Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
INTRODUCTION
Tujuan, metodologi, dan filosofi yang mendasari penelitian akuntansi telah berubah selama beberapa dekade terakhir. Untuk sebagian besar, perubahan-perubahan ini mencerminkan pergeseran dalam teori ekonomi keuangan. Tren dalam penelitian akuntansi saat ini berevolusi dari 3 pendekatan utama.
Modern Portfolio Theory Dalam MPT, risk dibedakan menjadi 2 yaitu: 1. Systematic Risk Systematic risk adl bagian dari ketidakpastian yang dihadapi oleh perusahaan yang karena faktor-faktor umum yang dihadapi seluruh perusahaan, seperti: siklus bisnis, suku bunga, inflasi, dan seterusnya. Tidak dapat didiversifikasi. 2. Unsystematic Risk Adalah ketidakpastian yang spesifik untuk suatu perusahaan tertentu. Dapat didiversifikasi.
Market based reserach ini dpt diklasifikasikan menjadi beberapa kategori spt: Tests of the EMH vs the classical approach Tests of the informational content of accounting alternatives Tests of the earnings/ return relationship
Accounting Variable
Ball and Brown menggunakan sinyal dari eror peramalan (forecasting error) mengenai annual net income dan earning per share (EPS). Beaver et al. (1979) mempertimbangkan besarnya kesalahan (error), membuat portfolio dari besarnya ukuran kesalahan. Peneliti lain menguji quarterly earnings dan menemukan bahwa quarterly report juga memiliki isi informasi.
Sejalan dengan fokus terhadap cash flow di accounting dan finance, peneliti menguji isi informasi dari cash flow yang memiliki keterkaitan dengan net income. Lev (1989) memberikan kritik bahwa menggunakan earnings untuk menjelaskan return behaviour terlalu sederhana. Sehingga beberapa studi meneliti mengenai hubungan antara returns dan beberapa komponen earnings. Dan juga meneliti hubungan antara return dan komponen cash flow.
Fakta bahwa ekspektasi pasar secara bersamaan dengan para analis finansial menuntun peneliti untuk menguji apakah analisis finansial memimpin pasar dan pasar mendapatkan ekspektasinya dari analisis finansial. Beberapa penelitian menemukan bahwa pasar bereaksi dengan adanya perubahan peramalan para analis.
Test of the relationship between the good news and bad news parameter and abnormal returns.
Scott (2000) mendefinisikan earnings response coefficient (ERC) sebagai berikut: ERC mengukur securitys abnormal market return akibat adanya komponen yang tidak diharapkan dalam reported earnings perusahaan yang mengeluarkan sekuritas tersebut.
Nilai ERC diprediksi lebih tinggi jika laba perusahaan lebih persisten di masa depan. Demikian juga jika kualitas laba semakin baik, maka diprediksi nilai ERC akan semakin tinggi. Beta mencerminkan risiko sistematis. Investor akan menilai laba sekarang untuk memprediksi laba dan return di masa yang akan datang. Jika future return tersebut semakin berisiko, maka reaksi investor terhadap unexpected earnings perusahaan juga semakin rendah. Dengan kata lain, jika beta semakin tinggi, maka ERC akan semakin rendah (Scott, 2000).
Agency Theory
Manager mengambil langkah untuk memaksimalkan nilai perusahaan hanya jika itu konsisten dengan kepentingan mereka. Dalam hal agency theory ini, dibutuhkan adanya monitoring devices agar perjanjian antara manager, shareholder dan kreditor dipatuhi. Hipotesis spesifik dari pendekatan teori positif akuntansi yang paling sering diuji adalah: 1. Bonus plan hypothesis 2. Debt covenant or debt/equity hypothesis 3. Political process hypothesis
Baruch Lev, "On the Usefulness of Earnings and Earnings Research: Lessons and Directions from Two Decades of Empirical Research," Journal of Accounting Research (Supplement 1989), pp. 153-192
2. Insider Trading
3. Listings
4. Institutional Holdings
Perusahaan yang dimiliki oleh sedikit institusi cenderung memiliki return yang lebih tinggi.
3. Price/Sales
4. Price/Book 5. Devidend Yield 6. Earnings Momentum
Current research menggabungkan antara elemen dari pendekatan classical dan market based
Result
Ou dan Penmann (1989) dan Holthausen dan Larcker (1992) Fundamental analysis meneliti apakah financial ratio dapat digunakan sebagai strategi trading yang baik.
Holthausen dan Larcker (1992) Tidak mencari hasil forecast baru melakukan trade berdasarkan expected earning. Tapi menciptakan model yang langsung melakukan forecast abnormal return.
Kekurangan penelitian : merupakan analisa empiris, tanpa adanya dukungan teori
Dalam contextual approach, pengaruh dari suatu variabel mungkin berbeda-beda, tergantung pada kondisi ekonomi atau industry. Abarbanell dan Bushee (1997 dan 1998) dan Pitrowski (2000) menggunakan apriori conceptual dalam memilih variabel dan rasio accounting, dan menemukan bahwa hal tersebut berguna dalam memprediksi future earning dan stock return. Kelemahan : tidak memiliki model yang formal yang menghubungkan firm value dengan variabel accounting
Pengaruh model ini terhadap accounting research: Memberikan dukungan teoritis untuk beberapa penelitian empiris market based Memberikan framework bagi penelitian dimasa depan dengan menghubungkan secara langsung variable accounting dan nilai (intrinsic)
Implications contd
Penelitian focus pada pengertian cara kerja dari financial analyst, dan hubungan antara variable accounting dan harga pasar. Positive theory menyatakan pentingnya pertimbangan contractual dalam menganalisa data accounting. Pertimbangan ini juga harus disertakan ketika membuat dasar dalam analisa contextual.
Classical theory penting untuk mengetahui prinsip yang mendasari suatu perlakuan, sebelum di interpretasi oleh analis.
Implications contd
Analis harus mengetahui hubungan yang mempengaruhi informasi accounting yang melibatkan interaksi antara investor, manager, dan regulator. Interaksi ini memiliki implikasi terhadap penilaian security Accounting research membuktikan bahwa financial analysis penting untuk dilakukan. Melalui research dicoba mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai financial analysis
The Value-Relevance of SFAS No. 95 Cash Flows from Operations as Assessed by Security Market Effects
Introduction
Tujuan makalah ini adalah untuk menilai relevansi dari pengungkapan nilai-arus kas operasi yang dibutuhkan oleh pernyataan laporan arus kas SFAS No 95 (FASB 1987). Kami fokus pada apakah arus kas dari operation disclosures berkaitan dengan penilaian pasar terhadap perusahaan bisnis. Dalam menilai nilai-relevansi, jurnal ini meneliti efek incremental stock price dari SFAS No 95 disclosures di luar earnings dan estimasi cash flow dari operation.
Penyelidikan ini dapat dibahas dari dua perspektif terkait untuk pengguna laporan akuntansi-investor individu dan komunitas investasi pada umumnya. Dari perspektif investor individu, arus kas dari operasi dapat berfungsi sebagai tolak ukur kinerja dalam mengevaluasi kemampuan menghasilkan kas masa depan dan potensi investasi saat ini.
Dari perspektif komunitas investasi pada umumnya, pasar modal berfungsi untuk mengalokasikan sumber daya masyarakat. Agar pasar modal efisien, diperlukan penyediaan informasi yang relevan dalam menetapkan harga.
Karena sejumlah besar data perusahaan yang berpotensi dapat dikomunikasikan kepada pelaku pasar, para pembuat kebijakan harus membuat pilihan yang sulit tentang berita yang paling cocok untuk mencerminkan kinerja perusahaan dan memberikan dasar untuk efisien-pembagian risiko dan alokasi sumber daya masyarakat.
Penelitian ini fokus pada cash flow dari operation daripada dua komponen arus kas lainnya yaitu cash flow dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan.
Konsep (SFAS) Nomor 1, Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises. Sebagai contoh, SFAS No 1 (para. 39) menyatakan bahwa: ... Karena kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas yang menguntungkan mempengaruhi kemampuan untuk membayar dividen dan bunga dan harga pasar dari surat berharga, arus kas yg diharapkan untuk investor dan kreditur berkaitan dengan arus kas yang diharapkan untuk perusahaan di mana mereka telah berinvestasi ...... Arus kas adalah pusat untuk model penilaian di bidang ekonomi, keuangan dan akuntansi dan beberapa berpendapat bahwa saat ini arus kas dari operasi perusahaan tidak relevan dengan nilai perusahaan.
SFAS Nomor 1 menyatakan bahwa: Laporan keuangan yang menunjukkan penerimaan kas dan pembayaran hanya selama waktu yang singkat, seperti satu tahun, tidak cukup menunjukkan apakah kinerja perusahaan berhasil atau tidak(para. 43). Informasi tentang pendapatan perusahaan dan komponen yang diukur dengan accrual accounting secara umum memberikan indikasi kinerja perusahaan yang lebih baik daripada informasi tentang current cash receipts dan payments (para. 44). Oleh karena itu, meskipun kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas yang menguntungkan tetap menjadi objek utama yang menarik bagi investor, posisi FASB yang menggunakan accrual-based earnings lebih baik dalam menilai arus kas masa depan untuk perusahaan.
Penelitian terdahulu
Fleksibilitas yang melekat dalam prinsip akuntansi yang berlaku memberikan manajer kesempatan untuk menggunakan accrual untuk memanipulasi pendapatan agar sesuai dengan tujuan mereka sendiri (Bruns dan Merchant 1990). Akibatnya, banyak portofolio manajer dan analis menyatakan bahwa arus kas operasi dapat menjadi indikator yang lebih bermakna dari nilai suatu perusahaan daripada laba yang dilaporkan (Dechow 1994, 5). Pengukuran cash flow form operations tidak terpengaruh oleh accrual akuntansi dan deferrals dan akibatnya menghilangkan salah satu potensi sumber manipulasi. Cash flows from operations dengan demikian dianggap sebagai ukuran kinerja perusahaan lebih handal. Meskipun keandalannya, pertanyaan mengenai relevansi arus kas dari operasi menunjukkan batas-batas kegunaannya sebagai indikator dari nilai perusahaan.
Penelitian Terdahulu
Tidak seperti ukuran kinerja perusahaan lain, investor dapat memperkirakan cash flows from operations menggunakan item laporan keuangan. Livnat dan Zarowin (1990), misalnya, laporan tidak ada hubungan tambahan antara security returns dan estimated cash flows from operations, setelah mengendalikan earnings. Ali (1994) melaporkan kandungan informasi tambahan, di luar earnings dan modal kerja dari operasi, karena hanya sebagian cash flows from operations memperkirakan perubahan yang kecil dari tahun ke tahun.
Penelitian Terdahulu
Bhanson et al. (BMB 1996) menunjukkan kegagalan untuk menemukan bukti yang konsisten dari relevansi nilai untuk pre-SFAS No 95 tentang taksiran cash flows from operations bisa diakibatkan oleh proses estimasi yang digunakan dalam penelitian masa lalu. Perbedaan antara reported dan estimated cahs flows from operation muncul karena berbagai alasan. Kebanyakan dapat ditelusuri pada kenyataan bahwa perubahan aktiva lancar dan kewajiban lancar tidak selalu hasil dari aktivitas operasi. Akuisisi bisnis juga menghadirkan beberapa masalah dalam memperkirakan arus kas dari operasi.
Untuk mencegah adanya pengaruh outlier, 133 observasi dikeluarkan (memiliki tingkat atau perubahan earning, CFO, atau estimated CFO bernilai tidak di antara +1.5 dan -1.5) Sampel akhir yaitu 3982 observasi yang memiliki laporan dan estimasi data CF
Tabel 1
Mean estimated CFO dibandingkan dg nilai pasar awal sebesar 0.158. Mean perubahan estimated CF sebesar 0.012 dan korelasinya dengan unexpected return bernilai 0.14. Perubahan Ejt/Pjt-1, CFjt/Pjt-1, EstCFjt/Pjt-1 serta nilai level Ejt/Pjt-1, CFjt/Pjt-1, EstCFjt/Pjt-1 pada earning dan CFO (reported maupun estimated) secara individual memiliki hubungan yang signifikan terhadap unexpected return. Korelasi antara variabel earning dan CFO di semua kasus positif dan signifikan. Meskipun korelasi-korelasi ini meningkatkan probabilitas bahwa earning dapat menggantikan informasi CFO, namun CF memainkan peran yang sangat penting dalam memberikan penilaian yang relevan dibandingkan earning. Estimated CFO berkorelasi tinggi dengan apa yang tercantum dalam SFAS No. 95 (Pearson=.74 dan Spearman=.80). Nilai estimasi memberikan informasi yg sama dg informasi nilai report. Perubahan CF antara estimated dan reported memiliki korelasi yang lebih kecil (.19 dan .18). Meskipun ada kesamaan dalam reported dan estimated CFO pada data level, nilai perubahan dari satu periode ke periode selanjutnya berbeda antara reported dan estimated.
Rjt = annual unexpected return persh j dr 1 April tahun t sampai 31 Maret tahun t+1 Ejt dan CFjt = earning dan CFO persh j di tahun t Ejt dan CFjt = perubahan nilai earning dan CFO persh j dari tahun t-1 ke tahun t. Variabel-variabel penjelas ini dikurangi dengan nilai pasar ekuitas pada tahun t, Pjt.
Tabel 2
Mean yg mengkombinasikan koefisien untuk (Ejt/Pjt-1 + Ejt/Pjt-1) dan (CFjt/Pjt-1 + CFjt/Pjt-1) bernilai positif signifikan pada conventional level (< 0.01). Earning dan CFO masing-masing memberikan nilai relevansitambahan di luar satu sama lain dalam menjelaskan unexpected security return. Mean kombinasi koefisien variabel CFO selama 5 tahun sebesar 0.428 dg t-statistic 7.376, yg signifikan pada level 0.01. Mencerminkan stabilitas koefisien estimasi selama 5 tahun di dalam sampel. Koefisien-koefisien ini sama seperti analisis pooled dan mean. Mean koefisien kombinasi untuk earning (0.433) mendekati nilai koefisien kombinasi dr CFO (0.428). Menunjukkan tingkat harga yang sama untuk earning dan CFO.
Untuk menyajikan dasar perbandingan explanatory power dari estimated CF terhadap reported disclosure, dilakukan: 1. Menguji apakah nilai estimasi menghasilkan efek incremental di luar earnings. 2. Memodifikasi Model (1) dengan mensubstitusi EstCFjt/Pjt-1 thd CFjt/Pjt-1 sebagai berikut:
Dimana: EstCFjt : Estimated cash flow dari operation untuk perusahaan j pada tahun t EstCFjt : Perubahan dalam estimated cashflow dari operation untuk perusahaan j pada tahun t-1 hingga tahun t.
Tabel 3
Koefisien yang dijumlahkan dari EstCFjt/ Pjt-1dan EstCFjt/ Pjt-1 (mean = 0,308) yang secara signifikan bernilai positif pada tingkat 0,01. membuktikan bahwa estimated cash flow dari operasi tidak memiliki kandungan informasi tambahan di luar earning.
Untuk menjawab pertanyaan empiris apakah SFAS no. 95 memberikan informasi incremental value-relevance di luar estimated cash flow, sehingga digunakan model regresi sebagai berikut:
Tabel 4
Koefisien gabungan untuk earning (mean = 0,431, t = 4,849), earning mempunyai incremental value-relevance melebihi estimated dan reported cash flow dari variabel operasi. Hasil yang dilaporkan dalam tabel 4, tidak menunjukkan incremental value-relevance untuk estimated cash flow dari operasi. Setelah memasukan SFAS no. 95 reported cash flow pada model (3), koefisien untuk estimated cash flow dari operasi menjadi tidak signifikan. Tidak terbukti estimated cash flow dari operasi berdampak terhadap market security,
Koefisien gabungan untuk arus kas dari operasi (mean = 0,368, t = 5,935), CFjt/ Pjt-1 + CFjt/ Pjt-1 reported cash flow dari operasi memiliki incremental value-relevance yang signifikan, di luar earning dan estimated cash flow dari operasi.
Conclusions
SFAS No 95 reported cash flow dari operasi mempunyai kekuatan penjelas incremental yang signifikan untuk security return.
SFAS no. 95 yang dilaporkan dari data arus kas operasi memiliki peran dalam menjelaskan security price. Sebaliknya, given earning dan SFAS no. 95 reported amount , estimasinya gagal untuk menunjukkan hasil incremental.
Conclusions contd
Estimated cash flow dari operasi menjelaskan sebagian besar dari security return yang tidak dijelaskan oleh accounting earning.
Arus kas dari operasi memiliki value-relevance meskipun terdapat berbagai kritik mengenai persyaratan disclosure saat ini yang dijelaskan pada SFAS no. 95.
Kelemahan
Meskipun penelitian ini menyediakan bukti value-relevance arus kas dari operasi, penelitian ini tidak mempertimbangkan biaya dari disclosure tersebut. Elliott dan Jacobson (1994) bahwa biaya pengembangan dan penyajian disclosure, potensi kerugian kompetitif dan sejumlah faktor lainnya harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi setiap kebijakan disclosure publik.