Você está na página 1de 11

Analisa Pidato Kemenangan Obama

Ketika Barack Obama berkampanye untuk kursi kepresidenan periode 2008-2012, pidato-pidatonya selalu dihiasi satu kata magis Changeperubahan! Dengan kata itu ia memesona rakyat Amerika waktu itu. Perubahan tidaklah menjadi agenda setiap orang, apalagi kalau diminta untuk memulainya atas inisiatif sendiri. Tapi bila kata itu diucapkan oleh seorang pemimpin, mendadak semua orang menginginkan perubahan tentunya dari keadaan yang kurang baik menjadi lebih baik. Namun pada pidato kemenangan termin kedua, kata change tidak muncul lagitidak satu kata pun! Nah, pertama-tama saya ingin memaparkan dulu apa itu Neuro-Linguistic Programming dengan registered mark dan neuro-linguistic programming huruf kecil. Yang pertama merupakan sebuah intelektual properti yang diciptakan John Grinder dan Richard Bandler kemudian dikembangkan selama 30 tahun oleh sederetan pengembang. Namun NLP bukan ilmu hebat yang bisa membuat pidato Obama mempesona. Yang benar adalah Obama menggunakan pendekatan neuro-linguistic (bahasa neurologi) artinya pilihan kata-kata yang ditujukan pada pikiran subconsciousness. Pemilihan katakata yang tepat menyebabkan setiap orang merasa bahwa kata-kata itu ditujukan kepada dirinya secara individu. Hanya itu sajakah yang membuat pidato Obama hebat? Tentu tidak. Yang paling memegang peranan menurut saya adalah bahasa tubuh dan vocal variety (variasi vokal) yang dikuasainya dengan baik. Ada yang mengatakan sebenarnya Obama tidak suka menghafal transkrip pidatonya, tapi dari bahasa tubuhnya tidak kelihatan sedikit pun bahwa ia membaca dari layar komputer di lectern-nya. Seperti yang dikemukan para ahli komunikasi dan salah-satunya Prof. Mehberain 55 persen bahasa tubuh, 38 persen suara dan sisanya hanya 7 persen katakata merupakan gabungan komunikasi efektif, ini juga yang yang dilakukan Obama. Beberapa frase yang sangat kuat menjadi semakin kuat ketika Obama memberikan tekanan dengan gerakan tubuh, cara ia berdiri, memiringkan tubuhnya ke kanan atau ke kiri, bersandar pada podium atau tegak dan terutama permainan tekanan, nada, tempo suara. Susunan pidato yang bagus selalu terdiri dari tiga bagian; pembukaan, batang tubuh dan penutup. Pada detik-detik pertama, Obama menggunakan kata-kata yang

mudah dicerna untuk meraup perhatian hadirin. Berbeda sekali dengan model pidato pejabat maupun orang pada umumnya di Indonesia, memulai pidato dengan pengantar yang panjang lebar, Obama langsung memulai dengan mengucapkan thank you, thank you so much. Setelah itu ia memilih kata-kata yang merangkul dan mempersatukan bangsa Amerika. Ia menggerakkan spirit atau semangat, menghembuskan gelembunggelembung impian ke kepala pendengarnya, menerbangkan harapan dan kemudian ia jadikan tenaga pendorong untuk maju ke depan. Menariknya lagi kalimat pertama setelah thank you so much, Obama mengabungkan masa lampausejarah bangsa Amerika yang paling krusialdengan masa sekarang dan masa depan. [Malam ini, lebih dari 200 tahun setelah bekas koloni ini memenangkan haknya untuk menentukan nasibnya sendiri, usaha-usaha untuk menyempurnakan persatuan kita bergerak maju ke depan.] Bagaimana tubuh dan suaranya ketika mengucapkan kalimat di atas? Ia berdiri dengan postur tegap namun sekaligus santai. Ia menggunakan jeda pada momentum yang tepat untuk menambah efek kata-katanya. Ketika ia mengucapkan kata-kata moves forward, ia menoleh ke kanan sementara tangan kirinya bergerak ke arah kiri. Dengan demikian ia meraup hadirin dengan baik. Ia tidak menggerakkan tangan kirinya lebih tinggi dari dagunya dan hadirin dapat merasakan bahwa moves forward adalah sebuah proses yang masih harus dijalani, bukan hasil akhir. Hal ini kemudian memang dikatakannya. Ia tidak bergerak ke depan sendiri, [Bergerak ke depannya disebabkan Anda semua.] Di ujung kalimat ia membiarkan sejenak pendengarnya bersorak dan menyerap kata-katanya. Selanjutnyaseperti telah disinggung di atasia menggerakkan dan menyatukan rakyat Amerika dengan kalimat-kalimat berikut ini: Bergerak ke depannya disebabkan anda menyatukan kembali semangat yang telah memenangkan peperangan dan depresi, semangat yang telah mengangkat (sepasang tangannya bergerak ke atas seperti sedang mengangkat sesuatu, tidak terlalu menggebu-gebu, sedikit lembut) negara ini dari keputusasaan yang dalam ke pengharapan yang tinggi, keyakinan bahwa setiap diri kita akan mengejar impian masing-masing, kita adalah sebuah keluarga Amerika dan kita bangkit atau jatuh bersama-sama sebagai satu negara dan sebagai satu-kesatuan bangsa.]

Malam ini, (kata ini menjangkar hadirin untuk kembali memerhatikan apa yang akan dikatanya dan menjadi platform pengharapan) pada pemilihan umum ini, kau, rakyak Amerika (Obama tidak langsung mengatakan the American people tapi ia menegaskan you lalu jeda sehingga setiap orang dapat merasa menjadi bagian dari momentum penting ini) mengingatkan kita bahwa sementara jalan yang sedang kita tempuh sulit, sementara perjalanan kita sangat panjang, kita memungut diri kita sendiri, kita meneruskan perjuangan, dan kita tahu dalam hati kita semua bahwa United States of America yang terbaik sedang menunggu.(Perhatikan pula bagaimana Obama selalu menggunakan kalimat-kalimat pendek, dan memberi tekanan pada katakata yang menginspirasi). Bagian berikutnya Obama kembali menyatakan terima kasihnya kepada rakyat Amerika. Di sini sebenarnya ia menyelipkan semacam syair sebagai pemanis dan ia akhiri dengan mengatakan hal yang sangat penting, bahwa ia tidak memusuhi para pemilih Romney, lawan politiknya. Seperti kemudian bisa kita simak Obama menyatakan penghargaannya pada pengabdian keluarga Romney kepada negara Amerika dan ia siap bekerja sama untuk memajukan moves forward negara Amerika. Di sini ia menggunakan kata mengedepankan negera untuk ketiga kalinya, dalam keseluruhan pidatonya ia mengulang frase ini sebanyak tujuh kali. (anda membuat suara anda terdengar, dan anda membuat perbedaan. Jika kita menganalisa kalimat ini dari sudut neuro-linguistic, maka sangat jelas ini adalah kalimat kinesthetic, kata voice (auditory) menjadi kehilangan tekanannya. Hal ini dapat dipahami mengingat kemenangan tipisnya, Obama harus mampu menggerakkan emosi rakyat Amerika dan mengorbitkan perasaan puas secara emosional bagi para pendukungnya. Obama memuji wakil presiden Joe Biden dan menyebutnya America happy warrior. Benar atau tidak Obama berpendapat Biden adalah wakil presiden terbaik yang diinginkan setiap presiden, hal itu tidak terdeteksi dari bahasa tubuh atau suara Obama ketika mengucapkannya. Bahkan ia tampil sangat meyakinkan dan itu membuat hadirin menyambut antusias. Sambutan gegap-gempita juga langsung membahana ketika Obama menggunakan kata-kata yang begitu puitis untuk memuji Michele dan kedua putrinya. Jelas ia berhasil membangun citra keluarga yang mengusung nilai luhur Amerikakeluarga yang utuh dan bahagia. Sungguh sebuah pencitraan hebat. [Dan aku tidak akan menjadi orang seperti ini sekarang tanpa perempuan yang setuju menikahiku

20 tahun silam. Biarkan aku katakan di depan umum: Michelle, aku tak pernah mencintaimu lebih lagi seperti aku mencintaimu sekarang. Aku tak pernah sebangga itu terhadapmu menyaksikan seluruh Amerika jatuh cinta padamu, juga, sebagai ibu negara. Sasha dan Malia, di depan mata kami kalian tumbuh menjadi dua wanita muda yang kuat, cerdas dan cantik, persis ibu kalian. Dan saya begitu bangganya pada kalian, sobat-sobat. Tapi aku akan berkata untuk sekarang seekor anjing mungkin sudah cukup. I have never loved you more. Tentunya kalimat ini tidak bisa diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan Google translate. Tapi boleh dicoba. Ini adalah sebuah frase seperti teman saya di Inggris kalau ditanya: How are you? Mereka akan menjawab dengan sarkastis: Never been better. Maksudnya Belum pernah sebaik ini. Mungkin lebih puitis kalimat Obama diterjemahkan sebagai: Aku semakin mencintaimu. Bagian dari pidato ini memang perlu disampaikan sebagai bagian dari pencitraan dan diperuntukkan bagi telinga kaum hawa. Obama tentunya sadar reaksi dingin hadirin pria. Jika Anda menyaksikan tayangannya di video ataupun di youtube, akan tampak jelas hal ini. Jadi dalam suatu pidato jenis kelamin hadirin juga menjadi faktor penting. Setelah diam sejenak dan membiarkan para wanita menikmati pertunjukannya, Obama melanjutkan pidatonya dan kali ini ditujukan kepada tim kampanye, sukarelawan dan para kaum pria segera berdiri dan melambai-lambaikan bendera kecil mereka. Kata-kata yang ditujukan kepada tim kampanye dan sukarelawan bukan sekedar ucapan terima kasih. Tapi rewardhadiah yang dapat dinikmati tidak saja oleh kuping melainkan juga oleh hati. Perhatikan di sini pilihan kata-katanya yang saya beri warna: To the best campaign team and volunteers in the history of politics. The best. The best ever. Some of you were new this time around, and some of you have been at my side since the very beginning. But all of you are family. No matter what you do or where you go from here, you will carry the memory of the history we made together and you will have the lifelong appreciation of a grateful president. Thank you for believing all the way, through every hill, through every valley. You lifted me up the whole way and I will always be grateful for everything that youve done and all the incredible work that you put in. Obamaataupun orang yang ditugaskan menulis pidato inisangat teliti memilih kata-kata yang memiliki efek psychologyneurolinguistic yang meninggalkan

jejak mendalam. Pertama ia mempersonafikasi setiap anggota tim dan sukarelawan dengan menyebut mereka sebagai tim dan sukarelawan terbaik. Lalu ia menambahkan tekanan dengan pengulangan, yang terbaik, Terbaik yang pernah ada. Setelah itu ia mempersatukan mereka dalam suatu ikatan abadi: Tapi kalian semua adalah satu keluarga. Kemana pun kalian pergi dan apapun yang kalian lakukan, kalian akan membawa kenangan dari sejarah yang telah kita buat bersama ini dan kalian akan dihargai sepanjang umur oleh seorang presiden yang tahu berterima kasih. Pada kalimat terakhir Obama menegaskan betapa pentingnya pekerjaan tim kampanye dan sukarelawan: Anda mengusung saya sepanjang perjalanan mendaki bukit dan menuruni lembah. Semua yang Anda kerjakan itu luar biasa. Selanjutnya Obama berbicara panjang lebar tentang alasan di balik percaturan politik. Barangkali sedikit pembelaan diri berhubung kampanye kali ini menghabiskan uang terbanyak sepanjang sejarah Amerika. Tapi apa yang dikatakannya tidak akan mendapatkan perhatian seandainya Obama bukan seorang pembicara publik kampiun. Apa yang dikatakannya merupakan klise seandainya vocal variety-nya tidak hebat. Namun ia memberi tekanan suara pada kata-kata yang mewakili harapan, misalnya same opportunity (kesempatan yang sama). Ia mengatakan seperti memberi pengakuan akan small things that matter (hal-hal kecil yang berarti penting). Obama juga dengan telaten membangun akselerasi dari kata-katanya, menghubungkan hal-hal kecil yang dilakukan tapi membawa dampak besar secara bersama. Politik boleh jadi dianggap kontes ego, tapi Obama mampu menghubung-hubungkan setiap tindakan kampanye politik menjadi tujuan akhir sebuah bangsa adi daya. Sebuah simpul: Thats why we do this. Thats what politics can be. Thats why elections matter. Its not small, its big. Its important. Obama terus berbicara tentang demokrasi. Tentang orang-orang di belahan dunia lain yang berjuang dengan mempertaruhkan nyawa hanya supaya suara mereka didengar, hanya supaya bisa mencoblos dalam pemilihan kepemimpinan politik yang demokrasi. Semuanya itu klise, tapi sekali lagi dengan kalimat pendek-pendek dan jelas, Obama menghipnotis hadirinnya. Dalam negeri ia mengajak rakyat Amerika bergerak ke depan. Berulang-ulang ia menggunakan kata forward. Ia tidak mengklaim dirinya sendiri superman atau Pemerintah harus berjuang sendiri, Obama mengingatkan: Americas never been about what can be done for us. Its about what can be done by us

together through the hard and frustrating, but necessary work of self-government. Thats the principle we were founded on. Ia menaruh klimaks dari pembicaraannya tentang pentingnya kampanye, pemilihan umum, dan demokrasi. Bahwa dengan memilihnya untuk termin pemerintahan kedua membuatnya lebih siap. Namun sekali lagi ia tidak menggunakan kata-kata yang tawar, ia menghubungkannya dengan kisah-kisah dan perjuangan anda And with your stories and your struggles, I return to the White House more determined and more inspired than ever about the work there is to do and the future that lies ahead. Para pengamat politik dan komentator tentu saja sangat menyukai alinia di atas. Namun bayangkan apa efeknya jika kalimat-kalimat tersebut diubah: And with your vote and support, I return to the White house more prepared and determined and we are ready to work hard to make this country moves forward. Hambar bukan? Tampaknya Obama memilih gaya berbicara yang berapi-api, namun ia selalu kembali ke level yang lebih tenang bahkan diam sesaat di setiap akhir alinia. Ia tidak sekedar terdengar berapi-api, tapi ia menyulut kata-kata di akhir alinia sedemikian sehingga hadirinnya merasa terbakar. Setiap katanya seperti ombak yang menghantam cadas berturut-turut dan konstan. Perhatikan ketika ia mengucapkan kata-kata berikut ini dengan kata sambung or: It doesnt matter whether youre black or white or Hispanic or Asian or Native American or young or old or rich or poor, able, disabled, gay or straight, you can make it here in America if youre willing to try. Suaranya mencerminkan bahwa setiap golongan yang disebutnya sama pentingnya. Pola seperti mengalir, terpecah-pecah, berpencaran, puitis, diam yang digunakan Obama mengingatkan saya pada 5Rhythims dari Gabrille Roth. Pada tahap puitis ia bahkan menyelibkan story telling yang menyentuh perasaan, misalnya ketika ia bercerita tentang seorang anak perempuan yang menderita leukimia. Ia menambahkan efek, setiap orangtua di ruangan itu meneteskan air mata. Nah, siapa yang tidak suka mendengarkan orang bercerita? Apalagi Obama meraih si anak perempuan berumur delapan tahun itu ke hadapan hadirin: aku bertemu langsung dengan anak luar biasa itu dan itu bisa saja terjadi pada anak kita sendiri Mari kita bahas sekarang penutup atau closing speech-nya. Obama mengakhiri pidatonya dengan klimaks yang membahana. Nadanya semakin tinggi, volume suaranya semakin keras dan ia menikmati itu. [Aku yakin kita bisa meraih masa depan bersama-

sama sebab kita tidak terpecah-pecah seperti yang disarankan politik kita. Kita tidak sesinis seperti yang diyakini para ahli politik. Kita lebih besar dari kumpulan ambisi pribadi kita, dan kita lebih dari kolektif negara-negara bagian merah dan negaranegara bagian biru. Kita adalah dan selamanya akan menjadi United States of America ini. Dan bersama dengan bantuan Anda dan karunia Tuhan, kita akan meneruskan perjalanan kita menuju ke depan dan mengingatkan dunia bahwa kita hidup di negara paling hebat di seluruh permukaan Bumi. Terima kasih, Amerika. Tuhan memberkati Anda semua. Tuhan memberkati negara-negara bagian bersatu ini.]

The following is the full text of President Obamas victory speech on Wednesday (Transcript courtesy of the Federal News Service). PRESIDENT BARACK OBAMA: Thank you. Thank you. Thank you so much. (Sustained cheers, applause.)

Tonight, more than 200 years after a former colony won the right to determine its own destiny, the task of perfecting our union moves forward. (Cheers, applause.) It moves forward because of you. It moves forward because you reaffirmed the spirit that has triumphed over war and depression, the spirit that has lifted this country from the depths of despair to the great heights of hope, the belief that while each of us will pursue our own individual dreams, we are an American family, and we rise or fall together as one nation and as one people. (Cheers, applause.) Tonight, in this election, you, the American people, reminded us that while our road has been hard, while our journey has been long, we have picked ourselves up, we have fought our way back, and we know in our hearts that for the United States of America, the best is yet to come. (Cheers, applause.) I want to thank every American who participated in this election. (Cheers, applause.) Whether you voted for the very first time -- (cheers) -- or waited in line for a very long time -- (cheers) -- by the way, we have to fix that. (Cheers, applause.) Whether you pounded the pavement or picked up the phone -- (cheers, applause) -- whether you held an Obama sign or a Romney sign, you made your voice heard and you made a difference. (Cheers, applause.) I just spoke with Governor Romney and I congratulated him and Paul Ryan on a hardfought campaign. (Cheers, applause.) We may have battled fiercely, but its only because we love this country deeply and we care so strongly about its future. From George to Lenore to their son Mitt, the Romney family has chosen to give back to America through public service. And that is a legacy that we honor and applaud tonight. (Cheers, applause.) In the weeks ahead, I also look forward to sitting down with Governor Romney to talk about where we can work together to move this country forward. (Cheers, applause.) I want to thank my friend and partner of the last four years, Americas happy warrior, the best vice president anybody could ever hope for, Joe Biden. (Cheers, applause.)

And I wouldnt be the man I am today without the woman who agreed to marry me 20 years ago. (Cheers, applause.) Let me say this publicly. Michelle, I have never loved you more. (Cheers, applause.) I have never been prouder to watch the rest of America fall in love with you too as our nations first lady. (Cheers, applause.) Sasha and Malia -- (cheers, applause) -- before our very eyes, youre growing up to become two strong, smart, beautiful young women, just like your mom. (Cheers, applause.) And I am so proud of you guys. But I will say that for now, one dogs probably enough. (Laughter.) To the best campaign team and volunteers in the history of politics -- (cheers, applause) -- the best -- the best ever -- (cheers, applause) -- some of you were new this time around, and some of you have been at my side since the very beginning. (Cheers, applause.) But all of you are family. No matter what you do or where you go from here, you will carry the memory of the history we made together. (Cheers, applause.) And you will have the lifelong appreciation of a grateful president. Thank you for believing all the way -- (cheers, applause) -- to every hill, to every valley. (Cheers, applause.) You lifted me up the whole day, and I will always be grateful for everything that youve done and all the incredible work that youve put in. (Cheers, applause.) I know that political campaigns can sometimes seem small, even silly. And that provides plenty of fodder for the cynics who tell us that politics is nothing more than a contest of egos or the domain of special interests. But if you ever get the chance to talk to folks who turned out at our rallies and crowded along a rope line in a high school gym or -- or saw folks working late at a campaign office in some tiny county far away from home, youll discover something else.

Terimakasih semua. Terimakasih semua. Terimakasih Semua.

Malam ini, setelah 200 tahun koloni-koloni Amerika membentuk sebuah persatuan, kemudian memiliki hak untuk mengatur takdir Amerika Serikat, tugas kita sebagai generasi penerus untuk melanjutkan semangat mereka. Semua kemajuan bangsa Amerika Serikat yang dirasakan sekarang ini karena warga Amerika Serikat sendiri. Kemajuan kita selama ini karena setiap orang mau berjuang bersama melewati krisis ekonomi dan perang yang tidak tahu kapan berakhir. Setiap warga Amerika Serikat tentu memiliki semangat untuk terus melangkah. Tentu saja semangat warga negara Amerika Serikat tersebut telah menyatukan Amerika Serikat sebagai sebuah negara kesatuan. Malam ini, dalam pemilu kali ini, kita telah berjuang bersama. Kemenangan ini adalah kemenangan bersama. Perjalanan kita masih panjang, kita akan menghadapi jalan yang terjal dan sulit. Saat ini setiap warga Amerika Serikat berjuang untuk meraih mimpi-mimpi Amerika. Perjuangan yang gigih itulah yang telah tertanam di lubuk hati kita. Saya, Presiden Amerika Serikat percaya bahwa Amerika Serikat memiliki jiwa pejuang. Hari yang cerah segera tiba, hari kejayaan kita bersama. Saya mengucapkan apresiasi positif pada setiap warga Amerika Serikat yang telah memilih. Meskipun anda adalah pemilih pertama, atau yang antri di bilik pemungutan suara. Ataupun yang memilih melalui cara-cara yang lain. Setiap orang mempunyai pilihan berbeda. Entah itu yang memilih Romney atau Obama, semua orang telah membuat perbedaan yang cukup berarti. Saya mengucapkan hormat saya setinggi-tingginya pada keluarga Gubernur Romney, mulai dari istri anak-anaknya. Kalian adalah pejuang, yang berusaha melakukan perubahan. Saya percaya kalian adalah orang-orang yang mencintai sama cintanya dengan saya. Saya akan mengajak Gubernur Romney untuk merumuskan kebijakan untuk kemajuan negara ini. Saya bangga dengan para sukarelawan dan tim hebat yang telah berjuang bersama. Kalian memang luar biasa. Saya bangga dengan kalian.

Saya mengucapkan terima kasih pada perempuan yang menerima saya untuk menjadi suaminya. Saya mengucapkan terima kasih pada istri, dua orang anakanak saya yang telah menemani saya selama berdekade-dekade. Saya yakin tanpa kalian saya tidak akan menjadi Pemimpin. Untuk semua saya ucapkan kebanggaan saya. Tidak peduli asal warna kalian, saya percaya kalian adalah orang-orang yang ingin maju. Saya ingin kalian membangun bersama saya. Tantangan untuk bekerja keras membela yang benar sudah didepan mata. Percayalah kemenangan akan segera tiba. Saya tahu kampanye politik memang terkesan tidak berguna. Namun kami sadar bahwa inilah kesempatan kami untuk mengungkapkan isi hati kami yang mencintai kalian dengan tulus. Saya percaya jika anda percaya bahwa anda adalah manusia yang memiliki kemampuan untuk berjuang dan terus berjuang bersama, kita akan menjadi manusia yang luar biasa.

Você também pode gostar