Você está na página 1de 66

Empirical Research: Implications For Financial Statement Analysis

Citra Aryani Dian Agustina Luna Mantyasih Ratna Nugrahaningsih

INTRODUCTION
Tujuan, metodologi, dan filosofi yang mendasari penelitian akuntansi telah berubah selama beberapa dekade terakhir. Untuk sebagian besar, perubahan-perubahan ini mencerminkan pergeseran dalam teori ekonomi keuangan. Tren dalam penelitian akuntansi saat ini berevolusi dari 3 pendekatan utama.

Tiga Pendekatan Utama dalam Teori Akuntansi


The classical approach Teori akuntansi ini lazim sebelum pertengahan 1960-an. Pendekatan ini menggunakan perspektif teoretis. Pendekatan ini berkaitan dengan menyimpulkan metode akuntansi yang benar dari seperangkat konsep, prinsip, dan tujuan. Market-based accounting research Pendekatan ini berbasis pasar, lebih empiris, serta user oriented. Ada 2 hal yang mempengaruhi accounting research. The positive accounting theory approach Bukan hanya berbasis pada pasar saja. Tetapi juga pada faktor-faktor lain seperti: rencana manajemen kompensasi dan perjanjian pinjaman dengan kreditur.

Hal-hal yang mempengaruhi accounting research


Efficient Market Theory EMH, didefinisikan oleh Fama (1970), menyatakan bahwa pasar efisien jika asset prices merefleksikan informasi. Informasi ini dibagi menjadi 3: 1. The weak form. Informasi hanya meliputi informasi ttg past securities prices. Ini tdk dpt digunakan utk memprediksi future prices. 2. The semistrong form. Informasi meliputi semua informasi publik (spt financial statements, government reports, industry reports, dan analysis). 3. The strong form. Informasi meliputi semua informasi (termasuk privat information/ insider information).

Modern Portfolio Theory Dalam MPT, risk dibedakan menjadi 2 yaitu: 1. Systematic Risk Systematic risk adl bagian dari ketidakpastian yang dihadapi oleh perusahaan yang karena faktor-faktor umum yang dihadapi seluruh perusahaan, seperti: siklus bisnis, suku bunga, inflasi, dan seterusnya. Tidak dapat didiversifikasi. 2. Unsystematic Risk Adalah ketidakpastian yang spesifik untuk suatu perusahaan tertentu. Dapat didiversifikasi.

Market based reserach ini dpt diklasifikasikan menjadi beberapa kategori spt: Tests of the EMH vs the classical approach Tests of the informational content of accounting alternatives Tests of the earnings/ return relationship

Test of the EMH vs the Mechanistic Hypothesis


Mechanistic hypothesis Konsisten dgn classical approach pd accounting theory, pengguna financial statement menerima informasi yang diberikan. Implisit dr hipotesis ini mengasumsikan bhw pengguna financial statement tdk mengakses sumber informasi yg lain. EMH Current price merefleksikan segala informasi yg tersedia.

Ball and Brown Study


Karena tes hipotesis mekanistik versus EMH akhirnya menjadi ketinggalan jaman. Sehingga mulai muncul pertanyaan tentang bagaimana pasar bereaksi terhadap informasi akuntansi. Metodologi dan filsafat yang mendasarinya adl dgn melihat analisis dari seminal Ball dan Brown (1968) study. Temuan utamanya adalah membandingkan hasil yang abnormal kumulatif sepanjang tahun untuk portofolio kabar baik dan buruk. Antisipasi pasar akan reported earnings menimbulkan pertanyaan mengenai timeliness of annual reports dan merupakan peringatan bahwa laporan tahunan bukanlah satu-satunya sumber informasi yang tersedia untuk pasar.

Information Content Study


Ball and Brown melakukan pengujian terhadap information content dari accounting data. Prosedur yang umumnya digunakan meliputi hasil kumulatif dari abnormal return. Sebagai contoh, Beaver dan Dukes (1972) melakukan pembandingan antara isi informasi (information content) dari pendapatan dengan atau tanpa income taxes.

Relationship Between Earnings and Stock Returns


Studi mengenai hubungan earnings dan stock returns merupakan hal yang paling umum dari market based research. Penelitian yang dilakukan oleh Ball and Brown mengandung 3 kategori, yaitu: 1. Accounting variable 2. Market-based variable 3. Tes hubungan antara parameter berita baik/buruk dan abnormal return

Accounting Variable
Ball and Brown menggunakan sinyal dari eror peramalan (forecasting error) mengenai annual net income dan earning per share (EPS). Beaver et al. (1979) mempertimbangkan besarnya kesalahan (error), membuat portfolio dari besarnya ukuran kesalahan. Peneliti lain menguji quarterly earnings dan menemukan bahwa quarterly report juga memiliki isi informasi.

Sejalan dengan fokus terhadap cash flow di accounting dan finance, peneliti menguji isi informasi dari cash flow yang memiliki keterkaitan dengan net income. Lev (1989) memberikan kritik bahwa menggunakan earnings untuk menjelaskan return behaviour terlalu sederhana. Sehingga beberapa studi meneliti mengenai hubungan antara returns dan beberapa komponen earnings. Dan juga meneliti hubungan antara return dan komponen cash flow.

Fakta bahwa ekspektasi pasar secara bersamaan dengan para analis finansial menuntun peneliti untuk menguji apakah analisis finansial memimpin pasar dan pasar mendapatkan ekspektasinya dari analisis finansial. Beberapa penelitian menemukan bahwa pasar bereaksi dengan adanya perubahan peramalan para analis.

Market based variable


Ukuran periode untuk performa pasar. Penggunaan market window yang panjang untuk mencegah adanya kebocoran informasi. Dan sepotong informasi yang signifikan bisa saja baru diketahui ketika pengumuman sudah berlangsung lama. Penggunaan market window yang sempit akan kehilangan hal ini.

Test of the relationship between the good news and bad news parameter and abnormal returns.
Scott (2000) mendefinisikan earnings response coefficient (ERC) sebagai berikut: ERC mengukur securitys abnormal market return akibat adanya komponen yang tidak diharapkan dalam reported earnings perusahaan yang mengeluarkan sekuritas tersebut.

Nilai ERC diprediksi lebih tinggi jika laba perusahaan lebih persisten di masa depan. Demikian juga jika kualitas laba semakin baik, maka diprediksi nilai ERC akan semakin tinggi. Beta mencerminkan risiko sistematis. Investor akan menilai laba sekarang untuk memprediksi laba dan return di masa yang akan datang. Jika future return tersebut semakin berisiko, maka reaksi investor terhadap unexpected earnings perusahaan juga semakin rendah. Dengan kata lain, jika beta semakin tinggi, maka ERC akan semakin rendah (Scott, 2000).

Disclosure and Regulatory Requirements


Economist yang menguji regulation dan efeknya mulai meragukan bahwa semua regulasi dimotivasi atas dasar kepentingan umum dan peningkatan kesejahteraan sosial. Para politisi dan pembuat aturan sekarang dipandang memiliki motivasi membuat regulasi demi keuntungan mereka sendiri dan memiliki kepentingan pribadi dalam membuat dan menyebarluaskan regulasi.

Agency Theory
Manager mengambil langkah untuk memaksimalkan nilai perusahaan hanya jika itu konsisten dengan kepentingan mereka. Dalam hal agency theory ini, dibutuhkan adanya monitoring devices agar perjanjian antara manager, shareholder dan kreditor dipatuhi. Hipotesis spesifik dari pendekatan teori positif akuntansi yang paling sering diuji adalah: 1. Bonus plan hypothesis 2. Debt covenant or debt/equity hypothesis 3. Political process hypothesis

Bonus Plan Hypothesis


Dengan menggunakan hipotesis ini, managers mendapatkan kompensasi dari seberapa baik dia memanage perusahaan. Implikasi dari hipotesis bonus plan bisa menjadi lebih kompleks: Bonus plan tidak selalu mendorong manajer untuk meningkatkan earnings. Jika earnings berada di bawah level minimum yang dibutuhkan untuk pembayaran bonus, maka manager akan menurunkan earnings karena tidak ada bonus yang dibayarkan. Dan sebaliknya, jika earnings telah mencapai level maksimum, maka tidak ada motivasi bagi manager untuk menambah earnings lebih jauh lagi.

Debt Covenant Hypothesis


The debt covenant hypothesis menekankan bahwa managers termotivasi untuk memilih accounting methods yang meminimalisasi kemungkinan perjanjian (covenant) dilanggar. Secara operasional, hal ini biasa disebut sebagai debt/equity hypothesis yang menegaskan bahwa perusahaan yang memiliki debt/equity ratio yang lebih tinggi cenderung memilih accounting policies yang meningkatkan current income dan mengorbankan future income.

Political Cost Hypothesis


The political cost hypothesis menyatakan bahwa perusahaan besar sangat rentan terhadap tekanan dan political costs. Semakin besar perusahaan, semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut memilih accounting methods yang menurunkan profit sehingga tekanan politik menurun.

Empirical Research: A Mid-Course Evaluation


Critical Evaluation of Research Findings
Studi hubungan antara returns/earnings menunjukkan bahwa meskipun informasi laba digunakan oleh investor, tetapi kegunaan dari informasi laba tersebut bagi investor sangat terbatas Korelasi antara return saham dan laba lemah dan kontribusi laba untuk memprediksi harga dan return saham rendah Laba diyakini sebagai informasi utama yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan Banyak model equity valuation yang hanya menggunakan expected earnings sebagai variabel eksplanatori Earnings memiliki keterbatasan yang mungkin dipengaruhi oleh asumsi perhitungan dan juga kemungkinan manipulasi yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, sehingga dibutuhkan informasi lain selain laba untuk memprediksi return saham perusahaan
Baruch Lev, "On the Usefulness of Earnings and Earnings Research: Lessons and Directions from Two Decades of Empirical Research," Journal of Accounting Research (Supplement 1989), pp. 153-192

Empirical Research: A Mid-Course Evaluation


Critical Evaluation of Research Findings
Penentuan window untuk mengukur cummulative abnormal return (CAR) saham perusahaan merupakan hal yang penting Jika terlalu pendek, CAR tidak dapat menangkap reaksi pasar yang mungkin terjadi di luar window tersebut karena reaksi investor yang lambat Jika terlalu panjang, dapat memberikan pengukuran yang bias mengenai kontribusi informasi yang diungkapkan oleh perusahaan Regresi return/earnings dengan menggunakan periode yang panjang relatif lebih sedikit dipengaruhi oleh error dalam menghitung expected earnings dibandingkan jika digunakan periode yang lebih pendek.

Baruch Lev, "On the Usefulness of Earnings and Earnings Research: Lessons and Directions from Two Decades of Empirical Research," Journal of Accounting Research (Supplement 1989), pp. 153-192

Empirical Research: A Mid-Course Evaluation


Critical Evaluation of Research Findings
Watts dan Zimmerman (1990) meninjau kembali literatur tentang positive accounting, umumnya hasil tsb konsisten dengan bonus plan dan debt/equity hypothesis Sehubungan dengan political cost hypothesis, hasil yang muncul hanya mendukung untuk perusahaan besar dan didorong oleh industri minyak dan gas. Hasil statistik cenderung signifikan tetapi nilai kekuatan penjelas (R2) atau signifikansi ekonomi model rendah. Sebagian besar studi bersangkutan dengan insentif bagi manajemen untuk bersikap oportunis (memilih metode akuntansi) Upaya lebih besar diperlukan untuk memperkuat hubungan antara teori dan pengujian empiris dalam menentukan apakah pilihan manajemen adalah murni oportunistik, atau termotivasi oleh pertimbangan efisiensi perusahaan/industri

Empirical Research: A Mid-Course Evaluation


Market Anomalies
No 1 Kelompok Anomali Peristiwa Jenis Khusus 1. Analysts' Recomendation Keterangan Semakin banyak analis merekomendasikan untuk membeli suatu saham, semakin tinggi peluang harga akan turun. Semakin banyak saham yang dibeli oleh insiders, semakin tinggi kemungkinan harga akan naik. Harga sekuritas cenderung naik setelah perusahaan mengumumkan akan melakukan pencatatan saham di bursa. Harga sekuritas akan terus naik setelah Value Line menempatkan rating perusahaan pada urutan tinggi.

2. Insider Trading

3. Listings

4. Value Line Ratings Changes

Empirical Research: A Mid-Course Evaluation


Market Anomalies
No 2 Kelompok Anomali Musiman Jenis Khusus 1. January Keterangan Harga sekuritas cenderung naik di bulan Januari, khususnya di hari-hari pertama. Harga sekuritas cenderung naik pada hari Jumat dan turun hari Senin. Harga sekuritas cenderung naik di 45 menit pertama dan 15 menit terakhir perdagangan. Harga sekuritas cenderung naik di hari-hari akhir tiap bulan. Saham perusahaan dengan penjualan musiman tinggi cenderung naik selama musim ramai. Ditemukan return positif pada hari terakhir sebelum liburan.

2. Week-end 3. Time of Day

4. End of Month 5. Seasonal 6. Holidays

Empirical Research: A Mid-Course Evaluation


Market Anomalies
No 3 Kelompok Jenis Khusus Keterangan Return pada perusahaan kecil cenderung lebih besar walaupun sudah disesuaikan dengan resiko. Return pada close-end funds yang dijual dengan potongan cenderung lebih tinggi. Perusahaan yang tidak diikuti oleh banyak analis cenderung menghasilkan return lebih tinggi. Anomali 1. Size Perusahaan

2. Closed-end Mutual funds 3. Neglect

4. Institutional Holdings

Perusahaan yang dimiliki oleh sedikit institusi cenderung memiliki return yang lebih tinggi.

Empirical Research: A Mid-Course Evaluation


Market Anomalies
No 4 Kelompok Anomali Akuntansi Jenis Khusus 1. P/E 2. Earnings Surprise Keterangan Saham dengan P/E ratio rendah cenderung memiliki return yang lebih tinggi. Saham dengan capaian earnings lebih tinggi dari yang diperkirakan cenderung mengalami peningkatan harga. Jika rasionya rendah cenderung berkinerja lebih baik. Jika rasionya rendah cenderung berkinerja lebih baik. Jika yield-nya tinggi cenderung berkinerja lebih baik. Saham perusahaan yang tingkat pertumbuhan earnings-nya meningkat cenderung berkinerja lebih baik.

3. Price/Sales
4. Price/Book 5. Devidend Yield 6. Earnings Momentum

Empirical Research: A Mid-Course Evaluation


Market Anomalies
Overreactive Markets: Contrarian Strategy Debondt dan Thaler (1985) berargumentasi bahwa pasar hanya menggunakan informasi terbaru (kinerja saham terbaru) untuk memproyeksikan kinerja saham di masa mendatang Saham yang meningkat harganya dianggap sebagai saham baik, karena itu saham dibeli Saham yang menurun harganya dianggap jelek dan akan dijual Investor gagal menangkap informasi yang lebih luas Kinerja saham mestinya tidak hanya diukur dengan informasi terbaru, tetapi mestinya diukur dengan informasi yang lengkap dan komprehensif Investor mengalami overreact (reaksi berlebihan) terhadap munculnya informasi baru tersebut

Direction Of Current Research: Back To The Future?


Market based dan positive accounting research berkembang karena: Perkembangan dalam teori keuangan dan ekonomi (efficient market, agency theory) Keinginan untuk menemukan hasil empiris untuk hipotesis yang dapat diuji

Current research menggabungkan antara elemen dari pendekatan classical dan market based

Ball and Brown Revisited


Ou (1990), memulai trend pada current research. Metode Penelitian:
Memisahkan perusahaan dengan kategori perusahaan baik dan buruk Membagi perusahaan berdasarkan reported earning tahun tersebut dan forecasted earning tahun berikutnya Mengembangkan model untuk memprediksi apakah reported earning tahun depan diatas (F+ = good news) atau dibawah (F- = bad news) forecasted earning

Result

Ou dan Penmann (1989) dan Holthausen dan Larcker (1992) Fundamental analysis meneliti apakah financial ratio dapat digunakan sebagai strategi trading yang baik.

Holthausen dan Larcker (1992) Tidak mencari hasil forecast baru melakukan trade berdasarkan expected earning. Tapi menciptakan model yang langsung melakukan forecast abnormal return.
Kekurangan penelitian : merupakan analisa empiris, tanpa adanya dukungan teori

Contextual Approaches and Fundamental Analysis


Untuk mengatasi permasalahan diatas, maka dilakukan analisa mendalam mengenai perusahaan menggunakan fundamental analysis dan didukung oleh dasar theoretical.
Lev dan Thiagarajan (1993) Melakukan pemilihan variabel yang dinyatakan dapat berguna bagi financial analyst (bukan melalui statistical model saja).

Dalam contextual approach, pengaruh dari suatu variabel mungkin berbeda-beda, tergantung pada kondisi ekonomi atau industry. Abarbanell dan Bushee (1997 dan 1998) dan Pitrowski (2000) menggunakan apriori conceptual dalam memilih variabel dan rasio accounting, dan menemukan bahwa hal tersebut berguna dalam memprediksi future earning dan stock return. Kelemahan : tidak memiliki model yang formal yang menghubungkan firm value dengan variabel accounting

Coming Full Circle : From Edward And Bell To Ohlson


Model Ohlson (residual income model) melengkapi gap dari penelitian terdahulu.
Penelitian Ohlson (1995) dan Feltham dan Ohlson (1995) melengkapi kekurangan dari penelitian terdahulu

Pengaruh model ini terhadap accounting research: Memberikan dukungan teoritis untuk beberapa penelitian empiris market based Memberikan framework bagi penelitian dimasa depan dengan menghubungkan secara langsung variable accounting dan nilai (intrinsic)

Market In(efficiency) and Accounting


Penelitian yang dijelaskan diatas dan hasilnya secara implisit menolak market efficiency. Dimana ditunjukkan bahwa abnormal return dapat diperoleh mengunakan data accounting. Menolak asumsi bahwa pasar menggambarkan semua informasi yang tersedia, karena harga membutuhkan beberapa tahun untuk menggambarkan accounting information.

Implications of Empirical Research for Financial Statement Analysis


Penelitian empiris yang telah dibahas memiliki beberapa asumsi, beberapa yang terlalu naif. Financial market tidak sederhana dan tidak bereaksi seketika terhadap informasi accounting. Reaksinya sangat kompleks sehingga metodologi yang sangat banyak selama 30 tahun ini tidak mampu mencakupnya

Implications contd
Penelitian focus pada pengertian cara kerja dari financial analyst, dan hubungan antara variable accounting dan harga pasar. Positive theory menyatakan pentingnya pertimbangan contractual dalam menganalisa data accounting. Pertimbangan ini juga harus disertakan ketika membuat dasar dalam analisa contextual.

Classical theory penting untuk mengetahui prinsip yang mendasari suatu perlakuan, sebelum di interpretasi oleh analis.

Implications contd
Analis harus mengetahui hubungan yang mempengaruhi informasi accounting yang melibatkan interaksi antara investor, manager, dan regulator. Interaksi ini memiliki implikasi terhadap penilaian security Accounting research membuktikan bahwa financial analysis penting untuk dilakukan. Melalui research dicoba mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai financial analysis

The Value-Relevance of SFAS No. 95 Cash Flows from Operations as Assessed by Security Market Effects

Introduction
Tujuan makalah ini adalah untuk menilai relevansi dari pengungkapan nilai-arus kas operasi yang dibutuhkan oleh pernyataan laporan arus kas SFAS No 95 (FASB 1987). Kami fokus pada apakah arus kas dari operation disclosures berkaitan dengan penilaian pasar terhadap perusahaan bisnis. Dalam menilai nilai-relevansi, jurnal ini meneliti efek incremental stock price dari SFAS No 95 disclosures di luar earnings dan estimasi cash flow dari operation.

Penyelidikan ini dapat dibahas dari dua perspektif terkait untuk pengguna laporan akuntansi-investor individu dan komunitas investasi pada umumnya. Dari perspektif investor individu, arus kas dari operasi dapat berfungsi sebagai tolak ukur kinerja dalam mengevaluasi kemampuan menghasilkan kas masa depan dan potensi investasi saat ini.

Dari perspektif komunitas investasi pada umumnya, pasar modal berfungsi untuk mengalokasikan sumber daya masyarakat. Agar pasar modal efisien, diperlukan penyediaan informasi yang relevan dalam menetapkan harga.

Karena sejumlah besar data perusahaan yang berpotensi dapat dikomunikasikan kepada pelaku pasar, para pembuat kebijakan harus membuat pilihan yang sulit tentang berita yang paling cocok untuk mencerminkan kinerja perusahaan dan memberikan dasar untuk efisien-pembagian risiko dan alokasi sumber daya masyarakat.

Penelitian ini fokus pada cash flow dari operation daripada dua komponen arus kas lainnya yaitu cash flow dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan.

Konsep (SFAS) Nomor 1, Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises. Sebagai contoh, SFAS No 1 (para. 39) menyatakan bahwa: ... Karena kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas yang menguntungkan mempengaruhi kemampuan untuk membayar dividen dan bunga dan harga pasar dari surat berharga, arus kas yg diharapkan untuk investor dan kreditur berkaitan dengan arus kas yang diharapkan untuk perusahaan di mana mereka telah berinvestasi ...... Arus kas adalah pusat untuk model penilaian di bidang ekonomi, keuangan dan akuntansi dan beberapa berpendapat bahwa saat ini arus kas dari operasi perusahaan tidak relevan dengan nilai perusahaan.

SFAS Nomor 1 menyatakan bahwa: Laporan keuangan yang menunjukkan penerimaan kas dan pembayaran hanya selama waktu yang singkat, seperti satu tahun, tidak cukup menunjukkan apakah kinerja perusahaan berhasil atau tidak(para. 43). Informasi tentang pendapatan perusahaan dan komponen yang diukur dengan accrual accounting secara umum memberikan indikasi kinerja perusahaan yang lebih baik daripada informasi tentang current cash receipts dan payments (para. 44). Oleh karena itu, meskipun kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas yang menguntungkan tetap menjadi objek utama yang menarik bagi investor, posisi FASB yang menggunakan accrual-based earnings lebih baik dalam menilai arus kas masa depan untuk perusahaan.

Penelitian terdahulu
Fleksibilitas yang melekat dalam prinsip akuntansi yang berlaku memberikan manajer kesempatan untuk menggunakan accrual untuk memanipulasi pendapatan agar sesuai dengan tujuan mereka sendiri (Bruns dan Merchant 1990). Akibatnya, banyak portofolio manajer dan analis menyatakan bahwa arus kas operasi dapat menjadi indikator yang lebih bermakna dari nilai suatu perusahaan daripada laba yang dilaporkan (Dechow 1994, 5). Pengukuran cash flow form operations tidak terpengaruh oleh accrual akuntansi dan deferrals dan akibatnya menghilangkan salah satu potensi sumber manipulasi. Cash flows from operations dengan demikian dianggap sebagai ukuran kinerja perusahaan lebih handal. Meskipun keandalannya, pertanyaan mengenai relevansi arus kas dari operasi menunjukkan batas-batas kegunaannya sebagai indikator dari nilai perusahaan.

Penelitian Terdahulu
Tidak seperti ukuran kinerja perusahaan lain, investor dapat memperkirakan cash flows from operations menggunakan item laporan keuangan. Livnat dan Zarowin (1990), misalnya, laporan tidak ada hubungan tambahan antara security returns dan estimated cash flows from operations, setelah mengendalikan earnings. Ali (1994) melaporkan kandungan informasi tambahan, di luar earnings dan modal kerja dari operasi, karena hanya sebagian cash flows from operations memperkirakan perubahan yang kecil dari tahun ke tahun.

Penelitian Terdahulu
Bhanson et al. (BMB 1996) menunjukkan kegagalan untuk menemukan bukti yang konsisten dari relevansi nilai untuk pre-SFAS No 95 tentang taksiran cash flows from operations bisa diakibatkan oleh proses estimasi yang digunakan dalam penelitian masa lalu. Perbedaan antara reported dan estimated cahs flows from operation muncul karena berbagai alasan. Kebanyakan dapat ditelusuri pada kenyataan bahwa perubahan aktiva lancar dan kewajiban lancar tidak selalu hasil dari aktivitas operasi. Akuisisi bisnis juga menghadirkan beberapa masalah dalam memperkirakan arus kas dari operasi.

Untuk mencegah adanya pengaruh outlier, 133 observasi dikeluarkan (memiliki tingkat atau perubahan earning, CFO, atau estimated CFO bernilai tidak di antara +1.5 dan -1.5) Sampel akhir yaitu 3982 observasi yang memiliki laporan dan estimasi data CF

Tabel 1
Mean estimated CFO dibandingkan dg nilai pasar awal sebesar 0.158. Mean perubahan estimated CF sebesar 0.012 dan korelasinya dengan unexpected return bernilai 0.14. Perubahan Ejt/Pjt-1, CFjt/Pjt-1, EstCFjt/Pjt-1 serta nilai level Ejt/Pjt-1, CFjt/Pjt-1, EstCFjt/Pjt-1 pada earning dan CFO (reported maupun estimated) secara individual memiliki hubungan yang signifikan terhadap unexpected return. Korelasi antara variabel earning dan CFO di semua kasus positif dan signifikan. Meskipun korelasi-korelasi ini meningkatkan probabilitas bahwa earning dapat menggantikan informasi CFO, namun CF memainkan peran yang sangat penting dalam memberikan penilaian yang relevan dibandingkan earning. Estimated CFO berkorelasi tinggi dengan apa yang tercantum dalam SFAS No. 95 (Pearson=.74 dan Spearman=.80). Nilai estimasi memberikan informasi yg sama dg informasi nilai report. Perubahan CF antara estimated dan reported memiliki korelasi yang lebih kecil (.19 dan .18). Meskipun ada kesamaan dalam reported dan estimated CFO pada data level, nilai perubahan dari satu periode ke periode selanjutnya berbeda antara reported dan estimated.

Rjt = annual unexpected return persh j dr 1 April tahun t sampai 31 Maret tahun t+1 Ejt dan CFjt = earning dan CFO persh j di tahun t Ejt dan CFjt = perubahan nilai earning dan CFO persh j dari tahun t-1 ke tahun t. Variabel-variabel penjelas ini dikurangi dengan nilai pasar ekuitas pada tahun t, Pjt.

Tabel 2
Mean yg mengkombinasikan koefisien untuk (Ejt/Pjt-1 + Ejt/Pjt-1) dan (CFjt/Pjt-1 + CFjt/Pjt-1) bernilai positif signifikan pada conventional level (< 0.01). Earning dan CFO masing-masing memberikan nilai relevansitambahan di luar satu sama lain dalam menjelaskan unexpected security return. Mean kombinasi koefisien variabel CFO selama 5 tahun sebesar 0.428 dg t-statistic 7.376, yg signifikan pada level 0.01. Mencerminkan stabilitas koefisien estimasi selama 5 tahun di dalam sampel. Koefisien-koefisien ini sama seperti analisis pooled dan mean. Mean koefisien kombinasi untuk earning (0.433) mendekati nilai koefisien kombinasi dr CFO (0.428). Menunjukkan tingkat harga yang sama untuk earning dan CFO.

Untuk menyajikan dasar perbandingan explanatory power dari estimated CF terhadap reported disclosure, dilakukan: 1. Menguji apakah nilai estimasi menghasilkan efek incremental di luar earnings. 2. Memodifikasi Model (1) dengan mensubstitusi EstCFjt/Pjt-1 thd CFjt/Pjt-1 sebagai berikut:

Dimana: EstCFjt : Estimated cash flow dari operation untuk perusahaan j pada tahun t EstCFjt : Perubahan dalam estimated cashflow dari operation untuk perusahaan j pada tahun t-1 hingga tahun t.

Tabel 3

Koefisien yang dijumlahkan dari EstCFjt/ Pjt-1dan EstCFjt/ Pjt-1 (mean = 0,308) yang secara signifikan bernilai positif pada tingkat 0,01. membuktikan bahwa estimated cash flow dari operasi tidak memiliki kandungan informasi tambahan di luar earning.

Untuk menjawab pertanyaan empiris apakah SFAS no. 95 memberikan informasi incremental value-relevance di luar estimated cash flow, sehingga digunakan model regresi sebagai berikut:

Tabel 4

Koefisien gabungan untuk earning (mean = 0,431, t = 4,849), earning mempunyai incremental value-relevance melebihi estimated dan reported cash flow dari variabel operasi. Hasil yang dilaporkan dalam tabel 4, tidak menunjukkan incremental value-relevance untuk estimated cash flow dari operasi. Setelah memasukan SFAS no. 95 reported cash flow pada model (3), koefisien untuk estimated cash flow dari operasi menjadi tidak signifikan. Tidak terbukti estimated cash flow dari operasi berdampak terhadap market security,

Koefisien gabungan untuk arus kas dari operasi (mean = 0,368, t = 5,935), CFjt/ Pjt-1 + CFjt/ Pjt-1 reported cash flow dari operasi memiliki incremental value-relevance yang signifikan, di luar earning dan estimated cash flow dari operasi.

Conclusions
SFAS No 95 reported cash flow dari operasi mempunyai kekuatan penjelas incremental yang signifikan untuk security return.

SFAS no. 95 yang dilaporkan dari data arus kas operasi memiliki peran dalam menjelaskan security price. Sebaliknya, given earning dan SFAS no. 95 reported amount , estimasinya gagal untuk menunjukkan hasil incremental.

Conclusions contd
Estimated cash flow dari operasi menjelaskan sebagian besar dari security return yang tidak dijelaskan oleh accounting earning.
Arus kas dari operasi memiliki value-relevance meskipun terdapat berbagai kritik mengenai persyaratan disclosure saat ini yang dijelaskan pada SFAS no. 95.

Kelemahan
Meskipun penelitian ini menyediakan bukti value-relevance arus kas dari operasi, penelitian ini tidak mempertimbangkan biaya dari disclosure tersebut. Elliott dan Jacobson (1994) bahwa biaya pengembangan dan penyajian disclosure, potensi kerugian kompetitif dan sejumlah faktor lainnya harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi setiap kebijakan disclosure publik.

Você também pode gostar