Você está na página 1de 8

BAB X PENGELOLAAN KELAS

Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Yang termasuk kedalam hal ini misalnya adalah,penghentian tingkah laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas,pemberian hadiah bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa,atau penetapan norma kelompok yang produktif.

A. Pengertian Pengelolaan Kelas Pengertian Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata yaitu, pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah kelola, ditambah awalan pe dan akhiran an. Istilah lain dari pengelolaan kelas adalah manajemen. Manajemen adalah kata aslinya dari bahasa inggris, yaitu management. Yang berarti ketatalaksanaan, tatapimpinan, pengelolaan. Secara umum Suharsimi mengatakan bahwa manajemen atau pengelolaan adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan. (Djamarah, 2006:175) Sedangkan kelas menurut Oemar hamalik (1987:31), adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang mendapat pengajaran dari guru. (Djamarah, 2006:175) Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan (Suharsimi Arikonto, 1992:67-68) Sedangkan menurut Hadari Nawawi menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah kemampuan guru dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatankegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid. Menurut Sudirman N, dkk (dalam Djamarah, 2006:177), Pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potesi kelas. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas yang dilakukan oleh penanggungjawab kegiatan belajar-mengajar agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan. B. Tujuan Pengelolaan Kelas Tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:170) pada hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja. Terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa. Sedangkan Arikunto (dalam Djamarah 2006:178) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisian.

Menurutnya sebagai sebuah indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila: 1. Setiap siswa terus bekerja, tidak macet artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu ada tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan padanya. 2. Setiap siswa terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu artinya setiap siswa akan bekerja secepatnya supaya lekas menyelesaikan tugas yang diberikan padanya.

C.

Berbagai Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas

Berbagai teknik dapat digunakan oleh guru untuk mengelola kelas, baik untuk menanggulangi maupun mencegah timbulnya tingkah laku siswa yang mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar. teknik-teknik tersebut misalnya pujian, aturan, larangan, peringatan, hukuman dan sebagainya. Pengelolaan kelas yang dilakukan guru adalah untuk meningkatkan kegairahan belajar anak didik baik secara berkelompok maupun secara individual. Adanya hubungan yang harmonis antara guru dengan anak didik, dan tingginya kerjasama di antara anak didik tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal tentu saja bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam pengelolaan kelas. Pendekatan dalam pengelolaan kelas dapat diartikan sebagai pertimbangan yang mendasar dan komprehensif yang melatarbelakangi penggunaan teknik-teknik tertentu dalam pengelolaan kelas. Berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas : 1. Pendekatan Kekuasaan (Otoriter) Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru di sini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Siswa harus duduk dengan tertib, tenang, dan terus menerus memperhatikan guru. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya. Didalamnya ada "kekuasaan" dalam norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itulah guru mendekati. Dan dengan bertindak dengan kekuasaan siswa mudah diatur dan wibawa guru dapat ditegakkan sehingga kelas bisa dikelola dengan mudah. 2. Pendekatan Pembebasan (Permisif ) Pendekatan ini memusatkan perhatian pada usaha untuk memaksimalkan kebebasan siswa. Semua siswa diberikan kesempatan untuk melakukan apa saja yang dikehendaki dalam lingkungannya. Siswa belajar dari apa yang dilakukan dengan melihat manfaat dan mudharatnya, yang pada akhirnya siswa dapat menentukan suatu prilaku yang berarti bagi dirinya. Dalam pendekatan ini anak didik akan merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru disini adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.

3. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku (Behavior Modification) Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan ini bertolak dari pandangan Psikologi Behavioral yang mengemukakan asumsi bahwa : a) Semua tingkah laku yang baik dan yang kurang baik merupakan hasil proses Belajar. b) Ada dua proses psikologi yang dapat digunakan untuk menjelaskan terjadinya proses belajar yaitu penguatan positif (positive reinforcement) dan penguatan negatif (negative reinforcement). Untuk membina tingkah laku yang dikehendaki, guru harus memberikan penguatan positif berupa ganjaran, atau mengurangi penguatan negatif yaitu menghilangkan hukuman. Sedangkan untuk mengurangi tingkah laku yang tidak dikehendaki, guru dapat menggunakan penguatan negatif berupa hukuman/sangsi. 4. Pendekatan Sosio-Emosional Menurut Djamarah (2006 : 181) pendekatan kelas berdasarkan suasana perasaan dan suasana sosial di dalam kelas sebagai sekelompok individu cenderung pada pandangan psikologi klinis dan konseling. Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secara maksimal apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru dan murid serta hubungan antar murid. Di dalam hal ini guru merupakan kunci pengembangan hubungan tersebut. Oleh karena itu seharusnya guru mengembangkan iklim kelas yang baik melalui pemeliharaan hubungan antar pribadi di kelas. 5. Pendekatan Kerja Kelompok (Group Process) Dalam pendekatan ini, peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif, dan selain itu guru harus pula dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik. Untuk menjaga kondisi kelas tersebut guru harus dapat mempertahankan semangat yang tinggi, mengatasi konflik, dan mengurangi masalah-masalah pengelolaan. 6. Pendekatan Elektis atau Pluralistik Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dan inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut. Pendekatan elektis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu set (rumpun)

kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien. 7. Pendekatan Kompetensi Pendekatan kompetensi adalah pendekatan yang dilakukan oleh guru berdasarkan kemampuan siswa 8. Pendekatan Keterampilan Proses Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan. 9. Pendekatan Lingkungan Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan ketertiban peserta didik melalui pendayagunaaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian peserta didik jika apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan bermanfaat bagi lingkungan. 10. Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual mengacu pada penglihatan sesuai dengan keadaan sebenarnya. Dimana pengelolaan kelas sesuai dengan prinsip dalam konteks yang telah disepakati. 11. Pendekatan Tematik Pendekatan tematik adalah pendekatan yang dilakukan untuk melakukan serangkaian pengalaman belajar yang berpusat pada sebuah pokok pelajaran (tema). D. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas Masalah pengelolaan kelas bukanlah merupakan tugas yang ringan.Berbagai faktorlah yang menyebabkan kerumutan itu. Secara umum factorfaktoryang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua polonganyaitu; factor intern siswa dan factor ekstern siswa. Factor intern siswaberhubungan dengan masalah emosi, pikiran dan perilaku, kepribadian siswadengan cirri-ciri khasnya masing-masing menyebabkan siswa berbeda darisiswa lainnya secara individual. Perbedaan secara individual ini dilihat darisegi asperk, yaitu perbedaan bioloogis, intelektual dan psikologis. Sedangkan factor ekstern siswa terkait dengan masalah suasanalingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa dikelas, dan sebagainya. Masalah jumlah siswa di kelas akan mewarnaidinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa dikelas, misalnya dua puluhorang ke atas cenderung lebih mudah terjadi konflik. Sedangkan, semakinsedikit jumlah siswa di kelas cenderung lebih kecil terjadinya konflik. Mustahil kakacauan di kelas tidak dapat dibatasi, selama ada usaha dari guru, kekacauan di kelas pasti dapat dipercahkan. Memang diakui bahwa kelas dari waktu ke waktu, dari hari ke hari, hari ini, esok, atau lusa selalumenunjukkan suasana yang berbeda. Dalam rangka memperkecil masalahgangguan dalam pengelolaan kelas, prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapatdipergunakan,

maka adalah penting bagi guru untuk mengetahui danmenguasai prinsip-prinsip pengelolaan kelas sebagai berikut: 1. hangat dan antusias 2. tantangan 3. bervariasi 4. keluwesan 5. penekanan pada hal- hal yang positif 6. penanaman disiplin diri E. Komponen-komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas Komponen-komponen ketrampilan pengelolaan kelas ini pada umumnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif) dan ketrampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal.

1. Keterampilan Yang Berhubungan Dengan Penciptaan Dan Pemeliharaan Kondisi Belajar Yang Optimal ( Bersifat Preventif ) a. Sikap Tanggap sikap ini dapat dilakukan dengan cara : 1. memandang cecara seksama memandang secara seksama dapat mengundang dan melibatkan anak didik kontak pandang dalam pendekatan guru untuk bercakap-cakap, bekerjasama,dan menunjukkan rasa persahabatan. 2. gerak mendekati gerak guru adalah posisi mendekati kelompok kecil atau individu menandakan kesiagaan, minat, dan perhatian guru yang duberikan terhadap tugas serta aktivitas anank didik. Gerak mnedekati hendaklah dilakukan secara wajar, bukan untuk menakut-nakuti, mengancam atau memberi kritikan hukuman. 3. memberi pertanyaan pertanyan guru terhadap sesuatu yang dikemukakan oleh anak didik sangat diperlukan, baik berupa tanggapan, komentar, ataupun yang lain. 4. memberi reaksi terhadap gangguan dan ketakacuhan teguran perlu diberikan oleh guru jika suasana kelas tidak tenang. Teguran guru memberikan tanda bahwa guru ada bersama anak didik. Teguran haruslah diberikan pada saat yang tepat

dan sasaran yang tapat pula, sehingga dapat mencegah meluasnya penyimpangan tingkah laku. b. membagi perhatian 1. visual

guru dapat mengubah pandangannya dalam memperhatikan kegiatan pertama sedemikian rupa sehingga ia dapat melirik ke kegiatan kedu, tanpa kehilangan pehatian pada kegiatan yang pertama. Kontak pandangan ini bias dilakukan terhadap kelompok anak didk atau anak didik secara individual. 2. verbal

guru dapat memberikan komentar, penjelasan, pertanyaan, dan sebagainya terhadap aktifitas anak didik pertama sementara ia memimpin da terlibat supervise pada aktivitas anak didik yang lain. c. pemusatan perhatian kelompok 1. memberi tanda dalam memulai proses belajar mengajar guru memusatkan pada peerhatian kelompokterhadap suatu tugas dengan memberi beberapa tanda, misalnya menciptakan atau membuat situasi tenang sebelum memperkenalkan objek, pertanyaan, atau topic, dengan memilih anak secara random untuk meresponsnya. 2. pertanggungan jawab guru meminta pertanggung jawaban anak didik atas kegiatan dan keterlibatannya dalam suatu kegiatan. Setiap anak didik sebagai anggota kelompok harus bertanggungjawab terhadap kegiatan sendir,maupun kegiatan kelompoknya. Misalnya dengan meminta kepada anak didik untuk memperagakan, melaporkan hasil dan memberikan tanggapan 3. pengarahan dan petunjuk yang jelas guru haru sseringkali memberikan pengarahan danpetunjuk yang jelas dan singkat dalam memberikan pelajaran kepada anak didik, sehingga tidak terajadi kebingungan pada diri anak didik. Pengarahan dan petunjuk dapat dilakukan pada seluruh anggota kelas, kepada kelompok kecil, ataupun kepada individu dengan bahasa dan tujuan yang jelas. 4. penghentian tidak semua gangguan tingkah laku dapat dicegah atau di hindari. Yang diperlukan disini adalah guru dapat menanggulangi tterhadap anak didik yang nyata-nyata mfelanggar dan mengganggu untuk aktif dalam kegiatan di kelas. Bila anak didik menyela kegiatan anak didik lain dalam kelompoknya, guru secara verbal mengomeli atau menghentikan gangguan anak didik itu. Teguran yang dilakukan guru adalah salah satu cra untuk untuk menghentikan gangguan anak didik. Teguran verbal yang efektif adalah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. tegas dan jelas tertuju kepda anak didik yang mengganggu serta kepada tingkah lakunya yang menyimpang. b. c. Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau mengandung penghinaan. Mmmenghindari ocehan atau ejekan, lebih-lebih yang berkepanjangan.

5. penguatan untuk menanggulangi anak didik yang menggangu atau tidak melakukan tugas, dapat dilakukan dengan memberikan penguatan yang di pilih ssuai dengan masalahnya. Penguatan untuk mengubah tingkah laku merupakan strategi remedial untuk mengatasi anak didik yang terus mengganggu atau tidak melakukan tugas.seperti : a. dengan memberikan penguatan positif bila anak didik telah menghentikan gangguan atau kembali pad atugas yang di minta. b. Dengan memberikan penguatan positf terhadap anak didik yang lain yang tidak mengganggu dan di pakai sebagai model tingkah laku yang baik bagi anak didik yang suka mengganggu. 6. kelancaran kelancaran atau kemajuan anak didk dalam belajarsebagai indicator bahwa anak didik dapat memusatkan perhatiannya pada pelajaran yang diberikan di kelas. Ada beberapa kesalahan yangharus dihindari oleh guru. a. b. c. d. campur tangan yang berlebihan ( teacher instruction ) kelenyapan (fade away ) penyimpangan ( degression ) ketidak tepatan berhenti dan memulai kegiatan

7. kecepatan ( pacing ) kecepatan disini diartikan sebagai tingkat kemajuan yang d capai anak didik dalam pelajaran. Yang perlu dihindari oleh guru adalah kesalahan menahan kecepatan yang tidak perlu, atau menahan penyajian bahan pelajaran yang sedang berjalan, atau kemajuan tugas. Ada dua hal kesalahan kecepan yang harus dihindari bila kecepatan yang tepat mau dipertahankan. Yaitu : a. b. 2. bertele-tela (mengulang, memperpanjang, mengubah-ubah ) mengulang penjelasan yang tidak perlu

Keterampilan Yang Berhubungan Dengan Pengembangan Kondisi Belajar Yang Optimal a. modifikasi tingkah laku

guru menganalisis tingkah laku anak didik yang mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha memodifikasi tingkah laku tersebut dengan mengiplikasikan pemberian penguatan secara sistematis. b. pendekatan pemecahan masalah kelompok guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan cara : 1. memperlancar tugas-tugas : mengusahakan terjadinya kerjasama yang baik dalam pelaksanaan tugas 2. memelihara kegiatan-kegiatan kelompok : memelihara dan memulihkan semangat anak didik dan menangani konflik yang timbul. c. menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah guru dapat menggunakan seperangkat ara untuk mengendalaikan tingkah laku keliru yang muncul, dan ia mengetahui sebab-sebab dasar yang mengakibatkan ketidakpatuhan tingkah laku tersebut serta berusaha untuk menemukan pemecahannya.

Você também pode gostar