Você está na página 1de 49

ILHAM SAPUTRA S GIB011030

TUGAS MAKALAH HIDROLOGI

Oleh :
Nama NPM Mata Kuliah Dosen : ILHAM SAPUTRA S : G1B011030 : Hidrologi : Muhammad Fauzi,S.T.,M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BENGKULU 2012

Page | 1

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun Tugas Makalah Hidrologi ini tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini, dalam hal ini Bapak Muhammad Fauzi,S.T.,M.T selaku dosen Mata kuliah hidrologi ,serta teman-teman dari Program Studi Teknik Sipil Angkatan 2011. Di dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan,oleh sebab itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan guna pembuatan makalah-makalah di masa mendatang.Akhir kata,Semoga Makalah ini bermanfaat bagi Kita semua.Amin.

Bengkulu,

6 Juli 2012

ILHAM SAPUTRA S G1B011030

Page | 2

ILHAM SAPUTRA S GIB011030

DAFTAR ISI
COVER KATA PENGANTAR . DAFTAR ISI . BAB I . 1 2 3 4 10 13 16 22 26 30 34 40 43 47 48

BAB II BAB III.. BAB IV.. BAB V BAB VI.. BAB VII. BAB VIII BAB IX.. BAB X . KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA .

Page | 3

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 BAB I Siklus Hidrologi A. defenisi Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.

Page | 4

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:

Evaporasi / transpirasi Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.

Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah Air bergerak ke dalam tanah melalui celahcelah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.

Air Permukaan Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa),

dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya. Sumber: http://www.lablink.or.id/Hidro/Siklus/air-siklus.htm

Page | 5

ILHAM SAPUTRA S GIB011030

Komponen dalam siklus hidrologi


Unsur-unsur utama (komponen) yang terjadi dalam proses siklus hidrologi,

Evaporasi (presipitasi)
Air di permukaan bumi, baik di daratan maupun di laut dipanasi oleh sinar matahari kemudian berubah menjadi uap air yang tidak terlihat di atmosfir. Uap air juga dikeluarkan dari daun-daun tanaman melalui sebuah proses yang dinamakan transpirasi. Setiap hari tanaman yang tumbuh secara aktif melepaskan uap air 5 sampai 10 kali sebanyak air yang dapat ditahan. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling penting juga berasal dan transpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses semuanya itu disebut evapotranspirasi.

Transpirasi
Merupakan proses pelepasan uap air yang berasal dari tumbuh - tumbuhan melalui bagian daun, terutama stomata atau mulut daun.

Evapotranspirasi
Merupakan gabungan antara proses evaporasi dan transpirasi.

Kondensasi
Uap air naik ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi akan mengalami pendinginan, sehingga terjadi perubahan wujud melalui kondensasi menjadi embun, titik-titik air, salju dan es. Kumpulan embun, titik-titik air, salju dan es merupakan bahan pembentuk kabut dan awan. Page | 6

ILHAM SAPUTRA S GIB011030

Presipitasi (Hujan)
Presipitasi atau Curah Hujan ketika titik-titik air, salju dan es di awan ukurannya semakin besar dan menjadi berat, mereka akan menjadi hujan. Presipitasi pada pembentukan hujan, salju, dan hujan batu (hail) berasal dan kumpulan awan. Awan-awan tersebut bergerak mengelilingi dunia, yang diatur oleh arus udara. Sebagai contoh, ketika awan-awan tersebut bergerak menuju pegunungan, awan-awan tersebut menjadi dingin, dan kemudian segera menjadi jenuh air yang kemudian air tersebut jatuh sebagai hujan, salju, dan hujan batu (hail), tergantung pada suhu udara sekitarnya.

Adveksi
Merupakan proses pengangkutan air dengan gerakan horizontal seperti perjalanan panas maupun uap air dari satu lokasi ke lokasi yang lain oleh gerakan udara mendatar.

Infiltrasi (Perkolasi)
Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi khususnya daratan, kemudian meresap ke dalam tanah dengan cara mengalir secara infiltrasi atau perkolasi melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan, sehingga mencapai muka air tanah (water table) yang kemudian menjadi air bawah tanah.

Surface run off


Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.

Page | 7

ILHAM SAPUTRA S GIB011030

Infiltrasi
Perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori - pori tanah.

Intersepsi
Hujan turun di hutan yang lebat, tetapi air tidak sampai ke tanah, akibat intersepsi, air hujan tertahan oleh daun-daunan dan batang pohon Macam-Macam dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi meliputi : A. Siklus Pendek / Siklus Kecil 1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari 2. Terjadi kondensasi dan pembentukan awan 3. Turun hujan di permukaan laut B. Siklus Sedang 1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari 2. Terjadi kondensasi 3. Uap bergerak oleh tiupan angin ke darat 4. Pembentukan awan 5. Turun hujan di permukaan daratan 6. Air mengalir di sungai menuju laut kembali C. Siklus Panjang / Siklus Besar 1. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari 2. Uap air mengalami sublimasi 3. Pembentukan awan yang mengandung kristal es 4. Awan bergerak oleh tiupan angin ke darat 5. Pembentukan awan Page | 8

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 6. Turun salju 7. Pembentukan gletser 8. Gletser mencair membentuk aliran sungai 9. Air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut

Proses siklus hidrologi berlangsung terus-menerus yang membuat air menjadi sumber daya alam yang terbaharui. Jumlah air di bumi sangat banyak baik dalam bentuk cairan, gas / uap, maupun padat / es. Jumlah air seakan terlihat semakin banyak karena es di kutub utara dan kutub selatan mengalami pencairan terus-meners akibat pemanasan global bumi sehingga mengancam kelangsungan hidup manusia di bumi.

Page | 9

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 BAB II

Evaporasi ( Penguapan ) A. Definisi Evaporasi Peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah dan permukaan air ke udara disebut evaporasi (penguapan). Peristiwa pengauapan dari tanaman disebut transpirasi. Kedua-duanya bersama-sama disebut evapotranspirasi.

Evaporasi merupakan proses pertukaran air dipermukaan menjadi molekul uap air diatmosfer. Evaporasi adalah proses fisis dimana benda cair atau padat berubah menjadi fase gas. Evaporasi dari air ke dalam atmosfir timbul dari permukaan air seperti laut, danau, sungai, tanah, dan vegetasi yang basah. Proses evaporasi air yang mengalir dalam tanaman dari akar ke daun dikenal sebagai transpirasi. Di alam, evaporasi air dari tanah dan tanaman berjalan secara bersamasama (Simultan) dan disebut sebagai evapotianspirasi.

Page | 10

ILHAM SAPUTRA S GIB011030

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penguapan : Suhu Kelembaban Tekanan Udara Angin Lamanya penyinaran matahari

Beberapa istilah yang berhubungan dengan evaporasi : Transpirasi Proses fiiologi alamiah, diamana air yang dihisap oleh akar diteruskan oleh tubuh/batang tanaman dan kemudian diuapkan kembali melalui sel-sel stomata.

Page | 11

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 Evapotrasnpirasi

Penguapan dari suatu DAS akibat pertumbuhan tanaman didalanya atau penguapan yang terjadi dipermukaan tanaman. Evapotranspirasi Potensial

Penguapan yang terjadi akibat apabila kandungan air tidak terbatas ini sangat penting untuk perkiraan kebutuhan air untuk irigasi.

Evaporasi vs pengeringan Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan adalah zat cair kadang-kadang zat cair yang sangat vuskos dan bukan zat padat. Perbedaan lainnya adalah, pada evaporasi cairan yang diuapkan dalam kuantitas relatif banyak, sedangkan pada pengeringan sedikit.

Evaporasi vs distilasi Evaporasi berbeda pula dari distilasi, karena uapnya biasa dalam komponen tunggal, dan walaupun uap itu dalam bentuk campuran, dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha unutk memisahkannya menjadi fraksifraksi. Selain itu, evaporasi biasanya digunakan untuk menghilangkan pelarutpelarut volatil, seperti air, dari pengotor nonvolatil. Contoh pengotor nonvolatil seperti lumpur dan limbah radioaktif. Sedangkan distilasi digunakan untuk pemisahan bahan-bahan nonvolatil.

Evaporasi vs kristalisasi Evaporasi lain dari kristalisasi dalam hal pemekatan larutan dan bukan pembuatan zat padat atau kristal. Evaporasi hanya menghasilkan lumpur kristal dalam larutan induk (mother liquor). Evaporasi secara luas biasanya digunakan untuk mengurangi volume cairan atau slurry atau untuk mendapatkan kembali pelarut pada recycle. Cara ini biasanya menjadikan konsentrasi padatan dalam liquid semakin besar sehingga terbentuk kristal.

Page | 12

ILHAM SAPUTRA S GIB011030

BAB III

INFILTRASI

Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari permukaan tanah melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah, sabagian akan mengisi cekungan permukaan dan sisanya merupakan overland flow. Sedangkan yang dimaksud dengan daya infiltrasi (Fp) adalah laju infiltrasi maksimum yang dimungkinkan, ditentukan oleh kondisi permukaan termasuk lapisan atas dari tanah. Besarnya daya infiltrasi dinyatakan dalam mm/jam atau mm/hari. Laju infiltrasi (Fa) adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya terjadi yang dipengaruhi oleh intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi Infiltrasi mempunyai arti penting terhadap : a. Proses Limpasan Daya infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang dapat diserap ke dalam tanah. Sekali air hujan tersebut masuk ke dalam tanah ia akan diuapkan kembali atau mengalir sebagai air tanah. Aliran air tanah sangat lambat. Makin besar daya infiltrasi, maka perbedaan antara intensitas curah dengan daya infiltrasi menjadi makin kecil. Akibatnya limpasan permukaannya makin kecil sehingga debit puncaknya juga akan lebih kecil. Page | 13

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 b. Pengisian Lengas Tanah (Soil Moisture) dan Air Tanah Pengisian lengas tanah dan air tanah adalah penting untuk tujuan pertanian. Akar tanaman menembus daerah tidak jenuh dan menyerap air yang diperlukan untuk evapotranspirasi dari daerah tak jenuh tadi. Pengisian kembali lengas tanah sama dengan selisih antar infiltrasi dan perkolasi (jika ada). Pada permukaan air tanah yang dangkal dalam lapisan tanah yang berbutir tidak begitu kasar, pengisian kembali lengas tanah ini dapat pula diperoleh dari kenaikan kapiler air tanah Faktor-faktor yang mempengaruhi infiltrasi adalah: 1. Karakteristik karakteristik hujan 2. Kondisi-kondisi permukaan tanah Tetesan hujan, hewan maupun mesin mungkin memadatkan permukaan tanah dan mengurangi infiltrasi. Pencucian partikel yang halus dapat menyumbat pori-pori pada permukaan tanah dan mengurangi laju inflasi. Laju infiltrasi awal dapat ditingkatkan dengan jeluk detensi permukaan. Kepastian infiltrasi ditingkatkan dengan celah matahari. Kemiringan tanah secara tidak langsung mempengaruhi laju infiltrasi selama tahapan awal hujan berikutnya. Penggolongan tanah (dengan terasering, pembajakan kontur dll) dapat meningkatkan kapasitas infiltrasi karena kenaikan atau penurunan cadangan permukaan. 3. Kondisi-kondisi penutup permukaan Dengan melindungi tanah dari dampak tetesan hujan dan dengan melindungi pori-pori tanah dari penyumbatan, seresah mendorong laju infiltrasi yang tinggi Salju mempengaruhi infiltrasi dengan cara yang sama seperti yang dilakukan seresah. Urbanisasi (bangunan, jalan, sistem drainase bawah permukaan) mengurangi infiltrasi. 4. Transmibilitas tanah Banyaknya pori yang besar, yang menentukan sebagian dari setruktur tanah, merupakan salah satu faktor penting yang mengatur laju transmisi air yang turun melalui tanah. Infiltrasi beragam secara terbalik dengan lengas tanah. 5. Karakteristik-karakteristik air yang berinfiltrasi Suhu air mempunyai banyak pengaruh, tetapi penyebabnya dan sifatnya belum pasti. Kualitas air merupakan faktor lain yang mempengaruhi infiltrasi. Page | 14

ILHAM SAPUTRA S GIB011030

Faktor-faktor yang mempengaruhi daya infiltrasi antara lain : a. Dalamnya genangan di atas permukaan tanah (surface detention) dan tebal lapisan jenuh b. Kadar air dalam tanah c. Pemampatan oleh curah hujan d. Tumbuh-tumbuhan e. Karakteristik hujan f Kondisi-kondisi permukaan tanah Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi antara lain : a. Jenis permukaan tanah b Cara pengolahan lahan c. Kepadatan tanah d. Sifat dan jenis tanaman.

Page | 15

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 BAB IV HIDROMETRI A. Definisi Adalah ilmu yang mempelajari untuk mengukur/ mengumpulkan data sungai yaitu tinggi muka air dan debit. Untuk pengukuran tinggi muka air dan debit aliran, beberapasyarat masih harus dipertimbngkan, yaitu : Pemilihan pada bagian sungai yang lurus Arus sungai sejajar dan sedikit mungkin turbuensi. Penampang sungai stabil Pemilihan tempat yang tepat Mudah didatangi setiap saat. Tidak terpengaruh arus pasang surut Tidak terjadi peluapan Tidak terganggu tanaman air B. Teori Pengukuran Tinggi Muka Air Pengukuran elevasi muka air dengan menggunakan AWLR (Automatic Water Recorder) Pengukuran ini dilakukan apabila disuatu tempat diperlukan pengamatan yang terusmenerus serta konstruksi permanent perlu dibangun. Terdiri dari instrument pencatat yang ditempatkan pada suatu bangunan terlindung,dihubungkan dengan sumur atau pipa pengamat R e l a t i v e l e b i h t e l i t i d a r i p a p a n d u g a k a r e n a g a n g g u a n o l a k a n d a n g e l o m b a n g dieliminasi oleh pipa/ sumur.

Page | 16

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 Rasio antara luas penampang sumur dengan luas tampang pipa tidak boleh terlalubesar untuk menghindari adanya perbedaan elevasi muka air sungai dengan elevasim u k a a i r d i s u m u r p e n g a m a t . H a l i n i d a p a t t e r j a d i t e r u t a m a p a d a s a a t t e r j a d i . kecepatan aliran yang cukup besar disungai

Pengukuran elevasi muka air dengan model telemetri


M e m a n f a a t k a n t e k n o l o g i i n s t r u m e n t a s i ( e l e k t r o n i k d a n k o m p u t e r ) , y a n g d a p a t memantau elevasi muka air sungai secara realtime. Sangat sesuai untuk mendukung kebutuhan dini, untuk menghindari bahaya mukaair tinggi yang mungkin terjadi Dapat menggunakan listrik, tenaga surya, ataupun baterai

Page | 17

ILHAM SAPUTRA S GIB011030

Pengukuran Debit
Pengukuran debit merupakan bagian terpenting dalam hidrometri sungai, karena t e r d i r i d a r i b e r b a g a i p e n g u k u r a n t e r k a i t ( e l e c a s i m u k a a i r , k e d a l a m a n a l i r a n , s e r t a kecepatan aliran). Persyaratan umum dari pengukuran debit, seperti halnya pengukuran hidrometri sungai lainnya adalah : 1.secara teknik dapat diterima, 2. ekonomis serta teliti. Perhitungan besarnya debit merupakan perkalian antara nilai kecepatan rata-ratadengan nilai luas tampang rerata. Terdapat beberapa cara untuk mendapatkan kecepatan rerata vertikal, yaitu: Metode satu titik Metode dua titik Metode tiga titik Metode lima titik

a. Metode satu titik Kecepatan ukur pada kedalaman 0,5-0,7 kedalaman, tergantung pada kondisi lokal,dan titik ini diasumsikan mewakili vertikal. A n g g a p a n i n i d i t u r u n k a n d a r i p e r t i m b a n g a n t e o r i t i s b a h w a d i s t r i b u s i v e r t i k a l kecepatan mengikuti formula logaritmik. Metoda digunakan dimana estimasi debit diperlukan segera dan pada kedalaman air yang relatif dangkal .b . M e t o d e d u a t i t i k K e c e p a t a n d i u k u r p a d a d u a t i t i k p a d a k e d a l a m a n 0 , 2 d d a n 0 , 8 d . D a n k e c e p a t a n rerata pada vertikal tersebut adalah sebesar rerata aljabarnya. Page | 18

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 M e t o d a i n i b a n ya k d i g u n a k a n d a n d i n i l a i m e m b e r i k a n h a s i l y a n g c u k u p b a g u s , terutama pada aliran seragam dengan kedalaman diatas 0,7mc . c.Metode tiga titik Kecepatan ukur pada tiga titik pada suatu vertikal, yaitu 0,15d, 0,5d, dan 0,85d dan kecepatan reratanya didapat dari rerata ketiga data tersebut. M e t o d a i n i b a n ya k d i g u n a k a n p a d a s a l u r a n a t a u s u n g a i ya n g b a n ya k d i t u m b u h i vegetasi d. Metode lima titik Kecepatan diukur pada lima titik pada suatu kedalaman, yaitu: didekat permukaan,0,2d, 0,6d, 0,8d serta didekat dasar .

perhitungan debit
Semua hasil pengukuran dan perhitungan kecepatan rerata selanjutnya disiapkan untuk menghitung besarnya debit. Terdapat dua metoda perhitungan debit yang dikenal yaitu metoda aritmatik dan metoda grafis 1. perhitungan debit metoda aritmatik merupakan metoda yang paling sederhana dan apling sering digunakan. Terdiri dari perhitungan kesepatan rerata dan kedalaman pada suatu vertikal .Debit parsial antara dua vertikal yang berdekatan adalah: )1(11)1( 2)(2)( ++++ ++= iiiiii ii bd d V V q Page | 19

ILHAM SAPUTRA S GIB011030

Debit total adalah penjumlahan dari debit parsial, atau :

Yang hampir mirip dengan metoda aritmatik adalah debit parsial qi Dihitung berdasarkan segmen yang diwakili oleh vertikal, atau

2. perhitungan debit metoda grafis

Page | 20

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 a. metode integrasi garis distribusi vertikal kecepatan digambar untuk setiap vertikal, kemudian luasanantara kurva dan vertikal dihitung dengan planimeter kecepatan rerata dihitung dengan salah satu cara yang telah disebutkan, kemudianarea dihitung dengan persamaan

luasan parsial diukur atau dihitung kemudian diskalakan pada tampang melintang,sehingga diperoleh titik-titik. Suatu garis lengkung ditarik menghubungkan titik-titik yang telah diperoleh tersebut apabila skala x untuk jarak S 1.skala y untuk luasan distribusi kecepatan adalah S 2 .dan a luasan bagian yang terarsir, maka debit adalah:

metode diagram kontur setelah diagram kontur digambar luasan parsial antara dua kontur berdekatandihitung dengan planimeter selanjutnya dibuat diagram baru hubungan antara kecepatan vs luasan luas area yang dibatasi oleh kurva dan sumbu x adalah total debit yang dicari total debit adalah: Ini

Dengan: Vi= kecepatan yang diwakili oleh kontur kecepatan A Ai= luasan parsial untuk kontur yang bersangkutan

Page | 21

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 BAB V SUNGAI A. Definisi Sungai Salah satu sumber daya alam yang terpenting bagi manusia dan menghidupi hajat hidup adalah air. Air mudah diperoleh dari sumber yang tidak terbatas, seperti air hujan, air laut dan air sungai. Salah satu yang mudah kita temui dan berada tidak jauh dari jangkauan kita adalah air sungai. Air sungai mengalir dari hulu ke hilir atau dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Hulu air terletak di pegunungan, sedangkan hilir atau yang seringkali disebut juga dengan muara terdapat di lautan luas.

Sungai merupakan jalan air alami. mengalir menuju Samudera, Danau atau laut, atau ke sungai yang lain. Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es / salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan.

Page | 22

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 B. Jenis Sungai Berdasarkan Sumber Airnya 1. Sungai Hujan Sesuai dengan namanya, sungai ini tidak jauh- jauh dari kata hujan. Benar sekali, sungai hujan adalah sungai dimana sumber airnya berasal dari air hujan yang berkumpul dan membuat suatu aliran besar. Contoh sungai ini adalah sebagian besar sungai- sungai yang ada di Indonesia.

2. Sungai Gletser Gletser identik dengan salju atau es. Definisi sungai gletser itu sendiri adalah sungai yang sumber airnya berasal dari salju yang mencair dan cairannya berkumpul menjadi air besar yang mengalir menjadi sungai. Salah satu sungai gletser yang ada di Indonesia adalah sungai Membramo yang terletak di Papua. 3. Sungai Campuran Sungai campuran adalah perpaduan antara sungai gletser dan sungai hujan, yaitu sungai yang terjadi karena pencampuran antara air hujan dan air salju yang mencair dan berkumpul dalam jumlah besar. Contoh sungai campuran adalah sungai Digul yang berada di daerah Papua.
Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2171028-definisi-jenis-jenis-sungai/#ixzz1zlEawdbv

C. Menurut Jumlah Airnya , sungai dibedakan menjadi : sungai permanen - yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera. sungai periodik - yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis Page | 23

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 ini banyak terdapat di pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur. sungai intermittent atau sungai episodik - yaitu sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau Sumba. sungai ephemeral - yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak. D. Menurut Arah alirannya, Sungai dibedakan menjadi : sungai konsekwen yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan lereng sungai subsekwen yaitu sungai yang aliran airnya tegak lurus dengan sungai konsekwen sungai obsekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya berlawanan arah dengan sungai konsekwen sungai insekwen yaitu sungai yang alirannya tidak teratur atau terikat oleh lereng daratan sungai resekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya searah dengan sungai konsekwen E. Berdasarkan struktur lapisan batuan yang dilaluinya, sungai dibedakan menjadi: sungai anteseden Adalah sungai yang dapat mengimbangi pengangkatan daerah lapisan batuan yang dilaluinya. Jadi setiap terjadi pengangkatan, air sungai mengikisnya.

sungai epigenesa Adalah sungai yang terus menerus mengikis batuan yang dilaluinya Page | 24

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 sehingga dapat mencapai daerah batuan asli atau batuan induknya. Terjadinya sungai epigenesa diawali ketika daerah tersebut mengalami penurunan sehingga terjadi sedimentasi. Contoh; sungai colorado mengikis batuan selama jutaan tahun, sehingga mencapai batuan induk. Akibat sungai ini terbentuklah Grand Canon yang terkenal di dunia.

PEMBAHASAN BAB VI Page | 25

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 INTERSEPSI A. Definisi

Intersepsi permukaan permukaan

adalah di

proses atas

ketika air hujan jatuh pada vegetasi tanah, tertahan

beberapa saat untuk kemudian diuapkan kembali ke atmosfer atau diserap oleh vegetasi yang bersangkutan. Proses intersepsi terjadi selama berlangsungnya curah hujan dan setelah hujan berhenti. Proses intersepsi terhadap curah hujan dari tutupan vegetasi adalah sebagai salah satu proses dalam siklus hidrologi dalam hutan. Air hujan yang jatuh menembus tajuk vegetasi dan menyentuh tanah akan menjadi bagian air tanah. Besarnya intersepsi tidak dapat dihitung secara langsung karena morfologi tajuk tanaman yang beragam sehingga sulit untuk dilakukan pengukuran, namun nilai intersepsi pada ekosistem hutan dapat dihitung dengan mengukur besarnya curahan tajuk dan aliran batang pada vegetasi. Intersepsi dapat diketahui jika kedua nilai tersebut diperoleh, nilai intersepsi merupakan perbedaan dari besarnya presipitasi total (Pg ) dengan presipitasi bersih (Pn ).

B. Faktor yang mempengaruhi intersepsi Tipe vegetasi Page | 26

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 Kondisi/umur vegetasi Intensitas hujan Lokasi Luas tajuk penutup vegetasi atau kerapatan

Peranan Hutan sebagai penyerap karbon mulai menjadi sorotan pada saat bumi dihadapkan pada persoalan efek rumah kaca, berupa kecenderungan peningkatan suhu udara atau biasa disebut sebagai pemanasan global. Penyebab terjadinya pemanasan global ini adalah adanya peningkatan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer dimana peningkatan ini menyebabkan kesetimbangan radiasi berubah dan suhu bumi menjadi lebih panas (Slamet, 2009). Gas Rumah Kaca adalah gas-gas di atmosfer yang memiliki kemampuan menyerap radiasi gelombang panjang yang dipancarkan kembali ke atmosfer oleh permukaan bumi. Sifat termal radiasi inilah menyebabkan pemanasan atmosfer secara global (global warming). Di antara GRK penting yang diperhitungkan dalam pemanasan global adalah karbon dioksida (CO2), metana (CH4) dan nitrous oksida (N2O). Dengan kontribusinya yang lebih dari 55% terhadap pemanasan global, CO2 yang diemisikan dari aktivitas manusia (anthropogenic) mendapat perhatian yang lebih besar. Tanpa adanya GRK, atmosfer bumi akan memiliki suhu 30oC lebih dingin dari kondisi saat ini. Namun demikian seperti diuraikan diatas, peningkatan konsentrasi GRK saat ini berada pada laju yang mengkhawatirkan sehingga emisi GRK harus segera dikendalikan. Upaya mengatasi (mitigasi) pemanasan global dapat dilakukan dengan cara mengurangi emisi dari sumbernya atau meningkatkan kemampuan penyerapan (Agus, 2004). Intersepsi merupakan proses terserapnya air hujan oleh tajuk-tajuk tanaman seperti daun,dahan,dan batang atau secara umum merupakan bagian dari hujan yang tertahan oleh vegetasi.

Page | 27

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 Intersepsi hujan tidak dapat diukur secara langsung melainkan dengan melakukan pengukuran terhadap komponen intersepsi yaitu hujan bruto dan hujan neto (Seyhan, 1990). Hutan dengan penyebarannya yang luas, dengan struktur dan komposisinya yang beragam diharapkan mampu menyediakan manfaat lingkungan yang amat besar bagi kehidupan manusia antara lain jasa peredaman terhadap banjir, erosi dan sedimentasi serta jasa pengendalian daur air. Peran hutan dalam pengendalian daur air dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1.

Sebagai pengurang atau pembuang cadangan air di bumi melalui

proses : a. b. 2. 3. 4. a. b. 5. Evapotranspirasi Pemakaian air konsumtif untuk pembentukan jaringan tubuh vegetasi. Menambah titik-titik air di atmosfer. Sebagai penghalang untuk sampainya air di bumi melalui proses Sebagai pengurang atau peredam energi kinetik aliran air lewat : Tahanan permukaan dari bagian batang di permukaan Tahanan aliran air permukaan karena adanya seresah di permukaan. Sebagai pendorong ke arah perbaikan kemampuan watak fisik tanah

intersepsi.

untuk memasukkan air lewat sistem perakaran, penambahan bahan organik ataupun adanya kenaikan kegiatan biologik di dalam tanah. Intersepsi hujan merupakan proses tertahannya air hujan pada tajuk tanaman. Air yang tertahan pada tajuk tersebut akan terevaporasi kembali ke atmosfer. Air hujan yang jatuh menembus tajuk tanaman disebut sebagai curahan tajuk (throughfall) dan air hujan yang mengalir melalui batang disebut sebagai aliran batang (stemflow), kedua komponen itu disebut sebagai hujan neto. Curahan tajuk dan aliran batang akan jatuh menyentuh tanah atau lantai hutan dan akan diresap oleh tanah menjadi bagian air tanah. Perbedaan penutupan Page | 28

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 vegetasi pada ekosistem hutan memberikan nilai intersepsi hujan yang berbeda sehingga memengaruhi besarnya air hujan yang jatuh menyentuh tanah dan menjadi bagian air tanah. Sehingga intersepsi merupakan proses yang penting dalam siklus hidrologi (Slamet, 2009).

RUMUS MENGHITUNG INTERSEPSI


I Keterangan: I Ch Sf Tf = Intersepsi (mm) = Curah hujan (mm) = Stemflow (mm) = Troughfall (mm) = Ch (Sf + Tf)

Page | 29

ILHAM SAPUTRA S GIB011030

BAB VII ALIRAN PERMUKAAAN A. Definisi Aliran Permukaan Aliran permukaan dari suatu area merupakan hasil perpaduan dari seluruh faktor Hidrologi dan meteorologi di dalam suatu daerah aliran. Aliran permukaan sangat bervariasi dalam jumlah, tidak hanya dari tahun ke tahun berikutnya, maupun juga dari hari ke hari, dan jam ke jam. Tidak mungkin mendeteksi secara kwantitatif pengaruh seluruh faktor terhadap aliran permukaan.Faktor utama untuk menghitung aliran permukaan adalah iklim, tidak hanya presipitasi dan evaporasi, tetapi juga dalam periode panjang seperti faktor tanah dan vegetasi. Aliran permukaan dinyatakan dalam satuan cfs/cms = m 3/s ini adalah laju aliran air. Atau dapat dalam inci atau mm cm (ketebalan).

Page | 30

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 1. Sumber Aliran Permukaan Aliran permukaan berasal dari presipitasi ke dalam 3 komponen sumber yaitu run off, evaporasi, infiltrasi ke dalam tanah. Aliran permukaan berasal dari curah hujan yang merupakan kelebihan dari laju kehilangan (Evaporasi + Infiltrasi). Kedua aliran permukaan berasal dari cairnya salju/es, salju mencair merupakan sumber air permukaan penting di daerah iklim dingin. Contoh beberapa sungai di Canada, aliran permukaan dari pencairan salju menduduki 30 40 % dari total run off daerah aliran. Ke tiga kontribusi aliran permukaan berasal dari tandon air tanah. 2. Komponen run off terdiri atas: 1. Overlandflow, yaitu air hujan setleh dikurangi infiltrasi dan kehilangan air lainnya, air tersebut mengalir diatas permukaan tanah menuju alur sungai. Besar kecilnya aliran ini dipengaruhi oleh: a) sifat hujan (jumlah, lama hujan, intensitas, frekwensi ), b) Kemiringan tanah, c) sifat tanah (tekstur dan struktur tanah d) penutupan tanah (tanah terbuka, tanah ada bangunan kedap air, jenis dan kerapatan vegetasi), e) cekungan-cekungan dipermukaan tanah (surface depression) dan f) lengas tanah pada saat terjadi hujan. 2. Aliran antara (interflow dan throughflow) yaitu aliran air yang berasal dari air yang berada pada lapisan tanah tidak jenuh air yang muncul kepermukaan lereng dan mengalir menuju alur sungai, pemunculannya disebut rembesan (seepage).Rembesan ini banyak terjadi pada waktu musim hujan, Pada waktu musim kemarau yang panjang jarang dijumpai seepage karena simpanan lengas tanah sangat kurang. 3. Aliran dasar (baseflow) yaitu aliran air yang berasal dari airtanah (groundwater) yang ada dalam akuifer disekitar alur sungai, muncul pada alur sebagai matair (spring) yang selanjutnya disebut aliran dasar. Besar kecilnya aliran dasar tergantung dari simpanan airtanah dalam tanah dalam akuifer (jenis materi dan volume akuifer).

Page | 31

ILHAM SAPUTRA S GIB011030

Proses Run Off Diskripsi proses run off dapat diawali dengan pertanyaan, Apa yang terjadi apabila presipitasi mencapai permukaan tanah? Apabila presipitasi mencapai permukaan tanah, sebagian infiltrasi ke dalam tanah atau mengalir di atas permukaan menuju saluran air. Sebelum mencapai permukaan presipitasi terhadang oleh vegetasi, bagian ini disebut intersepsi. Hujan yang sedikit jatuh pada hutan yang sudah berkembang baik mungkin tidak pernah mencapai tanah. Apabila kapasitas intersepsi tercapai, Page | 32

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 sisa hujan mencapai tanah dan tersedia untuk infiltrasi atau aliran permukaan. Pengukuran Intersepsi oleh pepohonan di dalam hutan lebat, dapat dilakukan dengan memasang penakar hujan secara acak di bawah vegetasi, dan dibandingkan dengan pengukuran di tempat terbuka. Pada hutan yang sudah berkembang intersepsi mencapai 2 40 % curah hujan, tergantung tipe pohon / tajuk. Misalnya Eucalyptus di Australia 2 3 % intersepsi. Hutan cemara di Norwegia kira-kira 25 %, dan hutan cemara di California dan Douglas di atas 40 %.

Potamologi adalah bagian dari ilmu hidrologi yang khusus

mempelajari

tentang aliran permukaan (runoff). Kajiannya ditekankan pada proses runoff, faktor-faktor yang mempengaruhi runoff, distribusi runoff menurut ruang dan waktu, pengukuran runoff dan analisis data runoff untuk mengembangkan teori tentang sungai runoff baik untuk pengembangan ilmunya maupun untuk menyelesaikan masalah praktis seperti masalah banjir dan penyediaan air

Page | 33

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 BAB VIII HUJAN RATA-RATA A. DEFINISI HUJAN Hujan presipitasi adalah berwujud sebuah cairan,

berbeda dengan presipitasi noncair seperti salju, batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh ke Bumi namun menguap sebelum mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es dengan awan. Butir hujan memilik ukuran yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga bola kecil (butir kecil).

B. MACAM-MACAM HUJAN hujan berdasarkan terjadinya: 1. Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik disertai dengan angin berputar. 2. Hujan zenithal, yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator, akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan. Page | 34

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 3. Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air yang bergerak horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar pegunungan. 4. Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut bidang front. Karena lebih berat massa udara dingin lebih berada di bawah. Di sekitar bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal. 5. Hujan muson atau hujan musiman, yaitu hujan yang terjadi karena Angin Musim (Angin Muson). Penyebab terjadinya Angin Muson adalah karena adanya pergerakan semu tahunan Matahari antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, hujan muson terjadi bulan Oktober sampai April. Sementara di kawasan Asia Timur terjadi bulan Mei sampai Agustus. Siklus muson inilah yang menyebabkan adanya musim penghujan dan musim kemarau. Jenis-jenis hujan berdasarkan ukuran butirnya

Hujan gerimis / drizzle, diameter butirannya kurang dari 0,5 mm Hujan salju, terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya berada dibawah 0 Celsius Hujan batu es, curahan batu es yang turun dalam cuaca panas dari awan yang suhunya dibawah 0 Celsius Hujan deras / rain, curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0 Celsius dengan diameter 7 mm.

Jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan (definisi BMKG)


hujan sedang, 20 50 mm per hari hujan lebat, 50-100 mm per hari hujan sangat lebat, di atas 100 mm per hari

Page | 35

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 Hujan Buatan Sering kali kebutuhan air tidak dapat dipenuhi dari hujan alami. Maka orang menciptakan suatu teknik untuk menambah curah hujan dengan memberikan perlakuan pada awan. Perlakuan ini dinamakan hujan buatan (rainmaking), atau sering pula dinamakan penyemaian awan (cloud-seeding). Hujan buatan adalah usaha manusia untuk meningkatkan curah hujan yang turun secara alami dengan mengubah proses fisika yang terjadi di dalam awan. Proses fisika yang dapat diubah meliputi proses tumbukan dan penggabungan (collision dan coalescense), proses pembentukan es (ice nucleation). Jadi jelas bahwa hujan buatan sebenarnya tidak menciptakan sesuatu dari yang tidak ada. Untuk menerapkan usaha hujan buatan diperlukan tersedianya awan yang mempunyai kandungan air yang cukup, sehingga dapat terjadi hujan yang sampai ke tanah. Bahan yang dipakai dalam hujan buatan dinamakan bahan semai.

C. Hujan Rata-rata pada Suatu Daerah Hujan yang terjadi dapat merata di seluruh kawasan yang luas atauterjadi hanya bersifat setempatHujan bersifat setempat hujan dari satu pos hujan belum tentudapat mewakili hujan untuk kawasan yang lebih luas (karakteristik DPS)Faktor yang mempengaruhi karakteristik DPS: a.Jarak pos hujan sampai ke tengah kawasan yang dihitung curah hujannya b.Luas daerah c.Topografi d.Sifat hujan

Metode pendekatan: a. Rata-rata Aritmatika b. Poligon Thiessen c. Isohiet

Page | 36

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 Analisis perhitungan hujan rata-rata: 1. Rata-rata aljabar Hitungan dilakukan dengan membagi rata pengukuran pada semua station hujan dengan jumlah station dalam DAS. P rata-rata = PI + PII + PIII + PIV 4 Keterangan: P rata-rata = hujan rata-rata PI,PII,PIII,PIV = tinggi hujan pada stasiun (I,II,III,IV) dalam mm

2. Poligon thiessen P rata-rata = .Pi = Li/L Keterangan: P rata-rata = hujan rata-rata dalam mm Pi = hujan masing-masing stasiun dalam mm = koefisien thiessen Li = luas dari masing-masing poligon dalam km2 L = luas DAS dalam km2

Page | 37

ILHAM SAPUTRA S GIB011030

Page | 38

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 3. Isohiet Adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tinggi hujan yang sama. PI rata-rata = P1 + P2 2 PII rata-rata = P2 + P3 2

PIII rata-rata = P2 + P3 2 PIV rata-rata = P4 + P5 2

Page | 39

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 BAB IX PRAKIRAAN AIR PERMUKAAN A. DEFINISI Gerakan air di permukaan bumi ini merupakan perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut secara berangsur-angsur. Matahari mengeluarkan energi panas yang akan menyebabkan terjadinya evaporasi di laut atau tubuh-tubuh perairan. Evaporasi akan menyebabkan terjadinya uap air tersebut terbawa angin melintasi daratan yang bergunung atau datar, apabila keadaan atmosfer memungkinkan sebagian dari uap air akan turun menjadi hujan. Dalam daur hidrologi komponen masukan utama berupa air hujan, air hujan yang jatuh di permukaan akan tertahan sementara di sungai, danau, dalam tanah sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia.

Air permukaan yang melalui peresapan ke dalam tanah (infiltrasi) sebagian akan menjadi aliran antara dan sebagian yang ter-perkolasi (pergerakan air dari lengas tak jenus ke mintakat jenuh) akan menjadi air tanah. Sedangkan air hujan yang jatuh pada vegetasi terdapat beberapa proses, jatuh melalui sela-sela daun/ tajuk (througfall), mengalir ke bawah melalui batang pohon (streamflow), serta ada yang tidak sampai ke permukaan karena telah mengalami penguapan dari tajuk pohon (intersepsi). Air hujan yang ada di permukaan akan mengalir sesuai dengan topografi dari tempat yang tinggi menuju pada tempat yang rendah. Aliran permukaan tersebut ada yang mengalir secara bebas (overlandflow) dan mengalir secara langsung (runoff). Apabila pada permukaan terdapat suatu cekungan maka aliran air akan tertampung sementara untuk kemudian mengalir pada system sungai menuju ke hilir/laut.

Page | 40

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 peresapan ke dalam tanah sebagian akan menjadi aliran antara dan sebagian yang ter-perkolasi (pergerakan air dari lengas tak jenus ke mintakat jenuh) akan menjadi air tanah. Sedangkan air hujan yang jatuh pada vegetasi terdapat beberapa proses, jatuh melalui sela-sela daun/ tajuk (througfall), mengalir ke bawah melalui batang pohon (streamflow), serta ada yang tidak sampai ke permukaan karena telah mengalami penguapan dari tajuk pohon .

Buku Memprakirakan Dampak Lingkungan: Kualitas Air Permukaan ini diterbitkan sebagai salah satu wujud upaya KLH untuk meningkatkan kualitas proses prakiraan dampak. Sebagaimana tercermin dari judulnya, buku ini memang khusus membahas prakiraan dampak terhadap kualitas air permukaan. Penekanan khusus diberikan pada urutan langkah kerja dan output yang sebaiknya dihasilkan dari proses prakiraan dampak kualitas air permukaan. Konsentrasi Aliran Air hujan yang jatuh diseluruh daerah tangkapan akan terkonsentrasi (mengalir menuju) suatu titik kontrol. Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh partikel air untuk mengalir dari titik terjauh didalam daerah tangkapan sampai titik yang ditinjau. Waktu monsentrasi tergantung pada karakteristik daerah tangkapan,tataguna lahan,jarak lintasan air dari titik terjauh sampai stasiun yang ditinjau. Pengaruh DAS terhadap distribusi runof, sulit dijelaskan dijelaskan secara parsial dikarenakan output DAS hasil proses dari semua komponen DAS. Morfometri DAS sangat ditentukan oleh factor topografi dan geologi. Penjelasan pengaruh morfometri DAS terhadap distribusi runoff disajikan pada Gambar 3.12.

Page | 41

ILHAM SAPUTRA S GIB011030

Daya infiltrasi menentukan besarnya air hujan yang dapat diserap ke dalam tanah. Sekali air hujan tersebut masuk ke dalam tanah ia akan diuapkan kembali atau mengalir sebagai air tanah. Aliran air tanah sangat lambat. Makin besar daya infiltrasi, maka perbedaan antara intensitas curah dengan daya infiltrasi menjadi makin kecil. Akibatnya limpasan permukaannya makin kecil sehingga debit puncaknya juga akan lebih kecil.

Page | 42

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 BAB X DAS ( DAERAH ALIRAN SUNGAI ) A. PENGERTIAN DAS Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang di batasi punggungpunggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan ditampung oleh punggung gunung tersebut dan akan dialirkan melalui sungai-sungai kecil ke sungai utama (Asdak, 1995). Daerah Aliran Sungai (DAS) menurut Dictionary of Scientific and Technical Term (Lapedes et al., 1974), DAS (Watershed) diartikan sebagai suatu kawasan yang mengalirkan air kesatu sungai utama. Daerah Aliran Sungai (DAS) dikemukakan oleh Manan (1978) bahwa DAS adalah suatu wilayah penerima air hujan yang dibatasi oleh punggung bukit atau gunung, dimana semua curah hujan yang jatuh diatasnya akan mengalir di sungai utama dan akhirnya bermuara kelaut. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu megasistem kompleks yang dibangun atas sistem fisik (physical systems), sistem biologis (biological systems) dan sistem manusia (human systems). Setiap sistem dan sub-sub sistem di dalamnya saling berinteraksi. Dalam proses ini peranan tiap-tiap komponen dan hubungan antar komponen sangat menentukan kualitas ekosistem DAS. Tiap-tiap komponen tersebut memiliki sifat yang khas dan keberadaannya tidak berdiri sendiri, melainkan berhubungan dengan komponen lainnya membentuk kesatuan sistem ekologis (ekosistem). Gangguan terhadap salah satu komponen ekosistem akan dirasakan oleh komponen lainnya dengan sifat dampak yang berantai. Keseimbangan ekosistem akan terjamin apabila kondisi hubungan timbal balik antar komponen berjalan dengan baik dan optimal. (Kartodihardjo, 2008). Page | 43

ILHAM SAPUTRA S GIB011030

Maka dapet disimpulka bahwa DAS adalah sungai induk beserta anak-anak sungai yang membentuk suatu kompleks sungai, contoh daerah aliran sungai antara lain: DAS Mahakan di Kalimantan, DAS Rhein di Eropa, DAS Misissisipi di Amerika Serikat, dan sebagainya. Pada garis besarnya badan sungai dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu: Bagian Hulu Sungai (terletak di sekitar gunung) Ciri-ciri dari sungai bagian hulu, antara lain: 1. Kemiringan sungainya sangat besar. 2. Aliran sungai deras dan banyak ditemukan jeram (air terjun) 3. Erosi sungai sangat aktif. 4. Erosinya kearah vertical (ke arah dasar sungai). 5. Lembah sungainya berbentuk V

Page | 44

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 Bagian Tengah Sungai Ciri-ciri dari sungai bagian tengah, antara lain: 1. Kemiringan sungai sudah berkurang. 2. Aliran sungai tidak seberapa deras dan jarang dijumpai jeram. 3. Erosi sungai agak berkurang dan sudah ada sedimentasi. 4. Erosi sungai berjalan secara vertical dan horizontal. 5. Lembah sungainya berbentuk U

Bagian Hilir Sungai (terletak di daerah muara sungai) Ciri-ciri dari sungai bagian hilir, antara lain: 1. Kemiringan sungai sangat landai. 2. Aliran sungai berjalan sangat lamban. 3. Erosi sungai sudah tidak ada yang ada adalah sedimentasi. 4. Sedimentasi membentuk daratan banjir dengan tanggul alam. 5. Lembah sungai berbentuk huruf U.

Masalah-masalah DAS di Indonesia


1. Banjir 2. Produktivitas tanah menurun 3. Pengendapan lumpur pada waduk 4. Saluran irigasi 5. Proyek tenaga air 6. Penggunaan tanah yang tidak tepat (perladangan berpindah, pertanian lahan kering dan konservasi yang tidak tepat)

Dampak Kerusakan DAS. Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terjadi mengakibatkan kondisi kuantitas (debit) air sungai menjadi fluktuatif antara Page | 45

ILHAM SAPUTRA S GIB011030 musim penghujan dan kemarau. Selain itu juga penurunan cadangan air serta tingginya laju sendimentasi dan erosi. Dampak yang dirasakan kemudian adalah terjadinya banjir di musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau. Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) pun mengakibatkan menurunnya kualitas air sungai yang mengalami pencemaran yang diakibatkan oleh erosi dari lahan kritis, limbah rumah tangga, limbah industri, limbah pertanian (perkebunan) dan limbah pertambangan. Pencemaran air sungai di Indonesia juga telah menjadi masalah tersendiri yang sangat serius.

Faktor-faktor yang memengaruhi DAS di Indonesia


1. Iklim 2. Jenis batuan yang dilalui DAS 3. Banyak sedikitnya air hujan yang jatuh ke alur DAS 4. Lereng DAS 5. Bentukan alam (mender, dataran banjir dan delta)

Metode perhitungan banyaknya hujan di DAS


1. Metode Isohyet, yaitu garis dalam peta yang menghubungkan tempattempat yang memiliki jumlah curah hujan yang sama selama periode tertentu. Digunakan apabila luas tanah lebih dari 5000 km 2. Metode Thiessen, digunakan bila bentuk DAS memanjang dan sempit (luas 1000-5000 km

Daerah-daerah DAS
1. Hulu sungai, berbukit-bukit dan lerengnya curam sehingga banyak jeram. 2. Tengah sungai, relatif landai,terdapat meander. Banyak aktifitas penduduk. 3. Hilir sungai, landai dan subur. Banyak areal pertanian

Page | 46

ILHAM SAPUTRA S GIB011030

PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang sudah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap proses hidrologi pada hakikatnya saling berkaitan membentuk sebuah kesatuan sistem Hidrologi . Setiap proses hidrologi memiliki ciri dan memegamg perananya

masing-masing bagi kelangsungan hidup organisme , maupun kompoen abiotik . Proses alami yang berlangsung secara terus menurus tanpa di ganggu oleh campur tangan manusia dapat memberikan kontribusi yang baik bagi kita semua, oleh sebab itu pemanfaatan dan pengelolahan yang bijak terhadap lingkungan akan sangat diperlukan, karena setiap manfaat yang kita dapat adalah sebuah proses yang perlu dijaga.

Page | 47

ILHAM SAPUTRA S GIB011030

DAFTAR PUSTAKA

www.google.co.id dengan search key : siklus hidrologi,evaporasi,infiltrasi,hidrometri,sungai,aliran permukaan , intersepsi, Hujan rata-rata,prakiraan air permukaan dan DAS www.id.wikipedia.org.// wiki/sungai.htm www.id.wikipedia.org.// wiki/daereh-aliaran-sungai.htm www.id.wikipedia.org.// wiki/evaporasi.htm www.id.wikipedia.org.// wiki/hidrometri.htm www.id.wikipedia.org.// wiki/intersepsi.htm www.id.wikipedia.org.// wiki/Hujan_rata_rata.htm

Page | 48

ILHAM SAPUTRA S GIB011030

Page | 49 6

Você também pode gostar