Você está na página 1de 25

Nurse87

I Want To Be a Profesional Nurse

BLOG

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GOUT


Posted by nurse87 on 20 April 2012 Posted in: Uncategorized. Tagged: Keperawatan Medikal Bedah. Tinggalkan Sebuah Komentar

Defenisi
Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada sendi dan jari (depkes, 1992). Penyakit metabolik ini sudah dibahas oleh Hippocrates pada zaman Yunani kuno. Pada waktu itu gout dianggap sebagai penyakit kalangan sosial elite yang disebabkan karena terlalu banyak makan, anggur dan seks. sejak saat itu banyak teori etiologis dan terapeutik yang telah diusulkan. Sekarang ini, gout mungkin merupakan salah satu jenis penyakit reumatik yang paling banyak dimengerti dan usaha-usaha terapinya paling besar kemungkinan berhasil.

Etiologi dan Patofisiologi


Gambaran klasik artritis gout yang berat dan akut ada kaitan langsung dengan hiperurisemia (asam urat serum tinggi). Gout mungkin primer atau sekunder. Gout primer merupakan akibat langsung pernbentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekskresi asam urat. Gout sekunder disebabkan an karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu. Endapan urat dalam sendi atau traktus urinarius dialkibatkan: karena, asam urat yang rendah daya larutnya dan akibat garam-garainnya. Asam. urat yang berlebihan dan garam-garam tersebut keluar dari serum dan urin masing-masing mengendap dalam sendi dan traktus urinarius

Gambaran klinis
Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan sesudah menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak diternui pada usia 50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 persen penderita gout adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg per 100 mI, lebih sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi

sesudah menopause perubahan tersebut kurang nyata. Pada pria hiperurisemia biasanya tidak timbul sebelurn mereka mencapai usia remaja. Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien mungkin juga menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut mungkin didahului oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional. Meskipun yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan gejala-gejala serangan Akut akan berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan.

Perkembangan serangan Akut gout biasanya merupakan kelanjutan dari suatu rangkaian kejadian. Pertama-tama biasanya terdapat supersaturasi urat dalam plasma dan cairan tubuh. Ini diikuti dengan pengendapan kristal-kristal urat di luar cairan tubuh dan endapan dalarn dan seldtar sendi. Tetapi serangan gout sering merupakan kelanjutan trauma lokal atau ruptura tofi (endapan natrium urat) yang merupakan penyebab peningkatan konsentrasi asam urat yang cepat. Tubuh mungkin tidak dapat menanggulangi peningkatan ini dengan memadai, sehingga mempercepat proses pengeluaran asam urat dari serum. Kristalisasi dan endapan asam urat merangsang serangan gout. Kristal-kristal asam urat ini merangsang respon fagositosis oleh leukosit dan waktu leukosit memakan kristal-kristal urat tersebut maka respon mekanisme peradangan lain terangsang. Respon peradangan mungkin dipengaruhi oleh letak dan besar endapan kristal asam urat. Reaksi peradangan mungkin merupakan proses yang berkembang dan memperbesar diri sendiri akibat endapan tambahan kristal-kristal dari serum.

Periode antara serangan gout akut dikenal dengan nama gout inter kritikal. Pada masa ini pasien bebas dari gejala-gejala klinik. Gout kronik timbul dalarn jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri, kaku dan pegal. Akibat adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan kronik, sendi yang bengkak akibat gout kronik sering besar dan berbentuk nodular. Serangan gout Aut dapat terjadi secara simultan diserta gejala-gejala gout kronik. Tofi timbul pada gout kronik karena urat tersebut relatif tidak larut. Awitan dan ukuran tofi sebanding dengan kadar urat serum. Yang sering terjadi tempat pembentukan tofi adalah: bursa olekranon, tendon Achilles, permukaan ekstensor dari lengan bawah, bursa infrapatella dan helix telinga

Tofi-tofi ini mungkin sulit dibedakan secara klinis dari rheumatoid nodul. Kadang-kadang tofi dapat membentuk tukak dan kemudian mengering dan dapat membatasi pergerakan sendi. Penyakit ginjal dapat terjadi akibat hiperurisemia kronik, tetapi dapat dicegah apabila gout ditangani secara memadai.

Kriteria diagnostik
gout harus dipertimbangkan pada setiap pasien yang mempunyai riwayat dan penernuan fisik sesuai dengan apa yang telah Idta bahas sebelumnya, terutama gambaran klinik yang klasik. Peningkatan kadar asam urat serum dapat membantu menentukan diagnosis. Tetapi harus diingat bahwa banyak obat-obatan mempengaruhi kadar asam urat serum dan juga banyak orang normal yang tidak memperlihatkan gejala-gejala mempunyai kadar asam urat yang tinggi.

Tes diagnostik lain yang dapat mendukung diagnosis gout adalah penentuan respon gejalagejala sendi terhadap kolkisin. Kolkisin merupakan obat yang dapat meringankan gejalagejala serangan gout akut secara dramatis. Sifat perubahan radiologis dapat membantu i sekali dalam penentuan diagnosis gout, tetapi pada awitan penyakit inj biasanya belum ada perubahan yang menyolok.

Begitu diperkirakan diagnosis gout, maka dapat dipastikan dengan dua metoda: (1) menemukan kristal urat dalam cairan sinovial dan (2) menermikan urat dalam endapan tofi.

Faktor-faktor yang berperanan


Ada faktor-faktor tertentu yang berperanan sebagai penyebab hiperurisemia. Diet tinggi purin dapat merupakan salah satu faktor penyebab karena asam urat dibentuk dari purin, adenin dan guanin. Kelaparan dan intake etil alkohol yang berlebilian juga dapat mengakibatkan hiperurisemia. Peningkatan kadar asam keto akibat puasa yang berkepanjangan, dan asam-asam keto ini mengganggu ekskresi asam urat oleh ginjal. Kadar laktat darah meningkat sebagai produk samping darl metabolisme alkohol yang normal, dan peningkatan laktat ini juga mengganggu ekskresi asam. urat oleh ginjal. Asam urat serum dapat meningkat pula akibat salisilat dosis rendah (kurang dari 2-3 g per hari) dan beberapa obat diuretika, antihipertensi (klortiazid, asam etakrinik).

Penatalaksanaan Pengobatan
Kolkisin adalah suatu agen anti radang yang biasanya dipakai untuk mengobati serangan gout akut, dan unluk mencegah serangan gout Akut di kemudian hari. Obat ini juga dapat digunakan sebagai sarana diagnosis. Pengobatan serangan akut biasanya tablet 0,5 mg setiap jam, sampai gejala-gejala serangan Akut dapat dikurangi atau kalau ternyata ada bukti timbulnya efek samping gastrointestinal. Dosis maksimurn adalah 4-8 rng, tergantung dari berat pasien bersangkutan. Beberapa pasien mengalami rasa mual yang hebat, muntahmuntah dan diarhea, dan pada keadaan ini pemberian obat harus dihentikan.

Gejala-gejala pada sebagian besar pasien berkurang dalam waktu 10-24 jam sesudah pemberian obat. Kolkisin dengan dosis 0,5-2 mg per hari ternyata cukup efektif untuk mencegah serangan gout berikutnya secara sempurna atau mendekati sempurna. Penggunaan kolkisin setiap hari cenderung memperingan episode gout berikutnya, kalau memang serangan gout terjadi lagi. Penggunaan kolkisin jangka panjang tak memperlihatkan efek samping yang berat.

Fenilbutazon, suatu agen anti radang, dapat juga digunakan unluk mengobati artritis gout akut. Tetapi, karena fenilbutazon menimbulkan efek samping, maka kolkisin digunakan sebagai terapi pencegahan. Indometasin juga cukup efektif.

Terdapat tiga obat lain yang berguna untuk terapi penunjang atau terapi pencegahan. Alopurinol dapat mengurangi pembentukan asamb urat. Dosis 100-400 mg per hari dapat menurunkan kadar asam urat serum. Probenesid dan Sulfinpirazin merupakan agen urikosurik, artinya mereka dapat menghambat proses reabsorpsi urat oleh tubulus ginjal dan dengan dernikian meningkatkan ekskresi asam urat. Pemeriksaan kadar asam urat serum berguna untuk menentukan etektivitas suatu terapi.

Mungkin dianjurkan untuk menghindari makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi. Di antara jenis makanan ini termasuk jerohan seperti hati, ginjal, roti manis dan otak. Sardin dan anchovy (ikan kecfi semacarn haring) sebaiknya dibatasi. Untuk membuang tofi yang besar, terutama kalau tofi mengganggu gerakan sendi, maka dilakukan pembedahan.

PROSES KEPERAWATAN

PENGKAJIAN q Tanyakan keluhan nyeri yang terjadi, biasanya pada ibu jari kaki atau pada sendi-sendi lain. Bagaimana gejala awalnya dan bagaimana klien menanggulanginya, adakah riwayat gout dalam keluarga. Obat-obatan yang diperoleh q Tentukan apakah ada nyeri saat digerakkan, bengkak, dan kemerahan, demam subfebris, periksa adanya nodul diatas sendi.

q Kaji adanya kecemasan dan ketakutan dalam melakukan aktivitas dan masalah-masalah yang terkait dengan psikososialnya. q Pemeriksaan diagnostik

Asam urat meningkat Sel darah putih dan sedimentasi eritrosit meningkat (selama fase akut) Pada aspirasi sendi ditemukan aam urat Pemeriksaan urin Rontgen

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian 3. kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah

PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI No Diagnosa Keperawatan 1 Nyeri b.d proses penyakit Perencanaan Intervensi dan Rasioanl 1. Berikan posisi yang nyaman, sendi yang nyeri (kaki) diistirahatkan dan diberikan bantalan. Istirahat dapat menurunkan metabolisme setempat dan mengurangi pergerakan sendi yang terjadi. 2. Berikan kompres hangat atau dingin yang dapat memberikan efek vasodilatasi . keduanya mempunyai efek membantu pengeluaran endorfin dan dingindapat menghambat impuls-impuls nyeri 3. Cegahlah agar tidak terjadi iritasi pada tofi misal menghindari penggunaan sepatu yang sempit, terantuk pada benda yang keras. Bila terjadi iritasi maka akan semakin nyeri, apabila terjadi luka akibat tofi yang pecah maka rawatlah secara steril dan juga perawatan drain yang terpasang pada luka 4. Berikan obat-obatan sesuai

Tujuan Rasa nyaman klien terpenuhi atau terhindar dari nyeri

dengan resep dokter dan amati efek samping obat-obatan tersebut 2 Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri persendian Klien akan meningkatkan aktivitasnya sesuai dengan kemampuan

1. Tingkatkan aktivitas klien bila nyeri dan bengkak telah berkurang


1. lakukan ambulasi dengan bantuan misal dengan menggunakan walker atau tongkat. 2. lakukan latihan ROM secara hati-hati pada sendi yang terkena gout karena bila dimobilisasi terus menerus akan menurunkan fungsi sendi. 3. usahakan untuk meningkatkan kembali pada aktivitas yang normal.

Kurang pengaetahuan Klien dan tentang pengobatan dan keluarga dapat perawatan dirumah memahami penggunaan obat dan perawatan dirumah

1. Berikan jadwal obat yang harus digunakan meliputi nama obat, dosis, tujuan dan efek samping. Penjelasan ini dapat meningkatkankoordinasi dan kesadaran klien terhadap pengobatan yang teratur.
1. diskusikan tentang pentingnya diit yang terkontrol, misal dengan menghindari makanan tinggi purin seperti hati, ginjal, sarden. Program latihan dan istirahat yang teratur perlu dibicarakan

EVALUASI 1. 2. 3. 4. Tidak terjadi komplikasi Nyeri terkontrol Tidak terjadi efek samping akibat obat-obatan yang digunakan Memahami jadwal pengobatan dan perawatan di rumah

Home Leaflet Makalah Download My Twitter Browse Home Makalah Asam Urat (Gizi Diit)

Makalah Asam Urat (Gizi Diit)


Posting Oleh: Adnan Agnesa Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asam urat sudah dikenal sejak 2.000 tahun yang lalu dan menjadi salah satu penyakit tertua yang dikenal manusia. Dulu, penyakit ini juga disebut "penyakit para raja" karena penyakit ini diasosiasikan dengan kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman yang enak-enak. Kini, asam urat bisa menimpa siapa saja, yaitu para penggemar makanan enak. Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat. Pengertian ini perlu diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi disebabkan oleh asam urat. Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan jamu/obat tradisional. Penyakit rematik banyak jenisnya. Tidak semua keluhan nyeri sendi atau sendi yang bengkak itu berarti asam urat. Untuk memastikannya perlu pemeriksaan laboratorium. Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat adalah asam yang berbentuk kristalkristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti selsel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) atau pun hewan (daging, jeroan, ikan sarden). Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih. Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung purin. Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15 persen. Angka kejadian hiperurisemia dimasyarakat dan berbagai kepustakaan barat sangat bervariasi, diperkirakan antara2,3 -17,6%,sedangkan kejadian gout bervariasiantara 0,161,36%. 1 DiAmerika didapatkan prevalensi hiperurisemia asimptomatik pada populasi umum adalah sekitar 2-13%. Besarnya angka kejadian hiperusemia pada masyarakat Indonesia belum ada data yang pasti. Mengingat Indonesia terdiri dari berbagai suku sangat mungkin memiliki angka kejadian yang lebih bervariasi. Pada studi hiperurisemia di rumah sakit akan ditemukan angka prevalensi yang lebih tinggi antara 17 . 28% karena pengaruh penyakit dan obatobatan yang diminum penderita.2 Prevalensi hiperurisemia pada penduduk di Jawa Tengah adalah sebesar 24,3% pada laki-laki dan 11,7% pada perempuan. Konsumsi purin tinggi merupakan salah satu faktor penyebab dari hiperurisemia. Sejauh ini kebiasaan makan masyarakat Bali faktanya sering dari sumber makanan tinggi purin seperti lawar babi yang diolah dari daging babi, betutu ayam / itik, pepes ayam/babi, sate babi, babi guling. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur, buah, kacangkacangan) atau pun hewan (daging, jeroan, ikan sarden). (indriawan,2009). Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh karena pada setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat. Asam urat yang terdapat di dalam tubuh kita tentu saja kadarnya tidak

boleh berlebihan. Asam urat dapat berlebih disebabkan adanya pemicu, yaitu makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung purin. Sesungguhnya tubuh menyediakan 85 persen senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari, hal ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15 persen. Asam urat pun dapat merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung koroner. Kristal asam urat akan merusak endotel (lapisan bagian dalam pembuluh darah) koroner Karena itu siapapun yang kadar asam uratnya tinggi harus berupaya untuk menurunkannya agar kerusakan tidak merembet ke organ-organ tubuh yang lain. Dalam kaitan ini juga terdapat fungsi ginjal yang bekerja mengatur kestabilan kadar asam urat dalam tubuh dimana sebagian sisa asam urat dibuang melalui air seni. Apabila asam urat berlebihan dan ginjal tidak mampu lagi mengatur kestabilannya, maka asam urat in akan menumpuk pada jaringan dan sendi, dan pada saat kadar asam urat tinggi maka akan timbul rasa nyeri yang hebat terutama pada daerah persendian. Pada umumnya para pria lebih banyak terserang asam urat, dan kadar asam urat kaum pria cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Sedangkan Pada wanita pada wanita presentasinya lebih kecil, dimana peningkatannya juga cenderung berjalan sejak dimulainya masa menopause. Ini karena wanita mempunyai hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat urine. Sementara pada pria, asam uratnya cenderung lebih tinggi daripada wanita karena tidak memiliki hormon estrogen tersebut. Jadi selama seorang wanita mempunyai hormon estrogen, maka pembuangan asam uratnya ikut terkontrol. Ketika sudah tidak mempunyai estrogen, seperti saat menopause, barulah wanita tersebut dapat terkena asam urat (Nucleus Precise News Letter Edisi 1). Artritis gout muncul sebagai serangan keradangan sendi yang timbul berulang-ulang. Gejala khas dari serangan artritis gout adalah serangan akut biasanya bersifat monoartikular (menyerang satu sendi saja) dengan gejala pembengkakan, kemerahan, nyeri hebat, panas dan gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak (akut) yang mencapai puncaknya kurang dari 24 jam. Lokasi yang paling sering pada serangan pertama adalah sendi pangkal ibu jari kaki. Hampir pada semua kasus, lokasi artritis terutama pada sendi perifer dan jarang pada sendi sentral. Serangan yang terjadi mendadak maksudnya tiba-tiba. Karena itu bisa saja terjadi, siang hari sampai menjelang tidur tidak ada keluhan, tetapi pada tengah malam penderita mendadak terbangun karena rasa sakit yang amat sangat. Kalau serangan ini datang, penderita akan merasakan sangat kesakitan walau tubuhnya hanya terkena selimut atau bahkan hembusan angin. B. Perjalanan penyakit asam urat (gout) ada 3 tahapan. Perjalanan penyakit gout sangat khas dan mempunyai 3 tahapan. 1. Tahap pertama disebut tahap artritis gout akut. Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 7 hari. Karena cepat menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau kena infeksi sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan lanjutan.

2. Tahap kedua disebut sebagai tahap artritis gout akut intermiten. Setelah melewati masa gout interkritikal selama bertahun-tahun tanpa gejala, penderita akan memasuki tahap ini, ditandai dengan serangan artritis yang khas. Selanjutnya penderita akan sering mendapat serangan (kambuh) yang jarak antara serangan yang satu dan serangan berikutnya makin lama makin rapat dan lama, serangan makin lama makin panjang, serta jumlah sendi yang terserang makin banyak. 3. Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Tofus pada kaki bila ukurannya besar dan banyak akan mengakibatkan penderita tidak dapat menggunakan sepatu lagi. C. Klasifikasi Penyakit asam urat digolongkan menjadi penyakit gout primer dan penyakit gout sekunder (Nucleus Precise News Letter Edisi 2): 1. Penyakit gout primer Sebanyak 99 % penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. 2. Penyakit gout sekunder Penyakit ini disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organik yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi. Jangka waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda.mAda yang hanya satu tahun, ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 2 tahun. D. Faktor Risiko Faktor risiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam urat adalah pola makan, kegemukan, dan suku bangsa. Di dunia, suku bangsa yang paling tinggi prevalensinya pada orang Maori di Australia. Prevalensi orang Maori terserang penyakit asam urat tinggi sekali, sedangkan di Indonesia prevalensi tertinggi pada penduduk pantai dan yang paling tinggi di daerah Manado-Minahasa karena kebiasaan atau pola makan ikan dan mengonsumsi alkohol. Alkohol menyebabkan pembuangan asam urat lewat urine itu ikut berkurang sehingga asam uratnya tetap bertahan di dalam darah. Konsumsi ikan laut yang tinggi juga mengakibatkan

asam urat. Asupan yang masuk ke tubuh juga memengaruhi kadar asam urat dalam darah (Indriawan,2009). Makanan yang mengandung zat purin yang tinggi akan diubah menjadi asam urat. Purin yang tinggi terutama terdapat dalam jeroan, sea f ood: udang, cumi, kerang, kepiting, ikan teri. Menurut hasil pemeriksaan laboratorium kadar asam urat terlalu tinggi, kita perlu memperhatikan masalah makanan. Makanan dan minuman yang selalu dikonsumsi apakah merupakan pemicu asam urat. Pada orang gemuk, asam urat biasanya naik sedangkan pengeluarannya sedikit. Maka untuk keamanan, orang biasanya dianjurkan menurunkan berat badan. Yang paling penting untuk diketahui adalah kalau asam urat tinggi dalam darah, tanpa kita sadari akan merusak organ-organ tubuh, terutama ginjal, karena saringannya akan tersumbat. Tersumbatnya saringan ginjal akan berdampak munculnya batu ginjal, atau akhirnya bisa mengakibatkan gagal ginjal. Asam urat pun merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung koroner. Diduga kristal asam urat akan merusak endotel (lapisan bagian dalam pembuluh darah) koroner. Karena itu, siapapun yang kadar asam uratnya tinggi harus berupaya untuk menurunkannya agar kerusakan tidak merembet ke organ-organ tubuh yang lain (Indriawan,2009). BAB IV STUDY KASUS Lokasi penelitian adalah di kecamatan Ubud dengan studi potong lintang analitik untuk mengetahui hubungan konsumsi purin dengan hiperurisemia pada penduduk suku Bali di Kecamatan Ubud. Sample ditentukan dengan cara stratified random sampling. Pada hari yang ditentukan sample yang berumur 13 tahun ke atas dilakukan wawancara tentang pola konsumsi purin dengan semi quantitative food frequency questionaire kemudian keesokan harinya dilakukan pemeriksaan fisik dan anthropometri serta sampling darah vena dengan sebelumnya berpuasa selama 10 jam. Pada penelitian ini didapatkan 301 orang sampel yang memenuhi kriteria inklusi dengan ratarata umur 40,85 14,30 tahun yang terdiri dari 161 orang (53,5%) laki-laki dan 139 (46,3%) perempuan. Dengan usia termuda 13 tahun dan tertua 85 tahun. Konsumsi purin rata-rata 153,37 77,83 mg/hari dan kadar asam urat rata-rata 5,14 1,44 mg/dl dengan IMT rata-rata 22,57 3,17 kg/m2.

Pada penelitian ini didapatkan rasio prevalensi masing-masing faktor risiko dengan hiperurisemia. Dari hasil analisa bivariat didapatkan bahwa yang merupakan faktor risiko hiperurisemia yang bermakna adalah konsumsi purin tinggi (RP : 22,82; IK 95% : 9,19 . 56,66; p < 0,001), umur (RP : 1,03; IK 95% : 1,01 . 1,06; p = 0,014), Obesitas (RP : 2,49; IK 95% : 1,21 . 5,14; p =0,013), Bekas peminum alkohol (RP : 5,61; IK 95% : 2,13 . 14,74; p<0,001), riwayat penyakit gout (RP : 3,56; IK95% : 1,04 . 12,21; p : 0,044) dan Penyakit ginjal kronik (PGK) stadium 3 dan 4 berturut-turut RP : 5,39; IK 95% : 1,48 . 19,71; p = 0,01; RP : 18,88; IK 95% : 3,29 . 108,29; p = 0,001. Selanjutnya dari 7 faktor risiko hiperurisemia yang bermakna dilakukan analisis multivariat dengan regresi logistik multipel untuk mencari faktor risiko independen bersama variabel lainnya dengan hiperurisemia (lihat tabel 3). Dari hasil analisis multivariat didapatkanbesarnya risiko untuk mengalami hiperurisemia yang dinilai dengan besarnya RP dengan IK 95%. Dari hasil analisis ini didapatkan faktor risiko independen hiperurisemia adalah konsumsi purin tinggi (RP : 57,30; IK 95% : 16,56 . 198,24; p < 0,001), Obesitas (RP : 7,21; IK 95% : 2,30 . 22,60; p = 0,001), serta Penyakit ginjal kronik stadium 4 (RP : 74,73; IK 95% : 8,19 . 681,60; p < 0,001). BAB V PEMBAHASAN Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat darah secara normal. Secara biokimiawi akan terjadi hipersaturasi yaitu kelarutan asam urat di serum yang melewati ambang batasnya. Hiperurisemia dapat di klasifikasikan menjadi hiperuirsemia primer, hiperurisemia sekunder dan idiopatik. Hyperurisemia Primer berhubungan dengan factor genetik sementara

hyperurisemia sekunder disebabkan oleh kondisi atau factor-faktor lain selain factor genetic seperti konsumsi purin tinggi, penyakit ginjal kronis, obat-obatan tertentu, alcohol dan hipertensi. Makanan tinggi purin dikatakan berkontribusi terhadap peningkatan asam urat darah. Membatasi konsumsi purin yang tinggi atau dengan melakukan dietrendah purin akan dapat mencegah atau menurunkan kadar asam urat dalam darah. Jumlah konsumsi purin rata-rata adalah sebesar 153,37 77,83 relatif lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata konsumsi purin penduduk di kota Denpasar sebesar 277,4 mg/hari (range 72,89 . 511,9 mg/hari) maupun penduduk di daerah pantai di Pulau Ceningan 245,65 76,52. Dari data tersebut bisa dilihat bahwa masyarakat di kawasan ubud lebih banyak makan makanan yang rendah purin. Konsumsi purin pada masyarakat ubud tergolong rendah mungkin disebabkan Ubud merupakan daerah pedesan dengan variasi makanan penduduk yang relatif lebih sedikit dibandingkan penduduk di perkotaan. Jika dibandingkan dengan tempat lain seperti pulau Nusa Ceningan yang juga merupakan daerah rural, walaupun variasi jenis makanan relatif sedikit namun mengingat letak geografisnya di tepi pantai masyarakat pulau Ceningan banyak mengkonsumsi makanan laut yang juga mengandung purin tinggi. Salah satu efek pariwisata adalah adanya inkulturasi budaya (budaya barat) dengan menu makanan yang cenderung tinggi purin, tampaknya hal tersebut tidak merubah pola makan masyarakat setempat yang cenderung lebih banyak mengkonsumsi sayuran dibandingkan dengan daging. Beberapa faktor yang mungkin berperan dalam mempertahankan pola makan setempat adalah budaya setempat yang masih terjaga, budaya juga bias menentukan pola makan dan asupan nutrisi. Suatu penelitian tentang westernisasi makanan di Mauritus melaporkan bahwa westernisasi makanan di negara non-western juga bisa diikuti dengan perubahan budaya untuk mengkonsumsi makanan sehat secara spontan. Faktor lain yang mungkin berperan adalah ketersediaan makanan yang tinggi purin, kawasan ubud terletak jauh dari pantai dan masyarakat ubud yang sebagian besar bermatapencaharian di bidang pariwisata atau pendukungnya jarang yang berternak sehingga daging atau makanan laut relatif lebih sulit didapat atau lebih mahal dibandingkan di daerah seperti pantai Pulau Ceningan atau di Kota Denpasar. Pada penelitian ini didapatkan hubungan yang signifikan antara konsumsi purin tinggi dengan hiperurisemia dengan RP : 22,82; IK 95% : 9,19 . 56,66; p < 0,001 dan pada analisis multivariat didapatkan RP : 57,30; IK 95% : 16,56 . 198,24; p < 0,001. Hal ini sesuai dengna penelitian Indrawan tahun 2005 pada suku Bali di Denpasar yang mendapatkan hubungan signifikan antara makanan sumber purin tinggi dengan hiperurisemia (RP : 26,72; IK 95% : 11,69 . 61,04; p < 0,001). Hubungan tersebut bisa menjelaskan salah satu faktor penyebab lebih rendahnya prevalensi hiperurisemia di Ubud (12%) dibandingkan di Pulau ceningan (17%) maupun di Kota Denpasar (18,2%),11 mengingat rata-rata konsumsi purin masyarakat ubud lebih rendah dibandingkan rata-rata konsumsi masyarakat Pulau Ceningan maupun di Kota Denpasar (153,37 mg/hari vs 245,65 mg/hari vs 277,4 mg/hari). Herlianti tahun 2000 di Jakarta mendapatkan hubungan signifikan antara makan makanan sumber purin tinggi dengan hiperurisemia dan Kariadi tahun 2000 menyatakan bahwa kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung purin 200 mg/hari akan meningkatkan risiko hiperurisemia tiga kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak mengkonsumsi purin. Pada penelitian oleh Dharmayuda, 1993 di Surabaya mendapatkan dengan pemberian diit rendah purin selama 7

hari pada 30 penderita artritis pirai dapat menurunkan kadar asam urat dari 10,41 2,43 mg/dl menjadi 10,32 2,35 mg yang secara statistik bermakna dengan p<0,001. Pada penelitian Herlianti didapatkan angka OR yang lebih rendah dari penelitian ini kemungkinan karena adanya perbedaan pada alat ukur konsumsi purin yang dipakai, pola makan subyek, umur responden, kriteria inklusi dan eksklusi, pola makan subyek, umur responden serta juga faktor ras. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko terjadinya hiperurisemia. Obesitas didefinisikan sebagai kondisi dimana terjadi kelebihan lemak tubuh. Pada orang obesitas terjadi peningkatan asam urat terutama karena adanya peningkatan lemak tubuh, disamping itu juga berhubungan dengan luas permukaan tubuh sehingga pada orang gemuk akan lebih banyak memproduksi urat dari pada orang kurus. Hiperurisemia pada obesitas terjadi melalui resistensi insulin.16, 17 Pada penelitian ini didapatkan hubungan yang bermakna antara obesitas dengan hiperurisemia dengan RP : 2,49; IK 95% : 1,21 . 5,14; p = 0,013 dan nilai OR : 7,21; IK 95% : 2,30 . 22,60; p = 0,001. Menurut WHO obesitas meningkatkan risiko kejadian hiperuricemia dan gout sebesar 2 . 3 kali dibandingkan dengan orang nonobese. 18 Penelitian epidemiologi di Kin Hu, Kinmen, menyimpulkan obesitas sentral merupakan faktor prediktor independen hiperurisemia pada usia pertengahan (40 . 59 tahun) masing-masing OR : 2,58; IK 95% : 1,46 . 1,56; p<0,001 dan OR : 1,87; IK 95% : 1,29 . 2,69; p<0,001.19 Penurunan fungsi ginjal dapat menyebabkan hiperurisemia akibat gangguan dari eksresi asam urat di dalam ginjal oleh karena penurunan filtrasi glomerulus, penurunan ekskresi tubulus atau meningkatnya reabsorbsi tubulus.20 Pada penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara penyakit ginjal kronik stadium 4 dengan hiperurisemia dengan nilai RP : 18,88; IK 95% : 3,29 . 108,29; p = 0,001. Hal ini berarti penyakit ginjal kronik stadium 4 dapat menimbulkan terjadinya hiperurisemia tanpa perlu adanya konsumsi purin tinggi atau faktor prediktor lain, ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa makin berat penurunan GFR akan juga diikuti terganggunya ekskresi asam urat di tubulus. Pada penelitian ini riwayat penyakit gout bukan merupakan suatu prediktor terjadinya hiperurisemia, hal ini mungkin disebabkan karena dalam mengetahui riwayat penyakit gout hanya didasarkan dari wawancaraterhadap responden sehingga kemungkinan bias cukup besar mengingat juga penyakit rematik asam urat sering disalah-tafsirkan oleh masyarakat. BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan 1. Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein). Asam urat( gout) di bagi menjadi 2 golongan yaitu : Gout primer dan gout sekunder 2. Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat darah secara normal. 3. Faktor yang mempengaruhi Hiperurisemia yaitu : mengkonsumsi purin yang tinggi, obesitas, penyakit ginjal kronik stadium empat.

DAFTAR PUSTAKA

Indriawan,iin.2009.Penyakit.repository.unikom.ac.id/repo/sector/kampus/view/blog/key/.../Pe nyakit. Diakses tanggal 13 maret 2011. Nucleus Precise News Letter Edisi 1). Asam Gout.www.mirbrokers.com/.../Newsletter%2070%20Edisi%201%20%20Asam%20Urat%20310120111.pdf. Diakses tanggal 13 maret 2011. Urat atau

Nucleus Precise News Letter Edisi 2. Asam Urat atau Gout. www.mirbrokers.com/.../Newsletter,%2071%20edisi%202%20Asam%20Urat%2015.02.201 1.pdf. Diakses tanggal 13 maret 2011. Hensen dan Tjokorda R. 2007. Hubungan konsumsi Purin dengan Hipersemia Pada Suku Bali di daerah Pariwisata Pedesaan. http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/4%282%29.pdf. diakses tanggal 17 Maret 2011.

Please support me just by VISITING the following links everytime you here. Thanks!

Related Posts by Categories

Pada hari Rabu, Maret 23, 2011 1 comments:

pengertian asam urat mengatakan...

postingan yang bagus dan menarik tantang makalah asam urat gizi diit
1 Agustus 2012 09:55 Poskan Komentar

Setetes Komentar anda sangat berarti buat saya,, :D NOTE: baca FAQ [klik disini] dulu sebelum comment!!!
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Subscribe Via Email


Jika anda suka dengan artikel di blog ini. Silahkan berlangganan via email. Isi alamat email anda di bawah ini!!
Ketik email

Categories

Info Kesehatan Laporan Praktikum Leaflet Kesehatan Magang Makalah metopen Promosi Kesehatan Tips dan Trik Wallpaper

Free Games
Memuat...

Favorite Site

Dosen Dyahumi Dosen Siwi Dosen Aria Gusti

Dosen Veni Hadju Bukan Motivator Free Games Herlandhistoria Mikro Biologi www.Kesmas.Unsoed.ac.id

About Me

Adnan Agnesa When i am alone and i need some one to support me, no one comes to help me except Allah. Lihat profil lengkapku

ASUHAN KEPERAWATAN | ARTIKEL KESEHATAN


Kumpulan Asuhan Keperawatan, Informasi Keperawatan, Askep, Rencana Asuhan Keperawatan, dan Informasi Kesehatan Entries (RSS)

Home Posts RSS Comments RSS

Melakukan Asuhan Keperawatan (Askep) merupakan aspek legal bagi seorang perawat walaupun format model asuhan keperawatan di berbagai rumah sakit berbeda-beda. Seorang

perawat Profesional di dorong untuk dapat memberikan Pelayanan Kesehatan seoptimal mungkin, memberikan informasi secara benar dengan memperhatikan aspek legal etik yang berlaku. Metode perawatan yang baik dan benar merupakan salah satu aspek yang dapat menentukan kualitas asuhan keperawatan (askep) yang diberikan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan brand kita sebagai perawat profesional. Pemberian Asuhan keperawatan pada tingkat anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia hingga bagaimana kita menerapkan manajemen asuhan keperawatan secara tepat dan ilmiah diharapkan mampu meningkatkan kompetensi perawat khususnya di indonesia FOREDI UNTUK TAHAN LAMA SEX REKOMENDASI BOYKE! MAU GAJI 20 JUTA ? KERJA 2 JAM MODAL CUMA 95RIBU INVESTASI 95 RIBU HASIL 30 JUTA/BULAN, MAU ? TAMBAH UKURAN VITAL METODE ARAB SUDAN MAU GAJI 20 JUTA ? KERJA 2 JAM MODAL CUMA 95RIBU CARA PEMULA DAPAT UANG DARI INTERNET MODAL 50.000 COCOK UTK PEMULA HASIL 1-2JT/HR. INVESTASI 95 RIBU HASIL 30 JUTA/BULAN, MAU ? GASA REKOMENDASI BOYKE UNTUK EREKSI LEBIH KENCENG! FOREDI ANTI EJAKULASI DINI REKOMENDASI BOYKE! STOP KEPUTIHAN DENGAN TISU MAJAKANI BOYKE EREKSI KERAS DAN TAHAN LAMA SEX MAU? LOWONGAN KERJA ONLINE 2012 PENGHASILAN TETAP HINGGA 28 JT/BULAN KumpulBlogger.com

ASUHAN KEPERAWATAN GOUT (ASAM URAT), OSTEOPOROSIS, DAN OSTEOATRITIS


1 Asuhan keperawatan pada pasien Gout/Pirai Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada sendi dan jari. Patofisiologi Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang mengandung asam urat tinggi, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adequat akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah (Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat menunpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon inflamasi. Hiperurecemia merupakan hasil: - meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine abnormal menurunnya ekskresi asam urat kombinasi keduanya Gout sering menyerang wanita post menopouse usia 50 60 tahun. Juga dapat menyerang laki-laki usia pubertas dan atau usia di atas 30 tahun. Penyakit ini paling sering mengenai

sendi

metatrsofalangeal,

ibu

jari

kaki,

sendi

lutut

dan

pergelangan

kaki.

Pengkajian Keperawatan Riwayat Keperawatan Usia Jenis kelamin nyeri (pada ibu jari kaki atau sendi-sendi lain) kaku pada sendi aktivitas (mudah capai) diet keluarga pengobatan pusing, demam, malaise, dan anoreksi takikardi pola pemeliharaan kesehatan penyakit batu ginjal Pemeriksaan fisik - identifikasi tanda dan gejala yang ada peda riwayat keperawatan nyeri tekan pada sendi yang terkena nyeri pada saat digerakkan area sendi bengkak (kulit hangat, tegang, warna keunguan) denyut jantung berdebar identifikasi penurunan berat badan Riwayat cemas dan gangguan Pemeriksaan sel darah aspirasi Psikososial kativitas berdaya kerja diagnostik urat merah urat urine rontgen

takut tidak aktivvitas asam putih, sendi

untuk di

melakukan tempat

sel terdapat

darah asam

Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d adanya radang pada sendi 2. Gangguan mobilitas fisik b.d adanya nyeri sendi 3. Potensial terjadi perubahan pola miksi b.d adanya batu atau insufisiensi ginjal 4. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan di rumah 5. Gangguan integritas kulit b.d tophi (tofi) 6. Resiko : nyeri b.d batu ginjal Perencanaan dan Implementasi 1. Klien akan menunjukkan tingkat kenyamanan Istirahatkan sendi yang sakit Berikan Hindarkan factor penyebab Berikan obat Monitor efek Gangguan rasa nyaman nyeri yang lebih baik (rasa nyeri berkurang) dan berikan bantal dibawahnya kompres hangat munculnya iritasi pada tofi sesuai program samping obat

2. Gangguan mobilitas fisik Pasien akan meningkatkan aktivitas sesuai kemampuan - anjurkan pasien untuk melakukan gerakan-gerakan bila tidak ada rasa nyeri - Lakukan ambulasi dengan bantuan missal dengan menggunakan walker atau tongkat Lakukan ROM secara berhati-hati 3. Kurang pengetahuan Pasien dan keluarga akan meningkat pemahaman tentang penyakit gout dan cara perawatannya Jelaskan proses perjalanan penyakit - Berikan jadwal/program pengobatan (nama obat, dosis, tujuan dan efek samping) Diskusikan pentingnya diit yang terkontrol 2. Asuhan keperawatan pada pasien Osteoporosis Osteoporosis adalah gangguan metabolisme tulang berhubungan dengan usia ditandai adanya demineralisasi tulang yang berakibta menurunnya kepedatan tulang dan fraktur. Patofisiologi Masa tulang atau kepadatan tulang mencapai puncak pada usia 30- 35 tahun. Setelah mencapai puncak, tulang akan kehilangan Kalsium dari kortek, jaringan padat, lama kelamaan tulang keropos dan patah. Masa tulang akan menurun secara cepat pada masa postmenopouse Diperkirakan 50% wanita usia lebih dari 65 tahun memiliki gejala osteoporosis. Osteoporosis dibedakan menjadi dua: 1. Osteopoprosis primer (paling umum) dibedakan menjadi dua (post menopouse terjadi pada usia 55 - 65 tahun & Senil osteoporosis terjadi pada lansia usia > 65 tahun) 2. Osteoporosis sekunder diakibatkan oleh kondisi medis seperti hiperparathyroid, penggunaan kortikosteroid dalam waktu lama dan lain-lain. Patofisiologi secara pasti masih belum diketahui, namum diperkirakan oleh karena terjadinya penurunan aktivitas osteoblast dan peningkatan osteoklast Etiology Penyebab osteoporosis belum diketahui secara pasti, namun diidentifkiasi beberapa factor resiko memiliki andil terhadap terjadinya osteoporosis: - lebih banyak terjadi pada wanita kulit pu tih, sesudah menopouse kurus latihan tidak teratur malabsorbsi diit kekurangan protein kekurangan protein alcohol rokok kafein Heriditer Usia Lanjut Pencegahan Ditujukan untuk meminimalisasi factor resiko yang mungkin, penekanannya adalah pada 3 faktor yaitu pengobatan, diet, dan latihan Pengkajian Riwayat

Kesehatan

usia, jenis kelamin, suku bentuk tubuh, Tinggi badan dan Berat Badan paparan dengan sinar matahari, rokok, penggunaan alcohol dan rokok Diit (Calcium dan Vitamin D) Latihan rutin dan type latihan Kesehatan sekarang (pengelolaan medis sekarang) Pengobatan dahulu dan sekarang Keluarga Riwayat jatuh atau pergerakan yang tiba-tiba Nyeri punggung atau panggul Adanya rasa nyeri tekan pada daerah bawah thorak, lumbal

Riwayat Psikososial adanya gangguan body image ketidakmampuan untuk duduk secara fit perubahan pola seksual perubahan status psikologi cemas dan takut terhadap program pengobatan Pemeriksaan Fisik Lakukan penekanan pada punggung apakah ada nyeri tekan Adanya nyeri pergerakan Amati adanya kelainan bentuk Periksa mobilitas Test Laborat Tidak ada test laborat definitive untuk menegakkan diagnosa osteoporosis primer. Test yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa osteoporosis sekunder atau gangguan metabolisme tulang adalah serum Calcium, Vit D, Posfor, Alkaline Phosfatase, Calcium dalam Urine, Serum protein, fungsi thyroid. Test radiology ( CT) Biopsi tulang Diagnosa Keperawatan 1. Potensial cedera (fraktur) b.d demineralisasi, jatuh 2. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot, disfungsi, nyeri otot 3. Nyeri b. d fraktur 4. Intoleran terhadap aktivitas b.d nyeri dan gangguan mobilitas fisik 5. Cemas b.d takut akan terjadi fraktur ulang 6. Konstipasi b.d khyposis berat 7. Tidak efektifnya pola nafas b.d. rusaknya tulang belakang 8. Tidak efektifnya koping individu b.d. perkembangan penyakit kronik, perubahan bentuk tubuh 9. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d tdak adequatnya intake Calcium 10. Gangguan body image b.d kelainan bentuk tulang belakang 11. Gangguan disfungsi seksual b.d nyeri punggung 12. Kurang pengetahuan b.d pengelolaan atau program treatmen Potensial cedera (fraktur) Tujuan: klien tidak akan mengalami - identifikasi dan hindari lingkungan b.d jatuh yang demineralisasi, jatuh dan fraktur akibat jatuh memiliki potensial bahaya

- Ciptakan lingkungan yang bebas dari bahaya untk klien selama di rumah sakit Sediakan support ambulasi bila diperlukan - Ketika membantu melakukan ADL, cegah klien dari bahaya kecelakaan - Anjurkan untuk tidak melakukan gerakan yang tiba-tiba, tidak mengangkat benda berat - Ajarkan pentingnya mengkonsumsi makanan yang dapat mengurangi keparahan osteoporosis Jelaskan tentang efek samping merokok Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot, disfungsi, nyeri otot Tujuan: Klien akan meningkatkan mobilitas fisik sampai batas tidak tergantung dalam memenuhi ADL Konsultasikan pada ahli therapy fisik Beritahu dan ajarkan pentingnya latihan Konsultasikan dengan okupasiterapi Ajarkan cara-cara menggunakan alat bantu gerak Nyeri b. d fraktur vertebrae Tujuan: Klien akan turun tingkat nyerinya dan tidak tergantung dalam perawatan dirinya kaji perlunya digunakan obat anti nyeri - Pertahankan alat yang digunakan untuk memfiksasi fraktur vertebrae Kaji kulit dimana alat dipasang dapat menekan - Pasang letakkan secara tepat alat yang ada ketika pasien akan bangun dari tempat tidur Gunakan lotion untuk mengurangi rasa nyeri bila perlu Asuhan keperawatan pada pasien dengan Osteoartrosis Pengertian Osteoartrosis/Osteoarthritis atau Degenerative Joint Disease merupakan penyakit kronik noninflamatory degeneration) dan bukan penyakit sistemik yang mengenai tulang dan tulang didekatnya. Penyakit ini dapat mengenai satu sendi pada paha dan lutut namun dapat pula terjadi pada tulang belakang pada bagian servikal dan lumbosakral, interfalangeal, sendi bahu, dan sendi siku. Penyebab Secara pasti penyebab osteoartrosis belum diketahui , namun penyakit ini berhubungan dengan proses ketuaan, trauma, obesitas, stress mekanik, kelainan bawaan, dan kelainankelainan metabolic. Pathofisology Osteoartrosis ditandai dengan kerusakan dan atau hilangnya secara bertahap jaringan lunak sendi bagian tengah maupun tepi. Dapat berupa Osteoartrosis primer maupun sekunder. Trauma baik ektrensik maupun intrisk pada kartilago dapat menyebabkan osteoartrosis. Trauma extrensik yaitu akibat adanya fraktur atau ruptur ligamen sedangkan trauma intrisik berupa adanya perubahan metabolisme sendi yang pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal, dan terjadi penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaku, kerepitasi, deformitas, adanya hipertrofi atau nodul apad tangan. Klik Gambar Untuk Memperbesar

Pengkajian Riwayat -

usia

dan

jenis

Kesehatan kelamin

Riwayat pekerjaan Riwayat trauma Olah raga yang ditekuni saat ini maupun masa lalu Riwayat obesitas Riwayat keluaraga terkait dengan arthritis Penyakit lain yang dialami Pemeriksaan fisik - keluhan utama : nyri sendi (hilang pada istirahat dan meningkat saat aktifitas lama-lama saat istirahat) Kekakuan otot Krepitus Merasakan sendi menebal, kaku Sendi menebal karena hypertrofi Heberdens node (pada sendi distal interfalangeal) Bouchards nodes (pada sendi proksimal interfalangeal) Kemerahan pada sendi Gangguan mobilitas Gangguan ADL

ARTIKEL BERKAITAN Penyakit Dalam


TINJAUAN TEORI BATUK DARAH TINJAUAN TEORI ABSES PARU ASUHAN KEPERAWATAN HEPATOMA (TUMOR HATI) FISIOLOGI ALIRAN DARAH JANTUNG (TINJAUAN TEORI) ASUHAN KEPERAWATAN JANTUNG KORONER (CAD) ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN HIV / AIDS ASUHAN KEPERAWATAN VENTRIKEL SEPTAL DEFEK (VSD) ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN TUMOR / KANKER PARU ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN THALASEMIA ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TETANUS ASUHAN KEPERAWATAN TUBERCULOSIS (TBC) PARU ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN TB PARU DAN HEMAPTOE ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN SYOCK ASUHAN KEPERAWATAN SLE (SISTEMISC LUPUS ERYTHEMATOSUS) ASUHAN KEPERAWATAN SIROSIS HEPATIS ASUHAN KEPERAWATAN PPOM (PENYAKIT PARU OBSTRUKSI MENAHUN) ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PNEUMONIA (PERADANGAN PARU) ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN : PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA) ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM REUMATIK (JANTUNG REUMATIK) ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOATRITIS (PENYAKIT SENDI DEGENERATIF) ASUHAN KEPERAWATAN VESIKOLITIASIS (BATU KANDUNG KEMIH) ASUHAN KEPERAWATAN LEPTOSPIROSIS

ASUHAN KEPERAWATAN INTOKSIKASI INSEKTISIDA FOSFAT ORGANIK (IFO) ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HIPERTENSI (DARAH TINGGI) ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS

Diposkan oleh Muh. Andrian Senoputra di 15:03 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Label: Penyakit Dalam Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda FOREDI UNTUK TAHAN LAMA SEX REKOMENDASI BOYKE! MAU GAJI 20 JUTA ? KERJA 2 JAM MODAL CUMA 95RIBU INVESTASI 95 RIBU HASIL 30 JUTA/BULAN, MAU ? TAMBAH UKURAN VITAL METODE ARAB SUDAN MAU GAJI 20 JUTA ? KERJA 2 JAM MODAL CUMA 95RIBU CARA PEMULA DAPAT UANG DARI INTERNET MODAL 50.000 COCOK UTK PEMULA HASIL 1-2JT/HR. INVESTASI 95 RIBU HASIL 30 JUTA/BULAN, MAU ? GASA REKOMENDASI BOYKE UNTUK EREKSI LEBIH KENCENG! FOREDI ANTI EJAKULASI DINI REKOMENDASI BOYKE! STOP KEPUTIHAN DENGAN TISU MAJAKANI BOYKE EREKSI KERAS DAN TAHAN LAMA SEX MAU? LOWONGAN KERJA ONLINE 2012 PENGHASILAN TETAP HINGGA 28 JT/BULAN KumpulBlogger.com

TEMA

Alergi (1) Artikel Kesehatan (47) Berita Unik (5) Diseases and Condition (6) Kesehatan Anak (9) Kesehatan Wanita (4) Kumpulan Penyakit (12) Maternitas (4) Medikal Bedah (48) Penyakit Dalam (49) Prosedur (protap) Keperawatan (42) Review Film (2) Syaraf (10) THT (11) Tips Unik (6)

Banner

Você também pode gostar