan sasaran populasi secara keseluruhan Sasaran pada strategi ini lebih luas sehingga bersifat radikal, memilliki potensi yang lebih besar pada populasi dan sangat sesuai untuk sasaran prilaku. Namun secara individu kurang bemanfaat dan rasio antara manfaat dan resiko cukup rendah. Misalnya mengadakan pengobatan dan konsultasi kesehatan yang diadakan secara massal b. Strategi dengan sasaran hanya terbatas pada kelompok resiko tinggi. Strategi ini sangat mudah diterapkan secara individual, motivasi subjek dan dan pelaksana cukup tinggi serta rasio antara manfaat dan resiko cukup baik. Misalnya, Penerapan upaya pencegahan primer dapat melalui program PKM (Penyuluhan Kesehatan masyarakat), program P2M ( pemberantasan penyakit menular), dan program konseling. 3) Pencegahan tingkat kedua ( secondary prevention ) Pencegahan tingkat kedua ini ditujukan kepada masyarakat yang dalam keadaan sakit, mereka yang terancam akan menderita penyakit tertentu. Pencegahan ini dilakukan dengan 2 kegiatan yaitu: 1) Early diagnose dan prompt treatment ( diagnose dini dan pengobatan ) - Screening dini - Penemuan kasus secara dini - Pemeriksaan umum lengkap - Penanganan kasus 2) Disability limitation ( pembatasan gangguan ) - Penyempurnaan dan intensifikasi terapi lanjutan penyakit menular seksual - Pencegahan komplikasi penyakit menular seksual - Penerapan pencegahan sekunder pada program kesehatan masyarakat dapat melalui Program P2M, program kesehatan, program KIA melalui deteksi dini, faktor resiko gangguan kehamilan.

4) Pencegahan tingkat ketiga ( tertiary prevention ) Upaya pencegahan tingkat ketiga atau rehabilitasi merupakan upaya pemulihan masyarakat yang setelah sembuh dari sakit dan mengalami kecacatan untuk mencegah bertambah beratnya penyakit atau mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut melalui aspek medis, dan social diterapkan melalui PHN (Public Health Nursing ) Pencegahan ini dapat dilakukan melalui : Rutin melakukan pemeriksaan lanjutan Berperilaku hidup sehat Rajin melakukan aktivitas olahraga

Referensi : http://www.seksualitas.net/seksualitas-dan-penyakit-menular-seksual.htm http://bluezeiny.blogspot.com/2010/04/empat-level-pencegahan-dalam.html

Você também pode gostar

  • Acar Ikan
    Acar Ikan
    Documento1 página
    Acar Ikan
    DavidErlan
    Ainda não há avaliações
  • T1 - 462008047 - Bab Ii
    T1 - 462008047 - Bab Ii
    Documento22 páginas
    T1 - 462008047 - Bab Ii
    DavidErlan
    Ainda não há avaliações
  • Dunia Pustaka
    Dunia Pustaka
    Documento2 páginas
    Dunia Pustaka
    Firjon Barlaman
    Ainda não há avaliações
  • Acar Ikan
    Acar Ikan
    Documento1 página
    Acar Ikan
    DavidErlan
    Ainda não há avaliações
  • Junk Food
    Junk Food
    Documento10 páginas
    Junk Food
    DavidErlan
    Ainda não há avaliações
  • Acar Ikan
    Acar Ikan
    Documento1 página
    Acar Ikan
    DavidErlan
    Ainda não há avaliações
  • Aritmia
    Aritmia
    Documento11 páginas
    Aritmia
    alfian123
    50% (2)
  • Acar Ikan
    Acar Ikan
    Documento1 página
    Acar Ikan
    DavidErlan
    Ainda não há avaliações
  • Anemia
    Anemia
    Documento2 páginas
    Anemia
    DavidErlan
    Ainda não há avaliações