Você está na página 1de 247

A. Gambaran Umum Kewirausahaan Wirausaha merupakan istilah yang diterjemahkan dari kata entrepreneur.

Dalam Bahasa Indonesia , pada awalnya dikenal istilah wiraswasta yang mempunyai arti berdiri di atas kekuatan sendiri. Istilah tersebut kemudian berkembang menjadi wirausaha, dan entrepreneurship diterjemahkan menjadi kewirausahaan. Wirausaha mempunyai arti seorang yang mampu memulai dan atau menjalankan usaha. Menurut Say (Tjahja Muhandri,2002) seorang wirausaha adalah orang yang mampu melakukan koordinasi, organisasi dan pengawasan. Seorang wirausaha adalah orang yang memiliki pengetahuan yang luas tentang lingkungan dan membuat keputusan-keputusan tentang lingkungan usaha, mengelola sejumlah modal dan menghadapi ketidakpastian untuk meraih keuntungan. Dalam artikel yang dituliskan oleh Tjahja Muhandri seseorang memutuskan untuk terjun dan memilih profesi sebagai seorang wirausaha didorong oleh beberapa kondisi. Kondisi-kondisi yang mendorong tersebut adalah : (1) orang tersebut lahir dan atau dibesarkan dalam keluarga yang memiliki tradisi yang kuat di bidang usaha (Confidence Modalities), (2) orang tersebut berada dalam kondisi yang menekan, sehingga tidak ada pilihan lain bagi dirinya selain menjadi wirausaha (Tension Modalities), dan (3) seseorang yang memang mempersiapkan diri untuk menjadi wirausahawan (Emotion Modalities). Penelitian yang dilakukan oleh Mc Slelland (1961) dalam Tjahja Muhandri, di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 50% pengusaha yang menjadi sampel penelitiannya (diambil secara acak) berasal dari keluarga pengusaha. Penelitian yang dilakukan oleh Sulasmi (1989) dalam Tjahja Muhandri terhadap 22 orang pengusaha wanita di Bandung juga menunjukkan bahwa sekitar 55% pengusaha tersebut memiliki keluarga pengusaha (orang tua, suami, atau saudara pengusaha). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Muminah (2001) dalam Tjahja Muhandri, menunjukkan bahwa 8 orang pengusaha paling sukses di Pangandaran memulai usahanya karena keterpaksaan. Menurut Tjahja Muhandri (2002), Emotion Modalities merupakan pengusaha yang umumnya memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Orang yang masuk dalam kategori ini memang mempersiapkan diri untuk menjadi seorang wirausaha, dengan banyak mempelajari keilmuwan (akademik) yang berkaitan dengan dunia usaha. Dalam kategori ini terdapat pengusaha yang langsung memulai usahanya (merasa cukup dengan dasar-dasar keilmuwan yang dimiliki) dan ada yang bekerja terlebih dahulu untuk memahami dunia usaha secara riil. B. Kondisi Perekonomian Indonesia pada Saat Krisis Ekonomi Tahun 1998 merupakan saksi bagi tragedi perekonomian bangsa dan tercatat sebagai periode paling suram dalam sejarah perekonomian Indonesia. Masalah yang dihadapi Indonesia akan selalu diingat, sebagaimana kita selalu mengingat black Tuesday yang menandai awal resesi ekonomi dunia tanggal 29 Oktober 1929 yang juga disebut sebagai malaise. Hanya dalam waktu setahun, perubahan dramatis terjadi. Prestasi ekonomi yang dicapai dalam dua dekade, tenggelam begitu saja. Selama periode sembilan bulan pertama 1998, merupakan periode paling buruk dalam perekonomian. Krisis yang sudah berjalan enam bulan selama tahun 1997,berkembang semakin buruk dalam waktu cepat. Dampak krisis pun mulai dirasakan secara nyata oleh masyarakat dan dunia usaha. Dana Moneter Internasional (IMF) mulai turun tangan sejak Oktober 1997, namun terbukti tidak bisa segera memperbaiki stabilitas ekonomi dan rupiah. Krisis ekonomi Indonesia tercatat sebagai krisis yang terparah di Asia Tenggara. Seperti efek bola salju, krisis yang semula hanya berawal dari krisis nilai tukar baht di Thailand 2 Juli 1997, dalam tahun 1998 dengan cepat berkembang menjadi krisis ekonomi, berlanjut lagi krisis sosial kemudian ke krisis politik. Dari total utang luar negeri per Maret 1998 yang mencapai 138 milyar dollar AS, sekitar 72,5 milyar dollar AS adalah utang swasta yang dua pertiganya jangka pendek, di mana sekitar 20 milyar dollar AS akan jatuh tempo dalam tahun 1998. Sementara pada saat itu cadangan devisa tinggal sekitar 14,44 milyar

dollar AS. Terpuruknya kepercayaan ke titik nol membuat rupiah yang ditutup pada level Rp 4.850/dollar AS pada tahun 1997, meluncur dengan cepat ke level sekitar Rp 17.000/dollar AS pada 22 Januari 1998, atau terdepresiasi lebih dari 80 persen sejak mata uang tersebut diambangkan 14 Agustus 1997. Rupiah yang melayang, selain akibat meningkatnya permintaan dollar untuk membayar utang, juga sebagai reaksi terhadap angka-angka RAPBN 1998/ 1999 yang diumumkan 6 Januari 1998 dan dinilai tak realistis. Krisis ini menyebabkan kerapuhan fundamental ekonomi dengan cepat merambah ke semua sektor. Anjloknya rupiah secara dramatis, menyebabkan pasar uang dan pasar modal juga rontok, bank-bank nasional dalam kesulitan besar dan peringkat internasional bank-bank besar bahkan juga surat utang pemerintah terus merosot ke level di bawah junk atau menjadi sampah. Sekitar 70 persen lebih perusahaan yang tercatat di pasar modal juga insolvent atau nota bene bangkrut. Sektor yang paling terpukul terutama adalah sektor konstruksi, manufaktur, dan perbankan, sehingga melahirkan gelombang besar pemutusan hubungan kerja (PHK). Pengangguran melonjak ke level yang belum pernah terjadi sejak akhir 1960-an, yakni sekitar 20 juta orang atau 20 persen lebih dari angkatan kerja. Akibat PHK dan naiknya harga-harga dengan cepat ini, jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan juga meningkat mencapai sekitar 50 persen dari total penduduk. Sementara si kaya sibuk menyerbu toko-toko sembako dalam suasana kepanikan luar biasa, khawatir harga akan terus melonjak. Pendapatan per kapita yang mencapai 1.155 dollar/kapita tahun 1996 dan 1.088 dollar/kapita tahun 1997, menciut menjadi 610 dollar/kapita tahun 1998, dan dua dari tiga penduduk Indonesia disebut Organisasi Buruh Internasional (ILO) dalam kondisi sangat miskin pada tahun 1999 jika ekonomi tak segera membaik. Data Badan Pusat Statistik juga menunjukkan, perekonomian yang masih mencatat pertumbuhan positif 3,4 persen pada kuartal ketiga 1997 dan nol persen kuartal terakhir 1997, terus menciut tajam menjadi kontraksi sebesar 7,9 persen pada kuartal I 1998, 16,5 persen kuartal II 1998, dan 17,9 persen kuartal III 1998. Demikian pula laju inflasi hingga Agustus 1998 sudah 54,54 persen, dengan angka inflasi Februari mencapai 12,67 persen. Di pasar modal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) anjlok ke titik terendah, 292,12 poin, pada 15 September 1998, dari 467,339 pada awal krisis 1 Juli 1997. Sementara kapitalisasi pasar menciut drastis dari Rp 226 trilyun menjadi Rp 196 trilyun pada awal Juli 1998. Di pasar uang, dinaikkannya suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) menjadi 70,8 persen dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) menjadi 60 persen pada Juli 1998 (dari masing-masing 10,87 persen dan 14,75 persen pada awal krisis), menyebabkan kesulitan bank semakin memuncak. Perbankan mengalami negative spread dan tak mampu menjalankan fungsinya sebagai pemasok dana ke sektor riil. Di sisi lain, sektor ekspor yang diharapkan bisa menjadi penyelamat di tengah krisis, ternyata sama terpuruknya dan tak mampu memanfaatkan momentum depresiasi rupiah, akibat beban utang, ketergantungan besar pada komponen impor, kesulitan trade financing, dan persaingan ketat di pasar global. Selama periode Januari-Juni 1998, ekspor migas anjlok sekitar 34,1 persen dibandingkan periode sama 1997, sementara ekspor nonmigas hanya tumbuh 5,36 persen. (Dikutip dari wartawan ekonomi Kompas, Andi Suruji, Banu Astono, Dedi Muhtadi, Ferry Irwanto, Ninuk M Pambudy, Pieter P Gero, Simon Saragih, Sri Hartati Samhadi, Subur Tjahjono, Tjahja Gunawan, Yosef Umar Hadi, dan Yovita Arika.)
LAPORAN AKHIR TAHUN BIDANG EKONOMI

Rupiah dan Saham

Sumber: Ekonomi Kompas.

Sumber: Ekonomi Kompas. C. Fokus Pengembangan Ekonomi Mikro melalui Usaha Kecil Menengah Pemerintah menetapkan tujuh usaha prioritas pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) agar lebih terfokus dalam meningkatkan daya saing dan mampu menjadi tumpuan penyerapan tenaga kerja. Ketujuh kelompok usaha itu adalah pertanian pangan dan hortikultura, peternakan, perikanan, kerajinan, ritel, jasa (perbengkelan, katering, percetakan, transportasi, elektronik, dan komputer) serta jasa keuangan (lembaga keuangan mikro ). Tindakan pemerintah bertujuan karena sektor UKM terbukti mampu menyerap tenaga kerja sehingga menjadi penyelamat pada saat bangsa Indonesia dilanda krisis ekonomi. Di Indonesia, UKM menyerap lebih 76 juta tenaga kerja. Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS) 2002, usaha besar hanya menyerap 437.000 tenaga kerja. Tindakan pemerintah sangat tepat bila kebijakan ekonomi pemerintah mulai menyentuh sektor ekonomi mikro. Pada waktu dahulu, orientasi kebijakan pemerintah lebih tertuju pada kelompok usaha besar alias konglomerat. Sebagian besar kredit bank mengalir ke sana sampai akhirnya banyak yang macet bersamaan dengan kedatangan krisis ekonomi 1997,UKM tumbuh mandiri. Memang sebagian masih bersifat informal sehingga tantangan pengembangan usaha kecil dan menengah masih sangat besar. Kendala internal cukup banyak. Mereka pun belum banyak tersentuh sistem keuangan modern. Tumbuhnya UKM yang banyak memerlukan tenaga kerja, pemerintah memberi perhatian lebih kepada UKM. Dengan penetapan tujuh kelompok usaha prioritas, diharapkan pembinaan dan pengembangannya lebih terfokus dan terarah. Tentu bukan lalu mengabaikan yang berada di luar sektor-sektor prioritas tersebut. Secara alami memang mereka tumbuh sendiri. Kekenyalan dan fleksibilitas usaha yang dimiliki menjadi ciri dan kekuatannya. Akan tetapi kalau kendala yang

dihadapi tak diselesaikan, pengembangan UKM akan berjalan lambat. Padahal, potensi mereka sangat besar dan berpeluang mendorong peningkatan ekspor. Sesuatu yang amat dibutuhkan pada saat ini dan menjadi titik penentu kekuatan daya saing ekonomi. Era krisis ekonomi yang melanda Indonesia (tahun 1997) menyebabkan banyak industri besar tumbang. Hal ini membuka mata pemerintah Indonesia berkaitan dengan timpangnya struktur usaha (industri) yang terlalu memihak pada industri besar. Pada era reformasi (pasca krisis) terjadi kondisi sebaliknya, yaitu terjadi euphoria berkaitan dengan pengembangan usaha kecil dan menengah. Banyak sekali usaha pemerintah (terutama dana) yang dicurahkan untuk pengembangan sektor ini (dana Jaring Pengaman Sosial, kredit lunak dari Bank Pemerintah, program pendampingan usaha dan sebagainya). Salah satu keuntungan pelaku ekonomi kecil dan sektor informal perkotaan di jawa dan kota besar lainnya adalah struktur ekonominya telah terdiversifikasi dengan baik sehingga hubungan fungsional antar sektor ekonomi (pertanian, industri, perdangan, perhubungan dan lembaga keuangan) telah terjadi dengan baik. kondisi ini sangat kondusif bagi para pelaku ekonomi kecil. Dengan tingkat pendapatan masyarakat yang relatif tinggi serta kompetisi yang baik antar sektor ekonomi menjadikan outlet bagi produk pelaku ekonomi kecil cukup tersedia dengan insentif harga yang memadai. Demikian juga pada tataran ekonomi mikro, dinamika dunia usaha yang relatif tinggi menjadi media pembelajaran yang efektif dalam pembentukan perilaku ekonomi yang rasional dan produktif. Sikap kewiraswastaan mereka terbentuk dalam dinamika dunia usaha yang tinggi, bukan melalui pelatihanpelatihan formal. Inilah formasi ekonomi makro dan mikro yang sangat kondusif bagi pelaku ekonomi kecil di indonesia untuk berkembang. Orang miskin yang aktif bekerja dalam terminologi World Bank disebut economically active poor atau pengusaha mikro. Dan meninjau struktur konfigurasi ekonomi Indonesia secara keseluruhan, dari 39,72 juta unit usaha yang ada, sebesar 39,71 juta (99,97%) merupakan usaha ekonomi rakyat atau sering disebut usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Usaha mikro merupakan mayoritas, sebab berjumlah 98% dari total unit usaha atau 39 juta usaha (Tambunan,2002) dalam artikel Bambang Ismawan. Selanjutnya dalam artikel Bambang Ismawan disebutkan bahwa keberadaan usaha mikro merupakan fakta semangat jiwa kewirausahaan sejati di kalangan rakyat yang bisa menjadi perintis pembaharuan. Menyadari realitas ini, memfokuskan pengembangan ekonomi rakyat terutama pada usaha mikro merupakan hal yang sangat strategis untuk mewujudkan broad based development atau development through equity. Disamping mengakomodasi pemerataan seperti disebut di atas, mengembangkan kelompok usaha ini secara riil strategis, hal ini disebabkan mereka telah mempunyai kegiatan ekonomi produktif sehingga kebutuhannya adalah pengembangan dan peningkatan kapasitas bukan penumbuhan, sehingga lebih mudah dan pasti. Apabila kelompok ini diberdayakan secara tepat, mereka akan secara mudah berpindah menjadi sektor usaha kecil, maka secara efektif mengurangi kemiskinan yang diderita oleh mereka sendiri, maupun membantu penanganan rakyat miskin kategori fakir miskin, serta usia lanjut dan muda (Bambang Ismawan,2002). C.1. Jenis Kesulitan Usaha Mikro Kendala UKM lebih bersifat manajerial. Selain masalah keterbatasan modal, SDM, teknologi, dan lain-lain masih dihadapi sampai sekarang. Dalam hal ini, pengembangan yang dilakukan sebaiknya tak harus diintervensi. Cukup dengan stimulan dan insentif-insentif baru yang mampu menggugah semangat enterpreneurship mereka. Perlu dibangun sebuah aliansi bisnis yang lebih strategis. Dalam hal ini, ada keterkaitan antara usaha besar dan usaha kecil. Di Jepang dan Korea Selatan misalnya, hampir semua perusahaan besar bergantung pada pasokan dari UKM. Maka ketika mereka menjadi motor penggerak ekspor, ibarat lokomotif yang mampu menarik gerbong-gerbong kecil, yakni tidak lain adalah Small and Medium Enterprise (SME).

Melihat peran dari usaha mikro yang sangat strategis, timbul pertanyaan mengapa usaha ini kebanyakan sulit berkembang. Untuk menelusuri hal tersebut, tabel di bawah ini akan menunjukkan berbagai persoalan yang menjerat para pengusaha mikro. Bagi pengusaha mikro, persoalan permodalan (aksesibilitas terhadap modal) ternyata merupakan masalah yang utama. (kutipan dari Frits O FanggidaE, Jurnal Ekonomi Rakyat). Jenis Kesulitan IKR IK 1. Kesulitan modal 34.55% 44.05% 2. Pengadaan bahan baku 20.14% 12.22% 3. Pemasaran 31.70% 34.00% 4. Kesulitan lainnya 13.6% 9.73% Sumber data: Data BPS terolah (1999) dalam artikel Bambang Ismawan. IKR : Industri Kecil Rumah Tangga IK : Industri Kecil Masyarakat lapisan bawah pada umumnya nyaris tidak tersentuh (undeserved) dan tidak dianggap memiliki potensi dana oleh lembaga keuangan formal, sehingga menyebabkan laju perkembangan ekonominya terhambat pada tingkat subsistensi saja. Kelompok masyarakat ini dinilai tidak layak bank (not bankable) karena tidak memiliki agunan, serta diasumsikan kemampuan mengembalikan pinjamannya rendah, kebiasaan menabung yang rendah, dan mahalnya biaya transaksi. Akibat asumsi tersebut, maka aksesibilitas dari pengusaha mikro terhadap sumber keuangan formal rendah, sehingga kebanyakan mereka mengandalkan modal apa adanya yang mereka miliki. Tabel data di bawah ini akan memperlihatkan realitas modal yang diperoleh oleh para pengusaha mikro. Uraian IKR IK Modal Sendiri 90.36% 69.82% Modal Pinjaman 3.20% 4.76% Modal Sendiri dan Pinjaman 6.44% 25.42% Jumlah Asal Pinjaman Bank Koperasi Institusi Lain Lain-lain 100% 18.79% 7.09% 8.25% 70.35% 100% 59.78% 4.85% 7.63% 32.16%

Sumber: Data BPS terolah (1998) dalam artikel Bambang Ismawan. C.2. Peranan Keuangan Mikro Salah satu cara untuk memecahkan masalah yang sulit, yaitu pembiayaan masyarakat pengusaha mikro, adalah melalui keuangan mikro. Di Indonesia sendiri hal itu bukan barang baru. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan sejak 100 tahun lalu pun sudah mengarah seperti itu. Dalam lingkup dunia, pendekatan kredit mikro mendapatkan momentum baru, yaitu dengan adanya Microcredit Summit (MS) yang diselenggarakan di Washington tanggal 2-4 Februari 1997. Keuangan mikro berfungsi memberikan dukungan modal bagi pengusaha mikro (microenterprises) untuk meningkatkan usahanya, setelah itu usaha mereka akan berjalan lebih lancar dan lebih besar. Kebutuhan dana bagi microenterprises setelah mendapat dukungan modal itu akan meningkat, sehingga dibutuhkan Lembaga Keuangan Masyarakat (Mikro) yang dapat secara terus-menerus melayani kebutuhan mereka. Dalam mengembangkan keuangan mikro untuk melayani masyarakat miskin (economically active poor) tersebut, terdapat beberapa alternatif yang bisa dilakukan :

Banking of the poor Bentuk ini mendasarkan diri pada saving led microfinance, dimana mobilisasi keuangan mendasarkan diri dari kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat miskin itu sendiri. Bentuk ini juga mendasarkan pula atas membership base, dimana keanggotaan dan partisipasinya terhadap kelembagaan mempunyai makna yang penting. Bentuk-bentuk yang telah terlembaga di masyarakat antara lain : Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), Kelompok Usaha Bersama, Credit Union (CU), Koperasi Simpan Pinjam (KSP), dll. Banking with the poor Bentuk ini mendasarkan diri dari memanfaatkan kelembagaan yang telah ada, baik kelembagaan (organisasi) sosial masyarakat yang mayoritas bersifat informal atau yang sering disebut Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) serta lembaga keuangan formal (bank). Kedua lembaga yang nature-nya berbeda itu, diupayakan untuk diorganisir dan dihubungkan atas dasar semangat simbiose mutualisme, atau saling menguntungkan. Pihak bank akan mendapat nasabah yang makin banyak (outreaching), sementara pihak masyarakat miskin akan mendapat akses untuk mendapatkan financial support. Di Indonesia, hal ini dikenal dengan pola yang sering disebut Pola Hubungan Bank dan Kelompok Swadaya Masyarakat (PHBK). Banking for the poor Bentuk ini mendasarkan diri atas credit led institution dimana sumber dari financial support terutama bukan diperoleh dari mobilisasi tabungan masyarakat miskin, namun memperoleh dari sumber lain yang memang ditujukan untuk masyarakat miskin. Dengan demikian tersedia dana cukup besar yang memang ditujukan kepada masyarakat miskin melalui kredit. Contoh bentuk ini adalah : Badan Kredit Desa (BKD), Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP), Grameen Bank, ASA, dll. Bentuk pertama (Banking of the poor) menekankan pada aspek pendidikan bagi masyarakat miskin, serta melatih kemandirian. Bentuk ketiga (Banking for the poor) menekankan pada penggalangan resources yang dijadikan modal (capital heavy), yang ditujukan untuk masyarakat miskin. Sedangkan bentuk kedua (Banking with the poor) lebih menekankan pada fungsi penghubung (intermediary) dan memanfaatkan kelembagaan yang telah ada (Bambang Ismawan,2002). Sebagai bentuk realisasi bahwa pemerintah mendukung berkembangnya usaha kecil, pemerintah terus berupaya meningkatkan dana jaminan abadi untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang kini berjumlah Rp 200 miliar menjadi Rp 2 triliun. Pasalnya, dana yang digulirkan tersebut untuk mendukung program Komite Pengentasan Kemiskinan (KPK) bagi masyarakat yang terkena dampak akibat krisis ekonomi. Dana tersebut diambil dari laba bersih BUMN 1-5 persen yang kini sudah mencapai Rp 200 miliar dan diharapkan akan menjadi 10 kali lipat atau Rp 2 triliun. Dana abadi ini hanya sebagai jaminan bagi perbankan untuk memberikan kredit ke sektor UMKM, termasuk pemberian untuk program kredit layak tanpa agunan (KLTA). Sehingga, perbankan tidak merasa raguragu untuk memberdayakan sektor UMKM, meskipun kredit yang dikucurkan tanpa adanya tambahan agunan. Karena agunan itu sendiri sudah ada berupa prospek usaha. KLTA merupakan sebuah instrumen dalam kaitan program penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan usaha mikro. Para pengusaha mikro dapat memanfaatkan dana abadi untuk usaha tanpa agunan tambahan. Dana Abadi itu sendiri berada di sejumlah bank BUMN dan bank swasta nasional sebagai penyalur. Penyaluran dana melalui perbankan sangat efektif, hal ini terlihat dari angka yang menunjukkan penyaluran kredit untuk sektor UMKM melalui perbankan sebesar Rp 38 triliun, sampai Juni 2004 telah tersalur sebesar Rp 35,9 triliun atau 94 persen. Berdasarkan data penelitian BI, telah terjadi perluasan usaha dan kesempatan kerja sejak penyaluran kredit mikro digulirkan. Persepsi masyarakat dalam keperluan kredit mikro juga telah berubah. Jika tadinya tergantung kepada keluarga dan rentenir, kini beralih ke bank. Pada akhirnya kredit mikro dapat menaikkan omzet para pengusaha mikro dengan adanya bantuan konsultasi dari pihak perbankan. Peningkatan omzet bagi pengusaha mikro menyebabkan peningkatkan ketahanan mikro ekonomi melalui pemberdayaan UMKM hal tersebut akan mendukung ketahanan ekonomi nasional. Sebab, pemberdayaan dan pengembangan UMKM dilakukan melalui perluasan kesempatan

kerja, peningkatan kapasitas usaha dan pemberdayaan jiwa kewirausahaan masyarakat miskin. (Pikiran Rakyat,2004). C.3. Peran Jasa Manajemen Permodalan terhadap UMKM Dalam penggunaan dana kredit yang dipinjam melalaui lembaga keuangan mikro, para UMKM memerlukan pembinaan agar menjadi pengusaha yang sukses. Maka Permodalan Nasional Madani (PNM) sesuai dengan misi perusahaan, membentuk Divisi Jasa Manajemen dengan tujuan untuk menyediakan bantuan manajemen kepada UKMK yang menjadi client PNM untuk menjamin agar bantuan pembiayaan yang diberikan dapat dikelola secara memadai dan dapat mencapai tujuan yang ditetapkan termasuk kemampuan untuk meningkatkan standar operasi (manajemen, produksi, pasar) UKMK dan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitarnya. Sejalan dengan dinamika UKMK dan rasa tanggung jawab PNM untuk dapat lebih memberdayakan perusahaan-perusahaan kecil, menengah dan koperasi, bantuan jasa manajemen diarahkan tidak hanya pada UKMK yang menjadi client PNM tetapi juga bagi UKMK yang telah teridentifikasi untuk diberikan pelatihan-pelatihan motivasi, dasar-dasar manajemen, kewirausahaan (entrepreneurship), konsep-konsep pelaksanaan pembukuan sederhana, dan jenis pelatihan lainnya yang dibutuhkan bagi UKMK. Dengan pelatihan-pelatihan tersebut, diharapkan para pengusaha kecil/UKMK dapat memetik manfaat antara lain adanya perubahan sikap mental dan pola pikir yang lebih berorientasi kepada bisnis, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan manajemen, mampu memecahkan masalah sesama pengusaha melalui suatu wadah kelompok/asosiasi/koperasi pengusaha kecil dan lain-lain. Jasa Manajemen sebagai salah satu responsibility center di PNM, dituntut berlaku tidak hanya sebagai supporting division tetapi juga profit oriented division sehingga mampu membiayai dirinya sendiri dan juga dapat memberikan kontribusi ke perusahaan secara keseluruhan. Strategi yang akan diambil Divisi Jasa Manajemen guna mencapai tujuan-tujuan tersebut adalah menerapkan struktur organisasi yang fungsional, yaitu dengan menjadikan fungsi konsultan sebagai dasar untuk pembagian tugas. Dengan model tersebut, diharapkan masing-masing personalnya dapat memberikan advisory services terhadap permasalahan-permasalahan yang timbul di UKMK. Untuk mendukung tugas-tugas tersebut, Divisi Jasa Manajemen mengembangkan jejaring (network) dengan instansi-instansi yang berkaitan baik dari sektor pemerintah (Departemen Pertanian proyek P4K Proyek Peningkatan Pendapatan Petani Nelayan Kecil ; kantor Menteri Negara Transmigrasi dan Kependudukan; Balai Latihan Kerja Depanaker), lembaga pendidikan (UI, Unpad, Univ.Muhammadiyah), Lembaga Swadaya Masyarakat dalam negeri dan luar negeri (Swiss Contact, AsiaFoundation, UNDP) maupun sektor swasta (Yayasan Dharma Bhakti Astra, dll). Pemberian bantuan jasa manajemen dilakukan secara sinergi dengan unit-unit lain di PNM termasuk subsidiaries, secara garis besar prosesnya dapat diskemakan sebagai berikut : Dari UKMK calon mitra binaan yang belum masuk dalam kriteria UKMK yang harus dibiayai oleh divisi pembiayaan PNM tetapi mempunyai prospek usaha yang bagus, Jasa Manajemen dapat ikut mengidentifikasi kelemahankelemahannya sehingga dapat diberikan pelatihan yang paling sesuai. Namun terhadap UKMK mikro yang berhasil diidentifikasi oleh lembaga-lembaga tertentu misalnya lembaga pendidikan/universitas dapat diajukan ke Jasa Manajemen untuk diberikan pelatihan-pelatihan dasar seperti Pelatihan Berusaha (Entrepreneurship Motivation Training ), pelatihan Peluang dan Lingkungan Usaha dan pelatihan rencana usaha (Business Plan). Untuk dapat menyusun suatu rencana usaha yang memenuhi syarat agar sesuai dengan potensi usaha yang sebenarnya, proses pemberian konsultasi jasa manajemen (business advisory services) sebenarnya dilakukan juga oleh unit-unit lain di PNM selain Jasa Manajemen. Seorang account/investment officer, pada sebagian tugasnya adalah merupakan satu bentuk tugas dari seorang Jasa Manajemen Officer. Bagaimana seorang calon mitra binaan menuangkan suatu ide/gagasan pengembangan usaha ke dalam suatu proposal bisnis yang representatif, bagaimana kelayakan

usahanya serta terhadap karakter pengusahanya dapat diidentifikasi dengan baik oleh seorang account/investment officer.

Sumber: Divisi Jasa Manajemen, Permodalan Nasional Madani. Dari proses tersebut, sebenarnya pendekatan yang cukup sesuai dengan kondisi saat ini adalah bahwa proses jasa manajemen lebih ke arah fungsional. Sehingga unit lain dapat juga mengemban fungsi Management Service tetapi secara kelembagaan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan jasa manajemen secara totalitas perusahaan dikoordinasikan oleh Divisi Jasa Manajemen. Proses kegiatan jasa manajemen dilakukan baik pada tahap penelitian awal atas perencanaan usaha, proses implementasi maupun pada tahap konsultasi/monitoring dan evaluasi. Proses ini bertitik tolak dari kebutuhan yang dihadapi UKMK dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya. Jasa penyediaan tenaga pendamping (Management Assistant) diarahkan untuk membantu pengelolaan dana dan manajemen di mitra binaan/pasangan usaha sehingga lebih diarahkan untuk tujuan secure financing. Jasa Penyediaan Dampingan Teknis (Technical Assistance) ditujukan agar suatu usaha yang tidak feasible dengan adanya pendamping teknis ini menjadi feasible. Sedangkan Jasa Penasihat Usaha (Business Advisory Services), lebih diarahkan untuk usaha dampingan pencarian usaha, dampingan pemasaran dan sebagai integrator antar pelaku bisnis sehingga dapat mengoptimalkan pengembangan usaha. Dalam kaitan pemberdayaan UKMK dengan pemanfaatan teknologi, Unit Jasa Manajemen bekerja sama dengan PNM Techno dalam bentuk usaha-usaha Komersialisasi Hasil Riset dari lembaga-lembaga pendidikan/universitas serta usaha melibatkan Dukungan Teknologi untuk aplikasi bisnis di UKMK. Demikian gambaran sekilas sosok Jasa Manajemen saat ini, diharapkan dengan informasi timbal balik yang terus terjadi antar unit-unit di PNM, kiranya dapat lebih dipertajam/dikristalkan lagi business concept/entity dari Jasa Manajemen sehingga sesuai dengan tuntutan UKMK yang sebenarnya dan sesuai dengan visi/misi PNM. Namun yang jelas, meskipun Divisi Jasa Manajemen baru dibentuk namun tuntutan pemberian jasa manajemen harus terus berjalan seiring dengan proses pembiayaan dari PNM ke UKMK mitra binaan. Dengan unsur-unsur kegiatan yang dilakukan Jasa Manajemen terhadap keseluruhan aspek pembinaan UKMK tersebut, maka Jasa Manajemen merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari usaha-usaha pencapaian keberhasilan UKMK untuk menjadi pengusaha mandiri dan berhasil. (Divisi Jasa Manajemen, Permodalan Nasional Madani,2004).

D. Usaha Pemerintah Dalam Menjaga Kestabilan Ekonomi Makro

Pemerintah mengharapkan agar masyarakat khususnya kalangan pasar modal dan perbankan bisa lebih jeli menilai kondisi makro ekonomi sehingga tidak gegabah dalam mengambil kebijakan hanya dengan melihat situasi rupiah yang melemah dan berimbas ke pasar modal. Pemerintah sendiri, dengan beragam cara akan berupaya sekuat tenaga untuk mendukung langkah-langkah otoritas moneter khususnya Bank Indonesia dalam memantapkan menciptakan kondisi moneter yang tetap stabil. Pemerintah akan tetap menjaga kestabilan makro ekonomi Indonesia, yang sudah tercapai selama setahun terakhir melalui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan, sehingga tidak mengganggu kondisi perekonomian dan dunia usaha. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menjaga suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tetap berada posisi saat ini, yaitu di kisaran 7%. Kondisi makro ekonomi Indonesia sampai sekarang ini masih dalam kondisi stabil. Hal itu tercermin dari fundamental ekonomi yang masih baik. Walaupun ada gonjang-ganjing melemahnya rupiah yang berimbas ke instrumen lain, namun bisa dipastikan sampai saat ini ekonomi makro Indonesia masih stabil. Namun demikian, goncangan rupiah yang terjadi selama hampir sebulan terakhir disebabkan faktor internal dan eksternal. Secara internal melemahnya rupiah diakibatkan akses likuiditas perbankan, tingkat bunga deposito dan tabungan lebih rendah dari inflasi sehingga menabung dalam rupiah hanya memeroleh insentif yang sedikit. Oleh karena itulah, investor lebih memilih menginvestasikan modalnya ke dalam dolar. Ditambah lagi, kebutuhan industri terhadap dolar dalam rangka transaksi sebulan ini meningkat. Sedangkan secara eksternal, melemahnya rupiah dipengaruhi kondisi makroekonomi global yang dipicu adanya prediksi bahwa Bank Sentral AS (The Fed) akan menaikkan suku bunga dan upaya pemerintah China untuk memperlambat pertumbuhan ekonominya. Bank Indonesia akan mengupayakan agar SBI yang berada di kisaran 7% saat ini tetap stabil sehingga kondusif untuk kegiatan ekonomi. Langkah-langkah yang dilakukan BI adalah dengan menyerap likuiditas perbankan yang belum tersalurkan ke sektor riil ke instrumen Bank Indonesia seperti SBI. Bank Indonesia akan menjaga supaya kondisi makro yang sudah stabil tidak akan goyah hanya dengan situasi yang sebenarnya bersifat sementara. BI juga akan mengupayakan dana-dana dari perbankan masuk kembali ke SBI supaya tidak terjadi capital outflow (pelarian modal). Kebijakan yang dikeluarkan BI, untuk meredam melemahnya nilai rupiah sudah dilakukan dengan pertimbangan yang sangat hati-hati. Pasalnya pemerintah memang menekankan agar stabilitas yang sudah tercapai tetap terjaga. Kondisi rupiah yang melemah dan SBI yang rendah, sebenarnya bisa dimanfaatkan pelaku pasar untuk masuk ke instrumen pasar modal seperti saham-saham potensial maupun obligasi. Oleh sebab itu, pemerintah berharap pasar modal lebih tenang melakukan analisa terhadap indikator-indikator ekonomi sebelum memutuskan membeli dolar. (Suara Merdeka, 2004). Berkembangnya sektor ekonomi sekunder akan menciptakan peluang bagi dinamika dunia usaha. Perilaku ekonomi atau sikap kewirausahaan merupakan fungsi dari dinamika dunia usaha. Jangan dipaksakan dengan berbagai pelatihan kewirausahaan bila formasi ekonomi makro dan mikro tidak kondusif. Perkembangan dunia usaha melalui percepatan perubahan struktur ekonomi, agar tercipta dunia pembelajaran yang luas bagi pelaku ekonomi kecil untuk mematangkan perilaku ekonomi atau sikap kewirausahaannya.

KESIMPULAN Keputusan seseorang untuk terjun menjadi seorang wirausaha dipengaruhi oleh berbagai jenis kondisi. Seperti yang terjadi di Indonesia, krisis ekonomi menyebabkan kerapuhan fundamental ekonomi mempengaruhi semua sektor industri. Sehingga banyak terjadi pemutusan hubungan kerja, kondisi krisis yang berlangsung lama membuat sejumlah karyawan yang di-PHK membuat lapangan pekerjaan yang baru untuk mempertahankan kehidupannya. Berawal kondisi ini banyak bermunculan para usahawan baru, walaupun masih dalam skala yang kecil (UKM). Usaha kecil berfungsi sebagai

transformator antar sektor yang mempunyai kaitan kedepan maupun kebelakang, dapat meningkatkan efisiensi ekonomi khususnya dalam menyerap sumber daya yang ada, sarana pendistribusian pendapatan nasional, alat pemerataan pendapatan karena jumlahnya tersebar baik di perkotaan maupun di pedesaan. Tumbuhnya berbagai jenis UKM banyak menciptakan lapangan pekerjaan. Oleh karena itu pihak pemerintah memberikan perhatian yang serius bagi perkembangan unit usaha kecil memberikan dukungan modal bagi pengusaha mikro untuk memperluas usahanya, penyediaan jasa manajemen bagi UKM untuk diberikan pelatihan-pelatihan sehingga menjamin agar bantuan pembiayaan yang diberikan dapat dikelola secara memadai dan dapat mencapai tujuan yang ditetapkan termasuk kemampuan untuk meningkatkan standar operasi (manajemen, produksi, pasar) UKM dan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitarnya. Peningkatan omzet bagi pengusaha mikro menyebabkan peningkatkan ketahanan mikro ekonomi melalui pemberdayaan UKM hal tersebut akan mendukung ketahanan ekonomi nasional (makro). Sebab, pemberdayaan dan pengembangan UKM dilakukan melalui perluasan kesempatan kerja, peningkatan kapasitas usaha dan pemberdayaan jiwa kewirausahaan masyarakat miskin. Dilihat dari ruang lingkupnya maka wirausaha memiliki dua fungsi, yaitu fungsi makro dan fungsi mikro. Fungsi mikro, peran wirausaha adalah sebagai innovator dan perencana serta mengkombinasikan sumber-sumber yang ada kedalam cara yang baru dan berbeda untuk menciptakann nilai tambah dan usaha-usaha baru. Fungsi makro, wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali dan pemacu perekonomian suatu bangsa sehingga menciptakan perekonomian nasional melalui berbagai keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, fungsi produksi, fungsi penyalur, dan pemasar bagi hasil produk-produk industri besar.

Manajemen dan Kewirausahaan


I. Pendahuluan Tulisan ini hendak membahas tentang apa yang dimaksud dengan manajemen dan tentang kewirausahaan. Seperti yang kita ketahui perkembangan dunia semakin cepat dan banyak menimbulkan hal-hal yang baru. Manajemen sebagai salah satu ilmu sosial pasti akan turut mengalami perubahan seiring dengan perubahan ekonomi dunia. Begitu juga dengan kewirausahaan yang akhirnya menjadi sebuah ilmu yang diajarkan di banyak sekolah bisnis di belahan bumi ini. II. Tentang Manajemen Sejak akhir abad kesembilan belas, biasanya manajemen didefinisikan dalam empat fungsi spesifik dari manajer, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan.

Walaupun kerangka kerja ini masih terus diteliti, pada umumnya masih bisa diterima. Jadi kita dapat mengatakan bahwa manajemen merupakan proses membuat perencanaan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan berbagai usaha dari anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran. Proses adalah cara sistematik yang sudah ditetapkan dalam melakukan kegiatan. Kita merujuk pada manajemen sebagai suatu proses untuk menekankan bahwa semua manajer, tidak peduli bakat atau keterampilan tertentu mereka, terlibat dalam aktivitas yang saling terkait untuk mencapai sasaran yang mereka inginkan. Secara singkat akan diuraikan keempat aktivitas manajemen yang utama tersebut dan bagaimana semuanya itu melibatkan hubungan dan waktu (Stoner, 1986). Merencanakan Merencanakan mengandung arti bahwa manajer memikirkan dengan matang terlebih dahulu sasaran dan tindakan serta tindakan mereka berdasarkan pada beberapa metode, rencana atau logika dan bukan berdasarkan perasaan. Rencana mengarahkan tujuan organisasi dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapainya. Disamping itu, rencana merupakan pedoman untuk: a. Organisasi memperoleh dan menggunakan sumber daya manusia yang diperlukan untuk mencapai tujuan. b. Anggota organisasi melaksanakan aktivitas yang konsisten dengan tujuan dan prosedur yang sudah ditetapkan. c. Memonitor dan mengukur kemajuan untuk mencapai tujuan, sehingga tindakan korektif dapat diambil bila kemajuan tidak memuaskan. Langkah pertama dalam merencanakan adalah memilih sasaran organisasi. Kemudian sasaran ditetapkan untuk setiap subunit organisasi, divisi, departemen, dan sebagainya. Setelah semuanya ditetapkan, program ditentukan untuk mencapai sasaran dengan cara yang sistematik. Tentu saja, dalam memilih tujuan dan program pengembangan, manajer puncak mempertimbangkan apakah semuanya layak dan dapat diterima oleh manajer organisasi berserta dengan semua karyawan. Hubungan dan waktu bersifat sentral dalam perencanaan. Perencanaan memberikan gambaran masa depan yang diinginkan dengan sumber daya yang ada sekarang, pengalaman dan sebagainya. Rencana yang dibuat oleh manajemen puncak demi tanggung jawab organisasi secara keseluruhan mungkin mencakup periode sampai lima aatau sepuluh tahun. 2. Mengorganisasikan Mengorganisasikan adalah proses mengatur dan mengalokasikan pekerjaan, wewenang, dan sumber daya di antara anggota organisasi, sehingga mereka dapat mencapai sasaran organisasi. Sasaran yang berbeda memerlukan struktur yang berbeda pula. Sebuah organisasi yang bertujuan mengembangkan perangkat lunak misalnya, memerlukan struktur yang berbeda dari pabrik Blue Jeans. Menghasilkan produk standar seperti Blue Jeans memerlukan teknik perakitan yang efisien, sedangkan menghasilkan perangkat lunak perlu mengorganisasikan tim profesional seperti analis sistem dan Programmer. Walaupun para profesional ini harus berintraksi secara efektif, mereka tidak dapat di organisasikan seperti pekerja lini perakitan. Jadi, para manajer harus menyesuaikan struktur organisasi dengan sasaran dan sumber dayanya, sebuah proses yang disebut desain organisasi. Hubungan dan waktu adalah sentral untuk mengorganisasikan aktivitas. Pengorganisasian menghasilkan struktur dan hubungan dalam sebuah organisasi, dan lewat hubungan terstruktur ini rencana masa depan akan tercapai. Aspek lain dari hubungan yang merupakan bagian dari pengorganisasian adalah mencari orang-orang baru untuk menggabungkan struktur hubungan. Upaya ini disebut mencari staf (staffing). 3. Memimpin

Memimpin itu meliputi mengarahkan, mempengaruhi, dan memotivasi karyawan untuk melaksanakan tugas yang penting. Hubungan dan waktu bersifat sentral untuk kegiatan memimpin. Sebenarnya, memimpin menyentuh hubungan manajer dengan setiap orang yang bekerja dengan mereka. Para manajer memimpin untuk membujuk orang lain supaya mau bergabung dengan mereka dalam mengejar masa depan yang muncul dari langkah merencanakan dan mengorganisasikan. Dengan menciptakan yang tepat, manajer membantu para karyawannya untuk bekerja sebaik mungkin. 4. Mengendalikan Akhirnya, manajer harus yakin tindakan yang dilakukan oleh anggota organisasi benar-benar menggerakkan organisasi ke arah sasaran yang telah dirumuskan. Ini adalah fungsi pengendalian manajemen, dan melibatkan berbagai elemen: a. Menetapkan standar prestasi kerja b. Mengukur prestasi saat ini c. Membandingkan prestasi ini dengan standar yang telah ditetapkan d. Mengambil tindakan korektif bila ada deviasi yang dideteksi Lewat fungsi pengendalian, manajer mempertahankan organisasi tetap pada jalurnya. Kini semakin banyak organisasi menetapkan cara baru untuk memasukkan mutu ke dalam fungsi pengendalian. Salah satu pendekatan populer adalah Total Quality Management (TQM). TQM memusatkan manajemen pada perbaikan terus menerus dalam semua operasi, fungsi, dan yang lebih penting dari semuanya itu adalah proses pekerjaan. Memenuhi kebutuhan pelanggan menjadi perhatian utama (Gaspersz, 1994). Hubungan dan waktu bersifat sentral untuk aktivitas mengendalikan. Seringkali manajer harus khawatir tentang mengendalikan adalah, dengan berlalunya waktu, hasil mengorganisasikan hubungan tidak selalu sesuai dengan yang direncanakan. Peran Manajerial Sekarang ini semakin banyak organisasi yang memandang bahwa banyak peran manajerial tidak harus sebatas manajer tradisional. Perubahan lingkungan yang menjadikan persaingan semakin sengit, perusahaan mencari berbagai cara untuk memperbaiki kualitas atau mutu. Seringkali ini berarti semua orang yang mempunyai peran sempit dan non manajerial diminta untuk memperluas cakupan aktivitasnya. Salah satu butir kunci tentang peran manajer adalah mereka harus amat luwes ketika harus berhadapan dengan hubungan manusia. Berbagai Tipe Manajer Kita menggunakan istilah manajer untuk mengartikan siapa pun yang bertanggung jawab untuk melaksanakan keempat aktivitas utama dari manajemen dalam hubungan dengan waktu. Salah satu cara untuk memahami kompleksitas manajemen adalah memandang bahwa manajer dapat berada di berbagai tingkat yang berbeda dan dengan perbedaan cakupan kegiatan organisasi. Setelah mengamati tingkat dan berbagai cakupan berbagai manajer, selanjutnya kita akan mencoba memahami perbedaaan keterampilan dan peran yang ditekankan dalam tipe manajer yang berbeda. Berbagai tingkat manajer : 1. Manajer Lini Pertama. Tingkat paling rendah dalam sebuah organisasi dimana orang bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain disebut manajemen lini pertama atau tingkat pertama. Manajer lini pertama mengarahkan karyawan non manajemen, mereka tidak mengawasi manajer lain. Contoh dari manajer lini pertama adalah foreman atau supervisor produksi dalam pabrik , supervisor teknik dalam departemen penelitian. Dan supervisor klerek di kantor yang besar. 2. Manajer Menengah. Istilah manajer menengah dapat mencakup lebih dari satu tingkat dalam sebuah organisasi. Manajer menengah mengarahkan kegiatan manajer dari tingkat yang lebih rendah dan kadang-kadang karyawan operasional juga. Prinsip tanggung

jawab manajer menengah adalah mengarahan aktivitas yang mengimplementasikan kebijakan organisasi dan menyeimbangkan permintaan dari manajer mereka dengan kapasitas karyawan. 3. Manajer Puncak. Terdiri dari kelompok yang relatif sedikit, manajer puncak bertanggung jawab untuk manajer keseluruhan dari sebuah organisasi. Orang-orang ini disebut eksekutif. Mereka menetapkan kebijakan operasional dan pedoman interaksi organisasi dengan lingkungan. Biasanya nama jabatan manajer puncak adalah chief executive officer, presiden dan wakil presiden. V. Tantangan Manajemen Anda sedang mempelajari manajemen dalam suatu waktu dan tempat, dimana banyak orang memikirkan ulang apa sebenarnya manajemen itu. Pendorong dari re-evaluasi ini datang dari semakin cepatnya perubahan yang terjadi dalam organisasi maupun di dunia luas (Stoner, 1986) Perlunya memiliki visi Dunia semakin kecil. Teknologi telekomunikasi baru terus memperluas jangkauan dan mempercepat komunikasi kita. Lagi pula, wajah dunia berubah, baik oleh teknologi seperti rekayasa genetika, produksi otomatis di pabrik, laser dan chip komputer maupun oleh berubahnya batas politik serta aliansi. Suatu visi untuk hidup di dalam dan mengambil manfaat dari perubahan lingkungan ini penting bagi setiap manajer. Hampir sepanjang abad ini, misalnya, dianggap merupakan penyimpangan untuk membicarakan usaha patungan antara pabrik mobil Amerika dan Jepang. Perlunya etika Berbagai keputusan yang dibuat oleh manajer dalam organisasi mempunyai pengaruh yang luas di dalam maupun di luar organisasi. Jadi manajer harus memikirkan berbagai nilai dan etika. Kadang-kadang segala sesuatu menjadi serba salah dalam berbagai aktivitas organisasi. Penelitian mengenai siapa yang dan akan diuntungkan atau dirugikan oleh suatu tindakan disebut etika. Etika menyangkut konflik maupun peluang dalam hubungan manusia. Pertanyaan menyangkut etika termasuk paling sulit yang dihadapi oleh seseorang. Pertanyaan ini menyangkut benar dan salah dengan dampak dari keputusan seringkali besar. Etika merupakan lem yang menyatukan hubungan kita dan masyarakat yang lebih luas, menjadi satu. Penekanan kita pada hubungan manusia memberikan peluang untuk membawa etika dalam diskusi berulang kali. Perlunya memiliki kepekaan untuk menanggapi keanekaragaman budaya Gabungan dari pendidikan, perjalanan, telekomunikasi, kebijakan imigrasi yang berubah, akhir perang dingin dan beberapa dekade masa damai telah memecahkan hambatan antar budaya sampai sejauh yang belum pernah di lihat di masa lalu. Organisasi, merefleksikan kehidupan modern, telah merasuki perubahan ini. Hubungan baru yang menarik dan kemungkinan baru sekarang tersedia. Tentang Kewirausahaan Dalam studi mengenai kewirausahaan terdapat penggolongan dua kategori aktivitas kewirausahaan. Pertama, berwirausaha karena melihat adanya peluang usaha (entrepreneur activity by opportunity). Kedua, kewirausahaan karena terpaksa, tidak ada alternatif lain untuk ke masa depan kecuali dengan melakukan kegiatan usaha tertentu (entrepreneur activity by necessity). Untuk negara-negara maju seperti Jepang, Amerika, Australia, Eropa, entrepreneur activity by opportunity prosentasenya lebih besar. Sedang di India dan negara-negara berkembang seperti Indonesia, umumnya lebih besar prosentase entrepreneur activity by necessity. Inilah dua perbedaan kewirausahaan yang berkembang di dua situasi ekonomi atau konteks berkembangnya suatu masyarakat. Seharusnya yang harus dikembangkan oleh institusi pendidikan seperti sekolah ilmu ekonomi adalah jenis kewirausahaan yang pertama. Para siswa didorong untuk melihat

1.

2.

3.

ketertarikan usaha karena adanya sesuatu yang mempunyai nilai (opportunity). Entah nilai ekonomi, sosial, atau problem solving (Wilken, 1979). McClelland (1961: 207), mengemukakan Bahwa kewirausahaan (entrepreneurship) ditentukan oleh motif berprestasi (achievement), optimisme (optimism), sikap-sikap nilai (value attitudes) dan status kewirausahaan (entrepreneurial status) atau keberhasilan. Sedangkan menurut Ibnoe Soedjono dan Roopke, proses kewirausahaan atau tindakan kewirausahaan (entrepreneurial action) merupakan fungsi dari property right (PR), competency/ability (C), incentive (I), dan external environtment (E). Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor itu adalah hak kepemilikan (property right, PR), kemampuan/kompetensi (competency/ability,C), dan insentif (incentive), sedangkan faktor eksternalnya meliputi lingkungan (environtment, E ). Menurut Ibnoe Soedjono, karena dalam kemampuan afektif (affective abilities) mencakup sikap, nilai-nilai, aspirasi, perasaan, dan emosi yang kesemuanya sangat tergantung pada kondisi lingkungan yang ada, maka dimensi kemampuan afektif dan kemampuan kognitif merupakan bagian dari pendekatan kemampuan kewirausahaan. Jadi, kemampuan berwirausaha merupakan fungsi dari perilaku kewirausahaan dalam mengkombinasikan kreativitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian menghadapi risiko untuk memperoleh peluang. Tentang semangat kewirausahaan di Jepang yang banyak melahirkan inovasi karena apa yang terjadi di Jepang, khususnya generasi mudanya sebenarnya banyak yang menyukai berwirausaha daripada menjadi salary-man. Model kewirausahaan yang diminati adalah jenis kewirausahaan yang berbasis pengetahuan (knowledge), contohnya seperti yang terjadi di Science Park, Osaka. Anak-anak muda di sana banyak mempresentasikan teknologi tinggi. Misalnya mengembangkan jaringan komputer intranet tanpa menggunakan kabel sehingga menghasilkan kecepatan yang sangat tinggi. Desainnya dikerjakan oleh pemuda Jepang, sedangkan peralatannya dibeli di Taiwan dan Korea. Jadi mereka tidak memproduksi sendiri. Masalah produksinya, mereka lebih suka outsource. Inilah jenis aktivitas kewirausahaan di Jepang. Mirip Silicon Valley di Amerika, dimana banyak anak-anak muda terlibat di dalam berbagai penemuannya. Inovasi merupakan buah kewirausahaan. Sekarang ini sudah ada pergeseran dalam menghasilkan highly innovative products atau ideas, yang lebih merupakan hasil kerja tim, bukan perorangan karena kompleksnya teknologi yang dihadirkan itu. Dari sinilah muncul istilah entrepreneurial team. Untuk menghasilkan produk inovatif berteknologi tinggi, perlu menghadirkan kelompok-kelompok entrepreneurial-team. Sekian banyak keahlian harus disinergikan untuk menghasilkan terobosan inovasi yang bermanfaat. Pada tahap yang lebih kompleks lagi, pemimpin entrepreneurial-team ini akan lebih punya peran yang besar untuk menumbuhkan adanya lingkungan entrepreneur. Ini peran yang lebih penting daripada menghasilkan ide atau gagasan secara langsung. Indikator utama entrepreneur adalah adanya inovasi. Semua bidang memerlukan inovasi. Organisasi non komersial pun memerlukan adanya pemikiran-pemikiran inovatif, perlu terus pembaruan, maka muncul istilah socio-entrepreneur, disingkat socio-preneur, yang bergerak di bidang sosial seperti LSM atau NGO. Sedangkan kelompok yang tertarik mendalami pengembangan teknologi, disebut techno-preneur. Mereka basisnya adalah orang-orang berpendidikan S3 karena punya dasar kuat dalam riset. Ini merupakan hasil kerjasama antara dunia usaha dengan universitas atau riset institute. Kategori semacam ini disebut entrepreneur science based. Kewirausahaan di Indonesia Entrepreneurship di Indonesia, dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama melakukan kewirausahaan sejati yang dibangun dengan dasar tata nilai yang tinggi. Kelompok kedua, melakukan kewirausahaan yang semu, karena berkembang berdasarkan pada koneksi, kemudahan,

fasilitas dan sejenisnya. Contoh kewirausahaan sejati itu, seperti yang dilakukan oleh William Suryajaya. Beliau meskipun bangkrut, tapi masih bersemangat untuk melakukan usaha dengan kesadaran bahwa akan memberikan kontribusi penting bagi masyarakat, dan melakukannya secara bertanggungjawab. Banyak orang tetap ingin bekerjasama dengannya untuk pengembangan di bidang agrobisnis. William yang akrab dipanggil Om Willem, dilihat banyak pihak sebagai seorang yang mempunyai integritas. Para investor dari Eropa, Amerika, dan Asia, terutama Jepang, silih berganti menghubunginya ketika mereka mengetahui bahwa dirinya berminat mengembangkan usaha agrobisnis. Dia bersama-sama para petani, pengusaha nasional, dan investor asing, ingin membangun sektor agrobisnis agar Indonesia bisa segera mengakhiri krisis ekonomi ini pasca kerusuhan Mei 1998 yang lalu. Obsesi Om Willem untuk tumbuh dan berkembang bersama petani kecil itu telah terwujud lewat Astra Agro Niaga yang kemudian berganti nama menjadi Astra Agro Lestari. Kewirausahaan itu bukan sekedar modal, tapi lebih menyangkut adanya gagasan inovatif, semangat untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, yang didukung integritas tinggi. Ini sebenarnya yang diharapkan dari seorang entrepreneur. Entrepreneur itu bukan untuk sekedar menghasilkan uang, tetapi menghasilkan sesuatu yang diperlukan masyarakat. Ia harus memikirkan, apa dan bagaimana supaya masyarakat menjadi lebih baik dari yang sekarang ini. Inilah kontribusi yang diharapkan dari seorang entrepreneur yang sejati. Mereka harus memiliki value atau tata nilai yang baik dalam melakukan pembaharuan. Lingkungan yang berubah perlu menghadirkan hal-hal yang baru dengan konteks yang baru, jika tidak berubah maka kita akan tenggelam. Contohnya boneka Barbie yang merajai pasar di Indonesia dan internasional. Ada banyak tokoh idola yang sebenarnya bisa dimiliki oleh masyarakat kita, atau khususnya dalam hal ini anak-anak, yaitu tokoh Rama dan Sinta misalnya yang punya nilai cerita bagus (nilai-nilai kepahlawanan dan kesetiaan). Mengapa terjadi demikian? Karena tidak ada inovasi dan pengembangan. Sedangkan boneka Barbie tiap tahun ada edisi baru. Kontribusi suatu perusahaan dalam mengembangkan sesuatu yang baru punya dampak begitu besar terhadap kemampuan suatu masyarakat dan terhadap masyarakat lain. Menghadirkan tokoh idola untuk disenangi anak-anak di Indonesia telah didominasi oleh tokoh-tokoh asing seperti Superman, Batman, dan Spiderman.. Kita kalah bersaing dalam mengaktualisasi hal-hal yang punya nilai dalam konteks yang baru. Kita kurang mampu melihat dimensi kewirausahaan yang melakukan pembaruan terus menerus. Inilah peran yang harus dilakukan oleh para entrepreneur kita. Upaya untuk melakukan pembaruan, inovasi terus menerus dimiliki oleh perusahaan-perusahan asing, sehingga produk-produk mereka membanjiri pasar Indonesia. Di bidang franchise (wara laba), dari sekitar 260 franchise yang ada di sini, hanya sedikit yang beroperasi dari Indonesia. Serbuan hal-hal baru ke Indonesia begitu besar karena daya franchise lokal belum mampu menghadirkan sesuatu yang baru. Inilah entrepereneurship yang dibutuhkan. "The spirit of Entrepreneurship itu bukan semangat untuk bisa cepat kaya. Entrepreneurship harus di dasari semangat untuk menghasilkan kontribusi yang memberikan solusi bagi masyarakat. Entrepreneurship di harapkan menjadi sesuatu yang dapat ditumbuhkan pada semua jenis kegiatan kemasyarakatan. Baik kegiatan di bidang ekonomi, pemerintahan, maupun sosial. Jika tidak Indonesia hanya akan menjadi obyek dari luar. Bangsa yang menjadi sasaran saja tanpa pernah menjadi pemain. Arti Kewirausahaan Fungsi yang spesifik untuk wirausahaan adalah kemampuan mengambil faktor-faktor produksi, yaitu lahan, tenaga kerja, dan modal. Dan menggunakannya untuk memproduksi barang atau jasa baru. Wirausahawan menyadari peluang yang tidak dilihat atau tidak dipedulikan oleh eksekutif bisnis lain. Beberapa orang wirausahawan menggunakan informasi yang biasanya tersedia untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Henry Ford, misalnya, tidak menemukan mobil dan juga teknik

pembagian tugas, tetapi dia menerapkan pembagian tugas pada produksi mobil dengan cara baru, lini perakitan. Wirausahawan lain melihat peluang bisnis baru. Akio Morita, presiden Sony, raksasa barang elektronik dari Jepang, melihat bahwa produk dari perusahaannya dapat diadaptasikan untuk menciptakan produk baru, stereo pribadi walkman. Kewirausahaan berbeda dari manajemen. Kewirausahaan mencakup upaya mengawali perubahan dalam produksi, sedangkan manajemen mencakup koordinasi proses produksi yang sudah berjalan. Kewirausahaan adalah fenomena yang terputus-putus, muncul untuk mengawali perubahan dalam proses produksi dan kemudian hilang sampai muncul lagi untuk mengawali perubahan yang lain. Lebih penting dari semuanya, kewirausahaan berkaitan dengan perubahan. Kewirausahaan melihat perubahan sebagai suatu normal dan sehat. Kewirausahaan sekarang ini menjadi topik yang amat populer di antara mahasiswa manajemen dan ekonomi. Keadaannya tida selalu demikian. Sebelum tahun 1960, kebanyakan ahli ekonomi telah memahami pentingnya kewirausahaan, tetapi mereka cenderung mengabaikannya. Untuk memulai, perhatian pada waktu itu dicurahkan pada perusahaan yang besar yang sulit memahami fakta bahwa kebanyakan pekerja baru diciptakan oleh perusahaan baru yang lebih kecil. Lebih lanjut, fungsi wirausahawan adalah mengorganisasikan sumber daya produktif baru untuk memperluas pasokan. Manfaat kewirausahaan Kewirausahan mempunyai paling sedikit empat manfaat sosial. Kewirausahaan memperkuat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan produktivitas, menciptakan teknologi, produk dan jasa baru, serta mengubah dan meremajakan persaingan pasar. 1. Pertumbuhan Ekonomi Salah satu alasan ahli ekonomi mulai memperhatikan perusahaan baru dan kecil adalah karena mereka tampaknya menyediakan pekerjaan baru dalam kehidupan perekonomian. Produktivitas Kemampuan untuk menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dengan tenaga kerja dan input lain yang lebih sedikit naik dengan kecepatan yang lebih rendah di Amerika Serikat pada tahun 1970-an daripada yang terjadi pada tahun 1950-an dan 1960-an. Salah satu alasan perhatian yang lebih besar dalam kewirausahaan adalah tumbuhnya pengakuan dari perannya dalam meningktkan produktivitas. Teknologi, Produk dan Jasa Baru Konsekuensi lain dari asosiasi antara kewirausahaan dan perubahan adalah peran yang dimainkan wirausahawan dalam memajukan teknologi, produk dan jasa inovatif. Perubahan Pasar Pasar internasional juga menyediakan peluang kewirausahaan bagi perusahaan. Karena wirausahawan mempunyai potensi untuk memberikan kontribusi yang banyak kepada masyarakat, para peneliti mencoba menganalisi kepribadian, keterampilan dan sikap mereka, disamping kondisi yang memperkuat pengembangan mereka. Penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor psikologi dan sosiologi merupakan karakteristik dari wirausahawan. Faktor-faktor psikologi : 1. Kebutuhan untuk berprestasi. Wirausahawan mempunyai kebutuhan untuk berprestasi. 2. Letak kendali. Ini adalah ide bahwa individu mengendalikan hidup mereka sendiri, bukan keberuntungan atau nasib. Wirausahawan dan manajer suka berpikir mereka menarik tali mereka sendiri. 3. Toleransi terhadap resiko. Wirausahawan yang bersedia mengambil resiko yang sedang tampaknya memperoleh hasil yang lebih besar dalam aset daripada wirausahawan yang tidak mau mengambil resiko atau mengambil resiko besar.

2.

3. 4.

4. Toleransi terhadap keragu-raguan. Sampai batas tertentu, setiap manajer memerlukan ini, karena banyak keputusan harus dibuat dengan informasi yang tidak lengkap atau tidak jelas. 5. Tingkah laku tipe A. Ini mengacu pada dorongan untuk melakukan lebih banyak dengan waktu yang lebih sedikit dan bila perlu, walaupun ditentang oleh orang lain. Faktor-faktor Sosiologi. Seringkali anggota kelompok minoritas merasa majikan melakukan diskriminasi terhadap mereka. Untuk berhasil dalam budaya perusahaan, beberapa minoritas merasa mereka harus menjual nyawa mereka dengan menyerahkan identitas ras, etnik atau seksual mereka. Frustasi ini membuat banyak minoritas ingin sekali ada lingkungan yang cocok dengan kebutuhan mereka dan membiarkan mereka bebas bertindak untuk berkreasi dan berkembang. Keinginan ini, ditambah dengan godaan kewirausahaan, membuat wirausahaan minoritas sekarang banyak dijumpai di dunia bisnis. Mengapa wirausahawan gagal? Alasan yang paling umum adalah kekurangan konsep yang layak. Masalah umum yang lain adalah kurangnya pengetahuan pasar. Kadang-kadang sulit menarik orang dengan informasi terbaik, karena mereka sudah mempunyai pekerjaan yang baik, terikat pada perusahaan yang sekarang, atau terlalu puas untuk merasakan kebutuhan melakukan pekerjaan yang benar-benar nomor wahid atau penting. Bahkan kekurangan keterampilan teknis dapat menjadi masalah. X.Hakikat Kewirausahaan Meskipun sampai sekarang ini belum ada terminologi yang persis sama tentang kewirausahaan, akan tetapi pada umumnya memiliki hakikat yang hampir sama, yaitu merujuk pada sifat, watak dan ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya dengan tangguh (Drucker, 1994). Menurut Drucker, kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different thing) bahkan, entrepreneurship secara sederhana sering juga diartikan sebagai prinsip atau kemampuan wirausaha (Ibnoe Soedjono, 1993; Meredith, 1996; Marzuki Usman, 1997). Meskipun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran pengusaha kecil, akan tetapi sifat ini dimiliki juga oleh bukan pengusaha. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang memiliki perilaku inovatif dan kreatif dan pada setip orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan, dan tantangan. Misalnya birokrat, mahasiswa, dosen, dan masyarakat lainnya. Dari beberapa konsep yang dikemukakan di atas, ada enam hakikat penting kewirausahaan, yaitu: 1. kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994). 2. kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959). 3. kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmer, 1996). 4. kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997). 5. kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (innovative) yang bermanfaat memberikan nilai lebih. 6. kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

Berdasarkan keenam konsep di atas, secara ringkas kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses, dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi resiko. XI. Penutup Dari tulisan diatas dapat disimpulkan bahwa antara manajemen dan kewirausahaan mempunyai kaitan yang sangat erat. Sebagai suatu ilmu, manajemen memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan dilihat dari mapan atau tidaknya tercermin dari bagaimana cara perusahaan itu mengelola dan mengorganisasikan perusahaan mereka. Dapat dikatakan bahwa perkembangan kewirausahaan di negara berkembang dan negara maju sangat berbeda. Dari pemahaman saja sudah berbeda. Di negara maju wirausaha dianggap sebagai sebuah peluang bisnis sedangkan di negara berkembang wirausaha dilakukan karena terpaksa karena tidak ada alternatif usaha lain. Walaupun berbeda antara manajemen dan kewirausahaan tetap saling berkaitan.

Dunia Maya dan Kewirausahaan


Era globalisasi bukanlah hal yang baru kita ketahui karena sekarang kita telah merasakannya di segala bidang kehidupan. Salah satunya di bidang perdagangan. Sebagaimana kita ketahui dengan adanya globalisasi membuat semua orang ingin melakukan transakasi dengan cepat dan mudah, terlebih lagi untuk transaksi yang dilakukan dengan orang diluar negeri. Hal ini merupakan tantangan bagi perusahaan sehingga perusahaan harus sebisa mungkin menggunakan teknologi yang dimilikinya untuk memuaskan keinginan konsumennya. Dengan adanya E-commerce yang berkembang dewasa ini, perusahaan dapat memenuhi keinginan konsumen tersebut. Transaksi dapat dilakukan dengan cepat dan mudah tanpa harus bertemu muka dengan muka, sehingga jarak tidak lagi menjadi penghalang. Hal ini sangat membantu namun ada beberapa masalah khususnya bagi Negara berkembang contohnya Indonesia yang belum memiliki hukum yang mengatur tentang hal ini. Menurut kami e-commerce sangat penting, sehingga harus ada hukum yang mengatur agar transaksi tersebut dapat dijalankan di Indonesia. Menurut Roy Suryo (dalam Bambang, 2000) Hubungan bisnis e-commerce tidak bisa begitu saja dilepas tanpa adanya rambu-rambu hukum. Perlu pengaturan hukum, misalnya soal kemungkinan hacker yang dapat membobol kartu kredit seseorang tanpa diketahui si pemilik sahnya. Hal ini dikarenakan tidak tertutup kemungkinan hacker bertindak sebagai pelaku tindak kriminal yang tidak terjangkau hukum karena belum adanya perangkat hukum yang mengaturnya. Di sini kami akan membahas mengenai pentingnya penerapan hukum e-commerce dan bagaimana risiko yang akan ditanggung bila tidak ada hukum yang mengatur tentang e-commerce. Alasan kami membahas hal ini yaitu karena Indonesia dinilai lemah dalam mengatur aspek landasan

hukum di bidang virtual enterprises atau yang kerap dikenal sebagai bisnis di sektor e-commerce atau e-business (Bambang, 2000). Untuk itu, sudah waktunya pemerintah menyiapkan sebuah perangkat hukum undang-undang yang mengatur cyberlaw ini sebagai langkah menyiapkan era pasar bebas di masa depan

Pengertian
Menurut Purbo, 2001 E-commerce merupakan cakupan yang luas mengenai teknologi,

proses dan praktek yang dapat melakukan transaksi bisnis tanpa menggunakan kertas sebagai sarana mekanisme transaksi. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya melalui email, Electronic Data Interchange (EDI), atau bisa juga melalui World Wide Web. E-commerce juga meliputi transaksi di dalam dan di antara sektor bisnis yang khusus (private) dan umum (public), serta sistem yang melibatkan komunitas dalam negeri maupun internasional. Menurut Mardiyanto M.S Electronic Commerce (E-commerce) adalah suatu contoh produk dari kemajuan Teknologi Informasi, dimana transaksi bisnis tidak lagi dilakukan secara konvensional, yang mengharuskan pembeli berinteraksi langsung dengan penjual (secara fisik) atau adanya keharusan menggunakan uang tunai (cash). Tetapi penjual diwakili oleh suatu sistem yang melayani pembeli secara online dengan media jaringan komputer. Dalam melakukan transaksi, pembeli berhadapan dan berkomunikasi dengan sistem yang mewakili penjual Dengan e-commerce, transaksi barang atau jasa menjadi lebih praktis karena transaksi ini tidak lagi memerlukan kertas dan pena, serta tidak perlu lagi kontak face-to-face.

Aspek pendukung E-commerce.


Guna menjalankan bisnis elektronis, dibutuhkan aspek-aspek pendukung yang tidak persis

sama dengan bisnis konvensional, oleh karena pembeli tidak secara langsung berinteraksi dengan penjual. Beberapa aspek yang penting untuk diperhatikan adalah (menurut Mardiyanto M.S): A. Aspek Hukum (Legal): Hukum yang mengatur proses bisnis pada

E-commerce untuk melindungi hak pembeli dan perusahaan penjual, misalnya untuk menyatakan bahwa suatu transaksi dinyatakan sah atau tidak. B. Aspek Etika Bisnis Elektronis: Kode etik yang harus ditaati oleh

perusahaan dalam kaitan dengan hubungan antar perusahaan elektronis ataupun antara

perusahaan dengan pelanggan (misalnya tentang kerahasiaan identitas pelanggan). C. Aspek Teknologi: yang berkaitan dengan teknologi pendukung E-commerce,

baik perangkat keras (hardware), maupun perangkat lunak (software) yang handal (reliable) dan aman (secure) seperti : Situs WEB, jaringan komunikasi data (jaringan komputer), protokol komunikasi data dan antarmuka pemakai (user interface). D. Aspek Ekonomi Global: untuk digunakan sebagai landasan yang berlaku

universal di semua negara bagi para pelaku E-commerce.

Sejarah
Awal perdagangan digital atau E-commerce ditandai dengan berdirinya sejumlah

perusahaan elektronis (E-company). Perusahaan elektronis ini tidak membutuhkan etalase untuk memajang dagangannya, tetapi cukup menayangkan gambar dan spesifikasi produk/barang dagangannya secara online melalui layar komputer yang terhubung ke Internet. Dengan cara tersebut pembeli dapat memilih barang yang akan dibelinya dan menyimpannya pada keranjang belanja maya, kemudian membayar secara elektronis dengan memberikan otorisasi pembayaran kartu kredit. Untuk menjamin keamanan transaksi, sejumlah prosedur otentikasi (authentication) dapat dilakukan oleh pembeli. Hal ini juga berguna untuk menghindari pemalsuan jati diri pembeli oleh orang yang tidak berhak. Selanjutnya barang yang dibeli akan dikirim ke alamat pembeli dengan bantuan jasa ekspedisi (freight forwarder) atau melalui pos. Salah satu perusahaan elektronis yang merintis E-commerce adalah Amazon.com yang didirikan pada tahun 1994, oleh Jeff Bezos, seorang sarjana Ilmu Komputer. Dalam kurun waktu lima tahun, Amazon.com telah tumbuh pesat dan memperluas bidang bisnisnya dengan mengakuisisi beberapa E-company saingannya, antara lain: Drugstore.com, HomeGrocer.com, dan Gear.com. Jumlah pelanggan Amazon.com diperkirakan telah mencapai 12 juta E-shopper, dengan jumlah barang yang dijual sekitar 19 juta item barang. Perusahaan elektronis lainnya yang bergerak di bidang perdagangan sejenis adalah AOL (America Online), yang belum lama ini melakukan merger dengan perusahaan Time Warner.

Perkembangan E-commerce secara global.

Dengan meningkatnya persaingan di dunia bisnis maka telah banyak pula perusahaan yang mulai melirik transaksi melalui internet (e-commerce). Hal ini memacu perkembangan Ecommerce secara spektakuler. Newsweek ( Pikiran Rakyat.com, 2003) menyebutkan business to business (B2B) E-commerce meningkat dari 200 miliar dolar AS pada tahun 2000 menjadi 1.200 miliar dolar AS pada tahun 2003, yang artinya meningkat 6 kali lipat dalam waktu 3 tahun. Selain itu perkembangan transaksi bisnis melalui e-commerce pada tahun 2003 juga mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Bahkan bisnis jasa ini diperkirakan akan terus tumbuh di tahun-tahun mendatang.

Perkembangan E-commerce Indonesia.


Menurut Saragih Barita. 2000 di Indonesia, statistik menunjukkan bahwa transaksi e-

commerce semakin meningkat bahkan dapat dikatakan sudah menjadi kebutuhan. Sampai tahun 2000 ini, pengguna jasa internet service provider (ISP) diperkirakan tumbuh sampai 400 persen dengan jumlah 1,5 juta orang. Namun menurut Teddy Sukardi ( dalam Bisnis.com, 2003 ) perkembangan e-commerce di Indonesia masih terbatas pada skala kecil. Padahal, secara teknis sebenarnya sudah siap mengadopsi teknologi tersebut. Menurut Bambang, 2000 terbatasnya perkembangan itu disebabkan pelaku bisnis masih sulit melakukan transaksi dan pembayaran secara elektronik dengan aman. Bisnis e-commerce di Indonesia dinilai memiliki risiko bisnis cukup tinggi, karena belum adanya UU bidang teknologi informasi (cyber law). Akibatnya, penggunaan e-commerce saat ini baru pada level dua yakni komunikasi melalui e-mail dan menyajikan informasi produk di web. Padahal seperti yang kita ketahui e-commerce banyak memberikan keuntungan. Menurut Purbo, 2001 keuntungan - keuntungan yang dapat diambil dengan adanya e-commerce antara lain : Revenue stream (aliran pendapatan) baru mungkin lebih menjanjikan, yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar) Menurunkan biaya operasional (operating cost) Melebarkan jangkauan (global reach) Meningkatkan customer loyalty Meningkatkan supplier management Memperpendek waktu produksi Meningkatkan value chain (mata rantai pandapatan).

Meskipun e-commerce merupakan sistem yang menguntungkan karena dapat mengurangi biaya transaksi bisnis dan dapat memperbaiki kualitas pelayanan kepada pelanggan, namun pemanfaatan e-commerce juga dapat menimbulkan risiko antara lain: Kehilangan segi financial secara langsung karena kecurangan. Misalnya seorang penipu yang berasal dari dalam atau dari luar mentrasfer sejumlah uang dari rekening yang satu ke rekening yang lainnya, atau dia menghancurkan/mengganti semua data financial yang ada. Pencurian informasi rahasia yang berharga. Padanya banyak organisasi atau lembaga-lembaga yang menyimpan data rahasia yang sangat penting bagi kelangsunag hidup mereka. Misalnya kepemilikan teknologi atau informasi pemasaran maupun informasi yang berhubungan dengan kepentingan konsumen atau client mereka. kerugian yang besar bagi si korban. Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan. Bergantung pada pelayanan elektronik dapat mengakibatkan gangguan selama periode waktu yang tidak dapat diperkirakan. Kesalahan ini bersifat kesalahan yang nonteknis, seperti aliran listrik tiba-tiba padam, atau jenis-jenis gangguan tak terduga lainnya. Gangguan yang timbul bisa menyingkap semua informasi rahasia tersebut kepada pihak-pihak yang tidak berhak dan dapat mengakibatkan

Gangguan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak.

Pihak luar mendapatkan akses yang sebenarnya bukan menjadi haknya dan dia gunakan hal itu untuk kepentingan pribadi. Misalanya seorang hacker yang berhasil membobol sebuah sistem perbankan, setelah itu dengan seenaknya sendiri dia memindahkan sejumlah rekening orang ke dalam rekeningnya sendiri. Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. Kepercayan konsumen terhadap sebuah perusahaan/lembaga/institusi tertentu dapat hilang karena berbagai macam factor, seperti usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak lain yang berusaha menjatuhkan reputasi perusahaan tersebut, dan bisa juga karena kesalahan-kesalahan fatal yang dilakukan oleh perusahaan itu yang mengakibatkan kepercayan konsumen hilang. Kerugian-kerugian yang tidak terduga. Gangguan terhadap transaksi bisnis, yang disebabkan oleh gangguan dari luar yang dilakukan dengan sengaja, ketidakjujuran, praktek bisnis yang tidak benar, kesalahna factor manusia (human

error), atau kesalahan sistem elektronik, mengakibatkan kerugaian transakasi bisnis yang tidak bisa dihindari terutama dari segi financial. Sebagai contoh, konfirmasi sebuah transakasi tidak diterima dengan baik sebagaimana mestinya. Kehilangan kesempatan bisnis, hilangnya kredibilitas dan reputasi, dan kerugian biaya yang besar merupakan risiko yang sewaktu-waktu bisa terjadi, namun kita harus siap untuk mengatasi dan mangantisipasinya.

Hukum Indonesia & e-commerce


Praktik bisnis e-commerce mengandung risiko bisnis dan ketidakpastian yang sangat tinggi dan

untuk memperkecil ketidakpastian itu, perlu adanya aturan yang mengatur transaksi bisnis canggih ini. Tetapi di Indonesia belum ada hukum yang mengatur kegiatan bisnis ini. Mulya Lubis (dalam Bambang 2000) mempertanyakan bagaimana status hukum saham yang diperdagangkan melalui fasilitas Internet, yang meniadakan bentuk surat saham secara fisik. Juga mengenai dokumen berharga seperti bond (obligasi) yang scriptless (tanpa warkat) yang perlu dilihat secara saksama aspek hukumnya, jika dimainkan secara e-commerce. Undang-undang nasional yang ada seperti UU No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen dan UU Nomor 36/199 tentang Telekomunikasi, tidak mengatur soal ini. Sehingga ancaman kejahatan transaksi bisnis di dunia maya di Indonesia masih sangat besar dan terbuka lebar. Selain itu Perundang-undangan yang ada seperti hukum kontrak (KUHPerdata) dan hukum dagang (KUHD) tidak lagi memadai untuk mengatur aktivitas-aktivitas internet, termasuk ecommerce. Untuk itu diperlukan adanya legislasi demi adanya kepastian hukum. Masalah-masalah hukum yang dapat muncul di bidang hukum kontrak dan dagang sehubungan dengan transaksi elektronik ini, seperti kapan saat sebuah kontrak ditutup (tijdstip van sluiting van het contract), keabsahan dokumen dan catatan elektronik tanpa tanda tangan, serta apakah obyek transaksi selain barang bergerak dan/atau jasa bisa juga mengenai barang tidak bergerak dan hak atas kekayaan intelektual seperti paten, merek dan hak cipta. Masalah hukum lain adalah bagaimana peralihan hak (levering atau transfer of title) dilaksanakan, tuntutan hukum sehubungan dengan adanya wanprestasi/cedera janji (misalnya pembayaran dalam e-commerce dilakukan dengan kartu kredit curian atau barang yang diperjanjikan tidak sebagaimana yang dimaksudkan). Pertanggungjawaban dari network service provider selaku perantara (aansprakelijkheid van tussenpersonen) serta hukum dan forum pengadilan mana yang berwenang dalam penyelesaian kasus-kasus yang timbul, juga perlu diatur. Beberapa negara seperti di Amerika Serikat, sudah ada Uniform Computer Information Transactions Act dan Uniform Electronic Transactions Act. Demikian juga Negeri Belanda telah

mengatur e-commerce dengan apa yang disebut de Code of Conduct voor Elecktronisch Zakendoen. Singapura telah memiliki Electronic Transaction Act dan the National Computer Board Act. Di tingkat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), badan dunia ini juga telah mengeluarkan UNCITRAL Model Law on Electronic Commerce. Masyarakat Eropa (melalui Parlemen dan Dewan Uni Eropa) telah pula menerbitkan Richtlijn (garis arahan) bagi negara-negara anggota dalam mengatasi persoalan mengenai kapan sebuah kontrak dalam e-commerce secara hukum mengikat. (Saragih, 2000). Belum adanya hukum yang mengatur Ecommerce di Indonesia menyebabkan ruang untuk melakukan kejahatan bagi orang orang yang tidak bertanggungjawab semakin besar. Kejahatan melalui internet ini seperti pornografi, perjudian, pengintaian, prostitusi, dll semakin meningkat dan semuanya ini dapat merusak moral bangsa. Selain itu perusahaan domestik dan asing akan berfikir dua kali untuk memperdagangkan produknya lewat internet karena adanya ketidakpastian hukum. Para penjahat bisa saja menipu perusahaan sehingga mereka ataupun pihak lain mendapatkan kerugian. Selain itu hal ini akan memundurkan E-commerce di Indonesia padahal hal ini sangat menguntungkan bagi semua pihak. Menurut Abdul (dlm Bambang, 2000) Selama belum ada aturan hukum yang mengatur bisnis di lapangan, maka sebaiknya para pelaku mengikuti hukum kebiasaan yang ada selama ini. Diharapkan walaupun belum ada aturan hukumnya, para pelaku tetaplah memakai konvensi atau kebiasaan berbisnis yang menjunjung tinggi itikad baik, asas kepatutan, dan berkeadilan. Dalam pengaturan hukum e-commerce di Indonesia jangan disandarkan pada nilai-nilai hukum yang tradisional. Diharapkan jangan sampai ada kesan pemaksaan penggunaan landasan hukum tradisional untuk praktik bisnis e-commerce ini. Menurut Heru S (dlm Bambang, 2000) perkembangan yang pesat di sektor e-commerce di negara tetangga seharusnya memacu pemikiran untuk mengembangkan hukum pidana dan hukum dagang nasional yang dikaitkan dengan perkembangan fenomena bisnis di alam maya ini. Mengingat E-commerce sangat membantu para pelaku bisnis didalam melakukan transaksi bisnisnya, dan juga dapat menjadi lahan pemasukan bagi pemerintah serta dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, maka sangat diharapkan pemerintah dapat dengan serius memikirkan hal ini untuk kemudian membuat peraturan yang mengatur tentang E-commerce demi keamanan bertransaksi. Agar perusahaan-perusahaan Indonesia dapat mengikuti perkembangan globalisasi dan dapat tetap bertahan dalam persaingan global.

ETIKA DALAM PERIKLANAN

I. Pengertian Iklan dan Model Penyampaian iklan Iklan merupakan salah satu salah cara penyampaian pesan kepada konsumen untuk mengenalakan suatu produk yang berada di pasar. Iklan mempunyai andil besar dalam menciptakan citra bisnis baik secara positif maupun negatif. Iklan ikut menentukan penilaian masyarakat mengenai baik buruknya kegitan bisnis ( Keraf, 1998 ) Berikut beberapa proses yang menyebabkan mengapa iklan mempunyai pengaruh besar terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk: Model Komunikasi Pemasaran Didalam proses model komuniksai pemasaran ini menjelaskan bagaimana proses komunikasi berjalan hingga sampai dalam perilaku konsumen. Proses komunikasi bermula dari strategi pemasaran yang ingin menyampaikan suatu pesan agar suatu produk dapat dikenal oleh konsumen atau masyarakat luas. Kemudian dari ide yang telah ada marketing atau bagian pemasaran memilih agency iklan yang sesuai sehingga suatu iklan siap disajikan, dilihat, didengar diberbagai media seperti radio, televisi, majalah, dls. Dari pennjajian iklan dari berbagai media tersebut konsumen dapat merespon suatu produk. Contoh dari respon konsumen adalah membeli produk yang ditawarkan melalui iklan tersebut. Berikut gambar model komunikasi pemasaran: Umpan Balik Sumber Pemasaran encoding tranmisi decoding respon & interprestasi oleh penerima tindakan perilaku konsumen

egancy iklan radio Tentang Pemasaran TV majalah Surat kabar Brosur

Gambar 1 : Model Komunikasi Pemasaran Sumber: Spencer, (1998 : 95)

Proses Pengambilan Keputusan Hal lain yang perlu diperhatikan dalam etika dalam periklanan adalah proses penganbilan keputusan. Proses pengambilan keputusan dibutuhkan saat kita ingin memiliki produk yang telah ditawarkan dalam iklan maupun pada saat kita ingin memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi. Tahap pertama tersebut berawal dari kebutuhan dan keinginan, kemudian mencari informasi dari berbagai media atau beberapa brosur-brosur, dls. Setelah mencari informasi kita mengevaluasi dan memilih salah satu untuk dijadikan keputusan pembelian. Tahap terakhir yang perlu dilakukan adalah mengevaluasi suatu produk yang telah beli, contohnya seperti penilaian positif atau negatif terhadap suatu produk tersebut atau pelayanan yang disrasakan pada saat membeli produk tersebut. ( Kotler, 1998 : 101 ) Berikut gambar proses pengambilan keputusan:

Kebutuhan dan keinginan Pencarian informasi Evaluasi berbagai alat merk Pilihan atas merk untuk beli Evaluasi pasca pembelian Gambar 2 Proses Pengambilan Keputusan Sumber: Kotler, (1998 : 102)

AIDA (Tahap-tahap seseorang membeli produk) Dalam pembelian produk seseorang melalui berbagai tahap. Tahap-tahap tersebut bisa dikenal dengan AIDA. Tahap awal seseorang mengetahui suatu produk baru yang asing bagi dirinya, sehingga dalam tahap selanjutnya seseorang tertarik dan menginginkan produk tersebut untuk dimiliki, maka sesorang membeli produk tersebut .( Spencer, 1998 : 112 )

Berikut gambar AIDA : Attention Interest Desire Action mengetahui produk baru tertarik menginginkan produk tersebut membeli produk Gambar 3 AIDA Sumber : Spencer (1998 : 107) Model Proses Komunikasi Sender encoding massage Media decoding recieve

Noise

Fead back

response Gambar 4 Model Proses komunikasi Sumber : Spencer (1998 : 109)

Dari berbagai proses dan bagan yang telah kami gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan seseorang dalam pembeliaan produk berbeda-beda. Hal ini disebabkan dari

cara bagaimana konsumen menerima atau meresspon sebuah pesan melalui iklan yang telah disampaikan tersebut. Melalui iklan tersebut wajar apabila konsumen menimbulkan tindakan positif, netaral atau bahkan negatif. Yang dimaksud dari tindakan tersebut adalah:

Positif Netral Negatif

yakin terhadap iklan yang disampaikan kemudian membeli produk. bingung terhadap suatu iklan tersebut (terserah) tidak merespon ikln tersebut (melarang untuk membeli)

II. Faktor-Faktor Internal dan Eksternal dalam Pembelian Produk Disamping iklan, konsumen juga dipengaruhi oleh adanya faktor intenal dan eksternal. Bagaimana faktor internal dan eksternal dapat mempengaruhi proses pembeliaan produk, dijelaskan dengan gambar seperti berikut, (Kotler,1997 : 109) Aspek internal Aspek eksternal Aspek internal, antara lain: o budaya o kelompok o group o keluarga o aspek lain Aspek eksternal, antara lain: motivasi proses belajar persepsi konsep diri pengalaman Lebih dari itu, iklan itu sendiri pada hakikatnya merupakan salah satu strategi pemasaran yang bermaksud untuk mendekatkan barang yang hendak dijual kepada konsumen. Dengan ini iklan berfungsi mendekatkan konsumen kepada produsen. Sasaran akhir seluruh kegiatan bisnis adalah agar barang yang telah dihasilkan bisa dijual kepada konsumen. Untuk itu konsumen atau masyarakat perlu mengetahui apa yang menjadi produk dari suatu perusahaan. Dengan katalain, pada hakikatnya secara positif iklan adalah suatu metode yang digunakan untuk memungkinkan barang konsumen dapat dijual kepada konsumen. III. Persoalan Iklan dari Segi Etika Bisnis Untuk melihat persoalan iklan dari segi etika bisnis, kami ingin menyoroti empat hal penting, yaitu: Fungsi iklan. Beberapa persoalan etis sehubungan dengan iklan. aktivitas (cognitive, afektive, psikomotorik)

Arti etis dari menipu dalam iklan. Kebebasan konsumen. Keempat hal penting tersebut akan kami bahas satu persatu berikut penjelasannya. 1) Fungsi iklan Pada umumnya, kita menemukan dua pandangan berbeda mengenai fungsi iklan. Keduanya menampilkan dua model klan yang berbeda sesuai dengan fungsinya masing-masing yaitu iklan sebagai pemberi informasi dan iklan sebagai pendapat umum. Iklan sebagai pemberi informasi Iklan sebagai sumber informasi, maksudnya adalah dari berbagai informasi yang diperoleh dari sebuah iklan konsumen mampu mengambil keputusan dalam membeli suatu yang ditawarkan dari informasi yang telah didapat tersebut. Iklan sebagai pembentuk pendapat umum iklan dilihat sebagai suatu cara untuk mempengaruhi pendapat umu masyarakat tentang sebuah produk, dengan demikian iklan mirip dengan fungsi propaganda politik yang berusaha mempengaruhi massa pemilih. Dengan kata lain fungsi iklan adalah untuk menarik massa konsumen untuk membeli produk itu.

Beberapa persolan etis Ada beberapa persoalan etis yang ditimbulkan oleh iklan, beberapa persoalan etis tersebut adalah sebagai berikut: o Iklan merongrong otonomi dan kebebasan manusia iklan membuat manusia tidak lagi dihargai kebebasannya dalam menentukan pilihannya untuk membeli produk tertentu. o Iklan menciptakan kebutuhan manusia modern menjadi konsumtif secara ekonomis hal ini baik karena dengan demikian akan menciptakan permintaan dan ikut menaikkan daya beli masyarakat. Bahkan, dapat memacu produktivitas kerja manusia hanya demi memenuhi kebutuhan hidupnya yang terus bertambah dan meluas. Namun, dipihak lain muncul masyarakat konsumtif dimana banyak dari pada yang dianggap manusia sebagai kebutuhannya sebenarnya bukan benar-benar kebutuhan. o Iklan membentuk manusia modern. manusia modern merasa belum menjadi dirinya kalau belum memiliki barang yang sebagaimana ditawarkan dalam iklan. o Iklan merongrong rasa keadilan sosial masyarakat. iklan yang menampilkan yang serba mewah sangat ironis dengan kenyataan sosial dimana banyak anggota masyarakat masih berjuang untuk sekedar hidup. Iklan yang mewah tampil seakan tanpa punya rasa solidaritas dengan sesamanya yang miskin. Secara nyata beberapa persoalan etis ini benar-benar ada. Namun hal ini dapat dijadikan hal untuk pertimbangan dalam hal pembuatan iklan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan iklan adalah: Iklan tidak boleh menyampaikan informasi yang palsu dengan maksud untuk memperdaya konsumen. Iklan wajib menyampaikan semua informasi tentang produk tertentu, khususnya menyangkut keamanan dan keselamatan manusia. Iklan tidak boleh mengarah pada pemaksaan, khususnya secara kasar dan terang terangan.

Iklan tidak boleh mengarah pada tindakan yang bertentangan dengan moralitas, seperti: tindak kekerasan, penipuan, pelecehan seksual, diskriminasi, perendahan martabat manusia, dsb. Makna etis menipu dalam iklan. Berikut beberapa makna etika dalam periklanan : ( Keraf, 1998 : 107 )

3)

o Etika dalam targeting praktek targeting dan usaha komunikasi kepada segmen yang rentan terhadap komunikasi pemasaran seperti anak-anak. Contoh: Iklan rokok ditujukan untuk anak-anak o Etika periklanan dianggap tidak jujur dan menipu Minuman cap kaki tiga tidak sesuai dengan komposisinya o Etika iklan bersifat manipulasi karena berlebihan jadi tidak sesuai o Etika bersifat ofensif dan berselera buruk Pada saat makan sambil nonton TV ada iklan diapet. o Etika iklan menciptakan stereotip Lansia sudah tidak dapat memahami iklan. Etika dalam hubungan masyarakat Etika dalam Personal Selling Etika dalam kemasan Etika dalam promosi penjualan Ex : iklan Ajinomoto konsumen secara rinci. hadiah, ternyata tidak

Ex : memberi penjelasan kepada Ex : Kemasan yang jelas dan sesuai Ex : Beli susu bertuliskan mendapat mendapat hadiah

4)

Kebebasan Konsumen Setelah kita melihat fungsi iklan, masalah etis dalam iklan, dan makna etis dari menipu dalam iklan, ada baiknya kita kita singgung sedikit masalah peran iklan dalam ekonomi, khususnya pasar. Iklan merupakan suatu aspek pemasaran yang penting, sebab iklan menentukan hubungan antara produsen dan konsumen. Secara lebih konkrit, iklan menentukan juga hubungan penawaran dan permintaan antara produsen dan pembeli, yang pada gilirannya ikut pula menentukan harga barang yang dijual dalam pasar. Dari keempat persoalan etis dalam etika bisnis yang telah dibahas diatas, secara keseluruhan dapat disimpulkan beberapa kelemahan dan keunggulan dalam periklanan. Keunggulan dan kelemahan periklanan adalah sebagai berikut: Kekuatan atau keunggulan periklanan : Kreatif, alur cerita bagus dan dapat dipahami Produk apapun, produknya pasti dan menarik

Pesan kompleks, singkat dan jelas Pilih media, televise

Kelemahan dalam periklanan: o o o Anggaran yang cenderung mahal Tergantung dari kreativitas manusia Tergantung dalam situasi tertentu.

IV. Media Iklan Pesan iklan akan sampai ke konsumen dengan menggunakan beberapa media, berikut beberapa media iklan dengan keunggulan dan kelemahannya: ( Spencer, 1998 ) Media iklan Televisi (TV) Keunggulan Informasi bisa dilihat dan didengar. Menarik ditonton Perhatian tinggi Jangkauan luas Surat Kabar Mampu menangkap pasar Umur informasi pendek local Jangkauan luas Radio Selektivitas geografi dan demografi Biaya rendah V. Contoh Iklan dan Analisis Etisnya Berikut kami berikan contoh iklan dan analisis etisnya: Indonesia termasuk salah satu negara yang perkembangan periklanannya patut diperhitungkan di Asia, bahkan dunia. Pada tahun 2006 nanti telah diprediksi bahwa anggaran periklanan Indonesia bakal berada pada urutan ke 13 d dunia. Bahkan anggaran belanja Indonesia pada tahun 2006 diperkirakan mencapai 3,26 miliar dollar AS.( Sutedjo, 2005) Angka belanja iklan sebesar ini tentu mengagumkan dan membanggakan. Hal ini tidak mengherankan mengingat pertumbuhan anggaran periklanan Indonesia yang luar biasa. Itu artinya, kontribusi Indonesia untuk Asia Pasifik patut diperhitungkan. Di Asia saja, Indonesia mendapat urutan ke-4 setelah Jepang, Cina dan Korea Selatan. Tren media saat ini menurut Henry Saputra, Managing Director Zenith Optimedia adalah pendekatan holistik. Dahulu, kita hanya beriklan melalui media yang lazim seperti media massa, televisi, radio. Sementara saat ini semua media medium seperti telepon, pager, PDA, kalender, direct mail, e-mail, website, phone-ordering, ATM, dll sudah terkoneksi dan dapat digunakan sebagai iklan. Sedikit audiens Gambar tidak menarik Audiens hanya mendengar Perhatian rendah Kelemahan Biaya tinggi Pemaparan cepat Audiens kurang daya seleksi

Hal inilah yang menyebabkan media massa menurun tingkat pertumbuhannya dibanding dengan media lainnya meskipun porsinya tetap besar, tapi dari tahun ke tahun semakin kecil. Media-media ini akan memiliki jangkauan yang tinggi termasuk digital TV yang mulai dirintis 2005 ini. Sebaliknya media konvensional seperti analog TV dan media setak akan bergeser ke jangkauan yang lebih rendah. Bila dulu pendekatan komunikasi merupakan solusi pemasaran, kini pendekatan komunikasi merupakan sebuah solusi bisnis. Oleh karena itu, bukanlah suatu yang aneh bila terlihat klien dan agensi duduk bersama sebagai partner komunikasi untuk membicarakan solusi bisnis, bukan lagi membicarakan solusi periklanan atau solusi pemasaran. Hal inilah yang 3 5 tahun terakhir timbul akuisisi dan merger untuk memenuhi kebutuhan klien akan multidisiplin komunikasi. Untuk menyelesaikan solusi bisnis, tidak bisa hanya menyelesaikan iklan namun juga harus bisa menyelesaikan komunikasi e-mail, direct-mail, dan segala macam kebutuhan komunikasi lain. Adanya kebutuhan ini membuat agensi-agensi global yang besar mulai melakukan akuisisi agar mampu melayani keinginan klien. Oleh karena itu di tingkat global, one stop shopping ada pada kelompok usaha ( grup ). Saat ini, bisnis periklanan di dominasi oleh 4 kelompok akuisisi, yaitu Omnicom, WPP, Publicis Groupe, IPG. Tren bisnis yang akan datang, untuk perusahaan komunikasi atau periklanan, pendapatan di below-the-line diprediksi akan lebih besar daripada above-the-line. Hal ini terjadi karena klien mulai mengalihkan dana kampanye ke below-the-line dengan alasan bisa langsung melihat hasilnya. Di Indonesia, ratio anggaran antara BTL dengan ATL masing-masing 50 %. Namun berbagai perusahaan besar saat ini mulai mengurangi porsi ATL dan mengalihkannya ke BTL. Hal ini dikarenakan 5 tahun mendatang Indonesia porsi ATL akan menciut menjadi 30% - 40%, sedangkan porsi untuk BTL meningkat menjadi 60% - 70%. Tren bisnis lain yang akan terjadi adalah media specialist akan berperan sebagai communications advisor. Artinya, media specialist memberikan masukan kepada klien mengenai apa saja yang diperlukan oleh klien berikut analisis dan alasan-alasannya. Jadi, media specialist sudah mengambil alih peran advertising agency pada umumnya. Media specialist sudah bisa menjawab keraguan akan efektifitas dan bahkan mereka memiliki media tools dan software yang canggih untuk mengukur keberhasilan media.

VI. Dampak Periklanan Dengan tren perkembangan seperti 5 tahun terakhir ini, yaitu rata-rata 30 % per tahun, maka Indonesia akan memposisikan dalam 5 besar di kawasan Asia Pasifik. Bahkan pada tahun 2006, Indonesia menempati urutan 13 di dunia. Untuk mewujudkan hal itu tentu saja harus ditunjang oleh kestabilan politik yang terpelihara dan perkembangan perekonomian Indonesia yang positif. Khusus untuk Indonesia yang perkembangan infrastrukturnya rendah, televisi akan tetap mendominasi media periklanan paling tidak hingga tahun 2010. Oleh karena itu, media lain seperti internet, mobile-phone, e-mail, direct-mail, nilai anggarannya masih tetap rendah. Dampak lain yang mungkin timbul terhadap bisnis periklanan adalah akan banyaknya konsolidasi media kepada media specialist. Selain itu, telah diprediksi bahwa pada tahun-tahun mendatang kegiatan below-the-line khususnya field-marketing, sales promotion, dan trade promotion, akan meningkat pesat. Oleh karena itu, ada baiknya jika agensi bersiap-siap melakukan aliansi strategik sebagai solusinya. 20 NEGARA DENGAN BELANJA IKLAN TERBESAR ( dalam juta dollar AS )

N O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

NEGARA AS Jepang Jerman Inggris Perancis Italia Spanyol Kanada Korea Selatan Australia Belanda Swiss Taiwan Hongkong Israel Swedia Denmark Austria China Belgia

THN 1992 107.84 0 33.370 15.830 10.684 7.691 5.904 5.228 4.158 3.400 3.347 2.574 2.241 2.155 1.539 1.265 1.233 1.226 1.117 1.077 1.047

NEGARA AS Jepang Jerman Inggris Perancis Italia Brazil China Korea Selatan Kanada Spanyol Australia Meksiko Belanda Polandia Swiss Rusia Yunani Taiwan Hongkong

THN 2002 144.463 33.516 16.963 15.249 9.031 7.097 7.020 6.339 6.031 5.218 5.083 4.097 3.447 3.439 2.530 2.457 2.009 1.934 1.895 1.848

NEGARA AS Jepang Jerman Inggris China Perancis Italia Korea Selatan Kanada Spanyol Australia Polandia Indonesia Belanda Swiss Thailand Taiwan India Belgia Yunani

THN 2006 159.330 36.591 19.062 15.177 10.415 9.347 7.121 6.947 5.471 5.331 4.531 3.334 3.256 3.084 2.713 2.454 2.426 2.928 2.237 2.234

ETIKA BISNIS INTERNATIONAL


A. Macam etika dan tanggung jawab sosial dalam bisnis internasional Alasan dasar keberadaan suatu bisnis adalah untuk menciptakan nilai (biasanya dalam bentuk keuntungan) bagi pemiliknya. Selain itu, sebagian besar orang bekerja untuk memperoleh penghasilan untuk kehidupan mereka atau keluarga mereka. Sebagai akibatnya, tujuan dari setiap keputusan yang dibuat untuk kepentingan bisnis atau individu dalam bisnis adalah meningkatkan penghasilan dan mengurangi biaya Dalam banyak kasus orang yang berada dalam bisnis membuat keputusan dan bertingkah laku untuk pribadi dan untuk organisasi mereka yang diterima masyarakat. Tetapi kadangkadang mereka menyimpang terlalu banyak dari apa yang mereka terima.

Etika sebagai kepercayaan individu tentang apakah keputusan, perilaku, atau tindakan tertentu benar atau salah. Konsep perilaku etis biasanya merujuk ke perilaku yang diterima oleh norma sosial umum. Perilaku tidak etis adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial umum. Nilai-nilai seseorang juga mempengaruhi standar etika. Orang yang menempatkan perolehan keuangan dan kemajuan pribadi atas semua prioritasnya, akan menyerap nilai etika yang mendorong percepatan kesejahteraan. Jadi mereka kejam dalam usaha mendapatkan hasil ini, tanpa melihat kerugian pada orang lain. Sebaliknya, orang yang membangun keluarga dan teman-teman sebagai prioritas utama akan mengadopsi standar etika yang berbeda. Masyarakat biasanya mengadopsi hukum formal yang menunjukkan standar etika yang ada yaitu norma sosial dari anggotanya. Pengharapan ini sering lebih berdaya guna dalam membentuk perilaku daripada semata-mata mengandalkan keberadaan hukum. Definisi-definisi ini memberikan generalisasi sebagai berikut: a) Setiap individu mempunyai sistem kepercayaan sendiri tentang apa yang menjelaskan dengan mudah perilaku etis dan tidak etis. b) Masyarakat dari konteks budaya yang sama cenderung mempunyai kesamaan kepercayaan tetapi tidak harus identik yang membentuk perilaku etis dan yang tidak etis. c) Setiap individu dapat merasionalisasi perilaku berdasarkan keadaan. d) Setiap individu dapat menyimpang dari sistem kepercayaan mereka berdasarkan kondisi keadaan. e) Nilai etika sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dan adat sosial. Nilainilai adalah hal-hal yang dianggap penting oleh seseorang. Nilai-nilai sering berpusat pada beberapa hal seperti waktu, usia, pendidikan, dan status. Budaya mempunyai dampak langsung terhadap sistem nilai dari anggota budaya tersebut. Nilai-nilai juga mempengaruhi bagaimana individu mendefinisikan perilaku etis dibandingkan yang tidak etis. f) Anggota suatu budaya dapat melihat perilaku tertentu tidak etis, sedangkan anggota kelompok yang lain dapat melihatnya masuk akal. Sekalipun demikian, yang ingin ditekankan bahwa etika ialah konsep individu yang berbedabeda. Organisasi sendiri tidak mempunyai etika, tetapi benar-benar mengkaitkan dirinya dengan lingkungan mereka melalui cara-cara yang sering melibatkan dilema dan keputusan etika oleh individu didalam organisasi itu. Secara umum, hubungan antara organisasi dan lingkungannya berputar sepanjang konsep tanggung jawab sosial (Griffin and Pustay, 2005; 122 124). B. Etika dalam konteks lintas budaya dan internasional Cara yang berguna untuk menggambarkan perilaku etika dalam konteks lintas budaya dan internasional adalah berdasarkan bagaimana organisasi memperlakukan karyawannya, bagaimana karyawan memperlakukan organisasi dan bagaimana organisasi dan karyawan memperlakukan agen ekonomi yang lain.

Perilaku Organisasi Terhadap Karyawan

Perilaku Karyawan Terhadap Organisasi

Konteks budaya

Perilaku Karyawan dan Organisasi Terhadap Agen Ekonomi yang lain


1. Bagaimana organisasi memperlakukan karyawannya. Satu hal yang penting dalam etika lintas budaya dan internasional adalah perlakuan terhadap karyawan oleh organisasi. Pada sisi ekstrim, organisasi dapat berusaha mempekerjakan orang-orang yang terbaik, memperluas kesempatan dan pengembangan karir, memberikan kompensasi dan tunjangan yang bagus dan menghormati hak pribadi dan kebebasan masing-masing karyawan. Pada sisi ekstrim lainya, perusahaan dapat mempekerjakan berdasarkan kriteria yang merugikan dan kesukaan, dapat sengaja membatasi kesempatan berkembang, dapat memberikan kompensasi yang minim, dan dapat memperlakukan karyawan dengan keras dan sedikit memperhatikan kebebasan individu. Dalam prakteknya, bidang-bidang yang rentan terhadap perbedaan etika meliputi mengangkat dan memberhentikan, upah dan kondisi kerja, dan privasi dan menghargai karyawan. Dibeberapa negara, petunjuk etika dan hukum menyarankan bahwa pengangkatan dan keputusan harus didasarkan semata-mata pada kemampuan individu untuk melaksanakan pekerjaan. Tetapi di negara lain adalah sah untuk memberi perlakuan istimewa kepada individu-individu berdasar jenis kelamin, etnik, usia, atau faktor lain yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Upah dan kondisi kerja, meskipun diatur dibeberapa negara, ada juga hal-hal yang juga bisa menjadi kontrovesi. Manager yang membayar karyawan lebih kecil dari yang sewajarnya, karena manager tahu bahwa karyawan itu tidak mau mengeluh karena takut keluar atau

kehilangan pekerjaan, dapat digolongkan tidak etis. Sama halnya, dibeberapa negara, orang akan setuju bahwa organisasi diwajibkan untuk memproteksi privasi karyawannya. Salah satu unsur perlakuan organisasi terhadap para karyawannya mencakup kondisi kerja yang diadakan di pabrik dan fasilitas lain. Sejumlah negara mengatur standar keamanan dan kesehatan, sedang negara lain tidak peduli. 2. Bagaimana pekerja melakukan organisasi Isu sentral dalam hubungan ini meliputi konflik kepentingan, kerahasiaan, dan kejujuran. Konflik kepentingan terjadi jika sebuah keputusan mempunyai potensi menguntungkan dan merugikan organisasi. Persepsi etis mengenai pentingnya konflik kepentingan berbeda bagi masing-masing budaya. Membuka rahasia perusahaan dipandang tidak etis di beberapa negara, tetapi tidak di negara lainnya. Karyawan yang bekerja untuk sebuah bisnis industri yang memiliki persaingan keta dapat tergoda untuk mensual informasi tentang perencanaan penjualan ke kompetitor. Bidang yang ketiga yang diperhatikan adalah kejujuran secara umum. Problem yang umum di bidang ini meliputi hal-hal seperti menggunakan telepon kantor untuk telepon jarak jauh buat kepentingan pribadi, mengambil barang-barang kantor, dan menggelembungkan biaya-biaya. Dalam beberapa budaya bisnis, tindakan-tindakan seperti ini dipandang tidak etis, dinegara lainnya, karyawan dapat mengembangkan pengertian bahwa jika saya bekerja disini, maka tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi kebutuhan saya. 3. Bagaimana karyawan dan organisasi memperlakukan agen ekonomi lainnya. Agen utama meliputi konsumen, kompetitor, pemegang saham, pemasok, dealer, dan serikat pekerja. Jenis interaksi antara organisasi dengan agen-agen ini rentan terhadap ambigu etis yang meliputi iklan dan Proxy, pembukaan rahasia keuangan, pemesanan dan pembelian, pengiriman dan pemindahan, tawar menawar dan negosiasi, dan hubungan bisnis lainnya. Perbedaaan bisnis antara negara menimbulkan kerumitan secara etis bagi perusahaan dan karyawan mereka. Di beberapa negara uang suap dalam jumlah kecil dan biaya lain-lain adalah normal dan sudah jadi kebiasaan dalam menjalankan bisnis. Perusahaan asing sering mengikuti kebiasaan lokal tanpa melihat apakah ini dianggap sebagai praktek yang etis di negara asal (Griffin and Pustay, 2005; 124 128). C. Mengelola perilaku etis Lintas Batas. Cara-cara yang paling umum untuk melakukan ini adalah dengan menggunakan penunutun atau standar etika, pelatihan etika, dan melalui praktek organisasi dan budaya perusahaan. 1. Penuntun dan standar etika. Sebuah perusahaan multinasional harus mengambil keputusan apakah membuat satu standar menyeluruh untuk semua unit global atau apakah harus menyesuaikan masing-masing dengan konteks lokal. Sama halnya, jika sebuah perusahaan mengakuisisi cabang luar negeri, ia harus memutuskan apakah menerapkan peraturan perusahaan terhadap cabang tersebut atau membiarkannya memepertahankan yang telah mereka ikuti selama ini. Supaya sebuah peraturan mempunyai nilai, tentu saja, itu harus jelas dan langsung, itu harus menyelesaikan unsur-unsur utama pelaksanaka etika yang sesuai dengan lingkungan dan operasi bisnisnya, dan itu harus diterapkan saat problem muncul (Griffin and Pustay, 2005; 128). 2. Pelatihan etika. Beberapa perusahaan multinasional memperhatikan isu etis secara proaktif dengan menawarkan pelatihan karyawan bagaimana mengatasi dilema etika. Sesi pelatihan melibatkan

diskusi tentang berbagai dilema etika yang mungkin dihadapi karyawan dan bagaimana mereka mengatasi dilema ini secara terbaik. Salah satu keputusan bagi perusahaan multinasional adalah apakah harus membuat training etika yang konsisten secara global atau apakah harus disesuaikan dengan konteks lokal. Tanpa melihat pendekatan mana yang mereka pakai, sebagian besar perusahaan multinasional membekali ekspatriat dengan pelatihan etika lokal guna mempersiapkan mereka untuk penugasan luar negeri (Griffin and Pustay, 2005; 129). 3. Praktek organisasi dan budaya organisasi Praktek organisasi dan budaya perusahaan juga menyumbang ke pengelolaan perilaku etika. Jika pemimipin utama di suatu perusahaan bersikap etis dan pelanggaran standar etika diatasi secara langsung dengan benar, maka setiap orang di organisasi akan memahami bahwa perusahaan mengharapkan mereka untuk bersikap etis, membuat keputusan yang etis dan melakukan hal yang benar. Tetapi jika para pemimpin puncak nampak membebaskan diri mereka dari standar etika atau memilih untuk mengabaikan atau menganggap ringan perilaku yang tidak etis, dan memberikan kesan yang sebaliknya bahwa melakukan sesuatu yang tidak etis dapat diterima jika anda dapat mencapai tujuan anda (Griffin and Pustay, 2005; 129). Contohnya, Sebab awal terjadinya krisis tahun 1997 memang jelas. Semua ini bermula dari permainan kotor yang dilakukan para spekulan mata uang internasional untuk menjatuhkan sejumlah mata uang di Asia. Salah satu spekulan yang bermodal kuat, dan karena itu paling berperan besar dalam terjadinya krisis ini adalah George Soros melalui lembaga keuangan yang dimilikinya. Etika bisnis yang dianut oleh Soros dan para pedagang valas lainnya patut dipertanyakan. Ketika Soros melakukan transaksi valas, dia sudah bisa memprediksikan kehancuran negara-negara Asia sebagai akibat dari transaksi itu. Namun, Soros tetap melakukannya dan terjadilah krisis hebat yang menyengsarakan puluhan juta rakyat Asia Tenggara. Tetapi menurut pendapat Soros, kesalahan terletak pada pemerintahaan yang tidak transparan dan despotic di negara-negara Asia. Menurut Soros, pasar akan menentukan dirinya sendiri. Artinya, bisnis yang dia lakukan hanya semata-mata memenuhi peluang pasar. Soros juga memberikan sebagian uangnya untuk membantu rakyat miskin di berbagai negara, melalui lembaga Soros Foundation. Kegiatan Soros membantu rakyat miskin dengan bisnisnya dibidang perdagangan uang yang telah memiskinkan puluhan juta manusia, jelas merupakan paradoks (2005, Soros dan Krisis Moneter Asia). D. Tanggung jawab sosial dalam konteks lintas budaya dan internasional. Etika bisnis berkaitan dengan masing-masing karyawan dan manager, keputusan yang diambil, ada perilaku meereka. Organisasi tidak mempunyai etika, tetapi mengkaitkan lingkungan mereka dalam cara-cara yang sering mengakibatkan dilema etika dan mengacu pada konteks tanggung jawab sosial organisasi. Tanggung jawab sosial adalah kumpulan kewajiban organisasi untuk melindungi dan memajukan masyarakat di mana organisasi bekerja. Kompleksitas bagi manajer bisnis internasional jelas bahwa keseimbangan yang ideal antara tanggung jawab sosal secara global terhadap kondisi lokal yang mungkin memaksa perbedaan pendekatan dengan negara-negara yang berbeda dimana perusahaan tersebut melakukan bisnis (Griffin and Pustay, 2005; 130). E. Bidang-bidang tanggung jawab sosial Organisasi dapat menerapkan tanggung jawab sosial terhadap pihak-pihak yang berkepentingan, terhadap lingkungan alam, dan terhadap kesejahteraan sosial. Beberapa organisasi mengetahui tanggung jawab mereka di ketiga bidang itu dan berusaha sungguh-sungguh untuk mencapainya, yang lainnya menekankan pada satu atau dua bidang tanggung jawab sosial. Dan sedikit yang tidak mengetahui tanggung jawab sosial sama sekali. 1. Stakeholder organisasi

Stakeholder adalah orang dan organisasi yang dipengaruhi langsung oleh praktek organisasi tertentu dan mempunyai kepentingan terhadap kinerja organisasi. Kebanyakan perusahaan yang berjuang untuk bertanggung jawab terhadap stakeholder berkonsentrasi pertama dan terutama pada tiga kelompok: konsumen, karyawan, dan investor. Organisasi yang bertanggung jawab terhadap konsumen berusaha untuk memperlakukan mereka dengan adil dan jujur. Mereka menjanjikan untuk memberikan harga yang sesuai, menganggap penting jaminan produk, menepati komitmen pengiriman, dan menjaga kualitas produk yang mereka jual. Organisasi yang bertanggung jawab secara sosial dalam menghadapi karyawan memperlakukan para pekerja dengan adil, membuat mereka sebagia bagian tim dan menghargai kebebasan dan kebutuhan dasar manusia mereka. Untuk menjaga sikap dan tanggung jawab terhadap investor, manajer harusnya mengikuti prosedur akuntansi yang benar, memberikan informasi yang cukup kepada pemegang saham tentang kondisi keuangan perusahaan, dan mengelola organisasi untuk melindungi hak pemegang saham dan investasi. Selain itu mereka harus akurat dan jujur dalm penilaian tentang pertumbuhan jangka panjang dan laba serta menghindari adanya ketidakwajaran dalam hal-hal yang sensitif seperti insider trading (perdagangan saham dengan informasi orang dalam), manipulasi harga saham, dan menahan data keuangan. (Griffin and Pustay, 2005; 130) 2. Lingkungan alam Bidang kedua yang penting dalam tanggung jawab sosial berkaitan dengan lingkungan alam. Banyak organisasi yang membuang kotoran , limbah produksi, dan sampah ke sungai, ke udara, dan tanah kosong. Sekarang banyak undang-undang mengatur pembuangan limbah mineral sehingga perusahaan dapat bertanggung jawab secara sosial terhadap pembuangan bahan polusi dan perlakuan secara umum terhadap lingkungan (Griffin and Pustay, 2005; 130 132). Perusahaan seharusnya memiliki kesadaran diri atas kegiatannya yang akan berdampak langsung kepada lingkungan sekitar. Pencemaran lingkungan juga menimbulkan dampak negatif baik itu bagi masyarakat sekitar maupun lingkungan itu sendiri. Apabila perusahaan tersebut mencemari lingkungan, maka perusahaan tersebut juga melanggar Hak Asasi Manusia, karena masyarakat banyak telah dirugikan dengan pencemaran lingkungan yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut. Selain itu perusahaan juga telah melanggar hukum yang telah ditetapkan di negara tempat perusahaan tersebut beroperasi. Contoh kasusnya adalah Kasus Tragedi Teluk Buyat. Penelitian masih terus berlanjut apakah perusahaan tambang milik Amerika Serikat, PT Newmount Minahasa Raya memang benar telah merusak ekologi. Kegigihan warga dan korban Teluk Buyat dalam mengejar keadilan telah mengungkap penyakit kronis penegakan hukum di sektor lingkungan, lalu memaksa kita merasakan adanya semacam situasi darurat, yakni minimnya perhatian dan usaha dari pengelola kekuasaan negara dalam melindungi hak-hak warga atas lingkungan hidupnya. Too little and too late: itulah ungkapan yang tepat untuk melukiskan langkah pemerintah dalam tragedi Buyat. Perhatian pemerintah baru tumbuh justru setelah sejumlah warga dan biota di kawasan teluk itu telanjur menjadi korban dari wabah penyakit. Padahal, jauh-jauh hari sebelum kasus ini meledak, potensi dan bahaya pencemaran ekologi di wilayah itu sebenarnya telah diekspos dan disuarakan oleh sejumlah LSM. Pelajaran penting dari tragedi teluk Buyat adalah betapa mendesaknya perlindungan hak-hak asasi manusia jadi bagian dari sikap kebijakan pemerintah terhadap korporasikorporasi yang beroperasi di Indonesia. Hubungan di antara korporasi bisnis dan hak-hak asasi manusia sebenarnya bisa bersifat konstruktif. Pada tingkat internasional, bukti dari hubungan yang konstruktif ini dapat

diperiksa dari beberapa kecenderungan yang berlangsung dalam tahun-tahun terakhir ini. Kian banyak, misalnya, korporasi-korporasi besar yang memasukkan perlindungan hak-hak asasi manusia dan hak-hak buruh ke dalam corporate codes of conduct mereka. Sanksi-sanksi perdagangan yang diterapkan kepada negara-negara yang secara terang-terangan mengabaikan hak-hak asasi manusia adalah contoh lain dari hubungan konstruktif itu. Situasi darurat itu jadi demikian terasa, bila diingat, sebelum tragedi Buyat sebenarnya kasus-kasus pencemaran dan perusakan ekologi serupa sudah berkali-kali terjadi, dan semua itu secara tidak langsung telah melanggar Hak Asasi Manusia. Proses self destruction terhadap bumi dan bangsa ini tak boleh terus dibiarkan. Memang didalam bisnis internasional, pemerintah dituntut untuk konsisten dan reguler dalam melakukan kontrol terhadap perusahaan ataupun kegiatan-kegiatan perusahaan. Pemerintah, sebagai pengelola langsung kekuasaan negara, berkewajiban menjaga dan melindungi lingkungan hidup bagi warga negaranya. Dalam urusan itu, sudah waktunya pemerintah mengupayakan kebijakan-kebijakan yang tidak cuma memberi peluang bagi kalangan korporasi, tapi juga mendorong mereka untuk memenuhi kewajiban sosial mereka terhadap masyarakat dan lingkungan di mana mereka beroperasi.

Foto 1

Foto 2

Gambar. Perahu Nelayan yang tidak melaut

Gugatan terhadap NMR ini disambut baik para aktivis lingkungan hidup. Sebelumnya, mereka mengeluhkan pertambangan di Indonesia tidak memperhatikan lingkungan. Akan tetapi, isu ini meresahkan para investor yang mengeluhkan sistem hukum di Indonesia yang tidak efisien dan penuh dengan korupsi. Tahun lalu, sejumlah penelitian dilakukan terhadap air di Teluk Buyat. Hasil penelitian ini mengundang konflik. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Lingkungan Hidup melaporkan air di Teluk Buyat tidak tercemar. Tetapi sejumlah penelitian lain melaporkan konsentrasi arsen di dasar Teluk Buyat 100 kali lebih tinggi di lokasi pembuangan tailing (limbah) daripada di tempat lain di area itu (Lubis, 2004, Tragedi Teluk Buyat). 3. Kesejahteraan sosial

Untuk memperlakukan stakeholder dan lingkungan alam dengan penuh tanggung jawab, organisasi bisnis juga harus mendorong kesejahteraan umum masyarakat. Contohnya memberikan sumbangan kegiatan sosial, organisasi amal, dan yayasan nirlaba dan asosiasi, museum-museum, simfoni, serta radio dan telivisi publik serta mengambil peran dalam meningkatkan kesehatan dan pendidikan masyarakat. Organisasi harus bertindak lebih luas untuk memperbaiki ketidakmerataan politik dan sosial yang ada di dunia. Masalah yang terkait adalah kemiskinan global dan potensi peran bisnis untuk mengatasinya (Griffin and Pustay, 2005; 133). Contohnya adalah Contract Of Work (COW) pertama yang ditanda tangani oleh pihak PT Freeport dengan Pemerintah Indonesia sangat memberikan keuntungan kepada freeport, karena kontrak kerja ini menjamin hak bagi Freeport untuk menggunakan tanah dan kepemilikan lainnya di wilayah tambang dan untuk memindahkan masyarakat adat dari tempat tinggal asli mereka, tetapi tidak dicantumkan syarat-syarat bahwa Freeport akan membayar kompensasi, atau berkonsultasi dengan penduduk lokal tentang aktivitasnya. COW juga mengabaikan hak-hak adat atas tanah dari suku Amungme dan Kamoro serta menyediakan perlindungan yang minim terhadap hak komunitas untuk kesehatan, untuk perumahan yang layak, makanan, dan kesehatan, dan untuk mempratekkan kebudayaan mereka dan COW juga tidak menyebutkan dampak operasi tersebut terhadap lingkungan (2005, Perusahaan multinasional dan pengingkaran terhadap hak-hak masyarakat adat: Sebuah studi kasus terhadap perusahaan tambang di Papua Barat). F. Mengelola Tanggung Jawab Sosial Lintas Batas. Usaha untuk mengelola pelaksanaan etika, bisnis biasanya membuat beberapa usaha aktif untuk mengatasi tanggung jawab sosial. Perusahaan biasanya mengadopsi satu dari empat pendekatan berbeda terhadap tanggung jawab sosial. Pendekatan dasar yang mereka adopsi membentuk mereka bagaimana mereka mengelola isu-isu penyesuaian, dimensi informal dari tanggung jawab sosial, dan evaluasi usaha-usaha tanggung jawab sosial mereka. 1. Pendekatan terhadap tanggung jawab sosial Organisasi itu sendiri mengadopsi posisi yang beragam di bidang tanggung jawab sosial. Empat pendirian yang dapat diambil adalah berupa kewajiban terhadap masyarakat, yang terdapat dalam rentang dari tingkat yang terendah sampai tertinggi di bidang praktek tanggung jawab sosial.

Paling sedikit Tanggung jawab

Paling besar Tanggung jawab

Sikap Pandang menghalag i

Sikap Pandang bertahan

Sikap Pandang akomodatif

Sikap Pandang pro aktif

a. Sikap pandang menghalangi Biasanya sedikit untuk mengatasi masalah sosial atau lingkungan. Saat mereka melintas garis etika atau hukum mereka biasanya menolak atau menghindari menerima tanggung jawab atas tindakan mereka. b. Sikap pandang bertahan Dimana organisasi akan melakukan segala sesuatu yang dipersyaratkan secara hukum tapi tidak lebih. Pendekatan ini sering dihadapi oleh perusahaan yang tidak simpati pada konsep tanggung jawab sosial. Manajer di perusahaan yang bersikap bertahan dan berkeras bahwa pekerjaan mereka adalah menghasilkan profit. Perusahaan yang mengambil posisi ini kecil kemungkinan melakukan kesalahan daripada perusahaan yang bersikap menghalangi, dan umumnya mengakui kesalahan saat ditemukan dan kemudian melakukan tindakan perbaikan. c. Sikap pandang akomodatif Sebuah perusahaan yang mengadopsi sikap pandang akomodatif memenuhi persyaratan hukum dan persyaratan etika, tetapi juga akan melakukan lebih dari persyaratan ini dalam kasus tertentu. Perusahaan-perusahaan ini dengan sukarela setuju untuk berpartisipasi dalam program sosial. d. Sikap pandang proaktif Perusahaan yang menghadapi pendekatan ini sungguh-sungguh mendukung tanggung jawab sosial. Mereka melihat diri mereka sendiri sebagai warga masyarakat dan secara proaktif mencari kesempatan untuk menyumbang (Griffin and Pustay, 2005; 135-136). 2. Mengelola kesesuaian terhadap peraturan Dimensi organisasi formal digunakan untuk menerapkan tanggung jawab sosial perusahaan yang mencakup hukum, kesesuaian dengan etika, dan bantuan kemanusiaan. a. Kesesuaian dengan peraturan.

Kesesuaian hukum berarti bagaimana organisasi menyesuaikan diri dengan hukum regional, nasional, dan internasional. Tugas pengelolaan kesesuaian hukum biasanya dibebankan ke manajer fungsional yang sesuai. Contohnya, pimpinan eksekutif SDM bertanggung jawab untuk menyesuaikan dengan peraturan berkaitan dengan perekrutan, pembayaran, keselamatan, dan kesehatan. Demikian halnya, eksekutif keuangan umumnya mengawasi kesesuaian dengan peraturan sekuritas dan perbankan (Griffin and Pustay, 2005; 136). Salah satu contoh kasusnya adalah Pembangunan proyek infrastruktur pipanisasi gas dari Sumatra Selatan ke Jawa Barat, yang lebih dikenal dengan Onshore Gas Trasmission Pipeline (Grissik-Pagar Dewa-Labuhan Maringgai dan Muara Tawar-Karawang) South Sumatra West Java Phase II merupakan langkah penting dalam percepatan pemanfaatan gas bumi sebagai pengganti BBM PT Pertamina setuju menyalurkan gas untuk jangka waktu 12 tahun ditambah penyaluran gas yang akan disesuaikan dengan kemampuan lapangan PT Pertamina. Namun, dalam perjalanannya pembangunan proyek infrastruktur itu menghadapi sandungan gugatan yang dilayangkan Dewan Pengurus Nasional Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (DPN Inkindo) kepada PT PGN Tbk ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Kasus perselisahan antara DPN Inkindo dan PT PGN soal tender itu kini sudah masuk ke wilayah pengadilan. Pada sidang pertama pertengahan bulan lalu, majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menawarkan perdamaian kepada kedua belah pihak melalui jalur mediasi. Yang dipermasalahkan oleh DPN Inkindo, katanya, adalah soal tendernya, sehingga hal itu masuk dalam ruang lingkup UU No.5/1999 tentang larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Kasus tersebut bermula ketika PT PGN Tbk mengirim surat undangan tender internasional proyek tersebut pada September 2004. Undangan itu ditujukan kepada enam perusahaan, yaitu PT Tripatra Engineering; Gulf Interstate yang bergabung dengan PT Wirazee Adhi Engineering; Penspen Limited bergabung dengan PT Petrotechindo Utama; EON Engineering GmbH bergabung dengan PT Pacific Consultants International dan PT Connusa Energindo; PT. Wood Group Indonesia; dan Engineers India Limited. PT PGN menetapkan Penspen Limited bergabung dengan PT Petrotechindo Utama dan PT Erraenersi Konstruksindo sebagai pemenang. Penetapan ketiga pemenang tender proyek itu kemudian menjadi masalah. Menurut DPN Inkindo, pemenang tender itu tidak memiliki izin usaha di bidang jasa konsultasi konstruksi dan sertifikat badan usaha yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Persyaratan izin usaha dan sertifikat itu, menurut DPN Inkindo, adalah mutlak ada untuk mengikuti proses tender. Sebelum diajukan gugatan, DPN Inkindo sebenarnya sudah melakukan somasi kepada PT PGN Tbk soal penetapan pemenang itu. Namun, tak tercapai titik temu, sehingga DPN Inkindo memilih menempuh jalur hukum. DPN Inkindo, melalui kusa hukumnya dari law offices Purbadi & Associates, mengajukan gugatan terhadap PT PGN Tbk karena organisasi itu merasa kepentingan asosiasi/nasional dirugikan dengan perbuatan PT PGN Tbk yang memenangkan ketiga perusahaan itu. DPN Inkindo menemukan fakta pemenang tender Penspen Limtied, PT Petrochindo Utama dan PT Erraenersi Konstruksindo tidak memiliki izin usaha di bidang jasa konsultasi konstruksi dan sertifikat badan usaha yang dikeluarkan LPJKN. PT PGN Tbk, sebagaimana tuduhan DPN Inkindo, telah mengabaikan ketentuan UU No.18/1999 tentang jasa konstruksi. PT PGN Tbk seharusnya berkewajiban untuk melakukan verifikasi dan penelitian secara akurat para calon peserta tender. Akibat perbuatan para tergugat itu, menurut kuasa hukum DPN Inkindo, maka kontrak PMC onshore proyek transmisi pipa gas itu tidak sah dan batal demi hukum.

Akibat dari perbuatan itu DPN Inkindo rugi, karena kepentingan anggotanya untuk berpotensi menjadi pemenang tender menjadi hilang. Untuk itulah DPN Inkindo menuntut ganti rugi material dan immaterial sebesar sekitar Rp130 miliar ditambah uang paksa sebesar Rp10 juta setiap hari atas keterlambatan pelaksanaan isi putusan pengadilan. Darwin Aritonang, kuasa hukum PGN Tbk, mengemukakan gugatan perbuatan melawan hukum dari DPN Inkindo tidak tepat karena tak sesuai ketentuan formal sebuah gugatan perbuatan melawan hukum. Yang jelas perselisihan antara kedua belah pihak sudah memasuki wilayah pengadilan. Konsekuensinya adalah DPN Inkindo juga harus siap menghadapi gugatan balik dari PT PGN Tbk Pelanggaran etika yang terjadi adalah mengabaikan ketentuan UU No.18/1999 tentang jasa konstruksi. PT PGN Tbk seharusnya berkewajiban untuk melakukan verifikasi dan penelitian secara akurat para calon peserta tender (Suwantin, 2005, Proyek pipa gas SumselJabar bermuara ke pengadilan). b. Kesesuaian dengan peraturan etika. Bagaimana anggota-anggota organisasi mengikuti standar perilaku etika dan hukum. Organisasi-organisasi internasional yang lain telah menawarkan berbagai standar tentang pertangungjawaban korporasi dalam rangka untuk mendorong Perusahaan Multinasional untuk bertindak serta bertangungjawab dengan pendekatan sosial terhadap komunitaskomunitas lokal, namun mengakui bahwa kepentingan korporasi dalam menghasilkan keuntungan tidak bisa dikesampingkan seluruhnya. Semua syarat ini diajukan dengan pertimbangan bahwa regulasi secara individual oleh Perusahaan Multinasional tidak menunjukkan kesanggupann untuk memastikan sikap yang bertangungjawab secara sosial oleh korporasi di negara-negara berkembang. Organisasi-organisasi resmi mengungkapkan bahwa standar-standar kolektif berhubungan dengan pengawasan atau monitoring, walaupun secara sukarela diadopsi dan diterapkan, memberikan insentif yang kuat bagi korporasikorporasi untuk bertindak serta bertangungjawab secara sosial, khususnya dalam industriindustri di mana jenis produk dan respon pemakai mempunyai dampak significan dalam penjualan dipasar (Griffin and Pustay, 2005; 137). Contoh, salah satu prinsip Norma-norma PBB tentang Pertangungjawaban dari Perusahaan Transnasional dan Perusahaan Bisnis lainya dengan berdasarkan pada Hak-hak Asasi Manusia menegaskan bahwa: Korporasi Transnasional dan usaha bisnis lainnya harus mengakui dan menghargai norma-norma penerapan dari hukum internasional, hukum nasional dan regulasi-regulasi, juga praktekpraktek administratif, aturan hukum, kepentingan publik, tujuan-tujuan pembangunan, kebijakan-kebijakan ekonomi dan budaya termasauk transparansi, akuntabilitas dan pencegahan korupsi, dan kewenangan dari negara dimana perusahaan beroperasi. (2005, Perusahaan multinasional dan pengingkaran terhadap hak-hak masyarakat adat: Sebuah studi kasus terhadap perusahaan tambang di Papua Barat). c. Pemberian bantuan kemanusiaan Pemberian dana atau hadiah untuk kemanusiaan atau program sosial lain. Sayangnya, pada masa pemotongan seperti sekarang ini, banyak perusahaan juga membatasi pemberian sumbangan kemanusiaan dalam beberapa tahun terakhir karena mereka terus memotong anggaran mereka (Griffin and Pustay, 2005; 137-138). Salah satu contohnya adalah faktafakta menunjukkan bahwa bantuan dana satu persen bukanlah berdasarkan pada pemberian yang murni secara sukarela dari Freeport, sebaliknya ini muncul sebagai hasil tekanan dari berbagai kelompok, khususnya mereka yang berada di komunitas lokal. Berkaitan dengan hal ini, Freeport perlu lebih terbuka terhadap komunitas lokal, menjelaskan prioritas-prioritas dari programnya. Walaupun, Bantuan dana Satu Persen hanya akan dianggap sebagai strategi yang tidak murni yang bertujuan untuk mengurangi ketidakpuasan dari penduduk lokal.

Kebijakan Bantuan dana Satu Persen, di satu pihak akan dianggap sebagai sebuah upaya oleh Freeport untuk mengimplementasikan praktek terbaik dalam merespons tuntutan-tuntutan dari komunitas lokal. Di pihak lain, tanpa sebuah dialog murni semua hasil dari kebijakan ini hanyalah negatif bagi komunitas lokal. Sebuah dialog yang murni harus melibatkan semua pemilik saham yang relevan khususnya komunitas lokal, dalam sebuah dialog yang murni berkaitan dengan pelanggaran hak asasi yang dilakukan oleh Freeport dan rencana Freeport di masa depan untuk Timika. Masyarakat lokal harus dilibatkan dan mengekspresikan pandangan-pandangan mereka dalam segala aspek dari proses ekploitasi sumber daya mereka (2005, Perusahaan multinasional dan pengingkaran terhadap hak-hak masyarakat adat: Sebuah studi kasus terhadap perusahaan tambang di Papua Barat). 3. Dimensi informal tanggung jawab sosial Kepemimpinan, budaya organisasi dan bagaimana organisasi menanggapi teguran direktorat jenderal (Dirjen) semua itu menetukan persepsi masyarakat mengenai sikap pandang organisasi terhadap semuanya itu. Praktek kepemimpinan dan budaya organisasi dapat berpengaruh jauh ke pendefenisian sikap dan tanggung jawab sosial yang akan diadopsi perusahaan dan orang-orangnya. (Griffin and Pustay, 2005; 138) 4. Mengevaluasi tanggung jawab sosial. Organisasi apapun yang serius tentang tanggung jaawab sosial harus memastikan bahwa usahanya menghasilkan keuntungan yang diinginkan. Ini memerlukan konsep pengendalian tanggung jawab sosial. Banyak organisasi sekarang mensyaratkan karyawan yang ada dan yang baru untuk membaca panduan atau standar etika mereka kemudian menandantangani pernyataan menyetujui untuk menaatinya. Organisasi juga harus mengevaluasi bagaimana ia merespon contoh-contoh perilaku hukum atau etika yang meragukan. Banyak organisasi memilih melakukan evaluasi formal mengenai efektifitas usaha tanggung jawab sosial mereka. Beberapa organisasi secara rutin melakukan audit sosial perusahaan. Audit sosial perusahaan adalah analisa formal dan teliti mengenai efektifitas kinerja sosial perusahaan. Audit biasanya dilakukan oleh kelompok yang terdiri dari manajer tingkat tinggi dalam perusahaan tersebut.audit ini mensyaratkan bahwa organisasi secara jelas mendefinisikan semua tujuan sosial, menganalisa sumber yang ia korbankan untuk masingmasing tujuan, menentukan bagaimana ia mencapai berbagai tujuan, dan membuat rekomendasi tentang tujuan bagian mana yang memerlukan perhatian khusus (Griffin and Pustay, 2005; 139).

KONSUMEN SEBAGAI STAKEHOLDERS


A. Penentuan Harga B. Kualitas Produk

C. D. E. F.

Informasi dan Iklan Produk Keselamatan Konsumen Regulasi Pemerintah Etika Penjualan

ETIKA DALAM PERIKLANAN Iklan merupakan salah satu salah cara penyampaian pesan kepada konsumen untuk mengenalakan suatu produk yang berada di pasar. Iklan mempunyai andil besar dalam menciptakan citra bisnis baik secara positif maupun negatif. Iklan ikut menentukan penilaian masyarakat mengenai baik buruknya kegitan bisnis. Berikut beberapa proses yang menyebabkan mengapa iklan mempunyai pengaruh besar terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk: Model Komunikasi Pemasaran Umpan Balik Sumber Pemasaran encoding tranmisi decoding respon & interprestasi oleh penerima tindakan perilaku konsumen

egancy iklan radio Tentang Pemasaran TV majalah Surat kabar Brosur

Proses Pengambilan Keputusan Kebutuhan dan keinginan Pencarian informasi Evaluasi berbagai alat merk Pilihan atas merk untuk beli Evaluasi pasca pembeliaan AIDA (Tahap-tahap seseorang membeli produk) Attention mengetahui produk baru

Interest Desire Action Model Proses Komunikasi Sender encoding massage Media

tertarik menginginkan produk tersebut membeli produk

decoding

recieve

Noise

Fead back

response

Dari berbagai proses dan bagan yang telah kami gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan seseorang dalam pembeliaan produk berbeda-beda. Hal ini disebabkan dari cara bagaimana konsumen menerima atau meresspon sebuah pesan melalui iklan yang telah disampaikan tersebut. Melalui iklan tersebut wajar apabila konsumen menimbulkan tindakan positif, netaral atau bahkan negatif. Yang dimaksud dari tindakan tersebut adalah: Positif yakin terhadap iklan yang disampaikan kemudian membeli produk. Netral bingung terhadap suatu iklan tersebut (terserah) Negatif tidak merespon ikln tersebut (melarang untuk membeli) Disamping iklan, konsumen juga dipengaruhi oleh adanya faktor intenal dan eksternal. Bagaimana faktor internal dan eksternal dapat mempengaruhi proses pembeliaan produk, dijelaskan dengan gambar seperti berikut:

Aspek internal Aspek eksternal Aspek internal, antara lain: o budaya o kelompok o group o keluarga o aspek lain Aspek eksternal, antara lain:

aktivitas (cognitive, afektive, psikomotorik)

motivasi proses belajar persepsi konsep diri pengalaman

Lebih dari itu, iklan itu sendiri pada hakikatnya merupakan salah satu strategi pemasaran yang bermaksud untuk mendekatkan barang yang hendak dijual kepada konsumen. Dengan ini iklan berfungsi mendekatkan konsumen kepada produsen. Sasaran akhir seluruh kegiatan bisnis adalah agar barang yang telah dihasilkan bisa dijual kepada konsumen. Untuk itu konsumen atau masyarakat perlu mengetahui apa yang menjadi produk dari suatu perusahaan. Dengan katalain, pada hakikatnya secara positif iklan adalah suatu metode yang digunakan untuk memungkinkan barang konsumen dapat dijual kepada konsumen. Untuk melihat persolan iklan dari segi etika bisnis, kami ingin menyoroti empat hal penting, yaitu: Fungsi iklan. Beberapa persoalan etis sehubungan dengan iklan. Arti etis dari menipu dalam iklan. Kebebasan konsumen. Keempat hal penting tersebut akan kami bahas satu persatu berikut penjelasannya. 1) Fungsi iklan Pada umumnya, kita menemukan dua pandangan berbeda mengenai fungsi iklan. Keduanya menampilkan dua model klan yang berbeda sesuai dengan fungsinya masing-masing yaitu iklan sebagai pemberi informasi dan iklan sebagai pendapat umum. Iklan sebagai pemberi informasi Iklan sebagai sumber informasi, maksudnya adalah dari berbagai informasi yang diperoleh dari sebuah iklan konsumen mampu mengambil keputusan dalam membeli suatu yang ditawarkan dari informasi yang telah didapat tersebut.

Iklan sebagai pembentuk pendapat umum iklan dilihat sebagai suatu cara untuk mempengaruhi pendapat umu masyarakat tentang sebuah produk, dengan demikian iklan mirip dengan fungsi propaganda politik yang berusaha mempengaruhi massa pemilih. Dengan kata lain fungsi iklan adalah untuk menarik massa konsumen untuk membeli produk itu.

Beberapa persolan etis Ada beberapa persoalan etis yang ditimbulkan oleh iklan, beberapa persoalan etis tersebut adalah sebagai berikut: o Iklan merongrong otonomi dan kebebasan manusia iklan membuat manusia tidak lagi dihargai kebebasannya dalam menentukan pilihannya untuk membeli produk tertentu. o Iklan menciptakan kebutuhan manusia modern menjadi konsumtif secara ekonomis hal ini baik karena dengan demikian akan menciptakan permintaan dan ikut menaikkan daya beli masyarakat. Bahkan, dapat memacu produktivitas kerja

manusia hanya demi memenuhi kebutuhan hidupnya yang terus bertambah dan meluas. Namun, dipihak lain muncul masyarakat konsumtif dimana banyak dari pada yang dianggap manusia sebagai kebutuhannya sebenarnya bukan benar-benar kebutuhan. o Iklan membentuk manusia modern. manusia modern merasa belum menjadi dirinya kalau belum memiliki barang yang sebagaimana ditawarkan dalam iklan. o Iklan merongrong rasa keadilan sosial masyarakat. iklan yang menampilkan yang serba mewah sangat ironis dengan kenyataan sosial dimana banyak anggota masyarakat masih berjuang untuk sekedar hidup. Iklan yang mewah tampil seakan tanpa punya rasa solidaritas dengan sesamanya yang miskin. Secara nyata beberapa persoalan etis ini benar-benar ada. Namuan hal ini dapat dijadikan hal untuk pertimbangan dalam hal pembuatan iklan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan iklan adalah: Iklan tidak boleh menyampaikan informasi yang palsu dengan maksud untuk memperdaya konsumen. Iklan wajib menyampaikan semua informasi tentang produk tertentu, khususnya menyangkut keamanan dan keselamatan manusia. Iklan tidak boleh mengarah pada pemaksaan, khususnya secara kasar dan terang terangan. Iklan tidak boleh mengarah pada tindakan yang bertentangan dengan moralitas, seperti: tindak kekerasan, penipuan, pelecehan seksual, diskriminasi, perendahan martabat manusia, dsb. Makna etis menipu dalam iklan. Berikut beberapa makna etika dalam periklanan:

3)

o Etika dalam targeting praktek targeting dan usaha komunikasi kepada segmen yang rentan terhadap komunikasi pemasaran seperti anak-anak. Contoh: Iklan rokok ditujukan untuk anak-anak o Etika periklanan dianggap tidak jujur dan menipu Minuman cap kaki tiga tidak sesuai dengan komposisinya o Etika iklan bersifat manipulasi karena berlebihan jadi tidak sesuai o Etika bersifat ofensif dan berselera buruk Pada saat makan sambil nonton TV ada iklan diapet. o Etika iklan menciptakan stereotip Lansia sudah tidak dapat memahami iklan. Etika dalam hubungan masyarakat Etika dalam Personal Selling Etika dalam kemasan Ex : iklan Ajinomoto konsumen secara rinci.

Ex : memberi penjelasan kepada Ex : Kemasan yang jelas dan sesuai

Etika dalam promosi penjualan 4)

Ex : Beli susu bertuliskan mendapat mendapat hadiah

hadiah, ternyata tidak

Kebebasan Konsumen Setelah kita melihat fungsi iklan, masalah etis dalam iklan, dan makna etis dari menipu dalam iklan, ada baiknya kita kita singgung sedikit masalah peran iklan dalam ekonomi, khususnya pasar. Iklan merupakan suatu aspek pemasaran yang penting, sebab iklan menentukan hubungan antara produsen dan konsumen. Secara lebih konkrit, iklan menentukan juga hubungan penawaran dan permintaan antara produsen dan pembeli, yang pada gilirannya ikut pula menentukan harga barang yang dijual dalam pasar. Dari keempat persoalan etis dalam etika bisnis yang telah dibahas diatas, secara keseluruhan dapat disimpulkan beberapa kelemahan dan keunggulan dalam periklanan. Keunggulan dan kelemahan periklanan adalah sebagai berikut: Kekuatan atau keunggulan periklanan : Kreatif, alur cerita bagus dan dapat dipahami Produk apapun, produknya pasti dan menarik Pesan kompleks, singkat dan jelas Pilih media, televisi Kelemahan dalam periklanan: o Anggaran yang cenderung mahal o Tergantung dari kreativitas manusia o Tergantung dalam situasi tertentu. Pesan iklan akan sampai ke konsumen dengan menggunakan beberapa media, berikut beberapa media iklan dengan keunggulan dan kelemahannya: Media iklan Televisi (TV) Keunggulan Informasi bisa dilihat dan didengar. Menarik ditonton Perhatian tinggi Jangkauan luas Surat Kabar Mampu menangkap pasar Umur informasi pendek local Jangkauan luas Radio Selektivitas geografi dan demografi Biaya rendah Sedikit audiens Gambar tidak menarik Audiens hanya mendengar Perhatian rendah Kelemahan Biaya tinggi Pemaparan cepat Audiens kurang daya seleksi

Berikut kami berikan contoh iklan dan abalisis etisnya:

PERKEMBANGAN INDUSTRI PERIKLANAN DENGAN SEGALA DAMPAKNYA Indonesia termasuk salah satu negara yang perkembangan periklanannya patut diperhitungkan di Asia, bahkan dunia. Pada tahun 2006 nanti telah diprediksi bahwa anggaran periklanan Indonesia bakal berada pada urutan ke 13 d dunia. Bahkan anggaran belanja Indonesia pada tahun 2006 diperkirakan mencapai 3,26 miliar dollar AS. Angka belanja iklan sebesar ini tentu mengagumkan dan membanggakan. Hal ini tidak mengherankan mengingat pertumbuhan anggaran periklanan Indonesia yang luar biasa. Itu artinya, kontribusi Indonesia untuk Asia Pasifik patut diperhitungkan. Di Asia saja, Indonesia mendapat urutan ke-4 setelah Jepang, Cina dan Korea Selatan. Trend Media Periklanan Tren media saat ini menurut Henry Saputra, Managing Director Zenith Optimedia adalah pendekatan holistik. Dahulu, kita hanya beriklan melalui media yang lazim seperti media massa, televisi, radio. Sementara saat ini semua media medium seperti telepon, pager, PDA, kalender, direct mail, e-mail, website, phone-ordering, ATM, dll sudah terkoneksi dan dapat digunakan sebagai iklan. Hal inilah yang menyebabkan media massa menurun tingkat pertumbuhannya dibanding dengan media lainnya meskipun porsinya tetap besar, tapi dari tahun ke tahun semakin kecil. Di negara berkembang seperti Indonesia, televisi tetap mendominasi media periklanan karena perkembangan internet di negara berkembang sangat rendah, tidak sepesat di negara-negara maju. Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, penggunaan paid TV dan multi chanel TV justru berkembang lebih cepat dibanding TV umum. Dengan adanya paid TV dan multi chanel TV, pembelanjaan iklan lebih jelas segmentasinya, sehingga tidak terjadi pemborosan. Keadaan ini akan terus berkembang. Bila tahun 2004, mobile internet, e-mail, PC internet yang termasuk kategori personal dengan jangkauan rendah, maka tahun 2014 nanti keadaannya akan berbalik. Media-media ini akan memiliki jangkauan yang tinggi termasuk digital TV yang mulai dirintis 2005 ini. Sebaliknya media konvensional seperti analog TV dan media setak akan bergeser ke jangkauan yang lebih rendah. Tren Bisnis Periklanan Bila dulu pendekatan komunikasi merupakan solusi pemasaran, kini pendekatan komunikasi merupakan sebuah solusi bisnis. Oleh karena itu, bukanlah suatu yang aneh bila terlihat klien dan agensi duduk bersama sebagai partner komunikasi untuk membicarakan solusi bisnis, bukan lagi membicarakan solusi periklanan atau solusi pemasaran. Hal inilah yang 3 5 tahun terakhir timbul akuisisi dan merger untuk memenuhi kebutuhan klien akan multidisiplin komunikasi.

Untuk menyelesaikan solusi bisnis, tidak bisa hanya menyelesaikan iklan namun juga harus bisa menyelesaikan komunikasi e-mail, direct-mail, dan segala macam kebutuhan komunikasi lain. Adanya kebutuhan ini membuat agensi-agensi global yang besar mulai melakukan akuisisi agar mampu melayani keinginan klien. Oleh karena itu di tingkat global, one stop shopping ada pada kelompok usaha ( grup ). Saat ini, bisnis periklanan di dominasi oleh 4 kelompok akuisisi, yaitu Omnicom, WPP, Publicis Groupe, IPG. Tren bisnis yang akan datang, untuk perusahaan komunikasi atau periklanan, pendapatan di below-the-line diprediksi akan lebih besar daripada above-the-line. Hal ini terjadi karena klien mulai mengalihkan dana kampanye ke below-the-line dengan alasan bisa langsung melihat hasilnya. Di Indonesia, ratio anggaran antara BTL dengan ATL masing-masing 50 %. Namun berbagai perusahaan besar saat ini mulai mengurangi porsi ATL dan mengalihkannya ke BTL. Hal ini dikarenakan 5 tahun mendatang Indonesia porsi ATL akan menciut menjadi 30% - 40%, sedangkan porsi untuk BTL meningkat menjadi 60% - 70%. Tren bisnis lain yang akan terjadi adalah media specialist akan berperan sebagai communications advisor. Artinya, media specialist memberikan masukan kepada klien mengenai apa saja yang diperlukan oleh klien berikut analisis dan alasan-alasannya. Jadi, media specialist sudah mengambil alih peran advertising agency pada umumnya. Media specialist sudah bisa menjawab keraguan akan efektifitas dan bahkan mereka memiliki media tools dan software yang canggih untuk mengukur keberhasilan media. Dampak bisnis periklanan Dengan tren perkembangan seperti 5 tahun terakhir ini, yaitu rata-rata 30 % per tahun, maka Indonesia akan memposisikan dalam 5 besar di kawasan Asia Pasifik. Bahkan pada tahun 2006, Indonesia menempati urutan 13 di dunia. Untuk mewujudkan hal itu tentu saja harus ditunjang oleh kestabilan politik yang terpelihara dan perkembangan perekonomian Indonesia yang positif. Khusus untuk Indonesia yang perkembangan infrastrukturnya rendah, televisi akan tetap mendominasi media periklanan paling tidak hingga tahun 2010. Oleh karena itu, media lain seperti internet, mobile-phone, e-mail, direct-mail, nilai anggarannya masih tetap rendah. Dampak lain yang mungkin timbul terhadap bisnis periklanan adalah akan banyaknya konsolidasi media kepada media specialist. Selain itu, telah diprediksi bahwa pada tahun-tahun mendatang kegiatan below-the-line khususnya field-marketing, sales promotion, dan trade promotion, akan meningkat pesat. Oleh karena itu, ada baiknya jika agensi bersiap-siap melakukan aliansi strategik sebagai solusinya.

20 NEGARA DENGAN BELANJA IKLAN TERBESAR ( dalam juta dollar AS )

N O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

NEGARA AS Jepang Jerman Inggris Perancis Italia Spanyol Kanada Korea Selatan Australia Belanda Swiss Taiwan Hongkong Israel Swedia Denmark Austria China Belgia

THN 1992 107.84 0 33.370 15.830 10.684 7.691 5.904 5.228 4.158 3.400 3.347 2.574 2.241 2.155 1.539 1.265 1.233 1.226 1.117 1.077 1.047

NEGARA AS Jepang Jerman Inggris Perancis Italia Brazil China Korea Selatan Kanada Spanyol Australia Meksiko Belanda Polandia Swiss Rusia Yunani Taiwan Hongkong

THN 2002 144.463 33.516 16.963 15.249 9.031 7.097 7.020 6.339 6.031 5.218 5.083 4.097 3.447 3.439 2.530 2.457 2.009 1.934 1.895 1.848

NEGARA AS Jepang Jerman Inggris China Perancis Italia Korea Selatan Kanada Spanyol Australia Polandia Indonesia Belanda Swiss Thailand Taiwan India Belgia Yunani

THN 2006 159.330 36.591 19.062 15.177 10.415 9.347 7.121 6.947 5.471 5.331 4.531 3.334 3.256 3.084 2.713 2.454 2.426 2.928 2.237 2.234

KOMPAS, 26 Januari 2005 Halaman 41

KREATIFITAS DAN INOVASI


There is no doubt that creativity is the most important human resource of all. Without creativity, there would be no progress, and we would be forever repeating the same patterns (Edward De Bono) Outlines Materi : Ambang teknologi Memahami kreatifitas Pemicu inovasi Hubungan kreatifitas dan inovasi Mengapa organisasi fokus pada kreatifitas dan inovasi? Pengembangan ide baru Product Life Cycle Kewirausahaan dan eksperimen Inovasi dalam pemahaman budaya

Wirausahawan menurut acuan teknologi adalah seseorang terpilih/khusus yang mempunyai kemampuan untuk menjual atau memasarkan ide kepada orang lain.

A. Ambang Teknologi

H a r g a

Pengetahuan yang dimiliki

Kesenjangan

Pengetahuan konsumen

Kesenjangan Teknologi

B. Memahami Kreatifitas : Kreatifitas merupakan istilah yang secara bergantian sering disebut berpikir kreatif. Kreatifitas merupakan sesuatu yang dapat dipelajari dan dikembangkan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pendidikan atau pelatihan (Suharnan, 2000:5). Merujuk beberapa literature, definisi yang diajukan oleh para pakar dikategorikan menjadi dua macam, yaitu berorientasi pada proses atau kemampuan, dan berorientasi pada hasil karya. 1. Kemampuan menemukan hubungan baru 2. Kemampuan melihat sesuatu dari sudut pandang baru 3. Kemampuan membentuk kombinasi baru Pengembangan kreativitas dapat dilakukan melalui (Suciati?): 1. Pengembangan daya visi, membayangkan apa yang terjadi di masa depan Kreativitas Individu (Steiner) 1. Mampu menghasilkan sejumlah gagasan dengan cepat 2. Menghasilkan gagasan yang tidak biasa dengan cepat. 3. Dimotivasi oleh ketertarikan pada masalah 4. Menghabiskan lebih banyak waktu dalam analisis, penjelajahan dan penyelidikan. 5. Pandangan hdup relativisme 6. Mengikuti dorongan hati.bermain dan penyelidikan bebas. 7. Kaya fantasi dan aneh, unggul dalam orientasi terhadap realitas dan pengendalian. Sumber Kreativitas : 1. Wawasan 2. Pengetahuan Imajinasi 3. Logika 4. Intuisi kejadian-kejadian kebetulan 5. Evaluasi lingkungan 6. Rangsangan eksternal

Elemen Kreativitas : 1. Sensitivitas : kemampuan mengetahui adanya persoalan, menyisihkan detail dan fakta yang menyesatkan. 2. Sinergi : Kemampuan menemukan totalitas system dengan memadukan elemen-elemennya 3. Serendivitas : Kemampuan menangkap esensi dari suatu kejadian yang terjadi secara kebetulan Sikap Mental/Psikologis Kreativitas : 1. Daya ingat cukup banyak informasi yang dimiliki 2. Kefasihan mudah menghasilkan gagasan 3. Fleksibilitas mampu menghasilkan gagasan yang berlainan 4. Originalitas gagasan/cara berpikir yang unik 5. Disiplin dan keteguhan kerja keras dan tidak mudah goyah 6. Adaptabilitas terbuka terhadap pengalaman baru 7. Penjelajahan intelektual suka mendalami suatu ide 8. Non Konformitas hasrat untuk lain dari pada yang lain 9. Toleransi terhadap ketidakpastian stimulant kreativitas adalah tidak ada yang pasti 10. Skeptisme meragukan gagasan-gagasan yang telah diterima 11. Percaya diri keyakinan akan nilai dari pekerjaannya 12. Intelejensia kecerdasan di atas rata-rata 13. Humor dapat melihat sesuatu dari sisi yang tidak biasa/konvensional, reaksi spontan, makna berbeda dari asalnya. 14.
Cara Berpikir Kreatif: 1. Selalu bertanya, Apa ada cara yang lebih baik? 2. Selalu menentang kebiasaan, tradisi, dan kebiasaan rutin. 3. Berefleksi/merenungkan/memikirkan, berpikir dalam. 4. Berani main mental, mencoba untuk melihat masalah dari perspektif yang berbeda. 5. Menyadari kemungkinan banyak jawaban ketimbang satu jawaban yang benar. 6. Melihat kegagalan dan kesalahan hanya sebagai jalan mencapai sukses. 7. Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk menghasilkan pemecahan inovatif. 8. Mampu berpikir secara sistemik, melihat permasalahan secara lebih luas, kemudian memfokuskannya pada kebutuhan untuk berubah. 9. Jangan terjebak pada Jatuh Cinta pada pandangan pertama.

C. Pemicu Inovasi :

Penemuan

Penelitian Ilmiah

Inovasi

Pasar

Dalam buku Innovate or Evaporate, James Higgins (dalam Haman,2000:31) menyatakan bahwa terdapat empat jenis inovasi, antara lain : 1. Inovasi Produk, perusahaan memfokuskan pada pengembangan produk baru. 2. Inovasi Proses, perusahaan usaha perusahaan memperoleh cara baru dalam memproses bahan menjadi produk jadi. 3. Inovasi Manajemen, menghasilkan cara baru atau berbeda dalam mengelola sumberdaya manusianya. 4. Inovasi Pemasaran, cara baru atau berbeda dalam memasarkan, menjual atau mempromosikan produk atau jasa. Menurut Drs. Slamet dari Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) Politeknik Surakarta, dalam seminar dan lokakarya bertema Memberdayakan Pendidikan Nonformal Menuju Masyarakat Jateng Mandiri di kampus UNS Surakarta tahun 1996, kewirausahaan diawali dari inovasi (www.Suaramerdeka.com). Inovasi dipicu oleh factor pribadi, lingkungan dan sosiologi. Faktor pribadi yang memicu adalah locus of control, toleransi, pengambilan risiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, usia, komitmen, dan ketidakpuasan. Faktor lingkungan yang memicu adalah peluang, pesaing, model peran, program incubator, kebijakan pemerintah, persaingan hidup, lingkungan belajar dll. Faktor social yang memicu adalah latar belakang keluarga/orang tua, jaringan dan kelompok/organisasi. Karakteristik Adaptor dan Inovator Kirton Adaptor Inovator Ciri-cirinya : ketepatan, dipercaya, Kelihatannya tidak disiplin, berpikir efisiensi, metodikal, kebijaksanaan, melawan arus, melakukan tugas dari disiplin dan konformitas. sudut yang tidak disangka-sangka. Lebih suka memecahkan masalah, Suka menemukan masalah dan

No. 1 2

3 4

bukan menemukan masalah. Mengupayakan solusi terhadap masalah-masalah melalui cara-cara yang biasa dan sudah dikenal Mengatasi masalah melalui perbaikan dan peningkatan efisiensi, dengan kontinuitas dan stabilitas yang maksimum. Dapat dipercaya, mampu menyesuaikan diri, aman dan dapat diandalkan. Mampu mencapai tujuan dengan sarana yang ada. Bisa menahan kebosanan, mampu melakukan tugas dengan akurasi yang tinggi dalam jangka waktu yang panjang. Adalah otoritas dalam struktur yang sudah ditentukan. Jarang melanggar peraturan, dengan hati-hati, kalau yakin bahwa ia mendapat dukungan yang kuat. Biasanya terlalu ragu-ragu terhadap diri sendiri. Bereaksi terhadap kritikan dengan terang-terangan menyesuaikan diri. Cepat mengalah terhadap tekanan social dan otoritas. Penting bagi berfungsinya institusi sepanjang waktu, tetapi kadangkala perlu dicabut dari system. Ketika bekerja sama dengan para innovator: memelihara stabilitas, aturan dan kelangsungan kerja sama. Peka terhadap orang lain, memelihara kohesi dan kerjasama kelompok. Menyiapkan suatu dasar yang aman bagi kegiatan-kegiatan penuh risiko yang dilakukan para inovator

menemukan jalan keluarnya. Meragukan asumsi-asumsi di balik masalah dan memanipulasi masalah. Bagi kelompok-kelompok mapan dia sebagai pembaharu; dia tidak mematuhi pandangan-pandangan yang telah disepakati; dianggap sebagai perusak dan penyebab keonaran. Terkesan tidak dapat dipercaya, tidak praktis, sering mengejutkan lawannya. Dalam mencapai tujuan tidak terlalu menggunakan sarana yang ada. Mampu mengerjakan tugas-tugas rutin hanya untuk jangka waktu yang singkat. Cepat mendelegasikan tugas-tugas rutin. Akan menjadi pemimpin dalam situasisituasi yang tidak terstruktur. Sering melanggar peraturan, kurang menghormati kebiasaan lama. Kelihatan tidak ragu-ragu terhadap diri sendiri ketika mengemukakan gagasangagasan, dalam menghadapi penolakan tidak membutuhkan consensus agar tetap merasa pasti. Sangat penting dalam krisis-krisis yang tak terduga jika ia dapat dikendalikan. Ketika bekerja sama dengan adaptor, menjaga orientasi Tidak peka terhadap orang lain, sering mengancam kohesi dan kerjasama kelompok. Memungkinkan dinamika untuk melakukan perubahan-perubahan secara periodic (tanpa perubahan radikal institusi akan mati)

5 6 7

8 9 10

11 12 13 14

D. Hubungan Kreatifitas dan Inovasi Inovasi dihubungkan dengan penciptaan nilai atau kepuasaan kebutuhan konsumen. Inovasi melibatkan penciptaan sebuah produk, jasa atau proses yang baru bagi organisasi. Kreatifitas adalah mesin dari inovasi (Khalil, 2000:35).

Proses Kreatif

Inovasi

Perubahan

No. 1 2 3 4

Eksternal Lingkungan ekonomi Faktor supply-demand Karakter industri Policy pemerintah

Internal Orang yang kreatif

Sumber penolakan perubahan : 1. Ketidakpastian sebab dan akibat perubahan 2. Keengganan hilangnya keenakan saat ini 3. Kesadaran adanya kelemahan yang akan dihadapi.

Kreatifitas dan Inovasi

Kreatifitas

Kewirausahaan Inovasi

E. Mengapa Organisasi Fokus Pada Kreatifitas dan Inovasi?

Menurut Haman (2000:31), kreatifitas adalah proses mengembangkan ide baru atau ide menarik, sedangkan inovasi adalah penerapan ide kreatif ke dalam solusi yang bernilai atau menguntungkan. Inovasi memperoleh nilai-nilai dalam kreatifitas, dan inovasi sesungguhnya adalah bagaimana sebuah organisasi mendapatkan keuntungan dari ide-idenya. Dunia bisnis sangat menekankan inovasi, jika perusahaan tidak memperhatikan aspek inovasi dan bertumbuh maka akan mengalami kemunduran. Alasan perusahaan menitikberatkan pada kreatifitas dan inovasi antara lain: 1. Pertumbuhan 2. Mengembangkan produk dan jasa baru 3. Memperoleh keuntungan 4. Orientasi pada kualitas 5. Perhatian pada manajemen perubahan 6. Rekayasa ulang (reengineering) 7. Downsizing 8. Perhatian pada produktivitas 9. Antisipasi terhadap globalisasi 10. Menghadapi kompetisi yang semakin ketat 11. Mengikuti perkembangan teknologi dan system informasi 12. Perhatian terhadap perkembangan manajemen pengetahuan (knowledge management) dan modal intelektual (intellectual capital) 13. Issu tentang keberagaman (diversitas) 14. Peraturan pemerintah 15. Kebutuhan konsumen.

F. Pengembangan Ide Baru

Perhatian terhadap kebutuhan konsumen

Mengembang kan produk yang sudah ada

Kombinasi fungsi produk

IDE PRODUK BARU


Mempertanyakan asumsi-asumsi yang lazim

Sadar apa yang terjadi di lingkungan kita

Diberi nama dulu, kemudian dikembangkan

Perhatian terhadap trend

Gambar Bagaimana mengembangkan ide produk baru (Lambing, 2000 : 61) 1. Perhatian terhadap kebutuhan konsumen : Perusahaan dapat menggali usaha berdasarkan kebutuhan atau kemungkinan sesuatu dibutuhkan oleh masyarakat dan belum terlayani oleh perusahaan manapun. Contohnya : Bapak Tirto Utomo memulai usaha air mineral dalam kemasan, karena melihat kualitas air bersih di Indonesia sangat jelek dan lebih praktis.Setelah itu Aqua meraih keuntungan yang sangat besar. 2. Mengembangkan produk yang sudah ada : yaitu melalui identifikasi produk yang sudah ada dan patut dikembangkan. Sebagai missal banyak produk dalam ruangan kelas yang dapat dikembangkan seperti papan tulis kayu, kapur tulis dan overhead projector digantikan dengan LCD atau viewer. 3. Mengkombinasikan fungsi produk : penemuan telpon kabel telah digantikan dengan telpon seluler, penemuan telex telah digantikan oleh internet. Penggabungan keduanya adalah melalui handphone (telpon genggam) yang mempunyai fungsi sebagai alat telekomunikasi (telpon) dan informasi (sms). Bahkan HP sekarang mempunyai multifungsi tambahan seperti games, kamera yang mobile. 4. Sadar apa yang terjadi di lingkungan kita, misalnya produksi AC mobil karena udara (terutama di jalanan) relartif tercemar oleh asap baik industri maupun kendaraan. 5. Perhatian terhadap trend, misalnya usaha di bidang fashion (pakaian atau tata rias). Para pengusaha di bidang fashion harus peka dengan perkembangan gaya hidup masyarakat (baik anak-anak, remaja, pemuda dan orang tua). Terkadang pengusaha harus menciptakan produk yang mempengaruhi gaya hidup masyarakat. 6. Diberi nama dulu, baru kemudian dikembangkan. Prosedur normal pembuatan produk baru adalah membuat dan mengembangkan kemudian baru diberi nama, tetapi hal ini bisa dibalik yaitu memberi nama dahulu baru dibuat atau dikembangkan. Misalnya

7. Mempertanyakan asumsi-asumsi yang lazim dengan cara mendaftar semua asumsi yang ada kemudian membuat hal-hal yang berkebalikan/berlawanan, atau menghilangkannya. Menurut Ford mobil yang bermutu adalah tahan lama dan berwarna hitam, bangsa Jepang justru membuat mobil yang mempunyai umur ekonomis dan teknis lebih pendek dengan variasi warna dan bentuk (pertimbangan perubahan selera konsumen yang cepat) yang membuat industri mobil Jepang menjadi terdepan di seluruh dunia. H. Kewirausahaan dan Eksperimen Ide Sukyatno : 1. Menjual realestate di Jakarta dengan cara lomba gambar anak-anak dari sekolah favorit (tentunya orang tuanya kaya) dengan membentangkan kain sepanjang tanah yang belum laku dijual. Leaflet lomba 200.000 exp. 2. Menjual kapling mal di Surabaya yang belum laku dengan mengadakan pemecahan record pembuatan kue tertinggi di dunia. Hasilnya mal dibanjiri oleh pengunjung dan dari pengunjung yang hadir dapat diketahui bahwa rata-rata dari golongan menengah ke bawah, sehingga mal tsb dijual untuk segmen menengah ke bawah. I. Inovasi Dalam Pemahaman Budaya Orang Jawa mempunyai 3 N yaitu Niteni, Niroke, Nambahi.
Ide Sukyatno untuk menjadikan wirausahawan gado-gado istri penarik becak. Caranya tidak dengan pelatihan, tetapi lomba membuat gado-gado. Hasilnya semua peserta dinyatakan menang dan mendapat logo juara membuat gado-gado. Para peserta kemudian diberi modal dan logo pemenang lomba, sehingga semua peserta percaya diri untuk membuka usaha gado-gado.

MENENTUKAN JENIS USAHA BERDASARKAN PEMBAWAAN

Outlines Materi : Teori Genetis

Teori Sosial Teori Ekologi Teori Kepribadian dan Kewirausahaan Pembawaan dan Kewirausahaan

A. Teori Genetis : Sebagaimana dalam teori kepemimpinan yaitu teori genetis, social dan ekologi (M. Karyadi dalam Sunindhia dan Ninik, 1988:52), konsep kewirausahaan dapat dikembangkan dari ketiga teori tersebut. Teori genetis mengatakan bahwa seorang wirausahawan tidak dapat diciptakan, melainkan dilahirkan dengan bakat kewirausahaannya (entrepreneurs are born and not made). Teori ini mengatakan bahwa wirausahawan dapat sukses karena adanya keturunan atau darah wirausaha. Dalam situasi dan kondisi apapun, dalam keadaan bagaimanapun serta ditempatkan dimanapun, sekali waktu akan muncul juga sebagai wirausahawan. Penelitian yang dilakukan oleh McClelland (1961) di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 50% pengusaha yang menjadi sampel penelitiannya (diambil secara acak) berasal dari keluarga pengusaha (Muhandri, 2002). Hal sama juga terjadi dalam penelitian Sulasmi (1989) terhadap 22 orang pengusaha wanita di Bandung, menunjukkan bahwa 55% pengusaha tersebut memiliki keluarga pengusaha (orang tua, suami atau saudara pengusaha). Perkembangan yang terjadi di masyarakat Indonesia menyebutkan bahwa wirausahawan yang sukses pasti (probabilitas suksesnya tinggi) adalah dari golongan keturunan Cina, sedangkan dari kalangan pribumi probabilitas suksesnya relatif rendah (orientasi menjadi priyayi). Hal ini terjadi karena Bangsa Cina merupakan bangsa yang secara turun-temurun mempunyai jiwa wirausaha yang tinggi. Bangsa ini sangat kreatif dan inovatif, sehingga mampu melihat peluang-peluang usaha yang mendatangkan banyak uang. Setiap aktivitas disikapi secara positif untuk menjadi peluang usaha yang dapat menghidupi. Selain itu bangsa Cina bukan hanya mampu melihat peluang, tetapi juga mempunyai kemampuan yang hebat dalam perencanaan dan pengendalian keuangan. B. Teori Sosial : Teori ini boleh dikatakan merupakan kebalikan dari teori genetis. Kalau teori genetis mengatakan bahwa wirausahawan memang dilahirkan untuk menjadi wirausahawan, bukan karena hal lain, teori sosial mengatakan sebaliknya. Wirausahawan tidak dilahirkan atau ditakdirkan (entrepreneurs are made and not born), tetapi dipengaruhi oleh masyarakat atau faktor luar.

Menurut teori ini, seorang wirausahawan dapat berhasil apabila diberi pendidikan, mempunyai pengalaman hidup serta diberi kesempatan yang cukup. Dengan kata lain, wirausahawan merupakan bentukan dari waktu, tempat, situasi dan kondisi. Seseorang akan tampil menjadi wirausahawan, kemungkinan terjadi suatu tantangan yang hebat atau kejadian luar biasa. Dalam penelitian Muminah (2001) atas delapan orang pengusaha paling sukses di Pangandaran menunjukkan bahwa semua pengusaha tersebut memulai usaha karena keterpaksaan. C. Teori Ekologi: Teori ini merupakan kombinasi sifat-sifat positif antara teori genetis dan sosial. Kesuksesan wirausahawan akan lebih cepat terjadi kalau didukung oleh keturunan wirausahawan dan mendapatkan pendidikan wirausaha yang baik. Seorang wirausahawan yang terdidik akan unggul dalam suatu lingkungan apabila mampu mengatasi masalah-masalah bisnisnya dengan memanfaatkan situasi dan kondisi yang berkembang di lingkungannya. Dalam teori ini diharapkan seorang wirausahawan mampu menemukenali (identifikasi) tiga faktor yaitu : 1. Sifat-sifat (karakter) dirinya. 2. Karakteristik dari jenis usahanya. 3. Kejadian-kejadian atau masalah yang sering timbul pada jenis usahanya. Sekarang ini kalangan penduduk keturunan Cina relative sudah berpendidikan tinggi dan didukung oleh keturunan wirausahawan, sehingga untuk mencapai kesuksesan berwirausaha relatif cepat. D. Teori Kepribadian dan Kewirausahaan Penentuan jenis usaha memerlukan penggalian atau pemahaman tertentu. Kadang-kadang sering terlontar kata-kata saya tidak pintar bicara, sehingga saya tidak mampu berdagang. Sepintas lalu kata-kata tersebut masuk akal, tetapi berwirausaha tidak sekedar berdagang atau membuka usaha secara partikelir. Pendapat yang dikemukakan oleh Syis (Wijandi, 2000:24) memberi pengertian wirausaha sebagai suatu kepribadian unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan suatu sifat yang patut diteladani, karena atas dasar kemampuan sendiri dapat melahirkan suatu sumbangsih karya untuk kemajuan kemanusiaan yang berlandaskan kebenaran dan kebaikan. Syis juga mengatakan bahwa, pengertian kemampuan sendiri hendaknya ditafsirkan secara kritis dan dinamis, sehingga bukan berarti harus bekerja seorang diri tanpa berhubungan atau bekerja dengan orang lain. Pengertian tersebut lebih luas yaitu, kewirausahaan merupakan pejuang kemajuan

dan mengutamakan berkarya di segala bidang baik di sector swasta maupun pemerintahan yang bersumber pada kemampuan sendiri untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga, masyarakat dan bangsa. Kewirausahaan (entrepreneurship) pengembangan dari istilah kewiraswastaan yang secara umum berarti melakukan sesuatu untuk mendapatkan uang (Khalil, 2000:98). Menurut Suryana (2001:4), kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Berwirausaha berarti kemampuan menggunakan kreatifitas (berpikir sesuatu yang baru) dan berperilaku inovatif (melakukan sesuatu yang baru) yang dijadikan sebagai dasar, sumberdaya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat dalam menghadapi tantangan hidup (Suryana, 2001:5). Hal ini sesuai dengan pendapat Holt (Riyanti, 2003:44), bahwa kreativitas adalah pembenihan yang memberikan gagasan kewirausahaan dan inovasi adalah proses dari kewirausahaan. Seseorang memutuskan untuk menjadi wirausahawan bukan karena tidak mampu mendapatkan pekerjaan yang baik. Banyak wirausahawan berpendidikan tinggi dan memiliki pekerjaan yang mapan sebelum memutuskan menjadi wirausahawan. Keputusan menjadi wirausahawan karena tidak takut kerja keras dan menjadikan kerja keras sebagai tantangan dan sebagai alat aktualisasi diri (Riyanti, 2003:59). Ketika seseorang memulai usaha, ia memiliki keyakinan bahwa usahanya akan berhasil dan terbukti memang banyak yang berhasil. Rata-rata para wirausahawan memilih usahanya berdasarkan trend dan modal (aspek ekonomis). Namun, keberhasilan usaha dalam jangka panjang ditentukan oleh banyak faktor baik berasal dari dalam maupun luar dirinya. Dalam prakteknya, terdapat berbagai macam jenis usaha yang mungkin dapat dilakukan, sehingga peluang bisnis ini tidak akan habis-habisnya digali. Namun, bagi banyak orang penentuan jenis usaha bukan sesuatu yang mudah. Berdasarkan pengalaman dan berbagai tulisan tentang kewirausahaan menyatakan bahwa banyak pula orang gagal dalam berwirausaha. Kegagalan ini bukan sekedar karena pendidikan atau kecerdasannya yang rendah, atau bukan pula disebabkan oleh motivasi/semangatnya yang rendah, namun sesuai dengan definisi-definisi di atas terdapat ketidakcocokan antara jenis usaha dengan kepribadian para wirausahawan. Hal ini menimbulkan banyak keluhan bahwa seseorang akan berhasil dalam usahanya jika ia berbakat atau sedang hoki (mempunyai keberuntungan). Dalam berbagai penelitian tentang kewirausahaan, keberhasilan (kinerja) wirausahawan dikaitkan dengan kepribadian (Riyanti, 2003). Pertanyaan yang muncul adalah kepribadian seperti

apakah yang cocok dengan jenis usaha? Tulisan ini mencoba mengupas tentang jenis usaha yang cocok dengan kepribadian.

Kepribadian Sumber Kewirausahaan


Kewirausahaan menyangkut aspek kreatifitas dan inovasi. Stenberg dan Lubart (dalam Riyanti,

2003:59) menyebutkan bahwa salah satu pendekatan yang membahas kreatifitas adalah pendekatan kepribadian social. Pendekatan ini memusatkan perhatiannya pada variabel sifat kepribadian, motivasional, lingkungan sosiokultural sebagai sumber kreatifitas. Menurut Molen (dalam Riyanti, 2003:59), sifat kepribadian yang mendukung kreatifitas sudah ada pada awal kehidupan seseorang, yakni kecenderungan individu dalam menerima konsekuensi kehidupan social. Setiap manusia memiliki dorongan bipolar yaitu sebagai makhluk individu dan social. Sebagai makhluk individu cenderung memenuhi dorongan yang lebih dasariah demi terpenuhinya kebutuhan pribadi, sedangkan sebagai makhluk social cenderung untuk melakukan kontak social dan berinteraksi. Molen juga mengatakan bahwa pilihan seseorang cenderung ke individual atau social adalah tergantung gen. Orang yang didominasi dorongan melakukan kontak social dan interaksi, cenderung memiliki sifat menyesuaikan diri (adaptif). Orang yang didominasi oleh pemenuhan kebutuhan pribadi cenderung suka menghadapi konflik. Dalam eksperimennya Molen menemukan bahwa individu yang suka menghadapi konflik ternyata berkorelasi dengan perilaku menyelidiki, berorientasi pada benda, dan eksploratif (inovatif). Sedangkan, individu yang suka menyesuaikan diri berkorelasi dengan perilaku social, patuh, suka mencari teman, dan memelihara perdamaian. Berdasarkan pendapat di atas, Hakim (1998) menentukan kepribadian sebagai sumber kewirausahaan menjadi dua faktor yaitu orientasi berhubungan dengan orang lain dan kecenderungan mengendalikan orang lain. Masing-masing faktor mempunyai dua kutub (bipolar) yaitu : a. Orientasi berhubungan dengan orang lain terdiri dari dua kutub ekstrim, yaitu: Introvert : orang yang pemikiran dan perhatiannya ditujukan ke dalam atau hidup di dalam dirinya sendiri. Orang tersebut cenderung membatasi diri, sukar bergaul, orientasi untuk dirinya sendiri (fikiran, perasaan dan tindakannya terutama ditentukan oleh faktor subyektif) (Suryabrata, 1990: 190). Ekstrovert : orientasi social. orang yang dipengaruhi oleh dunia obyektif, yaitu dunia di luar dirinya (lingkungan). Orientasinya terutama tertuju ke luar dirinya , hatinya terbuka, mudah bergaul,

b. Kecenderungan mengendalikan orang lain terdiri dari dua kutub ekstrim yaitu: Dominatif : Sifat yang memaksa mengambil kontrol atas situasi dan/atau orang lain, biasanya dengan mengatakan kepada orang lain apa yang harus mereka lakukan (Littauer, 1996:367). Kecenderungan sifat ini.mendominasi/menguasai orang lain. Dedikatif : Sifat yang cenderung mengabdikan diri/berkorban bagi orang lain/mengalah.

Setelah ditetapkan dua kepribadian dengan dua kutub, Hakim (1998:105) kemudian mengkombinasikan dua kepribadian menjadi empat kuadran. Kombinasi dari masing-masing kepribadian tersebut membentuk empat kepribadian yang terdiri dari Dominan, Populer, Tenang dan Konvensional, yang digambarkan di bawah ini :

Kuadran I
Introvert Dominatif : DOMINAN (D) pembawaan kuat mendominasi/mengarahkan orang lain untuk kepentingan dirinya. Kurang menyukai tanggung jawab dan tantangan yang bervariasi serta menyukai sistem yang telah mapan. Menyukai kebebasan (terutama mengembangkan ide) dan kurang suka diatur.

Kuadran II
Ekstrovert Dominatif : POPULER (P) cenderung mempunyai pengaruh, popularitas dan persahabatan. Cenderung menginginkan prestise, banyak bicara dan mendambakan hubungan yang hangat dalam persahabatan. Motivasi memperoleh pengakuan.

Kuadran III
Ekstrovert Dedikatif : TENANG (T) condong mengalah untuk kepentingan orang lain, berperilaku tenang dan ramah. Dianggap sebagai orang yang mudah diajak konsultasi atau diskusi. Motifnya persahabatan dan rasa saling menghargai.

Kuadran IV
Introvert Dedikatif : KONVENSIONAL (K) biasanya bekerja teliti, hasil yang benar, sempurna dan berdasarkan acuan baku. Kurang peduli dengan lingkungan social dan cenderung membatasi diri bergaul dengan orang lain.

Introvert

KONVENSI Dedi TENA Ekstr

DOMI Domi POPUL

Gambar 1 Bagan Kepribadian Dasar Manusia

Menentukan Jenis Usaha


Setelah kita ketahui kombinasi kepribadian di atas, langkah selanjutnya adalah menentukan kepribadian yang berhubungan dengan aspek ekonomis. Seseorang yang mempunyai pembawaan introvert cenderung mempunyai kemampuan dalam memproduksi dan pembawaan ekstrovert cenderung mempunyai kemampuan distribusi. Sedangkan pembawaan dominatif cenderung mengarahkan/menguasai orang lain, sedangkan pembawaan dedikatif cenderung memberi pelayanan kepada orang lain. Kombinasi antara kemampuan memproduksi, distribusi, pengarahan dan pelayanan, akan dapat digunakan untuk menentukan jenis usaha seperti di bawah ini :

Kuadran I
Produksi Pengarahan : Kelompok Usaha Kreatif Kuadran ini tempat kelompok usaha kreatif

yang mendambakan kebebasan, tidak memerlukan banyak bicara, serta berorientasi pada produksi.

Contoh bidang usaha Kelompok Kreatif antara lain : anak-anak, Kartu ucapan, Karya intelektual.

Makanan/minuman, Kerajinan, Logam,

Pertanian/agrobisnis, Peternakan dan tambak, Rajutan, bordir, renda, Sablon, Penerbitan, Mainan

Kuadran II
Distribusi Pengarahan : Kelompok Usaha Konsultatif Kuadran ini terdiri dari kelompok usaha yang membutuhkan pergaulan, intensif bertemu dengan publik, memerlukan kepandaian bicara dan berusaha mempengaruhi orang lain. Contoh bidang usaha Kelompok Konsultatif antara lain : Jasa konsultasi / konsultan, Pelatihan, Kursus, Pusat kebugaran dan pelatih olah raga, bidang perdagangan.

Kuadran III
Distribusi Pelayanan : Kelompok Usaha Jasa Kuadran ini merupakan kelompok usaha yang memberikan pelayanan bagi orang lain. Contoh bidang usaha Kelompok Pelayanan, antara lain : Biro jasa, Biro teknik, Jasa pengetikan, Fotocopy dan penjilidan, Sablon pesanan, Perbengkelan, Kontraktor dan jasa perbaikan bangunan, Rumah kos, Salon kecantikan, Makelar.

Kuadran IV
Produksi Pelayanan : Kelompok Usaha Analitis Kuadran ini cocok untuk pekerjaan yang bersifat memecahkan masalah (problem solving). Contoh bidang usaha Kelompok Analitis : Jasa terjemahan, Reparasi elektronik dan teknologi informasi, Karya intelektual, Penelitian, Perancang busana, Binatu/laundry, Jasa penjahitan.

Produksi

ANALIT

KREATIF

Pelayanan

K T JASA

D
Pengarahan

KONSULTATIF

Distri
Gambar 2 Bagan Kepribadian dan Kelompok Usaha

Ciri-ciri Wirausahawan Handal Menurut Budi Santoso : Wirausahawan andal memiliki ciri-ciri dan cara-cara bekerja sebagai berikut : 1. Percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencari penghasilan dan keuntungan melalui usaha yang dilaksanakannya. 2. Mau dan mampu mencari, menangkap dan memanfaatkan peluang yang menguntungkan. 3. Mau dan mampu bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan barang/jasa yang lebih tepat dan efisien. 4. Mau dan mampu berkomunikasi, tawar-menawar dan bermusyawarah dengan berbagai pihak terutama pembeli. 5. Menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat dan disiplin. 6. Mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya secara lugas dan tangguh tetapi cukup luwes dalam melindunginya. 7. Keinginan kuat untuk berdiri sendiri, tidak suka uluran tangan dari pihak lain. 8. Kemauan untuk mengambil risiko 9. Kemampuan untuk belajar dari pengalaman 10. Mampu memotivasi sendiri 11. Semangat untuk bersaing 12. Orientasi pada kerja keras 13. Percaya pada diri sendiri (yakin) 14. Dorongan untuk berprestasi 15. Tingkat energi yang tinggi 16. Tegas 17. Tidak bergantung pada alam, dan berusaha tidak menyerah pada alam. 18. Kepemimpinan.

19. Keorisinilan 20. Berorientasi ke masa depan, dengan penuh gagasan. 21. Mengembangkan budaya malu secara positif. 22. Bekerjasama dengan orang lain 23. Penampilan yang baik 24. Pandai membuat keputusan 25. Mau menambah ilmu pengetahuan 26. Ambisi untuk maju 27. Pandai berkomunikasi

Penutup
Uraian singkat di atas bukan merupakan yang mutlak, bahwa jenis usaha yang digeluti harus sesuai dengan kepribadiannya, tetapi uraian di atas merupakan suatu kecenderungan. Banyak pula orang yang sukses dalam usaha, meskipun tidak sesuai dengan jenis kepribadian di atas. Oleh karena itu, saat ini kewirausahaan merupakan topik yang menarik dalam penelitian, khususnya di bidang psikologi dan keperilakuan.

Rujukan untuk membaca : Budi Santoso, Hakim, Rusman, 1998, Dengan Wirausaha Menepis Krisis, Elex Media Komputindo, Jakarta Khalil, Tarek M, 2000, Management of Technology, Mc Graw Hill, Singapore Littauer, Florence, 1996, Kepribadian Plus, alih bahasa Anton Adiwiyoto. Riyanti, Benedicta Prihatin Dwi, 2003, Kewirausahaan Dari Sudut Pandang

Psikologi Kepribadian, Grasindo, Jakarta. Sunindhia, Y.W. dan Ninik Widiyanti, 1988, Kepemimpinan Dalam Masyarakat Modern, PT Bina Aksara, Jakarta. Suryabrata, Sumadi, 1990, Psikologi Kepribadian, CV Rajawali, Jakarta Suryana, 2001, Kewirausahaan, Salemba Empat, Jakarta Wijandi, Soesarsono, 2000, Pengantar Kewiraswastaan, Sinar Baru Algensindo, Bandung

Dalam melakukan kegiatan wirausaha (lebih tepat wiraswasta), seseorang mempunyai kecenderungan untuk latah. Jika dalam suatu kaki lima terdapat seorang yang sukses berjualan nasi goreng, maka akan segera diikuti oleh orang lain untuk berjualan nasi goreng di sepanjang kaki lima tersebut. Contoh lain, di suatu lokasi mula-mula hanya terdapat seorang yang sukses dalam usaha pembuatan pigura, tidak berapa lama diikuti oleh orang lain yang berusaha dalam pembuatan pigura. Kecenderungan ini akhirnya akan membentuk suatu kawasan usaha tertentu, seperti kawasan jualan nasi goreng atau usaha pembuatan pigura.

Fenomena ikut-ikutan di atas banyak terjadi di berbagai lokasi dengan jenis usaha yang sama, akibatnya tingkat persaingan dalam usaha ini cukup tinggi. Dengan jenis produk dan kualitas yang relatif sama, persaingan cenderung pada harga. Bagi mereka yang dapat memberikan harga yang lebih rendah dan pelayanan yang lebih baik daripada pesaingnya, akan survive dalam usahanya. Namun demikian, para pengusaha dengan jenis usaha sama tidak selalu bersaing secara bebas dan terbuka. Biasanya mereka melakukan bentuk kerjasama untuk kelangsungan hidup usaha bersama sebagai wujud solidaritas usaha. Contoh di atas, biasanya terjadi untuk jenis usaha yang mempunyai ambang teknologi rendah, yaitu memproduksi barang dengan teknologi yang hampir setiap orang mampu melakukannya (Khalil, 2000:37). Untuk menciptakan barang yang lain daripada yang lain adalah dengan kreatifitas dan inovasi yang merupakan inti dari kewirausahaan. Menurut Kirton (1989), serangkaian ciri kepribadian yang terkait dengan kreatifitas antar bidang adalah intelektualitas, nilai intrinsic, rasa ingin tahu yang luas, ketertarikan akan kompleksitas, energi yang tinggi, menekankan kerja dan prestasi, mandiri dalam penilaian, otonomi, intuisi, percaya diri, kemampuan bertoleransi dan pemecahan masalah Hakim, Rusman, 1998, Dengan Wirausaha Menepis Krisis, Elex Media Komputindo, Jakarta

10 Rahasia sukses Subiakto Priosoedarsono pendiri biro iklan Hotline (manajemen/juni 2000 hal 54) : 1. Punya ketrampilan 2. Gigih berusaha 3. Selalu belajar 4. Tidak emosional (rasional) 5. Sangat mempercayai diri sendiri 6. Menghargai diri dan orang lain 7. Senang bergaul 8. Berani menantang risiko 9. Tahu core competence (potensi dan kemampuan yang paling dikuasai) 10. Sangat menjaga kepercayaan.

LINGKUNGAN DAN ETIKA BISNIS

C.KASUS KASUS DALAM KEBENARAN DAN TANGGUNG JAWAB BISNIS Berdasarkan teori tentang kebenaran dan tanggungjawab bisnis, dapat diuraikan berdasarkan kasus dibawah ini. C.1. Kasus di teluk Buyat PT.Newmont Minahasa Raya (NMR). Tidak bisa kita sangkal lagi, berbagai kasus lingkungan hidup yang terjadi sekarang ini baik itu secara global maupun secara nasional. Sebagian besar bersumber dari perilaku manusia, kasus-kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan seperti di laut, air, tanah dll. Manusia tidak pernah bertanggungjawab dan manusia adalah peyebab utama dari kerusakan dan pencemaran lingkungan. Ambil contoh pencemaran yang terjadi di Teluk Buyat yang dilakukan oleh PT. Newmont Minahasa Raya. Sebagai Perusahaan yang telah manimbulkan dampak terhadap pencemaran lingkungan sudah seharusnya PT. Newmont Minahasa Raya memenuhi kewajiban sosialnya terhadap perlindungan limgkungan. Mau tidak mau peran suatu Perusahaan sangat dibutuhkan dilingkungan masyarakat selain berperan sebagai lapangan kerja juga Perusahaan dan seluruh karyawannya adalah bagian dari masyarakat, perusahaan juga telah memperoleh keuntungan dari masyarakat dengan mengolah Sumber Daya Alam yang ada didalam masyarakat, dan sudah seharusnya suatu Perusahaan harus menjalin hubungan yang baik dengan lingkungannya supanya keberadaannya bisa diterima oleh masyarakat. Dari kasus PT, Newmont Minahasa Raya tanggungjawab sosial perusahaan belum juga terlaksana dengan baik, pada tahun 1999, warga yang tinggal di sekitar Teluk Buyat mulai merasakan dampak pembuangan tailing oleh PT. NMR muncul beberapa gelaja seperti gejala pusing, kram, serta timbul benjolan-benjolan dibagian kulit, dan matinya ikan-ikan secara missal di pantai Teluk Buyat. Pada tahun 1996 sampai pada tahun 1998 PT. NMR melakukan pembuangan tailing ke dasar laut yaitu : 1. NMR membuang 2.000 ton Tailingnya setiap hari ke Teluk Buyat. Selama lima tahun terakhir, Newmont telah membuang 2,8 juta ton dari Tailingnya ke Teluk Buyat. 2. NMR menggunakan sianida untuk menarik biji-biji emas dari batuan yang telah digiling. 3. Tailing dibuang lewat pipa yang digelar dari lubang Mesel ke pantai laut diangkut sejauh 8.000 meter menuju kedalam Teluk Buyat sampai kedalaman 82 meter dibawah laut. 4. Kedalaman hanya sekitar dua meter dibawa level minimum yang diperkenankan untuk pembuangan STD. 5. Bahan-bahan yang sangat berbahaya di teluk Buyat temasuk diantaranya yang bersifat bioakumulatif dan karsinogenik. 6. Laporan ini menemukan bahwa ada beberapa unsure logam berat termasuk merkuri, timbal, arsenik, tembaga, dan kadmium di teluk Buyat.

7. Dampak dari Newmont Kompas, Tabloit Kabar, no.16 tanggal 26 Juli, 1999 ). 8. Matinya ikan-ikan dan hilangnya sumber kehudupan. Tahun 1996-1997,ditemukannya cukup banyak ikan-ikan yang mati di Teluk Buyat. 9. Pencemaran laut telah menyebabkan dampak yang serius untuk masyarakat nelayan di teluk Buyat. Pada bulan Juli 1996, produksi ikan merosot sebesar 70% dan penghasilan nelayan turun sebesar 50%, padaal sebelum NMR datang, terdapat 59 janis ikan yang ditemukan disekitar peraira teluk Buyat, setelah 1997, hanya tinggal 13 jenis ikan saja yang sekarang bisa ditemukan 10. Sebelum NMR datang, para nelayan dapat memperoleh penghasilam sebesar RP.500.000, sampai Rp. 750.000, per keluarga per bulan.Setelah tahun 1996, setelah STD dimulai rata-rata penghasilan menurun drastis hanya sekitar RP.100.000, per bulan. Namun dapat dibuktikan pembuangan tailing yang dilakukan oleh PT. NMR yang merugikan masyarakat di Teluk Buyat Pante dan salah satu korban yang diduga akibat dari zat kimia merkuri dari pembuangan tailing oleh PT.NMR meninggalnya Andini Lenzun bayi berusia lima bulan. Beberapa peneliti melakukan penelitian terhadap kasus pencemaran di Teluk Buyat Pante yang diteliti meliputi kualitas air laut, air tanah, air minum, kandungan logam berat di dalam ikan, biota laut. Tim penelitan menyimpulkan bahwa pencemaran perairan Teluk Buyat disebabkan oleh Tailing PT. NMR.). Pengolahan dan detoksifitas Tailing dengan ferri sulfat masih ditemukan kandungan senyawa yang larut dalam fraksi Tailing cairan diantaranya adalah : Arsen (As), Antimon (Sb), Sianida (CN), Air raksa (Hg), tembaga (Cu), dan perak (Ag) (Anonimus, 1994). Hal ini dapat dilihat dalam tabel-tabel di bawah ini : Tabel 1. Konsentrasi Arsen (As), Kadmium (Cd) dan Sianida Ion (CN) yang terkandung di dalam air laut di tiga stasiun pengamatan dan kedalaman yang berbeda. Stasiun I Teluk Totok II Teluk Buyat III Kota bunan Kedalaman (m) 20 40 60 20 40 60 20 40 60 Arsen (ppm) <0,002 <0,002 <0,002 <0,002 <0,002 <0,002 <0,002 <0,002 <0,002 Kadmium (ppm) 0,013 0,014 0,011 <0,005 <0,005 0,017 0,020 0,008 0,017 Sianida Ion (ppd) 0,3 0,3 0,2 0,2 0,3 0,3 0,3 0,2 0,3

Sumber : Jurnal, Status pencemaran Logam & Sianida di perairan Teluk Buyat dan sekitarnya, propinsi Sulawesi Utara, tahun 1999. B. Polli, L.A.J. Waworuntu, w. V.A. kumurur, M.T. Lasut & H. Simanjuntak, maret (2001). Tabel 2. Konsentrasi Arsen (As), Besi (Fe), dan Sianida Ion (CN) yang terkandung di dalam sedimen (substrat) di tiga stasiun pengamatan dan kedalaman yang berbeda. Stasiun I Teluk Totok Kedalaman (M) 20 40 Arsen (ppb) 2,727 22,483 Besi (ppb) 1,425 928,50 Sianida Ion (ppd) 2,7 0,6

60 26,378 1902,60 0,7 II 20 133,598 319,56 0,4 Teluk Buyat 40 164,000 0,6 60 148,209 847,20 0,4 III 20 4,015 2,7 Kota Bunan 40 104,600 2,92 0,9 60 165,000 464,10 0,7 Sumber : Jurnal, Status pencemaran Logam & Sianida di perairan Teluk Buyat dan sekitarnya, propinsi Sulawesi Utara, tahun 1999. B. Polli, L.A.J. Waworuntu, w. V.A. kumurur, M.T. Lasut & H. Simanjuntak. Maret (2001). Tabel 3. konsentarsi Arsen (As), Basi (Fe), Kadmium (Cd), Air Raksa (Hg), dan Sianida Ion (CN), yang terkandung dalam jaringan tubuh biota laut (ikan) di perairan teluk Buyat. (D=jaringan daging, H/P= jaringan hati dan perut, kode sampel menunjukkan jumlah sampel ikan, BP=batas pengukuran). Kode Jaringan Sampel tubuh 1 D H/P 2 D H/P 3 D H/P 4 D H/P 5 D H/P 6 D H/P 7 D H/P 8 D H/P 9 D H/P 10 D H/P BP AS (ppb) <0,002 14,926 <0,002 2,772 <0,002 2,078 <0,002 <0.002 <0.002 30,589 <0,002 25,021 <0,002 22,083 <0,002 32,963 <0,002 51,365 <0,002 18,808 0,002 Fe (ppm) 1,03 0,63 0,63 1,19 0,07 0.26 1,86 0,31 0,07 0,46 0,07 0,79 0,06 0,29 0,30 0,24 1,07 0,36 0,19 0,19 0,03 Cd (ppm) 0,030 <0,005 0,017 <0,005 0,012 <0,005 0,017 <0,005 0,005 <0,005 0,003 <0,005 0,006 <0,005 0,072 <0,005 0,028 <0,005 0,096 <0,005 0,005 Hg (ppd) 4,019 0,016 4,020 <0,200 4,011 <0,200 <0,200 <0,200 0,004 0,103 <0,200 0,079 <0,200 0,078 <0,200 0,036 0,034 0,099 <0,200 0,020 0,2 Cu (ppm) 0,552 0,606 0,222 0,619 0,511 0,420 0,299 0,686 0,270 0,420 0,419 2.770 0,371 0,698 0,554 0,064 0,466 0,050 0,177 0,066

Sumber : Jurnal, Status pencemaran Logam & Sianida di perairan Teluk Buyat dan sekitarnya, propinsi Sulawesi Utara, tahun 1999. B. Polli, L.A.J. Waworuntu, w. V.A. kumurur, M.T. Lasut & H. Simanjuntak. Maret (2001). Tabel 4. Konsentrasi kadmium (Cd), Air raksa (Hg), dan Besi (Fe) yang terkandung di dalam jaringan tubuh beberapa jenis karang di dua stasiun pengamatan dan waktu sampling yang berbeda. Stasiun Jenis Kerang Cc (ppm) Hg (ppm) Fe (ppm) Tanggal Sampling

I Teluk Totok

II Teluk Buyat

Gastropoda Druppella sp. Turbo sp. Littoraria Sp. Oliva sp. Nerita sp. Bivalvia Septifer sp. Gastropoda Druppella sp. Turbo sp. Littoraria sp. Oliva sp. Nerita sp. Bivalvia Septifer sp.

0,027 0,030 0,062 0,183 0,111 0,055 0,191 0,202 0,228 0,180 0,208 0,209

3,116 0,657 1,295 3,745 2,402 1,153 0,173 0,107 0,112 0,138 0,103 0,119

5,748 1,093 2,088 5,847 3,075 1,887 3,81 4,28 3,02 4,86 2,63 5,28

Apil 1999

November 1999

Sumber : Jurnal, Status pencemaran Logam & Sianida di perairan Teluk Buyat dan sekitarnya, propinsi Sulawesi Utara, tahun 1999. B. Polli, L.A.J. Waworuntu, w. V.A. kumurur, M.T. Lasut & H. Simanjuntak. Maret (2001).

Korban minamata: salah satu gejala penyakit


minamata, muncul benjolan dalam banyak varian pada tubuh penderita. Para penderita korban itu diperiksa di Balai Laboratorium Kesehatan , Depkes RI, Jakarta.

Teluk Buyat yang tercemar olem limbah Tailing PT.NMR. Walaupun dapat dibuktikan oleh beberapa peneliti tentang kasus pembuangan Tailing ke dasar laut dan sudah dilakukan uji penelitian terhadap zat kimia maupun makhluk di dasar laut, tetapi pihak PT.NMR tetap membantah tuduhan tersebut kepada mereka. Pemerintah telah menyarankan supanya mengganti rugi atas tindakan yang mereka perbuat sebesar US$ 117 namun tanggapan dari Pemerintah diabaikan, direktur PT.NMR menyatakan jika pihak Perusahaannya mau membanyar ganti rugi sebesar US$ 117 berarti pencemaran yang terjadi di teluk Buyat adalah limbah Perusahaan kami. Pihak Perusahaan PT.NMR membantah atas tuduhan pencemaran kepada mereka, kebenaran yang sesungguhnya sudah diabaikan bahkan kesalahan yang dilakukan tidak dipertanggungjawabkan lagi, dan hanya mengejar keuntungan sendiri. Keluhan dan penderitaan yang dialami oleh warga akibat ulah mereka ditanggapi hanyalah sebuah negosiasi belaka demi terwujubnya win-win sotusion . Jadi dimana sebenarnya kebenaran dan tanggugnjawab social pebisnis, dapatkah dilaksanakan atau hanya mengejar keuntungan sendiri. Sumber : Kompas, Mengenang Buyat Menuju Medan Baru, 8 Juni 2005.

C.2. Kasus Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bojong


Kasus TPST Bojong merupakan kasus yang terjadi antara masyarakat dengan PT.Wira Guna Sejahtera (WGS) yang juga berada di bawah naungan Pemerintah Kabupaten Bogor dan aparat

kepolisian. Kasus ini berawal dari ditetapkannya desa Bojong sebagai lokasi TPST untuk mengelola sampah dari DKI Jakarta. Keputusan ini dilakukan oleh Pemkab Bogor sendiri yang memberi ijin untuk didiriknnya TPST di desa Bojong. Menurut Pemkab Bogor, TPST Bojong yang dikelola oleh PT WGS di desa Bojong, kecamatan Kelapanunggal, akan tetap dioperasikan.Meski gelombang protes terus datang dari masyarakat umum namun Pemkab Bogor tidak akan menyerah untuk memperjuangkan agar TPST Bojong segera dioperasikan. Dengan catatan masyarakat setempat benarbenar sudah siap untuk menerima kehadiran TPST Bojong. Memang pada kenyataannya ada sebagian masyarakat yang menerima namun ada juga masyarakat tidak menerima sehingga perlu upaya sosialisasi agar masyarakat benar-benar memahami. Pemkab Bogor menghimbau masyarakat agar kecurigaan mereka tidak berlebihan terhadap PT WGS sebagai pengelola TPST. Masyarakat harus arif dalam dalam menyikapi kehadiran teknologi pengolah sampah itu karena hadirnya teknologi itu juga untuk meminimalisasi dampak lingkungan. Menyikapi hal ini ada sebagian masyarakat yang menerima dan mereka beranggapan juga bahwa keberadaan TPST Bojong sangat menguntungkan karena dapat menciptakan lapangan kerja untuk mereka. Para warga yang mendukung mengadakan aksi demo agar ijin operasi PT WGS segera dikeluarkan oleh Pemkab Bogor. Menurut seorang personalia PT WGS bahwa TPST membutuhkan sedikitnya 1.100 tenaga kerja sebagai pemilah sampah yang semuanya diharapkan dari warga sekitar. Selain itu kini di TPST telah ada 140 warga sekitar yang bekerja dan 263 lainnya sedang menunggu untuk bekerja. Namun para pekerja yang ingin bekerja selalu diteror oleh masyarakat anti TPST Bojong yang umumnya dari orang luar Bojong dan sekitarnya. Masyarakat yang anti TPST Bojong ini beranggapan bahwa keberadaan TPST ini hanya akan menjadi ancaman rusaknya lingkungan mereka. Asumsi kerusakan lingkungan yang akan terjadi seperti, pencemaran tanah, pencemaran air tanah, dan pencemaran udara. 1. Pencemaran tanah. Dengan asumsi volume sampah yang tidak terolah sebanyak 600 ton per hari maka diperkirakan dalam satu bulan tumpukan sampah yang tidak terolah bisa mencapai 18000 ton. Dan sampah tersebut akan menggunung dan otomatis sampah tersebut akan mempengaruhi kualitas tanah (fisik dan kimia) dan kuantitas (fisik dan kimia).Diameter dampaknya bisa mencapai 0 sampai 10 km dari lokasi. Jika tidak ada solusi yang konkrit dalam pengelolaannya maka potensi pencenaran tanah secara fisik akan berlangsung dalam kurun waktu yang sangat lama.

2. Pencemaran air tanah Air tanah sebagai kebutuhan utama untuk pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat jonggol dan sekitarnya terancam keberadaanya. Berbagai jenis sampah yang diterima di TPA akan mempengaruhi kualitas air tanah akibat meresapnya limbah sampah ke tanah dan akan terkumpulnya berbagai macam penyakit di sekitar wilayah proyek. Potensi tercemarnya air tanah oleh limbah B3 pun tidak dapat dihindari akibat adanya limbah industri dan limbah rumah sakit. 3. Pencemaran Udara Kegiatan penimbunan sampah menimbulkan bau tidak sedap baik pada lokasi TPST maupun daerah sekitarnya dan jalir yang dilaewati. Dampak bau bukan bersifat sementara melainkan selama TPST masih berfungsi maka bau tidak sedap akan terjadi selama kegiatan berlangsung.

Radius bau sampah dari lokasi antara 0-10 km. Secara nyata kegiatan proyek akan berdampak terhadap kualitas udara khususnya bau dan meningkatnya kadar SO2 dan NH2 di udara secara permanen selama kegiatan proyek berlangsung.Dengan tercemarnya lingkungan maka kesehatan lingkungan penduduk di sekitar TPST akan terganggu terutama penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).Dalam temuan Dinas kesehatan, Dinas kebersihan dan lingkungan hidup disebutkan bahwa 34% hasil foto rontgen ditemukan penduduk sekitar Bantar Gebang positif menderita TBC, 99% mengalami infeksi saluran pernapasan atas, dan 6% penduduk mengalami tukak tulang. Dapat diprediksi juga bahwa akan terjadinya pembakaran sampah akibat gas methan akana berpengaruh pada perubahan iklim dimana hasil pembakaran tersebut menyebabkan perubahan temperature planet bumi semakin panas. Gas- gas yang menimbulkan efek rumah kaca, menyebabkan kerusakan lapisan ozon diantaranya carbon dioxide,methan dan clofluorocarbons (CFC). Penolakan warga Bogor Timur telah dilakukan baik bersifat fisik maupun lobi serta unjuk rasa di berbagai instansi terkait namun tidak membuahkan hasil.Gerakan aksi mereka pertama kali dengan membentuk forum bernama FORUM KOMUNIKASI MASYARAKAT PEDULI LINGKUNGAN. Dalam kaitannya dengan teori kebenaran dan tanggung jawab social perusahaan, penolakan masyarakat terhadap TPST karena alasan pencemaran lingkungan, dapat dibenarkan juga. Hal ini merupakan hak setiap orang untuk memperoleh lingungan ysng sehat dan bersih. Dalam teori tanggung jawab perusahaan menurut Zimmerer (2000) dalam Suryana (2001: 182) menyatakan bahwa salah satu tanggung jawab social perusahaan adalah tangung jawab terhadap lingkungan. Dimana perusahaan harus ramah lingkungan artinya perusahaan harus memperhatikan, melestarikan dan menjaga lingkungan. Dari pernyataan ini PT WGS sebagai pengelola TPST perlu memenuhi tanggung jawabnya sehingga keresahjan masyarakat terhadap rusaknya lingkungan mereka dapat diatasi. Untuk menjelaskan hal ini perlu pendekatan yang baik dengan masyarakat sehingga tidak terjadi konflik yang berkepanjangan. Namun Pemkab Bogor dan aparat keamanan tidak menggunakan cara yang baik tetapi memberi ancaman dan menekan masyarakat sehingga aksi protes diadakan lagi . Tuntutan dan aksi massa kembali dicanangkan pada bulan Agustus dengan tujuan aksi ke Pemprov DKI Jakarta dan anggota DPRD DKI Jakarta.Pertemuan dengan DPRD DKI hanya berupa sharing dan menampung aspirasi warga Jonggol dan sekitarnya. Sementara itu, dalam aksi yang dilancarkan warga ke balai kota dengan melempar sampah ke halaman kantor tidak mendapat respon sedikit pun. Surat yang dilayangkan ke berbagai instansi pun tidak medapatkan jawaban yang memuaskan. Selama kegiatan konstruksi masyarakat diintimidasi secara psikologis dan dibawah ancaman tekanan aparat. Pada bulan Desember masyarakat melakukan penghadangan terhadap kendaraan proyek yang membawa peralatan pengelolaan sampah. Kurang lebih 700 warga Bojong dan sekitarnya turun ke jalan yang terdiri dari Bapak-bapak, Ibu-ibu dan anak-anak turut berpartisipasi dalam penolakan tersebut.Guna menghalau masuknya peralatan tersebut warga mendudukii jalan yang menghubungkan jalan proyek dengan lokasi proyek. Namun beberapa saat kemudian terjadi perdebatan antara masyarakat dengan aparat kepolisian. Aparat meminta agar masyarakat menyingkir namun tidak diindahkan sama sekali oleh masyarakat sehingga aparat mulai menggunakan cara kekerasan dengan menghalau mereka dengan senapan dan pentungan. Tidak sedikit para pihak yang merupakan perpanjangan tangan Pemkab Bogor seperti kepala desa mendukung kegiatan proyek. Dukungan tersebut antara laindari Bupati Bogor, para camat dan kepala desa di sekitar lokasi proyek. Dan yang paling mendukung proyek tersebut adalah kepala Desa Bojong sehingga hal ini cukup menyulitkan masyarakat untuk menyuarakan aspirasinya. Perjuangan

masyarakat selama ini dalam rangka untuk mendapatkan hak-hak sebagai warga negara dalam hal lingkungan yang bersih dan sehat dianggap menghambat pembangunan. Warga yang akan terkena dampak langsung dari keberadaan proyek tidak diperhatikan bahkan dianggap pihak yang harus disingkirkan karena tidak mendukung pemerintah. Harus disadari bahwa penolakan yang dilakukan oleh warga atas keberadaan TPST selama ini masih bersifat sektoral. Belum terintegrasi dalam satu kepentingan yang sama, hal ini dapat disadari karena masih belum tersosialisasi dengan baik kepada seluruh elemen masyarakat sekitar TPST. Sumber:
pikiran-rakyat.com/cetak/1004/30/0403.htm - 17k - Hasil Tambahan jakarta.indymedia.org/newswire.php?story_ id=19&print_page=true&include_comments=true - 27k - Hasil Tambahan

C.3.Akibat Pencemaran oleh Limbah Kertas PT. Jaya Kertas (Jaker) Limbah merupakan pembuangan sisa-sisa hasil produksi dari pabrik yang tidak terpakai lagi. Jika limbah ini dibuang dengan cara yang benar tentu saja tidak akan mengganggu aktifitas manusia serta makhluk hidup yang ada disekitarnya, tetapi jika pembuangan limbah itu tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan otomatis akan membawa dampak yang kurang baik bahkan merugikan bagi lingkungan di sekitar. Salah satunya adalah kasus yang terjadi di nganjuk, yaitu adanya pencemaran air sungai dan air sumur oleh limbah dari pabrik kertas PT. Jaya Kertas di sungai Klinter kertosono Nganjuk Jatim. Warga yang menjadi korban korban ini biasanya mengeluh gatal-gatal dan sesak nafas serta air yang tercemar oleh limbah ini menimbulkan bau yang tidak enak yang tentu sangat mengganggu. Ironisnya kejadian ini telah berlangsung cukup lama sudah bertahun-tahun dan warga telah melapor beberapa kali ke pihak yang berwajib tetapi tidak ada tanggapan dari pihak yang berwenang maupun dari pihak PT. Jaker sendiri. Setelah diteliti, oleh ITS dan LSM Ecoton dapat diketahui bahwa limbah ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya terdapat kandungan kimia yang melebihi batas dan

kandungan logam sejenis Timbal. Dalam kasus ini menunjukkan Perusahaan PT. Jaya Kertas kurang professional dan tidak bertanggung jawab akan masalah-masalah yang timbul akibat limbaj tersebut. Menurut zimmerer (2000 : 83 ) Perusahaan haruslah ramah lingkungan dalam arti Perusahaan harus

memperhatikan, malestarikan, dan menjaga ;ingkungan, misalnya dengan tidak membuang limbah yang dapat mencemari lungkungan, berusaha mendaur ulang limbah yang merusak lingkungan, menjalin komunikasi dengan kelompok masyarakat yang ada di lingkungan sekitar. Tetapi dari kasus yang ada menunjukkan bahwa pihak Perusahaan tidak mengkomunikasikan terlebih dahulu tentang limbah tersebut, bahkan Perusahaan tidak memiliki PILC (izin pembuangan limbah cair ), ini sangat jelas bahwa Perusahaan PT. Jaker bersalah. Tanggungjawab sosial sangat tergantung pada tiap individu , misalnya pihak Perusahaan sadar dan tahu serta harus konsekuen terhadap tindakannya. Selain itu, adanya tanggungjawab juga tergantung dari kemauan Perusahaan dalam arti mereka bersedia untuk bertanggungjawab. Tanggugjawab social menunjukkan kepedulian Perusahaan terhadap kepentingan pihak lain secara lebih luas dari pada sekedar terhadap kepentingan Perusahaan belaka. Dengan demikian Perusahaan harus melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya sebagai pelaku bisnis terhadap lingkungannya dimana Perusahaan tersebut beroperasi.

Bidang yang dianggap dan diterima sebagai tanggungjawab social Perusahaan pada masyarakat : 1. Perusahaan harus terlibat dalam kegiatan social yang berguna bagi kepentingan masyarakat luas, jadi PT.Jaker haruslah ikut serta terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar pabrik yang bertujuan untuk memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tetapi dalam kasus ini justru Perusahaan tidak memperhatikan masyarakat sekitar tetapi malah merugikan masyarakat. 2. Hormat pada hak dan kepentingan pihak yang terkait, dalam kasus ini adalah masyarakat. Bahkan Perusahaan tersebut tidak memiliki PILC yang telah dianjurkan oleh Pemerintah, ini berarti pelaku bisnis tidak hormat dan tunduk kepada aturan hukum yang telah ditetapkan. Dengan adanya kejadian ini, seharusnya para pelaku bisnis bisa menentukan sikap yang bijaksana dalam menangani masalah ini supanya tidak berkelanjutan dengan korban yang lebih banyak lagi nantinya. Selain itu, Perusahaan harus bertindak dan menentukan sikap supanya permasalahan ini segera berakhir dan hubungan Perusahaan dengan masyarakat bisa lebih baik.

Banyak pihak yang menyatakan bahwa dengan memberikan tunjangan yang berwujud uang bisa dijadikan cara atau bentuk tanggungjawab sosial Perusahaan. Tetapi sebenarnya cara ini bukanlah suatu penyelesaian yang efektif, karena cara ini sifatnya hanya sementara saja. Yang harus dilakukan misalnya melakukan usaha perbaikan dalam proses pembuangan limbah yang lebih sehat, aman, dan limbah lingkungan. Memang hal ini memakan biaya yang tidak sedikit tetapi ini wajib dilakukan bagi suatu Perusahaan yang memiliki lokasi pabrik dekat atau bahkan berdampingan langsung dangan lingkungan masyarakat demi kepentinagn bersama.

Sumber : www.Tempointeraktif.com, 18 Oktober 2004.

C.4.Pencemaran kali di Surabaya

Seiring dengan perkembangan dunia industri di Indonesia, pencemaran pun semakin merebah disetiap daerah. Banyak industri didirikan tanpa memperhatikan keadaan lingkungan di sekitar yang sangat mengancam kehidupan masyarakat sekitar, dan anehnya pencemaran yang disebabkan pembuangan limbah-limbah tersebut tidak mendapat perhatian Pemerintah bahkan tidak menutup kemungkunan pihak Industri bekerja sama dengan Pemerintah untuk menutup-nutupi hal tersebut dari dunia luar. Pembangunan pabrik-pabrik yang tidak dilengakapi dengan sistem pengolahan limbah sudah menjadi tren dalam dunia industri, sehingga keadaan lingkungan yang memprihatinkan menjadi pemandangan yang tidak mengherankan lagi. Kita dapat melihat disetiap daerah dimana industri didirikan. Pecemaran yang terjadi merupakan cermin dari bobroknya dunia bisnis di Indonesia, tanggungjawab social Perusahaan sudah tidak lagi diperhatikan terutama tanggugjawab terhadap lingkunagan. Lingkungan sudah tidak lagi menjadi hal penting, mengeruk keuntungan sebesarbesarnya merupakan tujuan utama dalam bisnis dan tidak jarang orang dalam berbisnis menghalalkan berbagai cara tanpa memperhitungkan dampak yang akan ditimbulkan. Sebagai contoh pencemaran kali yang terjadi di Surabaya oleh PT. Aneka Kimia Nusantara (AKN). PT.Aneka Kimia Nusantara telah melanggar tanggung jawab social Perusahaan dengan membuang limbahnya tanpa pengolahan yang baik di kali. Hal ini membuat resah masyarakat, sekitar mengingat dampak terburuk yang akan timbul dikemudian hari. Adanya PT. Aneka Kimia Nusantara dengan membuang limbahnya secara sengaja tanpa pengolahan yang baik telah mengganggu metabilisme kali tersebut, limbah-limbah tersebut menyebabkan sejumlah ikan mati mendadak dan air sungai berubah menjadi kuning kecoklatan. Pengolahan limbah yang berkawasan di

Gempol Karep yang hanya berkapasitas 1500 meter kubik per hari harus mengolah limbah yang jauh dari kapasitas, pengolahan limbah tersebut harus mengolah limbah sungai dengan kapasitas produksi sebesar 4500 meter kubik. Sehingga hasil limbah yang dihasilkan dalam pengolahan tersebut tidak sempurna dan masih ada zat-zat tertentu yang berbahaya bisa larut dan masuk ke kali, itu dapat menyebabkan air Kali tercemar. Dengan tercemarnya air yang merupakan sunber hidup bagi makhuk hidup akan mengancam kehidupan. Sejumlah ikan yang hidup di kali tersebut yang berhubungan langsung dengan air yang tercemar telah mati dan tidak manutup kemungkinan bagi manusia yang hidup di sekitar Kali tersebut. Dengan adanya pencemaran yang berkelanjutan dan tidak mendapat perhatian aparat setempat pada suatu saat akan mengancam kehidupan masyarakat sekitar. Hal ini telah membuat resah masyarakat sekitar yang takut pecemaran tersebut akan mempebgaruhi air yang selama ini mereka konsumsi. Meskipun pihak PDAM dapat mengolahnya menjadi air minum layak untuk dikonsumsi, namun tidak menutup kemungkinan adanya kegagalan atau kesalahan. Kasus ini telah melanggar Tanggug jawab social dalam bisnis, pada umumnya dalam berbisnis seseorang harus menyadari adanya tanggung jawab social yang harus dipertanggugjawabkan. Karena keberadaan suatu Perusahaan di suatu lokasi yang menimbulkan dampak bagi limgkungan harus benar-benar di dipertanggungjawabkan dan bagaiman sebenarnya kebenarannya yang terjadi. Seperti halnya PT.Jaker Kimia Nusantara terhadap lingkungannya, untuk mencegah perluasan pencemaran yang ditimbulkan oleh PT.tersebut supanya tidak memperparah keadaan PT. AKN harus memperbaharui sistem pemgolahannya dan undangundang tentang penegakan pemeliharaan lingkungan harus benar-benar dilaksanakan. Sehingga kebenaran dan tanggungjawab social perusahaan bisa terlaksana. Sumber : www.Kompas.co.id , 23 April 2000.

TANTANGAN DAN PELUANG BERWIRAUSAHA


I. Tantangan dunia kerja: 1. Globalisasi. 2. Pertumbuhan ekonomi dibawah pertumbuhan usia kerja. 3. Tidak ada pekerjaan yang aman 100%, sementara masyarakat menempatkan status bekerja lebih bermartabat daripada berusaha. 4. Motivasi pendidikan beorientasi pada status formal, dibanding pengembangan kompetensi (kemampuan) II. Peluang Berusaha: 1. Penduduk 200 juta lebih, merupakan pasar yang sangat besar. 2. Kondisi Perbankan yang overlikuid 3. Porsi penghasilan pengusaha lebih besar dibanding pekerja. 4. Banyaknya produk impor menunjukkan kurangnya pasokan produk dari dalam negeri. III. Pengertian Kewirausahaan: Suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai , kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapi. Kewirausahaan dahulu sering disebut wiraswasta. Wiraswasta berasal dari kata : Wira artinya pejuang, teladan, utama, gagah, berani, luhur. Swa artinya sendiri , Sta artinya berdiri. Jadi wiraswasta mempunyai arti pejuang yang gagah berani, luhur, utama yang berusaha berdiri dari kemampuan sendiri. Arti wirausaha juga tidak berbeda dengan wiraswasta yaitu pejuang yang gagah, berani, dan luhur dalam melakukan kegiatan usaha secara mandiri. Secara luas arti wirausahawan : orang yang berusaha menggunakan uang dan waktu dengan menanggung risiko.

IV. Maksud Berwirausaha :

Kegiatan usaha perorangan yang diorganisir untuk menghasilkan barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada umumnya orang terdorong membuka usaha sendiri karena dorongan : 1. Terbuka kesempatan memperoleh keuntungan. 2. Memenuhi minat dan keinginan pribadi.

3. Terbuka kesempatan menjadi BOSS.


4. Adanya kebebasan mengelola/mengatur usaha. V. Ciri-ciri Wirausahawan: 28.Keinginan kuat untuk berdiri sendiri, tidak suka uluran tangan dari pihak lain. 29.Kemauan untuk mengambil risiko 30.Kemampuan untuk belajar dari pengalaman 31.Mampu memotivasi sendiri (Otosugesti) 32.Semangat untuk bersaing 33.Orientasi pada kerja keras 34.Percaya pada diri sendiri (yakin) 35.Dorongan untuk berprestasi 36.Tingkat energi yang tinggi 37.Tegas 38.Tidak bergantung pada alam, dan berusaha tidak menyerah pada alam. 39.Kepemimpinan. 40.Keorisinilan 41.Berorientasi ke masa depan, dengan penuh gagasan. 42.Mengembangkan budaya malu secara positif. 43.Bekerjasama dengan orang lain 44.Penampilan yang baik 45.Pandai membuat keputusan 46.Mau menambah ilmu pengetahuan 47.Ambisi untuk maju 48.Pandai berkomunikasi

VI. Motivasi Berwirausaha: 1. Motivasi untuk berprestasi (nach) 2. Motivasi berafiliasi (naff)

3. Motivasi berkuasa (npow) VII. Cara Berpikir Kreatif: 10.Selalu bertanya, Apa ada cara yang lebih baik? 11.Selalu menentang kebiasaan, tradisi, dan kebiasaan rutin. 12.Berefleksi/merenungkan/memikirkan, berpikir dalam. 13.Berani main mental, mencoba untuk melihat masalah dari perspektif yang berbeda. 14.Menyadari kemungkinan banyak jawaban ketimbang satu jawaban yang benar. 15.Melihat kegagalan dan kesalahan hanya sebagai jalan mencapai sukses. 16.Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk menghasilkan pemecahan inovatif. 17.Mampu berpikir secara sistemik, melihat permasalahan secara lebih luas, kemudian memfokuskannya pada kebutuhan untuk berubah. 18.Jangan terjebak pada Jatuh Cinta pada pandangan pertama.

FUNGSI DAN MODEL PERAN WIRAUSAHA

I. Tipe Wirausaha:

1. Kewirausahaan rutin (wirt)

Wirausaha ini berusaha untuk menghasilkan barang, pasar, dan teknologi, misal seorang pegawai atau manajer. 2. Kewirausahaan Arbitrase Wirausaha ini berusaha mencari peluang melalui kegiatan penemuan dan pemanfaatan 3. Wirausaha Inovatif Wirausaha yang dinamis menghasilkan ide-ide dan kreasi yang baru

II. Profil Wirausaha: 1. Part time entrepreneur 2. Home-Based new ventures 3. Family-Owned business 4. Copreneurs

III. Fungsi
1. Makro Wirausaha Kewirausahaan adalah penggerak, pengendali dan pemakai perkembangan ekonomi suatu bangsa 2. Mikro Wirausaha Kewirausahaan adalah sebagai innovator dan sebagai perencana 3. Sebagai innovator, wirausaha berperan dalam menemukan dan menciptakan:

a. Produk baru (the new product) b. Teknologi baru (the new technology) c. Ide-ide baru (the new image) d. Organisasi usaha baru (the new organization)
4. Sebagai perencana, wirausaha berperan dalam merancang:

a. perencanaan perusahaan (corporate plan) b. strategi perusahaan (corporate strategy) c. ide-ide dalam perusahaan (corporate image) d. organisasi perusahaan (corporate organization)

PENGELOLAAN EKONOMI RUMAH TANGGA

Sebelum melaksanakan aktivitas usaha, sebaiknya perlu melihat kondisi kehidupan sehari-hari melalui seberapa besar pendapatan/penghasilan dapat kita terima dan biaya yang dikeluarkan tiap bulan. Penghasilan dan pengeluaran merupakan potret atau ukuran seberapa besar kesejahteraan yang kita nikmati. Tingkat kesejahteraan juga untuk mengukur seberapa layak hidup kita. I. Tujuan : Meningkatkan kesejahteraan rumah tangga baik secara kuantitatif (hidup berkecukupan) dan kualitatif (peningkatan kualitas hidup). II. Manfaat :

1. Sebagai informasi untuk mengetahui penerimaan (sumber dana) dan pengeluaran


(alokasi dana) yang dimiliki, serta melakukan tindakan / pengambilan keputusan dalam rangka mencukupi konsumsi rumah tangga. 2. Mengendalikan pengeluaran). 3. Mengoptimalkan sumber dana yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan keinginan. III. Konsumsi keluarga dipengaruhi oleh : 1. Intern : Sikap hidup, kepribadian dan gaya hidup. 2. Eksternal : Tuntutan hidup untuk kelumrahan (Status Sosial : pendidikan, listrik, telpon, gas dll). IV. Pengeluaran harus didasari atas : 1. Pembedaan antara kebutuhan dan keinginan rumah tangga meliputi faktor : a. Primer : makan, penerangan, air, transportasi, pendidikan anak dll. b. Sekunder : pakaian, telepon, hiburan/rekreasi dll. c. Tersier : mobil, VCD player, dispenser dll. 2. Skala prioritas (mana yang harus didahulukan). dan kebutuhan dan keinginan anggota rumah tangga (berupa

Contoh : Anggaran Keluarga Bardi Nganoe Bulan April 2001

Penerimaan Rutin : Gaji / Usaha Tetap Berkala : Usaha Sampingan (rata-rata)

Rp 500.000 Rp 54.000

Pengeluaran Rutin : 1. Makan/lauk pauk 2. Listrik 3. Air 4. Biaya sekolah anak 5. Transport 6. Gas 7. Rokok Jumlah 429.000 Berkala : 1. Rekreasi /mancing 2. Kesehatan 3. Pakaian 4. Biaya tak terduga Jumlah

Rp 150.000 15.000 7.500 50.000 60.000 26.500 120.000 Rp

Rp 25.000 25.000 25.000 25.000 Rp 100.000

Tabungan : 25.000 Jumlah : Rp 554.000 Jumlah :

Rp

Rp 554.000

Mengapa tidak mau mencatat ? Malas, kurang tertib, takut, merasa tidak punya waktu, menganggap catatan keuangan keluarga tidak perlu, bikin pusing, merasa masih bisa diingat dll.

MENENTUKAN TUJUAN DAN RENCANA HIDUP

Nama : Umur :

th.

Tujuan Hidup

Cara MencapaiTujuan Hidup

Hambatan

Hal-hal yang Harus Diperbaiki Untuk Mencapai Tujuan Hidup

MANAJEMEN WAKTU
Waktu bersifat siklus, dimana kejadian bermula, berubah dan berhenti. Ketidakmampuan untuk memulai suatu kejadian dinamakan keengganan. Ketidakmampuan untuk mengubah kejadian dinamakan ketidakluwesan. Ketidakmampuan untuk menghentikan suatu kejadian pada waktunya disebut memaksa. (Charles W. Schillung) Waktu adalah suatu ukuran yang diciptakan manusia untuk memahami proses atau kegiatan yang dilakukan di bumi (berlaku untuk semua orang). Waktu adalah sumberdaya yang bermanfaat, tidak berkurang atau kembali (tidak dapat dibalik), oleh karena itu jangan membuang-buang waktu dengan percuma. WAKTU ADALAH UANG .

JANGAN PERLAKUKAN WAKTU SEBAGAI SAMPAH ATAU DIHAMBUR-HAMBURKAN. Waktu dapat dimaksimalkan.

I. Pengelolaan Waktu
Waktu mempunyai arti lebih daripada 60 menit dalam 1 jam dan membuat setiap menit sangat penting untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan dengan cara yang ekonomis dan tepat waktu (James B. Strenski). Pengelolaan waktu akan efektif apabila dilakukan melalui pengendalian diri dan disiplin.

II. Kategori Waktu WAKTU KREATIF : waktu yang digunakan untuk merencanakan masa depan. WAKTU PERSIAPAN : waktu yang dipergunakan mempersiapkan kegiatan, misalnya mengumpulkan data atau fakta. WAKTU PRODUKTIF : waktu yang sebenarnya dipakai untuk mengerjakan pekerjaan. WAKTU EKSPLOITASI : waktu yang tersita untuk korespondensi dan membuat laporan.

III. Memanfaatkan Waktu Sediakan waktu untuk membuat rencana Tetapkan prioritas kerja Tentukan batas waktu kerja Gunakan waktu utama secara efisien. Jangan mengganggu pekerjaan orang lain. Belajar membuat keputusan Tangani pekerjaan hanya sekali saja Gunakan telpon atau aiphone. Mengurangi waktu ngobrol yang tidak perlu Tentukan batas waktu rapat Usahakan meja kerja anda bersih. Hentikan untuk menunda pekerjaan Jangan merencanakan bekerja lembur. Belajar berkata tidak Kelompokkan tugas yang sama Pecahkan tugas yang besar menjadi bagian yang kecil.

IV. Pemborosan Waktu Mengobrol tentang hal pribadi yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Pertemuan kelompok yang tidak perlu dan berlarut-larut. Terlalu banyak interupsi Semrawut Sedikit pendelegasian Tidak dapat memutuskan Terlambat atau mangkir. Untuk menghindari kebiasaan memanfaatan waktu yang buruk, maka lakukan perencanaan. Dalam perencanaan terdapat empat hal yang harus dijawab : 1. Apa sasaran atau tujuan saya hari ini ? 2. Kegiatan apa yang diperlukan untuk mencapainya ? 3. Apa yang menjadi prioritas saya ? 4. Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas ? Berdasarkan keadaan di atas, maka diperlukan :

1. Rumusan rencana tindakan 2. Mengembangkan anggaran waktu (jadwal)

Dalam satu hari ada 24 jam, kita dapat membaginya menjadi :

1. Delapan jam I untuk bekerja disebut Time is money. 2. Delapan jam II untuk istirahat/tidur disebut Time for sleep. 3. Delapan jam III untuk merencanakan, belajar, membaca, diskusi, sosialisasi, keluarga,
hobi/olah raga dll. disebut Time for grow.

Dari ketiga di atas planning paling penting. Dalam membangun kerajaan bisnis diperhatikan : 1. Tiada hari tanpa planning. 2. Tiada hari tanpa melaksanakan planning. 3. Tiada hari tanpa prestasi.

JADWAL KEGIATAN SEHARI-HARI Nama: Umur : th. SELAS A RABU KAMIS JUMAT SABT U MINGGU WAKTU SENIN 04.00 06.00 06.00 08.00 08.00 10.00 10.00 12.00 12.00 14.00 14.00 16.00 16.00 18.00 18.00 20.00 20.00 22.00 22.00 24.00 24.00 04.00

Waktu kerja efektif Waktu santai Waktu tidur Waktu menganggur

= = = =

jam jam jam jam

PROSES KEWIRAUSAHAAN
I. Beberapa faktor yang berperan dalam membuka usaha baru: 1. Personal 2. Sociological 3. Environmental

II. Model proses kewirausahaan


1. Innovation

2. Triggering Event (pemicu)

3. Implementation

4. Growth

1. Proses inovasi
Faktor personal: Keinginan berprestasi Sifat penasaran Keinginan menanggung resiko Faktor pendidikan penglaman

Faktor environment Peluang pengalaman

1. Proses Pemicu Faktor personal Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang sekarang Adanya PHK Faktor usia Keberanian menanggung resiko Komitmen atau minat yang tinggi terhadap bisnis

Faktor environment Adanya persaingan dalam dunia kehidupan Adanya sumber-sumber yang bisa dimanfaatkan Mengikuti latihan-latihan Kebijaksanaan pemerintah

Faktor sociological Adanya hubungan dengan orang lain Adanya tim yang dapat diajak kerjasama dalam berusaha Adanya dorongan dari orang tua untuk membuka usaha Adanya bantuan famili dalam berbagai kemudahan Adanya pengalaman-pengalaman dalam dunia bisnis sebelumnya

2. Proses pelaksanaan

Faktor personal Seorang wirausaha yang sudah siap mental secara total Adanya manajer pelaksana sebagai tangan kanan, pemabantu utama Adanya komitmen yang tinggi terhadap bisnis Adanya visi, pandangan yang jauh ke depan guna mencapai keberhasilan

3. Proses pertumbuhan

Faktor organisasi Adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua Adanya struktur dan budaya organisasi yang mantap Adanya produk yang dibanggakan/keistimewaan yang dimiliki rencana dan pelaksanaan operasional berjalan produktif

Faktor Environment Adanya konsumen dan pemasok barang yang kontinyu Adanya bantuan dari pihak investor bank

III. Faktor Penyebab Kegagalan Wirausaha


1. Tidak kompeten dalam manajerial 2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha, mengkoordinasikan, mengelola SDM. 3. Kurang dapat mengendalikan keuangan 4. Gagal dalam perencanaan 5. Lokasi yang kurang memadai 6. Kurangnya pengawasan peralatan 7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha 8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan

IV. Faktor penyebab keberhasilan wirausaha


1. Kemampuan dan kemauan 2. Tekad yang kuat dan kerja keras 3. Kesempatan dan peluang

V. Keuntungan kewirausahaan
1. Otonomi 2. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi 3. Kontrol finansial

VI. Kerugian berwirausaha


1. Pengorbanan personal 2. Beban tanggung jawab 3. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal

MENENTUKAN JENIS USAHA BERDASARKAN PEMBAWAAN

I. Pembawaan dibatasi pada :

c. Introvert : tertutup, sukar bergaul, orientasi untuk dirinya sendiri d. Ekstrovert : terbuka, mudah bergaul, orientasi sosial e. Dominatif : mendominasi/menguasai orang f. Dedikatif : mengabdikan diri/berkorban bagi orang lain/mengalah

Introvert

KONVENSI

DOMI

POPUL

II. Kombinasi pembawaan :

1. Introvert Dominatif : DOMINAN (D) pembawaan kuat


mendominasi/mengarahkan orang lain untuk kepentingan dirinya. Kurang menyukai tanggung jawab dan tantangan yang bervariasi serta menyukai sistem yang telah mapan. Menyukai kebebasan (terutama mengembangkan ide) dan kurang suka diatur.

2. Introvert Dedikatif : KONVENSIONAL (K) biasanya bekerja teliti, hasil yang


benar, sempurna dan berdasarkan acuan baku. Kurang peduli dengan lingkungan social dan cenderung membatasi diri bergaul dengan orang lain.

3. Ekstrovert Dominatif : POPULER (P) cenderung mempunyai pengaruh,


popularitas dan persahabatan. Cenderung menginginkan prestise, banyak bicara dan mendambakan hubungan yang hangat dalam persahabatan. Motivasi memperoleh pengakuan.

4. Ekstrovert Dedikatif : TENANG (T) condong mengalah untuk kepentingan orang


lain, berperilaku tenang dan ramah. Dianggap sebagai orang yang mudah diajak konsultasi atau diskusi. Motifnya persahabatan dan rasa saling menghargai.

Produksi

KREATIF Pelayanan

ANALI

K T

D P

Pengarahan

KONSULTATIF

Distri

III. Bidang Usaha Kelompok Kreatif : 1. Makanan/minuman 2. Kerajinan 3. Logam 4. Pertanian/agrobisnis 5. Peternakan dan tambak 6. Rajutan, bordir, renda 7. Sablon 8. Penerbitan 9. Mainan anak-anak 10.Kartu ucapan 11.Karya intelektual

IV. Bidang Usaha Kelompok Konsultatif


1. Jasa konsultasi / konsultan 2. Kursus 3. Pusat kebugaran dan pelatih olah raga 4. Bidang perdagangan

V. Bidang Usaha Kelompok Pelayanan


1. Biro jasa 2. Biro teknik 3. Jasa pengetikan 4. Fotocopy dan penjilidan 5. Sablon pesanan 6. Perbengkelan 7. Kontraktor dan jasa perbaikan bangunan 8. Rumah kos 9. Salon kecantikan 10.Makelar

VI. Bidang Usaha Kelompok Analitis


1. Jasa terjemahan 2. Reparasi elektronik dan teknologi informasi

3. Karya intelektual 4. Perancang busana 5. Binatu/laundry 6. Jasa penjahitan

IDE MENEMUKAN PELUANG USAHA Seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki kemampuan tertentu dalam dalam menciptakan sesuatu yang baru. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Wirausaha didefinisikan sebagai orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur pemodalan operasinya, serta memasarkannya. terlibat dalam proses pengawasannya. Mengenali produk baru adalah salah satu kunci sukses seorang wirausaha. Dalam pengenalan produk baru dan penciptaan nilai diperlukan adanya inovasi. Inovasi perubahan atau penciptaan nilai dapat dihasilkan dari penganalisaan terhadap Inovasi yang terus Di tangan seorang wirausaha Apabila seorang lingkungan maupun pemberdayaan sumber daya yang dimiliki. menerus akan menjadi kekuatan seorang wirausaha. Dengan demikian seorang wirausaha juga dituntut untuk mampu merencanakan, melaksanakan dan sekaligus

tantangan yang berada di lingkungan bisnis akan dapat diubah menjadi sebuah kesempatan atau peluang usaha yang potensial melalui ide-idenya. yang tidak bergerak dan tidak berubah dari waktu ke waktu. wirausaha bersifat pesimis maka lingkungan yang dihadapi akan tetap menjadi sesuatu Sebaliknya seorang wirausaha yang berjiwa optimis akan mampu melihat lingkungan sebagai sesuatu yang

amat dinamis sehingga menimbulkan ide dan menjadi peluang usaha, bahkan peluang yang cukup potensial. Namun dalam menggarap ide menjadi sebuah peluang perlu diperhatikan adanya resiko yang mungkin muncul. Yaitu: 1. Resiko pasar 2. Resiko keuangan 3. Resiko teknik.

I. Sumber Peluang Usaha Potensial


Kadangkala peluang tidak kelihatan dan harus diciptakan sendiri oleh para wiarausahawan. Penciptaan peluang usaha itu dapat dilakukan dengan atau tanpa memancing terlebih dahulu dengan produk barang atau jasa yang telah ada. Dengan kata lain penciptaan peluang usaha memerlukan pengidentifikasian atau penjaringan ide-ide. 1. Menciptakan produk atau jasa baru 2. Mengamati adanya peluang 3. Menganalisis produk dan proses dengan seksama 4. Memperhitungkan resiko yang mungkin muncul

II. Jiwa dan Watak Kewirausahaan


Jiwa dan watak kewirausahaan seorang wirausaha. Jiwa dan merupakan syarat utama bagi keberhasilan kewirausahaan tersebut ditentukan oleh watak

ketrampilan, kemampuan dan kompetensi atau pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki seorang wirausaha. Wirausaha adalah juga seorang yang inovatif dan kreatif dalam mewujud nyatakan impiannya menjadi sesuatu yang riil atau nyata, sehingga perlu dukungan kemampuan untuk: 1. Menghasilkan produk baru atau jasa baru 2. Menciptakan nilai tambah yang baru 3. Merintis usaha baru/membuka usaha baru 4. Melakukan proses atau metode baru 5. Mengembangkan organisasi baru

III. Peran Wirausaha

Terkait dengan upaya mewujudnyatakan ide atau impian, dan juga tugasnya sebagai perencana dan pelaksana sekaligus pengawas, sebagaimana sudah dijelaskan di bagian depan, maka seorang wirausaha juga berperan sebagai: 1. Merancang perusahaan 2. Mengatur strategi perusahaan 3. Menlahirkan ide-ide untuk perusahaan 4. Memegang visi untuk memimpin perusahaan. 5. Menerapkan dan mewujudkan ide baru 6. Membuat tiruan atas produk yang sudah ada 7. Memodifikasi [produk yang ada 8. Mengembangkan produk yang sudah ada. Peran tersebut harus didukung dengan kemampuan dan ketrampilan, antara lain: 1. Pengetahuan tentang usaha yang akan dijalankan 2. Imajinasi ide 3. Pengetahuan yang terkait dengan teknik: desain, pembukuan, proses produksi dsb. 4. Kemampuan menemukan ide baru 5. Kemampuan memprediksi keadaan yang akan datang 6. Kemampuan berkomunikasi dengan baik Sebelum melangkah lebih jauh, pikirkan dahulu bisnis anda dengan pertanyaan di bawah ini: 15 Pertanyaan dasar bisnis 1. Mengapa Anda ingin mempunyai bisnis Anda sendiri? 2. Seperti apa bisnis Anda? (Tulis dalam satu kalimat) 3. Apa produk atau jasa Anda? 4. Apa tiga (3) kualitas yang unik pada produk Anda? 5. Apakah Anda mempunyai data, brosur, diagram, sketsa, foto, atau informasi lain mengenai produk Anda? 6. Apa yang mendorong Anda untuk mengembangkan produk Anda? 7. Apakah produk Anda dibutuhkan untuk memproduksi produk lain? 8. Tuliskan tiga (3) keberatan seseorang untuk membeli produk Anda? 9. Kapan produk Anda akan tersedia? 10.Siapa yang menjadi target pasar Anda? 11.Siapa pesaing Anda?

12.Bagaimana produk Anda berbeda dari pesaing Anda? 13.Bagaimana Anda akan mempromosikan produk Anda? 14.Bagaimana Anda akan membiayai perkembangan usaha Anda? 15.Siapa yang menjadi karyawan kunci Anda?

MEMULAI USAHA BARU

Setelah seorang wirausaha menemukan peluang atau mendapatkan ide mengenai penciptaan barang atau jasa baru; langkah selanjutnya adalah bagaimana merealisir ide tersebut dalam suatu kegiatan bisnis sehingga tercipta barang atau jasa yang didekan, serta dapat menyediakan produk tersebut di pasar bagi kebutuhan konsumen. Dengan kata lain pada tahap ini seorang wirausaha memasuki babak baru yaitu memasuki dunia usaha. Untuk memulai suatu usaha tidak harus dengan memuliki usaha sendiri secara penuh. Beberapa cara berikut bisa menjadi alternatif pilihan memasuki usaha baru:
1. Merintis usaha baru (sama sekali baru). Pendirian atau pembentukan suatu usaha baru tentu saja memerlukan buakn hanya ide dan peluang tetapi ada modal, organisasi atau wadah bagi kegiatan, dan manajemen yang akan menangani semua kegiatan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Ada tiga plihan bentuk usaha yang dirintis sendir, antara lain: a. Perusahaan milik sendiri b. Persekutuan c. Perusahaan berbadan hukum 2. Membeli perusahaan orang lain. Usaha dapat dimulai dengan membeli perusahaan yang telah ada atau berdiri, tentu saja dalam pembelian seperti ini akan meliputi aset yang dimiliki termasuk goodwill, dan organisasi yang sudah ada, bahkan ada kemungkinan pembelian perusahaan akan termasuk manajemennya, saluran pemasaran dan pasar yang sudah dimilikinya. 3. Kerjasama manajemen. Bentuk kerjasama manajemen sekarang ini sudah banyak dan bahkan semakin banyak dilaksanakan. Pada prisipnya usaha ini

menggunakan konsep kerja sama dalam mengadakan persetujuan jual beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha di tempat lain. alternaif pengurus. Dalam mendirikan suatu usaha baru, selain memerlukan modal, seorang wisausaha juga memerlukan hal berikut : 1. Bidang dan Jenis usaha yang akan dimasuki 2. Bentuk usaha bentuk kepemilikan 3. Tempat usaha 4. Organisasi yang akan digunakan 5. Jaminan usaha yang mungkin diperoleh 6. Lingkungan usaha yang nungkin kondusif Selain aspek tersebut diperlukan juga syarat lain, yaitu: 1. Pengetahuan teknis dan manajerial 2. Kesiapan 3. Pengalaman 4. Kemampuan berbisnis 5. Tekad dan ketekunan 6. Kemauan untuk nbekerja keras 7. Kepribadian 8. Kemampuan menilai dan memprediksi 9. Semanagat berkompetisiKesadaran untuk memanfaatkansemua hal di atas. Ini juga merupakan

FOMULIR RENCANA USAHA

1. Profil Usaha : a. Nama Pengusaha :

b. Nama Jenis Usaha :

c. Lokasi / Alamat Usaha :

2. Pemasaran : a. Siapa pembelinya :

b. Daerah penjualan :

c. Dimana akan menjualnya :

d. Siapa pesaingnya (dekat lokasi usaha) :

e. Bagaimana kekuatan pesaing (modal besar, sedang, atau kecil) :

f. Bagaimana menentukan harga jualnya (biaya produksi + keuntungan):

3. Produksi : a. Berapa jumlah barang yang diproduksi (per hari/minggu/bulan) :

b. Apa bahan bakunya :

c. Apa bahan penolongnya :

d. Siapa pemasok bahan baku atau darimana bahan baku diperoleh :

e. Siapa pemasok bahan penolong atau darimana diperoleh:

g. Apa saja peralatan/mesin produksi :

h. Bagaimana proses produksinya :

i.

Bahan bakar yang digunakan (minyak tanah/bensin/solar/spirtus) :

4. Jika usaha perdagangan : a. Berapa jenis barang yang dijual :

b. Darimana barang dagangan diperoleh :

c. Berapa jumlah peralatan berjualan (seperti meja, almari dll) :

5. Tenaga Kerja : a. Berapa tenaga yang dibutuhkan untuk membantu usaha :

b. Siapa tenaga kerjanya (keluarga, saudara, tetangga, orang lain) :

c. Bagaimana memberi upah (harian, mingguan, bulanan, borongan) :

6. Keuangan : a. Darimana modal diperoleh : Tabungan/milik sendiri Orang tua Pinjam dari orang lain Pinjaman pemerintah Pinjaman bank Bantuan pemerintah Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Pinjaman lembaga lainnya Bantuan lembaga lainnya Jumlah b. Penggunaan Modal : Pembelian Peralatan Pembelian Bahan (baku dan penolong) atau barang dagangan Biaya izin Biaya mengurus usaha lainnya (misal transportasi)

Rp Rp Rp

Rp Rp Rp Rp

c. Penghitungan Keuntungan Kegiatan Produksi (Mingguan/Bulanan) : Hasil Penjualan Biaya Produksi : Biaya bahan baku Biaya bahan penolong Biaya bahan bakar Biaya tenaga kerja Jumlah Biaya Produksi Keuntungan usaha Biaya yang berhubungan dengan usaha lainnya lainnya (transport, listrik, alat tulis, pungutan usaha dll.) Keuntungan Bersih Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Rp

d. Penghitungan Keuntungan Kegiatan Perdagangan (Mingguan/Bulanan): Hasil Penjualan Pembelian dagangan: Barang dagangan Barang dagangan Barang dagangan Barang dagangan Barang dagangan Barang dagangan Rp barang Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Biaya tenaga kerja Jumlah biaya pembelian barang dagangan dan tenaga kerja Keuntungan usaha Biaya yang berhubungan dengan usaha lainnya lainnya (transport, listrik, alat tulis, pungutan usaha dll.) Keuntungan Bersih

Rp Rp Rp Rp

Rp

BIAYA KEHILANGAN KONSUMEN


Pernahkah anda membayangkan bagaimana berharganya konsumen bagi

kelangsungan usaha anda? Bisa dikatakan, konsumen adalah aset termahal dan terpenting dalam mata rantai bisnis. Apakah yang akan terjadi bila satu konsumen dirugikan atau dikecewakan oleh sebuah usaha? Sangat mungkin, jawabannya adalah: tidak menjadi masalah, karena hanya akan kehilangan satu orang tidak akan menjadikan usaha saya hancur. Apakah benar? Mari kita membayangkan ada seorang konsumen. Sebut saja Ibu Budi. Dia belanja ke sebuah pasar swalayan, sebut saja ABC. Setiap bulan Ibu Budi membelanjakan uangnya sebanyak Rp.200.000 di ABC. Betapa terkejutnya ketika Ibu Budi belanja ke sana dan mendapati barang-barang kebutuhan sehari-harinya banyak tang tidak tersedia. Ketika hendak beli roti tawar, ada yang kadaluwarsa. Ketika dilaporkan kepada

petugas, yang didapat bukannya ucapan terima kasih atas perhatian Ibu Budi atas keluhan konsumennya, melainkan perintah untuk mengambil barang yang lain tanpa kepedulian petugas untuk mengambil barang yang kadaluwarsa tersebut. Kejadian ironis kembali diterima Ibu Budi ketika harus membayar dengan kartu kredit, berbagai kartu identitas harus dikeluarkan untuk penjaminan keaslian kartu kredit tersebut. Lebih buruk lagi, para pegawai dan manajemen tidak menghiraukan bila Ibu Budi tetap belanja ke sana atau berpindah ke pasar swalayan lainnya. Beberapa minggu kemudian Ibu Budi berpindah ke pasar swalayan yang lain dengan harapan akan mendapatkannya dengan mutu pelayanan dan barang yang lebih memuaskan. Akhirnya dia menemukannya dan menjadi pelanggan loyal di sana. Apakah yang bisa dipetik dari cerita di atas? Para pegawai ABC tadi tetap bersiteguh bahwa pelayanan tetap harus diunggulkan. Namun sebagai seorang bisnisman, janglah terlalu memikirkan kepentingan satu orang saja demi kepentingannya atau karena dia menghabiskan Rp.200.000 setiap bulan di sana. Di sini, para pegawai ABC perlu dididik menganai realita kehidupan ekonomi. Seorang businessman yang sukses akan mementingkan kehidupan usahanya untuk jangka panjang. Tidak hanya untuk mencari keuntungan jangka pendek. ABC tidak mengalami kerugian hanya sebesar Rp.200.000 per bulan. Kehilangan ABC adalah Rp.1.200.000 per tahun karena Ibu Budi belanja setiap bulan sebanyak itu. Atau kehilangan sebesar Rp.12.000.000 selama 10 tahun ke depan. Bayangkan Ibu Budi menceritakan keluhan dia kepada teman-temannya. Sebuah studi di Amerika membuktikan, kekecewaan seorang konsumen akan menceritakan pengalaman pahitnya kepada rata-rata 11 orang. Lalu dari masing-masing 11 orang tersebut akan menceritakan kepada 5 orang lagi. Jadi secara matematis, kekecewaan tersebut akan didengar oleh 67 orang. Ibu Budi Teman Ibu Budi 5 dari 11 teman JUMLAH 1 orang 11 orang 55 orang + 67 orang

Memang, dalam kenyataannya, tidak semua dari 67 orang akan langsung berpengaruh terhadap kekecewaan Ibu Budi. Tetapi, katakanlah darinya akan berpengaruh dan ikut berpindah ke pasar swalayan lain. Yakni, sebesar 17 orang. Kita berasumsi juga, 17 orang tersebut juga membelanjakan Rp.200.000 setiap bulannya. Ini berarti toko swalayan akan kehilangan Rp.3.400.000 setiap bulan. Atau bila dalam

terminologi jangka panjang, ABC akan kehilangan Rp.340.000.000 dalam 10 tahun ke depan. Dengan mengacu pada penelitian di Amerika Serikat yang membuktikan bahwa, diperlukan enam kali lebih besar untuk mencari konsumen baru (biasanya untuk media iklan dan promosi) dibandingkan mempertahankan konsumen yang sudah loyal (seperti memberikan refund, promosi penawaran barang baru, leaflet dsb). Dalam sebuah laporan juga dikatakan bahwa, dibutuhkan $19 untuk mempertahankan seorang konsumen dan $118 untuk mencari seorang konsumen baru setiap tahun. Bila kita langsung mengaplkasikannya, secara matematis pada sebuah toko swalayan di Amerika dam 1 tahun : - mempertahankan 1 konsumen : $19 - menatik 17 konsumen baru : $ 2006 $118 x 17 orang Kalkulasi di atas masih belum termasuk berbagai kalkulasi bila ABC harus membayar pajak, gaji pegawai, serta biaya operasional lain. Jadi, kehilangan satu pelanggan bisa berakibat fatal. Penerimaan yang hilang seharusnya bisa dipakai untuk peneliharaan hubungan dengan konsumen, perbaikan fasilitas, peningkatan gaji, bonus, hadiah dan sebagainya. Akhirnya, bisa disimpulkan bahwa, memelihara konsumen jauh lebih berharga dibangkan kerugian yang akan diderita karena mengabaiknya dan justru bisa berakibat fatal. Memang, belum ada penelitian yang spesifik mengenai fenomena ini, tetapi saya yakin, bila suatu badan usaha atau entitas bisnis tidak dapat memelihara, baik fasilitas, kelengkapan, stock, apalgi memelihara konsumen, niscaya usaha ini akan cepat pincang dan bisa gulung tikar.

ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA (SKU)


Studi Kelayakan Usaha adalah suatu studi yang bertujuan untuk mengetahui apakah usaha yang akan dilakukan nantinya akan memberikan keuntungan bagi pihak-pihak yang terkait. Dengan demikian penanaman dana (yang biasanya cukup besar) pada suatu usaha tidak sia-sia atau dengan kata lain, studi kelayakan usaha perlu dilakukan untuk menghindari keterlanjuran penanaman dana pada usaha yang tidak menguntungkan. Hal ini perlu dilakukan mengingat dana yang sudah terlanjur tertanam pada umumnya akan sulit kembali dengan cepat dan dengan jumlah yang sama besarnya.

I. Pihak- Pihak Yang Terkait dengan SKU

1. Wirausaha (Pemilik Usaha): berkepentingan terhadap keuntungan usaha. Dana


yang telah ditanamkan diharapkan minimal dapat menghasilkan keuntungan sama dengan bila dana tersebut didepositokan di Bank. Bahkan seharusnya lebih tinggi dari bunga deposito karena wirausaha telah menanggung risiko dan pengurbanan yang lebih besar

2. Kreditor (Pemberi Dana/Investor): berkepentingan terhadap pengembalian pokok


pinjaman beserta bunganya.

3. Pemerintah: berkepentingan terhadap pemasukkan pajak dari usaha tersebut,


pengurangan pengangguran (ada penyerapan tenaga kerja dari usaha baru tersebut), pengaruh terhadap penduduk sekitar: baik pengaruh yang positif (pemunculan usaha baru yang lain) maupun pengaruh negatif (pencemaran) serta kemungkinan kerja sama.

II. Penyusunan Studi Kelayakan Untuk Usaha Baru

Penyusunan studi kelayakan dapat digunakan baik untuk perencanaan pendirian usaha baru (tadinya belum ada), perluasan usaha atau untuk mengevaluasi usaha yang telah ada (tanpa rencana perluasan usaha)

Proses penyusunan studi kelayakan: GAGASAN USAHA

TUJUAN

ANALISIS/EVALUASI: Pasar Produksi/Operasi Manajemen dan SDM Keuangan

KEPUTUSAN

DITOLAK

DITERIMA

III. Penemuan Ide atau Gagasan Ide atau gagasan suatu usaha dapat diperoleh dengan mempelajari: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Ketersediaan Bahan Baku Ketersediaan Tenega Kerja (Ketrampilan) Permintaan/Kebutuhan Masyarakat Trend usaha (harus memiliki keunikan) Mempelajari hubungan antar industri Melakukan pengamatan di tempat lain Kebutuhan Masyarakat yang Belum Terpenuhi Studi Import Trend Masyarakat dan Perubahan Sosial Budaya serta Ekonomi masyarakat

IV. Memformulasikan Tujuan: 1. 2. Tujuan Jangka Pendek Tujuan Jangka Panjang: - Bertahan hidup (Rata-rata) - Unggul dari pesaing, menguasai pasar - Di bawah pesaing V. Tahapan Analisis:

1. Analisis Aspek Pasar


a. Pasar saat ini: Siapa yang menjadi pasar sasaran (definisikan dengan jelas dan Kemungkinan pertumbuhan pasar sampai 5 tahun yang akan Pesaing yang ada Strategi Pesaing Penentuan harga jual, dihubungkan dengan tujuan perusahaan: Bertahan hidup (rata-rata) Unggul dari pesaing Dibawah pesaing rinci) datang.

- Menyusun rencana penjualan sampai dengan 5 tahun yang akan dating (jumlah penjualan, pasar atau tujuan tempat penjualan, harga jual dan proyeksi penerimaan dari penjualan) b. Pasar yang akan Datang: Proyeksi Pertumbuhan Proyeksi Harga Strategi persaingan: Unggul dalam biaya Diverensiasi Fokus biaya (dalam segmennya) Fokus diverensiasi (dalam segmennya)

2. Analisis Aspek Teknis (Operasi):


a. Lokasi Usaha: Dekat Pasar Dekat Bahan Baku Dekat Tenaga Kerja Risiko Pengangkutan Aturan yang Ada Sarana dan prasarana

b. Kebutuhan sarana dan prasarana Bahan Baku dan Bahan Penolong: jenis, sumber dan harga Peralatan dan Mesin yang dibutuhnan: jenis, harga dan umur Gedung dan tanah: luas, harga dan umur ekonomis Alat transportasi Instalansi Listrik, air, telepon Furniture Proses Produksi Lay out Produksi Layout Gedung

ekonomis

3. Analisis Aspek Manajemen


Kepemilikan Orang Kunci : pendidikan, pengalaman dan kapabilitas Tim Managemen Struktur Organisasi Pegawai: spesifikasi, sumber, cara memperoleh, dan

kompensasi dan jumlahnya Perjanjian pembagian keuntungan dan tanggung jawab

5. Analisis Aspek Keuangan:


Jumlah dana yang biperlukan: Jumlah Kebutuhan untuk modal kerja (membeli Bahan baku san bahan penolong, membayar tenaga kerja dan kebutuhan usaha lainnya) Kebutuhan membeli aktiva tetap (lihat aspek teknis dan Sumber dana: Modal sendiri: tingkat bunga deposito Pinjaman: Tingkat bunga pinjaman Biaya Modal Prediksi pendapatan dan biaya-biaya: prediksi keuntungan (kerugian) VI. Penilaian Investasi: produksi selain kebutuhan bahan baku dan bahan penolong)

1.

Pay Back Period (PP), mengetahui kapan dana yang ditanamkan

dalam usaha tersebut akan kembali Investasi / CF tiap tahun = PP CF: Cash Flow (aliran kas) = Keuntungan setelah pajak + Depresiasi

2.

Net

Present

Value

(NPV):

mengetahui

jumlah

keuntungan

komulatif selama umur usaha (Selama PP) Break Even Point (BEP): mengetahui batas jumlah penjualan

3.

minimum supaya usaha tidak mengalami kerugian

FC BEP (unit) = PV

Keterangan: BEP FC P V : Break Even Point : Fixed Cost (Biaya Tetap) : Harga Jual per Unit : Biaya Veriabel per Unit FC BEP (Rp) = 1 VC/S Keterangan: BEP : Break Even Point FC VC S : Total Biaya Tetap : Total Biaya Variabel : Total Jumlah Penerimaan dari Penjualan (Rp)

Keputusan Investasi: digunakan untuk menentukan apakan usaha yang direncanakan tersebut layak untuk didirikan atau tidak. Layak didirikan artinya bahwa usaha tersebut akan memberikan keuntungan bagi pemilik usaha, dapat mensejahterakan karyawan dan tidak merusak lingkungan. VII. Keputusan Usaha Layak:

1.

NPV positif: Usaha dapat memberikan keuntungan komulatif

diatas tingkat bunga yang digunakan dalam perhitungan NPV

n NPV = - I + (

((It / (1+r)t )

t=1

Keterangan: NPV I t r : Net Present Value modal : Jumlah seluruh dana yang digunakan untuk usaha (Jumlah tetap ditambah modal kerja) : jumlah waktu yang digunakan dalam perhitungan : tingkat suku bunga yang digunakan untuk mem present value kan NPV = 0, berarti bahwa usaha dapat memberikan keuntungan

2.
NPV

komulatif sebesar perhitungan tingkat bunga yang digunakan dapat menghitung

FORMAT LAPORAN RUGI LABA: PENJUALAN:. HPP: - Biaya Bahan Baku: .. - Biaya Bahan Penolong: .. XX XX XX + XX XX XX

- Biaya Tenaga Kerja Langsung .. Laba Usaha Biaya Depresiasi.. Biaya Administrasi dan Umum.. Biaya lain-lain .. XX XX XX

Jumlah Harga Pokok Penjualan.

+ XX XX XX

Jumlah Biaya Usaha XX Keuntungan sebelum bunga dan pajak .. XX Bunga: % bunga pinjaman X Jumlah pinjaman . XX Keuntungan sebelum pajak (EBT) Pajak: beban % pajak X EBT Keuntungan Setelah Pajak

Cash Flow (aliran Kas) = Keuntungan setelah pajak + Depresiasi

MEMULAI USAHA BARU Production creates its own demand. (Jean Baptist Say) Outlines Materi : Lingkungan Bisnis Peluang Bisnis Perencanaan usaha Bentuk Kepemilikan Usaha Memulai Bisnis dan Risiko Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Bisnis Analisis Bisnis dan Kelayakan Kesalahan dalam memulai usaha A. Lingkungan Bisnis 1. Stakeholders Primer

Tenaga Kerja Distributor

Pemegang Saham / Pemilik

Perusahaan Konsumen Kreditor

Pemasok

Pesaing

Sumber : Lawrence et.al, 2005: 8 dan Keraf, 1991 : 78

2. Stakeholders Sekunder

Masyarakat Komunitas Lokal Perusahaan


Kelompok Pendukung Perusahaan

Pemerintah

Aktivis Sosial Media / Pers

Sumber : Lawrence et.al, 2005: 9 dan Keraf, 1991 : 79 B. Peluang Bisnis Jean Baptiste Say (1767-1832) ekonom aliran klasik dari Perancis yang mengarang buku berjudul Traite deconomie politique edisi pertama terbit th 1803, edisi 2 th 1814. Say adalah pendukung pemikiran Adam Smith dan menyusun konsepsinya secara sistematis dan sangat jelas. Say mengembangkan gagasannya yang disebut theorie des debouchees (teori tentang pasar dan pemasaran) dan kemudian dalam ilmu ekonomi dikenal dengan Hukum Say (Says Law) yaitu penawaran akan menciptakan penawarannya sendiri (supply creates its own demand).

C. PerencanaanUsaha Suatu perencanaan usaha adalah unit kegiatan yang direncanakan dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan sesuatu barang dan /jasa yang diinginkan.

Ciri-ciri pokok perencanaan usaha Setiap perencanaan usaha ditandai oleh hal-hal sebagai berikut 1. Bertujuan menghasilkan barang-barang dan /jasa jasa . 2. Memerlukan suatu investasi modal, tenaga kerja,manajemen ataupun hal-hal lain . 3. Setelah investasi tersebut dilaksanakan dan selama berlangsungnya usaha tersebut memberikan kegunaan kepada berbagai pihak diantaranya adalah perusahaan itu sendiri maupun masyarakat 4. Adanya biaya operasional di atas biaya investasi . Jenis-jenis perencanaan usaha 1. Perencanaan usaha dapat digolongkan menurut jenis barang dan jasa-jasa yang dihasilkan,misalnya perencanaan usaha dalam bidang produksi ataupun prasarana.Perencanaan usaha dapat juga digolongkan menurut jenis kepemilikanya: swasta nasional atau swasta asing ataupun campuran [termasuk diantaranya campuran dengan negara ].Kesemuanya ini memerlukan sejumlah modal fisik dan non fisik . 2. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perencanaan usaha nantinya dapat dikelompokan antara dua golongan sebagai berikut . a. Usaha yang memerlukan modal fisik yang menyangkut bangunan baru ,pendirian atau instalasi fasilitas-fasilitas untuk menghasilkan suatu aliran barang dan jasa selanjutnya. b. Usaha yang memerlukan modal non fisik ,seperti program training, survey-survey ,atau penelitian[research] teknis yang dapat dilaksanakan dengan modal fisik yang telah ada. D. Memulai Bisnis dan Risiko Memulai suatu bisnis bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilaksanakan, khususnya bagi orang yang belum pernah melakukannya. Langkah ini biasanya diawali dengan ketakutan akan kegagalan dan risiko yang harus dihadapi. Ketakutan akan kegagalan dan risiko yang berlebihan terkadang memunculkan berbagai perhitungan yang detail dan rumit. Bagi orang yang tergolong suka menghindari risiko atau sangat berhati-hati akan banyak muncul perhitungan dan pertimbangan yang jlimet. Persoalannya adalah, apabila kita akan berbisnis apakah berbagai perhitungan dan pertimbangan perlu dikesampingkan? Jika hasil perhitungan ternyata menunjukkan sesuatu yang tidak layak, apakah bisnis diteruskan? Untuk menjadi wirausahawan dibutuhkan orang yang suka mencoba atau tertantang untuk mencoba. Ada peribahasa yang mengatakan : Bermain air basah, bermain api terbakar. Makna luas dari peribahasa tersebut adalah segala aktivitas yang kita lakukan selalu membawa risiko. Risiko mencoba menjadi wirausahawan adalah kerugian dan kegagalan. Namun, kerugian dan kegagalan sesungguhnya adalah satu sisi dari kewirausahaan. Pertanyaan yang muncul adalah, mengapa kita tidak melihat sisi lain dari kewirausahaan yaitu keuntungan dan keberhasilan? Tantangan seorang wirausahawan adalah mencoba dan mencoba lagi, tidak berputus asa dalam mencapai tujuan.

Rate of Return

Risk Averter Risk Neutrality

Risk Seeker

Risk Gambar Kurva Hubungan Antara Risiko dan Rate of Return (Sumber : Sartono, 2001 : 140)

E. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Bisnis Menurut majalah BERwirausaha, tahap awal dari suatu usaha merupakan masa yang rawan (di bawah lima tahun). Seperti halnya siklus kehidupan manusia tahap ini disebut masa Balita. Tahap ini perlu perhatian ekstra keras, karena harus berjuang agar dapat bertahan hidup. Jika bisnis ini masih pada usia ini, maka perlu memperhatikan hal-hal di bawah ini : 1. Rencana bisnis 2. Mengamankan modal 3. Penghematan biaya 4. Mempunyai laba tunai bukan laba dalam pembukuan 5. Kepuasan pelanggan 6. Fokus pada pelanggan produktif 7. Perhatian pada dampak kepuasan pelanggan 8. iklan dan promosi 9. Memanfaatkan koneksi 10. Mengikuti pameran bisnis 11. Kembangkan public relation 12. Membuat sistem/mekanisme kerja 13. Perhatian pada volume bisnis 14. Fleksibel

F. Analisis Bisnis dan Kelayakan

Personal Kinerja Locus of Control Toleransi yang mendua Keberanian mengambil risiko Nilai-nilai Pendidikan Pengalaman

Personal Keberanian mengambil risiko

Isi Sampul

[NAMA PERUSAHAAN] [Hari, Tanggal, Bulan, Tahun] No. Salinan Perencanaan Usaha [ ]

Dokumen ini berisi informasi rahasia yang dimiliki secara eksklusif oleh [Nama Perusahaan] [Nama Direktur Utama] Direktur Utama [Alamat] [No. telp./fax/HP] Isi Perencanaan Bisnis 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Executive Summary (ringkasan rekomendasi) Visi dan misi Kondisi Perusahaan Strategi Produk Analisis Pasar Perencanaan Pemasaran Perencanaan Keuangan Dokumen Pendukung.

ANALISIS BISNIS BENGKEL MOTOR RESMI Per BULAN

INVESTASI Sewa tempat (5 tahun) Peralatan (3 bike-lift, kompresor, tool) Jumlah BIAYA OPERASIONAL Listrik Gaji karyawan (3 mekanik + 1 kepala) Lain-lain Jumlah PEMASUKAN 400 unit service ringan @ Rp 17.500 Penjualan suku cadang (20% x 20.000.000) Pemasangan suku cadang Jumlah

50.000.000 40.000.000 90.000.000 1.200.000 3.300.000 500.000 5.000.000 7.000.000 4.000.000 1.000.000 12.000.000 7.000.000

Keuntungan (C-B) Rp 12.000.000 5.000.000 Keterangan : 1. Investasi alat disubsidi oleh Agen Tunggal Pemegang Merk 2. Keuntungan belum memperhitungkan investasi 3. Bengkel yang strategis bisa menerima 400 lebih pelanggan.

http://www.titianbisnis.com/artnews sepuluh kesalahan.htm

Peluang bisnis yang muncul dari maraknya motor : 1. Dealer motor 2. Bengkel motor 3. Penjualan sparepart 4. Distributor oli 5. Asesoris untuk variasi 6. Jual beli motor bekas 7. Perusahaan leasing 8. cuci dan steam 9. Agen ban

ANALISIS PRODUKSI 1 FRAME BONEKA WASHY A Biaya Produksi Bahan baku 3 kertas folio @ Rp 125.000 Proses produksi dan tenaga kerja Jumlah Penjualan satu frame boneka Keuntungan (B-A) 375.000 175.000 550.000 700.000 150.000

B C

Sumber : Pengusaha, edisi Agustus 2003 hal 35 Sumber-sumber Pembiayaan Sepuluh kesalahan memulai bisnis : 1. Terfokus dan berlama-lama pada satu ide 2. Tak memiliki rencana pemasaran 3. Tak mengenali pelanggan 4. Mengabaikan posisi kas keuangan 5. Mengabaikan karyawan 6. Kebingungan antara kemungkinan dan realitas 7. Tak memiliki rencana penjualan 8. Senang menjadi ranger seorang diri. 9. Tak ada pola besar. Menyewa jasa konsultan terkadang sangat berlebihan bagi perusahaan menengah ke bawah. Konsultan dapat menjadi anggota keluarga yang dapat dipercaya dan diandalkan. Rundingkanlah rencana dan hasil bisnis pada mereka. 10. Gampang menyerah Sumber : Republika, Rabu 13 Nopember 2002 Sumber http://www.titianbisnis.com/artnews sepuluh kesalahan.htm Perencanaan Bisnis

MOTIVASI BERWIRAUSAHA
Outlines Materi : Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga Teori Motivasi

Kebebasan dan Minat Berusaha Disiplin Diri Percaya Diri dan Kemandirian Anjuran Supaya Sukses Berwirausaha

A. Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga Sebelum melaksanakan aktivitas usaha, sebaiknya perlu melihat kondisi kehidupan sehari-hari melalui seberapa besar pendapatan/penghasilan dapat kita terima dan biaya yang dikeluarkan tiap bulan. Penghasilan dan pengeluaran merupakan potret atau ukuran seberapa besar kesejahteraan yang kita nikmati. Tingkat kesejahteraan juga untuk mengukur seberapa layak hidup kita. 1. Tujuan : Meningkatkan kesejahteraan rumah tangga baik secara kuantitatif (hidup berkecukupan) dan kualitatif (peningkatan kualitas hidup). 2. Manfaat :

4. Sebagai informasi untuk mengetahui penerimaan (sumber dana) dan pengeluaran (alokasi dana) yang
dimiliki, serta melakukan tindakan / pengambilan keputusan dalam rangka mencukupi konsumsi rumah tangga. 5. Mengendalikan kebutuhan dan keinginan anggota rumah tangga (berupa pengeluaran). 6. Mengoptimalkan sumber dana yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. 3. Konsumsi keluarga dipengaruhi oleh : a. Intern : Sikap hidup, kepribadian dan gaya hidup. b. Eksternal : Tuntutan hidup untuk kelumrahan (Status Sosial : pendidikan, listrik, telpon, gas dll). 4. Pengeluaran harus didasari atas : a. Pembedaan antara kebutuhan dan keinginan rumah tangga meliputi faktor : d. Primer : makan, penerangan, air, transportasi, pendidikan anak dll. e. Sekunder : pakaian, telepon, hiburan/rekreasi dll. f. Tersier : mobil, VCD player, dispenser dll. b. Skala prioritas (mana yang harus didahulukan). Contoh : Anggaran Keluarga Bardi Nganoe Bulan April 2001

Penerimaan

Pengeluaran

Rutin : Gaji / Usaha Tetap Berkala : Usaha Sampingan (rata-rata)

Rp 500.000 Rp 54.000

Rutin : 8. Makan/lauk pauk Rp 150.000 9. Listrik 15.000 10. Air 7.500 11. Biaya sekolah anak 50.000 12. Transport 60.000 13. Gas 26.500 14. Rokok 120.000 Jumlah Rp 429.000 Berkala : 5. Rekreasi /mancing 6. Kesehatan 7. Pakaian 8. Biaya tak terduga Jumlah Rp 25.000 25.000 25.000 25.000 Rp 100.000

Tabungan : 25.000 Jumlah : Rp 554.000 Jumlah : Rp 554.000

Rp

Mengapa tidak mau mencatat ? Malas, kurang tertib, takut, merasa tidak punya waktu, menganggap catatan keuangan keluarga tidak perlu, bikin pusing, merasa masih bisa diingat dll.

14 Rahasia Membuka Usaha (majalah BERwirausaha) 1. Penuhi kebutuhan konsumen 2. Jual keunikan 3. Duplikasi usaha lain 4. Beri fasilitas tambahan 5. Jual ketrampilan 6. Jadi agen 7. Jual barang bekas 8. Buka kantor 9. Jalankan direct selling dan MLM 10. Beli waralaba 11. Beli usaha prospektif 12. Beli usaha sekarat 13. Buka lokasi 14. Usaha bersama

Sembilan langkah memulai usaha sendiri (sumber kebunku@yahoogroups.com) 1. Dimulai dari mimpi

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Kecintaan pada produk atau jasa Belajarlah tentang bisnis dari dasar Keberanian mengambil dan memperhitungkan risiko Mencari nasehat, tetapi ikutilah keyakinan diri sendiri Bekerja keras, 7 hari seminggu, 18 jam sehari. Bertemanlah sebanyak mungkin Siap menghadapi kegagalan Lakukan sekarang juga

Strategi meraih kemenangan (Harian Umum Republika, rabu 28 Mei 2003) 1. Kekuatan untuk menang berasal dari pikiran kita sendiri 2. Yakinlah pada diri sendiri 3. Ketahuilah sesuatu yang membuat kita bahagia 4. Evaluasi talenta dengan jujur 5. Jangan biarkan latar belakang menentukan masa depan 6. Ikuti teknik visualisasi cepat : gambarkan diri anda tengah berlari dengan tim sepak bola. 7. Kekuatan untuk menang adalah di tangan kita 21 Kiat Sukses di Dunia Bisnis (Suryo, 2003): 1. Kenalilah diri anda dan lingkungan di sekitarnya. Manfaatkan kekuatan yang anda miliki, hilangkan kelemahan, gunakan peluang dan hindarkan ancaman yang ada. 2. Bekerjalah dengan keras dan cerdik. Gunakan kreativitas anda untuk memperoleh keunggulan bersaing. 3. Jangan mudah putus asa. Milikilah komitmen yang kuat untuk menjadi pemenang. 4. Bekerjalah dengan memperhatikan konsep bisnis, business sense, dan suara hati. 5. Buatlah perencanaan kerja tetapi jangan terlalu kaku dengan rencana tersebut. 6. Belajarlah dari pengalaman orang lain/perusahaan lain dan ikuti perkembangan konsep bisnis. 7. Berani mengakui kesalahan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama atau yang sudah diketahui. 8. Berani mengambil risiko tetapi berusaha mengelola risiko dengan baik. 9. Jangan cari musuh dan komunikasikan pendapat anda secara rasional. 10. Lakukan perbaikan secara terus-menerus baik untuk diri sendiri maupun untuk proses kerja di perusahaan. 11. Melihat perubahan sebagai teman bukan sebagai musuh. 12. Tanggap atas perubahan yang sedang terjadi maupun yang akan terjadi. 13. Perbesar jejaring bisnis yang ada. Gunakan jejaring yang ada dan perbesar terus. 14. Jangan terlalu sering pindah usaha/kerja. Tekunilah apa yang anda kerjakan. 15. Tingkatkan kemampuan bahasa asing. 16. Tingkatkan kemampuan kepemimpinan dan kemampuan inter-personal. 17. Tingkatkan kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan mengimplementasikan perubahan yang besar. 18. Tingkatkan kemampuan mengatasi konflik. 19. Tingkatkan terus kemampuan soft-skill anda : teknik menyusun laporan, teknik presentasi dan teknik negosiasi. 20. Tingkatkan terus motivasi kerja anda dan tunjukkan bahwa anda mampu berprestasi dengan baik. 21. Tingkatkan terus motivasi kerja dan kemampuan bawahan anda maupun kelompok kerja anda.

Menuju sukses berwirausaha (Kompas, 23 maret 2005, hal 36) 1. jangan melihat peluang usaha sebagai peluang sesaat. Jika peluang itu dipelihara dengan manajemen yang baik, pasti akan langgeng, bahkan mungkin akan menjadi bisnis raksasa. 2. Ciptakan terobosan produk, layanan, jasa atau ide secara terus-menerus. 3. Yakinlah akan produk yang ditawarkan, selain mencintai bisnis yang sedang dijalankan untuk meyakinkan pelanggan. 4. Antusiasme dan keuletan adalah kunci keberhasilan sebuah usaha. 5. Berani mengambil risiko yang diperhitungkan. Sebuah risiko yang diperhitungkan berpeluang membuahkan kesuksesan. 6. Carilah nasehat dari pakar bisnis yang digeluti. Namun keputusan akhir selalu di tangan anda. 7. pada fase awal usaha. Kepiawaian menjual merupakan kunci sukses. Namun jangan lupa juga mengembangkan hubungan dengan pelanggan. 8. Tumbuhkan etos kerja keras. 9. Bertemanlah sebanyak-banyaknya karena teman dapat membantu mengembangkan usaha, memberi nasehat, dan mungkin menolong pada masa-masa sulit. TIPS UNTUK BERWIRAUSAHA (H. Habib Nazir, 30 Maret 2000, http://webpost.net/as/asmatweb/ ) 1. 2. 3. 4. 5. Usaha anda mempunyai tujuan yang jelas dan pasti. mempunyai catatan atau pembukuan keuangan yang jelas. Mengetahui titik impas, agar usaha diketahui laba atau rugi. Usahakan biaya bahan baku (sumberdaya / input) semurah-murahnya. Usahakan menghilangkan segala sesuatu yang tidak diperlukan atau menghilangkan pemborosan. 6. Efisiensi yang tinggi dan memberi upah (penghargaan) kepada karyawan juga tinggi. 7. Membuat produk yang khusus atau unik, jangan seperti yang sudah ada.

PERAN KEWIRAUSAHAAN DALAM EKONOMI INDONESIA


Production creates its own demand. (Jean Baptist Say) Di Era Reformasi saat ini kebijakan tentang Usaha Kecil dan Menengah masih sekedar lips service untuk meningkatkan popularitas politik. Hal ini terlihat berbagai slogan yang mengemukakan tentang arti penting UKM bagi perekonomian Indonesia dan issue UKM ini dipakai sebagai komoditas politik. Kebijakan tentang UKM justru melahirkan stigma tentang Pemerintah yang populis dalam rangka pro wong cilik yang berorientasi pada ekonomi rakyat (Ismalina, 2003). 1. Aspek Ekonomi Dalam Kewirausahaan Dalam acara pelantikan dan seminar Majelis Daerah Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Kebumen Sabtu 21 Februari 2004, Deputi Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Bidang Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Koperasi dan UKM, Dr. Noer Sutrisno menyatakan bahwa saat ini Indonesia masih membutuhkan penambahan sekitar 20 juta unit usaha baru atau 20 juta wirausahawan baru. Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah sedang mengkaji hal tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

UKM diperlukan untuk meningkatkan sector riil. Menurut AA Gym, pada dasarnya semua manusia mampu menciptakan kemampuan kewirausahaan karena pada diri manusia melekat modal perhitungan rugi/laba. Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan apapun. Kebijakan pemerintah yang mendorong daya saing usaha dan berpihak pada UKM.

Rasio Unit Usaha Tak Sebanding Jumlah Penduduk Jakarta, Kompas Unit usaha yang beroperasi saat ini belum sebanding dengan laju pertumbuhan penduduk yang terus bertambah. Rasio ideal di Indonesia, satu unit usaha setiap 70 penduduk belum terpenuhi khususnya sector industri di luar industri pengolahan. Deputi Pengkajian dan Sumber Daya Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Kementrian Koperasi dan UKM Noer Soetrisno di Jakarta, Rabu (17/11) mengatakan saat ini ada sekitar 2,8 juta industri pengolahan. Namun, jumlah itu belum sebanding dengan pertumbuhan penduduk yang terus bertambah. Padahal, di negara-negara yang tidak mengalami masalah dalam liberalisasi perdagangan, seperti Korea, Taiwan dan Thailand, rasio antara unit usaha dan jumlah penduduk 1:20. Sementara di Indonesia menurut data tahun 2002, rasio antara unit usaha dan jumlah penduduk adalah 1:83. Rasio ini lebih buruk dibandingkan dengan rasio beberapa negara tetangga seperti Filipina, yaitu 1:20. Bahkan kata Noer Soetrisno, di China secara keseluruhan memang besar jumlahnya. Namun, jika dilihat per wilayah rasio antara unit usaha dan jumlah penduduk sama seperti Negara-negara yang tidak mengalami masalah dengan liberalisasi. Menurut dia, untuk memenuhi rasio ideal tersebut, pemerintah perlu memantapkan pertumbuhan industri pengolahan. Salah satu langkah yang harus dilakukan untuk mendorong tumbuhnya industri pengolahan yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, adalah dengan membuat kebijakan yang jelas dan tidak tumpang tindih. Kebijakan harus digarap secara bersama-samapemerintah dengan pelaku usaha di seluruh sector. Sebab, jika pemerintah membuat sendiri kebijakan, jika timbul masalah sulit bagi pemerintah untuk mengatasinya, katanya. Apalagi berdasarkan perkiraan, untuk memenuhi rasio ideal di Indonesia, dibutuhkan sekitar satu juta unit usaha baru setiap tahun. Akibatnya, jika hal ini telah dilakukan sejak tahun 2000, maka tahun 2020 diperkirakan sudah akan tercipta 20 juta unit usaha baru.

(Djoko Retnadi, Sudah Tepatkah Pola Bisnis Perbankan Kita, Kompas kamis 18 Nopember 2004 Untuk pertumbuhan pengolahan, lima tahun terakhir setidaknya hal. 15)mendukung 300 inkubatorindustriInkubator ini dalam mengembangkan industri pengolahan dibutuhkan sekitar bisnis. untuk Peran Sektor Perbankan Dalam Membantu UMKM Menurut Noer Soetrisno, keberadaan industri pengolahan di luar agar perbankan Malaysia hendaknya tidak Himbauan dari PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi,sector pertanian sangat diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah yang tinggi. namun harus mengerahkan sector sumberdaya yang ada di memikirkan keuntungan jangka pendek, Jika terlalu banyak unit usaha disegalapertanian, maka sulit perbankan bagi produk-produk keuntungan jangka panjang. Yang dimaksud keuntungan jangka panjang untuk mencapai Indonesia bersaing karena nilai tambahnya yang relative rendah,
ujarnya. (ETA). (Kompas kamis 18 Nopember 2004 hal. 13) dan sumber daya alam serta teknologi yang mendukung industri serta industri informasi.

adalah perbankan harus selalu mendukung tujuan strategis pemerintah, yaitu perluasan bisnis, menumbuhkan kewirausahaan dan ikut menciptakan lapangan kerja. Perbankan Indonesia yang peduli pada pertumbuhan KUK adalah Bank BUMN, sedangkan bank asing stagnan mengucurkan dana untuk KUK. Kenaikan sebesar Rp 13,14 trilyun , Rp 9,23 trilyun (70,2%) dikucurkan oleh bank BUMN. Secara histories, bank BUMN selain mencari keuntungan juga mengemban misi pemerintah (Ryan Kiryanto).

Jean Baptiste Say (1767-1832) ekonom aliran klasik dari Perancis yang mengarang buku berjudul Traite deconomie politique edisi pertama terbit th 1803, edisi 2 th 1814. Terkenal dengan hukum say yaitu penawaran akan menciptakan penawarannya sendiri (supply creates its own demand).

A. Latar Belakang Artikel di Kedaulatan Rakyat 17 Oktober yang berjudul Data dan Permasalahan Pengangguran cukup menggelitik untuk dikaji lebih jauh. Permasalahan pengangguran menjadi permasalahan sosial yang cukup merepotkan pemerintah Indonesia. Dalam artikel tersebut dipermasalahkan mengenai tidak tersedianya database yang akurat mengenai pengangguran di Indonesia. Namun pemerintah Indonesia sebenarnya telah berusaha memanfaat teknologi informasi untuk mengatasi masalah pengangguran ini, khususnya pengangguran terdidik melalui internet pada situs http://www.nakertrans.go.id. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia relatif cukup tinggi pada dua dekade terakhir. Data dari Simanjutak dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan tahun 2003 mengatakan bahwa, pada periode tahun 1961-1971 penduduk Indonesia telah bertambah dengan angka pertumbuhan sekitar 2,1 persen pertahun, dan pertumbuhan terus meninggi pada periode tahun 1971-1980 menjadi 2,3 persen per tahun. Pada periode tahun 1980-1990 laju pertumbuhan penduduk Indonesia sedikit menurun menjadi dua persen pertahun dan terus menurun menjadi 1,7 persen pertahun pada periode 1990-1995. Penurunan pertumbuhan penduduk Indonesia terus berlanjut menjadi sebesar 1,5 persen pertahun pada periode tahun 1990-2000. Meskipun sejak dekade tahun 1990-an, persentase pertumbuhan penduduk Indonesia terus menurun, namun secara absolut jumlah penduduk Indonesia terus bertambah dari 180 juta orang pada tahun 1990 menjadi sekitar 210 juta pada tahun 2000, dan diproyeksikan akan menjadi sekitar 260 juta orang pada tahun 2020. Seiring dengan jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat sepanjang tahun, konsekuensi logis yang terjadi adalah angka pertumbuhan kerja pun bertambah yaitu tujuh puluh tujuh juta orang pada tahun 1990 menjadi sekitar sembilan puluh enam juta pada tahun 2000, dan diperkirakan akan terus bertambah mencapai 146.000.000 pada tahun 2020. Bertambahnya jumlah penduduk Indonesia tidak serta merta diikuti oleh pendayagunaan tenaga kerja secara optimal. Dalam tahun 2002 jumlah penduduk Indonesia mencapai 210 juta orang, dari jumlah tersebut ada sekitar 141,2 orang berumur lima belas tahun keatas yang merupakan tenaga

kerja. Dari penduduk yang berumur lima belas tahun keatas tersebut, hanya 95,65 juta orang yang memasuki pasar kerja, baik mereka yang sedang kerja, maupun mereka yang sedang mencari kerja. Selanjutnya diantara para pekerja tersebut ada sekitar 30,7 juta orang (32,1%) yang dikategorikan sebagai setengah penganggur (bekerja tiga puluh lima jam perminggu) dan ada sekitar 6,1 persen dari angkatan kerja yang sedang mencari kerja (Simanjutak 2003:9). Rendahnya tingkat pendayagunaan tenaga kerja Indonesia ini tercermin dari kecilnya proporsi penduduk yang bekerja, tingkat pengangguran yang rendah dan setengah penganggur yang rendah serta tingkat produktivitas dan penghasilan keluarga yang rendah. Pada saat ini sistem pasar kerja masih belum mampu mendekteksi dan menyajikan informasi yang beragam mengenai pencari kerja dan lowongan kerja. Sementara perkembangan pasar kerja tergantung sangat tergantung sekali pada perkembangan yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut, seperti kualitas dan kuantitas tenaga kerja yang tersedia. Keberadaan bursa kerja, baik swasta maupun pemerintah telah tersebar luas, namun pelayanan yang diberikan oleh bursa kerja kepada pengguna masih bersifat manual, belum terintegrasi dan terkoordinasi antar bursa kerja yang ada. Akibatnya, informasi yang disajikan oleh bursa kerja selalu tertinggal dengan perkembangan tuntutan pengguna tenaga kerja. Oleh sebab itu, informasi yang disajikan oleh bursa kerja haruslah diperbaharui atau ditingkatkan sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan tenaga kerja yang terus berkembang. Pemerintah sangat berkepentingan dalam masalah informasi pasar kerja ini karena berkaitan dengan penyusunan perencanaan tenaga kerja sebagi dasar acuan penyusunan kebijakan, strategi serta pelaksanaan pembangunan ketenagakerjaan nasional, baik perencanaan tenaga kerja mikro maupun perencanaan lembaga kerja makro. Perencanaan tenaga kerja makro dimaksudkan adalah menjamin pendayagunaan tenaga kerja secara optimal dan produktif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan sosial serta membuka kesempatan kerja produktif seluas-luasnya baik secara nasional maupun diseluruh daerah. Sedangkan perencanaan pembangunan tenaga kerja secara mikro dimaksud adalah untuk meningkatkan kinerja dan produktifitas perusahaan, instansi atau unit yang bersangkutan. Berkenaan dengan penyusunan perencanaan tenaga kerja tersebut maka dibutuhkan informasi ketenagakerjaan yang meliputi penduduk dan tenaga kerja, kesempatan kerja, produktivitas tenaga kerja, hubungan industrial, kondisi lingkungan kerja, pengupahan dan kesejahteraan tenaga kerja ini dapat diperolah dari dua sisi yaitu supply dan demand. Dari sisi supply, informasi tentang jumlah serta kualitas tenaga kerja, jenis ketrampilan, latar belakang pendidikan dan lain sebagainya dapat diperoleh antara lain dari Balai Latihan Kerja (BLK), lembaga pendidikan, lembaga pelatihan. Sedangkan dari sisi demand, dapat dihimpun informasi tentang kebutuhan latihan, upah, keselamatan kerja, kualifikasi tenaga kerja, jenis serta bentuk pekerjaan, dan semua informasi ini dapat diperoleh dari perusahaan, instansi terkait, baik pemerintah maupun swasta. Berbagai anggapan atau pendapat dilontarkan atas terjadinya pengangguran terdidik ini. Ada pendapat mengatakan bahwa terjadinya pengangguran terdidik ini disebabkan karena belum pulihnya perekonomian dari krisis yang terjadi tahun 1997. Pendapat lain mengatakan bahwa para penganggur terdidik tersebut dididik di perguruan tinggi bukan-untuk siap bekerja, dan yang lain mengatakan keluarga mereka masih cukup mampu menanggung biaya hidup mereka, dan lainnya mengatakan bahwa angkatan kerja yang berpendidikan terlau memilahmilah pekerjaan. Adapun pendapat diatas tentang terjadinya kasus pengangguran terdidik tersebut, masalah ini sangat merisaukan dan mengkhawatirkan, karena dapat menimbulkan ekses negatif, seperti situasi keamanan yang bisa semakin memburuk, ketidakpercayaan atas signifikansi pendidikan tinggi dengan mudahnya untuk mendapat pekerjaan, maupun bisa terjadinya kasus-kasus sosial seperti kurang percaya diri, yang akan berakibat terjadinya kasus bunuh diri. Oleh sebab itu, masalah pengangguran terdidik ini perlu ditangani secara serius. Kerjasama antar pihak perlu diciptakan dan menjadi komitmen nasional untuk memecahkan masalah tersebut tidak cepat-cepat diperhatikan dengan menciptakan tindakan konkrit, maka dapat diramalkan kemungkinan akan terjadi kasus sosial yang amat membahayakan.

Dalam rangka pemecahan masalah tersebut, salah satu hal penting perlu diperhatikan adalah menyangkut data informasi tentang penganggur terdidik secara riil di lapangan baik mengenai kondisinya, karakteristiknya maupun alasan-alasan mengapa pengangur terdidik ini tidak mendapatkan pekerjaan. Berkaitan dengan itulah Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan, Badan Penelitian, Pengembangan, dan Informasi melaksanakan suatu Survei dan Analisis Karakteristik Penganggur Terdidik dengan bekerjasama dengan perusahan, instansi, lembaga, organisasi dsb, diharapkan melalui kegiatan ini maka akan terungkap kondisi dan penyebab penganggur terdidik tidak mendapatkan pekerjaan, dan sekaligus merekomendasikan berupa program aksi untuk pemecahan masalah tersebut melalui media internet dengan membuka layanan Bursa Kerja On Line. Kegiatan ini dilaksanakan dan dilatarbelakangi dengan semakin besarnya jumlah pengangguran terdidik seperti telah dikemukakan diatas. Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, maka akan tercapai tujuan yaitu: a. Tersedianya karakteristik penganggur terdidik. b. Akan terungkap penyebab terjadinya penganggur terdidik, baik yang disebabkan alasan ekonomi maupun alasan sosial. c. Dari hasil analisis data dan informasi yang akan dilaksanakan akan dapat diusulkan rekomendasi pemecahan masalah penganggur terdidik tersebut, untuk bebagai pihak seperti lembaga pendidikan tinggi (http://www.nakertrans.go.id). Penganggur terdidik biasanya bisa dikatakan sebagai manusia modern. Aktifitas manusia modern tidak pernah lepas dari pencarian penuangan informasi, gagasan atau ide. Secara ekstrim kehidupan manusia modern tidak bisa lepas dari adanya proses komunikasi, dan internet merupakan salah satu media komunikasi modern yang berkembang dan mudah diakses. Manusia modern sendiri terpengaruh dan terikat oleh berkembangnya teknologi komunikasi ini. Disinilah internet merupakan media yang menyajikan berbagai ragam informasi yang dibutuhkan dan berdampak luas pada pola perkembangan kehidupan manusia itu sendiri. Dalam perkembangannya, internet selalu dikaitkan dengan kehidupan sosial manusianya, dalam hal ini kondisi sosial lingkungan masyarakat baik itu perubahan terencana maupun-perubahan akibat pengaruh budaya, mengingat apabila dicermati internet sangat mempengaruhi pola perubahan sosial tertentu dalam kehidupan manusia. Dan jika dicermati akan terlihat bahwa komunikasi dengan internet pada hakekatnya merupakan dasar eksistensi suatu masyarakat dan sekaligus menentukan pola struktur masyarakat itu. Kenyataan telah membuktikan bahwa kegiatan komunikasi selalu meningkat dan arus informasi terus mengalir baik melalui surat kabar, majalah, radio, maupun siaran televisi dan yang sedang berkembang saat ini adalah internet. Kesemuanya telah menjadi kebutuhan dan bagian kehidupan manusia dewasa ini. Untuk dapat hidup efektif orang harus hidup dengan cukup informasi. Dengan demikian maka komunikasi dan pengawasan merupakan bagian hakiki manusia, sebagaimana manusia merupakan bagian dari masyarakat. Upaya dari cybernet sendiri dikenal adanya beberapa unsur, diantaranya unsur berita, yakni aktualitas (kehangatan berita), sehingga penonjolan berita yang aktual memang benar-benar perlu. Unsur-unsur penonjolan yang dimiliki dalam dunia cyber dapat dikelompokkan dalam tiga kategori utama : hal-hal yang bersifat rutin dan teratur, hal-hal yang berkaitan dengan indikasi ketertiban dan struktur, dan hal-hal yang berhubungan dengan kenetralan dan kebergolongan. Pemunculan berita yang selalu di upload sehingga informasi yang ditampilkan tidak bersifat basi. Oleh karena itu Depnakertrans untuk menyajikan informasi yang benar-benar dibutuhkan masyarakat secara khusus adalah sasaran yang dituju Bursa Kerja Online adalah para penganggur terdidik. Dianggap penganggur terdidik mampu mengakses berita-berita bursa kerja yang ditampilkan di Bursa kerja Online. Bursa kerja Online yang memuat info-info yang mengandung informasi tentang pekerjaan yang dibutuhkan oleh penganggur terdidik. Berkaitan dengan informasi yang ada di Bursa kerja Online merupakan hasil kerja sama antara instansi-instansi, perusahaan-perusahaan yang

membuka lowongan kerja bekerja sama atau dengan kata lain dikelola oleh Depnakertrans sebagai program pemecahan penganggur terdidik. Sama seperti ketika seseorang menbaca koran, di internet kegiatan menggunakan internet bias juga dikatakan dengan online yang artinya sedang menggunakan jariangan atau terhubung dalam jaringan. Melihat perkembangan akhir-akhir ini informasi-informasi bursa kerja Online menjadi primadona. Karena satu perangkat dengan perangkat lainnya yang terhubung dan saling bisa berkomunikasi. Komunikasi antar sistem ini mengunakan jalur komunikasi dua arah yang berfungsi agar pertukaran data dapat dilakukan dengan cepat, sekalipun untuk beberapa kasus feedback-nya tertunda, namun tetap bisa dikatakan sebagai bentuk komunikasi dua arah. Kehadirannya dengan informasi-informasi bursa tenaga kerja selalu dinanti-nanti para penganggur terdidik yang memang berminat mencari informasi pekerjaan. Informasi mengenai lowongan pekerjaan menjadi berita bagian berita yang sangat penting bagi para pengangguran khususnya para penganggur terdidik. Dengan adanya layanan cybernet yang menyajikan porsi khusus bagi para pencari kerja terdidik menunjukakn bahwa banyak hal yang dapat dilakukan oleh para pencari kerja terdidik mencari solusi untuk memdapatkan pekerjaan melalui internet Bursa keja On Line. Depnakertrans tentunya membutuhkan strategi untuk layanan Bursa Kerja On Line nya untuk dapat menyampaikan informasi-informasi kepada penganggur terdidik. Seperti yang disampaikan oleh Rogers dan Shoemaker (dalam Hanafi, Abdillah, 1986), bahwa dalam sebuah komunikasi inovasi atau komunikasi pembaharuan yang lebih lanjut disebut sebagai difusi akan sangat memerlukan perencanaan dan strategi operasionalnya.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan permasalahannya adalah sebagai berikut: Bagaimana strategi pemberdayaan masyarakat (pengangguran tenaga kerja terdidik) yang dilakukan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi pusat pada program bursa kerja online? Media on line adalah suatu system yang terdiri dari berbagai perangkat yang saling terhubung satu dengan lainnya, terhubung, terkoneksi, aktif dan siap untuk operasi, dapat berkomunikasi dengan atau dikontrol oleh computer. Media on line dihubungkan dalam jaringan, satu perangkat dengan perangkat lainnya yang saling terhubung sehingga bisa saling berkomunikasi. mendukung kegiatankegiatan manajer di fungsi sumber daya manusia. Bursa kerja on line dimaksudkan untuk memfasilitasi para pencari kerja dan pengguna tenaga kerja lebih mudah mengetahui keberadaan masing-masing dan sekaligus memfasilitasi proses hubungan langsung antara pencari kerja dan pemberi kerja. Bursa kerja onl line akan dikembangkan terus untuk tercapainya kepuasan publik, dalam susunan pencari kerja dan pengguna tenaga kerja (Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I, Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan, 2003). Strategi komunikasi media on line dapat diterjemahkan sebagai sebuah pola atau perencanaan yang menggabungkan tujuan organisasi, kebijakan-kebijakan dan rangkaian aksi yang terpadu. Dari pandangan tersebut memiliki dua makna strategi yakni strategi yang dimaknai sebagai sebuah perencanaan dan strategi dalam sebuah pola.. Tujuan utama organisasi adalah sebuah perencanaan yang mampu mengatur aspek-aspek organisasi, pengevaluasian, dan pelaksanaan dari berbagai kebijakan yang mendorong atau justru membatasi gerak organisasi sehingga Rangkaian aktifitas atau program kerja yang mendorong terwujudnya tujuan organisasi yang telah ditentukan dalam berbagai keterbatasan dapat tercapai (Pace dan Faules, 2000). Menurut Cutlip, Center & Broom, strategi adalah : Strategy can be defined as the determination of the basic long-term goals and objectives of an enterprise, and the adoption of courses of action and the allocation of resources necessary for carrying out these goals (Cutlip, Center & Broom, 1994:346). Sebuah strategi yang terencana dengan baik mampu menyusun dan mengatur sumber-sumber organisasi dalam sebuah hasil yang unik dan mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama berdasarkan pada kemampuan dan kelemahan-internal, mengantisipasi perubahan lingkungan dan tindakan yang dilakukan rival atau lawan. Strategi yang baik mempertimbangkan tiga hal : 1. Lingkungan internal organisasi, yang meliputi kemampuan dan kelemahan organisasi; 2. lingkungan ekternal organisasi yang sewaktu-waktu dapat berubah; 3. berbagai aksi yang dilakukan oleh pesaingnya, ataupun secara umum dapat dijelaskan sebagai segala kondisi yang menjadi peluang dan ancaman bagi lembaga atau organisasi yang bersangkutan. Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk menapai suatu tujuan. Strategi mengandung pengertian seluruh keputusan kondisional tentang upaya yang sunguh-sungguh dalam penapaian suatu tujuan sebuah organisasi yang telah direnanakan sebelumnya dengan jalan melihat kemampuan dan kelemahan lembaga,factor lingkungan, dan hal-hal lain yang dirasakan anaman bagi sebuah organisasi atau lembaga yang didefinikan sebagai seluruh keputusan kondisional tentang berbagai upaya dalam bidang komunikasi untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga agar lebih efektif, dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada, kondisi lingkungan dan segala hal yang dirasakan menjadi peluang dan ancaman bagi organisasi atau lembaga yang bersangkutan Sedangkan kegiatan strategi komunikasi media on line meliputi perencanaan, pengorganisasian dan evaluasi yang menyatu dengan kegiatan menejemen. Di dalam penerapannya, strategi komunikasi dapat berbeda-beda dan bahkan berubah dalam setiap kondisi dan situasi. Seperti yang disampaikan Onong Effendy bahwa untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi media on line harus dapat

menunjukkan bagaiman operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bawa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi. (Effendy, 1993:29) Ada empat tahapan yang pada umumnya digunakan dalam menyusun strategi komunikasi, yaitu menemukan fakta (fact finding), perencanaan (planning), komunikasi (communication) dan evaluasi (evaluating). Empat tahapan ini adalah sebuah langkah yang seharusnya dilakukan secara berurutan. Menurut Cultip dan Center (1994:339) untuk langkah sebagai acuan untuk pelaksanaan program, sebagai berikut: 1) Penelitian (Fact Finding) Dalam tahap ini penelitian yang berkaitan dengan opini, sikap dan reaksi dari mereka yang berkepentingan dengan aksi dan kebijakan suatu organisasi. Kemudian melakukan pengevaluasian dari fakta-fakta, dan informasi yang masuk untuk menentukan keputusan berikutnya. Pada tahap ini akan menetakan suatu fakta dan informasi yang berkaitan langsung dengan kepentingan organisasi, yaitu whats our problem? (Apa yang menjadi problem kita) 2. Perencanaan dan mengambilan keputusan (Planning-Decisions) Tahap ini memberi sikap, opini, ide-ide dan reaksi yang berkaitan dedngan kebikasaaan serta termasuk menetapkan program kerja organisasi yang sejalan dengan kepentingan: Heres what we do? ( Apa yang mesti dikerjakan) 3. Mengkomunikasikan dan pelaksanaan (communication-action) Tahap ini adalah menjelaskan dan sekaligus mendramatisir informasi mengenai langkahlangkah yang akan dilakukan sehingga mampu menimbulkan kesan-kesan yang secara efektif untuk dapat mempengaruhi bagi pihak-pihak yang dianggap penting dan berpotensi dalam upaya memberikan dukungan sepenuhnya: Heres what we did and why? ( Apa yang telah kita lakukan dan mengapa begitu). 4. Mengevaluasi (Evaluation) Pada tahap ini, diadakan penelitian terhadap penelitian terhadap hasil-hasil dari programprogram kerja atau aktifitas lainnya yang telah dilaksanakan, serta keefektifitasan dari teknik-teknik manajemen, dan komunikasi yang telah dipergunakan: How did we? (Bagaimana kita telah melakukan). Sebelum menguraikan masalah strategi yang dilakukan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi pusat pada program bursa kerja online, terlebih dahulu akan dideskripsikan mengenai permasalahan sumber daya manusia dilihat dari angkatan kerja di Indonesia Sejak tahun 2001 BPS melakukan perluasan definisi pengangguran terbuka yang terdiri atas mereka yang mencari pekerjaan, mereka yang mempersiapkan usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan mereka yang sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Akibat perluasan konsep ini, maka jumlah penganggur terbuka tahun 2002 meningkat cukup tajam dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu 8,01 juta orang pada tahun 2001 meningkat menjadi 9,13 juta orang pada tahun 2002 (BPS, Keadaan Angkatan Kerja 2001 2002). Dari keseluruhan pengangguran tersebut, penganggur terdidik jumlahnya relatif besar. Masalah pengangguran terbuka (open unemployment) khususnya penganggur terdidik (pendidikan SLTA ke atas) saat ini kondisinya sangat mengkhawatirkan. Setiap tahun jumlah penganggur terdidik ini semakin bertambah. Pada tahun 2001 2002 jumlah penganggur terdidik telah bertambah sebanyak 0,36 juta orang yaitu dari 3,39 juta orang tahun 2001 menjadi 2,76 juta orang pada tahun 2002. bahkan mereka yang telah berpendidikan diploma dan universitas, pertambahannya cukup banyak yaitu 60 ribu orang (Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I, Badan Penelitian Pengembangan dan Informasi Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan, 2003). Kualitas angkatan kerja di Indonesia bila dilihat dari segi pendidikan yang ditamatkan relatif masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari tingginya proporsi angkatan kerja yang hanya berpendidikan

Sekolah Dasar ke bawah. Proporsi angkatan kerja yang berpendidikan Sekolah Dasar ke bawah cukup tinggi yaitu 59,71 persen atau 56,65 juta orang pada tahun 1999. Proporsi angkatan kerja yang hanya berpendidikan Sekolah Dasar tersebut diperkirakan turun hingga 44,41 persen atau 49,69 juta orang pada tahun 2005. Sementara itu angkatan kerja yang berpendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas yang proporsinya juga relatif besar mengalami peningkatan dari 20,09 persen atau 19,06 juta pada tahun 1999 diperkirakan meningkat menjadi 26,93 persen atau 30,14 juta orang pada tahun 2005. Tabel 1. Proyeksi Angkatan Kerja Menurut Pendidikan Tahun 1999 2005 (ribu orang)
Pendidikan SD ke bawah SLTP SLTA Akademi/Diploma Universitas Jumlah Sumber: Depnaker, 2000 1999 56.648 13.376 19.055 3.278 2.508 94.865 2000 56.757 14.364 21.050 3.960 2.916 99.047 2001 55.662 15.098 22.762 4.683 3.319 101.524 2002 54.261 15.775 24.463 5.504 3.754 103.757 2003 52.723 16.429 26.208 6.449 4.232 106.040 2004 51.291 17.148 28.140 7.571 4.772 108.922 2005 49.687 17.849 30.135 8.851 5.360 111.882

Tabel 2. Proyeksi Distribusi Angkatan Kerja Menurut Pendidikan Tahun 1999 2005 (persen)
Pendidikan SD ke bawah SLTP SLTA Akademi/Diploma Universitas Jumlah Sumber: Depnaker, 2000 1999 59,71 14,10 20,09 3,46 2,64 100,00 2000 57,30 14,50 21,25 4,00 2,94 100,00 2001 54,83 14,87 22,42 4,61 3,27 100,00 2002 52,30 15,20 23,58 5,31 3,62 100,00 2003 49,72 15,49 24,72 6,08 3,99 100,00 2004 47,09 15,74 25,83 6,95 4,38 100,00 2005 44,41 15,95 26,93 7,91 4,79 100,00

Perkembangan kesempatan kerja dari tahun 1999 hingga tahun 2005 diperkirakan mengalami peningkatan, di mana tahun 1999 sebanyak 88,91 juta orang meningkat menjadi 106,86 juta orang pada tahun 2005. Pada tabel 3 ditunjukkan gambaran banyaknya kebutuhan tenaga kerja dengan tingkat pendidikan Akademi meningkat cukup tajam dibandingkan dengan jenjang pendidikan yang lain, pada tahun 1999 sebesar 3,43 persen atau 3,05 juta orang, pada tahun 2005 meningkat menjadi 7,98 persen atau 8,52 juta orang. Kebutuhan pekerja yang berpendidikan SD ke bawah menurun dari 60,83 persen atau 54,08 juta orang menjadi 45,14 persen atau 48,24 orang pada tahun 2005. Kebutuhan tenaga kerja lulusan universitas meningkat dari 2,50 persen atau 2,22 juta pada tahun 1999 menjadi 4,8 persen atau 5,13 juta orang. Kebutuhan tenaga kerja lulusan SLTA meningkat dari 19, 40 persen atau 17,25 juta orang menjadi 26,36 persen atau 28,16 juta orang dan lulusan SLTP meningkat dari 13,85 persen atau 12,31 juta orang pada tahun 1999 menjadi 15,73 persen atau 16,81 juta orang. Tabel 3. Proyeksi Kesempatan Kerja Menurut Pendidikan Tahun 1999 2005 (ribu orang)
Pendidikan SD ke bawah SLTP SLTA Akademi/Diploma Universitas Jumlah Sumber: Depnaker, 2000 1999 54.083 12.312 17.250 3.048 2.222 88.914 2000 54.041 13.194 19.109 3.678 2.611 92.632 2001 53.365 14.001 20.837 4.403 3.027 95.633 2002 52.199 14.695 22.554 5.215 3.472 98.134 2003 50.966 15.405 24.343 6.157 3.965 100.835 2004 49.678 16.122 26.229 7.257 4.519 103.806 2005 48.242 16.809 28.156 8.523 5.133 106.862

Tabel 4.

Proyeksi Distribusi Kesempatan Kerja Menurut Pendidikan Tahun 1999 2005 (persen)
Pendidikan SD ke bawah SLTP SLTA Akademi/Diploma Universitas Jumlah Sumber: Depnaker, 2000 1999 60,83 13,85 19,40 3,43 2,50 100,00 2000 58,34 14,24 20,63 3,97 2,82 100,00 2001 55,80 14,64 21,79 4,60 3,17 100,00 2002 53,19 14,97 22,98 5,31 3,54 100,00 2003 50,54 15,28 24,14 6,11 3,93 100,00 2004 47,86 15,53 25,27 6,99 4,35 100,00 2005 45,14 15,73 26,35 7,98 4,80 100,00

Dari data pada tabel-tabel di atas terlihat bahwa angka pengangguran terdidik (pendidikan SLTA ke atas) jumlahnya relatif besar dan dari tahun ke tahun selalu meningkat jumlahnya. Tingginya angka pengangguran terdidik ini jika tidak dapat segera diatasi dapat menimbulkan permasalahan sosial yang kompleks dan dapat menimbulkan ekses negatif, misalnya situasi keamanan yang bisa semakin memburuk, ketidakpercayaan atas pendidikan tinggi, dan sebagainya. Karakteristik penganggur terdidik sangat berbeda dengan karakteristik penganggur tidak terdidik. Pengangguran terdidik diakui memiliki kemampuan intelektual yang lebih berkembang, memiliki ekspektasi, aspirasi yang relatif lebih tinggi. Hal tersebut disebabkan karena mereka secara akademis telah memiliki pengetahuan (knowledge), nilai (values) serta perilaku (behavior) untuk menyalurkan minat bakat, dengan bekal aktivitas organisasi di dalam maupun di luar kampus. Sebagai upaya mengentaskan masalah penganggur terdidik ini maka strategi yang dikembangkan oleh pemerintah adalah sebagai berikut (http://www.nakertrans.go.id): a. Strategi Pengembangan Ekonomi Makro 1) Dana investasi Strategi pembangunan dirancang melalui pertumbuhan ekonomi dengan didukung oleh dana investasi yang cukup. Dengan adanya investasi maka kehidupan usaha akan berkembang sehingga dapat meningkatkan penggunaan tenaga kerja. 2) Pengembangan industri keunggulan Peluang usaha tidak selalu berpihak kepada skala usaha besar tetapi membuka peluang untuk memberikan perhatian kepada usaha skala kecil dan menengah. Usaha skala kecil dan menengah akan lebih membuat pemerataan kesempatan berusaha dan dapat menampung tenaga kerja yang lebih banyak. b. Strategi pengembangan sumber daya manusia 1) Reformasi kurikulum Pendidikan Tinggi. 2) Mengembangkan ketenagakerjaan secara menyeluruh dan terpadu yang diarahkan pada peningkatan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja, peningkatan pengupahan, penjaminan kesejahteraan, perlindungan kerja dan keberhasilan kerja. 3) Meningkatkan kuantitas dan kualitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri dengan memperhatikan kompetensi, perlindungan dan pembelaan tenaga kerja yang dikelola secara terpadu dan mencegah timbulnya eksploitasi tenaga kerja. 4) Mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang efektif dan kuat dengan memberdayakan pelaku dan potensi ekonomi daerah, serta memperhatikan penataan pertumbuhan ekonomi sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah. c. Program-program 1) Pemetaan potensi ekonomi Kabupaten/Kota 2) Pemagangan 3) Pengembangan kewirausahaan 4) Bantuan modal usaha 5) Reformasi kurikulum pendidikan tinggi 6) Pengenalan ethos kerja

7) Pengembangan standar kompetensi kerja 8) Koordinasi antara berbagai departemen yang berbeda 9) Bursa tenaga kerja Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah menyadari bahwa di era globalisasi ini kemajuan teknologi informasi sangat pesat, sehingga Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan memerlukan informasi ketenagakerjaan yang handal. Informasi tersebut diperlukan untuk mendukung kegiatan operasional maupun untuk proses pengambilan keputusan dengan tepat dan cepat, serta untuk memenuhi kebutuhan pembangunan di bidang ketenagakerjaan. Berdasarkan identifikasi Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, untuk mewujudkan sistem informasi ketenagakerjaan yang handal, pembangunan sistem informasi ketenagakerjaan dikembangkan melalui lima pilar utama yaitu: a. Pengembangan kebijakan dan peraturan perundangan sistem informasi ketenagakerjaan. b. Pembangunan infrastruktur dan jaringan sistem informasi ketenagakerjaan c. Pengembangan kualitas sumber daya manusia pengelola sistem informasi ketenagakerjaan d. Pengembangan aplikasi, dan e. Pengelolaan sistem informasi ketenagakerjaan. Dengan landasan lima pilar tersebut Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah mengembangkan sistem informasi ketenagakerjaan. Sistem informasi ketenagakerjaan yang telah dikembangkan sampai saat ini difokuskan kepada dua sasaran. Pertama, adalah sistem informasi manajemen yang ditujukan untuk menyediakan informasi yang memadai bagi pimpinan Departemen sebagai bahan dalam perumusan dan pengambilan keputusan/kebijakan di bidang ketenagakerjaan. Kedua, adalah sistem informasi yang ditujukan untuk memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat (public service). Manajemen sistem informasi untuk penyusunan kebijakan dan pengambilan keputusan serta pelayanan informasi kepada masyarakat dikembangkan melalui berbagai kegiatan. Kegiatan yang dikembangkan meliputi: penyusunan kebijakan internal dalam penggunaan teknologi informasi, pengembangan infrastruktur, pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia, pengembangan aplikasi, manajemen data, modeling, analisis statistik, perencanaan, penyusunan data base dan konsolidasi data. Produk informasi yang dapat memberikan informasi kepada masyarakat dibangun melalui website yang dapat diakses langsung melalui internet oleh masyarakat. Setelah Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi meluncurkan situs http://www.nakertrans.go.id, yang di dalamnya terdapat informasi bursa kerja, para pencari kerja lebih mudah mendapatkan informasi dari pemerintah mengenai lowongan pekerjaan. Perkembangan lebih lanjut adalah pencari kerja dan pengusaha juga dapat melakukan komunikasi interaktif melalui bursa kerja online di internet. Bursa kerja di internet merupakan solusi yang paling tepat, oleh sebab itu Bursa Kerja Online sangat diperlukan untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat yang memerlukan informasi ketenagakerjaan dan menjadi sarana untuk mengambil keputusan/kebijakan bagi pemerintah, sehingga pada tanggal 28 Januari 2004, Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri telah meresmikan Bursa Kerja Online (BKL) Nasional. Layanan Bursa Kerja Online diselenggarakan di 2 pusat layanan, yaitu di Kantor Depnakertrans Jl. Gatot Subroto 51 Jakarta Selatan dan Jl. MT. Haryono 52 Jakarta Selatan (Kantor Badan Pelatihan dan Produktivitas). BKL adalah sarana (media) yang berisi mekanisme untuk mempertemukan pencari kerja dengan pekerjaan yang diinginkan dan pengusaha dengan tenaga kerja yang dibutuhkan secara cepat dan tepat, dengan basis teknologi informasi (internet). BKL merupakan aplikasi yang dibangun dengan basis website dengan memanfaatkan jaringan internet, website ini berisi informasi yang berguna bagi pencari kerja dan pengusaha: a. Pendaftaran pencari kerja

b. Lowongan kerja c. Profil pencari kerja dan lowongan kerja d. Mencari lowongan kerja dari database yang tersedia e. Kategori pekerjaan/syarat jabatan f. Berita ketenagakerjaan g. Banner/iklan h. Manajemen administrasi (Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan, Badan Penelitian, Pengembangan dan Informasi; Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2004).

PERANAN ETIKA DALAM BISNIS


A. B. C. D. E. F. G. Etika Sebagai Standar Moral Berbisnis Kode Etik Perusahaan Menumbuhkan Kepekaan Sosial Menciptakan Nilai Bagi Stakeholders Menciptakan Rasa Saling Percaya Menciptakan Bisnis Berkeadilan Memelihara Lingkungan Hidup

ETIKA BISNIS DAN PERANANNYA DALAM BISNIS

Etika bisnis adalah bisnis setiap orang di setiap hari. Meliputi semua orang & tindakan mereka. Maka etika bisnis termasuk semua manajer & hubungan bisnis mereka & tindakan - tindakan mereka. Tindakan - tindakan manajerial mereka selalu mempunyai dimensi etika : manajer tidak dapat bekerja dengan ekonomi murni tanpa menyentuh kehidupan manusia. Sebaliknya, penilaian etika mereka memancar dalam bisnis. Bisnis & etika saling mempengaruhi. Masing-masing mempunyai bisnis dalam bisnis lainnya. Etika adalah ilmu normatif penuntun manusia, yang memberi perintah apa yang mesti kita kerjakan dalam batas-batas kita sebagai manusia. Itu menunjukkan kita dengan siapa & apa yang sebaiknya dilakukan. Maka, etika diarahkan menuju perkembangan manusia & mengarahkan kita menuju aktualisasi kapasitas terbaik kita. Sebagai contoh, jika kita rasional karena sifat, maka etika memberi perintah bahwa kita harus bertindak secara masuk akal. Itu akan mempersembahkan kita ke keutamaan. Kita terikat dalam etika bisnis setiap kali memanggil seseorang atau memimpin manusia secara moral baik atau buruk, benar atau slaah, adil atau tidak adil. Kita semua mempunyai pandangan hidup dengan nilai-nilai & standar-standar untuk dasar kita melakukan evaluasi masyarakat & tindakan mereka. Sebagai contoh, kita mungkin mengatakan "seorang manajer harus adil terhadap bawahannya" atau "tidak benar untuk memecat siapapun tanpa penyebab kesalahan kerja yang serius". Pemaksimalan keuntungan merupakan jenis moral yang kedua dari bawah. Tujuannya adalah untuk mendapatkan uang sebanyak mungkin. Filosofi yang dominan di sini adalah cara mana yang membuat uang paling banyak. Tujuan hidup mereka didasarkan atas pertanyaan ini. Orang- orang macam ini seperti yang dikatakan oleh Charles Diskens dalam Martin Chuzzlewit,"Semua perhatian, harapan, dorongan, pandangan dan rekanan mereka meleleh dalam dolar. Manusia dinilai dari dolarnya." Kalangan bisnis dapat dikategorikan dalam jenis ini. Dengan pertimbangan bahwa mereka berada dalam bisnis yang mencari keuntungan, maka dapat dimengerti. Theodore Levitt mengatakan bahwa para pebisnis ada hanya untuk satu tujuan untuk menciptakan dan mengalirkan nilai kepuasan dari suatu keuntungan hanya pada dirinya dan nilai budaya, spiritual dan moral tidak menjadi pertimbangan dalam pekerjaaannya. Max Lerner berkata bahwa prinsip bisnis adalah penjualan yang menguntungkan. Yang membuat uang berada di depan segalanya. Di sini tidak disebutkan bahwa semua pebisnis masuk sebagai pemaksimalan keuntungan. Tetapi menerangkan bahwa beberapa pebisnis dapat dimasukkan dalam kategori tersebut. Pemaksimalan keuntungan untuk menempati bagian paling primitif dari pengembangan moral. Jenis moral yang menghargai nilai sosial menempati bagian teratas. Dia adalah kupu-kupu sosial, menyenangi pesta, mendapatkan identitas dari grup dimana dia bergabung. Pertanyaan yang paling mendasar dari jenis ini adalah bagaimana cara yang terbaik agar saya diterima dalam suatu kelompok. Mereka menganggap tindakan yang bermoral adalah tindakan yang dapat diterima anggota-anggota mereka. Mereka secara buta didikte dari luar.Politikus adalah jenis moral yang berikutnya. Hidupnya berpusat pada kekuatan dan kejayaan. Pertanyaan yang paling dominan adalah cara apa yang terbaik untuk meningkatkan kekuasaan dan kejayaan saya. Politikus berlaku demikian tidak hanya dalam lingkungan legislatif atau dewan tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Dua sub jenis

dari tipe ini adalah gila kuasa dan pencari kekayaan. Yang pertama mengorbankan apa saja termasuk manusia dalam menambah kekuasaan, yang kedua sama saja tetapi dengan tujuan menjadi perhatian masyarakat, mendapatkan gengsi secara nasional, internasional dan ketenaran. Mereka orang-orang yang egonya tinggi dan sombong. Mereka menyebabkan perang antar bangsa, perusahaan atau departemen. Mereka menganggap dan membuat bisnis seperti medan perang. John Rodes menggambarkan mereka sebagai orang yang ridak alamiah, yang bahkan disamakan dengan monster yang sangat kejam. Dalam pengembangan moral, mereka bahkan di bawah level terbawah dari model moral Kohlberg. Dimana politikus seperti yang digambarkan dalam model itu menempati level terbawah, tetapi dalam klasifikasi kita menempati level kedua. Alasan perbedaan ini adalah politikus menempatkan diri mewakili orang-orang. Jenis moral yang tertinggi adalah aktualisasi diri yang berpegang pada nilai spiritual. Pertanyaan yang paling dominan adalah cara terbaik apa yang membuat saya menjadi pribadi yang lebih baik, yang lebih menghargai keindahan, lebih rasional, lebih menyayangi dan lebih dekat dengan Tuhan. Contoh contoh dari jenis moral ini dapat dilihat dengan jelas pada tujuan hidupnya untuk menjadi manusia yang berfungsi secara sempurna dan menguasai seni yang setara dengan 9,9 pribadi. Baginya hidup adalah proses pengembangan diri yang berkesinambungan. Hidup mereka harmonis dengan meningkatkan secara seimbang antara kuantitas dan kualitas fisik, psikologi, keagamaan mereka. Karakteristik mereka adalah kebebasan dan kemerdekaan, bebas dari budak nafsu dan otonomi dalam perhatian spiritual.Berkaitan dengan Maslow kita dapat menempatkan aktualisasi diri dalam empat kategori : Artistik , peduli dengan keindahan, keseimbangan dan spontanitas. Intelektual, peduli dengan kebenaran, kebijaksanaan, ketepatan persepsi tehadap realita, keinginan belajar, humor, kreativitas dan pemecahan masalah. Moral, peduli dengan kebaikan, penerimaan diri, dewasa, menerima dan mencintai diri dan orang lain, identik dengan kemanusiaan, demokratis. Religius, peduli dengan kesucian, sakral dan pengalaman mistik. Dengan melihat keempat sub tipe ini kita dapat menyederhanakan menjadi artis, pelajar, orang yang bijak dan santo. Mereka adalah raksasa roh manusia, Rembrandt, Einstein, Socrates dan Yesus. Mereka mempunyai pandangan baru, mereformasi yang lama, menemukan jalan baru, mempunyai inisiatif untuk memperbaharui perasaan, pemikiran dan tindakan yang memperkaya diri mereka dan orang lain. Sepertinya hidup kita akan lebih berarti dengan aktualisasi diri daripada berada sepanjang waktu di depan TV atau "berkelahi" demi uang, kekuasaan, dan kejayaan seperti anjing yang kelaparan. Aktualisasi diri tidak berarti anti sosial tetapi mendedikasikan diri pada kesempurnaan manusia di, untuk dan melalui orang lain. Klasifikasi moral diatas adalah paralel dengan tipologi Michael Maccoby untuk para manajer dalam The Gamesman. Walaupun tidak tepat sesuai dengan lima jenis moral hedonist, pemaksimal keuntungan, sosialis, politikus dan aktualisasi diri. Dan di pihak lain adalah empat tipe manajer yaitu tukang, pemburu, company men dan pemain. Tukang adalah jenis manajer yang terbawah dan tersulit untuk menyesuaikan dengan sebuah jenis moral. Menurut Maccoby, tukang disini adalah teknisi, yang paling tertarik dengan kualitas produksi. Hal-hal yang positif adalah kreatif, berpengetahuan, bebas, mandiri, pekerja keras, moderat dan praktis. Dan yang negatif adalah perfeksionis, primadona, pencari kejayaan yang tidak kooperatif, tidak fleksibel. Sehingga menempati jenis moral yang mencari kekayaan dengan sedikit bagian dari moral pelajar.

Hidup seorang pemburu berkisar antara kekuatan dan kekuasaan. Menurut Maccoby, mereka mengalami hidup selayaknya dalam hutan, dimana dimakan atau memakan. Mereka menghancurkan pesaing mereka dan menggunakan bawahan mereka sebagai alat. Hal-hal yang positif adalah keberanian, kebebasan, mandiri, protektif. Hal-hal yang negatif adalah sadis, pemaksa, pendendam, penyuap, nafsu, penipu, manipulasi dan pengkhianat. Tipe manajer yang ketiga adalah company men ( orang perusahaan ). Digambarkan sebagai funsionari yang merasa sebagai bagian dari perusahaan. Tujuan hidupnya adalah menjadi milik perusahaan. Bila dipisah dari perusahaan maka dia akan merasa kecil dan sesat. Hal-hal yang positif adalah pelayanan, setia, bertanggungjawab, manusiawi, peka, terpercaya, kooperatif, dapat diandalkan, menyenangkan, halus, pemain tim yang baik dan rela berkorban. Dan hal-hal yang negatif adalah takut, cemas, tidak mandiri. Para manajer tingkat menengah sering menjadi contoh orang perusahaan. Tipe keempat adalah pemain. Tujuan hidupnya adalah meraih gengsi, kejayaan dan ketenaran. Walaupun Maccoby mengatakan bahwa tujuan hidupnya adalah menjadi seorang pemenang. Tetapi hal ini gagal membedakan tipe dari tiga tipe yang lain. Karena semuanya ingin menjadi pemenang. Memang jarang ada orang yang ingin menjadi pecundang. Yang membedakan tipe-tipe Maccoby adalah apa yang ingin dimenangkan oelh mereka. Pemain menempatkan kemenangan sebagai kejayaan dirinya. Hal-hal yang positif adalah pencipta, fleksibel, menyukai perubahan, pemain tim yang baik, kooperatif, mandiri, berani mengambil resiko, menentang hirarki, ulet, dominan tanpa menghancurkan, adil, bersahabat, berenergi, bersemangat, terlibat penuh, revolusi dan tidak menyombongkan diri. Dan yang negatif adalah penuding kesalahan, kekanak-kanakan, pembrontak, manipulasi, menciptakan ilusi, kurang intim, penyendiri. Tipe pemain ini masuk dalam jenis moral pencari kejayaan dan sosialis ( suka pesta ). Kesimpulan Maccoby dari empat tipe manajer yang sukses mempunyai persamaan. Inteligensi berpengaruh terhadap cara yang digunakan oleh semua tipe dalam menentukan rencana guna mencapai tujuan mereka. Mereka menggunakan kepandaian mereka tidak untuk menghadapi kebijaksanaan, pengertian tentang kebenaran dan arti kehidupan atau nilai-nilai spritual tetapi untuk mendapatkan nilai yang lebih rendah. Manajer yang sukses menurut Maccoby mempunyai kekurangan seperti kualitas hati dalam hal merasakan, berbaik hati dan idealisme. Mereka tidak mencintai orang lain secara mendalam dan lebih memusatkan pada dirinya sendiri. Maccoby menemukan bahwa cinta adalah suatu kekurangan dalam meniti tangga dalam perusahaan, sehingga manajer yang sukses tidak mencapai tahap aktualisasi diri. Mereka menghabiskan waktu untuk mendapatkan nilai-nilai di bawah aktualisasi diri. Para tukang tetap mudah diserang, berprasangka, emosional dan bersekongkol. Para pemburu cepat menjadi bosan dengan hidup setelah lepas dari hutan bisnis. Sedangkan para orang perusahaan merasa terkutuk, setelah menjual dirinya pada setan dan jiwanya pada perusahaan. Bahkan persepsi para pemain bahwa hidup dan bekerja adalah suatu permainan, menyebabkan mereka bosan dan merasa tidak berarti bila berada di luar permainan. Menurut data empiris Maccoby, para mananer tidaklah bahagia. Jika kebutuhan tertinggi mereka tidak terpenuhi. Jika mereka tidak mencari nilai-nilai spiritual dan menjadi seorang yang mengaktualisasikan dirinya, maka mereka tidak akan meraih kebahagiaan yang seharusnya mereka dapatkan. Uang, kekuasaan dan kejayaan hanya membawa kebahagiaan sampai pada satu titik tertentu saja. Manusia hidup tidak hanya untuk memuaskan tubuhnya saja. Socrates berkata bahwa jika kita ingin meraih kebahagiaan dan manusia seutuhnya maka kita tidak seharusnya menghabiskan hidup kita untuk mencari uang dan proses-proses yang menekan kepedulian akan kebijaksanaan dan perkembangan jiwa yang terbesar. Maccoby menganggap para pemain superior terhadap tiga tipe lainnya. Menurutnya tipe pemain merupakan tipe manajer masa depan yang diandalkan. Dia menyatakan bahwa tipe pemain adalah tipe Y McGregor yang menyatakan bahwa siapa saja yang berbicara tentang pengembangan manusia dan bertindak dalam cara-cara itu akan mempunyai kemampuan yang cukup. Walaupun

demikian adanya kekuarangan pada tipe pemain menandakan bahwa tipe ini masih dapat berkembang lagi sebelum mencapai teori Y McGregor. Daftar Maccoby tentang manajer yang sukses tidak cukup tinggi. Tidak ada tipe yang berada di puncak. Yaitu manajer yang mengaktualisasikan diri. Tipe ini bukan hanya sebuah abstrak yang ideal, tetapi didasarkan pada data-data empiris dari ahli-ahli manajemen. Manajer aktualisasi diri cocok dengan jenis moral aktualisasi diri. Dia mempunyai semua dimensi pada jenis moral itu. Dia menggunakan nilai-nilai moral dari budaya organisasi dalam menetapkan kebijakan. Untuk nilai-nilai spiritual, dia percaya bahwa manusia adalah sumber daya yang paling berharga bagi perusahaan dan sumber produktivitas. Sehingga dia memperlakukan karyawan dengan hormat. Dia percaya pada karyawannya akan memberikan yang terbaik. Dia berusaha mengembangkan karyawannya agar dapat tumbuh. Dia memotivasi dengan menjadi teladan bagi yang lain. Dia membiarkan karyawannya untuk mencari tujuan hidupnya masing-masing. Dia memperlakukan mereka sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab, adil, konsisten. Pada bagian Etika dalam kepemimpinan manajerial, kita akan menetapkan nilai-nilai kita, filosofi hidup dan gaya kepemimpinan manajerial berdasarkan pada pandangan yang pesimis atau optimis terhadap orang lain. Melihat kembali ke manajer aktualisasi diri, yang memandang orang lain secara optimis. Manajer mempengaruhi orang lain dalam hal bekerja mencapai tujuan perusahaan. Cara-cara mereka mendominasi dan memperngaruhi aktivitas orang lain secara langsung. Gaya kepemimpinan manajer dan aplikasinya adalah ekspresi eksternal dari karakter dan jenis moral pribadinya. Nilai-nilai yang kita anut menjadi sebuah penyaring bagi persepsi kita terhadap orang lain dan diri kita sendiri. Kita sudah mempunyai gambaran siapa kita dan siapa orang lain dan bagaimana mereka seharusnya. Jadi ketika kita memimpin orang lain, maka kita akan menggunakan filosofi hidup dan nilai-nilai yang kita anut.

Tujuannya adalah untuk memberikan pedoman praktek modal untuk executive dalam menuntun hidupnya baik sebagi pembuat keputusan perusahaan & sebagai manusia. Konsep penting dari model etika bisnis personal adalah permohonan langsung untuk kepentingan executive sendiri dalam moral mereka. Tesis ini terdiri dari 2 lipat laba dalam etika (return on investment in ethics) executive. Pertama adalah berhubungan dengan hasil karyawan, eksekutif menunjukkan komitmen secara sesuai, mereka mengatur karyawan yang pada gilirannya akan dapat menghidupkan potensi mereka yang terbaik & secara penuh. Dan akan meningkatkan produktivitas perusahaan & produk atau mutu pelayanan. Kedua adalah pembayaran kembali moralitas adalah pribadi; berkembang secara penuh, manajer yang dapat mengaktualisasikan dirinya pada umumnya orang yang lebih bahagia daripada mereka yang perkembangannya tertahan. Secara singkat, aktualisasi moral diri sama dengan komitmen menjadi utama & ada pembayaran kembali dalam menjadi yang terbaik. Return on investment in ethics dan return in investment in excellence, keduanya dapat disingkat sebagai ROIE. Kemudian teknik-teknik praktek kehidupan oleh tujuan (the practical technique of life by objectives (LBO) diterangkan. Itu dapat membantu eksekutif mengatur kehidupan mereka secara lebih efektif & lebih baik di bisnis & etika. Kami menyimpulkan dengan menerangkan ideal-ideal utama dimana dapat menunjukkan eksekutif dalam pekerjaan & perkembangan mereka sebagai manajer & sebagai manusia.

Etika bisnis dapat meliputi scope institusi maupun pribadi. Etika bisnis institusional berhubungan dengan pihak luar, agak tidak mengenai seseorang & topik abstrak dari etika perusahaan sebagai institusi. Sebagai contoh adalah tanggung jawab sosial perusahaan, dari tingkat internasional, kita dapat berdebat secara deduktif berdebat kembali ke etika eksekutif individual yang memutuskan kebijakan perusahaan. Sebaliknya etika bisnis perseorangan dimulai pada spektrum akhir yang berlawanan dari etika institusional, yaitu berhubungan dengan pembuat keputusan secara individu. Kita dapat berdebat secara induktif dimulai dari concrete, terutama tingkat atas ke moralitas yang umum dari kebijakankebijakan perusahaan. Etika bisnis perseorangan memiliki 2 asumsi. Pertama, perusahaan adalah sebuah kesatuan abstrak yang sah, dimana etika juga merupakan sesuatu yang abstrak. Kedua, katrakter moral & sistem nilai perusahaan mencerminkan etika perseorangan & skala nilai dari tanggung jawab eksekutif secara individu bagi kebijakan perusahaan. Tujuannya adalah untuk memberikan petunjuk moral praktis bagi individu untuk menuntun kehidupan mereka baik sebagai pembuat keputusan perusahaan & sebagai manusia. Pada tesis saya umumnya ada 2 keuntungan dari etika untuk seorang eksekutif. Pertama adalah yang berhubungan dengan karyawan; dengan menjadi pengaktualisasi diri yang patut, seorang eksekutif menunjukkan komitmennya menjadi yang utama. Secara serasi dia dapat mengatur karyawan-karyawannya sehingga mereka juga dapat menghidupkan potensi mereka dengan baik dan penuh. Dan itu akan meningkatkan produktivitas & produk atau mutu pelayanan. Kedua adlaah moralitas perseorangan : dikembangkan secara penuh, manajer yang mengaktualisasikan diri pada umumnya adalahseorang yang lebih bahagia daripada mereka yang pertumbuhan pribadinya terhambat. Secara singkat keuntungan dalam etika (ROIE) adalah sebuah investasi yang cerdik bagi perkembangan pribadi & perusahaan.

Pertama, kita akan memperlihatkan mengapa eksekutif-eksekutif memerlukan etika bisnis perseorangan terutama dengan keadaan dunia sekarang ini. Kemudian kita akan membatasi sifat etika bisnis. Setelah bahan-bahan pengenalan ini, makalah ini akan memberikan argumentasi untuk etika bisnis perseorangan & eksekutif yang secara langsung meminta kepentingan mereka sendiri. Itu akan menghubungkan elemen-elemen teori manajemen dengan etika . Dengan jalan istimewa itu akan menyambung teori motivasi karyawan dengan sebuah pertimbangan nilai-nilai, tipe-tipe karakter manajemen & tipe-tipe moral & gaya-gaya kepemimpinan manajemen dengan moralitas. Kemudian sebuah teknik praktek akan diterangkan yang akan membantu eksekutif-eksekutif mengaturkehidupan mereka lebih baik di bisnis & rasa etika. Akhirnya, kami meyimpulkan dengan menjelaskan moral-moral ideal yang utama yang akan memandu eksekutif di pekerjaan & perkembangan mereka sebagai manajer & sebagai manusia. ROIE dapat disingkat sebagai Return On Investment In Ethics dan Return On Investmen In Excellence. 1. Kebutuhan akan etika bisnis pribadi : 2 kasus & 1 perumpamaan. Kuartal ketiga & keempat tahun 1982 meyaksikan 2 peristiwa spektakuler, kasus-kasus nyata untuk etika bisnis. Keduanya sangat menghebohkan. Selama bulan Agustus & September , Wall Street menyaksikan dengan penuh minat pengambilalihan pertemperun Bendix Corporation Martin Marietta. Itu dengan cepat berkembang ke 4 cara pertandingan yang juga mencakup Allied Corporation & United Technologies. Pengambil alihan Pacman ini dimulai oleh William Agee, ketua & direktur Bendix. Pada tanggal 24 September 1982, edisi The Wall StreetJournal. direktur Bnedix menggambarkan dirinya sebagai "seseorang yang tidak membangunperusahaan yang akan menyumbang kepada ekonomi, tetapi yang bermanuver bagi kemuliaan pribadinya" Sesuai dengan reporter"ego pribadi- daripada

pertimbangan bisnis atau keuangan- memainkan peranan yang ketat dalam pertarungan pengambil alihan". Kemudian ada kasus dima John De lorean, pembentuk wunderkind General Motor & terakhir sebagai ketua & CEO dari De Lorean Motor Company. Pada Oktober 1982, dunia perusahaan dikejutkan oleh berita bahwa ia ditahan, dipenjarakan dan dikenakan tuduhan konspirasi kokain sebagai suatu usaha yang gagal dalam menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan. Time (1 November 1982) menginformasikan kita De Lorea menyatakan dirinya sebagai orang yang pergi ke gereja setiap hari, percaya pada 10 Perintah Allah, dan bahkan melihat kesamaan antara dirinya dengan Yesus Kristrus.Pelanggaran oleh perbedaan antara apa yang dipercayainya dengan apa yang dilakukannya, wartawan merenungkan bahwa tidak ada yang pernah menyalahkan De Lorean dari kekurangan hubris. Pertempuran-pertempuran baru eksekutif ini mempunyai karakter pribadi yang berbeda. Daripa tujuan bisnis yang tradisional yaitu memperbesar marjin keuntungan. - a rather pale & impersonal quest oleh perbandingan -, kita sekarang dapat melihat ego yang diperluas dari CEO yang ambisius yang terkunci dalam kemuliaan pribadi. Kita kelihatannya mempunyai lingkaran penuh dalam etika bisnis dengan sebuah pembalasan

Pada penelitian-penelitian terdahulu dari peranan etika dalam bisnis, disesali bahwa etika pribadi meliputi disiplin- dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi, tidak mengenai seseorang. Dalam posisinya sekarang kita mempunyai baik etika maupun ekonomi ditakklukkan oleh hukum pribadi yang terlalu tinggi dari supermen perusahaan yang bangga dengan ego super. Eksekutif-eksekutif ini kelihatannya mempuntai kesulitan mempertimbangkan diri mereka sendiri menjadi hanya sekadar makhluk hidup dibawah hukum baik etika maupun ekonomi. Mereka kelihatannya memikirkan bahwa mereka dibawah baik dan buruk dan dibawah keuntungan dan kerugian. Pada usia personalitas yang masih dini dalam etika bisnis, secara khusus sangat penting bagi seorang eksekutif yang penuh pemikiran untuk mendapatkan pandangan pribadi pada hubungan antara bisnis & etika dalam berbisnis. Kajian seperti ini juga akan dapat menyingkap dan mengungkap seperti apa corak etika (ethics) yang ada dalam struktur-struktur kegiatan sesuatu pengelolaan manajemen yang memproses masukan (in-put) menjadi keluaran.(out-put). Apakah memang ada pedoman etika dalam setiap truktur manajemen, ataukah tidak ada pedoman etikanya, ataukah pedoman etika itu ada yang ideal (yang dicita-citakan dan yang dipamerkan) dan yang aktual (yang betul-betul digunakan dalam proses-proses manajemen dan biasanya disembunyikan dari pengamatan umum)? Permasalahan etika ini menjadi sangat penting dalam pengelolaan manajemen sumber daya yang dilakukan oleh berbagai organisasi, lembaga, atau pranata yang ada dalam masyarakat. Negeri kita kaya raya akan sumber-sumber daya alam dan kaya akan sumber-sumber daya manusia yang berkualitas. tetapi pada masa sekarang ini kita, bangsa Indonesia, tergolong sebagai bangsa yang paling miskin di dunia dan tergolong kedalam bangsa-bangsa yang negaranya paling korup.

Salah satu sebab utamanya adalah karena kita tidak mempunyai pedoman etika dalam mengelola sumber-sumber daya yang kita punyai. Pedoman etika yang menjamin proses-proses manajemen tersebut akan menjamin mutu yang dihasilkannya. Kajian-kajian seperti ini bukan hanya menyingkap dan mengungkapkan ada tidaknya atau bercorak seperti apa nilai-nilai budaya yang berlaku dan etika yang digunakan sebagai pedoman dalam pengelolaan manajemen sesuatu kegiatan, organisasi, lembaga, atau pranata; tetapi juga akan mampu memberikan pemecahan yang terbaik mengenai pedoman etika yang seharusnya digunakan menurut dan sesuai dengan konteks-konteks macam kegiatan dan organisasi. Secara garis besarnya etika (ethics) dapat dilihat sebagai 'Pedoman yang berisikan aturan-aturan baku yang mengatur tindakan-tindakan pelaku dalam sebuah profesi, yang di dalam pedoman tersebut terserap prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang mendukung dan menjamin dilakukannya kegiatan profesi si pelaku sebagaimana seharusnya, sesuai dengan hak dan kewajibannya.

Sehingga peranannya dalam sesuatu struktur kegiatan adalah fungsional dalam memproses masukan menjadi keluaran yang bermutu (Bertens 2001, Magnis-Suseno 1987). Dalam ruang lingkup luas, dalam masyarakat-masyarakat maju, kita kenal adanya etika politik, etika akademik, etika bisnis, etika administrasi dan birokrasi, dan sebagainya. Upaya-Upaya Yang Dapat Dilakukan Cita-cita reformasi yang sekarang ini nampaknya mengalami kemacetan dalam pelaksanaannya ada baiknya digulirkan kembali. Alat penggulir bagi proses-proses reformasi sebaiknya secara model dapat dioperasionalkan dan dimonitor, yaitu mengaktifkan model multikulturalisme untuk meninggalkan masyarakat majemuk dan secara bertahap memasuki masyarakat multikultural Indoneaia. Sebagai model maka masyarakat multikultural Indonesia adalah sebuah masyarakat yang berdasarkan pada ideologi multikulturalisme atau bhinneka tunggal ika yang multikultural, yang melandasi corak struktur masyarakat Indonesia pada tingkat nasional dan lokal. Bila pengguliran proses-proses reformasi yang terpusat pada terbentuknya masyarakat multikultural Indonesia itu berhasil maka tahap berikutnya adalah mengisi struktur-struktur atau pranata-pranata dan organisasi-organisasi sosial yang tercakup dalam masyarakat Indonesia. Isi dari struktur-struktur atau pranata-pranata sosial tersebut mencakup reformasi dan pembenahan dalam kebudayaan-kebudayaan yang ada, dalam nilai-nilai budaya dan etos, etika, serta pembenahan dalam hukum dan penegakkan hukum bagi keadilan. Dalam upaya ini harus dipikirkan adanya ruang-ruang fisik dan budaya bagi keanekaragaman kebudayaan yang ada setempat atau pada tingkat lokal maupun pada tingkat nasional dan berbagai corak dinamikanya. Upaya ini dapat dimulai dengan pembuatan pedoman etika dan acuan bertindak sesuai dengan adab dan moral dalam pembakuannya sebagai

berbagai interaksi yang terserap dalam

hak dan kewajiban dari pelakunya dalam berbagai struktur kegiatan dan manajemen. Pedoman

etika ini akan membantu upaya-upaya pemberantasan KKN secara hukum.Upaya-upaya tersebut diatas tidak akan mungkin dapat dilaksanakan bila pemerintah nasional maupun pemerintahpemerintah daerah dalam berbagai tingkatnya tidak menginginkannya atau tidak menyetujuinya. Ketidak inginan merubah tatanan yang ada biasanya berkaitan dengan berbagai fasilitas dan keistimewaan yang diperoleh dan dipunyai oleh para pejabat dalam hal akses dan penguasaan atas sumber-sumber daya yang ada dan pendistribusiannya. Mungkin peraturan yang ada berkenaan dengan itu harus direvisi, termasuk revisi untuk meningkatkan gaji dan pendapatan para pejabat, sehingga peluang untuk melakukan KKN dapat dibatasi atau ditiadakan dalam kehidupannya sendiri.

PERENCANAAN DAN MEMULAI USAHA BARU

1. Pendahuluan :

kalau anda menginginkan arti sebuah KEBEBASAN WAKTU dan bahkan KEBEBASAN FINANCIAL, MULAILAH MILIKI USAHA SENDIRI dari sekarang ada 2 Hal dasar yang membuat penulis berani mereferensikan bahwa cepat atau lambat kita harus memulai usaha sendiri Dasar yang Pertama, Perpindahan secara besar-besaran dari era industri (sejak runtuhnya tembok berlin; Jerman bersatu hingga mendekati abad 20) hingga akhirnya menuju sekarang, era Komunikasi dan era Informasi. Ini sebuah reaksi dari dunia yang menginginkan perubahan yang lebih baik sehingga kalau kita tidak ikut berubah, kita akan menjadi korban dari perubahan itu sendiri. Era Industri; adalah era dimana banyak orang-orang yang ingin sekali bekerja dengan orang lain (employee) bahkan mereka rela meninggalkan kampung halamannya menuju suatu kota lain yang dianggap mempunyai prospek yang cerah. Contohnya, kita bisa melihat sendiri sekitar tahun `80-an di Indonesia bahkan sampai saat ini, banyak sekali orang-orang yang mengadu nasib untuk bekerja di Jakarta. Sedangkan di Era Informasi dan era Komunikasi ini, kita harus memiliki sikap rendah hati sehingga kita memiliki teachable spirit (semangat mau mempelajari hal-hal yang baru) yang nantinya ini akan menguntungkan buat kita di masa yang akan datang. Mengapa bisa begitu ? karena di masa sekarang ini kita sering menjumpai begitu mudahnya kita bisa memulai usaha baru, begitu banyaknya pilihan kursus kerja yang nantinya untuk mendapatkan penghasilan juga, dan begitu beragamnya pelatihan-pelatihan yang memberi kemudahan bagi kita untuk memulai usaha baru juga, Nah dari situ ! alangkah bijaksananya kalau kita mau sedikit saja merendahkan hati, sehingga MUNGKIN peluang yang akan kita jumpai berikutnya tidak akan lewat begitu saja, bahkan peluang tersebut dapat kita manfaatkan yang nantinya membuat kita menjadi memiliki KEBEBASAN FINANCIAL. Dasar yang kedua, Pernahkah kita berpikir, kalau kita ingin memiliiki penghasilan sendiri yang luar biasa, memiliki kehidupan yang luar biasa dan segala-galanya yang luar biasa, tentu saja kita tidak bisa menempuhnya dengan cara yang biasa-biasa saja bukan ? Pernahkah kita berpikir sedikit saja, mengenai apa sih yang dilakukan seorang Ciputra, Maestro real estate Indonesia, sehingga saat ini dia memiliki asset yang begitu besar, perumahan ratusan hektar yang tersebar di Indonesia, apa sih yang dilakukan seorang Hari Dharmawan, pemilik Matahari dept. store sehingga beliau bisa memiliki ratusan outlet di Indonesia, bahkan beliau baru saja membuat sebuah waralaba baru dengan toko satu harganya, Bagaimana dengan seorang Liem Sioe Liong dengan BCA dan P.T Bogasari nya, atau bahkan seorang Ray Kroc dengan Mc.Donald`s nya atau Bill Gates dengan Microsoft yang sangat terkenal.
( Sumber: Cashflow Quadrant-Business School; Robert T.Kiyosaki Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian; Valentino Dinsi, SE, MM, MBA

Apa yang terbersit dalam pikiran kita, setelah membaca 2 dasar di atas ?

Yang jelas apapun yang ada dalam pikiran kita saat ini, itu yang akan menentukan dan mengarahkan masa depan hidup kita !!! Karena KITA ADALAH PRODUK DARI PIKIRAN KITA
( sumber : Berpikir dan Berjiwa besar; David J. Schwatz Berpikir dan Menjadi kaya; Napoleon Hill Berani Gagal; Billi P.S. Lim )

2. Latar Belakang Masalah


Ada 2 hal yang melatar-belakangi penulis untuk menyampaikan topik ini, Yaitu yang Pertama adalah sebuah pertanyaan yang cukup simple, yaitu : Mengapa dalam hidup ini kita harus bekerja ? Tetapi seiring terselesaikannya karya tulis ini, mungkin pertanyaan yang lebih bijak bukan Mengapa dalam hidup ini kita harus bekerja ? Karena itu adalah salah satu kodrat manusia yang tidak bisa di hindarkan, seperti halnya ibarat hukum tabur-tuai apa yang kita tabur itu yang pasti kita tuai. Sama halnya dengan kerja, apa yang kita kerjakan itu yang kita hasilkan; jadi sangat tidak mungkin kita bisa menghindari aktivitas kerja dalam hidup ini, Sehingga pertanyaan yang lebih bijaksana adalah : Pekerjaan seperti apa, yang BENAR-BENAR bisa memecahkan masalah dalam hidup kita ? Dari pertanyaan inilah penulis mengembangkan karya tulis tersebut, yang kiranya bisa berharga buat siapa saja pembaca yang menginginkan perubahan yang lebih baik dalam hidup nya, terutama dalam memiliki usaha sendiri dan akhirnya mencapai sebuah Kebebasan waktu yang sangat berharga, dan sebuah kebebasan Financial, sehingga kita bisa menjadi saluran berkat buat sesama kita. Dan yang kedua, adalah faktor keadaan ekonomi saat ini yang membuat kita tidak ada pilihan untuk tidak sukses apalagi dalam keadaan seperti ini Karena sebenarnya Memang susah menuju hidup sukses, tetapi akan lebih susah kalau hidup kita tidak pernah sukses susah dalam biaya hidup, susah dalam biaya keluarga, susah dalam keuangan, dan masih banyak lainnya Selain itu, tidak bisa di pungkiri bahwa manusia adalah makhluk sosial, dan yang namanya makhluk sosial adalah makhluk yang suka berbagi, dan sangat sulit sekali kita bisa berbagi kepada sesama kita kalau piring kita masih kosong kan ? Jadi alangkah bijaksananya kalau kita memenuhi piring kita, dan baru membagikannya kepada sesama kita Dan bagaimana cara termudah untuk kita bisa berbagi, yaitu dengan kita membuat lapangan pekerjaan sendiri, dan memulai usaha sendiri, sehingga nantinya kita yang memberi pekerjaan untuk orang lain, bukannya kita yang bekerja untuk orang lain. 2 Hal itulah yang melatar belakangi di buatnya karya tulis ini.
(sumber : Retire Young Retire Rich; Robert T.Kiyosaki)

3. Isi

a. Milikilah pengetahuan, Analisa pasar, Ubah sudut pandang, dan ACTION!!!


Milikilah Pengetahuan Milikilah pengetahuan terlebih dahulu tentang usaha apa yang akan kita buat, dan setelah kita memiliki dasar yang kuat untuk memulai usaha sendiri, tambahkan 1 hal PENTING disana yaitu : JANGAN PERNAH TAKUT GAGAL ! Karena belum pernah ada 1 orang pun di dunia ini yang dalam keberhasilannya tidak pernah gagal dalam hidupnya, dan tidak ada sesuatu yang membuat kita berkembang dan sukses selain kegagalan itu sendiri. Analisa Pasar Lakukan analisa sebelum memulai sebuah usaha baru, tetapi jangan terkejut jika analisa yang kita buat mungkin suatu saat tidak sesuai dengan yang kita harapkan, karena tidak ada satu pun analisa ter akurat di dunia ini yang tidak pernah gagal selain kita terjun sendiri kesana dan melakukannya. Learning by Doing`, belajarlah dari kegagalan yang kita buat dan belajarlah dengan melakukan sendiri

Ubah sudut pandang Penulis ingin memberi sebuah ilustrasi cerita tentang masalah sudut pandang, yang membuat kita semakin makin paham tentang arti sebuah sudut pandang Ada sebuah perusahaan besar penghasil sepatu di Amerika, yang di tahun terakhirnya perusahaan tersebut ingin melebarkan sayap bisnis nya ke Afrika, kemudian manajer pemasaran menugaskan 2 orang surveyer, untuk melakukan survey di Afrika sana, 2 bulan setelah penugasan tersebut, akhirnya kedua orang surveyer tersebut dipanggil kembali ke Amerika, kemudian sang manajer pemasaran tersebut memanggil ke dua orang surveyer tersebut untuk di mintai laporannya, surveyer pertama, memberitakan bahwa disana, di Afrika sana, tanahnya masih sangat gersang, sehingga tak satupun warga disana yang memakai alas kaki apalagi memakai sepatu, sehingga dia menyimpulkan bahwa kalau perusahaan tersebut tetap ingin membuka cabangnya di afrika, perusahaan tersebut akan menuai kerugian yang cukup besar, Lain surveyer pertama, lain surveyer kedua, Surveyer kedua mengemukakan bahwa, justru dengan disana belum ada yang memakai alas kaki, itu sangat menguntungkan buat perusahaan ini, karena dengan perusahaan tersebut memberi pengertian tentang pentingnya memakai alas kaki, dan memberi sedikit promotion product yang sesuai dengan pasar di afrika, pasti warga afrika menerima produk sepatu ini, dan perusahaan ini akan semakin berkembang, sehingga perusahaan sepatu tersebut akan menuai banyak untung. Bagaimana dengan kita ? Apakah kita seperti surveyer pertama yang selalu melihat masalah dalam kesulitan hidup ini, Ataukah kita seperti surveyer kedua yang melihat peluang di balik masalah yang kita hadapi? Tidak ada satu pun orang ultrakaya di dunia ini yang dia bisa menjadi kaya dengan pikirannya yang negative, maka selalulah berpikir positif dan anda orang ultrakaya berikutnya di dunia ini. .

ACTION Tidak ada hal yang lebih PENTING dari apapun juga, selain ACTION, ACTION, dan ACTION ! Lakukan, lakukan, dan Lakukan ! Kalau kita seorang yang pantang menyerah, sebuah kegagalan tidak bisa menghambat kita untuk tidak sukses; dan Yang terpenting bukan apa yang kita ketahui, tetapi apa yang kita lakukan !

b. Kalau mau sukses, belajarlah dengan orang sukses


Sangat tidak bijaksana sekali bukan, kalau kita belajar membuat bakpau dengan seorang Mike Tyson, sekalipun seorang Mike Tyson dia adalah mantan juara kelas berat tinju dunia, Sangat tidak bijaksana sekali bukan kalau kita belajar bermain badminton dengan seorang David Beckham, sekalipun di dunia ini nama David Beckham sangat terkenal sekali dalam sebuah figur olahraga. Dari dua hal tersebut alangkah bijaksananya kalau kita mau memiliki penghasilan 10 juta sebulan, belajarlah dengan orang yang memiliki penghasilan 10 juta sebulan, kalau anda ingin memiliki penghasilan 1 milyar sebulan belajarlah dengan orang yang berpenghasilan 1 milyar sebulan. Bukan belajar dengan seseorang yang HANYA TAHU TEORI nya saja dan dia sendiri belum mencapai apa yang dia katakan. Dan dari sini, dengan sangat rendah hati, kiranya pembaca yang budiman bukan melihat siapa si penulis melainkan melihat dari visi dan referensi yang patut sama-sama menjadi mentor kita dalam sukses dalam membangun usaha sendiri. Ini beberapa referensi dan judul buku yang memuat sangat lengkap tentang orang sukses tersebut, yang jelas sangat tidak mungkin disertakan dalam karya tulis ini : Para Pengusaha sukses dalam negeri : Ciputra; Raja real estate Indonesia Kiat Sukses : mempunyai jaringan luas, Loby, dan : Kepuasan pelanggan Hari Dharmawan ( Pemilik Matahari dept. Store ) Kiat Sukses :Inovatif, Manfaat untuk orang banyak, kepuasa : pelanggan, bisnis adalah bisnis, dan mulai dari yang kecil Bambang Nuryanto Rachmadi ( Pemegang Lisensi Mc.Donald Indonesia) Kiat Sukses : Franchise, Franchise, dan Franchise : Coba, coba, dan coba Bob Sadino (koboi Farm chick) Kiat Sukses : Berikan pelayan terbaik, Manajemen konflik, : Lakukan, lakukan, jangan terlalu banyak berpikir. Helmi Yahya (pemilik saham Triwarsan production, Entertainer, dosen, dan Manajer) Kiat Sukses : Belajar Melakukan hal baru, Good Team player, dan : Menjawab tantangan

Liem Sioe Liong / Soedono Salim (pembangun kerajaan bisnis dunia; memiliki lebih dari 40 perusahaan dan salah satunya BCA, PT Bogasari) Kiat Sukses : Lakukan apa yang di yakini, : Jangan terlalu dengarkan kata orang lain

Para Pengusaha sukses Luar negeri : Soichiro Honda ( pemilik industri Honda ) Kiat Sukses : hargai dan pekerjakan orang muda untuk memberi darah baru dan gagasan baru, : Memimpin dengan Hati. Bill Gates ( pemilik Microsoft Corporation ) Kiat Sukses : Semangat, Keyakinan, Temukan : Lingkungan yang sesuai dan Temukan orang yang cerdas Ray Kroc ( pemilik Waralaba Mc.Donalds ) Kiat Sukses : Pelihara mutu dan kepuasan pelanggan, : Standarisasi dan kesempurnaan dalam kesamaan system, : Pilih Lokasi yang tepat Conrad Nicholson Hilton (kiprah Raja Hotel Dunia) Kiat Sukses : Antusiasme dan Ambisi yang mendorong, : Doa yang melindungi, : Kepercayaan yang menuntun.
Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian; Valentino Dinsi, SE, MM, MBA )

( Sumber :

c. Milikilah IMPIAN !!!


Ada apa dengan IMPIAN ??? Apa hubungannya Impian dengan bisnis ??? Faktor Pertama, bahwa Impian itu sangat penting, Impian adalah suatu pikiran yang membuat anda mau melakukan suatu hal, Mungkinkah sesuatu, apapun juga benda di dunia ini yang tercipta tanpa diawali impian ? Mungkinkah seorang Thomas Alva Edison menemukan bohlam lampu tanpa dia pernah berpikir ingin menemukan benda yang dapat menerangi dunia selain matahari, bulan dan bintang ? Mungkinkah seorang Wright bersaudara menemukan pesawat terbang, tanpa dia pernah bermimpi tentang pesawat tersebut ? Dan Mungkinkah kita menjadi sukses, tanpa kita pernah memimpikan sukses itu seperti apa ? Faktor Kedua, Impian adalah suatu rancangan dalam pikiran kita sebelum rancangan fisik itu terbentuk.

Mungkinkah seorang insinyur membangun sebuah rumah, sebuah mall tanpa dia pernah merancangnya terlebih dahulu ? Dan Mungkinkah kita mempunyai kehidupan yang berkualitas di tahun-tahun kedepan tanpa kita pernah merancangnya terlebih dahulu ? Faktor Ketiga, Impian adalah sebuah keyakinan dan itu harus sangat di imani dam itu akan memudahkan dan membuat berhasil apa yang andacita-citakan. Percayakah anda dengan Tuhan ? Apakah anda akan mengatakan Tuhan, jikalau Engkau memang ada, muncullah sekarang dan saya akan percaya Atau seperti ini Tuhan, karena saya percaya Engkau ada, maka saya akan imani dan saya percaya apapun mungkin terjadi didalam namaNya Sama hal nya dengan memulai bisnis sendiri, kita harus mempercayai dan mengimani bahwa kita bisa berhasil dan suatu saat yang kita imani itu akan menjadi kenyataan. Faktor keempat, Impian adalah tujuan, arah kemana kita akan menuju, Ibarat bermain puzzle, pernahkah anda menemui puzzle tanpa gambar utuh nya? Jelas tidak bukan? Karena tanpa gambar yang asli, puzzle itu akan sangat sulit sekali dirangkai, Sama halnya dengan memulai bisnis sendiri, tanpa impian kita akan sangat sulit sekali kemana untuk melangkah. Dari keempat Faktor tersebut, kiranya penulis menyimpulkan : Bahwa IMPIAN itu sangat Penting, Pernahkah anda mendengar pepatah seperti ini : Bermimpi saja belum tentu tercapai apalagi, orang yang tidak punya impian, apa yang akan di capai dalam hidupnya ? Jangan Takut untuk memiliki Impian besar, karena kita tidak akan pernah menjadi orang besar di dunia ini tanpa Impian yang besar. Milikilah Impian besar, kejar, lakukan, dan biarlah Tuhan yang menyempurnakan Impian kita.
( sumber : Berani Gagal; Billi P.S.Lim, : Berpikir dan berjiwa Besar; David J.Schwatz : materi Pelatihan Network Development Orientation

d. 3 Macam membangun usaha dengan cara smart


Setelah kita memiliki pengetahuan, analisa pasar, ubah sudut pandang dan kita juga belajar dengan orang-orang yang sukses terus apa yang perlu kita lakukan lagi ? Sebenarnya kalau kita sudah memiliki hal-hal tersebut diatas, sebenarnya kita sudah layak mendapat ucapan Selamat, karena mental bisnis itu sudah kita miliki, tinggal hanya Action nya saja, dan sisanya inilah yaitu teknisnya. Ada 3 referensi cara dalam memulai usaha baru, sesuai dengan yang penulis dapat dan sampai sekarang penulis lakukan juga dari sebuah buku yang sangat memberi pondasi dan sangat luar biasa untuk memberi pandangan memulai usaha baru, yaitu Cashflow Quadrant karangan Robert T. Kiyosaki. Di buku tersebut dikatakan kalau kita ingin memiliki atau membangun usaha yang baik, dan sekaligus untuk jangka panjang, janganlah kita membangun usaha yang bisa membuat kita sendiri terikat dalam pekerjaan rutinitas kerja kita, sehingga harus selalu berada didalam pekerjaan kita dan kita tidak pernah bisa untuk melepaskannya, karena begitu kita melepaskannya kita akan pekerjaan itu selamanya. Dan itulah yang di katakan Active Income. Di buku tersebut ada 3 cara smart memulai usaha sendiri, membangun kerajaan bisnis sendiri yang sifatnya passive income, yang itu sangat, sangat menarik untuk kita mulai, karena dalam pekerjaan kita diawal kita membangun sebuah asset, atau system kerja yang dimana kalau suatu saat kita tidak bisa bekerja lagi, atau meneruskan usaha kita lagi, beruntunglah kita karena di awal kita sudah memiliki asset atau system kerja yang menggantikan kerja kita. Ini adalah 3 cara untuk memulai membangun asset dengan cara yang smart berikut dengan syarat-syarat nya : 1. Buatlah sebuah Perusahaan Bersistem, ( Koorporate Company ) Syarat : Modal sangat besar; karena tidak mungkin kan kita membuat perusahaan sekelas Gudang Garam dengan modal 10 Milyar ? Keahlian Khusus / Ada spesifikasi tertentu; Kita harus memiliki keahlian di bidang tersebut untuk kita bisa berhasil di bidang yang kita lakukan; contoh : jelas tidak mungkin kan, anda mendirikan usaha otomotif yang mempekerjakan 1000 orang tanpa anda sendiri tahu apa itu otomotif Tempat tertentu Sebelum memulai, mendirikan sebuah perusahaan/ usaha pribadi yang besar, kita jelas perlu melakukan survey tempat. Buatlah system kerjanya 2. Belilah Lisensi-Lisensi Franchise / Waralaba, dan mulailah dari situ Syarat : Modal relative besar;

Karena disini kita tinggal beli lisensi bisnis saja, dan semua staf manajemen nya termasuk system nya kita beli semua, sehingga kita hanya beli lisensi dan system kerja nya saja. Tidak perlu keahlian khusus karena sudah ada system yang bekerja untuk anda. Tempat tertentu. 3. Bekerjasamalah dengan Perusahaan yang sudah memiliki system; Network Marketing / Personal Franchise Syarat : Modal sangat kecil, Tidak perlu keahlian, karena apapun latar belakang kita, saat kita memulai usaha ini, kita akan mendapatkan training-training yang memudahkan kita nisa melakukan usaha ini, Tempat dan waktu relatif Fleksibel, karena di usaha ini kita nanti nya akan lebih ber-orientasi pada hasil, pada tujuan jangka panjang sehingga Sangat, sangat perlu sekali memiliki mental pengusaha.

Dan dari tiga hal macam usaha tersebut sudah sangat terbukti sekali keberhasilannya, Dan ini beberapa faktanya : 1. Dari 20% dari 40% orang-orang ultra kaya di Amerika dan Jepang melakukan usaha Network Marketing 2. Orang-orang terkaya di dunia, seperti Bill Gates, Sam Walton, bahkan orang-orang terkaya di Indonesia seperti Lim Sioe Liong, Probo Sutedjo, Purdi E.Chandra, Bob Sadino dan lebih dari 100 pengusaha lainnya yang sangat mengahargai pentingnya membangun system, memiliki usaha sendiri, dan pentingnya artinya jaringan.
(sumber : Warta Bisnis Indonesia ed.Oktober `03, November `04, Majalah Mitra sukses, dan pelatihan-pelatihan pribadi yang diselenggarakan oleh United Core Vision

4. Penutup
1000 mil tidak akan pernah terlalui tanpa sebuah langkah kecil untuk berani memulai, Mulailah memiliki usaha sendiri dari sekarang, Jangan pernah takut gagal, yang gagal itu bukan diri kita melainkan kondisinya, kita nya tetap seseorang yang berhasil.

A. POLA KEPEMIMPINAN DI INDONESIA


1. Soekarno sebagai orang kuat
Pola kepemimpinan di Indonesia yang diawali dengan Soekarno yang menjadi presiden pertama kali pada waktu itu. Waktu itu Soekarno tidak mau dipanggil Soekarno, beliau lebih suka dipanggil dengan sebutan Bung Karno. Beliau berpikir hal tersebut akan lebih mendekatkan beliau dengan rakyat Indonesia. Pada waktu itu Soekarno menerapkan pola kepemimpinan dengan pendekatan kekuasaan (Baskara). Tapi hal itulah yang malah menyebabkan Presiden Soekarno jatuh dalam pola kepemimpinan yang bergaya orang kuat. Pada kenyataannya rakyat Indonesi tidak menyukai gaya kepemimpinan seperti itu karena hal itu membuat kekuasaan malah tidak terkontrol dan menjadi sewenang-wenang sehingga banyak terjadi penyelewengan. Tujuan yang diinginkan adalah memberdayakan masyarakat secara politis, sosial dan ekonomi sehingga menjadi masyarakat yang kuat. Hal tersebut akan membuat masyarakat tidak akan melakukan penyelewengan sehingga keadaan masyarakat bisa menjadi berjalan lancar dan rapi. Bung Karno menyadari perlunya menggalang persatuan dan kerja sama di antara para pejuang. Hal itu akan memotivasi para pejuang agar bisa menghalang dan melawan apapun yang terjadi dalam kehidupan mereka seperti terjadinya pemberontakan. Kekuasaan yang telah diperoleh Bung Karno digunakan untuk membubarkan Konstituante serta memberlakukan kembali UUD 1945 (Baskara). Dengan hal itu maka Presiden Soekarno menjadi Presiden yang memiliki kekuasaan penuh dan menjadi Presiden Seumur Hidup. Hal itu sangat bertentangan dengan apa yang telah dicita-citakan Soekarno pada saat muda dahulu.

Soeharto dan politik orang kuat


Di saat Soeharto menggantikan Soekarno menjadi presiden, beliau juga secara tidak langsug juga menerapkan hal yang sama dengan waktu Soekarno menjabat presiden. Soeharto menempuh dengan cara membina hubungan khusus dengan Golkar ( Golongan Karya ). Hal itu dilakukan agar mereka mendukung Soeharto dan pemerintah Orba-nya agar bisa menjadikannya sebagai presiden yang berkuasa penuh dan beliau bisa menjadi presiden Indonesia dengan masa jabatan yang lama ( Baskara ). Kepemimpinan gaya orang kuat yang dipraktekan oleh Presiden Soekarno dan presiden Soeharto sama-sama menimbulkan dampak negatif yang luas di masyarakat. Pola kepemimpinan itulah yang menyebabkan terciptanya suatu sistem politik yang mampu menampung berbagai aspirasi yang berkembang dalam masyarakat dengan segala perbedaan yang ada. Padahal hal itulah yang menjadi hal terpenting sehingga tercipta masyarakat yang harmonis. Tapi gaya kepemimpinan Presiden Soeharto yang sudah terdidik sebagai militer maka hal atau suasana yang tercipta bahwa uang dan senjata digunakan sebagai alat untuk menjepit dan mempersempit ruang gerak masyarakat

Indonesia. Sejak hal itu timbul maka banyak terjadi pemberontakan dan demo yang dilakukan oleh rakyat Indonesia. Mereka menjadi tidak bisa bebas mengeluarkan pendapat dan aspirasi mereka untuk Bangsa Indonesia. Dengan cara kepemimpinan Soeharto yang bergaya militer maka rakyat dibuat secara tidak langsung bungkam dan tidak bisa bebas melakukan sesuatu untuk kemakmuran Bangsa Indonesia. Di dalam dunia pertelevisian dan stasiun radio juga tidak bisa bebas dalam ruang gerak mereka dalam hal mencari berita dan megutarakan hal tersebut dalam radio maupun televisi (Baskara). Hal itu terjadi selama Soeharto menjabat sebagai presiden Indonesia.Banyak masyrakat Indonesia yang menjadi sengsara dan miskin tapi walau presiden sudah melihat hal seperti itu tetap saja hal itu tidak merubah gaya kepemimpinan Presiden Soeharto. Lama-kelamaan masyarakat tidak bisa menerima hal tersebut maka terjadilah pemberontakan yang menginginkan Presiden Soeharto turun dari jabatannya sebagai presiden.Setelah melalui berbagai macam pemberontakan dan berbagai macam demo yang telah dilakukan masyrakat Indonesia maka Soeharto turun dari jabatannya sebagai presiden ( Baskara ). Setelah Soeharto maka yang memimpin Indonesia ini adalah Gus Dur. Gaya kepemimpinan Gus Dur pelan-pelan mengubah keadaan Bangsa Indonesia yang tadinya terkekang lama-kelamaan menjadi lebih renggang dan sedikit mengalami kebebasan dalam mengemukakan pendapat dan aspirasinya. Pada waktu itu keadaan pertelevisian dan dunia radio semua berubah pelan-pelan.Tapi mungkin dengan keadaan Gus Dur yang terbatas maka beliau juga di minta turun dari jabatannya sebagai presiden. Tapi dengan turunnya Gus Dur tidak mengubah keadaan yang sudah bisa bernafas lega dan bebas yang sudah diciptakan oleh waktu Gus Dur menjabat sebagai preiden. Mungkin dengan keadaan dan kemapuan Gus Dur yang terbatas maka rakyat Indonesia merasa masih belum puas dengan gaya kepemimpinan Gus Dur. Setelah Gus Dur maka diadakan Pemilu yang tujuannya untuk memilih presiden yang benar-benar sesuai dengan masyarakat Indonesia dan benarbenar bisa mengutarakan dan melaksanakan aspirasi rakyat Indonesia. Setelah melalui pemilihan yang ketat maka terpilihlah Megawati sebagai presiden wanita yang pertama kalinya dalam sejarah Bangsa Indonesia.

Menuju masyarakat yang kuat


Pada tahun 1998-2004, Indonesia dipimpin oleh Megawati Soekarno Putri. Pada awal tahun 1998 sebelum ada pergolakan pada waktu rezim Soeharto nama Megawati sudah diperkuat dulu oleh nama ayahnya yaitu Bung Karno ( Neng Dara ). Pada tahun tersebut itu juga timbul pemberontakan yang menyebabkan banyak warga negara Indonesia yang meminta Soeharto turun dari keprisidenan. Maka untuk mengatasi hal tersebut diadakan pemilu yang bertujuan untuk memilih presiden kembali. Megawati Soekarno Putri yang sudah mempunyai nama besar tapi tidak lebih besar seperti nama besar ayahnya. Tapi hal itu juga yang membuat Megawati mendapatkan suara terbanyak sehingga dapat menjadi presiden. Dalam pemilu pada tahun 1998 Megawati terpilih sebagai presiden wanita yang

pertama untuk jangka waktu 5 tahun mendatang. Mungkin karena nama besar ayahnya dulu maka nama Megawati juga secara tidak langsung juga ikut besar dan terkenal dan hal itu juga yang menuntut Megawati untuk bisa dan mampu menjalankan beban yang sudah dibebankan oleh masyarakat Indonesia. Pada awal kepemimpinan Megawati banyak yang menyangsikan apakah bisa dan mampu Megawati menjalankan roda pemerintahan Indonesia. Hal itu timbul karena belum pernah ada wanita yang menjadi presiden di negara Indonesia ini ( Neng Dara ). Para pemuka agama juga ada yang mempunyai perasaan tersebut apalagi selama ini kedudukan wanita ada di bawah laki-laki yang artinya bahwa laki-lakilah yang bertugas untuk memimpin dan mengarahkan wanita ( Neng Dara ). Hal itu sudah terbentuk dari dahulu bahwa kedudukan wanita ada di bawah laki-laki. Maka dari hal itulah yang membuat ragu para pemuka agama dengan terpilihnya Megawati menjadi presiden (Neng Dara). Tapi di lain pihak Megawati bertekad untuk dapat membuktikan kemampuan untuk memimpin bangsa Indonesia ini. Tapi tidak dipungkiri bahwa kedudukan wanita ada di bawah, hal itu yang membuat Megawati mengambil resiko dengan menerima jabatan tersebut karena Megawati ingin membuktikan bahwa tidak selama-lamanya wanita ada di bawah. Dan memang ternyata hal itu terbukti, dengan selama Megawati menjabat sebagai presiden Republik Indonesia ada beberapa masalah yang terselesaikan dan juga harga barang-barang kebutuhan juga stabil dan masyarakat Indonesia yang tidak mengadakan pemberontakan selama Megawati memimpin Negara Indonesia. Walau demikian masih saja yang dianggap masyarakat Indonesia yang kurang dengan gaya kepemimpinan Megawati sebagai presiden. Masyarakat Indonesia merasa bahwa hal itu masih kurang sehingga mereka meminta Megawati turun sebagai Presiden Indonesia yang kesekian kalinya. Meskipun secara umum dapat diamati bahwa gerakan perempuan di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan telah berhasil meningkatkan status perempuan dalam masyarakat dan dalam keluarga, di pihak lain perempuan tetap dihadapkan pada berbagai pandangan tentang perempuan yang masih seksis yang intinya bersumber pada anggapan bahwa manusia yang berjenis kelamin prempuan tidak setara dengan laki-laki tapi memang tidak dipungkiri pula bahwa gaya kepemimpinan seorang perempuan dan laki-laki sangat berbeda ( Siti Asiyah ). Kadang perempuan memimpin dengan lebih banyak memakai perasaan sedangka gaya kepemimpinan laki-laki lebih bisa tega dalam memutuskan sesuatu hal. Mungkin hal itu juga yang menyebabkan Megawati diminta turun oleh masyarakat Indonesia turun sebagai presiden. 2. Pemerintahan SBY-YK Maka pada tahun pertengahan 2004 diadakan Pemilu lagi untuk memilih presiden kembali untuk menggantikan kedudukan Megawati. Pada tahun itu juga Megawati juga mencalonkan diri sebagai presiden kembali tapi kali ini pesaing untuk menduduki bangku kepresidenan sangat ketat karena ada Bapak Susilo Bambang Yudoyono dan pasangannya Yusuf Kalla. Tapi karena masyarakat yang sudah lebih menyukai gaya kepemimpinan seorang laki-laki maka akhirnya terpilihlah pasangan SBY-Yusuf Kalla. Sekarang tinggal kita melihat sampai mana gaya kepemimpinan SBY-YK sampai dengan masa jabatannya apakah sesuai dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat SBY juga lulusan dari kemiliteran tapi beliau bisa menempatkan diri sesuai dengan keadaan dan situasi yang sudah banyak terjadi demo dari rakyat Indonesia sebelum bekiau menjabat sebagai presiden. Apakah gaya kepemimpinan pasangan tersebut akan memuaskan masyarakat walau dengan menaikkan harga BBM naik dan barang-barang kebutuhan masyarakat juga naik walau hanya sedikit tapi hal itu sudah memberatkan masyarakat yang tadinya sudah dalam keadaan susah dan terpojok ( Adrianus ). Sekarang pemerintahan SBY-YK menerapkan sistem good governance dan hal itu sudah terbukti dengan penanganan bencana di Aceh ( Adrianus ). Sekarang tinggal kita lihat apakah good

governance itu juga dapat menuntaskan kasus-kasus korupsi yang sudah melekat pada negara Indonesia ( Adrianus ).

B. KEPEMIMPINAN TEORI KONTINJENSI


1. Perbedaan Antara Manajemen Dan Kepemimpinan
Kepemimpinan dan manajemen merupakan dua pemahaman yang sering disalahartikan, berikut ini diuraikan beberapa perbedaan diantara keduanya. a. Kepemimpinan merupakan sebuah sisi dari manajemen Kepemimpinan hanya merupakan satu dari banyak hal yang harus dimiliki oleh seorang manajer yang sukses. Tujuan utama seorang manajer adalah untuk memaksimalkan hasil dari organisasi melalui implementasi administrasi. Untuk mensukseskannya, manajer harus bertanggung jawab untuk menjalankan beberapa fungsi berikut ini : Mengorganisasi Merencanakan Mengatur Mengarahkan Mengontrol Dalam beberapa lingkungan, kepemimpinan tidak diperlukan. Contohnya, kelompok motivasisendiri mungkin tidak memerlukan seorang pemimpin tunggal karena berpikir bahwa pemimpin akan mendominasi. Fakta bahwa seorang pemimpin tidak selalu diperlukan membuktikan bahwa kepemimpinan hanya sebuah asset dan tidak penting. b. Perbedaan perspektif Manajer melakukan sesuatu dengan benar , sementara pemimpin melakukan sesuatu yang benar. (Richard Pascale, 1990 ; 65).

Maksudnya, manajer melakukan sesuatu dengan mengikuti buku dan kebijakan perusahaan, sementara pemimpin mengikuti intuisi mereka sendiri, yang mungkin akan membawa keuntungan lebih bagi perusahaan. Seorang pemimpin lebih emosional daripada seorang manajer. Manusia lebih dipengaruhi oleh emosi mereka daripada inteligensi mereka. Ini menggambarkan mengapa tim lebih memilih untuk mengikuti pemimpin. Pemimpin (jelas) lebih baik, karena berbeda. Pemimpin mencari kebenaran dan membuat keputusan berdasarkan fakta, bukan pendapat yang berdasarkan pengalaman seseorang. Pemimpin menyukai inovasi. (John Fenton, 1990 ; 113) c. Pemimpin subordinate (level bawah) Seringkali di kelompok yang kecil, seorang manajer tidak menjadi pemimpin. Dalam banyak kasus, anggota (level bawah) dengan kemampuan tertentu yang memimpin kelompok dengan arahan tertentu. Pemimpin harus menggunakan visi, strategi, tujuan dan kepentingan sebagai petunjuk untuk bertindak dan bertingkah-laku daripada mengontrol yang lain. Ketika ada seorang pemimpin di kelompok yang juga ada seorang manajer, konflik mungkin akan muncul jika mereka mempunyai perbedaan pandangan. Seorang manajer yang mengetahui bahwa kelompoknya sedang mencari seorang yang lain untuk memimpin mereka, mungkin akan merasa bahwa kemampuannya sedang dipertanyakan. d. Kesetiaan Kelompok seringkali lebih setia pada seorang pemimpin daripada seorang manajer. Kesetiaan ini disebabkan karena pemimpin mempunyai tanggung jawab seperi : Bertanggung jawab ketika ada kesalahan Merayakan kemajuan kelompok, bahkan pada hal yang sepele Memberikan credit atau pujian

2. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu cara untuk memfokuskan dan memotivasi sebuah kelompok agar bisa meraih tujuan mereka (Gemmy Allen, Leading). Seorang pemimpin harus : Menyediakan momentum, sesuatu yang berkelanjutan. Bersikap fleksibel saat harus terjadi perubahan direksi.

Idealnya seorang pemimpin harus berada beberapa langkah di depan anggota timnya, tetapi tidak terlalu jauh dari anggota tim agar bisa mengerti dan mengikuti pemimpin. a. Kemampuan Yang Dibutuhkan Pemimpin harus mempunyai kemampuan yang luas, teknik dan strategi. Yang meliputi: Perencanaan Kemampuan berkomunikasi Organisasi Pengetahuan akan lingkungan yang lebih luas di mana tim beroperasi. b. Pemahaman Yang Berbeda Mengenai Kepemimpinan Selalu ada perdebatan mengenai apakah kepemimpinan seharusnya dipusatkan pada satu orang atau dibagi di antara anggota tim. Biasanya, seorang pemimpin tim yang tetap akan ditunjuk oleh manajemen pada level yang lebih tinggi atau dipilih oleh kelompok. Teknik ini tergantung pada asumsi bahwa seseorang tersebut memiliki segala kemampuan yang dibutuhkan. Bagaimanapun juga, diyakini bahwa pada tim yang terbaik, individu-individu yang berbeda menyediakan kepempinan tertentu, mereka mengambil alih pada bagian yang mereka kuasai. Tidak ada pemimpin tetap, sebab pemimpin yang tetap akan mengakhiri ide bahwa semua orang mempunyai kemampuan yang sama dan interaksi tim akan segera hancur. Situasi ini akan mengakhiri masalah seorang pemimpin yang diisolasi dari kelompoknya.

3. Teori Kontinjensi
Teori Kontinjensi adalah bagian dari teori perilaku yang mengklaim bahwa tidak ada cara terbaik untuk mengatur sebuah perusahaan besar, untuk memimpin sebuah perusahaan atau untuk mengambil keputusan. Sebuah organisasi / kepemiminan / gaya pengambilan keputusan yang efektif pada beberapa situasi, belum tentu sukses pada situasi yang berbeda. Dengan kata lain : Organisasi / kepemimpinan / gaya pengambilan keputusan yang optimal tergantung pada beraneka faktor internal dan eksternal. (12manage.com, Contingency Theory) Faktor-faktor tersebut antara lain: Ukuran (besar kecilnya) organisasi. Bagaimana perusahaan beradaptasi terhadap lingkungan.

Perbedaan diantara sumber-sumber dan aktifitas operasi. Pandangan manajer terhadap bawahan. Strategi yang digunakan. Teknologi yang digunakan. dll. Beberapa model Kontinjensi yang akan dijelaskan di sini (berdasarkan hubungan antara gaya dan situasi) adalah : Model kontinjensi Fiedler Model situasional Hersey-Blanchard Model Path-Goal House Model kepemimpinan Vroom-Yetton

a. Model Kontinjensi Fiedler Teori Kontinjensi Fred E. Fiedler menyatakan bahwa tidak ada cara terbaik bagi manajer untuk memimpin. Situasilah yang akan menciptakan gaya kepemimpinan yang berbeda, yang dibutuhkan oleh seorang manajer. Solusi atas situasi manajer, tentunya tergantung pada faktor yang mempengaruhi situasinya. (Gemmy Allen, Leading) Contohnya, di dalam sebuah lingkungan dengan rutinitas (mekanisme) tinggi, dimana pekerjaan yang berulang-ulang adalah sesuatu yang normal / biasa, gaya kepemimpinan tertentu mungkin memberikan hasil yang lebih baik. Gaya kepemimpinan yang sama mungkin tidak akan berhasil di lingkungan yang sangat dinamis. Fiedler melihat pada tiga situasi yang dapat menjelaskan kondisi dari tugas manajer : 1. Hubungan pemimpin-anggota : sebaik apakah hubungan antara manajer dan karyawan? 2. Sruktur kerja (susunan tugas) : apakah pekerjaan distruktur dengan baik, tidak terstruktur, atau berada di antaranya? 3. Kekuasaan posisi (jabatan): seberapa banyak kekuasaan yang dimiliki manajer? Manajer kemudian dinilai apakah mereka berorientasi pada hubungan atau berorientasi pada pekerjaan. Manajer yang berorientasi pada pekerjaan biasanya bekerja lebih baik di situasi yang hubungan antara pemimpin-anggotanya bagus, pekerjaan terstruktur, dan kekuasaan posisi baik yang lemah maupun yang kuat. Mereka bekerja dengan baik ketika pekerjaan tidak terstruktur, tapi

kekuasaan posisinya kuat. Mereka juga bekerja dengan baik pada bagian keseluruhan lainnya ketika hubungan pemimpin anggota tidak terlalu baik dan pekerjaan tidak terstruktur. Manajer yang berorientasi pada hubungan bekerja lebih baik di semua situasi lainnya. Lingkungan yang tidak konsisten ini dikombinasikan dengan sejumlah paksaan yang disebut Favourable (setuju / menerima) pada ujung yang satu dan Unfavourable (tidak setuju / cenderung tidak menerima) pada ujung lainnya. Gaya yang berorientasi pada pekerjaan cenderung berada pada penjelasan yang ekstrem dan jelas dari lingkungan favourable dan "unfavorable", namun orientasi hubungan sangat baik berada di tengah-tengahnya. Manajer dapat bertindak untuk membentuk ulang lingkungan yang tidak konsisten agar cocok dengan gaya mereka. (Gemmy Allen, Leading) Aspek lainya dari teori model kontinjensi adalah bahwa hubungan pemimpin anggota, struktur kerja dan kekuatan posisi menjadi faktor utama dan mengontrol situasi pemimpin. Hubungan pemimpin anggota adalah jumlah besarnya kesetiaan, ketergantungan dan dukungan yang diterima pemimpin dari karyawan. Hal ini mengukur bagaimana manajer memahami dirinya dan kelompoknya untuk dapat bergerak bersama. Di dalam sebuah hubungan favourable, manajer mempunyai sebuah tugas struktur penting dan dapat memberikan pernghargaan atau menghukum karyawan tanpa masalah. Dalam hubungan unfavourable, tugas biasanya tidak terstruktur dan pemimpin memiliki kekuasaan terbatas. Kekuasaan posisi mengukur jumlah dari kekuasaan yang diterima manajer dari organisasi untuk tujuan mengarahkan, menghargai, dan menghukum mereka yang berada di level lebih rendah. Kekuasaan posisi manajer tergantung dari kekuasaan mengambil keputusan favourable atau unfavourable karyawan. Pimpinan bergaya motivasi kerja mengalami (mendapatkan) harga diri dan kepuasan dalam penyelesaian tugas untuk organisasi, sementara gaya motivasi hubungan mencari untuk membangun hubungan interpersonal dan melebarkan bantuan ekstra untuk pengembangan tim organisasi. Tidak ada gaya kepemimpinan yang bagus atau buruk. Setiap orang mempunyai preferensi sendiri untuk kepemimpinan. Pemimpin yang termotivasi kerja sangat bagus ketika kelompok mendapatkan kesuksesan seperti memecahkan rekor baru penjualan atau mengalahkan kompetitor utama. Pemimpin berorientasi hubungan sangat bagus ketika kepuasan konsumen yang lebih, dicapai dan image positif perusahan dibentuk. b. Model Kepemimpinan Situasinonal Hersey-Blanchard Metode kepemimpinan Situasional dari Kenneth Blanchard dan Paul Hersey menyatakan

bahwa manajer harus menggunakan gaya kepemimpinan yang berbeda tergantung pada situasi yang dihadapi. (12manage.com, Situational Leadership) Teori kepemimpinan situasional Hersey-Blanchard didasarkan pada jumlah arahan (perilaku kerja) dan jumlah dukungan sosio-emosional (perilaku hubungan) yang harus disediakan oleh seorang pemimpin, memberi situasi dan level kedewasaan bagi pengikutnya. Perilaku kerja adalah perluasan dari keterlibatan pemimpin dalam memberi tugas dan tanggung jawab kepada seorang individu atau organisasi. Perilaku ini termasuk mengatakan apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya, kapan melakukannya, dimana melakukannya dan siapa yang melakukannya. Dalam perilaku kerja, pemimpin terlibat dalam komunikasi satu arah. Perilaku hubungan adalah perluasan dari keterlibatan pemimpin dalam komunikasi dua arah atau banyak arah. Termasuk di dalamnya, perilaku mendengarkan, memfasilitasi, dan mendukung. Dalam perilaku hubungan pemimpin terlibat dalam komunikasi dua arah dengan menyediakan dukungan sosio-emosional. Kedewasaan adalah kerelaan dan kemampuan seseorang untuk bertanggung jawab dalam mengarahkan perilakunya. Orang-orang biasanya mempunyai derejat kedewasaan yang berbeda, tergantung pada tugas tertentu, fungsi, atau objektif bahwa seorang pemimpin beupaya untuk mencapai kesuksesan dengan bantuan mereka. (Gemmy Allen, Leading) Untuk memutuskan kelayakan gaya kepemimpinan yang akan digunakan dalam situasi tertentu, pemimpin pertama-tama harus menentukan level kedewasaan dari pengikutnya terhadap tugas tertentu yang ingin dicapai keberhasilannya dengan bantuan dari para pengikutnya. Apabila level kedewasaan pengikut bertambah, pemimpin harus memulai untuk mengurangi perilaku kerjanya dan mulai meningkatkan perilaku hubungannya sampai pengikut mencapai level kedewasaan rata-rata. Apabila pengikut mulai bergerak menuju level kedewasaan di atas rata-rata, pimpinan harus mengurangi tidak hanya perilaku kerja tetapi juga perilaku hubungan. Kepemimpinan situasional menggunakan dua dimensi kepemimpinan yang sama dengan yang diidentifikasin oleh Fiedler : Perilaku kerja dan hubungan. Namun, Hersey dan Blanchard berada selangkah di depan dengan beranggapan bahwa masing-masing baik tinggi maupun rendah, menggabungkannya ke dalam empat perilaku kepemimpinan yang spesifik. (Robbins S.P. 1998; 358), antara lain: S1 - Telling (mengatakan). S2 - Selling (menjual). S3 - Participating (berpartisipasi) S4 - Delegating (mendelegasi).

Perilaku kerja tinggi / hubungan rendah (S1) dimaksudkan dengan telling. Pimpinan menyediakan instruksi yang jelas dan arahan tertentu. Gaya telling paling bagus digunakan pada pengikut yang hanya sedikit berada di level kesiapan. Perilaku kerja tinggi / hubungan tinggi (S2) disebut selling. Pimpinan mendukung komunikasi dua arah dan menolong membangun kepercayaan diri dan motivasi karyawan, walaupun pimpinan tetap mempunyai tanggung jawab dan kontrol pengambilan keputusan. Gaya selling sangat bagus digunakan pada pengikut dengan level kesiapan rata-rata. Perilaku hubungan tinggi / kerja rendah (S3) disebut sebagai participating. Dengan gaya ini, pimpinan dan pengikut bersama sama dalam pengambilan keputusan mengharapkan hubungan menjadi instruksi. Gaya participating sangat bagus diterapkan pada pengikut dengan level kesiapan rata-rata. Perilaku hubungan rendah / kerja rendah (S4) disebut delegating. Gaya ini cocok untuk pimpinan dengan pengikut yang siap untuk melaksanakan berbagai tugas dan sekaligus kompeten (mempunyai daya saing) dan termotivasi untuk mengambil tanggung jawab penuh. Gaya delegating sangat bagus digunakan pada pengikut dengan level kesiapan yang tinggi. c. Model Path-Goal House Teori Path-goal dikembangkan oleh Robert House berdasarkan teori expectancy (harapan) Vroom. Tugas manajer bisa dikatakan untuk melatih atau membimbing pekerja agar memilih jalur terbaik dalam mencapai tujuan mereka. Terbaik dinilai berdasarkan hasil dalam mencapai tujuan organisasi. Ini berdasarkan persepsi teori penetapan tujuan dan bantahan bahwa pemimpin harus dilibatkan dalam tipe perilaku kepemimpinan berbeda berdasarkan kebutuhan pada situasi tertentu. Adalah tugas pimpinan untuk menolong pengikut dalam mencapai tujuan dan menyediakan arahan dan dukungan yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa tujuan mereka sesuai dengan tujuan perusahan. Perilaku pimpinan diterima oleh level rendah ketika dilihat sebagai sebuah sumber kepuasan, dan motivasi ketika kebutuhan kepuasan tergantung pada performens, dan pimpinan memfasilitasi, membimbing dan memberikan penghargaan untuk performens yang efektif. Teori path goal mengidentifikasikan gaya kepemimpinan achievement-oriented (berorientasi pencapaian), directive (pengarahan), participative (partisipasi) dan supportive (dukungan). Pada kepemimpinan achievement-oriented, pimpinan menentukan tujuan yang menantang bagi pengikut, mengharapkan mereka untuk menampilkan level tertinggi mereka, dan menunjukan kepercayaan diri dalam kemampuan mereka untuk mencapai harapan. dan tidak lagi membutuhkan atau

Gaya ini cocok jika pengikut mengalami kekurangan pekerjaan yang menantang. Pada kepemimpinan directive, pemimpin mengijinkan pengikut mengetahui apa yang diharapkan dari mereka dan mengatakan pada mereka bagaimana caranya melaksanakan tugas mereka. Gaya ini cocok jika pengikut mempunyai tugas yang tidak jelas. Kepemimpinan partisipative melibatkan pemimpin berkonsultasi dengan pengikut dan menanyakan saran mereka sebelum membuat keputusan. Gaya ini cocok jika pengikut menggunakan prosedur kurang layak atau membuat keputusan yang tidak baik. Sedangkan dalam kepemimpinan supportive, pemimpin bersahabat dan disukai. Pimpinan menunjukan kepedulian bahwa psikologis pengikutnya baik, dan sebagainya untuk menumbuhkan rasa percaya diri pengikutnya. Gaya ini cocok jika pengikut kurang percaya diri. Teori path-goal berasumsi bahwa pimpinan haruslah fleksibel dan bahwa mereka harus bisa mengubah gaya, jika situasi mengharuskan. Teori ini mendesain dua ketidakkonsistenan kontinjensi (lingkungan dan karakteristik pengikut) yang merata-ratakan pendapatan pimpinan perilaku hubungan. Lingkungan berada di luar kontrol pengikut kerja terstruktur, sistem kekuasaan, dan kelompok kerja. Faktor lingkungan menentukan tipe perilaku pemimpin yang dibutuhkan. Karakteristik personal dari level yang lebih rendah menentukan bagaimana lingkungan dan pemimpin diartikan. Pemimpin yang efektif menjelaskan jalur-jalur yang harus dilalui untuk (menolong pengikut mereka) mencapai tujuan mereka dan membuat perjalanan menjadi lebih mudah dengan mengurangi penghalang jalan dan kesulitan yang tersembunyi. Riset membuktikan bahwa performens dan kepuasan karyawan positif terpengaruh jika pemimpin memberikan kompensasi akan kesalahan baik pada karyawan atau seting kerja. d. Model kepemimpinan Vroom-Yetton Teori harapan Victor Vroom berbicara mengenai motivasi dan manajemen. Teori Vroom beranggapan bahwa perilaku merupakan sebuah hasil dari pilihan yang dipilih (yang tidak terburuburu, berhati-hati). Bersama sama dengan Edward Lawler dan Lyman Porter, Vroom menyarankan bahwa hubungan antara perilaku orang-orang saat bekerja dengan tujuan mereka, tidak sesederhana yang dibayangkan oleh para ahli. Vroom sadar bahwa performens karyawan didasarkan atas faktor indivual seperti personalitas, keahlian, pengetahuan, pengalaman dan kemampuan. (12manage.com, Expectancy Theory) Model kepemimpinan Vroom-Yetton, menghubungkan perilaku kepemimpinan dengan partisipasi dalam pengambilan keputusan. Model ini menyediakan aturan logis untuk menentukan

bentuk dan jumlah partisipasi dalam pengambilan keputusan pada situasi yang berbeda. Pertanyaan kontinjensi berikut harus dijawab untuk menentukan gaya kepemimpinan yang cocok dalam model pemimpin-partisipasi. Kualitas yang diperlukan : seberapa penting? Komitmen yang diperlukan : seberapa penting komitmen (karyawan) level rendah terhadap keputusan? Informasi pimpinan : apakah ada informasi yang cukup untuk membuat sebuah keputusan berkualitas tinggi? Struktur masalah : apakah masalah yang ada, disusun dengan baik? Kemungkinan komitmen : pada saat akan mngambil sebuah keputusan, apakah subordinate (level yang lebih rendah) akan menjalankan keputusan tersebut? Keharmonisan tujuan : apakah subordinate membagi tujuan organisasi untuk dicapai dalam memecahkan masalah ini? Konflik subordinate : apakah ada konflik di antara subordinate yang memerlukan solusi? Informasi subordinate : apakah subordinate mempunyai cukup informasi untuk mengambil sebuah keputusan?

C. KEPEMIMPINEN VISIONER
1. Pendahuluan
Masalah kepemimpinan merupakan topik yang selalu menarik untuk dibahas, dikaji dan diteliti karena paling banyak diamati sekaligus fenomena yang paling sedikit dipahami. Fenomena kepemimpinan di suatu Negara juga telah membuktikan bagaimana kepemimpinan telah berpengaruh besar terhadap kehidupan berpolitik dan bernegara. Dalam dunia bisnis kepemimpinan berpengaruh sangat kuat terhadap kehidupan dan perkembangan suatu organisasi karena bagaimanapun juga seorang pemimpin harus dapat memimpin dan mengendalikan seluruh anggota dalam organisasi perusahaan meskipun pemimpin selalu dibantu oleh orang-orang disekelilingnya sebagai bentuk kerjasama dalam organisasi. Pada era globalisasi dan pasar bebas ini, hanya perusahaan yang mampu melakukan perbaikan terus menerus (continuous improvement) dalam pembentukan keunggulan kompetitif yang mampu berkembang. Organisasi sekarang harus dilandasi oleh keluwesan, team kerja

yang baik, kepercayaan dan penyebaran informasi yang memadai. Sebaliknya, organisasi yang telah merasa puas dengan dirinya dan mempertahankan status quo akan tenggelam dan selanjutnya tinggal menunggu saat-saat kehancurannya. Disini peran pemimpin sangat penting sekali dalam menentukan arah dan tujuan organisasi. Pemimpin harus mampu untuk selalu peka terhadap perkembangan zaman lalu segera menyikapinya. Pemimpin yang tidak peka dan tidak dapat mengantisipasi dunia yang sedang berubah ini, atau setidaknya tidak memberikan respon terhadap suatu perubahan, besar kemungkinan akan membawa organisasi yang dipimpinnya kedalam suatu kemunduran dan kehancuran karena tidak dapat bersaing dengan organisasi-organisasi lainnya yang lebih peka terhadap perubahan. Perubahan yang terjadi seperti krisis moneter yang melanda sebagian besar negara di Asia sangat mempengaruhi perusahaan khususnya kondisi finansialnya yang menjadi sangat kacau. Di Indonesia pada saat itu banyak perusahaan-perusahaan yang tidak mampu bertahan dan akhirnya gulung tikar dengan menyisakan utang yang bertumpuk. Dalam situasi yang penuh dengan ketidakpastian ini, tugas seorang pemipin organisasi menjadi semakin berat. Perubahan yang terjadi karena kondisi yang berubah menyebabkan kegiatan operasional juga menjadi berubah. Salah satu faktor penyebabnya adalah berubahnya strategi perusahaan. Seorang pemipin dapat dengan cepat menyikapi perubahan dan segera mengambil langkah perubahan pula dalam strategi organisasi.

2. Pengertian Kepemimpinan
Dalam jurnal yang saya pakai sebagai sumber, penulis juga mencantumkan pengertian tentang kepemimpinan. Locke (1997) dalam Pidekso, Th. Agung (2001: 71) melukiskan bahwa kepemimpinan sebagai suatu proses membujuk (inducing) orang-orang lain menuju sasaran bersama. Dari definisi tersebut, tercakup tiga elemen yaitu: a. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (relational concept). Kepemimpinanhanya ada dalam proses relasi dengan orang lain (para pengikut). Apabila tidak ada pengikut, maka tidak ada pemimpin. Tersirat dalam definisi ini adalah premisbahwa pemimpin yang efektif harus mengetahui bagaimana membangkitkan inspirasi dan berelasi dengan para pengikut mereka. b. Kepemimpinan merupakan suatu proses. Agar bias memimpin, pemimpin harus melakukuan sesuatu. Seperti telah diobservasi oleh Gardner (1986-1988) dalam Pidekso, Th. Agung (2001) kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki suatu otoritas.

Kendati posisi otoritas yang diformalkan mungkin sangat mendorong proses kepemimpinan, namun sekedar menduduki posisi itu tidak menandai seseorang untuk menjadi pemimpin. c. Kepemimpinan harus membujuk orang-orang lain untuk mengambil tindakan. Pemimpin membujuk pengikutnya melalui berbagai cara, seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model (menjadi teladan), penetapan sasaran, membeli imbalan dan hokum, restrukturisasi organisasi, dan mengkomunikasikan visi. Berdasarkan pengertian diatas, maka pengertian pemimpin yang efektif dalam hubungannya dengan bawahan adalah pemimpin yang mampu meyakinkan mereka bahwa kepentingan pribadi dari bawahan adalah visi pemimpin, serta mampu meyakinkan bahwa mereka mempunyai andil dalam mengimplementasikannya. Karakteristik pemimpin dalam organisasi itu (menurut kaum behaviorist) adalah organisasi dilahirkan tanpa sifat-sifat sosial dan atau psikologis, perilaku adalah hasil pengalaman dan perilaku digerakkan atau dimotivasi olehh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan. Pengalaman mempengaruhi kecermatan persepsi, pengalaman tidak selalu lewat proses belajar formal, pengalaman kita juga bertambah lewat proses dan rangkaian peristiwa yang pernah kita hadapi (Rakhmat, 1996 dalam Pidekso, Th. Agung, 2001: 73).

3. Visi Dalam Kepemimpinan


Bila kita berbicara tentang masalah kepemimpinan, maka kita juga tidak akan lepas dari salah satu ciri penting kepemimpinan yaitu adanya visi dari seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang baik pasti akan mempunyai rencana yang baik melalui visi yang ia tetapkan. Pengertian dari visi itu sendiri adalah ide-ide, dan rencana-rencana pemimpin untuk masa depan organisasi. Visi bersifat idealistik dan memberikan kepekaan untuk membedakan antara keadaan organisasi saat ini dan keadaannya dimasa depan (OLeary, 2002: 13). Visi memiliki kaitan yang sangat erat dengan pikiran dan perkataan yang positif, tetapi visi mencakup upaya untuk mengangkat hal-hal positif ke arah selanjutnya. Visi bagi seorang pemimpin adalah hal yang sangat penting karena memberikan sesuatu untuk diperjuangkan, pandangan yang melampaui situasi organisasi saat ini dan melihat ke masa depan. Para pemimpin visioner sering dikenal dengan inovasi/penemuan-penemuannya baik dalam organisasi maupun industri. Seperti contoh Bill Gates, dipandang sebagai seseorang

yang berjiwa visioner karena dapat mengantisipasi bahwa PC dapat menjadi bagian yang tak terpisahkan dari setiap rumah tangga dan kemudian mengembangkan produk-produk yang mewujudkan hal itu (OLeary, 2002, 14) dan dari hasil pemikirannya tersebut ia dapat berhasil sehingga ia dapat dikategorikan sebagai pemimpin visioner. Contoh lain adalah Gail Mayville yang bekerja di sebuah perusahaan es krim, disana dia menjabat sebagai asisten administratif. Ketika itu ia menyadari bahwa ada masalah limbah pada perusahaan itu, dan jika tidak dapat menanganinya perusahaan tersebut terancam akan ditutup. Pada saat itu Gail dituntut untuk menemukan penyelesaian untuk persoalan ini, padahal dia bukanlah seorang presiden, manajer, manufaktur, ataupun manajer lingkungan. Karena tumbuh dan besar di sebuah peternakan di Vermont, Gail tahu banyak tentang babi sehingga ia dapat menduga bahwa hewan tersebut akan suka makan adonan es tersebut. Ia dengan berani menyarankan perusahaan untuk mencoba pemikirannya tersebut dan ternyata berhasil, sehingga perusahaan memiliki waktu yang panjang untuk memikirkan pemecahan yang lebih permanen (Pozner, 2004, 115-116).

4. Kepemimpinan dan Pengalaman


Dari kasus Gail Mayville, terlihat bahwa kepemimpinan bisa menjadi tanggung jawab bagi setiap orang, kita tidak perlu memiliki gelar kesarjanaan untuk terlibat dalam proses pemecahan persoalan penting organisasi. Visi biasa datang dari hubungan dengan orang lain, apakah itu anak-anak, rekan kerja, atau komunitas. Setiap orang dalam organisasi memilkiki tanggung jawab untuk mengembangkan organisasi tersebut dan ikut serta dalam setiap pemecahan masalah yang ada tanpa memikirkan jabatan, kedudukan, deskripsi kerja setiap bagian, dll. Setiap kepemimpinan ternyata menjadi tanggung jawab setiap anggota perusahaan/organisasi. Pada saat yang kritis, seseorang yang memiliki jiwa pemimpin akan muncul kepermukaan dan mencoba untuk ikut ambil bagian dalam pemecahan masalah. Pada saat-saat genting, seorang pemimpin visioner dapat menggabungkan antara visi yang dia pegang dengan tindakan. Ketika kita memiliki perasaan yang kuat mengenai warisan yang ingin kita tinggalkan , mengenai bentuk dunia dimasa depan yang kita inginkan bagi diri kita sendiri dan orang lain, maka akan jauh lebih mudah bagi kita untuk menawarkan bantuan secara sukarela. Jika kita tidak memiliki petunjuk sedikitpun mengenai harapan, mimpi serta aspiasi kita, maka peluang kita untuk memimpin tentunya amat kecil bahkan kita mungkin tidak akan dapat melihat peluang yang sebenarnya berada tepat didepan kita.

5. Visi dan Pengembangannya

Kadang-kadang, masalah visi tidak disikapi secara serius. Tidak ada perlakuan dalam dunia kepemimpinan modern yang secara serius menyarankan bahwa seorang pemimpin hanya perlu memperhatikan kinerja jangka pendek dan bukan penciptaan nilai-nilai dalam jangka panjang. Itulah fakta dari kehidupan seorang pemimpin yang diyakini kebenarannya. Pada gambar dibawah ini dapat dilihat dua peran kepemimpinan berdasarkan orientasi waktu : Orientasi Waktu

Masa Depan Masa Depan Masa Kini Pemimpin Taktis

Masa Kini Pemimpin Strategis

Gambar 1. Peran kepemimpinan Sumber: Pozner, 2004: 136 Setiap pemimpin pasti ingin melakukan sesuatu yang penting, ingin meraih hal yang belum pernah dicapai oleh siapapun juga. Sesuatu yang seperti itu yang berkaitan dengan arti dan tujuan harus datang dari dalam diri pemimpin tersebut. Tidak ada orang yang dapat memaksakan suatu visi yang berasal dari motivasi pada diri seseorang. Karenanya, seperti yang telah disampaikan mengenai nilai, pertama-tama kita harus menjelaskan visi kita sendiri mengenai masa depan sebelu kita mengharapkan bantuan orang lain dalam sebuah visi bersama. Untuk menciptakan iklim yang penuh arti, pertama-tama kita harus yakin terhadap sesuatu hal secara pribadi. Sebelum kita dapat memberikan inspirasi pada orang lain, kita sendiri juga harus sudah terinspirasi. Semangat seorang pemimpin kepada sesuatu hal adalah indikasi dari apa yang seorang pemimpin anggap berharga dalam dan dari hal tersebut.semangat tersebut adalah petunjuk atas apa yang secara intrinsik kita anggap untuk dikerjakan. Penelitian dalam masalah motivasi

manusia telah lama membicarakan mengenai dua motivasi yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Kita dapat melakukan sesuatu dikarenakan ada kendali eksternal. Kemungkinan untuk mendapatkan penghargaan sebuah penghargaan yang nyata jika kita berhasil atau hukuman jika kita gagal. Selain itu karena adanya keinginan internal. Kita melakukan sesuatu karena kita merasa dipaksa atau karena kita ingi melakukuannya. Kita melakukan sesuatu unntuk menyenagkan orang lain, atau kerena hal tersebut menyenangkan bagi kita. Kondisi mana yang lebih cenderung untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa, itulah yang bias dijadikan motivasi kita dalam melakukan sesuatu. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa motivasi eksternal lebih cenderung untuk menciptakan kondisi kepatuhan atau pembangkangan, sedangkan motivasi diri menciptakan hasil yang jauh lebih baik bahkan ada tambahan bonus didalammnya. Orang yang termotivasi dari dalam dirinya sendiri akan terus bekerja sampai ia mendapatkan suatu hasil bahkan jika tidak terdapat penghargaan sekalipun. Namun orang yang dimotivasi dari luar, cenderung akan berhenti bekerja jika penghargaan atau hukuman ditiadakan. Kita juga tidak boleh memaksakan visi yang berasal dari motivasi diri kepada orang lain. Visi tersebut haruslah merupakan sesuatu yang memiliki arti bagi semua anggota organisasi bukan hanya bagi diri sendiri. Pemimpin harus menciptakan kondisi dimana setiap orang akan melakukan suatu pekerjaan karena mereka menginginkannya, bukan karena mereka harus melakukannya. Salah satu dari tindakan-tindakan yang paling penting dalam dunia kepemimpinan adalah memberikan arti dan tujuan pada kehidupan dan pekerjaan dengan menawarkan sebuah visi yang menarik. Dalam jiwa seorang pemimpin, pasti telah tertanam visi yang harus terus menerus dikembangkan agar kita dapat lebih yakin dan percaya diri. Ada beberapa langkah pengembangkan visi, antara lain (OLeary, 2002: 14): i. ii. Mengembangkan aspirasi; apa yang bisa kita harapkan, apakah kita memiliki konsep, proses, atau produk tertentu yang ingin kita kembangkan. Mengadakan pengamatan/penelitian pribadi; kita coba bandingkan ide-ide kita dengan ide-ide orang lain tetapi masih dalan satu bidang (bidang yang sama) dengan mempelajari buku,-buku, majalah-majalah bisnis, dan situs-situs web. iii. Menyediakan waktu untuk memikirkan organisasi; kita harus terus berpikir bagaimana agar organisasi yang kita pimpin dapat terus berkembang , apa yang dapat kita lakukan, apa kendala yang dapat menghalangi keberhasilan unit atau organisasi yang kita pimpin secara keseluruhan.

iv.

Perbaikan yang mungkin dan perlu dilakukan; kita juga harus berpikir tentang apa yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki organisasi atau unit yang kita pimpin. Dalam memikirkan setiap langkah, kita juga harus selalu berorientasi kedepan, yaitu jangka panjang, tetapi juga memikirkan langkah untuk jangka pendek. Hal ini akan memampukan kita untuk menetapkan langkah-langkah tujuan jangka pendek dan panjang dalam mewujudkan visi kita.

v.

Kemampuan kerja; kita juga harus bsrpikir apakah tujuan yang akan kita jalankan itu realistis atau tidak. Jika visi kita sangat baik tetapi dalam kondisi yang ada mustahil dicapai, maka kita harus berpikir juga untuk menyederhanakan visi tersebut agar lebih realistis.

vi.

Gunakan intuisi/akal sehat; apakah visi yang telah kita pikirkan itu masuk akal dan mungkin dijalankan atau tidak.

6. Tantangan, Perubahan dan Berorientasi Kedepan


Seiring perubahan jaman dan perubahan teknologi yang sudah mengarah kepada era digital dimana perubahan apapun dapat terjadi dan hamper tidak dapat dipaerkirakan, maka kebanyakan dari para pemimpin dalam suatu organisasi bingung untuk menetapkan langkah dan visi untuk beberapa tahun kedepan.sedangkan kondisi yang ada sangat tidak stabil. Apapun bisa terjadi kapan saja. Sebagai contoh, seorang penanam modal ventura, Geoff Yang, mengambil resiko untuk melibatkan diri dalam banyak perusahaan berteknologi baru yang diharapkan dapat bergerak dengan kecepatan tinggi. Dia mendukung pola dimana ketika kondisi pasar sedang kacau balau, mereka dapat menemukan ceruk peluang yang belum dieksploitasi. Mereka juga selalu bersemangat terhadap visi dan ide-ide yang mereka yang berupa metode-metode revolusioner untuk mengubah cara hidup seseorang atau cara bisnis beroprasi. Ketika mereka datang kepada Geoff, mereka memiliki visi dan keyakinan sangat kuat dan ternyata apa yang menjadi keyakinan dan visi mereka dapat dengan jelas terangkat dan berhasil (Posner, 2004: 119). Dalam segala kondisi apalagi kondisi yang sedang kritis seorang pemimpin haruslah memilki kejelasan visi, khususnya ketika kita ingin bergerak dengan cepat. Kita akan dapat berjalan dengan cepat bila kita memiliki kejelasan visi, kita akan mampu mengatasi segala kondisi jika kita mampu melihat kedepan. Ken kido , wakil presiden eksekutif, Washington Mutual Consumer Lending Division, dari hasil pengamatan kritisnya menambahkan bahwa tantangan bagi kepemimpinan dimasa ini adalah mempertahankan visi karena terdapat banyak

gangguan. Terdapat banyak suara-suara eksternal yang dapat menyebabkan orang tidak dapat memahami seorang pemimpin, mengenai perusahaan dan mengenai kelompok mereka. Dalam situasi teknologi yang kian canggih dengan adanya internet, e-mail dan semua peralatan elektronik yang berbeda-beda memungkinkan setiap orang bisa mendapatkan informasi yang bermacam-macam, sebuah organisasi perusahaan membutuhkan pemimpin yang dapat membuat orang untuk terus berfokus kepada dua atau tiga hal yang paling penting bagi mereka, kelompok mereka, bisnis mereka serta perusahaan mereka (Posner, 2004: 121). Telah terbukti bahwa penggunaan internet memberikan dampak yang hebat bagi perdagangan, pendidikan, dunia hiburan, dan kehidupan keluarga. Namun kebenaran mendasar dari kepemimpinan ini telah hadir sejak lama, tidak berubah dan akan tetap hadir jauh setelah penggunaan internet hanya menjadi sekedar fasilitas seperti penggunaan telepon (Posner, 2004: 121). Ketika kondisi berubah, perubahan itu juga secara tidak langsung akan mempengaruhi organisasi dan mungkin saja organisasi tersebut mengalami perubahan. Dinamika perubahan dalam organisasi tersebut dapat dilihat dalam bagan dibawah ini :

External environment

Mission and strategy

leadership

culture

structure

Management practice Work unit climate

systems

Task reqruitments/ individual skill

motivation

Individual needs & value

performance

Gambar 2. Dinamika Perubahan Organisasi Sumber: Stewart, Jim (1997) dalam Hediono (1998: 28)

7. Keterlibatan Setiap Anggota Organisasi


Peranan seluruh anggota dalam organisasi adalah sangat penting. Setiap pemimpin bila tidak ada bawahan dan anggota organisasi yang lain tidaklah dapat disebut sebagai pemimpin.

Tetapi bila seorang pemimpin memilkiki sebuah visi dan akan mengemukakannya, maka ia juga akan berbenturan dengan masalah dari setiap anggota organisasi. Tetapi seorang pemimpin visioner akan memiliki keyakinan sehingga ia akan terus mengemukakannya agar setiap orang yakin, percaya dan mau melakukan visi yang ia sampaikan seperti yang dikemukakan oleh Kevin Philbin dari perusahaan Solectron (Posner, 2004: 150-151): mengemukakan pernyaataan yang mengadung visi, pada awalnya akan berbenturan dengan perasaan skeptis, tapi saya terus melakukannya, hingga setiap orang percaya dengan ide tersebut. Mereka mulai melihatnya sebagai sebuah pernyataan mengenai apa yang kami semua inginkan untuk dibangun bersama. Pada saat itu Kevin Philbin ditugaskan untuk msistem perencanaan sumber daya perusahaan (Enterprise Resource Planning-ERP) yang baru dalam Solectron, sebuah perusahaan kontraktor untuk penyediaan jasa manufaktur elektronik terbesar dunia. System in dirancang untuk memungkinkan sebuah perusahaan menggunakan suatu system saja yang mampu melacak dan mengelola banyak area dalam bisnis. System ini dikenal rumit untuk diimplementasikan dan sering membutuhkan penyesuaian tingkat tinggi. Satu tantangan untuk Kevin adalahh bahwa rencana yang diwariskan dari menejer proyek sebelumnya sangat canggih dann detail. Mengingat besarnya rencana dan sifatnya yang dinamis,Kevin memutuskan untuk meletakkannya dalam jaringan kerja dan situs milik tim, dengan alasan agar setiap orang terlibat atau tertarik dalam proyek tersebut dapat melihat rencana tersebut. Terlihat sekali bahwa rencana tersebut hanyalah milik Kevin, bukan tim. Tetapi Kevin melakukan perubahan ketika ia menyuruh setiap lini mempresentasikan setiap kemajuan proyek setiap hari kepada manajemen. Walaupun pada awalnya banyak yang kurang setuju, tetapi lama-lama setiap anggota dalam proyek tersebut merasa memiliki rencana tersebut . dengan mengadakan rapat setiap pagi, mereka dapat membahas setiap permasalahan yang terjadi untuk dicari solusinya secara bersama-sama. Bagi seorang pemimpin adalah penting untuk memotivasi setiap anggota dalam organisasi agar visi yang telah dikemukakan dapat merasa dimiliki oleh setiap bagian dari organisasi. Kevin mencatat bahwa semakin kita memahami orang-orang yang bekerja sama dengan kita, maka kita akan menemukan bahwa kita semakin rela untuk bekerja keras demi kesuksesan masing-masing, dan akhirnya seluruh anggota organisasi akan sama-sama memiliki harapan yang baik terhadap proyek yang sedang kita kerjakan. Dengan melibatkan seluruh anggota, maka setiap anggota tidak akan merasa terpaksa, malah termotivasi untuk dengan semangat bekerja dengan baik karena mereka merasa bahwa visi yang sedang dijalankan bukan hanya milik dan hasil pemikiran dari seorang pemimpin, tetapi hasil pemikiran seluruh anggota

tim dalam organisasi sehingga visi yang dijalankan adalah visi bersama yang harus selalu dibangun dan dikembangkan.setiap perusahaan memiliki bagian-bagian yang harus selalu berjalan selaras dengan bagian-bagian yang lain. Dengan motivasi yang baik, maka perusahaan dapat menyatukan visi bersama sehingga seluruh system akan bekerja dengan baik dengan semangat yang tinggi. Dengan keadaan ini maka seluruh kegiatan perusahaan akan berjalan dengan efektif dan selaras. Jika seorang pemimpin dapat mengemukakan sebuah visi secara efektif baik kepada seseorang, sebuah kelompok kecil,atau organisasi besar, maka visi tersebut akan memiliki efek yang dahsyat. Jika pemimpin dapat mengartikulasi visi tersebut bagi organisasi dengan jelas, maka para pengikut akan mencatatkan tingkat reaksi positif yang jauh lebih tinggi dalam berbagai hal seperti: kepuasan kerja, motivasi, komitmen, loyalitas, semangat kelompok, kejelasan mengenai nilai-nilai organisasi, kebanggan terhadap organisasi dan produktivitas organisasi. Menyampaikan visi dengan cara yang baik kepada setiap anggota organisasi akan menghasilkan motivasi dan daya guna yang tinggi, dapat dilihat dalam gambar 3.

8. Memberi Kehidupan Pada Sebuah Visi


Visi bukanlah sebuah rencana strategis. Semua ahli manajemen kontemporer setuju bahwa perencanaan strategis bukanlah pemikiran strategis. Perencanaan strategis sering menghancurkan pemikiran strategis karena dapat menyebabkan para manajer percaya bahwa manipulasi angka dapat menciptakan pemahaman yang imajinatif mengenai masa depan dan visi. Strategi yang paling sukses adalah visi bukan rencana. Dosen Universitas McGill Harry Mintzberg menjelaskan bahwa perencanaan merepresentasikan gaya berhitung, sedangkan para
Seseorang Dengan pemimpin Rangsangan visioner menggunakan gaya berkomitmen yang melibatkan orang dalam sebuah Dorongan

perjalanan. Mereka memimpin dengan suatu cara dimana setiap orang dalam perjalanan tersebut membantu untuk membentuk kearahnya. Sebagai hasilnya,Ekstrinsik tidak terelakkan Faktor Intrinsik Faktor dengan antusiasme akan tercipta . mereka yang menggunakan gaya berhitung menetapkan tujuan dan menghitung tentang apa yang harus dilakukan kelompok agar sampai pada tujuan tanpa memperdulikan preferensi dari para anggotanya (Posner, 2004, 162). Tetapi gaya seperti ini f cenderung membuat seluruh anggota organisasi keberatan dan merasa terbeban.
Perilaku Alternati

Penentuan Perilaku

Perilak u

Gambar 3. Motivasi Sebagai Proses Psikologis Sumber: Wahjosumidjo, 1985: 175 Seperti pengalaman Jack Schiefer dan timnya yang mencoba menumbuhkan bisnis mereka diseluruh area Rocky Mountain (Posner, 2004: 164). Pada awalnya mereka kesulitan untuk bekerja sebagai sebuah tim, tetapi seiring dengan perubahan, pembahasan mereka juga berubah dari ide menjadi visi bersama. Setelah itu terjadi dapat dirasakan bahwa semua anggota kelompok menjadi berkomitmen terhadap visi bersama yang sedang dijalankan tersebut. Setiap anggota menjadi selau berbagi tentang apa yang paling mereka inginkan dan harapkan dalam pusat penjualan mereka dan tipe pemimpin apa yang mereka harapkan. Dari perumusan awal tersebut lahirlah visi bagi sebuah penjualan organisasi kelas dunia yang berlandaskan kualitas dan menunjukkan komitmen yang ditujukan pada pelanggan, keluarga dan anggota organisasi itu sendiri. Maka sudah jelas bahwa visi bersama merupakan kunci dan untuk membuat orang lain terlibat, para pemimpin perlu membuat visi tersebut menjadi lebih menarik. Pemimpin menghidupkan visi dan mewujudkan tujuannya agar orang lain dapat melihat, mendengar, mengecap, memegang dan merasakannya. Dalam membuat visi yang tidak berwujud menjadi berwujud, para pemimpin memompa api semangat dari para pengikut mereka. Dengan menggunakan bahasa yang berkekuatan tinggi, gaya komunikasi yang penuh keyakinan, serta ekspresi non verbal, para pemimpin menghembuskan napas kehidupan (menginspirasikan) ke dalam sebuah visi (Posner, 2004: 165). Pemimpin pemimpin yang memiliki gaya

kepemimpinan seperti itu sering dijuluki sebagai pemimpin yang bervisi atau pemimpin visioner.

D. Kepemimpinan Transaksional Dan Transformasional


1. Kepemimpinan Transformasional Diskusi tentang kepemimpinan transformasional selalu dikaitkan dengan kepemimpinan

transaksional. Namun, jenis kepemimpinan yang kedua tidak akan dibahas secara mendalam dalam tulisan ini. Bass dan Avolio (1990) berpendapat bahwa konsep model kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan transaksional mirip dengan konsep model pemimpin dan manajer. Dalam pengertian tersebut, seorang pemimpin transformasional selalu muncul dalam situasi krisis, masa perubahan, dan selalu berkembang; sementara pemimpin transaksional bekerja dalam situasi yang lebih bersifat birokrasi mekanistis, yang cenderung menyukai kondisi status quo. Meskipun baik pemimpin transformasional maupun transaksional memiliki kesamaan peran yaitu bekerja untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, keduanya memiliki strategi yang berbeda dalam melaksanakan fungsi dan memotivasi bawahan. Seorang pemimpin transformasional,

menurut Conger (1989) dan Bennis dan Nunus (1985) adalah seorang pemimpin yang mampu mengantarkan anak buahnya kedalam suatu kesadaran yang lebih tinggi dan dinamis. Seorang atasan yang mempratekkan kepemimpinan transformasional dipandang sebagai seorang pemimpin daripada seorang manajer atau menurut Garder (1986) disebut sebagai manajer pemimpin sebagai lawan dari manajer rutin. Wacana tersebut menggambarkan profil seseorang yang memainkan karakter transformasional. Kelebihan-kelebihan kepemimpinan transformasional dan kaitannya dengan paradigmaparadigma kekinian dikemukakan berbagai kalangan. Fullan (1991) dan Leithwood (1992) mengidentifikasi pendekatan transformasional sebagai pendekatan kepemimpinan abad ke 21, dimana dalam bidang pendidikan ditandai oleh perubahan paradigma pendidikan dan restrukturisasi sekolah. Dalam konteks tersebut kepemimpinan transformasional digambarkan sebagai bentuk kepemimpinan yang mampu meningkatkan komitmen staf (Hunt,1991), mengkomunikasikan suatu visi dan implementasinya (Dunphy&Stace,1990), memberikan kepuasan dalam bekerja dan mengembangkan fokus yang berorientasi pada klien (Shaskin and Kiser,1992), dan menawarkan lebih pada kepemimpinan langsung didalam suatu organisasi. Dengan demikian, menjadi sangat kuat diyakini bahwa kepemimpinan jenis ini memang diperlukan dalam era paskamodernisasi dan perhubungan antar manusia pada era globalisasi. 1. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN. Ada 2 (dua) teori kepemimpinan yaitu : a. Teori Pembawaan Kelahiran. Ajaran teori pembawaan kelahiran bersumber kepada pendapat yang menyatakan bahwa munculnya/timbulnya seorang pemimpin karena keturunan. Dengan kata lain, seseorang itu menjadi pemimpin karena ia memang memiliki darah pemimpin, artinya dilahirkan dari golongan/keluarga yang sejak lama telah memiliki garis sebagai pemimpin atau karena memang secara turun temurun telah menjadi pemimpin. Jadi seseorang menjadi pemimpin karena ayah atau kakeknya adalah pemimpin, lahir dan dibesarkan di lingkungan/kalangan pemimpin. Penganut ajaran ini sulit menerima akan munculnya seorang pemimpin dari kalangan rakyat biasa atau dari luar lingkungan atau keluarga yang tidak memiliki garis keturunan pemimpin. Mereka beranggapan bahwa pemimpin menjadi monopoli dari mereka yang lahir, dibesarkan dan hidup di kalangan para pemimpin. Aliran ini demikian kuat dan dominan pengaruhnya kepada masyarakat

sekelilingnya yang menerima dengan penuh keyakinan serta didorong oleh kepercayaan bahwa hanya dari kalangan keluarga atau kerabat pemimpin sajalah yang mampu memimpin para pengikutnya atau rakyat di sekitarnya. b. Teori Sosial. Ajaran atau paham teori social berpegang pada prinsip bahwa pada hakikatnya setiap orang dapat menjadi pemimpin. Penganut aliran ini berpendapat bahwa pemimpin bukan milik atau monopoli dari suatu kelompok atau golongan orang-orang tertentu saja. Juga tidak dapat menerima pendirian yang mengangkat bahwa seseorang menjadi pemimpin karena memang sudah ditakdirkan sejak lahir. Sebaliknya penganut aliran teori social berkeyakinan bahwa seseorang memiliki kecakapan dan kemampuan menjadi pemimpin berkat pendidikan dan latihan yang diperoleh, ditekuni dan kemudian diterapkan didalam praktek, mendapat dukungan dari masyarakat/rakyat disekitarnya, situasi dan kondisi setempat memungkinkan serta adanya kesempatan yang tepat sangat menunjang muncul dan timbulnya seorang pemimpin yang mengagumkan dan disegani. Dengan demikian penganut aliran ini tidak dapat menerima adanya perbedaan golongan/kelompok yang memegang monopoli untuk menjadi pemimpin dan di segi lain terdapat kelompok/golongan yang selalu harus jadi pemimpin atau rakyat biasa, akan tetapi seorang pemimpin dapat timbul dari golongan/kelompok manapun juga sepanjang memenuhi segala persyaratan yang diperlukan dan memiliki segenap kecakapan dan kemampuan yang diperlukan dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. 2. ASPEK-ASPEK KEPEMIMPINAN Seorang pemimpin perlu menguasai dan mendalami aspek-aspek kepemimpinan agar supaya mencapai hasil yang seoptimal-optimalnya dalam mengemudikan organisasi yang dipimpinnya. Karena aspek-aspek kepemimpinan yang dikuasai pemimpin secara langsung ataupun tidak menjadi tolak ukur keberhasilannya dalam memimpin organisasi. Adapun aspek-aspek kepemimpinan yang perlu dikuasai dan dilaksanakan oleh pemimpin organisasi meliputi : Aspek Internal Aspek internal adalah kemampuan seorang pemimpin menguasai dan mendalami organisasi ke dalam. Pemimpin harus memiliki kualitas yang memadai akan segala hal ikhwal organisasi secara menyeluruh dan garis besar agar dapat menentukan kebijaksanaan dengan tepat dan mengambil

tindakan-tindakan atau langkah-langkah yang paling sesuai dengan tindakan-tindakan atau langkahlangkah yang paling sesuai dengan tuntutan dan perkembangan organisasi yang dipimpinnya. Adapun yang diklarifikasikan atau digolongkan ke dalam aspek internal itu meliputi antara lain bahwa seorang pemimpin harus: a) b) c) d) e) f) g) h) i) Memahami dan mendalami tujuan organisasi, Memahami struktur organisasi organisasi dan tata kerja daripada organisasi yang Mampu mengikuti perkembangan organisasi, Mampu mengatasi dan memecahkan masalah yang timbulsecara cepat dan tepat, Dapat menciptakan ikhlim kerja yang menyenangkan, Dapat menjamin keselamatan dan keamanan kerja, Memberi dorongan kepada para pegawai untuk bekerja lebih produktif dan efisien, Menjamin dipenuhinya kebutuhan fisik minimum (KFM) pegawai beserta keluarganya, Memberi jaminan hari tua pegawai beserta keluarganya dan lain-lain.

dipimpinnya,

Aspek Eksternal Aspek Eksternal ialah dimana seorang pemimpin harus dapat dan mampu memahami serta mengikuti aspirasi dan perkembangan masyarakat yang secara langsung atau tidak langsung sangat berpengaruh kepada organisasi yang dipimpinnya. Dalam kaitannya dengan aspek eksternal ini seorang pemimpin harus memiliki kecakapan dan kemampuan yang antara lain untuk: a) b) c) d) e) f) g) h) i) Mengadakan kontak atau hubungan denga tokoh-tokoh atau pemuka-pemuka Mewakili organisasi di depan pengadilan atau di luar pengadilan, Dapat mengikuti kemajuan dan perkembangan masyarakat, Dapat mengikuti keinginan dan selera masyarakat, Mendapat bantuan dan dukungan masyarakat, Menyatu dengan masyarakat, Turut membantu meringankan beban mayarakat di sekitarnya, Dapat menarik kesan dan tanggapan positif masyarakat terhadap organisasi yang Dapat senantiasa menyesuikan diri dengan apa yang hendak dicapai oleh organisasi masyarakat,

dipimpinnya, dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat.

Inti dari aspek ekstenal tidak lain merupakan manifestasi kelangsungan daripada aspek internal. Keberhasilan pelaksanaan aspek eksternal akan sangat besar pengaruhnya kepada perkembangan dan kemajuan aspek internal dengan demikian berarti bahwa kegagalan daripada aspek eksternal akan berakibat kemunduran aspek internal daripada organisasi yang bersangkutan. 3. TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN: Tipe Pemimpin Pribadi. Tipe pemimpin pribadi ialah suatu tipe dimana seorang pemimpin: 1. secara langsung mengadakan hubungan/kontrak dengan para bawahannya, 2. tidak menghiraukan/mempedulikan jenjang hierarki organisasi, 3. ingin mencampuri dan mengetahui semua kegiatan organisasi dan tingkat yang palin atas hingga yang paling bawah, 4. menghendaki semua laporan dari semua tingkatan organisasi diterima sendiri secara langsung, 5. seluk beluk dan hal ikhwal organisasi hingga yang sekecil-kecilnya ingin pula diketahuinya, 6. menghendaki terwujudnya sentralisasi kekuasaan. Tipe Pemimpin Nonpribadi. Tipe pemimpin nonpribadi ialah suatu tipe dimana seorang pemimpin: 1. tidak secara langsung mengadakan hubungan/kontrak dengan segenap pegawai/karyawannya, 2. dalam menjalankan kepemimpinannya tetap memegang teguh saluran hierarki organisasi, 3. pola stuktur organisasi dan tata kerja tetap dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, 4. pemimpin tingkat atas mengadakan kontrak, menyampaikan perintah/instruksi dan menerima hasil pekerjaan/laporan pekerjaan dari bawahan langsung, 5. setiap jabatan/kepala unit mengetahui secara jelas batas wewenang dan tanggung jawabnya. Tipe pemimpin Otokratis. Tipe pemimpin otokratis ialah suatu tipe dimana seorang pemimpin:

1. menganggap organisasi sebagai milik pribadi, 2. mengidentikkan tujuan pribadi engan tujuan organisasi, 3. menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, 4. tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, 5. terlalu bergantung kepada kekuasaan formalnya, 6. dalam tindakan pergerakannya sering mempergunakan approacfh (pendekatan) yang mengandung unsure paksaan dan punitive (bersifat menghukum) Tipe Pemimpin Militeristis. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifatsifat: 1. dalam menggerakan bawahan system perintah yang lebih sering dipergunakan, 2. dalam menggerakan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, 3. senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan, 4. menuntut disiplin yang lebih tinggi dan kaku dari bawahan, 5. sukar menerima kritikan dari bawahannya, 6. menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan. Tipe Pemimpin Paternalistis. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifatsifat: 1. menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, 2. bersikap terlalu melindungi (overly protective) 3. jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, 4. jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil insiatif, 5. jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, 6. sering bersikap mahatahu. Tipe Pemimpin Kharismatik Hingga sekarang ini para sarjan belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seorang pemimpin memiliki kharisma, yang diketahui adalah bahwa pemimpin yang demikian

mempunyai daya tarik yang amat besar dan karena hal ini umumnya mempunyai pengikut dalam jumlah sangat banyak. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab-sebab seseorang dikatakan pemimpin yang kharismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi oleh kekuatan gaib (supernatural power). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk kharismatik. Tipe Pemimpin Demokratis Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern karena: 1. dalam proses pergerakan bawahan selalu bertitik tokal dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, 2. senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari bawahannya, 3. selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan team work dalam usaha mencapai tujuan, 4. selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya, 5. berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

4. Elemen Kepemimpinan Transformasional


Berdasarkan model yang dikembangkan Bass (1985) dan Silin (1994), kepemimpinan transformasional terdiri atas tiga komponen. Pertama, karisma digambarkan sebagai komponen paling penting dalam konsep kepemimpinan transformasional. Sedikit yang bisa dipakai untuk menggambarkan seorang pemimpin karismatik, dimana didalamnya termuat perasaan cinta dari anak buah, bahkan, bawahan merasa percaya diri dan saling mempercayai di bawah seorang pemimpin yang karismatik. Di bawah seorang pemimpin yang karismatik, bawahan menerima pemimpinnya sebagai model yang ingin ditirunya setiap saat, tumbuh antusiasme kerja anak buah, mampu membuat anak buah bekerja lebih keras, lebih lama dengan senang hati. Skala karisma kepemimpinan transformasional mendeskripsikan tingkat sejauhmana pemimpin menciptakan antusiasme anak buah, mampu membedakan hal-hal yang benar-benar penting, membangkitkan perasaan mengemban misi terhadap organisasi. Melalui karisma, pemimpin mengilhami loyalitas dan ketekunan, menanamkan kebanggaan dan kesetiaan, serta membangkitkan rasa hormat. Kedua, konsideran individual, dimana di bawah kepemimpinan transformasional, penyamarataan perbedaan antar individu tidak memperoleh tempatnya. Seorang pemimpin transformasional akan memperhatikan faktor-faktor individual

sebagaimana tidak boleh disamaratakan, karena adanya perbedaan, kepentingan, dan pengembangan diri yang berbeda satu sama lain. Ketiga, stimulasi intelektual, dimana dalam kepemimpinan transformasional seorang pemimpin akan melakukan stimulasi-stimulasi intelektual. Elemen kepemimpinan ini dapat dilihat antara lain dalam kemampuan seorang pemimpin dalam menciptakan, menginterpretasikan, dan mengelaborasi simbol-simbol yang muncul dalam kehidupan, mengajak bawahan untuk berfikir dengan cara-cara baru. Pendeknya bawahan dikondisikan pada situasi untuk selalu bertanya pada diri sendiri dan membandingkannya dengan asumsi yang berkembang di masyarakat, yang untuk selanjutnya mengembangkan kemampuan pemecahan masalah secara bebas.

5. PEMIMPIN TRANSFORMASIONAL
Psychological Bulletin Vol. 129 No. 3 melaporkan bahwa berbagai penelitian dalam kepemimpinan mengungkapkan bahwa wanita pemimpin umumnya mempraktikkan prinsip kepemimpinan transformasional. Pemimpin yang transformasional antara lain adalah pemimpin yang berorientasi pada pendukung, prinsip, dan perubahan.Berorientasi pada pendukung. Wanita pemimpin umumnya lebih berorientasi pada pendukung. Penelitan mengungkapkan bahwa wanita pemimpin memberdayakan para pendukung dengan memberi kesempatan kepada orang-orang yang mereka pimpin untuk menyatakan pendapat dan memberi masukan. Para wanita pemimpin ini juga melakukan berbagai upaya untuk pengembangan diri. Selain memberdayakan pengikut mereka, para wanita pemimpin lebih banyak yang bertindak sebagai mentor daripada sebagai bos. Wanita pemimpin memberi petunjuk dan bimbingan yang diperlukan kepada para pendukung untuk melakukan pekerjaan yang ditugaskan. Selain bertindak sebagai mentor, para wanita pemimpin juga cenderung untuk memimpin dengan memberi teladan kepemimpinan pada para pendukunng melalui sikap dan tindakan mereka. Jika mereka menginginkan disiplin untuk diterapkan oleh anak buah, maka mereka pun akan menunjukkan sikap disiplin, jika mereka ingin agar anak buah bersikap jujur dan terbuka, mereka pun akan memberikan teladan yang sama. Misalnya: Kita bisa berguru pada Tjut Njak Dhien, pemimpin dari Aceh dan Cory Aquino dari Filipina yang senantiasa berorientasi pada para pendukung. Tujuan perjuangan mereka didasarkan pada kepentingan para pendukung (rakyat): Tjut Njak Dhien berjuang untuk membebaskan rakyatnya dari penjajahan dan kekejaman musuh, sedangkan Cory Aquino berjuang untuk mengembalikan kekuasaan pada rakyat dan membentuk pemerintahan yang bersih dari KKN. Dalam memberikan keteladanan sikap dan tindakan, kedua wanita pemimpin ini tidak diragukan lagi. Keterbukaan, ketulusan dan semangat juang tinggi merupakan keteladanan yang sangat menonjol ditunjukkan oleh kedua wanita ini. Berorientasi pada perubahan. Kepemimpinan para

wanita umumnya diarahkan pada perubahan. Tekanan sosial, budaya, dan ekonomi mendorong wanita untuk menunjukkan prestasi dua kali lebih besar dari pada para pria, untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat sekitar. Para wanita seringkali harus mempersembahkan solusi yang luar biasa, yaitu yang membawa perubahan signifikan bagi lingkungan mereka, untuk dapat diakui sebagai pemimpin. Ketika mereka diberi kesempatan memimpin pun, mereka tetap berjuang untuk membawa perubahan besar, karena hanya perubahanlah yang akan membuat masyarakat sekitar memperhatikan prestasi mereka. Dengan demikian, mereka memotivasi para pendukung dan orang-orang di sekitar mereka juga untuk bersama-sama menciptakan perubahan bagi lingkungan tempat mereka berkarya. Mereka memotivasi para pendukung untuk senantiasa mencari alternatif dan ide-ide segar yang inovatif. Misalnya: Mary Eugenia Charles dari Republik Dominika yang menduduki posisi Perdana Menteri tidak lama setelah negaranya mendapat kemerdekaan dari Inggris tahun 1978, melakukan banyak perubahan, terutama di bidang ekonomi (memperbaiki ekonomi yang terpuruk selama masa prakemerdekaan) selama tiga periode kepemimpinannya. Mary Robinson dari Irlandia juga banyak membawa perubahan di berbagai bidang (hukum, politik, dan ekonomi) di negaranya.Berorientasi pada prinsip.Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa umumnya wanita pemimpin bertindak dan mengambil keputusan terutama karena didorong oleh prinsip yang diperjuangkan, bukannya oleh kekuasaan yang diraih. Mereka menunjukkan semangat yang tinggi dalam mempertahankan dan memperjuangkan prinsip yang mereka pegang. Tidak heran jika mereka memiliki daya tahan yang lebih lama dan toleransi yang lebih tinggi atas krisis dan masalah yang mungkin harus mereka hadapi dalam menjalankan tugas mereka. Misalnya: Ibu Teresa, pejuang hak-hak kaum papa, dan Benazir Bhutto, pemimpin dari Pakistan menunjukkan semangat tinggi dan ketahanan yang kuat terhadap masalah dan tekanan karena tindakan mereka didorong oleh prinsip yang mereka perjuangkan. Margaret Thatcher dari Inggris juga sependapat. Mantan Perdana Menteri Inggris ini mengatakan bahwa untuk memenangkan sebuah perjuangan, seringkali kita harus bertarung lebih dari satu kali. Dalam memperjuangkan prinsip mereka masing-masing, ketiga wanita pemimpin ini banyak mendapat hambatan dan masalah. Penjara, penyakit, penolakan, cercaan, kegagalan, dan tekanan dari pihak oposisi tidak memupuskan semangat juang mereka.

6. PEMIMPIN TRANSAKSIONAL
Penelitian yang diterbitkan Psychological Bulletin juga mengungkapkan bahwa selain berperan sebagai pemimpin yang transformasional, para wanita pemimpin juga memiliki kelebihan sebagai pemimpin yang transaksional. Komunikasi. Diane Halpern, seorang profesor di bidang psikologi, mengungkapkan bahwa wanita memiliki kelebihan dalam kemampuan berkomunikasi. Beberapa

peneliti lain juga mendukung pendapat Halpern dengan mengatakan bahwa wanita memiliki kemampuan berbahasa lebih baik dari pada pria. Dalam menjalankan kepemimpinannya, para wanita menggunakan kemampuan bahasa mereka untuk berkomunikasi dengan para pendukung. Dalam berinteraksi dengan para pendukung, para wanita memilih dengan hati-hati kata-kata yang mereka ucapkan. Kata-kata mereka jadikan senjata ampuh untuk menyampaikan pendapat, memberi motivasi dan dorongan bagi anak buah. Mereka sadar bahwa kata-kata yang tepat memiliki kekuatan yang dahsyat untuk menggerakkan orang lain. Misalnya: Isabela Peron dari Argentina dan Indira Gandhi dari India dikenal efektif dalam menggunakan kemampuan berkomunikasi dan kekuatan kata-kata dalam memimpin. Kemampuan berkomunikasi mereka telah terbukti ampuh dalam menggalang dukungan luas dari berbagai pihak dan memotivasi rakyat untuk ikut berjuang bersama-sama dengan mereka. Kemampuan berkomunikasi mereka juga telah berhasil membawa mereka untuk menundukkan lawan dan memenangkan simpati kawan terhadap perjuang mereka, baik di tingkat nasional, regional, maupun internasional. Kerja sama Tim. Dalam berperan sebagai pemimpin, para wanita enggan untuk bertindak sendirian. Mereka banyak menggalang kerja sama dengan berbagai pihak untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Mereka sadar bahwa tujuan akan lebih mudah dicapai jika dilakukan dengan dukungan dari banyak pihak. Mereka juga sadar bahwa masalah akan terasa lebih ringan jika ditanggung bersama. Untuk itulah, dalam menjalankan tugas-tugas kepemimpinan mereka, para wanita lebih banyak menjalin kerja sama dalam tim dari pada melakukan segala sesuatunya sendirian. Misalnya: Anda tidak bisa berjabat tangan dengan tangan yang tertutup, demikian yang diucapkan oleh Golda Meir, mantan Perdana Menteri Israel. Yang dimaksud Meir di sini adalah, dalam bekerja sama, seorang pemimpin perlu menginvestasikan waktu dan usaha untuk membina hubungan baik perlu dibina agar sang pemimpin bisa diterima dengan tangan terbuka. Kerja sama tim juga diterapkan oleh Presiden Kumaratungga dari Sri Lanka yang senantiasa berusaha menggalang kerja sama tidak saja dengan berbagai pihak di dalam negeri, tetapi juga dengan negara-negara tetangga untuk mengatasi masalah, menciptakan stabilitas di bidang ekonomi, politik, dan sosial dan menciptakan perdamaian di tingkat regional dan internasional. Terbuka. Para peneliti juga mengungkapkan bahwa wanita pemimpin dalam melakukan tugastugas kepemimpinannya umumnya bersikap lebih terbuka dalam hal membagikan informasi dan tanggung jawab pada para pendukung mereka. Dengan keterbukaan ini mereka menanamkan kepercayaan pada para pendukung. Hasilnya, para pendukung umumnya menjadi lebih loyal pada wanita pemimpin mereka.

Misalnya: Aung San Suu Kyi, pemimpin para pejuang demokrasi dari Myanmar, memiliki banyak pengikut dan pendukung setia, karena keterbukaannya pada rakyat. Sikap ini memupuk kepercayaan rakyat akan ketulusan Aung San Suu Kyi dalam memperjuangkan nasib mereka. Setiap orang memiliki berbagai kelebihan dibandingkan orang lain di bidang-bidang yang berbeda. Demikian juga dengan wanita yang memiliki berbagai kelebihan dibandingkan pria di bidang-bidang tertentu. Jika kedua golongan ini bisa saling belajar satu dengan lainnya, dan saling mengisi dengan kelebihan masing-masing, tentunya banyak hal positif yang bisa diraih dan banyak perubahan positif yang juga bisa diciptakan. Di bulan April ini yang seringkali diasosiasikan dengan bulan perjuangan kaum Kartini, mengapa kita tidak belajar dari hal-hal positif yang menjadi keunggulan para wanita pemimpin?

6.

Pelatihan-Pelatihan Berbasis Analisis Transaksional

Di lingkungan kerja sering kali kualitas komunikasi antar individu dalam organisasi mempengaruhi kinerja organisasi tersebut dalam mencapai misi yang diembannya. Salah satu konsep yang diakui secara luas dapat meningkatkan kualitas komunikasi interpersonal adalah konsep Analisis Transaksional (Transactional Analysis -TA) yang dikembangkan oleh Eric Berne. Dalam konsep ini individu diajak melakukan analisis terhadap pola komunikasi pribadi dan lingkungannya untuk menemukan cara yang paling tepat dalam menyampaikan serta menerima informasi. LPTUI menyediakan 2 jenis pelatihan berbasis TA yaitu pelatihan komunikasi produktif (Basic TA) dan Analisis Transaksional bagi Managers (Advanced TA)

Pelatihan Komunikasi Produktif (Basic TA)

Pelatihan Komunikasi Produktif dirancang untuk mengenalkan pesertanya mengenai konsepkonsep dasar TA serta merangsang mereka mengaplikasikannya dalam kegiatan bekerja sehari-hari sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal individu. Materi pelatihan ini meliputi pengenalan Konsep komunikasi interpersonal, pengenalan dan latihan konsep-konsep dasar TA beserta aplikasinya. Pada akhir pelatihan setiap peserta akan diminta merumuskan tujuan pribadi mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dengan menggunakan konsepkonsep dasar TA. Pelatihan Analisis

Transaksional untuk Manajer (Advanced TA)

Pelatihan Analisis Transaksional untuk manajer dirancang untuk meningkatkan keterampilan komunikasi seorang manajer dalam memimpin karyawannya melalui aplikasi tingkat lanjut (advanced) konsep TA. Materi pelatihan ini meliputi pengenalan berbagai jenis manajer menurut konsep TA dan aplikasi tingkat lanjut (advanced) TA dalam memimpin bawahan. Pada akhir pelatihan setiap peserta akan diminta merumuskan tujuan pribadi mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal sebagai seorang manajer dengan menggunakan konsepkonsep TA

8. From Transactional to Charismatic Leadership


Dari tanggapan ke Perspektif kepemimpinan yang baru. Kepemimpinan Karismatik adalah teori kepemimpinan sudah muncul di masa lalu dari 15 tahun, dengan berbagai cara dikenal sebagai "karismatik", "gagah berani", "transformational", atau "pengelamun" kepemimpinan. Ini bersaing, tetapi perspektif yang terkait sudah menciptakan kebingungan antar peneliti dan praktek para manajer. Kebetulan, Robert Rumah dan Boa/Ular Boa Shamir sudah memberi [kita/kami] suatu teori yang terintegrasi praktis. [Itu] adalah dikenal sebagai kepemimpinan yang karismatik. Bagian ini mulai dengan menyoroti perbedaan antara tanggapan dan kepemimpinan yang karismatik. Kita kemudian mendiskusikan suatu model dari kepemimpinan karismatik, memproses dan implikasi manajemen dan risetnya. a. Apa yang merupakan perbedaan antara tanggapan dan kepemimpinan yang

karismatik? Tanggapan kepemimpinan memusat dengan diam-diam, diantaranya tanggapan yang hubungan antar pribadi, antar para manajer dan karyawan. Para Pemimpin dilihat ketika mulai bekerja perilaku yang memelihara suatu interaksi mutu antara diri mereka dan para pengikut. Keduanya mendasari karakteristik dari kepemimpinan tanggapan adalah bahwa : 1. Ketidak-tentuan penggunaan para pemimpin memberi penghargaan untuk memotivasi karyawan dan 2. Para pemimpin menggunakan tindakan korektif hanya pada bawahan; subordinat gagal untuk memperoleh gol capaian. Rolf Shahel, CEO Ceo Shire/Kesatuan Daerah Di Inggris

Pharmaceuticals, yang secara efektif menggunakan kepemimpinan tanggapan untuk membantu mengorganisir dan menjalankan perusahaan/ rombongan itu. Lihat OB yang internasional di atas. Didalam kontras, kepemimpinan yang karismatik menekankan "perilaku pemimpin yang simbolis, pengelamun dan pijatan mendatangkan ilham, komunikasi yang nonverbal, mohon ke nilai-nilai yang ideologis, rangsangan yang intelektual tentang para pengikut oleh pemimpin, pajangan dari kepercayaan didalam diri dan para pengikut, dan harapan pemimpin untuk pengorbanan diri pengikut dan untuk pencapaian di luar panggilan dari tugas". Kepemimpinan yang karismatik dapat menghasilkan perubahan keorganisasian penting dan menghasilkan sebab itu "mengubah bentuk" karyawan untuk mengejar gol organisasi sebagai pengganti kepentingan diri. Kepemimpinan yang karismatik adalah sebagai penolong/musik untuk Mathew Szulik, CEO dari Topi Kardinal, suatu Linux penyedia Sistem Operasi dengan 750 karyawan, seperti ketika ia mengejar perluasan global dari produk dan jasa perusahaan Linux. b. Bagaimana cara kepemimpinan yang karismatik mengubah bentuk para pengikut? Para pemimpin yang karismatik mengubah bentuk pengikut dengan menciptakan perubahan candicandi tua itu masih dapat dilihat, tetapi gol, nilai-nilai, terpaksa, kepercayaan, dan cita-cita. Mereka memenuhi perubahan bentuk ini oleh menarik ke diri pengikut - concepts-namely, tanda bukti diri dan nilai-nilai mereka. Gambar 17-6 adalah suatu model dari bagaimana kepemimpinan yang karismatik memenuhi perubahan bentuk proses. Gambar 17-6 menunjukkan kultur organisatoris itu adalah pendahuluan, tanda kunci dari kepemimpinan yang karismatik. Organisasi dengan kultur yang adaptip mengantisipasi dan menyesuaikan ke perubahan yang lingkungan dan memusatkan pada kepemimpinan yang menekankan pentingnya jasa atau layanan ke pelanggan, pemegang saham, dan karyawan. karismatik. Para pemimpin karismatik yang pertama terlibat dalam tiga kunci satuan perilaku para pemimpin. Jika dilaksanakan secara efektif, perilaku ini secara positif mempengaruhi para pengikut individu dan kelompok kerja mereka. Hal yang positif ini, pada akhirnya, mempengaruhi berbagai hasil. Sebelum mendiskusikan model dari kepemimpinan yang karismatik secara lebih detil, adalah penting mencatat dua kesimpulan yang umum tentang kepemimpinan yang karismatik. Panah yang two-headed : 1. Organisasi kultur dan perilaku pemimpin di dalam Gambar 17-6 mengungkapkan individu itu dengan kecenderungan perilaku yang karismatik bisa mempengaruhi kultur. Ini menyiratkan Manajemen orientasi jenis ini melibatkan penggunaan dari kepemimpinan yang

kepemimpinan karismatik itu menguatkan nilai-nilai inti dari suatu kultur adaptip dan membantu ke arah dysfunctional aspek perubahan dari suatu kultur organisasi yang dikembangkan dari waktu ke waktu. 2. Kepemimpinan yang karismatik mempunyai efek pada berbagai tingkatan di dalam suatu organisasi. Sebagai contoh, Gambar 17-6 menunjukkan kepemimpinan yang karismatik itu dapat secara positif mempengaruhi hasil individu ( Seperti : motivasi), menggolongkan hasil (menggolongkan kohesi), dan hasil organisatoris (Capaian yang keuangan).Dengan demikian dapat terlihat bahwa potensi untuk mencapai manfaat yang positif dari kepemimpinan yang karismatik, sungguh tersebar secara luas.

Organization Culture Adaptive

Leader Behavior Leader establishes a vision

Effects on followers and work groups Increased intrinsic motivation, achievement orientation, and goal

Outcomes Personal commitment to leader and vision

pursuit Leader establishes high Increased performance expectations and displays confidence in him/herself and the collective ability to realize the vision indentification with the leader and the collective interests of organizational members Increased cohesion among workgroup Leader models the desired values, traits, beliefs, and behaciors needed to realize the members Increased self-esteem, self-efficacy, and intrinsic interests in goal accomplishment

Self-sacrifical behavior

Organizational commitment Task meaningfulness and satisfaction

vision

Increased role modeling of charismatic leadership

Increased individual, group, and organization performance

Gambar 17-6

9. Perilaku Pemimpin karismatik


Perilaku utama pemimpin karismatik adalah melibatkan pendirian dan penetapan suatu visi yang umum menuju masa depan. Visi adalah "suatu realistis, terpercaya, menarik, masa depan untuk organisasimu." Menurut Burt Nanus, seorang ahli kepemimpinan, kepemimpinan karismatik adalah hak/ kebenaran visi melepaskan tali manusia potensial, oleh karena itu visi bertindak sebagai suatu rambu suar/batu duga dari harapan dan tujuan yang umum. Pemimpin karismatik mengerjakan ini dengan menarik komitmen, energizing pekerja, menciptakan maksud/arti hidup karyawan, menetapkan suatu standard dari keunggulan, promosi tinggi, ideal, dan cita-cita. Didalam kontras, bersalah kepada visi dapat sangat merusakkan bagi suatu organisasi. Mempertimbangkan apa yang terjadi ke Inc. Kelompok dokter yang pantai ketika Itu dikejar visi tentang pendiri Dr Steven Scott. Visi Dr Scott adalah untuk menciptakan jaringan dari praktek dokter dan kemudian menjual jasa jaringan ke penyedia pelayanan kesehatan: Hari ini, mimpinya dari suatu revolusi yang physician-led telah berubah menjadi suatu mimpi buruk. puncak dan Klien yang utama para eksekutif sudah melarikan diri ke pantai. Sedang menunda banyak dari bisnisnya, menjual klinik, dan berusaha untuk menyadarkan aktivitas aslinya,yaitu rumah sakit susunan kepegawaian Dr Scott adalah seorang usahawan dokter kandungan 48-year-old yang diputar yang workaholic, aksi duduk yang two-story rumah batu bata yang dikurungnya di sini, mendingin tumitnya dan teh yang dibekukan . Di (dalam) boleh, [papan/meja] dipilih dengan telitinya yang diusir dia sebagai pimpinan eksekutive petugas dan mengenakan dia " cuti panjang." CEO [siapa] yang membiasakan diri memanggil para bawahan; subordinat di rumah pada malam hari kini berpalang, dengan gerakan dari menumpang, dari menyatakan pantai adalah karyawan. Ia juga tidak bisa masuk kantor nya, sungguhpun ia memiliki bangunan Current/Arus manajemen menguraikan dia sebagai suatu boss angkuh [siapa] yang merusak pantai melalui suatu rangkaian dari langkah salah dan tidak bisa membawa untuk melepaskan. Seperti anda dapat lihat, Dokter pantai mempunyai Visi kelompok memproduksi hasil yang celaka. Ini menyoroti fakta bahwa yang dilakukan para pemimpin karismatik lebih dari sekedar menetapkan suatu visi. Mereka juga harus memperoleh

masukan dari pihak lainnya didalam mengembangkan suatu implementasi dalam perencanaan yang efektif.Yang kedua satuan terhadap perilaku pemimpin melibatkan dua komponen kunci. 1. Para pemimpin karismatik yang diset harapan capaian tinggi dan baku sebab mereka mengetahui menantang, gol yang dapat dicapai mendorong kearah produktivitas yang lebih besar. 2. Para pemimpin yang karismatik harus menyatakan di depan umum kepercayaan dan kemampuan pengikutnya untuk menemukan harapan pencapaian yang tinggi. Ini adalah penting sebab karyawan lebih mungkin mengejar gol yang sulit ketika mereka percaya bahwa mereka mampu memenuhi apa yang dapat mereka penuhi.dan akhirnya melibatkan perilaku pemimpin menjadi model peran. Meskipun demikian tindakan mereka - para pemimpin yang karismatik model nilai yang diinginkan, ciri, kepercayaan, dan perilaku yang diperlukan untuk merealisir visi itu. Mekanisme yang motivasional Yang mendasari Efek yang positif dari Kepemimpinan Kepemimpinan yang karismatik karismatik secara positif mempengaruhi motivasi karyawan ( lihat Gambar 17-6). Di mana terjadi satu arah adalah dengan terus meningkat nilai yang hakiki dari suatu gol dan usaha karyawan. Para Pemimpin lakukan ini dengan menekankan nilai simbolik dari usaha itu, para pemimpin karismatik menyampaikan memijat bahwa usaha mencerminkan nilai-nilai organisatoris penting dan minat yang kolektif. Para Pengikut gagal belajar bahwa tingkatan mereka dari usaha menghadirkan suatu statemen moral. Sebagai contoh, usaha tinggi menghadirkan kesanggupan untuk visi organisasi yang bernilai, sedangkan usaha yang rendah mencerminkan suatu ketiadaan komitmen. Kepemimpinan yang karismatik meningkatkan usaha karyawan - pengharapan capaian dengan secara positif mendukung pengikut mengagumi diri sendiri dan selfefficacy. Para Pemimpin juga meningkatkan nilai yang hakiki tentang pemenuhan gol dengan menjelaskan gol dan visi organisasi dari hal nilai-nilai pribadi yang mereka hadirkan. Karyawan bantuan ini untuk secara pribadi menghubungkan dengan visi organisasi. Para pemimpin yang karismatik peningkatan lebih lanjut penuh arti dari tindakan yang diarahkan ke arah pemenuhan gol oleh/dengan gol terungkap bagaimana perpindah gerakkan organisasi ke arah visi yang positif, yang kemudian 2

memberi positif.

para

pengikut

suatu

perasaan/pengertian

dari

pertumbuhan

dan

pengembangan, kedua-duanya adalah penyokong yang penting ke self-concept yang

Riset dan Implikasi managerial Model yang karismatik tentang kepemimpinan. Yang diperkenalkan di Gambar 17-6 telah didukung oleh riset. Studi sudah menunjukkan kepemimpinan yang karismatik itu adalah secara positif dihubungkan dengan self-concept pengikut, identifikasi dengan dan percaya pada pemimpin, pengorbanan diri yang positif, identifikasi dengan kelompok kerja, dan dengan motivasi kelompok. Suatu meta-analysis dari 54 studi lebih lanjut menunjukkan bahwa para pemimpin yang karismatik telah dipandang sebagai para pemimpin lebih efektif oleh penyelia dan para pengikut dan para pengikut yang menggunakan lebih lebih dari usaha dan melaporkan tingkat yang lebih tinggi dari kepuasan kerja dibanding para pemimpin yang noncharismatic. Lain studi yang diungkapkan kepemimpinan yang karismatik itu adalah secara positif dihubungkan dengan keselamatan karyawan kesadaran, capaian yang individu, dan kepuasan dengan para pemimpin. Di tingkatan yang organisatoris, suatu meta-analysis mempertunjukkan kepemimpinan yang karismatik itu adalah secara positif dihubungkan dengan ukuran organisatoris tentang efektivitas. Akhirnya, suatu studi dari 31 presiden dari karisma United States/Amerika Serikat yang menunjukkan bahwa dengan mantap meramalkan capaian presiden. Hasil ini menggarisbawahi lima implikasi managerial penting. 1. Jauh lebih baik para pemimpin bukan hanya karismatik, mereka adalah keduaduanya tanggapan dan karismatik. Para Pemimpin perlu mencoba dua ini jenis kepemimpinan menghindarkan suatu gaya yang sikap menunggu dan melihat atau laissez faire. Laissez-Faire kepemimpinan adalah gaya kepemimpinan yang paling tidak efektip. 2. Kepemimpinan yang karismatik tidak bisa diterapkan dalam semua situasi yang organisatoris. Menurut suatu regu dari tenaga ahli, kepemimpinan yang karismatik adalah paling mungkin untuk menjadi efektif ketika :

Kemudian situasi menawarkan peluang untuk keterlibatan "moral" Capaian gol tidak bisa mudah terbentuk/mapan dan terukur. Penghargaan yang disebabkan oleh keadaan dari luar tidak bisa dipahami dengan jelas jika dihubungkan dengan capaian individu. Ada sedikit situational isyarat/tongkat bilyard atau batasan untuk memandu perilaku Usaha pengecualian, perilaku, pengorbanan, dan capaian diperlukan dari kedua-duanya yaitu para pemimpin dan para pengikut.

3. Walaupun sukar untuk meningkatkan karisma perorangan, bukti menyatakan bahwa karyawan pada tingkatan apapun didalam suatu organisasi dapat dilatih; terlatih untuk lebih tanggapan dan karismatik. Mengarungi Perusahaan Motor, sebagai contoh, sedang menggunakan Leadership/Kepemimpinan Pengembangannya Memusat untuk meratakan suatu program pengembangan kepemimpinan besar-besaran yang diarahkan pada menciptakan transformational para pemimpin. Para pemimpin karismatik keempat dapat tak pantas atau etis. Sedangkan para pemimpin karismatik etis memungkinkan karyawan untuk tingkatkan mereka self-concepts, orang-orang tak pantas memilih atau menghasilkan taat, dependent, memenuhi, dan para pengikut yang tidak puas. Manajer Puncak dapat menciptakan dan memelihara kepemimpinan karismatik yang etis dengan cara : 1. Yang diciptakan Dan pemaksaan [adalah] suatu kode yang dengan jelas dinyatakan tentang etika. 2. Perekrutan, memilih, dan mempromosikan orang-orang dengan akhlak yang tinggi dan baku. 3. Mengembangkan harapan capaian di sekitar perawatan dari employeesthese harapan kemudian bisa ditaksir di penimbangan prestasi memproses. 4. Pelatihan karyawan untuk menghargai keanekaragaman. 5. Mengidentifikasi, memberi penghargaan, dan di depan umum memuji karyawan yang menerangkan dengan melakukan contoh moral yang tinggi.

Akhirnya, suatu karismatik gairah pemimpin ketenagakerjaan dapat didorong kearah janji yang tidak bisa dijumpai. Mempertimbangkan pengalaman dari Mary Shea. Mary Shea, suatu Oakland, California, pengacara yang mengkhususkan dalam proses pengadilan ketenagakerjaan, mencakup proses pengadilan pilihan, ada di rumah yang karismatik para pemimpin tidaklah luar biasa di internet dunia. Dia ada di rumah yang di internet ekonomi ada suatu fraksi dari "overzealous perusahaan" dan "orang percaya yang benar/siapa yang buat penawaran ketenagakerjaan yang mereka tidak bisa membackup."Hasil adalah bahwa banyak karyawan " yang dipercayai ini sering para pemimpin yang sangat karismatik" semangat outstripped dan siapa genap supplanted-their ketajaman bisnis. Shea berspekulasi bahwa di ke tiga California negara-negara yang membentuk jantungnya Silicon/Silisium Valley/Lembah dan Internet economy-Santa Clara, San Francisco, dan San Mateo-There adalah sedikitnya 100 penuntutan perkara yang options-related menunggu keputusan, dan itu lebih adalah di jalan. Organisasi harus menciptakan ke check-and-balance sistem yang menghalangi para pemimpin yang karismatik dari pembuatan kontrak ketenaga-kerjaan tak pantas atau tak realistis. Perspektif tambahan pada Leadership/Kepemimpinan Ini bagian menguji tiga pendekatan yang tambahan ke kepemimpinan: leader-member menukar teori, sebagai gantinya untuk kepemimpinan, dan servant-leadership. Kita membelanjakan lebih banyak waktu [yang] mendiskusikan leader-member menukar teori dan sebagai gantinya untuk kepemimpinan sebab mereka telah (menjadi) lebih secara menyeluruh diselidiki. Leader-Member Pertukaran ( LMX) Model dari Leadership/Kepemimpinan Leader-Member menukar model dari kepemimpinan berputar-balik di sekitar pengembangan dari hubungan yang dyadic antara para manajer dan laporan yang langsung mereka. Model ini adalah sungguh berbeda dari yang sebelumnya dibahas oleh karena memusat dengan diam-diam mutu dari hubungan antara para manajer dan para bawahan; subordinat sebagai lawan perilaku atau ciri dari baik para pemimpin maupun para pengikut. Itu juga adalah berbeda oleh karena tidak berasumsi bahwa perilaku pemimpin ditandai oleh suatu yang stabil atau rata-rata gaya kepemimpinan seperti halnya Leadership/Kepemimpinan Genggaman dan teori ketidaktentuan Fiedler. Dengan kata lain, model ini mengasumsikan seorang pemimpin dalam memperlakukan semua bawahannya; subordinate yang sama caranya. Pendekatan 5

tradisional ini ke kepemimpinan ditunjukkan di sisi sebelah kiri dari Gambar 17-7. Dalam hal ini, pemimpin ditunjuk oleh yang dilingkari L) adalah meskipun demikian memperlihatkan suatu pola teladan yang yang serupa tentang perilaku ke arah semua karyawan ( E1 ke E5). Dalam membandingkan, LMX model didasarkan dengan diamdiam asumsi yang para pemimpin kembangkan one-to-one hubungan yang unik dengan masing-masing dari orang-orang yang melaporkan kepada pemimpin. Ilmuwan tingkah laku menyebutkan hubungan semacam ini adalah suatu diad yang vertikal. Pembentukan dari diad vertikal disebut secara alami terjadi proses, sebagai hasil para pemimpin adalah mencoba untuk mendelegasikan dan menugaskan peranan pekerja. Sebagai hasil proses ini, dua terpisah jenis leaders-member hubungan pertukaran diharapkan untuk meningkatkan. Satu jenis leader-member pertukaran disebut/dipanggil in-group menukar. Di hubungan ini, para pemimpin dan para pengikut kembangkan suatu persekutuan yang ditandai oleh pengaruh timbal balik, kepercayaan yang timbal balik, rasa hormat dan kegemaran, dan suatu perasaan/pengertian dari nasib yang umum. Gambar 17-7 menunjukkan bahwa E1 dan E5 adalah anggota dari para pemimpin adalah di (dalam) kelompok. Kedua jenis pertukaran, dikenal sebagai suatu pertukaran golongan luar, para pemimpin ditandai sebagai mandor [siapa] yang gagal untuk menciptakan suatu perasaan/pengertian dari kepercayaan timbal balik, rasa hormat, atau nasib yang umum.

Temuan Riset
Jika leader-member model pertukaran benar, disana diharuskan suatu hubungan yang penting antara jenis leader-member menukar dan hasil yang terkait dengan pekerjaan. Riset mendukung ramalan ini. Sebagai contoh, suatu hal positif leader-member pertukaran adalah secara positif dihubungkan dengan capaian pekerjaan, gol komitmen, perilaku kewarganegaraan yang organisatoris, dan kepuasan dengan kepemimpinan. Jenis leader-member pertukaran juga telah ditemukan untuk meramalkan tidak hanya perputaran antar perawat dan analisa komputer tetapi juga hasil karier, seperti pro-motabilas, tingkatan gaji, dan penerimaan bonus (di) atas suatu seven-year periode. Yang terakhir, belajar juga sudah mengenali berbagai variabel yang mempengaruhi mutu dari suatu LMX. Sebagai contoh, LMX telah dihubungkan dengan persamaan kepribadian dan persamaan yang demografis. Lebih

lanjut, mutu dari suatu LMX adalah secara positif dihubungkan dengan tingkatan dari percaya antara seorang manajer dan laporan yang langsung, penggunaan manajer dari penghargaan ketidaktentuan yang positif, dan memberi isyarat kepada seseorang jumlah usaha mitra diad memasuki hubungan itu.

Implikasi managerial
Ada empat implikasi managerial yang dihubungkan dengan model dari kepemimpinan LMX adalah 1. Hubungan yang membangun permainan suatu peran kunci didalam kepemimpinan dan OB. Ini menyiratkan bahwa penting bagi organisasi untuk mendisain sistem sumber daya manusia dan aktivitas yang secara proaktif mempromosikan hubungan dan membangun hubungan tersebut. Itu juga menyatakan bahwa para manajer perlu membuat suatu titik untuk memusatkan pada hubungan yang membangun di dalam unit pekerjaan mereka. 2. Para pemimpin didukung untuk menetapkan standar kepadulian terhadap harapan capaian yang tinggi dari laporan yang langsung mereka sebab pengaturan standar prestasi yang tinggi adalah membantu perkembangan high-qualas LMXS. 3. Kepribadian dan persamaan yang demografis antara para pemimpin dan para pengikut dihubungkan dengan LMXS yang lebih tinggi, para manajer perlu untuk saksama bahwa mereka tidak menciptakan suatu lingkungan pekerjaan yang homogen dari mempunyai; nikmati hubungan hal positif dengan laporan yang langsung mereka. Banyak orang mendokumentasikan bahwa ada banyak hal positif keuntungan-keuntungan yang menpunyai kenikmatan dari suatu kekuatan pekerja yang berbeda. Implikasi yang keempat menyinggung bagi mereka yang menemukan diri brown LMX yang lemah/miskin.Ukuran dari leader-member menukar segmen itu adalah suatu LMX ke dalam empat subdimensions: effection timbal balik, kesetiaan, kontribusi, mempekerjakan aktivitas, dan rasa hormat profesional. OB Robert Vecchio seorang peneliti menawarkan kepada para pengikut dan pemimpin untuk meningkatkan mutu dari leader-member dengan menukarkan :

1. Karyawan yang baru perlu menawarkan kesetiaan mereka, pendukungan, dan kerjasama kepada manajer mereka. 2. Jika kamu adalah suatu anggota golongan luar, yang manapun menerima situasi itu, mencoba untuk menjadi suatu di (dalam) anggota kelompok dengan menjadi koperasi dan setia atau berhenti/meninggalkan 3. Manajer perlu dengan sadar mencoba untuk memperluas in-group mereka. 4. Manajer harus memberi kesempatan karyawan yang besar untuk membuktikan diri mereka.

E. KEPEMIMPINAN WANITA DI DUNIA 1. PENDAHULUAN

Kita telah lama mendengar tentang keluhan wanita tentang dominasi kaum adam, sejak wanita memiliki wawasan yang lebih luas, kaum hawa ini mulai memperjuangkan kesamaan derajadnya dengan kaum adam. Kita tahu masa itu berlangsung sangat lama dan kini sampai pada masa yang justru menuntut wanita dapat menunjukkan kemampuannya sejajar bahkan di atas pria. Perjuangan emansipasi wanita dengan pria boleh dikatakan sudah berhasil karena wanita telah mendapat pengakuan kesamaan derajad dari kaum pria, saat ini tinggal giliran wanita membuktikan apakah layak disejajarkan dengan pria. Kita tahu banyak hal telah dilakukan wanita baik secara pribadi maupun lewat sarana organisasi wanita. Banyak wanita telah mencapai tingkat jabatan yang tinggi dalam masyarakat maupun dalam perusahaan. Sebut saja beberapa nama terkenal, misalnya Megawati (presiden

RI), Corazon "Cory" Cojuangco Aquino, Margareth Tacher (Perdana Menteri Inggris), Indira Gandi (perdana menteri India), dan masih banyak nama lagi. Mungkin pimpinan di kantor kita juga seorang wanita. Disadari atau tidak, wanita memang telah belajar banyak untuk mencapai posisi seperti kini. Perjuangan kaum wanita jugalah yang memungkinkannya, sulit jika mengharapkan kaum pria yang akan memperjuangkannya. Namun perjuangan tersebut tidak akan berarti jika kaum wanita tidak terus mengembangkannya, mereka tetap terus berjuang. Kita melihat dan mendengar banyak organisasi wanita terus dibina dan dikembangkan agar wanita mendapat posisi yang lebih kuat. Kita juga tahu bahwa perjuangan mencapai kesamaan derajad itu bukan untuk menandingi kaum pria. Tetapi itu lebih bersifat penghargaan terhadap hak asasi manusia, karena itu kaum pria juga banyak yang mendukungnya. (Hendry Tiono, 2005). Pengaruh positif dibangun melalui tanggung jawab atas kepemimpinan. Bagaimana kita bisa memberikan pengaruh positif, sangat tergantung sejauh mana kita memiliki tanggung jawab atas kepemimpinan. tak terkecuali, seorang wanitapun dapat menjadi seorang pemimpin. Membangun pengaruh positif pada orang lain tergantung pada apa yang kita ucapkan, lakukan dan bagaimana kita melakukannya. Berikut ini delapan (8) prinsip untuk membangun pengaruh positif pada lingkungan: 1. Miliki mimpi yang akan menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik. Memiliki visi yang besar-sesuatu di luar kemampuan anda-membuat anda tertantang. Jika kita menujukan usaha kita untuk saat ini saja, kita akan segera menjadi tidak puas dan kecewa dengan hidup ini. 2. Mengetahui kekuatan Masing-masing diantara kita memiliki beberapa skill yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan besar. Tetapi kita tetap perlu orang lain untuk mengisi kekurangan kita . Agar dapat efektif, diperlukan sebuah tim untuk bekerja sama. Jadikan tim menjadi kekuatan dasar kita. 3. Berusaha untuk tampil yang terbaik Orang yang ingin anda pemgaruhi tidak akan naik ke standar penampilan yang lebih tinggi jika anda sendiri tidak berusaha tampil yang terbaik. Untuk memimpin dengan efektif, anda harus melakukan sesuatu dengan tepat. Apapun yang anda coba untuk mengajarkan seseorang, mereka akan melihatnya terlebih dulu dalam diri anda. 9

4. Sabar Kunci untuk menjadi seorang pemimpin yang baik adalah kesabaran. Anda akan tergoda keluar atau mungkin terdorong keluar oleh teman dan musuh-musuh. Karenanya untuk meninggalkan tempat berbeda ini, anda harus sabar. Pengaruh orang tidak tumbuh dalam suatu wilayah yang nyaman. Mereka bukan orang dengan bakat pengecualian, mereka adalah orang yang telah belajar dari kesalahan mereka, bangun dan mencoba untuk kembali. 5. Siap memberikan perlawanan Ketika anda berada dalam suatu kepemimpinan, anda harus memecahkan masalah. Setiap orang memiliki masalah, tergantung bagaimana mengatasinya . Kita harus bertangung jawab, betapapun hal itu berat. Lari dari masalah bukanlah suatu pilihan terbaik. 6. Menjadi contoh Wajar jika ada keinginan lari dari tanggung jawab. Tetapi karena memiliki pengaruh terhadap mereka disekitarnya, anda harus bersedia memecahkan masalah atau memberikan petunjuk apapun diperlukan. Menjadi seorang pemimpin artinya bersedia menjadi pelayan, apakah anda berada di rumah atau tempat kerja. 7. Bersikap etis Kebohongan adalah mencari-cari alasan atas perilaku kita. Nilai apa yang mendikte keetisan, atau perilaku anda? Apakah anda memiliki kode etik? Apakah anda memiliki keyakinan yang menyebabkan anda mengatakan saya tidak akan pernah melakukan itu atau itu bukan suatu pilihan bagi saya. Jika anda tidak, duduk, pikirkan dan tulis kode etik yang tidak bisa dibicarakan. Jika anda tidak memiliki standar, ketika godaan datang anda mungkin melakukan sesuatu dengan baik yang kemudian anda menyesalinya. 8. Jadikan Tuhan sebagai pembimbing Kita tidak akan menemukan kekuatan untuk merubah hidup anda tanpa bimbingan Tuhan. Jadikan Tuhan sebagai sumber petunjuk dimana anda akan menemukan kedamaian dan keseimbangan. Tak seorangpun yang sempurna atau memiliki kehidupan yang sempurna. Tetapi setiap orang memiliki kesempatan untuk mengalami kesempurnaan melalui hubungan langsung dengan Tuhan. (Yayan/Askmen, 2005)

10

2. PROFIL BEBERAPA WANITA PEMIMPIN DUNIA 1. Megawati Soekarno Putri (pemimpin berkepribadian kuat) Majalah Forbes menempatkannya perempuan kedelapan terkuat dunia. Dia pemimpin berkelas dunia. Seorang pendiam berkepribadian emas. Presiden RI ke-5 ini teguh memegang prinsip, konsisten dan visioner. Dia seorang pejuang sekaligus simbol dan inspirasi reformasi. Perjuangannya menegakkan demokrasi (ketika demokrasi terpasung) telah memicu keberanian tokoh-tokohlainnya ikut dalam gerbong reformasi, yang kemudian melahirkan tokoh-tokoh dan pahlawan reformasi. Jika jujur, harus diakui bahwa tanpa putri pertama Bung Karno ini reformasi di negeri ini belum tentu terjadi. Pengakuan dunia bahwa Megawati Soekarnoputri seorang pemimpin berkelas dunia, tercermin dari posisinya sebagai salah seorang perempuan terkuat dunia. Sebagaimana dipublikasikan Majalah Forbes, Calon Presiden yang didukung Koalisi Kebangsaan (PDI-P, Partai Golkar, PPP dan PDS) pada Pemilu Presiden putaran kedua 20 September 2004, ini berada di posisi kedelapan dari 100 wanita terkuat dunia. Dia sejajar dengan perempuan pemimpin berkelas dunia lainnya. Pengakuan ini menggambarkan realitas perjuangan dan kepemimpinan Megawati sangat kuat di mata dunia. Dia pemimpin berkelas dunia. Pengakuan dunia ini, jika mau jujur, sepatutnya mencelikkan mata, akal budi, hati dan nurani setiap orang (baik kawan maupun lawan politik) di dalam negeri, untuk melihat dan mengakui gerak perjuangan dan kepemimpinan Presiden Republik Indonesia kelima ini. Terutama sejak ia berani terjun ke dunia politik saat hakhak politik di negeri ini terkekang. Tanpa bermaksud berorientasi menyalahkan masa-masa lalu bangsa ini, Megawati yang pendiam (tak banyak bicara) itu adalah tokoh perempuan pemberani meretas jalan demokrasi dan reformasi saat tokoh-tokoh lainnya (laki atau perempuan) seperti tak punya nyali berhadapan dengan Pak Harto, penguasa Orde Baru selama 32 tahun. Realitas empirik membuktikan, Megawati yang memiliki kharisma sebagai putri pertama Proklamator Bung Karno, adalah tokoh pemberani yang paling berpengaruh melawan tindakan tidak demokratis dari pemerintah yang cenderung otoriter ketika itu. Saat tokoh-tokoh nasional (termasuk yang kemudian menjadi tokoh dan pahlawan reformasi) masih membungkuk-bungkuk 11

di hadapan Pak Harto, Megawati dengan caranya sendiri, tanpa banyak bicara, secara konsisten telah berani melawan tanpa kekerasan. Dia menempuh jalan demokrasi dan hukum. Saat tokoh yang lain masih membeo atau diam pasif tak berani, Megawati yang dikekang tampil berani menghadapi berbagai tantangan dan risiko memasuki gelanggang politik dengan segala kemampuan dan keterbatasannya. Dia all out dengan keyakinan untuk menegakkan demokrasi dan reformasi di NKRI ini, tanpa kekerasan dan tanpa balas dendam. (sikap tanpa balas dendamnya telah pula kemudian disalahartikan banyak politisi dan pengamat sebagai kelemahan untuk merongrong kepemimpinannya). Apabila kita sejenak menoleh ke belakang. Siapa-siapa tokoh yang berani melawan Pak Harto sebelum Megawati memukul genderang perlawanan terbuka pada Kongres Luar Biasa PDI di Surabaya tahun 1993 ? hanya sedikit tokoh yang berani bertindak dan bersuara melawan kehendak pemerintah ketika itu. Barulah setelah Megawati mengadakan perlawanan terbuka terhadap kekuasaan yang represif, nyali tokoh-tokoh lainnya mulai bangkit. Sebagian pada mulanya ikut menambangi, mensupport dan membela perjuangan (perlawanan) Megawati. Dia telah menjadi simbol dan inspirasi perlawanan terhadap kekuasaan yang cenderung otoriter ketika itu. Bukan hanya politisi yang mulai terinspirasi dan terpicu keberaniannya ketika itu, tetapi juga para pengamat yang sebelumnya bungkam atau malah memuja-muji, juga para pengacara dan mahasiswa. Mereka yang satu garis perjuangan atau tidak dengan Megawati, terinspirasi untuk bangkit bersama. Mereka berkumpul dan berani berorasi menumpahkan segala kemarahan terhadap penguasa yang represif di Kantor DPP PDI Jalan Diponegoro, Jakarta. Keberanian yang dibayar mahal, karena kantor itu diserang aparat dan orang-orang tertentu atas kehendak penguasa. Peristiwa tahun 1996 itu, kemudian dikenal dengan sebutan Kudatuli (kasus 27 Juli silam). Peristiwa itu, tak menyurutkan perlawanan Megawati. Dia sangat sadar bahwa dibutuhkan seorang pemimpin sebagai simbol perlawanan untuk menegakkan demokrasi, keadilan dan kesejahteraan rakyat di negeri ini. Jika dia surut, gerbong perlawanan yang sudah makin membesar di belakangnya itu pun akan berhenti. Jika gerbong perlawanan itu berhenti, maka reformasi pun tidak 12

akan terjadi. Maka dia pun terus berjuang dengan caranya yang tidak banyak bicara, tapi terus melangkah maju ke medan tempur sesengit apa pun dan menghadapi risiko apa pun itu. Dia kuat bahkan sungguh kuat. Dia perempuan keibuan berjiwa emas dan berhati baja (Ensikklopedi, 2005) 2.Corazon "Cory" Cojuangco Aquino (seorang Ibu) Setelah terpilih sebagai wanita presiden pertama Filipina Corazon Cory Cojuangco Aquino beranggapan terpilih menjadi presiden karena dia adalah janda Ninoy (Benigno Ninoy Aquino),. Itulah pengakuan keterusterangan Cory. Ia mengaku apa adanya. Ia sadar benar bahwa dia hanya lah seorang ibu rumah tangga. Bahkan, Ferdinand Marcos pun selama kampanye pemilihan presiden 1986 selalu mengejek Cory dengan mengatakan, Cory Aquino hanyalah seorang wanita. Karena itu, dia tidak dapat diharapkan mampu sama dengan laki-laki dan menjadi presiden yang merupakan pekerjaan laki-laki. Akan tetapi, dalam kenyataannya, Cory lebih dari seorang ibu rumah tangga, lebih dari seorang janda, ibu lima putra yang tidak memiliki pengalaman politik. Akan tetapi dia adalah Ny Ninoy Aquino. Banyak rakyat Filipina berpendapat, dia adalah penggganti Ninoy-malahan ada yang mengatakan Cory adalah titisan Ninoy. Itulah sebabnya, Marcos dan istrinya, Imelda, hampir tidak dapat tidur menghadapi janda yang mendapat dukungan rakyat itu. Adalah Cory yang pada akhirnya mampu melahirkan gerakan people power yakni istilah untuk gerakan perlawanan rakyat. Lebih khusus, people power menunjuk pada gerakan popular menuntut atau memaksa otoritas politik untuk melakukan perubahan sosial ekonomi ataupun potilik. Istilah people dalam people power hanya bisa diartikan secara longgar. Ia berisi berbagai kelompok dengan kepentingan yang bahkan saling bertentangan: buruh, petani dan kaum miskin kota; para mahasiswa, intelektual dan agamawan; para profesional swasta dan pegawai negeri; para pemodal dan kelompok bisnis; para kolonel dan jenderal militer. Apa pun yang terjadi, Cory tetap Cory. Dia seorang ibu rumah tangga. Itu yang diakui. Dia wanita yang semula berat hati bahkan cenderung ragu-ragu terjun naik ke panggung politik untuk menantang Marcos yang menguasai birokrasi, militer, dan uang. Dia menambahkan, dirinya mengetahui seluk beluk politik hanya gara-gara bersuamikan Ninoy. Sikap Cory itu mengingatkan pada 13

Golda Meir (salah satu dari tiga wanita jagoan yang dikaguminya, dua orang lainnya adalah Margaret Thatcher dan Indira Gandhi), perdana menteri Israel (1969-1974). Golda Meir yang oleh Perdana Menteri Pertama Israel. Thatcher dan Cory juga memiliki persamaan persoalan. Selama kampanye Februari 1986, Cory diremehkan karena tak memiliki pengalaman politik dan dia seorang wanita. Sama halnya dengan Thatcher. Ketika partainya memilihnya sebagai kandidat, Dia tampak naif, tak memiliki pengalaman politik cukup dan tampaknya tak mampu memenangkan pemilihan umum,.Akan tetapi, Thatcher membuktikan dugaan orang salah semua. Dia tampil sebagai macan betina yang begitu garang dari Inggris. Besi masuk dalam jiwanya, sehingga mampu bertahan 11 tahun sebagai perdana menteri.Cory pun membuktikan lain. Dia lah presiden yang berani secara tegas memutuskan masa jabatan presiden cukup satu periode (enam tahun) Dia lah wanita yang secara tegas membabat kroni-kroni Marcos. Dia lah wanita yang mampu meletakkan dasar-dasar demokrasi di negerinya yang sempat diselewengkan Marcos selama berkuasa.Walau dia hanya ibu rumah tangga, seorang janda, dan tidak memiliki pengalaman politik, tetapi dia wanita yang tahu diri. Dia wanita yang tahu persis kapan harus tampil dan kapan harus turun. Dia tampil ketika negara dan bangsanya membutuhkan Seorang Ibu yang memberikan kehangatan, ketenteraman, dan kedamaian anakanak bangsanya (Ias, 1999). 3. Golda Meir (Menteri Wanita Pertama Israel) Golda Meir dilahirkan di Kiev di tahun 1898. Penderitaan ekonomi memaksa keluarganya untuk pindah ke luar negeri, tepatnya Amerika Serikat tahun 1906, dibawah pemerintah Milwaukee, Wisconsin. Golda Mweir sekolah menengah danm dia bergabung pendukung zionisme Kelompok, "Poalei Zion" (para pekerja Zion). Dia berimigrasi ke Perintah Britania Palestine tahun 1921 dengan suaminya, Morris Myerson, dan mengatur Kibbutz Merhavya. Kemudian ia ikut Gerakan ke Tel Aviv tahun 1924, dia menjadi pejabat Histadrut Serikat buruh dan melayani di suatu pos managerial dengan korporasi konstruksi perserikatan/pipa sambung, Solel Boneh. Kemudian antara tahun 1932 dan 1934 dia bekerja sebagai suatu utusan di (Amerika Serikat, bertindak sebagai sekretaris Hechalutz organisasi wanita-wanita; dia juga menjadi 14

sekretaris Tindakan Histadrut'S Committe, dan kemudiannya tentang bagian kebijakan nya. Ketika prestate Yang Britania Otoritas wajib memenjarakan/menahan kebanyakan dari kepemimpinan senior masyarakat Yahudi tahun 1946, dia menggantikan Moshe Sharett dan menangani Departemen Politis Agen Yahudi, pemimpin hubungan Yahudi dengan [Britania. yang dipilih Kepada Eksekutip dari Agen Yahudi, dia adalah aktip dalam fundraising di Amerika Serikat untuk membantu menututup biaya-biaya dari Israeli Peperangan Kemerdekaan, dan menjadi salah satu pemimpin paling efektif statusnya. Pada tahun 1948, David Ben-Gurion menetapkan Golda Meir untuk menjadi anggota Pemerintah sementara. Beberapa hari kemudian ia membuat pernyataan Kemerdekaan, Bengurion mengirimnya dan disamarkan sebagai orang Arab pada atas suatu misi penuh resiko untuk membujuk Raja Abdullah Jordan tidak untuk menyerang Israel. Tetapi Raja telah memutuskan angkatan perangnya akan menyerbu status Yahudi mengikuti keberangkatan Yang ke Britania. Kemudian Pada bulan Juni 1948, Meir ditetapak sebagai Duta besar Israel. Kemudian Golda Meir menjadi Perdana Menteri warisan Nasional yang kedua setelah Eshkol pemerintah Kesatuan Administrasi, tetapi ini menghancurkannya atas pertanyaan melanjutkan gencatan senjata dengan Mesir suatu perjanjian damai. Dia kemudian melanjutkan bekerja dikantor dengan jujur (Tenaga kerja & Mapam). Ia seorang yang religius dan nasional dan Kaum liberal serta mandiri. Kemudian terjadai peristiwa peparangan Yom Kippur, dimana terjadi tibatiba orang mesir dan Suriah yang dikoordinir masive menyerang Israel pada tanggal 6 Oktober 1973. Sehabis perang Pemeriksaan Komisi pengawas mendirikan, tetapkan, IDF dan pemerintah telah berbuat salah dengan serius dalam penilaian Arab. Walaupun dia dan Tenaga kerja menang pemilihan dengan peperangan sampai 31 Desember 1973, kemudian dia berhenti pada 1974 dan digantikan Yitzhak Rabin. Dia meninggal pada bulan Desember 1978 dan dikuburkan di Gunung Herzl di Jerusalem.

15

4. Margaret Thatcher Margaret Anggota Parlemen Konservatif terdahulu untuk Barnet, Finchley, adalah perdana menteri wanita pertama Britain. Dia ditetapkan sebagai perdana menteri dan bendahara untuk seluruh departemen negaranya pada tanggal 4 Mei 1979. Dia sukses di Konservatif dalam Pemilihan umum hari sebelumnya. Ketika partai konservatif kalah dan sesudah itu menang Pemilihan umum 9 Juni 1983 dan pada pada tanggal 11 Juni1987, ia menjadi perdana menteri Britania yang pertama pada abad ke 19 dengan tiga kali sukses pada pemilihan umum berurutan. Kemudian dia berhenti pada 28 November 1990. Pada bulan Desember 1990, dia dihadiahi Jasa oleh Paduka Yang Mulia Ratu. Pada 30 Juni 1992, dia diangkat dipangggil ke istana untuk menjadi Baroness. Pada bulan April 1995, dia menjadi suatu anggota Nobel Mesan. Margaret Hilda dilahirkan 13 Oktober 1925, putri seorang pedagang dan masuk ke politik lokal sebagai anggota dewan sektor/wilayah, anggota dewan kotapraja dan walikota Grantham. Dia dididik pada Kesteven dan Grantham Milik saudaranya. Dia masuk Sekolah menengah dan menang suatu bursary ke Somerville Perguruan tinggi, sewaktu sekolah ia sangat suka memakai Sepatu tumit rendah. Kemudian dia memperoleh suatu berijazah ilmu pengetahuan alam ( ilmu kimia). Dia adalah juga suatu penguasa seni Sepatu tumit rendah di Universitasnya tempat ia kuliah. Pada bulan Juni 1983, dia terpilih sebagai Peserta Masyarakat anggota kerajaan. Dia bekerja selama empat tahun sebagai ahli kimia riset untuk suatu perusahaan industri, dalam waktu luang ia suka membaca. Dia diterima sebagai pengacara oleh Losmen/Kedai Lincoln'S pada 1954, dan berpraktek sebagai pengacara, dengan keahlian khususnya hukum perpajakan. Semasa mahasiswi belum lulus dan memiliki gelar, dia adalah presiden club Universitas Asosiasi Konservatif. Kemudian Margaret Roberts, dia mengadakan perlombaan dua pemilihan parlementer-Yang konservatif, di pada tahun 1950 dan 1951, yang sebelum dipilih (setelah perkawinannya) ia menjadi Anggota untuk Finchley. Ibunya sebagai pendeta pertama Thatcher'S masuk tahun 1961, ketika dia menjadi seorang sekretaris parlemen kepada kemudian dan asuransi nasional, 16

sisa posisi ini sampai perubahan pemerintah pada tahun 1964. Dari tahun 19641970, ia masuk partai konservatif adalah sebagai oposisi, dia adalah suatu frontbench sebagai juru bicara dari tahun 1967 dan suatu anggotanya. Ketika masuk ke partai konservatif ia kembali kerja di kantornya pada bulan Juni 1970, dia ditetapkan sebagai sekretaris untuk ilmu pengetahuan dan pendidikan dan dibuat sebagai penasihat umum. Setelah pemilihan umum Pebruari 1974, dia ditetapkan menjadi oposisi Front-Bench juru bicara, pertama pada tentang lingkungan dan kemudian pada bulan Desember 1974) pada ia menjadi bendahar di berbagai organisasi. Dia dipilih memimpin partai Yang konservatif dan juga pemimpin oposisi pada bulan Pebruari 1975. Suami Thatcher'S, bernama Denis yang menikah pada tahun 1951, membantu dalam Perang dunia yang kedua sebagai sebagai prajurit utama di Artileri raja. Ia adalah seorang direktur Burmah Castrol dan ia adalah seorang direktur dari yang lain perusahaan. Ia membuat suatu baronet pada bulan Desember 1990. Tuan Denis dan Nyonya mempunyai seorang putri dan putra kembar, dan dilahirkan 15 Agustus 1953. Margaret Thatcer menjadi kanselir atau menteri pada Buckingham Universitas, Inggris, dan kanselir/menteri William dan Mary Perguruan tinggi, Virginia. Dia telah menerima sejumlah besar gelar akademis kehormatan dan penghargaan. Nyonya memdirikan pelindung sejumlah derma dan yayasan yang didanainya sendiri. Bukunya, yang berjudul Jalan Yang yang menurun/jatuh Andthe Alur ke Kuasa, diterbitkan di (dalam) Oktober 1993 dan Juni 1995 berturut-turut. Nyonya eksklusif diwakili oleh Washington Para pembicara Kantor, yang menyajikan tentang riwayat hidup.

17

PRAKTIK ETIKA BISNIS DI INDONESIA


Pada paper ini, kami mencoba untuk mengamati dan memunculkan persoalan mengenai praktek etika bisnis pada usaha penerbangan di Indonesia. Karena, pada prakteknya, perusahaan penerbangan di Indonesia mampu melakukan segala cara untuk dapat menarik penumpang. Melalui paper ini, kami akan menguraikan usahausaha yang dilakukan oleh Perusahaan Penerbangan di Indonesia dalam menarik penumpang, serta bersaing dengan Perusahaan Penerbangan lainnya. Pada pertengahan tahun 2000, penerbangan sipil komersial Indonesia mulai bangkit, hal ini dipicu karena jatuhnya nama Sempati dari persaingan ekonomi. Salah satu dampak yang timbul dari krisis tersebut adalah adanya persaingan berebut penumpang yang semakin ketat. Persaingan perebutan penumpang tersebut dilakukan oleh sejumlah airline baru yang berusaha dapat memaknakan kebangkitan dunia penerbangan komersial Indonesia, untuk menggantikan Sempati Air. Persaingan yang semakin ketat, membuat pemerintah khawatir. Demi kebaikan bersama, pemerintah menghimbau agar persaingan yang timbul diantara airline diharapkan dapat membawa dampak yang positif, seperti peningkatan pelayanan dan fokus terhadap faktor keselamatan penumpang, misalnya. Selain itu, pemerintah Indonesia juga mengupayakan penataan sebuah pola perkembangan industri penerbangan nasional. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar persaingan antara perusahaan penerbangan, baik yang baru maupun yang sudah mapan akan berjalan wajar dan sehat, sehingga kehadiran perusahaan-perusahaan penerbangan baru yang akan datang dapat benarbenar menjadi era awal kebangkitan penerbangan nasional Indonesia. Faktor yang mempengaruhi praktek etika bisnis di penerbangan Indonesia Riset Pasar Pemerintah yang Cenderung Fleksibel Terdapat berbagai macam permasalahan yang berkaitan dengan perkembangan sektor penerbangan komersial di Indonesia, untuk menciptakan iklim usaha angkutan udara yang kondusif, yaitu: 1. Kemudahan pemberian izin kepada investor Pemerintah memberi kemudahan izin bagi para investor untuk menanamkan modalnya di bidang penerbangan. Meski demikian, dalam pemberian izin itu, pemerintah tetap meninjau beberapa aspek, diantaranya yaitu: - Aspek organisasi dan manajemen. - Aspek teknik dan operasi. - Aspek SDM. - Faktor keselamatan penerbangan. 2. Adanya campur tangan pemerintah pada aspek komersial dan operasi perusahaan penerbangan nasional. Pemerintah mengurangi pengaturan pada aspek komersial dan operasional kegiatan jasa angkutan udara yang menyangkut daerah operasi, rute penerbangan, dan pentarifan. Selain itu, pemerintah juga akan mengatur segala aspek yang menyangkut masalah keselamatan dan keamanan penerbangan. Masalah rute dan pertarifan Pemerintah menyerahkan konsep rute dan pertarifan kepada mekanisme pasar. Pemerintah menetapkan dua jenis rute, yaitu: 18

Rute terbuka Rute terbuka ditetapkan untuk diterbangi oleh setiap perusahaan penerbangan atau setiap perusahaan angkutan udara niaga berjadwal. Yang termasuk dalam rute terbuka adalah rute-rute yang memiliki jumlah penumpang lebih dari 200.000/tahun. Pada rute terbuka, pemerintah memperlonggar batas kapasitas angkut pesawat, selama tipe pesawat yang dipakai masih layak mendarat dan tinggal landas di bandara tujuan. Pada rute ini, pemerintah hanya akan mengatur aspek keselamatan penerbangan, seperti mengatur pembatasan tipe pesawat sesuai dengan kelas bandar udara yang akan dilewati. Rute tertutup/rute tidak terbuka Yang termasuk pada rute tidak terbuka adalah rute yang diterbangi kurang dari 200.000 penumpang tiap tahunnya. Konsep pembebasan rute tersebut sebenarnya sudah ditetapkan sebelum krisis ekonomi melanda. Krisis membuat pemerintah perlu mengatur kembali masalah keseimbangan supply dan demand. Alasannya, bila pemerintah benar-benar menyerahkan pengelolaan rute itu kepada mekanisme pasar, maka akan terjadi persaingan yang tidak sehat.

Pemerintah khawatir, daerah yang tidak memperhitungkan keseimbangan supply dan demand akan menjadi killing field bagi perusahaan yang menerbangkannya. Mungkin saja terjadi, sebuah perusahaan penerbangan menjual tiket pada konsumen dengan harga yang jauh dari standar yang telah ditetapkan. Pemerintah yang mempunyai fungsi sebagai regulator, bisa saja memberi sanksi kepada mereka yang menjual tiket jauh dibawah harga standar. Tetapi dari segi peraturan, pemberian sanksi itu sulit untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan dasar hukumnya tidak jelas. Terlebih lagi setelah pemerintah menyerahkan masalah penentuan harga tikep kepada INACA. Dalam hal penentuan harga jual tiket, pemerintah hanya menyetujui harga terendah dan tertinggi yang ditetapkan INACA, dimana tujuan utamanya adalah untuk melindungi konsumen. Di sisi lain, pemerintah mengharapkan perusahaan penerbangan tidak hanya menerbangi rute-rute padat. Alasannya, jika hanya melihat rute padat untuk memenuhi target penumpang per tahun, maka rakyat Indonesia yang berada di luar jalur tradisional itu tidak akan menikmati keberhasilan transportasi udara di Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang dapat menyebabkan permasalahan-permasalahan dalam menentukan rute tersebut adalah: - Riset pasar yang belum dilakukan dengan baik. - Perusahaan hanya menerbangkan rute-rute tradisional yang sudah dari dulu ada dan sampai sekarang masih diperebutkan. Seharusnya, perusahaan berupaya untuk membuat rute baru dan juga pola yang baru. Pada masa yang akan datang, rute dan tarif tidak akan lagi diatur oleh pemerintah. Ini dilakukan dalam rangka menghadapi globalisasi dan AFTA. Tetapi pemerintah tetap akan bertanggung jawab atas rute-rute itu, termasuk rute transportasi laut dan transportasi darat.

19

Hal yang Dilakukan Perusahaan Penerbangan Dalam Persaingan Berebut penumpang Munculnya sekian banyak maskapai penerbangan baru dalam waktu yang relatif singkat, terasa mengejutkan dan belum pernah terjadi selama ini. Hal ini menimbulkan beberapa pertanyaan di kalangan dunia penerbangan, antara lain: 1. Apakah kemunculan beberapa maskapai penerbangan baru dalam waktu yang relatif singkat ini merupakan dorongan euforia reformasi? 2. Ataukah dikarenakan oleh liberalisasi peraturan yang dulu terasa sangat ketat? 3. Atau mungkin untuk saat ini perusahaan penerbangan memang menjadi alat transportasi udara yang mampu membangkitkan era emas penerbangan komersial Indonesia? Jika ingin maju, maka perusahaan penerbangan Indonesia harus mau bekerjasama, kalaupun harus ada persaingan, maka persaingan yang dilakukan haruslah bersih dan sehat. Artinya, masing-masing perusahaan penerbangan harus mampu menyedot perhatian calon penumpang yang diperkirakan sebesar empat juta penumpang per tahun, tanpa ada intrik dan praktek licik. Menurut teorinya, perusahaan penerbangan tidak bisa mengandalkan harga tiket yang murah untuk menarik penumpang. Yang seharusnya dilakukan adalah meningkatkan pelayanan bagi para penumpang. Misalnya, dengan memberikan kompensasi bagi para penumpangnya. Pemberian kompensasi dapat dijadikan sebagai sarana untuk membina hubungan dengan penumpang. Kompensasi yang diberikan oleh sebuah airline kepada mantan penumpangnya, setelah mereka mendapatkan pelayanan yang kurang baik, dapat mengubah kesan buruk dan dapat menjadikan hubungan antara penumpang dan airlines tersebut konstruktif. Namun pada prakteknya, pada saat ini, banyak penumpang domestik cenderung memilih maskapai penerbangan yang menjual tiket murah (dibawah harga standar). Bagi mereka, yang penting terbang dan sampai di tujuan dengan aman. Kalaupun terjadi kecelakaan nantinya, mereka akan menerima konsekuensinya. Kondisi seperti itu sangat berbahaya bagi kelangsungan bisnis penerbangan di Indonesia. Hanya demi berebut penumpang, banyak airlines akan menurunkan harga tiket penerbangan mereka hingga serendah mungkin. Artinya, perang tarif akan semakin menggila. Praktek bisnis semacam ini terjadi pada rute Jakarta-Pontianak. Rute yang jumlah penumpang per harinya mencapai sekitar 1.000 orang ini, diterbangi oleh lima maskapai dalam tujuh kali penerbangan per harinya. Untuk merebut penumpang, hampir semua perusahaan penerbangan yang melayani rute ini menurunkan harga serendah-rendahnya. Tujuannya yaitu hanya untuk menarik para penumpang. Bila hal ini terus dibiarkan, maka killing field akan benarbenar terwujud. Yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi praktek semacam itu adalah INACA harus mengetahui betul harga tiket penerbangan yang paling rendah. Sehingga bila ada perusahaan penerbangan yang menjual tiket penerbangannya dibawah harga yang paling rendah tersebut, INACA bisa memberikan sanksi. Penetapan harga semacam itu sangat perlu dilakukan agar pengusaha airline tidak membanting harga serendah mungkin hanya untuk menarik penumpang. Bila harga terendah sudah ditetapkan, maka persaingan berebut penumpang tidak lagi dari sisi harga tiket yang murah, melainkan akan bergeser pada sisi faktor pelayanan dan keselamatan penumpang.

20

Tetapi INACA memiliki pemikiran lain. Menurut INACA, semakin rendah tarif penerbangan, maka semakin tinggi permintaan masyarakat akan jasa transportasi udara. Maka dari itulah, perusahaan airline mengalami dilema antara keinginan menaikkan tarif guna memperoleh pendapatan yang besar, atau menurunkan tarif guna meraih jumlah penumpang yang banyak yang pada akhirnya mampu meningkatkan pendapatan. Untuk itu, INACA memberikan ilustrasi yang dapat menggambarkan kasus Jakarta-Pontianak tersebut sebagai berikut: Dengan menggunakan pesawat terbang B-737/200 berkapasitas 100 orang penumpang, sebuah perusahaan penerbangan menetapkan tarif Rp. 550.000,- per penumpang. Dengan tarif sebesar itu, airline tersebut hanya mampu menyerap penumpang sebanyak 40 orang. Itu berarti pendapatan airline perhari hanya Rp. 22.000.000,-. Sementara bila airline tersebut menurunkan tarif hingga Rp. 350.000,- per penumpang, maka airline itu dapat menarik penumpang hingga 70 orang. Dan itu berarti pendapatan airline per harinya mencapai Rp. 24.500.000,-. Peningkatan pendapatan seperti itulah yang menurut INACA merupakan tujuan utama dari para pengusaha airline.

Contoh:

Sebetulnya tidak ada yang salah dengan iklan itu. Maskapai penerbangan yang membuat iklan tersebut memang memiliki dan menjual tiket sesuai harga yang ditawarkan. Namun jumnlahnya amat terbatas, tergantung dari situasi saat tiket terjual. Dari puluhan baris kursi dalam pesawat, mungkin ada dua atau tiga baris saja yang dijual sesuai dengan harga yang tercantum dalam iklan tersebut. Sisanya, dijual dengan harga yang jauh lebih mahal lagi. Di tingkat internasional, sistem pertarifan seperti di atas telah lama berlaku, yaitu sejak tahun 1996-an. Misalnya Air France di Jakarta yang membagi kelas ekonomi menjadi delapan subkelas dengan harga yang berbeda. Kedelapan kelas tersebut adalah kelas Y, K, H, W, T, V, X, dan L. Tiket kelas V dan L menyandang harga termurah. Jumlahnya hanya sekitar 10 kursi saja. Sementara itu, kelas W dan X yang harganya sedikit lebih mahal dari tiket kelas L dijual

21

khusus untuk para penumpang setia. Harga tiket untuk masing-masing subkelas itu bervariasi, tergantung waktu dan situasi saat tiket terjual.* *Menurut Data dari www.Detik-Shop.com dengan kata kunci pembagian kelas tariff penumpang Lion Air. Di Indonesia, sistem serupa belum lama diterapkan. Garuda Indonesia menerapkannya sejak setahun yang lalu. Boleh dibilang, di Indonesia, Garuda merupakan pemrakarsa dalam bidang itu. Setiap langkah Garuda pasti diikuti oleh maskapai lain, terutama maskapai penerbangan baru. Yang menjadi masalah adalah banyak penumpang, bahkan agen penjualan tidak paham akan pengelompokan harga tiket berdasar subkelas. Saat persoalan ini dikonfirmasikan kepada beberapa maskapai dalam negeri yang menerapkan sistem ini, pihak mereka memberi jawaban bahwa itu hanya sekedar penerapan sistem manajemen pendapatan saja. Pihak maskapai airline menjelaskan bahwa praktek semacam ini sebetulnya sudah terjadi sejak dulu. Bedanya, dulu maskapai penerbangan menerapkan sistem manajemen pendapatan primitif, yaitu membagi kursi pesawat kedalam 2 kelas, yaitu kelas bisnis dan kelas ekonomi. Sekarang kelas primitif ini dibagi lagi dalam beberapa kelas. Kelas bisnis dibagi menjadi dua, yang kelas ekonomi dibagi menjadi dua atau lebih kelas baru. Menurut pihak maskapai airline, diversifikasi harga tiket dilakukan perusahaan sebagai strategi untuk melakukan pengembangan ke depan. Bagaimanapun, di tengah persaingan yang ketat, setiap maskapai penerbangan harus punya trik bisnis yang bisa diandalkan. Untuk itu, mengikuti pola yang sudah diterapkan Garuda Indonesia, Lion Air juga menerapkan sistem subkelas. Pada rute Jakarta-Surabaya, misalnya. Maskapai berlogo kepala singa ini membagi kelas ekonominya kedalam 5 subkelas, yakni kelas Q, M, L, Y, dan V. Subkelas Y menyandang tiket dengan harga jual termahal, yakni Rp. 400.000/tiket. Sementara subkelas V adalah yang termurah dengan harga tiket Rp. 255.000. Sejak dua bulan lalu, Lion Air melaju kencang dengan sistem tiket barunya ini. Tidak tanggung-tanggung, semua 20 rute penerbangan yang dilayani oleh 14 pesawat MD-82 itu menerapkan sistem tiket subkelas. Sistem tiket subkelas memang membagi harga tiket, antara lain, berdasar kapan seorang calon penumpang melakukan pemesanan atau pembelian. Bukan berdasar pelayanan yang didapat di pesawat. Makin awal memesan, maka mereka akan mendapat tiket paling murah. Sebaliknya, makin dekat dengan hari keberangkatan, makin mahal pula harga tiket yang harus dibeli. Meski masih membingungkan pengguna jasa, penerapan subkelas oleh sejumlah maskapai domestik ternyata mendongkrak tingkat isian kursi pesawat. Jumlahnya pun cukup signifikan. Rata-rata 70 hingga 80 persen per setiap penerbangan. Hampir bisa dipastikan, tingkat isian pesawat Lion Air kini tak pernah kurang dari 90 persen. Satu hal yang perlu disiasati oleh pihak maskapai adalah bagaimana menyosialisasikan sistem subkelas ini hingga masyarakat tidak kebingungan. Menjaga komunikasi yang baik dengan penumpang dan biro penjual tiket adalah hal utama. Kepada mereka harus diberitahukan bahwa tiket subkelas terendah mempunyai validitas rendah pula. Pihak Lion Air menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mengatakan kepada para calon penumpang bahwa tiket termurah sudah habis terjual demi menjual tiket termahalnya. Sistem subkelas telah menarik minat banyak maskapai.

22

Namun demikian, rupanya tidak semua maskapai penerbangan melakukan caracara manajemen pendapatan ini. Entah karena masih malu-malu atau masih mengevaluasi hasilnya. Demi untuk menarik penumpang, ada beberapa maskapi yang menganut tarif fleksibilitas tinggi. Prinsipnya hampir sama dengan strategi tarif subkelas. Layaknya tarik ulur karet, tarif minggu depan bisa lebih murah atau lebih mahal daripada tarif minggu ini. Yang diiklankan biasanya yang paling murah. Paling hanya empat atau enam seat saja. Kalau sudah habis, baru tiket dijual dengan harga yang biasa. Akal-akalan seperti diatas ternyata tidak luput dari perhatian Departemen perhubungan. Meski melihat bahwa praktek semacam itu tidak melanggar aturan yang ada, pemerintah mengharap agar maskapai penerbangan tidak lagi mencantumkan harga tiket murah dalam iklannya. Karena hal ini akan berbuntut merugikan para penumpang yang akan mengeluh sulit memperoleh tiket sesuai harga dalam iklan.

23

CONTOH KASUS PRAKTEK ETIKA BISNIS DALAM PERSAINGAN DI DUNIA PENERBANGAN INDINESIA

CONTOH 1 Mempelajari strategi pemasaran sebuah perusahaan yang sukses menembus pasar akan memberi banyak keuntungan. Maskapai penerbangan Malaysia AirAsia yang terbukti mampu menembus pasar bahkan merebut pangsa pemain lama bisa dijadikan contoh. Agar bisa memasuki persaingan global, banyak orang sudah mengetahui perlunya perubahan ke arah profesional dan inovasi. AirAsia melakukan itu. Pihak manajemen menerapkan model bisnis yang lebih efektif dan efisien dengan menerapkan gaya manajemen yang tidak kaku. Ketika pertama kali beroperasi lima tahun lalu, AirAsia menghentakkan dunia penerbangan dengan semangat tarif murah. Hanya dengan dua armada, maskapai baru ini melawan dominasi pemain lama yang sudah sangat mapan, Singapore Airlines. Hasilnya, mereka berhasil menggerogoti pangsa pasar yang sudah ada. AirAsia mulai dengan misi membuat tarif terjangkau, sehingga siapapun bisa terbang. Awalnya dengan empat rute dan dua pesawat jenis Boeing 737-300. Tarif rendah tersebut tentunya menjadi berita baik bagi banyak orang yang rata-rata belum pernah bepergian dengan pesawat terbang. Ada beberapa strategi yang dilakukan AirAsia demi memenangkan persaingan dalam industri penerbangan. Pertama adalah penawaran tarif rendah dengan target warga Asia yang cukup puas bepergian tanpa embel-embel makanan. Sebagai ganti ditawarkan Snack Attack (serangan cemilan) atau makanan kecil dan minuman yang tersedia di atas pesawat dengan harga terjangkau dan disiapkan secara khusus untuk para pelanggan AirAsia. Dengan begitu pelanggan memiliki pilihan untuk membeli makanan di atas pesawat. Strategi lainnya, yaitu operasi optimalisasi biaya. Intinya, AirAsia berusaha memaksimalkan keuntungan, tetapi tetap menyediakan tarif rendah dengan layanan berkualitas. Maskapai tersebut mengoptimalisasi biaya dengan mempercepat pergantian, meningkatkan pemanfaatan pesawat dan efisiensi kru, serta menyediakan layanan tanpa embel-embel seperti makanan. Mereka juga memutuskan menggunakan satu jenis pesawat untuk menghemat biaya pelatihan.

Mengenai pergantian pesawat, AirAsia mematok waktu 25 menit. Bisa dikatakan yang tercepat dalam industri penerbangan. Dengan demikian, pesawat bisa dimanfaatkan secara maksimal, dan pada akhirnya akan mempengaruhi pada penentuan tarif. Selain itu, AirAsia memberikan layanan praktis agar kegiatan bepergian menjadi lebih mudah dan terjangkau. Dalam hal ini, para pelanggan AirAsia bisa melakukan reservasi melalui kombinasi beberapa cara. Pertama melalui pusat layanan telepon nasional untuk reservasi. Sampai saat ini manajemen telah menyediakan 180 jalur telepon. Layanan yang mulai dibuka April 2002 itu, kini ratarata menerima 6.000 panggilan tiap harinya. Strategi kedua adalah layanan tanpa tiket, dibuka 18 April 2002. layanan ini melengkapi reservasi online dan pusat layanan telepon AirAsia dengan menyediakan alternatif murah. Ketiga, jalur pembayaran dipermudah dengan pendekatan atau

24

moto, Mudah untuk Reservasi, Mudah untuk Membayar dan Mudah untuk Terbang. Pada 1 Maret 2002 AirAsia menjadi maskapai penerbangan pertama di Malaysia yang memberi layanan pembayaran dengan kartu kredit atau tunai di cabang-cabang Alliance Bank untuk reservasinya. Keempat, Reservasi tiket melalui internet. AirAsia menawarkan kemudahan membeli kursi dengan mengunjungi website-nya di www.ariasia.com. Tidak perlu angkat telepon maupun mengantre. Sejak dibukanya fasilitas penjualan online pada 10 Mei 2002, maskapai tersebut telah mencatat penjualan lebih dari 30 juta ringgit Malaysia lewat internet saja. Kemudahan reservasi ditingkatkan dengan memperkenalkan reservasi melalui SMS, di mana pelanggan dapat mereservasi kursi, mengecek jadwal penerbangan dan mendapatkan informasi terbaru promosi-promosi AirAsia dari telepon selulernya, sejak Agustus 2003. Bisa dikatakan, AirAsia menjadi maskapai penerbangan pertama di dunia yang menerapkan cara ini. Dalam upaya meningkatkan layanan konsumen adalah raja, AirAsia memperkenalkan website multibahasa, yakni Malaysia, Mandarin, Tamil, Thailand dan Indonesia. Bagaimana dengan keselamatan penumpang tetap menjadi prioritas utama. Dikatakan bahwa Armada Boeing 737 - 300 milik AirAsia memenuhi semua persyaratan Keselamatan Penerbangan Internasional dan diregulasi oleh Departemen Penerbangan Sipil Malaysia dengan reputasi internasional. Pada Juli 2002, AirAsia menandatangani perjanjian senilai US$20 juta dengan GE Engineering Services untuk pemeliharaan mesin pesawat. Bulan ini juga diadakan perjanjian senilai US$3 juta dengan VolvoAero untuk penyewaan jangka panjang mesin pesawat dan suku cadangnya. CONTOH 2 Maskapai yang baru berusia empat tahun dan mengawali terbang dengan satu unit Boeing 737-200, kini (per Agustus 2004) mengoperasikan 24 pesawat, terdiri dari dua Boeing 737-400, 19 MD 82 dan 3 Dash-8. Yang menarik, 8 di antara burung besi tersebut (MD 82) telah dimiliki setelah lunas dicicil dengan harga tiap pesawat sekitar US$ 5 juta. Ke-24 pesawat tersebut sekarang terbang melayani 40 kota (136 rute). Di dalam negeri, rute ini melintas dari Sabang sampai Merauke. Khusus untuk kawasan timur Indonesia, lion air melayaninya lewat sub brand-nya, Wings Air, menggunakan Dash-8. Kini, dengan 150 flight/hari dan rata-rata seat load factor (SLF/tingkat keterisian pesawat) setiap flight mencapai 80%, 400-500 ribu penumpang bisa diangkutnya dalam sebulan. Dengan raihan seperti itu, tahun lalu, Lion boleh dibilang menyodok di peringkat dua penerbangan domestik. Di 23 bandara, penumpang yang diangkut pesawat berlogo kepala Singa itu mencapai 5,7 juta orang, sementara total penumpang udara di tahun itu mencapai sekitar 35 juta (lihat Pergerakan Pesawat dan Penumpang di 23 bandara tahun 2003). Kinerjanya terus mendekati Garuda yang saat ini mengoperasikan 60 pesawat dengan 200 flight. Bahkan, di Bandara SoekarnoHatta, selama Januari-Juni 2004, Lion terlihat terus merangsek Garuda. Itu dari aspek operasional. Pada aspek lain, finansial terutama, Lion terbilang cukup mengilap untuk maskapai yang bermain di industri yang katanya rakus modal tapi pelit laba ini. Berkekuatan 3.000 karyawan. Lion Air Kelimpahan uang itulah

25

yang menjadi salah satu topangan untuk membeli gedung eks-BHS milik penjahat besar Hendra Rahardja di Gajahmada, Jakarta, Juni lalu, senilai Rp 90 miliar, yang digunakan sebagai kantor pusat. Juga, modal untuk pembagian 120 unit Avanza, terutama buat 110 pilotnya (40% orang asing dari Swedia, Denmark, Argentina dan Belanda) sebagai bonus. Lion berlimpah uang, juga bisa dilihat dari aktivitasnya yang agresif dalam lima bulan terakhir ini. Selain membeli gedung BHS dan membagi-bagi Avanza bukan hanya telah sanggup mencapai titik impas, tapi juga mencetak profit mengoperasikan hanggar di Lanud Husein Sastranegara, Bandung, senilai US$ 1 juta, serta membeli simulator pesawat (bekas) senilai US$ 10 juta. Dan last but very important, dari aspek citra. Fakta berbicara, maskapai ini juga tengah berkibar. Buktinya, dalam Indonesian Best Brand Award 2004, maskapai ini dinobatkan sebagai salah satu brand potensial. Artinya, Lion adalah merek yang diperkirakan terus melejit di masa mendatang sekaligus sanggup mengakusisi pelanggan maskapai lain.

Empat tahun lalu, tepatnya 20 Juni 2000, ketika Lion mulai mengepakkan sayap dengan rute Jakarta-Pontianak, perkembangan mutakhir di atas sungguh tak terbayangkan. Tak sedikit malah, terutama pelaku bisnis penerbangan, yang mencibir. Di tahun 2005, Lion resmi menjadi operator Lanud Halim Perdanakusumah dengan menelan investasi sebesar Rp 100 miliar. Masih di tahun yang sama, Lion Air juga berkemungkinan mengelola Terminal III Bandara Soekarno-Hatta bila deal dengan Angkasa Pura II berjalan mulus. Dan di tahun itu pula, maskapai ini berencana menggerakkan pasar modal lewat aksi initial public offering untuk mendanai penambahan sekitar 24 pesawat baru. Bahkan, penambahan pesawat ini akan ditempuh tidak lagi lewat leasing. Kalau memang ada yang harganya bagus, tidak menutup kemungkinan akan di beli Kebingungan seperti itu wajar menyeruak karena paradigma yang selama ini berjalan adalah sangat sulit mengail untung di dunia penerbangan. Apalagi, mata dan telinga masyarakat Indonesia terlalu kenyang menyaksikan serta mendengar kabar kerugian yang mendera maskapai-maskapai dalam negeri hingga mesti ditolong pemerintah agar tak di-grounded para kreditor. Termasuk, rumor mutakhir bahwa ada beberapa maskapai yang kini benar-benar membutuhkan buyer untuk menyelamatkan nyawanya. Jadi, langkah agresif dan ekspansif maskapai ini memang pantas membuat bingung tak hanya pengamat, tapi juga khalayak: bagaimana bisa Lion Air bermain di dunia bisnis yang net margin-nya paling besar 7%-10%. Mereka yang tak bisa menerima fakta itu telah memunculkan banyak isu sebagai jawabannya. Isu yang terbilang basi karena sering diangkat di antaranya bahwa Lion Air di-back up Singapore Airlines untuk menghancurkan penerbangan domestik dengan cara membanderol tarif murah tiket penerbangannya (low fare) yang belakangan memunculkan sebutan low cost carrier bagi Lion. Atau, Lion Air adalah boneka Region Air yang telah bangkrut di Singapura kemudian pindah ke Cina untuk menggunakan 19 pesawat MD 82-nya. Belakangan, isu yang merebak adalah, Lion juga telah menggunakan maintenance reserve (ongkos pemeliharaan) pesawatnya guna menambal operasional perusahaannya yang bolong-bolong. Namun, apa pun isunya, intinya satu: perusahaan yang berdiri pada 2 September 1999 dengan

26

investasi awal Rp 80 miliar ini (sedikit di bawah harga gedung BHS) tak mungkin bisa mendanai langkahnya yang begitu cepat itu tanpa backup investor besar, sekalipun owner Lion Air mengklaim bisa melakukan semua itu karena sanggup membuat perusahaan penerbangan yang efisien! Untuk sampai di posisi sekarang, adalah hal yang tidak mudah. Ketika maskapai ini mengajak beberapa relasinya (para pedagang Glodok) menanamkan modal di bisnis ini, beberapa di antaranya mengerutkan dahi dan tak yakin akan berhasil. Malahan dianggap buang-buang uang dan waktu saja. Tetapi pada akhirnya sebagian dari mereka itulah yang secara berjamaah berada di balik akte pendirian PT Mentari Lion Airlines, yang resminya dimiliki Rusdi (45%) dan Kusnan (55%). Untuk pesawat, pola leasing amat diandalkannya. Di sini, tiga institusi besar yang menopangnya adalah General Electric Capital Aviation Service, GATX Capital Corporation dan The CIT Group Inc. Selain berkontribusi pada 75% dari 24 pesawat yang dioperasikan sekarang, lewat GE Capital Aviation Training di Inggris, Lion air mendapat kredit simulator pesawat yang akan ditempatkan di Halim. Selain lewat pola tersebut, pemilik juga menyambat konsorsium bank. Namun, pemilik lion air membantah bila ada yang mengatakan hal itu untuk menambal operasional Lion yang bolong, atau menutup kewajiban. Pinjaman diberikan bukan untuk membayar utang, tapi untuk pengembangan. Contoh dana investasi untuk mengoperasikan Halim. Tanpa pinjaman, langkah ekspansinya yang begitu cepat akan mengganggu cash flow. Dengan ekspansi besar yang dilakukannya, orang curiga lion memainkan komponen yang satu ini. Seorang eksekutif perusahaan yang bergerak di leasing pesawat yang tak bersedia menyebut jatidirinya bahkan mencurigai rencana IPO adalah bagian dari rekayasa finansial untuk mendanai biaya overhaul yang totalnya bisa menelan US$ 16 juta. Hal ini dibantah keras oleh pihak lion. Menurut mereka, disiplin untuk menyisihkan uang maintenance reserve yang besarnya US$ 40/hari per pesawat. Itulah yang dipakai untuk mendanai biaya overhaul. Kalau untuk D-Check tidak ada masalah, karena sudah dibayar setiap bulan. Mereka (investor) itu benar-benar percaya dengan manajemen lion. Kalau cash flow Lion bermasalah, pemerintah bisa mengaudit semua airlines. Dan kalau ada airlines yang rugi atau punya kinerja kurang baik, berani tidak pemerintah menutup perusahaan penerbangan tersebut Pajak keuntungan juga rutin di bayar tiap tahun. Setidak-tidaknya, ada lima strategi utama yang menurutnya mesti diakui sebagai kecerdikan pihak lion, dan bagi beberapa kalangan dianggap sebagai ide-ide gila karena penuh kejutan. Pertama, fleet strategy. Setelah mengoperasikan B 737200 dan Yak 42, maskapi lion beralih ke MD 82 dengan alasan kapasitas. Bila pesawat sebelumnya paling banter 110 seat, MD 82 punya 167 yang kemudian dimodifikasi menjadi 152 seat agar nyaman. Dengan demikian, potensi memaksimalkan pendapatan bisa diraih. Kedua, operation strategy. Untuk menarik penumpang, Lion menerapkan strategi low fare (tarif murah). Ini mulai ditempuh untuk rute Jakarta-Medan setelah dikeroyok di Pontianak dan jalur Jakarta-Pekanbaru masih tersendat-sendat. Strategi harga murah ini diiringi dengan efisiensi dalam penerbangan (in-flight) berupa layanan no frills (tanpa makanan). Bentuknya, nasi diganti roti yang menghemat sekitar Rp 12 ribu/penumpang karena tak lagi menggunakan alumunium foil. Khusus strategi low fare yang ditempuh Lion,

27

perjalanannya boleh dibilang learning by doing. Lion masuk dengan konsep tarif murah karena melihat terbang ke rute mana pun, kondisinya sudah over supply. Saat itu, tepatnya setelah setahun beroperasi, Lion Air berpikir tak ada jalan lain untuk menerobos pasar dan bersaing dengan pemain lain yang lebih kuat kecuali dengan menurunkan tarif. Maka, ketika Lion masuk Medan dengan banderol Rp 500 ribu, gemparlah kota itu. Sebab, rata-rata maskapai bermain di kisaran Rp 1,2 juta. Bahkan, kapal laut pun di kisaran Rp 600 ribu. Inilah mulainya Lion menemukan konsep jual murah. Ketiga, marketing strategy. Dengan slogan We Make People Fly, Lion Air mampu menarik orang untuk terbang dengan ongkos yang nyaris setara karcis kereta api dan kapal laut, memberi iming-iming hadiah mobil BMW. Ide ini kian mendongkrak minat orang, terutama mereka yang belum pernah mencicipi kursi pesawat, untuk membeli tiket Lion. Tak cuma di situ, untuk memancing pelanggan, maskapai ini menerapkan cara unik yang belum pernah dilakukan penerbangan lain. Sewaktu membuka rute ke Medan, lion menggelar 500 spanduk di semua lokasi strategis di kota itu. Secara bombastis spanduk yang digelar itu memproklamasikan harga tiket murah yang dijual Lion. Hasilnya, calon penumpang sendiri yang mendesak agen menjual tiket Lion. Bahkan, kemudian jumlah calon penumpang sampai melebihi kursi yang disediakan pesawat. Keempat, channel distribution strategy. Selalu mengutamakan menyediakan tiket Lion buat agen-agen pelesiran yang membutuhkannya. Pemilik lion Air tahu, reputasi biro perjalanan ada pada kemampuannya menyediakan tiket buat penumpang. Jadi,penerbangan ini sebisa mungkin memuaskan penumpang. Belakangan, Lion Air malah nekat tak menggunakan teknologi Abacus demi penghematan US$ 1/tiket. Sebuah tindakan yang memancing kemarahan Abacus dengan membeberkan bahwa Lion masih punya tunggakan US$ 2,7 juta. Masih di strategi distribusi, dalam hal penjualan tiket Lion bisa mengubah aturan main yang ada. Sebelumnya, di perusahaan penerbangan lain kalau ingin jadi agen selain harus mengajukan proposal, juga harus ada deposit.Lion membuat terobosan: untuk membeli tiket Lion tidak harus menyiapkan deposit. Konsep Lion memang menabrak parameter-parameter penerbangan di Indonesia. Ketika awal beroperasi, pihak lion juga mengirim seluruh pramugarinya untuk membelikan tiket ke seluruh travel agent tanpa harus deposit. Itu terobosan yang dilakukan Lion, dan perusahaan penerbangan yang sudah eksis tidak berani melakukan ini. Kelima, route strategy. Strategi ini melihat potensi suatu rute dengan melihat trafik telepon SLJJ ke suatu kota. Bila trafiknya cukup tinggi, satu rute bisa dibuka. Bukan cuma itu, lion Air juga memperhatikan kultur saat akan menetapkan jam penerbangan. Contohnya di Padang. Rute Padang-Jakarta sengaja dipatok berangkat pukul 05.20, karena kebanyakan orang Padang taat beragama dan mayoritas pedagang, sehingga ingin berangkat sepagi-paginya dan pulang semalammalamnya agar bisa efisien. Nyatanya, rute tersebut sukses. Orang-orang Padang banyak yang shalat Subuh di bandara. Tahun 2005. Dengan armada bisa mencapai 40 pesawat, lion air memiliki dua basis operasional: Halim Perdanakusumah dan Soekarno-Hatta untuk melayani Indonesia. Buat melatih para pilotnya, maskapai ini telah memiliki simulator di Halim. Untuk perawatan pesawat, mereka membuat Lion Maintenance Facility, menanganinya di Bandung. Di sini Lion maintenance facility menempuh outsourcing strategy tersendiri. Pengadaan suku cadang dilakukan lewat kerja sama dengan Scandinavian Air System (Denmark), sedangkan dalam penyediaan teknisi, perbaikan serta pasokan mesin pesawat mereka menggandeng Fiat Avio (Italia).

28

Cukup menarik bagaimana lion mengeplot Halim.Tahun mendatang lion meyakini Bandara Soekarno-Hatta akan over capacity sebagai dampak pertumbuhan operator lain dan pertumbuhan penumpang yang kian pesat. Pihak Lion Air percaya bahwa Halim akan lebih baik dari Cengkareng. Pertimbangannya, dari kawasan Mangga Dua ataupun Jl. Sudirman sebagai pusat bisnis di Jakarta, penumpang lebih dekat ke Halim ketimbang Cengkareng. Apalagi, bila tujuannya ke Surabaya, yang membutuhkan waktu 1 jam 10 menit. Kalau tinggalnya di Jakarta Pusat, akan lebih dekat ke Halim dibanding ke Cengkareng. Sejauh ini, pembicaraan dengan otoritas Halim masih berjalan. Lion Air sedang melakukan pembicaraan dengan semua pihak agar bisa mengakomodasi semua pihak. Namun, secara prinsip Lion Air sudah mengantongi izin.Hal ini bukan berarti Lion Air hanya mengembangkan pesawatnya di halim saja Yang jelas, pesawat Lion akan tetap menggunakan dua Bandara (Halim dan Cengkareng). Tinggal mempersiapkan sosialisasi dengan para penumpangnya. Yang pasti, dengan dua bandara itu, Lion air berambisi bisa mencakup seluruh kota di Indonesia, karena potensinya masih besar. Ambisi itu sudah mulai ditopang dengan beberapa jurus sebagai pelengkap lima strategi di atas. Di antaranya, Wings Air akan menyasar segmen di atas pasar yang digarap Lion. Tapi, itu semua rencana tahun depan sambil melihat perkembangan kondisi bisnis dan perekonomian Indonesia. Lion tak ubahnya singa belia yang menggentarkan jagat penerbangan nasional, memang mesti hati-hati. Maklum, tak ada gading yang tak retak. Sejak menggoyang pasar penerbangan dalam negeri, kesuksesan Lion Air tak luput dari tantangan. Setelah sejumlah isu mencederai kehebatannya, kini maskapai-maskapai low cost carrier (LCC) terus menerjang Indonesia. Setelah AirAsia dan Value Air, Singapore Air kini siap menerkam lewat Tiger Air. Tentu saja, ini memaksa para pemilik lion Air untuk ekstra hati-hati karena begitu lengah, mereka akan grounded, atau bahkan crash. Hal lain yang menjadi pemikiran adalah perlu diingat bahwa di tengah demam LCC dan fakta bahwa orang ingin tiket tetap murah, Lion air harus benar-benar sanggup mengoperasikan Lion sebagai penerbangan yang bukan cuma low fare dan efisien, tapi sepenuhnya LCC. Karena itu, sebaiknya Lion total mengubah pola bisnisnya. Di antaranya, dalam pemesanan tiket. Teorinya, penumpang bisa mendapatkan tiket tanpa memakai travel agent lagi. Pesanan bisa lewat SMS atau Internet. Itu kalau Lion Air ingin unggul. IT penting, dan sekarang Lion Air masih ketinggalan sekali. Untuk maskapai ini, tantangan ke depan sungguhlah berat. Selain pesaing yang terus mengekor inovasi mereka, Lion Air juga mesti sanggup membuktikan bahwa bantahannya terhadap isu-isu yang beredar adalah benar adanya. Yang genting, tentu saja ketika pesawat-pesawatnya masuk D-Check. Di sana, arus kas Lion Air akan benar-benar diuji; apakah singa belia ini akan terus mengaum, atau pingsan dihajar rentetan masalah keuangan demi menopang langkah-langkah agresifnya. Yang pasti, banyak pihak kini mengincar Lion. Di tengah iklim yang sangat tak bersahabat terhadap industri penerbangan, Lion Air justru tumbuh melesat. Jumlah armada, jalur penerbangan ataupun jumlah

29

penumpangnya langsung menyalip para seniornya. Lion juga membeli gedung pusat baru, simulator pesawat, dan berencana mengelola terminal sendiri. Hadir di angkasa Indonesia sejak 30 Juni 2000, Lion Air langsung menyodok dan menyisihkan para seniornya. Simak data penumpang di 23 bandara yang dilayani PT Angkasa Pura I dan II. Sepanjang 2003, penumpang Lion rata-rata mendekati 498 ribu orang/bulan, mengalahkan Merpati (368 ribu/bulan), Bouraq, dan lain-lainnya. Lion hanya dikalahkan Garuda (937 ribu/bulan. Lalu hingga Juni 2004, Lion rata-rata mengangkut 350 ribu/bulan, di bawah Garuda (618 ribu /bulan). Merpati? Ketinggalan jauh. Burung jinak ini cuma mengangkut rata-rata 7,2 ribu/bulan). Pertumbuhan Lion memang fenomenal. Awalnya, perusahaan yang dibangun Rusdi Kirana ini adalah perusahaan tour & travel. Memanfaatkan momentum deregulasi penerbangan yang dibuka sejak 1998, Lion dengan gesit menerkam peluang di industri penerbangan. Berawal dari sebuah Boeing 737-200 leasing yang menerbangi jalur Jakarta-Pontianak, hanya dalam tempo empat tahun armada Lion telah menjadi 21 pesawat 8 di antaranya milik sendiri yang menerbangi 36 kota. Dengan kinerja ini, Rusdi berani menargetkan mengangkut sejuta penumpang/bulan pada 2005. Bukan cuma itu, Lion juga membeli gedung pusat baru, bakal mengelola terminal sendiri (di Halim Perdanakusumah, membeli simulator pesawat, dan banyak lagi rencana lainnya. Yang lebih menarik, Lion masuk pada saat industri penerbangan nasional sedang porak poranda. Prakrisis moneter, persisnya 1996, jumlah penumpang mencapai 13 juta. Pada 1997 naik sedikit menjadi 13,26 juta penumpang. Namun di 1998 langsung terjun bebas ke angka 6,2 juta penumpang dan hanya mencapai 6,89 juta penumpang pada 1999. Tahun 2000, ketika Lion terjun ke gelanggang, jumlah penumpang memang sudah bertengger di angka 7,58 juta. Toh, angka ini harus diperebutkan 12 pemain 5 pemain lama dan 7 pendatang baru masih ditambah sejumlah pemain internasional yang telah bebas masuk ke angkasa Indonesia. Lantas sejak 2001 serangkaian musibah terus menerpa mulai dari tragedi 11 September, ledakan bom Bali, merebaknya wabah SARS menjungkirkan sendi-sendi industri penerbangan dan wisata. Iklim bisnis menjadi sangat tidak kondusif, kompetisi ketat di landasan yang turbulen. Di atas kertas, mustahil menuai untung bisa menutup biaya operasional saja sudah istimewa. Korban pun sudah berjatuhan: Sempati, pemain lama yang sempat bersinar benderang, serta Awair dan Indonesia Airlines yang cuma hadir seumur jagung. Sejumlah pemain yang telah mengantongi izin pun tak kunjung berani melangkah maju. Di sinilah istimewanya Lion. Bukan cuma berani maju tak gentar, penantang pasar ini berani menawarkan terobosan: harga supermiring. Inilah rule of the game sekaligus diferensiasi paling ampuh. Melalui jurus ini, Lion bukan cuma mampu membetot pelanggan marginal dari maskapai lain, melainkan juga membuat penumpang kereta api dan bus antarkota beralih moda transportasi ke pesawat udara. Persis seperti slogan citra (tag line) Lion: We make people fly. Persis seperti yang dilakukan Tony Fernandes dengan Air Asianya. Untuk bisa menerapkan jurus ini, Lion harus luar biasa efisien. Dan Rusdi mengaku bisa melakukannya. Meski belakangan ini harga avtur ikut naik seiring kenaikan bahan bakar minyak, ia mengaku tetap bisa mendapatkan untung. Benarkah?

30

Banyak yang meragukan hal ini. Pertanyaan sinis acap mengemuka: Berapa lama Lion bisa bertahan terus menelan rugi dan mengacak-acak pasar? Di tengah pelbagai tudingan itu, banyak harapan muncul agar Lion terus berkembang dengan sehat untuk jadi maskapai yang tangguh. Melayani penumpang dengan baik, membuka lapangan kerja, dan membayar pajak buat negara. Ekspansi yang terus dipacu dengan gigi tinggi juga muncul kekhawatiran mesin Lion akan terlalu panas sehingga berisiko tinggi. Apalagi, iklim bisnis di industri perjalanan dan wisata, star sekaligus cash cow-nya, juga sedang tidak cerahcerah amat terkena hajaran beruntun di industri penerbangan yang membuat lahirnya banyak travel ban dan travel warning. Di atas segalanya, mudah-mudahan Lion air bisa mengelola kekhawatiran di atas dengan baik. Bagaimanapun lepas dari kekurang yang masih kerap kita baca melalui surat pembaca di berbagai media massa Lion telah menjadi aset jangan sampai akhirnya menjadi liabilities bagi masyarakat. Kasus Lion, bagaimanapun merupakan studi kasus yang menarik bagi para pelaku bisnis dan penentu kebijakan ekonomi di Tanah Air.

31

DAFTAR HARGA TARIF LION AIR UNTUK RUTE JAKARTA-PONTIANAK JAKARTA - PONTIANAK No. Penerbangan Keberangkatan Kedatangan JT560 JT570 JT570 JT572 JT574 JT576 JT578 JT580 JT580 JT582 JT584 JT790 Kelas V T Q N M DEWASA atau ANAK-ANAK (ADL/CHD) EKONOMI L K H B S W Y I BISNIS BAYI (INF) D C SEMUA KELAS (ALL CLASS) 06.00 (WIB) 07.10 (WIB) 07.20 (WIB) 08.45 (WIB) 11.45 (WIB) 12.35 (WIB) 15.25 (WIB) 17.15 (WIB) 17.50 (WIB) 18.40 (WIB) 20.05 (WIB) 21.45 (WIB) Tarif Dasar YVOW YTOW YQOW YNOW YMOW YLOW YKOW YHOW YBOW YSOW YWOW YOW IOW DOW COW 08.15 (WIB) 08.25 (WIB) 08.35 (WIB) 10.00 (WIB) 13.00 (WIB) 13.50 (WIB) 16.40 (WIB) 18.30 (WIB) 19.05 (WIB) 19.55 (WIB) 21.20 (WIB) 23.00 (WIB) Tarif Rupiah 169.020 199.050 229.080 259.000 299.040 339.080 379.010 429.060 489.010 559.080 639.050 729.030 599.010 689.100 859.050 59.020

32

** Lihat Tabel ketiga (bawah) untuk Syarat & Kondisi masing-masing kelas tiket.

CARA PEMBELIAN TIKET: 1. 2. 3. 4. Hubungi HOTLINE TIKET PESAWAT detikShop di 021 - 345 0818 Lakukan booking/reservasi sesuai hari, tanggal, dan jam keberangkatan Catat kode booking Transfer sejumlah biaya tiket ke rekening: BCA Cabang Pondok Indah a.n. PT Agranet Multicitra Siberkom No. Rekening: 237 300 7706 5. Faksimili bukti transfer ke nomor 021 - 759 10 151, maksimum 2 (dua) jam sejak booking/reservasi tiket. Cantumkan kode booking pada lembar faks 6. Tiket akan diantar pada hari yang sama untuk tujuan antar Jakarta, dengan biaya kurir Rp 5.000. Bogor - Tangerang - Depok - Bekasi biaya kurir Rp 10.000. Untuk pengiriman di luar kota tersebut akan dikenalan biaya sesuai tabel biaya kurir dan waktu pengantaran yang berlaku pada ekspedisi dokumen secara umum.

SYARAT & KETENTUAN: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Harga berlaku mulai tanggal 1 Desember 2004 - hingga pemberitahuan lebih lanjut. Reservasi/Pembukuan harus dilakukan pada kelas yang sama. Setiap reservasi harus mencantumkan lokal kontak di tempat asal maupun di tempat tujuan. Batas maksimum infant adalah 23 bulan. Tiket yang hilang menjadi tanggung jawab penumpang. Void atau refund tiket dikenakan biaya administrasi Rp 50.000 dan service fee Rp 15.000. Waktu keberangkatan dan tiba bisa berubah sewaktu-waktu. Khusus untuk kelas T & V maksimum issued tiket 14 hari sebelum tanggal keberangkatan.

Kelas

Tarif

Masa Berlaku

Batasan (*)

33

Dasar V T Q N M EKONOMI L K H B S W Y I BISNIS D C YVOW YTOW

Maks 7 hari 14 hari

dari DOT DOT DOI DOI DOI DOI DOI DOI DOI DOI DOI DOI DOI DOI DOI

Ref Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya

Upgd Tidak Tidak Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya

Endrs Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak

Route Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Ya

YQOW 1 bulan YNOW 1 bulan YMOW 1 bulan YLOW 2 bulan YKOW 2 bulan YHOW 2 bulan YBOW 2 bulan YSOW 3bulan YWOW 3 bulan YOW IOW DOW COW 3 bulan 2 bulan 3 bulan 3 bulan

9. DOT: Tanggal Terbang, DOI: Tanggal Penerbitan (Issued), Ref: Refundable, Updg: Upgradable, Endrs: Endorsable, dan Route: Reroutable. 10. Terminal Lion Air adalah 2F (mulai Desember 2004). 11. Check-in time adalah 90 menit sebelum jam keberangkatan. 12. Bagasi cuma-cuma adalah 35kg (kelas ekonomi) dan 50kg (kelas bisnis). 13. Biaya kelebihan bagasi dikenakan tarif yang berlaku saat itu. 14. Jenis pesawat Lion Air adalah MD 82 & 83. 15. Komposisi tempat duduk adalah 3 lajur dan 2 lajur. 16. Jumlah total tempat duduk dalam pesawat Lion Air adalah 162 kursi 17. Penerbangan Lion Air mendapatkan Roti & Air Mineral.

TEORI DAN PENELITIAN KEWIRAUSAHAAN

34

Dunia usaha boleh saja berubah cepat. Sayangnya, teori-teori yang muncul, relative tidak diperbarui. Hasilnya? Ekonomi berdasarkan manajemen telah mati. Upaya penerapan teori yang dihasilkan dari kajian akademis seringkali terbentur berbagai variable yang tak pernah diperhitungkan sebelumnya. Manajemen amat lambat menjawab perubahan yang terjadi. Pihak yang mampu menjawab perubahahn dunia usaha yang begitu cepat bukanlah manajemen, tetapi ekonomi berdasarkan kewirausahaan (entrepreneurship). Maju mundurnya perusahaan tergantung pada kemampuan sang entrepreneur umumnya pendiri atau pemilik usaha untuk mengembangkan bisnisnya. Kesimpulannya, kegagalan sang pemilik memajukan perusahaan, berakibat macetnya perusahaan yang bersangkutan. Artinya, terdapat ketergantungan yang begitu tinggi terhadap sang entrepreneur (si empunya perusahaan atau sang wirausaha). Prof. Alejandrino J. Ferreria dari Asean Institute of Management di Filipina, sami mawon, menurutnya, superioritas usaha yang digeluti amat ditentukan oleh paradigma wirausaha itu sendiri. Sukses yang dicapai sekarang, tidak ada artinya jika tidak diimbangi dengan perencanaan dan kemampuan melihat kedepan, ungkap Alejandrino dalam suatu lokakarya di lembaga manajemen PPM di Jakarta. Masih kata Alejandrino, setidaknya ada empat paradigma yang dapat membuat seorang wirausaha menjadi sukses atau superior ditingkat persaingan usaha yang semakin ketat. 1. Seorang wirausaha harus mampu memprediksi kemungkinan dimasa mendatang. Sebab, entrepreneur itu harus sarat ide-ide, seolah hanya melihat peluang dan kepuasan pelanggan. Sedangkan eksekutif, adalah seorang yang senantiasa menyelesaikan masalah yang timbul di perusahaan. 2. Fleksibilitas dari sang wirausaha. Seorang entrepreneur harus bisa cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja maupun lingkungan usaha, paparnya. Nah, hal ini diyakini akan membawa perusahaan untuk terus bisa bertahan. 3. Rule of the game, harus dinamis dalam mengantisipasi berbagai macam kemungkinan sebagai kemampuan mengubah aturan main. Hal ini berkaitan erat dengan inovasi atau penciptaan hal-hal baru dalam berbisnis. Perubahan sistim pembayaran tarif telepon selular dari pascabayar ke prabayar merupakan contoh nyata perubahan aturan main (rule of the games) yang sangat antisipatif. 4. Yang terakhir adalah kemampuan melanjutkan perubahan dari aturan atau bentuk yang telah ada sebelumnya. Inovasi yang kita buat dalam beberapa masa ke depan akan selalu tertinggal. Kemampuan memperbaharui produk dan aturan main inilah yang dapat membuat seorang wirausaha menjadi superior, tandas Alejandrino serius. Tapi tunggu dulu, kenyataan lain mengungkap bahwa kewirausahaan seorang entrepreneur saja ternyata belum cukup. Sebab, tentu ada keterbatasan-keterbasatan sang wirausaha itu sendiri dalam menggelindingkan roda usahanya. Itu sebabnya seorang wirausaha tidak boleh pelit dalam menularkan (mentransformasikan) ilmu entrepreneurshipnya kepada individu-individu disetiap lini perusahaannya. Nah, ini yang disebut dengan intrapreneurship atau intrausaha. Sebab, pada dasarnya, intrapreneurship adalah jiwa wirausaha yang juga merupakan hal mutlak yang harus dibangkitkan pada individu-individu dalam suatu

35

perusahaan. Konon, intrapreneurship belakangan makin berkembang saat perusahaan pusing tujuh keliling memikirkan pesaing-pesaing barunya yang memiliki sumber daya manusia dengan tingkat entrepreneurship amat tinggi. Timbulnya fenomena baru seperti ini, pada akhirnya memaksa perusahaan untuk mentransformasikan jiwa wirausahanya kepada individu-individu di organisasinya, kata pakar pemasaran dari Universitas Indonesia D. Rhenald Kasali. Kedepan, lanjutnya, kombinasi antara entrepreneurship dan intrapreneurship inilah yang akan menjadi kendaraan untuk mencapai tujuan secara optimal. Jadi, ketika manajemen dianggap mati dan digantikan kewirausaha, bukan berarti manajemen tak diperlukan sama sekali. Manajemen tetap perlu, dan sebagai jawabannya ada pada intrausaha. Jadi, intrausaha merupakan kombinasi antara wirausaha dengan manajemen, karena jiwa entrepreneur juga tumbuh dari sebuah organisasi yang dijalankan dengan mengadopsi manajemen sebagai sarana mentransformasikannya. Memang, seperti kata Rhenald, entrepreneurship wajib dimiliki setiap pemimpin (leader) masa kini. Namun entrepreneurship dapat diciptakan, bukan hanya dilahirkan. Karena itu, entrepreneur adalah seorang individu yang terorganisasi dengan baik, bukan acak-acakan dan tak ter struktur. Lantas, bagaimana MLM? Banyak menyebut, bidang usaha ini Universitas Entrepreneur. Maklumlah, dibisnis yang memadukan selling dan sponsoring ini, setiap pelakunya diarahkan menjadi pengusaha mandiri, tanpa melihat embel-embel pendidikan maupun status sosial lainnya. Mereka terus dituntut kreatif dan inovatif dalam setiap kondisi, bangkit dari kegagalan, menciptakan downlinenya sebagai wirausaha juga. Tanpa duplikasi ini, jangan berharap seseorang menunai kesuksesan di MLM. Inovasi Kewirausahaan : Kewirausahaan untuk Semua Orang. Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi tidaklah sesulit yang dibayangkan banyak orang, karena setiap orang dalam belajar berwirausaha. Menurut Poppy King, wirausaha muda dari Australia yang terjun kebisnis sejak berusia 18 tahun, ada tiga hal yang selalu dihadapi seorang wirausaha dibidang apapun, yakni: a. Obstacle (hambatan). b. Hardship (kesulitan). c. Very rewarding life (imbalan atau hasil bagi kehidupan yang memukau). Dan saya setuju sepenuhnya dengan pernyataan itu. Karenanya saya berpendapat bahwa sesungguhnya kewirausahaan dalam batas tertentu adalah untuk semua orang. Mengapa? Saya kira cukup banyak alasan untuk mengatakan hal itu. Pertama, setiap orang memiliki cita-cita, impian, atau sekurang-kurangnya harapan untuk meningkatkan kualitas hidupnya sebagai manusia. Hal ini merupakan semacam "intuisi" yang mendorong manusia normal untuk bekerja dan berusaha. "Intuisi" ini berkaitan dengan salah satu potensi kemanusiaan, yakni daya imajinasi kreatif. Karena manusia merupakan satu-satunya mahluk ciptaan Tuhan yang, antara lain, dianugerahi daya imajinasi kreatif, maka ia dapat menggunakannya untuk berpikir. Pikiran itu dapat diarahkan ke masa lalu, masa kini, dan masa depan. Dengan berpikir, ia dapat mencari jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan penting seperti: Dari manakah aku berasal? Dimanakah aku saat ini? Dan kemanakah aku akan pergi? Serta apakah yang akan aku wariskan kepada dunia ini? Menelusuri sejarah pribadi di masa lalu dapat memberikan gambaran mengenai kekuatan dan kelemahan seseorang. Didalamnya terdapat sejumlah

36

pengalaman hidup : hambatan dan kesulitan yang pernah kita hadapi dan bagaimana kita mengatasinya, kegagalan dan keberhasilan, kesenangan dan keperihan, dan lain sebagainya. Namun, karena semuanya sudah berlalu, maka tidak banyak lagi yang dapat dilakukan untuk mengubah semua itu. Kita harus menerimanya dan memberinya makna yang tepat serta meletakkannya dalam suatu perspektif masa kini dan masa depan. Masa kini menceritakan situasi nyata dimana kita berada, apa yang telah kita miliki, apa yang belum kita miliki, apa yang kita nikmati dan apa yang belum dapat kita nikmati, apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab kita dan apa yang menjadi hak asasi kita sebagai manusia, dan lain sebagainya. Dengan menyadari keberadaan kita saat ini, kita dapat bersyukur atau mengeluh, kita dapat berpuas diri atau menentukan sasaran berikutnya, dan seterusnya. Masa depan memberikan harapan, paling tidak demikianlah seharusnya bagi mereka yang beriman berkepercayaan. Bila kita memiliki masa lalu yang tidak menyenangkan, dan masih berada pada situasi dan kondisi yang belum sesuai dengan cita-cita atau impian kita, maka adalah wajar jika kita mengharapkan masa depan yang lebih baik, lebih cerah, lebih menyenangkan. Sebab selama masih ada hari esok, segala kemungkinan masih tetap terbuka lebar (terlepas dari pesimisme atau optimisme mengenai hal itu). Jelas bahwa masa lalu, masa kini, dan masa depan bertalian langsung dengan daya imajinasi kita. Dan didalam masa-masa itulah segala hambatan (obstacle), kesulitan (hardship), dan kesenangan atau sukacita (very rewarding life) bercampur baur jadi satu. Sehingga, jika Poppy King mengatakan bahwa ketiga hal itulah yang dihadapi oleh seorang wirausaha dalam bidang apapun, maka bukankah itu berarti bahwa kewirausahaan adalah untuk semua orang? Siapakah manusia dimuka bumi ini yang tidak pernah menghadapi hambatan dan kesulitan untuk mencapai cita-cita dan impiannya? Alasan kedua yang membuat kewirausahaan itu pada dasarnya untuk semua orang adalah karena hal itu dapat dipelajari. Peter F. Drucker, misalnya, pernah menulis dalam Innovation and Entrepreneurship bahwa, "Setiap orang yang memiliki keberanian untuk mengambil keputusan dapat belajar menjadi wirausaha, dan berperilaku seperti wirausaha. Sebab (atau maka) kewirausahaan lebih merupakan perilaku daripada gejala kepribadian, yang dasarnya terletak pada konsep dan teori, bukan pada intuisi". Dan perilaku, konsep, dan teori merupakan hal-hal yang dapat dipelajari oleh siapapun juga. Sepanjang kita bersedia membuka hati dan pikiran untuk belajar, maka kesempatan untuk menjadi wirausaha tetap terbuka. Sepanjang kita sadar bahwa belajar pada hakekatnya merupakan suatu proses yang berkelanjutan, yang tidak selalu berarti dimulai dan berakhir disekolah atau universitas tertentu, tetapi dapat dilakukan seumur hidup, dimana saja dan kapan saja (saya menyebutnya Sekolah Besar Kehidupan), maka belajar berwirausaha dapat dilakukan oleh siapa saja, meski tak harus berarti menjadi wirausaha "besar". Alasan yang ketiga adalah karena fakta sejarah menunjukkan kepada kita bahwa para wirausaha yang paling berhasil sekalipun pada dasarnya adalah manusia biasa. Sabeer Bathia, seorang digital entrepreneur yang meluncurkan hotmail.com tanggal 4 Juli 1996, baru menyadari hal ini setelah ia berguru kepada orang-orang seperti Steve Jobs, penemu komputer pribadi (Apple). Dan kesadaran itu membuatnya cukup percaya diri ketika menetapkan harga penemuannya senilai 400 juta dollar AS kepada Bill Gates, pemilik Microsoft, yang juga manusia biasa. Alasan keempat yang ingin saya sebutkan disini adalah karena setelah mempelajari kiat-kiat sukses puluhan wirausaha kecil, menengah dan besar, dalam konteks lokal-nasional-regional sampai internasional-global-dunia, maka saya sampai

37

pada kesimpulan bahwa kiat-kiat sukses mereka sangatlah sederhana. Dalam buku Berwirausaha dari pertama telah saya sampaikan bahwa mereka: Digerakkan oleh ide dan impian. Lebih mengandalkan kreativitas. Menunjukkan keberanian. Percaya pada keberuntungan, tapi lebih percaya pada usaha nyata. Melihat masalah sebagai peluang. Memilih usaha sesuai hobi dan minat. Mulai dengan modal seadanya. Senang mencoba hal baru. Selalu bangkit dari kegagalan. Tidak mengandalkan gelar akademis. Sepuluh kiat sukses itu pada dasarnya sederhana, tidak memerlukan orangorang yang luar biasa. Orang dengan IQ tinggi, sedang, sampai rendah dapat (belajar) melakukannya. Alasan kelima adalah karena kewirausahaan mengarahkan orang kepada kepemimpinan. Dan kepemimpinan adalah untuk semua orang. Dengan lima alasan sederhana diatas, saya ingin menegaskan bahwa kewirausahaan adalah untuk semua orang. Saya tidak percaya pada teori atau konsep yang mengatakan bahwa orang yang berdarah Tionghoa saja yang dapat sukses berwirausaha (pandangan ini diyakini sebagian orang di Indonesia). Sebab dengan demikian bagaimana kita menjelaskan keberhasilan orang Aceh, Batak, Minang Kabau, Lampung, Sulawesi, Lombok, dan pribumi lainnya yang juga sukses berwirausaha? Saya juga tidak mendukung teori Max Weber yang menempatkan kaum protestan sebagai wirausaha ulung tanpa tanding (meski untuk konteks Amerika dan Eropa mungkin ada benarnya). Sebab bagaimana ia menjelaskan keberhasilan wirausaha-wirausaha diwilayah Asia dan Timur Tengah yang bukan protestan? Bukankah keberhasilan Taiwan dan Singapura oleh Lee Teng-hui dan Lee Kuan Yew dinyatakan sebagai "dampak" etika konfusianisme? Tetapi saya setuju ketika Anugerah Pekerti, mantan Direktur Utama Lembaga Manajemen PPM, mendefinisikan kewirausahaan sebagai tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif, dan inovatif. Saya juga sependapat dengan Howard H. Stevenson, mantan Presiden Harvard Business School yang memahami kewirausahaan sebagai suatu pola tingkah laku manajerial yang terpadu dalam upaya pemanfaatan peluang-peluang yang tersedia tanpa mengabaikan sumber daya yang dimilikinya. Saya mendukung pendapat Drucker bahwa pemanfaatan peluang merupakan definisi yang tepat untuk kewirausahaan dan bahwa seorang wirausaha harus mengalokasikan sumber daya dari bidang-bidang yang memberi hasil rendah atau menurun ke bidang-bidang yang memberi hasil tinggi atau meningkat. Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah entrepreneur di awal abad ke 18, mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang yang menanggung risiko. Ia benar! Joseph Schumpeter juga benar ketika mengatakan bahwa wirausaha adalah inovator produksi. Dan mengatakan bahwa wirausaha adalah seorang peniru, seperti pendapat William H. Sahlman, juga tak ada salahnya. Tetapi saya pribadi lebih suka pada pandangan Jose Carlos Jarillo Mossi yang mengatakan bahwa wirausaha itu

38

adalah seseorang yang merasakan adanya peluang, mengejar peluang-peluang yang sesuai dengan situasi dirinya, dan percaya bahwa kesuksesan merupakan suatu hal yang dapat dicapai. Kewirausahaan adalah untuk semua orang. Semua orang berpotensi untuk menjadi wirausaha. Namun apakah ia wirausaha yang berhasil, setengah berhasil, atau gagal, itu soal lain. Sama seperti orang-orang yang berpotensi menjadi presiden tidak semuanya menjadi presiden sungguhan, sementara yang tidak disangka-sangka menjadi presiden (seperti Gus Dur tercinta, misalnya) justru berhasil menjadi presiden. Artinya, antara lain, tak ada konsep atau teori yang bersifat mutlak, juga tentang kewirausahaan. Ada anggapan bahwa, kewirausahaan itu bakat dari lahir dan karenanya tidak dapat diajarkan. Etnis Cina dianggap memiliki bakat dibidang perdagangan, maka mereka potensial menjadi wirausahawan. Sedangkan suku Jawa dianggap memiliki mental priyayi dan suku Minang dianggap tidak dapat menjadi wirausahawan yang sukses. Lalu konklusinya, baik orang Jawa maupun orang Minang dianggap tidak mampu menjadi seorang pengusaha. Benarkah demikian ?. Mitos-mitos tersebut diatas tidak benar, sebab pengertian kewirausahaan bukan berpijak pada bakat sejak lahir, melainkan erat dengan tindakan atau aksi. Jadi tindakan atau aksi itulah yang menentukan seseorang sukses menjadi wirausahwan atau tidak. Pengertian kewirausahaan. Sebelum istilah wirausaha sepopuler seperti sekarang ini, dulu sering kita dengar istilah wiraswasta. Kata "wiraswasta" berasal dari Wira yang berarti utama, gagah, berani, luhur, teladan atau pejuang. Swa berarti sendiri dan Sta berarti berdiri. Jadi wiraswasta (entrepreneur) berarti pejuang yang utama, gagah, luhur, berani dan layak menjadi teladan dalam bidang usaha dengan landasan berdiri diatas kaki sendiri. Definisi Kewirausahaan memang banyak dibuat oleh para ahli, tetapi mereka melihat dari perspektifnya masing-masing. Agar pengertian kewirausahaan dapat diterapkan sesuai dengan lingkungan negara kita, maka telah disepakati definisi sebagai berikut ini. Kewirausahaan adalah kesatuasn terpadu dari semangat, nilai-nilai dan prinsip serta sikap, kuat, seni, dan tindakan nyata yang sangat perlu, tepat dan unggul dalam menangani dan mengembangkan perusahaan atau kegiatan lain yang mengarah pada pelayanan terbaik kepada langganan dan piahak-pihak lain yang berkepentingan termasuk masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya definisi kewirausahaan yang telah disepakati tersebut akan lebih jelas jika dilengkapi dengan kualifikasi wirausahawan itu sendiri. Berdasarkan kualifikasi seseorang, wirausahawan dibedakan menjadi tiga yakni wirausahawan andal, wirausahawan tangguh, wirausahawan unggul. Wirausahawan Andal. Wirausahawan andal memiliki ciri-ciri dan cara-cara sebagai berikut, yakni : 1. Percaya diri dan mandiri yang tinggi untuk mencari penghasilan dan keuntungan melalui usaha yang dilaksanakannya. 2. Mau dan mampu mencari dan menangkap peluang yang menguntungkan dan memanfaatkannya peluang tersebut.

39

3. Mau dan mampu bekerja keras dan tekun untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih tepat dan effisien. 4. Mau dan mampu berkomunikasi, tawar menawar dan musyawarah dengan berbagai pihak, terutama kepada pembeli. 5. Menghadapi hidup dan menangani usaha dengan terencana, jujur, hemat, dan disiplin. 6. Mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya secara lugas dan tangguh tetapi cukup luwes dalam melindunginnya. 7. Mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dan kapasitas perusahaan denagn memanfaatkan dan memotivasi orang lain (leadership/managerialship) serta melakukan perluasan dan pengembangan usaha dgn resiko yang moderat. 8. Berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serta menggalang kerja sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak yang berkepentingan dgn perusahaan. Strategi Kewirausahaan Harus Diubah Penumbuhan motivasi dan keberanian seharusnya menjadi strategi utama dalam pendidikan kewirausahaan diperguruan tinggi (PT), selain memberikan wawasan yang selama ini telah dilakukan. Di sisi lain, kendati kenyataan ekonomi kontemporer menunjukkan pentingnya sektor kewirausahaan, mata kuliah ini hanya dipandang sebagai pelengkap dan akhirnya dipandang sebelah mata oleh mahasiswa. Praktisi bisnis asal Bandung, Paulus Winarto mengatakan hal itu kepada pers disela-sela Seminar "Fisrt Step to be An Entrepreneur". Selain Paulus, juga hadir pembicara lain yang juga praktisi bisnis Sutikno Teguh dan Jahja B. Soenarjo dengan moderator Andri Maadsa. "Sejak sekarang pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi hendaknya tidak hanya memberikan wawasan kepada mahasiswa. Lebih dari itu, seharusnya juga mampu memotivasi dan menumbuhkan keberanian," ungkap Paulus. Paulus juga menyesalkan, masih dipandang sebelah matanya pendidikan kewirausahaan. "Padahal, mata kuliah ini penting jika dilihat secara makro. Artinya, jika akhirnya mata kuliah ini berhasil menumbuhkan minat dan keberanian mahasiswa untuk terjun berwirausaha, otomatis kita bisa mencegah meningkatnya pengangguran. Kewirausahaan juga berpotensi membawa bangsa ini keluar dari krisis," paparnya. Ia memprediksi, dalam satu tahun ke depan angka pengangguran akan meningkat tajam, seiring diberlakukannya AFTA (kawasan perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara. "Sudah bukan rahasia lagi bahwa kualitas SDM kita cukup rendah dibandingkan negara ASEAN lain. Itulah yang membuat kewirausahaan menjadi salah satu alternatif baik menghadapi AFTA. Jangan semua mahasiswa yang lulus selalu berpikiran mencari kerja, tetapi harus mampu juga menciptakan pekerjaan," ujarnya. Ubah strategi Bentuk pengubahan strategi pendidikan kewirausahaan yang disarankan Paulus Winarto yang juga pengarang buku First Step to be An Entrepreneur adalah sesering mungkin menghadirkan dosen-dosen tamu yang merupakan praktisi bisnis

40

atau wirausahawan (entrepreneur). "Dengan demikian, apa yang disampaikan dimuka kelas tidak terasa 'mengawang-awang'. Sebagus apapun teori, belum tentu bisa diaplikasikan dilapangan. Itulah sebabnya kita perlu mendengarkan pengalaman orang dilapangan, terutama bagaimana mereka mengatasi hambatan yang ada," urainya. Perubahan strategi selanjutnya adalah mahasiswa diminta langsung mempraktikkan apa yang diajarkan. "Bentuk praktik itu bisa macam-macam. Yang paling sederhana namun sangat efektif, mahasiswa diminta membuat kelompokkelompok kecil lalu berjualan pisang goreng dikampus. Atau, jualan apa saja, supaya mereka bisa berhubungan langsung dengan konsumen," katanya. Ditegaskan, pengalaman tersebut akan semakin memotivasi mahasiswa. "Pengalaman membuat mereka lebih percaya diri untuk benar-benar terjun sebagai entrepreneur setelah lulus," ucapnya. Paulus menambahkan, untuk menjadi entrepreneur unggulan, seseorang harus mau mengambil resiko yang telah diperhitungkan, menyukai tantangan, punya daya tahan yang tinggi, memiliki visi jauh ke depan, dan selalu melakukan yang terbaik. "Hal yang paling sulit adalah mengambil risiko. Faktor risiko ini yang biasanya membuat seseorang mundur, padahal setiap risiko bisa diminimalkan, misalnya dengan mencari pembimbing yakni orang yang berpengalaman, lalu bentuk tim dan buat sistem jaringan pertemanan yang luas. Atau bisa juga membeli sistem yang sudah mapan seperti franchise (waralaba). Yang penting ada kemauan dulu, kalau sudah ada kemauan, jalan akan kita temukan kemudian," paparnya. Penelitian, Kunci Sukses PT Berkualitas. Kampus Tak Sekadar Menara Gading Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, disertai tantangan berbagai aspek kehidupan masyarakat yang makin rumit, menuntut pihak pengelola Perguruan Tinggi (PT) lebih kreatif dan harus pandai mengembangkan potensi yang dimilikinya. PT tidak hanya dituntut mampu menyelenggarakan proses belajar mengajar secara berkualitas, tetapi juga harus mampu mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan (science), bahkan mampu mendayagunakannya untuk kesejahteraan rakyat. PT tak sekadar hanya sebagai menara gading dengan misi hanya sebatas mencetak kelompok intelektual namun tak menyentuh kebutuhan lingkungan atau masyarakatnya. Tentu saja anggapan miring itu harus segera diakhiri. PT harus mampu mengkombinasikan antara pemenuhan ideal secara keilmuwan dengan pasokan praktis terhadap tuntutan kebutuhan pasar. Misi perguruan tinggi sejatinya adalah sebagai tempat menimba ilmu pengetahuan menuju penguasaan suatu profesi serta melakukan penelitian untuk menghimpun ilmu pengetahuan sekaligus menyiapkan calon ilmuwan masa depan. Sayangnya, sebagian besar PT masih berkutat pada paradigma lama, melaksanakan pengajaran seadanya tanpa pengendalian kualitas, kurang mendorong penelitian dan pengembangan (R&D), serta publikasi ilmiah. Apa yang seharusnya dilakukan? Jika mau serius, pengelola PT harus memikirkan langkah-langkah cerdas dan taktis dengan strategi mengkombinasikan program-program penelitian dan pengembangan sesuai kebutuhan khalayak, termasuk industri. Terlepas apakah itu PT negeri atau PT swasta, paramater penilaian berkualitas atau bonafiditas sebuah PT selayaknya juga dilihat dari kegiatan penelitiannya maupun karya-karyanya bagi masyarakat. Logikanya, jika kegiatan ilmiah mahasiswa maupun civitas akademika suatu PT maju, akan berdampak pada

41

peningkatan peringkat PT itu sendiri. Sehingga, pada akhirnya akan mendongkrak minat dan keinginan masyarakat untuk memilih PT tersebut. Atau dengan kata lain, PT tersebut akan menjadi idola para orangtua calon mahasiswa. Suatu bukti yang masuk akal, sebuah PT berkualitas mencetak sumber daya manusia (SDM) handal diimbangi dengan kepiawaian mempraktikkan teori didunia riil atau pasar kerja. Jadi, tidak sekedar mencetak sarjana yang tidak marketable. Dengan demikian, kredibilitas PT akan memperoleh pengakuan, baik publik maupun masyarakat internasional. Dari hasil menimba pengalaman di luar negeri, ternyata hanya universitas terkemuka bisa menonjol atau dikenal luas karena adanya aktivitas penelitian yang berkualitas pula. Hanya universitas yang intensif melakukan program penelitian saja yang akan menjelma menjadi universitas terkemuka. Untuk mewujudkannya, tidak hanya bertumpu pada kreativitas keilmuan dosen dan mahasiswa, publikasi penelitian dalam jurnal ilmiah, tapi juga bertumpu pada promosi diri dan pengembangan kerjasama. Sebuah Kebutuhan Kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat merupakan salah satu penentu utama keberhasilan suatu PT. Perlu dilakukan berbagai inovasi dan perbaikan agar suatu PT memiliki Core Competence yang unik. Aliansi strategis baik dengan kalangan industri besar maupun kecil akan memperkuat kedudukan, reputasi dan sustainability sebuah PT. Manajemen PT masa depan sulit dipisahkan dengan perkembangan teknologi informasi, sehingga pemanfaatan data, baik dalam penelitian maupun pengambilan kebijakan memerlukan sistem teknologi informasi yang memadai, dan mudah diakses berbagi pihak yang membutuhkan. Pengembangan inovasi bersumber dari pengembangan kreativitas akademik, melalui disiplin dan kerja keras, dan hal ini membutuhkan prasyarat penghargaan dan kerjasama antar pihak. Arah penelitian kini dan masa depan adalah sejauh mana penelitian itu bermanfaat bagi masyarakat. Tak salah kalau Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Ditjen Dikti, Depdiknas senantiasa mencari celahcelah terobosan untuk membangkitkan budaya penelitian di kalangan akademisi, termasuk mahasiswa. Berbagai skema pelatihan, pendampingan, dan penyediaan "research grant" telah dicanangkan atas dasar kompetisi. Bagi para mahasiswa telah digelar Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), termasuk dibidang penelitian dan pengabdian pada masyarakat, penulisan karya ilmiah, serta budaya kewirausahaan. Para finalisnya pun diundang ke PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional). Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) yang telah terselenggara sebanyak 16 kali dan terakhir digelar di UNS Solo adalah contoh bagaimana PT-PT berkualitas unjuk kebolehan. Ini adalah wahana bagi mahasiswa yang notabene merupakan calon-calon ilmuwan, untuk menggelar hasil karya ilmiah serta tukarmenukar pengalaman diantara mereka. "Saya yakin ada added value atas penyelenggaraan Pimnas itu," kata Direktur Pembinaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Prof Dr Ir Dodi Nandika. Ajang Pimnas yang meliputi hampir semua bidang ilmu dan dapat diikuti mahasiswa dari PTN maupun PTS ini, setidaknya bermanfaat untuk menggelar karyakarya ilmiah para mahasiswa sekaligus wahana untuk membangun interaksi positif antarmahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, bahkan antarmahasiswa dengan kalangan industri. Jadi, tidak dibatasi secara spesifik terbatas pada ilmu-ilmu eksakta,

42

seperti matematika dan IPA namun juga melebar ke bidang kesenian, sosial, dan kebudayaan. Jika ada yang mengaitkan bahwa peserta final memiliki peluang yang lebih besar dalam memasuki bursa kerja, itu sah-sah saja. Sebab, persoalan lapangan kerja yang menjadi impact, solusinya adalah melakukan sinergi antara PT dengan kalangan swasta terutama dunia industri. Dapat dikatakan Pimnas menjadi pijakan penting dalam merekrut calon ilmuwan unggul. Tak mengherankan, jika peserta Pimnas terus membludak dan terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Ketika tim khusus atau juri melakukan seleksi ketat terhadap ribuan karya yang tertampung, ternyata hanya 700 peserta yang berhak mengikuti pagelaran final Pimnas tersebut. Inilah bukti kualitas Pimnas menjadi skala prioritas penyelenggaraan event penting tersebut. Tentu saja, setiap tahun, tema Pimnas bisa berbeda-beda namun intinya adalah penekanan akan pentingnya inovasi, kreativitas atau penelitian untuk kemajuan bangsa. Yang lebih penting lagi, berbagai pembenahan untuk menuju kesempurnaan terus diberlakukan. Dodi yang bertahun-tahun memimpin laboratorium dan Pusat Penelitian di universitas tempatnya bekerja memandang perlu peningkatan aktivitas penelitian di PT. Banyak added value diperoleh dari kegiatan penelitian, seperti meningkatkan citra PT, menumbuhkan apresiasi masyarakat, mendongkrak daya tarik stake holders khususnya di kalangan industri untuk bekerjasama dalam penggalian dana dari masyarakat, dll. Di Jepang, misalnya, yang notabene dikenal negara industri maju, program riset atau penelitian yang dilakukan universitas-universitas negeri tersebut banyak dibiayai oleh perusahaan. Tentu saja, kedua belah pihak harus merasa saling membutuhkan dan menjaga kualitas atas kinerja masing-masing. Apakah kita cukup berpangku tangan, menyesali nasib karena tertinggal dalam dunia penelitian? Menyesali nasib bukan hal yang sangat bijaksana. Namun tindakan atau langkah taktis dan strategis untuk mencapai tujuan tersebut jauh lebih utama untuk membangun komitmen bersama bahwa penelitian bukan sekedar kewajiban tetapi kebutuhan bersama. Kembangkan potensi yang ada (termasuk SDM) setahap demi setahap; walaupun kendala dan masalah menghadang. Budaya penelitian harus terus dikembangkan karena penelitian dapat menjadi jembatan antara perguruan tinggi dan masyarakat, termasuk industri, sekaligus dapat mendongkrak kinerja perguruan tinggi. Mengingat pentingnya penelitian, jauh-jauh hari Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas, Satriyo Soemantri Brodjonegoro telah membuka kesempatan bagi mahasiswa mengirimkan karya ilmiahnya. Ini merupakan program kreativitas mahasiswa di bidang penulisan ilmiah. Ajang yang merupakan kesempatan emas untuk kompetisi penulisan ilmiah baik bagi mahasiswa dalam bidang pendidikan, penelitian skripsi, maupun pengabdian masyarakat seperti kewirausahaan dan teknologi. Tidak ada pembatasan bidang ilmu karena semua bidang ilmu dapat terserap disitu. Tampil sebagai finalis dan karya ilmiahnya terpajang pada penyelenggaraan Pimnas XVII tahun 2004 tentu merupakan kebanggaan tersendiri bagi mahasiswa. Jadi, mengapa tidak mencoba ikut Pimnas?

43

ETIKA, MORAL DAN NILAI


A. Etika 1. Pengertian Etika 2. Norma 3. Etika Dalam Bisnis B. Moral dan Moralitas 1. Moralitas dan Etiket 2. Moralitas dan Hukum 3. Standar Moral 4. Pertimbangan Moral C. Nilai-nilai dan Sumbernya 1. Pengalaman 2. Budaya 3. Ilmu Pengetahuan 4. Agama D. Sumber-sumber Nilai ETIKA BISNIS Etika dan integritas merupakan suatu keinginan yang murni dalam membantu orang lain. Kejujuran yang ekstrim, kemampuan untuk mengenalisis batas-batas kompetisi seseorang, kemampuan untuk mengakui kesalahan dan belajar dari kegagalan. Kompetisi inilah yang harus memanas belakangan ini. Kata itu mengisyaratkan sebuah konsep bahwa mereka yang berhasil adalah yang mahir menghancurkan musuh-musuhnya. Banyak yang mengatakan kompetisi lambang ketamakan. Padahal, perdagangan dunia yang lebih bebas dimasa mendatang justru mempromosikan kompetisi yang juga lebih bebas. Lewat ilmu kompetisi kita dapat merenungkan, membayangkan eksportir kita yang ditantang untuk terjun ke arena baru yaitu pasar bebas dimasa mendatang. Kemampuan berkompetisi seharusnya sama sekali tidak ditentukan oleh ukuran besar kecilnya sebuah perusahaan. Inilah yang sering dikonsepkan berbeda oleh penguasa kita. Jika kita ingin mencapai target ditahun 2000, sudah saatnya dunia bisnis kita mampu menciptakan kegiatan bisnis yang bermoral dan beretika, yang terlihat perjalanan yang seiring dan saling membutuhkan antara golongan menengah kebawah dan pengusaha golongan atas. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan 44

antara lain yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan, menghindari sikap 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) mampu mengatakan yang benar itu benar, dll. Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis, serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu dapat dikurangi, serta kita optimis salah satu kendala dalam menghadapi era globalisasi pada tahun 2000 an dapat diatasi. II. MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS a. Moral Dalam Dunia Bisnis Sejalan dengan berakhirnya pertemuan para pemimpin APEC di Osaka Jepang dan dengan diperjelasnya istilah untuk menjadikan Asia Pasifik ditahun 2000 menjadi daerah perdagangan yang bebas sehingga baik kita batas dunia akan semakin "kabur" (borderless) world. Hal ini jelas membuat semua kegiatan saling berpacu satu sama lain untuk mendapatkan kesempatan (opportunity) dan keuntungan (profit). Kadang kala untuk mendapatkan kesempatan dan keuntungan tadi, memaksa orang untuk menghalalkan segala cara mengindahkan ada pihak yang dirugikan atau tidak. Dengan kondisi seperti ini, pelaku bisnis kita jelas akan semakin berpacu dengan waktu serta negara-negara lainnya agar terwujud suatu tatanan perekonomian yang saling menguntungkan. Namun perlu kita pertanyakan apakah yang diharapkan oleh pemimpin APEC tersebut dapat terwujud manakala masih ada bisnis kita khususnya dan internasional umumnya dihinggapi kehendak saling "menindas" agar memperoleh tingkat keuntungan yang berlipat ganda. Inilah yang merupakan tantangan bagi etika bisnis kita. Jika kita ingin mencapai target pada tahun 2000 an, ada saatnya dunia bisnis kita mampu menciptakan kegiatan bisnis yang bermoral dan beretika, yang terlihat perjalanan yang seiring dan saling membutuhkan antara golongan menengah kebawah dan pengusaha golongan keatas. Apakah hal ini dapat diwujudkan ? Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan agama dan budaya, artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat dipengaruhi oleh ajaran serta budaya yang dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis sendiri. Setiap agama mengajarkan pada umatnya untuk memiliki moral yang terpuji, apakah itu dalam kegiatan mendapatkan keuntungan dalam ber-"bisnis". Jadi, moral sudah jelas merupakan suatu yang terpuji dan pasti memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak. Umpamanya, dalam melakukan transaksi, jika dilakukan dengan jujur dan konsekwen, jelas kedua belah pihak akan merasa puas dan memperoleh kepercayaan satu sama lain, yang pada akhirnya akan terjalin kerja sama yang erat saling menguntungkan. Moral dan bisnis perlu terus ada agar terdapat dunia bisnis yang benar-benar menjamin tingkat kepuasan, baik pada konsumen maupun produsen. Kenapa hal perlu ini dibicarakan? Isu yang mencuat adalah semakin pesatnya perkembangan informasi tanpa diimbangi dengan dunia bisnis yang ber "moral", dunia ini akan menjadi suatu rimba modern yang di kuat menindas yang lemah sehingga apa yang diamanatkan UUD 1945, Pasal 33 dan GBHN untuk menciptakan keadilan dan pemerataan tidak akan

45

pernah terwujud. Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan budaya. Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya pada agama akan memiliki moral yang terpuji dalam melakukan bisnis. Berdasarkan ini sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan bisa ditentukan dalam bentuk suatu peraturan (rule) yang ditetapkan oleh pihak-pihak tertentu. Moral harus tumbuh dari diri seseorang dengan pengetahuan ajaran agama yang dianut budaya dan dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. b. Etika Dalam Dunia Bisnis Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi. Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Mengapa ? Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha dengan pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional. Tentu dalam hal ini, untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang mereka inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah : 1. Pengendalian diri Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etis". 2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility) Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak

46

memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya. 3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi. 4. Menciptakan persaingan yang sehat Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut. 5. Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan" Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-"ekspoitasi" lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar. 6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi) Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara. 7. Mampu menyatakan yang benar itu benar Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan "katabelece" dari "koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak yang terkait. 8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis. 9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada "oknum", baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan "kecurangan" demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan "gugur" satu semi satu.

47

10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis. 11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi" terhadap pengusaha lemah. Kebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral dan beretika saat sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan semua pihak apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan globalisasi dimuka bumi ini. Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu akan dapat diatasi, serta optimis salah satu kendala dalam menghadapi tahun 2000 dapat diatasi.

III. DUNIA BISNIS Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Langkah apa yang harus ditempuh? Didalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Kalau sudah demikian, pengusaha yang menjadi pengerak motor perekonomian akan berubah menjadi binatang ekonomi. Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakan kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin meningkat. Tindakan mark up, ingkar janji, tidak mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh pengabdian para pengusaha terhadap etika bisnis. Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat karena bukan hukum. Tetapi harus diingat dalam praktek bisnis seharihari etika bisnis dapat menjadi batasan bagi aktivitas bisnis yang dijalankan. Etika bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan hukum sebagai pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain. Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam

48

hubungan langsung maupun tidak langsung. Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi. Jalinan hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks. Akibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang. Salah satu contoh yang selanjutnya menjadi masalah bagi pemerintah dan dunia usaha adalah masih adanya pelanggaran terhadap upah buruh. Hal lni menyebabkan beberapa produk nasional terkena batasan di pasar internasional. Contoh lain adalah produk-produk hasil hutan yang mendapat protes keras karena pengusaha Indonesia dinilai tidak memperhatikan kelangsungan sumber alam yang sangat berharga. IV.ETIKA BISNIS DI PERUSAHAAN Pelanggaran etika bisa terjadi di mana saja, termasuk dalam dunia bisnis. Untuk meraih keuntungan, masih banyak perusahaan yang melakukan berbagai pelanggaran moral. Praktik curang ini bukan hanya merugikan perusahaan lain, melainkan juga masyarakat dan negara. Praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) tumbuh subur di banyak perusahaan. Etika bisnis memang harus dihidupkan di perusahaan. Dalam kaitan ini, perusahaan yang bergerak di bidang konsultan mempunyai peran besar dalam pembentukan norma. Bagaimana perusahaan konsultan menegakkan etika bisnis? Kemal A. Stamboel, Managing Partner Kemal Stamboel & Partners yang berasosiasi dengan konsultan besar dunia Price Waterhouse Coopers (PWC) menjelaskan likaliku bisnis konsultan dan upaya untuk menegakkan etika dan transparansi di perusahaan. Simak berbagai pandangannya: "Perusahaan konsultan internasional seperti PWC mempunyai standar yang bersifat global. Mereka yang berkonsultasi akan mendapatkan standar yang sama di berbagai negara. Perusahaan yang telah memiliki standar akan dikenal reputasinya, baik sebagai brand, isi pelayanan, kualitas orang, dan output orang-orangnya. Pendekatan standar dengan kualifikasi, bukan "asal-asalan". Perusahaan konsultan sangat menjunjung tinggi kualitas pemikiran. Keunggulan perusahaan terletak pada knowledge management. Misalnya, bagaimana memberdayakan dan meningkatkan pengetahuan dengan program yang jelas. Upaya ini memerlukan usaha yang tidak kecil. Untuk membangun reputasi, perusahaan konsultan sangat menjunjung etika. Oleh karena itu jarang perusahaan konsultan yang beriklan secara berlebih. Agar

49

reputasi tetap terjaga, perusahaan konsultan memiliki beberapa kriteria. Kami menolak klien yang berisiko tinggi, walaupun dia menyediakan banyak uang. Dalam memilih klien, PCW lebih banyak melakukan riset industrial selection. Pasalnya, setiap perusahaan mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan jasa konsultasi. Kebanyakan klien sudah mengenal reputasi kami. Mereka akan membayar fee sesuai dengan jasa yang ditawarkan, seperti menset-up sistem keuangan, teknologi informasi, serta peningkatan efisiensi perusahaan lainnya. Paket yang ditawarkan perusahaan konsultan secara spesifik akan membantu masalah kompleks yang dihadapi oleh sebuah perusahaan, termasuk menyembuhkan perusahaan yang collapse. Ketika ekonomi Indonesia tumbuh pesat dalam sepuluh tahun terakhir, banyak pendatang baru di bisnis. Ada pedagang yang menjadi bankir. Banyak juga pengusaha yang sangat ekspansif di luar kemampuan. Mereka berlomba membangun usaha konglomerasi yang keluar dari bisnis intinya tanpa disertai manajemen organisasi yang baik. Akibatnya, pada saat ekonomi sulit banyak perusahaan yang bangkrut. Salah satu etika perusahaan konsultan adalah menjaga kerahasiaan klien. Bisa saja perusahaan konsultan menangani dua perusahaan dalam industri yang sama, tetapi kerahasiaan masing-masing perusahaan akan tetap terjaga. Perusahaan yang satu tidak dapat memanfaatkan perusahaan yang lain. Setiap perusahaan mempunyai penyelesaian masalah, sehingga nantinya bisa berkompetisi satu dengan yang lainnya. Perusahaan konsultan mempunyai value dan memberikan rekomendasi yang akan dilaksanakan kliennya. Misalkan, ada etika, perusahaan tidak mempekerjakan pegawai anak-anak. Di luar negeri, ada pembatasan hubungan berdagang dengan perusahaan-perusahaan yang tidak menjunjung etika berdagang yang baik. Kami juga menyarankan, perusahaan jangan mengambil keuntungan yang berlebihan dengan cara menipu konsumen. Pelanggaran etik bisnis di perusahaan memang banyak, tetapi upaya untuk menegakan etik perlu digalakkan. Misalkan, perusahaan tidak perlu berbuat curang untuk meraih kemenangan. Hubungan yang tidak transparan dapat menimbulkan hubungan istimewa atau kolusi dan memberikan peluang untuk korupsi. Dari mana upaya penegakkan etika bisnis dimulai? Etika bisnis paling gampang diterapkan di perusahaan sendiri. Pemimpin perusahaan memulai langkah ini karena mereka menjadi panutan bagi karyawannya. Selain itu, etika bisnis harus dilaksanakan secara transparan. Pemimpin perusahaan seyogyanya bisa memisahkan perusahaan dengan milik sendiri. Dalam operasinya, perusahaan mengikuti aturan berdagang yang diatur oleh tata cara undang-undang. Etika bisnis tidak akan dilanggar jika ada aturan dan sangsi. Kalau semua tingkah laku salah dibiarkan, lama kelamaan akan menjadi kebiasaan. Repotnya, norma yang salah ini akan menjadi budaya. Oleh karena itu bila ada yang melanggar aturan diberikan sangsi untuk memberi pelajaran kepada yang bersangkutan. Usaha jasa konsultan mungkin tidak terlepas dari penyimpangan. Padahal bisnis ini perlu dilandasi reputasi dan persepsi. Oleh karena itu bila ada persepsi

50

negatif jangan diremehkan. Dalam menghadapi masalah, perusahaan jangan defensif, tetapi melakukan aksi pembenahan ke dalam. Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menegakkan budaya transparansi antara lain: 1. Penegakkan budaya berani bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya. Individu yang mempunyai kesalahan jangan bersembunyi di balik institusi. Untuk menyatakan kebenaran kadang dianggap melawan arus, tetapi sekarang harus ada keberanian baru untuk menyatakan pendapat. 2. Ukuran-ukuran yang dipakai untuk mengukur kinerja jelas. Bukan berdasarkan kedekatan dengan atasan, melainkan kinerja. 3. Pengelolaan sumber daya manusia harus baik. 4. Visi dan misi perusahaan jelas yang mencerminkan tingkah laku organisasi. V. PENUTUP Pelanggaran etika bisnis itu dapat melemahkan daya saing hasil industri dipasar internasional. Ini bisa terjadi sikap para pengusaha kita. Lebih parah lagi bila pengusaha Indonesia menganggap remeh etika bisnis yang berlaku secara umum dan tidak pengikat itu. Kecenderungan makin banyaknya pelanggaran etika bisnis membuat keprihatinan banyak pihak. Pengabaian etika bisnis dirasakan akan membawa kerugian tidak saja buat masyarakat, tetapi juga bagi tatanan ekonomi nasional. Disadari atau tidak, para pengusaha yang tidak memperhatikan etika bisnis akan menghancurkan nama mereka sendiri dan negara.

51

Você também pode gostar