Você está na página 1de 29

BAB II TINJAUAN TEORI

HARGA DIRI RENDAH


A.

MASALAH UTAMA Harga diri rendah.

B. PENGERTIAN Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri. C. PROSES TERJADINYA MASALAH Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang diriya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain (Stuart & Sunden, 1995). Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999). Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain. Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial. Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai

tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis. Sedangkan stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal seperti :
1. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menaksika kejadian

yang megancam.
2. Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan

dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis transisi peran :


a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan

dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya

anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian. c. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan. Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara:
1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba tiba, misal harus operasi,

kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopani (pemasangan kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai. 2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama D. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI 1. Masalah keperawatan: a. Resiko isolasi sosial: menarik diri. b. Gangguan konsep diri: harga diri rendah.

c. Berduka disfungsional. 2. Data yang perlu dikaji: a. Data subyektif: Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri. b. Data obyektif: Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup. E. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Resiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah. 2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional. F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN a. Tujuan umum: sesuai masalah (problem). b. Tujuan khusus: 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat 1) Tindakan: Bina hubungan saling percaya Salam terapeutik Perkenalan diri Jelaskan tujuan inteniksi Ciptakan lingkungan yang tenang Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan).
2) Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya. 3) Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.

4) Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki. Tindakan: 1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien. 2) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis.
3) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan. Tindakan:


1) Diskusikan bersama klien kemampuan yang masih dapat digunakan. 2) Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke

rumah. 4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki. Tindakan : 1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan. 2) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien. 3) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan. 5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan Tindakan :
1) Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan. 2) Beri pujian atas keberhasilan

3) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah. 6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada. Tindakan: 1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien. 2) Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat. 3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah. 4) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

ASKEP PADA KLIEN HARGA DIRI RENDAH March 11, 2009 by mirzal tawi TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mengkaji data yang terkait masalah HDR 2. Menetapkan diagnosis keperawatan berdasarkan data yang dikaji 3. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien 4. Melakukan tindakan keperawatan pada keluarga 5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga 6. Mendokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan Harga diri Rendah ? ? ? Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi diri yg negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan diri. Harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat mental karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain; terutama kesehatan jiwa PENGKAJIAN Subyektif : Merasa tidak mampu melakukan sesuatu Mengkritik/menyalahkan diri sendiri Pandangan hidup yang pesimis Penolakan terhadap kemampuan diri Obyektif : produktivitas menurun Tidak memperhatikan perawatan diri Tidak menatap lawan bicara Bicara lambat Nada suara lemah Pengkajian Fase orientasi Assalamualaikum, perkenalkan nama saya suster Rika,dari Pusk.Darul Imarah,bagaimana kalau kita berkenalan?Nama Bpk/Ibu siapa?senangnya dipanggil apa?Bagaimana perasaan Bpk/ibu hari ini?Adakah yang Bpk/Ibu pikirkan? Bagaiman kalau kita bercakap-cakap ttg perasaan/mslh yang Bpk/Ibu hadapi?Mau berapa lama?bagaimana kalau 30 menit?mau duduk dimana?bagaimana kl di R.tamu?

Fase kerja Bagaimana perasaan Bapak/ Ibu setelah mengalami gempa dan tsunami? Apa harapan Bapak/Ibu setelah mengalami kejadian tersebut? Bagaimana Bapak/Ibu dapat mencapai keinginan/ harapan tersebut dengan adanya tsunami? Adakah harapan atau keinginan Bapak/Ibu yang belum tercapai? Sejauh ini apa yang Bapak/Ibu rasakan jika harapan atau keinginan tersebut tidak tercapai? Bagaimana pandangan orang lain dalam menilai Bapak/Ibu? Menurut Bapak/Ibu apa kelebihan yang dimiliki? Dan bagaimana dengan kekurangan/kelemahan yang Bapak/Ibu rasakan? Fase terminasi Baiklah kita sudah bercakap-cakap panjang lebar,bagaimana perasaan Bpk/ibu setelah kita bercakap-cakap?Bagaimana kalau minggu depan kita bicarakan ttg kemampuan yang masih Bpk/Ibu miliki?Berapa lama?Dimana? DIAGNOSA KEPERAWATAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH TINDAKAN KEPERAWATAN Tujuan untuk Pasien: Dpt mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yg dimiliki Dpt menilai kemampuan yg dpt digunakan Dpt memilih kegiatan sesuai kemampuan Dpt melatih kegiatan yg dipilih Dpt merencanakan kegiatan yang sudah dilatih TINDAKAN KEPERAWATAN Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien Membantu pasien dapat menilai kemampuan yg dapat digunakan Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan/kegiatan yang sesuai kemampuan Melatih kegiatan pasien yang sudah dipilih Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan. Berikan reward/reinforcement terhadap kegiatan yang dilakukan pasien sesuai rencana/jadual kegiatan 1.Mengidentifikasi aspek positif:

Mendiskusikan aspek positif dan kemampuan pasien yang masih dimiliki. Beri pujian yg realistis Berikut ini beberapa contoh percakapan perawat pasien dalam mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien Orientasi: Assalamualaikum, bagaimana keadaan Bapak/Ibu hari ini ?,Bpk/Ibu terlihat segar!. Bagaimana kalau hari ini kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah Bpk/Ibu lakukan?ini Sesuai janji kita minggu yang lalu ya kan pak/bu? Dimana kita duduk?bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit? Kerja: Bpk/ibu,apa kemampuan ini saja yang dimiliki?Bagus,apa lagi?Saya buat daftarnya ya? Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Bpk/ibu lakukan?Bagaimana dengan merapihkan kamar?Menyapu?Mencuci piring.dst Wah,bagus sekali ada 5 kemampuan dan kegiatan yang Bpk/ibu miliki. Terminasi : Bagaimana perasaan Bpk/Ibu setelah kita bercakap-cakap Yach,Bpk/Ibu masih memiliki kemampuan. Nah,coba nanti diingat-ingat lagi,kemampuan yang belum kita bicarakan,2 hari lagi saya akan datang lagi untuk membahas kemampuan yang masih bisa Bpk/ibu lakukan Jam berapa kira-kira kita ketemu?Bagaimana kalau jam 10,sampai jumpa ya. 2.Membantu menilai kemampuan yg dpt digunakan: Diskusi kemampuan pasien yg masih bisa digunakan saat ini Bantu pasien menyebutkan dan beri penguatan thd kemampuan pasien Respons kondusif dan menjadi pendengar yang aktif Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan. Orientasi : Assalamualaikum, bagaimana keadaan bapak/ibu hari ini ?, Saya sangat senang melihat pagi ini bapak/ibu sudah terlihat lebih segar dan rapi. Bagaimana,apakah ada lagi kemampuan Bapak/ibu yang belum kita bicarakan? Bagus sekali,jadi sudah ada 7 ya! Baiklah kita akan menilai kegiatan yang masih bisa bpk/ibu lakukan. Mau duduk dimana?,berapa lama?

Kerja : Bpk/ibu,dari 7 kegiatan/kmpuan ini yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah? Coba kita lihat,yang pertama bisakah?,yang keduasampai 7 Bagus sekali ada 4 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah. Menurut bpk/ibu adakah bantuan yang diperlukan?Iya bagus sekali. Terminasi : bagaimana perasaan bpk/ibu setelah kita bercakap-cakap?jadi ada 4 kegiatan yang dapat bpk/ibu lakukan Coba bpk/ibu pikirkan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih Bagaimana kalau 2 hari lagi kita memilih kegiatan yang paling disukai dan melatihnya,mau jam berapa?dimana? 3.Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan yang sesuai dg kemampuan Tindakan keperawatan : Mendiskusikan dengan pasien kegiatan yg dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan Bantu pasien menetapkan kegiatan yg dapat di lakukan (mandiri, bantuan minimal, bantuan penuh dari lingkungan terdekat pasien) Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan pasien Susun bersama pasien daftar kegiatan sehari-hari pasien Berikut ini contoh percakapan perawat pasien dalam membantu pasien menetapkan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan Assalamualaikum !, bagaimana perasaan bpk/ibu hari ini ?,Wah,nampak segar ya ?masih ingat apa yang akan kita bicarakan hari ini?Betul sekali,memilih kegiatan yang dapat bpk/ibu kerjakan dari 7 kegiatan yang pernah dilakukan,bagaiman kalau kita bercakap-cakap di tempat biasa.Berapa lama? Mari kita lihat daftar kegiatan yang sudah kita buat 2 hari yang lalu.coba bpk/ibu pilih mana yang masih bisa dikerjakan di rumah.yang no.1,merapikan tempat tidur,bagaimana bpk?Wah,tentu bisa kan.bagus sekali.Yang nomor 2,main tenis,Wah saat ini belum bisa dilakukan,Baik no.3 mencuci piring,bisa ya?..dst Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah memilih kegiatan yang dapat dikerjakan di rumah? Bagus sekali !,ada 5 kegiatan bisa dilakukan.Coba bpk/ibu pikirkan kegiatan mana yang akan dilatih dulu.Dua hari lagi saya datng lagi untuk melatih,mau jam berapa?dimana? 4.Melatih kegiatan pasien yg sudah dipilih: Mendiskusikan dan tetapkan urutan kegiatan yg akan dilatih Memperagakan kegiatan yg akan dilakukan pasien. Beri dukungan dan pujian yang realistik

5.Membantu pasien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatih Beri pujian atas aktifitas/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari. Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap aktifitas yang telah dilakukan pasien Susun daftar aktifitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga. Berikan kesempatan pasien mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan Yakinkan pasien bahwa keluarga mendukung setiap aktifitas yang dilakukannya Melatih kegiatan yang sudah dipilih pasien sesuai kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan : Assalamualaikum,bagaimana perasaan bpk/ibu hari ini?wah,tampak cerah!Sudah siap untuk latihan melakukan kegiatan yang telah ditetapkan 2 hari yang lalu?mau pilih yang mana dulu,Baik mari kita merapihkan tempat tidur.Dimana kamarnya? Nah,kalau kita mau merapihkan tempat tidur,mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya.Bagus,Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya kita balik.nah sekarang kita pasang lagi spreinya,kita mulai dari arah atas,ya bagus!sekarang sebelah kaki,tarik dan masukkan,lalu sebelah pinggir masukkan.Sekarang ambil bantal,rapihkan dan letakkan disebelah atas kepala.Mari kita lipat selimut,nah letakkan sebelah bawah kaki.bagus..! Bagaimana perasaan bpk/ibu setelah latihan?bagus sekali,Bpk/ibu dapat mengikuti langkah-langkahnya.Sekarang mari kita masukkan pada jadual harian bpk/ibu.Mau berapa kali sehari merapikan tempat tidur.Bagus,2x sehari yaitu pagi jam berapa?lalu sehabis istirahat jam 16.00.Kalau sudah dikerjakan beri tanda ya.nah 2 hari lagi saya datang lagi,kita latihan kegiatan yang kedua.Mau jam berapa?dimana?Sampai jumpa TINDAKAN KEPERAWATAN U/ KELUARGA Tujuan : Dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yg dimiliki Memfasilitasi aktifitas pasien yang sesuai kemampuan Memotivasi pasien u/ melakukan kegiatan sesuai yang sudah dilatihkan Menilai kemampuan perkembangan perubahan kemampuan pasien TINDAKAN KEPERAWATAN Membimbing keluarga menilai kemampuan positif yang dimiliki pasien Menganjurkan keluarga untuk memotivasi pasien dalam memperlihatkan kemampuan yang dimiliki Menganjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan / melanjutkan latihan yang telah dilakukan pasien perawat sebelumnya Mendiskusikan dgn keluarga sikap-sikap positif yang perlu ditampilkan keluarga Mengajarkan keluarga bagaimana menilai perkembangan/perubahan perilaku pasien

EVALUASI Pasien : Dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif dirinya Dapat menyusun rencana kegiatan/ aktivitas yang akan dilakukannya Dapat melakukan kegiatan sesuai rencananya Keluarga : Keluarga mendukung aktivitas pasien Keluarga dapat memberikan pujian/reward terhadap pasien Contoh percakapan perawat-keluarga agar keluarga menjadi pendukung terhadap aktifitas yang dapat dilakukan pasien Assalamualaikum !, bagaimana keadaan bpk/ibu disini?, bagaimana kalau hari ini kita akan bercakap-cakap tentang cara memotivasi anak bpk/ibu melakukan kegiatan yang sudah dilatih?Adakah waktu Bpk/ibu,kira-kira 30 menit?kita ngobrol disini aja ya? Anak bapak/ibu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan mandi.Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya.Saya telah katakan bahwa bpk/ibu akan mengingatkannya untuk melakukan kegiatan tsb sesuai jadual.Tolong bantu menyiapkan alat-alatnya.dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat.Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual kegiatannya Bagaimana bpk/ibu?ada yang ingin ditanyakan? Baik, jangan lupa ya bpk/ibu.Dua ari lagi saya datang lagi untuk melatih kegiatan lain.Nanti kita lakukan bersamasama.Sampai jumpa. SUMBER: MODUL CMHN, DR.BUDI ANNA KELLIAT.M.AppSC,et.all Jumat, 12 September 2008 HARGA DIRI RENDAH HARGA DIRI RENDAH DEFINISI Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri atau cita cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan bahagia. (Budi Ana Keliat, 1998). Aktualisasi diri Pengungkapan pertanyaan atau kepuasan dari konsep diri positif. Konsep diri positif Dapat menerima kondisi dirinya sesuai dengan yang diharapkannya dan sesuai dengan kenyataan. Harga diri rendah

Perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri merasa gagal mencapai keinginan. Kerancunan identitas Ketidakmampuan individu mengidentifikasi aspek psikologi pada masa dewasa, sifat kepribadian yang bertentangan perasaan hampa dan lain lain. Dipersonalisasi Merasa asing terhadap diri sendiri, kehilangan identitas misalnya malu dan sedih karena orang lain. Kepribadian yang sehat mempunyai konsep diri sebagai berikut : Konsep diri posistif Gambaran diri yang tepat dan positif Ideal diri yang realistis Harga diri yang tinggi Penampilan diri yang memuaskan Identitas yang jelas FAKTOR PENYEBAB Teori penyebab Situasional Yang terjadi trauma secara tiba tiba misalnya pasca operasi, kecelakaan cerai, putus sekolah, Phk, perasaan malu karena terjadi (korban perkosaan, dipenjara, dituduh KKN). HDR pada pasien yang dirawat disebabkan oleh : Privacy yang kurang diperhatikan, misal pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak spontan (mencukur pubis pemasangan kateter). Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tecapai karena dirawat atau sakit atau penyakitnya. Kelakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misal berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan berbagai tindakan tanpa pemeriksaan. Kronik Perasaan negatif terhadap diri sudah berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif, kejadian sakit yang dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Menurut Ericson, masa balita adalah kemandirian yang ragu dan malu anak belajar mengendalikan diri dan kepercayaan diri, sebabnya bila banyak dikendalikan dari luar maka akan timbul bibit keraguan dan rasa malu yang berlebihan. Faktor Predisposisi Faktor yang mempengaruhi HDR adalah penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistic. Tergantung pada orang tua dan ideal diri yang tidak realistic. Misalnya ; orang tua tidak percaya pada anak, tekanan dari teman, dan kultur sosial yang berubah Faktor Presipitasi Ketegangan peran Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam peran atau posisi Konflik peran Ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan Peran yang tidak jelas

Kurangnya pengetahuan individu tentang peran Peran yang berlebihan Menampilkan seperangkat peran yang konpleks Perkembangn transisi Perubahan norma dengan nilai yang taksesuai dengan diri Situasi transisi peran Bertambah/ berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu Transisi peran sehat-sakit Kehilangan bagian tubuh, prubahan ukuran, fungsi, penampilan, prosedur pengobatan dan perawatan. Tanda dan Gejala Perasaan malu pada diri sendiri akibat penyakit dan akibat terhadap tindakan penyakit. Misalnya malu dan sedih karena rambut menjadi rontok (botak) karena pengobatan akibat penyakit kronis seperti kanker. Rasa bersalah terhadap diri sendiri misalnya ini terjadi jika saya tidak ke RS menyalahkan dan mengejek diri sendiri. Merendahkan martabat misalnya, saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya memang bodoh dan tidak tahu apa apa. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tak mau bertemu orang lain, lebih suka menyendiri. Percaya diri kurang, klien sukar mengambil keputusan yang suram mungkin memilih alternatif tindakan. Mencederai diri dan akibat HDR disertai dengan harapan yang suram mungin klien ingin mengakhiri kehidupan. Menurut Struart & Sundden (1998) perilaku klien HDR ditunjukkan tanda tanda sebagai berikut : Produktivitas menurun. Mengukur diri sendiri dan orang lain. Destructif pada orang lain. Gangguan dalam berhubungan. Perasaan tidak mampu. Rasa bersalah. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan. Perasaan negatif terhadap tubuhnya sendiri. Ketegangan peran yang dihadapi atau dirasakan. Pandangan hidup yang pesimis. Keluhan fisik. Pandangan hidup yang bertentangan. Penolakan terhadap kemampuan personal. Destruktif terhadap diri sendiri. Menolak diri secara sosial. Penyalahgunaan obat. Menarik diri dan realitas. Khawatir. Akibat harga diri rendah berkepanjangan (kronis). Klien akan mengisolasi diri dari lingkungan dan akan menghindar dengan orang lain.

HDR kronis berlangsung lama tanpa adanya intervensi yang terapeutik dapat menyebabkan terjadinya kekacauan identitas dan akhirnya terjadi di personalisasi. Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrogasikan aspek aspek. Identitas masa kanak kanak ke dalam kematangan aspek psikologi psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis. Depersonalisasi adalah perasaan tidak realita dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan, serta tidak dapat meredakan dirinya dengan orang lain. Mekanisme koping individu tidak efektif. Masalah Keperawatan Gangguan konsep diri : HDR DS : - Adanya ungkapan yang menegatifkan diri. - Mengeluh tidak mampu dilakukan peran dan fungsi sebagaimana mestinya. - Ungkapan mengkritik diri sendiri, mengejek dan menyalahgunakan diri sendiri. DO : - Kontak mata kurang, sering menunduk. - Mudah marah dan tersinggung. - Menarik diri. - Menghindar dari orang lain. 2. Perubahan penampilan peran DS : - Ungkapan peranannya saat ini yang tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. DO : - Adanya keluhan fisik. - Perubahan dalam tanggung jawab. 3. Kerusakan interaksi sosial sama dengan menarik diri. DS : - Ungkapan yang terbatas pada ya atau tidak tahu. DO : - Tidak adanya kontak mata, selalu menundukkan kepala. - Berdiam diri di kamar, afek tumpul, menyendiri. - Menolak diajak berbincang bincang. - Posisi tidur janin. 4. Keputusasaan DS : - Mengungkapkan ketidakmampuan mengontrol dan mempengaruhi pikiran. - Enggan mengekspresikan perasaan yang sebelumnya. - Mengungkapkan keputusan. - Mengatakan kata kata pesimis. - Menyatakan secara tidak ada cara untuk memproleh hubungan dengan orang lain. DO : - Respon terhadap stimulasi terlambat / melambat. - Kurang berenergi. - Pasif tampak apatis. - Lebih banyak tidur menarik diri. - Marah. Kerusakan komunikasi DS : - Sukar dimengerti, bila klien tidak mau berkomunikasi. - Mengungkapkan hal hal yang tidak sesuai dengan non verbalnya. DO :- Menolak berkomunikasi

- Berbicara dengan nada yang tidak jelas. - Tampak mimik wajah tidak sesuai dengan verbal Resiko tinggi intoleran aktivitas DS : - Klien mengungkapkan menolak aktivitas DO :- Pasif - Tampak menyendiri / menghindar dari kegiatan yang ada orang lain. - Tidak peduli dengan aktifitas hidup sehari hari. Resiko tinggi perubahan persepsi sensori : halusinasi DS : - Klien mengatakan mendengar suara, melihat sesuatu, mengucap rasa, sesuatu, mencium bau yang nyata. DO : - Klien berbicara, senyum senyum, tertawa sendiri. - Bersikap curiga dengan orang lain atau sekitar dan bermusuhan. - Berbicara kacau, kadang kadang tidak masuk akal. - Tidak dapat membedakan hal hal yang nyata dan tidak nyata. Defisit perawatan diri DS : - Klien mengatakan malas untuk beraktifitas mandi, makan ganti pakaian dll. DO : - Pakaian kotor, penampilan tidak rapi. - Rambut kusut, kotor, bau tidak sedap. - Personal hygiene yang kurang. - Makan tak mau / menolak. - BAB / BAK tidak terkontrol. Resiko perilaku pada diri sendiri, orang lain / lingkungan DS : - Mengatakan mendengar suara yang negatif tentang orang lain, ancaman, ejekan. DO : - Mudah tersinggung, jengkel, marah. - Ekspresi wajah tegang. - Memukul atau menyakiti orang lain. Merusak lingkungan sekitar. Diagnosa Keperawatan Perubahan penampilan peran berhubungan dengan HDR. HDR berhubungan dengan mekanisme koping individu tidak efektif. HDR berhubungan dengan gangguan citra tubuh. HDR berhubungan dengan ideal diri tidak realistis. Kerusakan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan HDR. Keputusan berhubungan dengan hdr. Kerusakan komunikasi berhubungan dengan HDR. Resiko tinggi isolasi sosial berhubugan dengan HDR. Intoleran aktivitas berhubungan dengan menarik diri. Defisit perawatan diri berhubungan dengan intoleran aktifitas. Resiko tinggi perubahan persepsi sensori halusinasi berhubungan dengan menarik diri. Resiko tinggi perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi. Resiko tinggi mencederai diri sendiri orang lain akan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan. Rencana Keperawatan

Diagnosa : Perubahan penampilan peran berhubungan dengan HDR. Tujuan umum : Klien dapat melanjutkan peran berhubungan dengan tanggung jawab. Tujuan khusus : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dapat digunakan. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan. Klien dapat menerapkan (merencanakan) kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya. Klien dapat meciptakan sistem pendukung yang ada. Intervensi : Bina hubungan saling percaya dengan cara selain terapoutik. Bicara dengan jujur, singkat, jelas, mudah di mengerti. Dengarkan pernyataan klien yang empati tentang halusinasi tanpa menentang atau menyetujui. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya tentang penyakit yang diderita. Sediakan waktu untuk mendengarkan. Katakan pada klien bahwa klien adalah orang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien dapat dimuat dan bagian tubuh mana yang masih berfungsi dengan baik. Kemampuan yang dimiliki oleh klien, aspek positif yang dialami oleh klien. Jika klien tidak mampu mengungkapkan maka dimulai dengan perawat memberikan rein forcement terhadap aspek positif klien. Setiap bertemu klien tindakan memberi penilaian negatif, utamakan memberi pujian yang realistic. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit. Misalnya penampilan klien dalam self care latihan fisik dan ambulasi serta aspek aspek. Diskusikan dalam kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya setelah pulang sesuai dengan kondisi sakit pasien. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari, sesuai dengan kemampuan kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagai bantuan total. Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan kondisi klien. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang lebih dilakukan klien. Berikan kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan. Beri pujian atas kebersihan klien. Diskusikan kemungkinan penatalaksanaan rumah. 6.1 Berikan pendidikan kesehatan pada klien tentang cara merawat klien dengan HDR. 6.2 Bantu dengan keluarga memberi dukungan selama klien dirawat. 6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah. Rasional Membina hubungan perawat klien setiap akan melakukan tindakan merupakan langkah awal yang penting sehingga klien mempercayai perawat sehingga berinteraksi dengan perawat. Sikap jujur bersahabat akan menimbulkan kepercayaan kepada klien sehingga memudahkan untuk berkomunikasi.

Mengetahui persepsi klien terhadap kondisinya. Klien merasa dihargai karena ada orang yang mau mendengarkannya bicara. Dengan memberikan rewards, maka harga diri klien akan meningkat sehingga timbul perasaan berharga dan meningkatkan percaya diri. Menggali kemampuan positif klien kemudian ditonjolkan sehingga klien merasa hidupnya berarti. Dengan memberikan reinforemen klien akan menyadari bahwa dirinya mempunyai kelebihan seperti orang lain. Penilaian negatif akan menambah klien merasa rendah diri / HDR dengan menunjukkan kemampuan klien / membuat klien beraktifitas akan menambah perasaan berguna bagi klien sehingga akan meningkatkan harga diri. Dapat di ketahui kegiatan kegiatan yang bisa dilakukan sendiri dan mulai dilatih aktivitas yang dibantu sehingga klien dapat melakukannya secara mandiri, memberikan contoh kegiatan yang di dapat dilakukan klien kelak takut melakukan aktivitas tersebut. Membuat kesempatan pada klien untuk menunjukkan kemampuan dan memberikan pujiannya akan meningkatkan harga diri klien. Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan wawancara keluarga tentang cara merawat klien, keluarga merupakan faktor penting dalam penanggulangan masalah, keluarga juga merupakan lingkungan pertama sebelum ke masyarakat. Hasil yang diharapkan. Klien mengungkapkan perasaannya terhadap penyakit yang diderita. Klien menyebutkan aspek positif dan kemampuan dirinya (fisik , internal, sistem pendukung). Klien berperan serta dalam perawatan di derita. Percaya diri klien meningkat dengan menerapkan keinginan atau tujuan yang realistis. Strategi pelaksanaan Masalah : Harga Diri Rendah Pertemuan : Ke - 1 (pertama) Proses Keperawatan Kondisi Klien Mengkritik diri sendiri, merasa tidak mampu, malu bertemu orang lain, melamun. Diagnosa Keperawatan Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan HDR. Tujuan Khusus Klien dapat membina hubungan saling percaya. Klien dapat mengidentifikasikan kemampuan & aspek positif yang dimiliki. Tindakan Keperawatan Bina hubungan saling percaya. Diskusikan kemampuan & aspek positif yang dimiliki klien. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi nilai negatif. Utamakan memberi nilai yang realitas. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Orientasi Salam terapeutik.

- Selamat pagi mas ? 4 minggu. - Perkenalkan nama saya Jepi dari AKPER Ngudi Waluyo Ungaran, saya dinas disini - Nama mas siapa ? mas suka dipanggil siapa ? Evaluasi / validasi - Bagaimana perasaan mas kali ini ? - Apa yang menyebabkan mas masuk / dirawat di RSJ Magelang ini ! Kontrak - Topik : Bagimana kalau kita bincang bincang sebentar tentang hal hal positif yang bisa mas lakukan sehari hari ? - Waktu : jam berapa kita akan berbincang bincang ?gimana kalu waktunya 10 menit saja ? - Tempat : mas mau bincang bincang dimana ? Kerja Apa yang menyebabkan mas dari tadi kelihatan melamun dan terus menyendiri, memandang ke bawah terus ? Kegiatan apa yang masa lakukan sehari hari ? Bagus ternyata mas mempunyai suatu keahlian yang tidak semua orang bisa ? Terminasi Evaluasi subjektif Bagaimana perasaan mas setelah kita bincang bincang saat ini ? Evaluasi obyektif Coba mas sebutkan kembali yang menyebabkan mas selalu merendahkan diri & tidak mau bicara ? Rencana tindak lanjut Baiklah, sekarang mas coba ingat kembali hal lain yang dapat menyebabkan mas tidak mau bicara dengan orang lain, kok mas selalu merendah & sebutkan kegiatan positif yang mas miliki. Kontrak Topik : mas ingin tahu tidak, bagaimana cara menilai kemampuan yang mas miliki yang dapat digunakan untuk kegiatan selanjutnya. Bagaimana kalu nanti kita bicara ? Tempat : mas nanti minta kita bincang bincang dimana ? Bagaimana kalau kita di ruang makan mas ? Waktu : jam berapa kita akan berbincang bincang ? Bagaimana kalau jam 13.00 setelah makan siang aja mas? Strategi pelaksanaan Masalah : Harga Diri Rendah Pertemuan : Ke 2 (Kedua) Proses Keperawatan Kondisi klien Pasien murung, sering tiduran di kamar, jarang bicara sama orang lain. Diagnosa keperawatan Isolasi sosial : MD berhubungan dengan HDR Tujuan khusus Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan. Tindakan keperawatan

Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif. Utamakan memberi pujian yang realistis. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Orientasi Salam terapeutik Selamat pagi mas ? mas masih ingat dengan saya ? Evaluasi / validasi Bagaimana perasaan mas hari ini Mas masih ingat dengan apa yang kita bicarakan kemasin ? Kontrak Kita kemarin sudah kontrak, bahwa hari ini kita akan berbincang bincang tentang bagaimana mas dapat menilai kemampuan yang mas miliki ? Mas ingin kita bincang bincang berapa lama ? Mau dimana mas tempatnya ? Oh ya kemarin kita sudah sepakat kita bincang bincang di ruang makan selama 10 menit ya mas ? mas mau kan ? Kerja Selama mas disini kegiatan apa saja yang mas lakukan. Sebelum mas disini, mas pernah punya ketrampilan ? bisa mas sebutkan ketrampilan yang pernah mas miliki tersebut ? Mas pernah mendapatkan penghargaan tentang ketrampilan yang mas miliki ini ? Mas bisa memanfaatkannya kembali ? Terminasi Evaluasi subyektif Bagaimana perasaan mas saat ini setelah kita bincang bincang banyak tentang kegiatan yang mas miliki tadi ? Evaluasi obyektif Coba mas sebutkan lagi kegiatan apa saja tadi yang mas miliki ? Rencana tindak lanjut Mas masih ingat dengan topik yang kita bicarakan tadi ? untuk pertemuan selanjutnya kita akan membicarakan tentang bagaimana merencanakan kagiatan sesuai dengan kemampuan yang mas miliki, mas mau kan ? Kontrak Untuk pertemuan besok kita akan berbincang bincang tentang merencanakan kegiatan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang mas miliki, mas mau kita berbincang bincang dimana ? Gimana kalau waktunya pagi jam 09.00 aja masnya setuju kan ? Strategi pelaksanaan Masalah : Harga Diri Rendah Pertemuan : Ke 3 (Ketiga) Proses Keperawatan Kondisi klien Klien sudah mau berkumpul sama teman temannya. Diagnosa keperawatan Isolasi sosial : MD berhubungan dengan HDR Tujuan khusus

Pasien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Tindakan keperawatan Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan. Kegiatan mandiri. Kegiatan dengan bantuan sebagian. Kegiatan yang membutuhkan bantuan total. Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan toleransi kondisi klien. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Orientasi Salam terapeutik Selamat pagi mas, mas masih ingat nama saya mas ? Evaluasi / validasi Bagaimana mas apa masih ingat tentang pembicaraan kita kemarin mas? Kontrak Topik : seperti janji kita kemarin, kita akan membicarakan & membahas tentang rencana yang akan kita lakukan mas ? Waktu : jam berapa mas, kita akan berbincang bincang lagi mas ? berapa lama mas ? Tempat : mau di tempat ini atu mau bincang bincang dimana mas? Kerja Pada pertemuan pertama mas menyatakan bisa memotong rambut, lalu kemampuan tersebut dapat mas lakukan disini maupun setelah mas pulang dari sini, mas bisa mengekspresikan perasaan mas dengan momotong rambut temannya. Dengan memotong rambut perasaan mas agak terhibur. Dan nanti kalau mas sudah pulang mas bisa membuka salon dan mas bisa mempunyai penghasilan sendiri dari hasil memotong rambut. Terminasi Evaluasi subyektif Bagaimana perasaan mas setelah kita bincang bincang selama ini ? Evaluasi obyektif Coba mas sebutkan kemampuan apa yang bisa dilakukan mas ? Rencana tindak lanjut Bagaimana perasaan mas setelah kita membicarakan topik ini sekarang bandingkan perasaan mas sebelum dan sesudah berbincang bincang. Kontrak yang akan datang Topik : untuk pertemuan selanjutnya kita membicarakan tentang kegiatan yang dapat dilakukan selama mas sakit, mas setuju tidak ? Waktu : jam berapa mas kita nanti bisa berbincang bincang lagi ? mau berapa lama ? Tempat : dimana mas kita nanti mau berbincang bincang ? mas mau ditempat mana ? Strategi pelaksanaan Masalah : Harga Diri Rendah

Pertemuan : Ke 4 (Keempat) Proses Keperawatan Kondisi klien Tampak tenang, sudah mengobrol sama temannya, walau kadang masih suka menyendiri. Diagnosa keperawatan Isolasi : MD berhubungan dengan HDR Tujuan khusus Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya. Tindakan keperawatan Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan. Beri pujian atas keberhasilan klien. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah. B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Orientasi Salam terapeutik Selamat pagi mas ? mas masih ingat dengan nama saya ? Evaluasi / validasi Bagaimana perasaan mas saat ini, apakah lebih baik dari hari kemarin. Kontrak Topik : bagaimana kalau kita kali ini membicarakan tentang kegiatan yang sesuai dengan kondisi & kemampuan mas yang dapat dilakukan saat ini ? Tempat : mas mau dimana, apakah mau ditempat ini lagi? Waktu : jam berapa mas bisa bincang bincang lagi ? mas mau berapa lama ? Kerja Coba sekarang mas melakukan kegiatan yang telah kita bicarakan kemarin. Bagus kali ini mas dapat melaksanakannya kalau mas bisa berhasil. Mas bisa melaksanakannya dirumah, bagaimana mas setuju ? Terminasi Evaluasi subyektif Coba mas ungkapkan perasaan mas saat ini bagaimana setelah kita bincang bincang ? Evaluasi obyektif Coba mas sebutkan lagi kegiatan kegiatan apa yang telah kita rencanakan tadi ? Rencana tindak lanjut Bagaimana perasaan mas setelah kita bincang bincang kali ini coba nanti mas ingat ingat lagi, tentang apa yang telah kita bicarakan tadi . Kontrak Topik : mas mau tahu tidak, bagaimana cara memanfaatkan sistem pendukung yang ada, kalau mau nanti kita bisa bincang bincang. Waktu : jam berapa mas mau bincang bincang dengan saya ? mau berapa lama ? Tempat : mas mau mau ditempat ini atau ruang tamu saja ? Strategi pelaksanaan Masalah : Harga Diri Rendah Pertemuan : Ke 5 (Kelima) Proses Keperawatan

Kondisi klien Klien sudah bersosialisasi dengan teman yang lain, tampak ceria, jika ketemu orang klien memberi senyum. Diagnosa keperawatan Isolasi sosial : MD berhubungan dengan HDR Tujuan khusus Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada. Tindakan keperawatan Beri tahu pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Orientasi Salam terapeutik Selamat pagi mas ? masih ingat dengan saya mas ? Evaluasi / validasi Bagaimana perasaan mas pagi ini ? Apakah saran saran yang saya berikan sudah mas kerjakan ? Kontrak Topik : seperti janji kita kemarin, kita akan berbincang bincang tentang sistem pendukung yang ada dalam keluarga mas ? Waktu : jam berapa mas kita akan bincang bincang ? Tempat : mas mau bincang bincang dimana ? Kerja Coba ceritakan pada saya tentang saran saran saya yang sudah mas lakukan. Apakah keluarga mas sering menjenguk mas disini ? Apa yang sering dibicarakan mas dengan keluarga mas ? Terminasi Evaluasi subyektif Setelah berbincang bincang beberapa pertemuan, bagaimana perasaan mas pagi ini ? Evaluasi obyektif Coba ceritakan pada saya bagaimana dengan saran yang mas lakukan ? Rencana tindak lanjut Coba mas ceritakan perasaan mas setelah sering dijenguk keluarga. Kontrak yang akan datang Topik : Bagus, mas sudah bisa melaksanakan saran saya sekarang sudah dapat berkumpul dengan keluarga, mas sudah bagus dan berhasil.

Myspace Welcome Comments

Senin, 16 Juni 2008 Gangguan konsep diri : harga diri rendah LAPORAN PENDAHULUAN

I. Kasus (Masalah Utama) Gangguan konsep diri : harga diri rendah II. Proses terjadinya masalah Pengertian harga diri rendah Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan ( Townsend, 1998 ). Menurut Schult & Videbeck ( 1998 ), gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diiri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung

Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999). Jadi dapat disimpulkan bahwa perasaan negatif terhadap diri sendiri yang dapat diekspresikan secara langsung dan tak langsung. Tanda dan gejala :

Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi) Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri) Gangguan hubungan sosial (menarik diri) Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan) Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya. ( Budi Anna Keliat, 1999)

Penyebab dari harga diri rendah Salah satu penyebab dari harga diri rendah yaitu berduka disfungsional. Berduka disfungsional merupakan pemanjangan atau tidak sukses dalam menggunakan respon intelektual dan emosional oleh individu dalam melalui proses modifikasi konsep diri berdasarkan persepsi kehilangan. Tanda dan gejala :
o o o o o

Rasa bersalah Adanya penolakan Marah, sedih dan menangis Perubahan pola makan, tidur, mimpi, konsentrasi dan aktivitas Mengungkapkan tidak berdaya

Akibat dari harga diri rendah Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri. Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993). Tanda dan gejala :

Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul Menghindar dari orang lain (menyendiri) Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakapcakap dengan klien lain/perawat Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap Tidak/ jarang melakukan kegiatan sehari-hari. (Budi Anna Keliat, 1998)

III. a. Pohon masalah

Isolasi sosial : menarik diri Gangguan konsep diri : Harga diri rendah Core Problem

Berduka disfungsional

Masalah dan Data yang Perlu Dikaji No 1 Masalah Keperawatan Isolasi sosial : menarik diri

Data Subyektif Mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi Mengungkapkan enggan berbicara dengan orang lain Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain

Data Obyektif

Ekspresi wajah kosong Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara Suara pelan dan tidak jelas Merusak diri sendiri Merusak orang lain Menarik diri dari hubungan sosial Tampak mudah tersinggung Tidak mau makan dan tidak tidur Perasaan malu Tidak nyaman jika jadi pusat perhatian Ekspresi

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli Mengungkapkan tidak bisa apa-apa Mengungkapkan dirinya tidak berguna Mengkritik diri sendiri

Berduka

Mengungkapkan

disfungsional

tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi Mengungkapkan sedih karena tidak naik kelas Klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain karena diceraikan suaminya Dan lain lain

wajah sedih Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara Suara pelan dan tidak jelas Tampak menangis

IV. Diagnosa Keperawatan 1. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah 2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional.

V. Rencana Tindakan Keperawatan Diagnosa 1: Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah 1. Tujuan umum : Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan meningkat harga dirinya. 2. Tujuan khusus : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya Tindakan :

1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan) 2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya 3. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien 4. Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Tindakan : 1. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki 2. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis 3. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan. Tindakan : 1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki 2. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah

4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki Tindakan : 4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan 4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien 4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan Tindakan : 5.1. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan 5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien 5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

5. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada Tindakan : 1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien. 2. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.

3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah. 4. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

Diagnosa 2: Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka disfungsional

DAFTAR PUSTAKA

1. Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003 2. Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher. 1998 3. Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999 4. Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998 5. Tim Direktorat Keswa. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung : RSJP Bandung. 2000

Você também pode gostar