Você está na página 1de 4

Kertas Kerja Rencana Sampling MPU, bisa dilihat pada Gambar 11-9 pada halaman 475.

ESTIMASI SELISIH Dalam sampling estimasi selisih, selisih antara nilai audit dan nilai buku dihitung untuk setiap unsur sampel. Berikut adalah tiga kondisi yang harus dipenuhi dalam penggunaan teknik ini : 1. Nilai buku setiap unsure populasi harus diketahui. 2. Total nilai buku populasi harus diketahui dan sama dengan hasil penjumlahan nilai nilai buku dari unsure unsure individual. 3. Selisih antara nilai buku dan nilai audit diperkirakan tidak sedikit. Menentukan Tujuan dan Merumuskan Populasi dan Unit Sampel Diatas telah dijelaskan bahwa dalam metoda estimasi selisih, nilai buku harus diketahui. Oleh karena itu metoda ini hanya dapat digunakan untuk mendapatkan bukti bahwa saldo menurut pembukuan tidak salah saji secara material. Menentukan Ukuran Sampel Rumus yang digunakan untuk menghitung standar deviasi dan ukuran sampel dalam metoda MPU perlu diubah. Rumus strandar deviasi ( di halaman ) Sdj ( estimasi standar deviasi selisih populasi ) sebagai pengganti Sxj. dj ( selisih antara nilai audit dan nilai buku untuk unsur unsur sampel individual ) sebagai pengganti xj. d ( mean dari selisih antara nilai audit dan nilai buku untuk unsur unsur sampel ) sebagai pengganti x.

Menentukan Metoda Pemilihan Sampel Pelaksannan tahap ini persis sama dengan apa yang dilakukan pada estimasi MPU. Melaksankan Rencana Sampling Langkah pertama dalam melaksanakan rencana sampling adalah menentukan nilai audit untuk setiap unsur sampel. Hal ini sama dengan apa yang dilakukan pada sampling MPU, akan tetapi perlu dilakukan langkah langkah berikut : Hitung selisih untuk setiap unsure sampel yaitu nilai audit dikurangi dengan nilai buku. Selisih ini bisa positif ( nilaiaudit lebih besar dari nilai buku ), negative ( nilai audit lebih kecil dari nilai buku), atau nol ( nilai audit sama dengan nilai buku ). Selisih positif berarti bahwa nilai buku salah saji terlalu rendah, dan selisih negative berarti nilai buku salah saji terlalu tinggi. Jumlahkan semua selisih unsure sampel individual ( dj )

Bagilah jumlah selisih dengan jumlah unsure didalam sampel sehingga dapat diketahui rerata ( mean ) dari selisih ( d ) Hitung standar deviasi dari selisih sampel ( Sdj )

Untuk memperoleh kesimpulan secara menyeluruh mengenai hasil sampel, perlu dilakukan penilaian kuantitatif maupun kualitatif. 1. Tentukan estimasi proyeksi selisih ( D ) selanjutnya estimasi total nilai populasi. 2. Menghitung cadangan risiko sampling dicapai 3. Menghitung rentang untuk taksiran nilai total populasi dan menentukan apakah nilai buku jatuh pada rentang tersebut. 4. Selanjutnya auditor melakukan penilaian kualitatif seperti dilakukan pada teknik MPU, sebelum ia mengambil kesimpulan secara keseluruhan. Gambar 11-10 adalah contoh kertas kerja untuk rencana sampling dengan menggunakan estimasi selisih. ESTIMASI RASIO Dalam sampling estimasi rasio, auditor menentukan nilai audit untuk setiap unsur dalam sampel. Selanjutnya ia menghitung rasio dengan cara membagi jumlah nilai nilai audit dengan jumlah nilai buku unsur unsur sampel. Rasio tersebut kemudian dikalikan dengan total nilai buku sehingga dapat diperoleh taksiran nilai total populasi. Setelah itu dihitung pada cadangan untuk risiko sampling berdasarkan variabilitas antara nilai audit dengan nilai buku untuk unsur unsur sampel individual. Melaksanakan Rencana Sampel Setelah auditor menentukan nilai audit untuk setiap unsur sampel, maka dalam estimasi rasio perlu dilakukan hal hal berikut : Hitung rasio antara jumlah nilai audit dengan jumlah nilai buku untuk unsur unsur sampel (R). Hitung rasio antara nilai audit dengan nilai buku untuk setiap unsur. Hitung standar deviasi untuk rasio individual dari unsur unsur sampel ( Srj ).

Mengevaluasi Hasil Sampel Perhitungan standar deviasi rasio rasio adalah perhitungan yang sangat rumit, sehingga dalam praktek hal ini jarang dilakukan tanpa bantuan computer. Oleh karena itu pula perhitungan secara manual factor ini tidak digambarkan disini. Setelah dihitung estimasi nilai total populasi dan cadangan untuk resiko sampling yang dicapai, selanjutnya ditentukan rentang untuk estimasi nilai total populasi. Tahap terakhir adalah melakukan penilaian kuantitatif dan penilaian kualitatif terhadap hasil sampel sebagaimana dalam estimasi MPU dan estimasi selisih.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PEMAKAIAN SAMPLING VARIABLE Keuntungan yang pokok adalah : Jika diperlukan, sampel mudah diperluas, bila dibandingkan dengan sampling PPU. Saldo nol dan saldo tak biasa tidak memerlukan rancangan khusus. Apabila terdapat perbedaan besar antara nilai audit dengan nilai buku, tujuan auditor akan dapat terpenuhi dengan ukuran sampel yang kecil dibandingkan dengan sampling PPU.

Kerugian yang utama adalah : Sampling variable klasik lebih kompleks daripada sampling PPU. Pada umumnya auditor membutuhkan bantuan computer untuk merancang sampel yang efisien dan mengevaluasi hasil sampel. Untuk mentukan ukuran sampel, auditor harus memiliki estimasi atas standar deviasi dari berbagai karakteristik dalam populasi.

SAMPLING NONSTATISTIK DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF Perbedaan besar antara sampling statistic dan sampling nonstatistik adalah dalam tahapan tahapan penentuan ukuran sampel dan evaluasi atas hasil sampel. Tahapan tahapan tersebut dalam sampling statistic umumnya lebih obyektif, sedangkan dalam sampling nonstatistik lebih subyektif. MENENTUKAN UKURAN SAMPEL Dalam sampling statistic hal ini dicapai melalui penentuan factor factor kunci secara eksplisit dan menghubungkanfaktor factor tersebut dengan model matematis. Sebagai contoh, auditor harus mempertimbangkan hubungan berikut : Factor Ukuran populasi Variasi dalam populasi Salah saji ditoleransi Salah saji diharapkan Risiko keliru menerima Risiko keliru menolak Pengaruh atas ukuran sampel Langsung Langsung Terbalik Langsung Terbalik Terbalik

EVALUASI HASIL SAMPEL Seperti halnya dalam sampling statistic, dalam sampling nonstatistik auditor harus : 1. Memproyeksi salah saji yang dijumpai dalam sampel ke populasi. 2. Mempertimbangkan resiko sampling dalam mengevaluasi hasil sampel.

Ada dua metoda yang lazim digunakan untuk memproyeksi salah saji dalam sampling non statistic, yaitu : Membagi jumlah total rupiah salah saji dalam sampel dengan bagian dari total rupiah dalam populasi yang termasuk dalam sampel. Mengalikan rata rata selisih antara nilai audit dengan dengan nilai buku dari unsur unsur sampel dengan jumlah unit dalam populasi.

Apabila hasil sampel non statistic tidak menunjukan tanda mendukung nilai buku, maka auditor bisa : 1. Memeriksa tambahan unit sampel dan melakukan evaluasi ulang. 2. Menerapkan prosedur pengauditan alternative dan melakukan evaluasi ulang, atau 3. Minta agar klien melakukan investigasi dan bila diperlakukan melakukan penyesuaian.

Você também pode gostar