Você está na página 1de 38

KEL. VI Acintya Indracara Alfiah Husna Dewi Niara AstutI Natalia Grace W.

280693 266014 280395 288777

1.

2.

MISI
MISSION

3. 4.

5.

Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait lainnya yang berorientasikan kepuasan konsumen dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan. Mewujudkan manajemen berstandar internasional dengan menunjang tinggi etika bisnis dan semangat kebersamaan dan inovatif. Meningkatkan keunggulan bersaing di domestik dan internasional. Memberdayakan dan mensinergikan sumber daya yang dimiliki untuk meningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan. Memberikan kontribusi dalam peningkatan kesejahteraan para pemangku kepentingan (stakeholders).

SMGR ADALAH PERUSAHAAN INDUSTRI SEMEN NASIONAL TERBESAR DI INDONESIA TAHUN 2011, DARI ASPEK:

PROFIL SINGKAT

ORDINARY PORTLAND TIPE I PORTLAND TIPE II PORTLAND TIPE III PORTLAND TIPE V PORTLAND POZZOLANT CEMENT (PPC)

Produk

PORTLAND COMPOSITE CEMENT (PPC)


SUPER MASONARY SYSTEM (SMC) OIL WALL CEMENT CLASS G-HSR SPECIAL BLENDED CEMENT (SBC)

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2011

NERACA PER 31 DESEMBER 2011

NERACA PER 31 DESEMBER 2011

LAPORAN LABA-RUGI PER 31 DESEMBER 2011

LAPORAN LABA-RUGI PER 31 DESEMBER 2011

LAPORAN ARUS KAS PER 31 DESEMBER 2011

Alasan Pemilihan Perusahaan

Rencana Strategis Jangka Panjang


Permintaan semen masih tinggi karena pertumbuhan ekonomi, belanja infrastruktur pemerintah, dan suku bunga pinjaman baik. Konsumsi Indonesia paling rendah potensi perkembangan

= =

Pertumbuhan Kapasitas Pengamanan Energi Penguatan Citra Korporasi Pemenuhan kebutuhan Konsumen Penguatan Faktor Penunjang Pengendalian Risiko Utama

Review Rencana Strategis Jangka Panjang


1.Pertumbuhan Kapasitas - Penyelesaian pembangunan pabrik baru di Jawa dan Sulawesi total 5 juta ton/tahun

2. Pengamanan energi - Menjamin pasokan batu bara kontrak yg ditunjau secara berkala - Menjaga keseimbangan pasokan listrik sendiri vs pihak ketiga

3.Penguatan citra korporasi - Clean Development Mechanism: pemanfaatan panas buang untuk pembangkit listrik, bahan bakar alternatif, penggunaan alternatif bahan baku - Pengelolaan CSR dan lingkungan - Peningkatan kualitas penerapan tatakelola perusahaan

4.Pemenuhan kebutuhan konsumen - Program pengembangan produk yg sesuai kebutuhan - Pengembangan jaringan distribusi

- Upgrading fasilitas pabrik untuk meningkatkan yield kapasitas produksi

Fokus Pengelolaan Strategis


Revenue Management Cost Management Capacity management Increasing Competitive Advantage

Fakta Pendukung

Volume Penjualan JanuariAgustus 2012 Naik 11,6%


Semen Gresik mencatatkan kenaikan volume penjualan sebesar 11,6% sepanjang 8 bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Volume penjualan per Agustus 2012 BUMN semen itu tercatat sebesar 13,87 juta ton naik dari 12,43 juta ton per Agustus 2011. Volume penjualan terbesar juga dikontribusikan dari Semen Gresik sebanyak 50,29% atau 6,97 juta ton. Sisanya berasal dari anak usahanya yakni Semen Padang sebanyak 29,77% atau 4,13 juta ton dan Semen Tonasa sebanyak 19,93% atau 2,76 juta ton. Bisnis

Rasio-Rasio Keuangan Tahun 2011


Rasio Liquidity Current Quick Asset Management Inventory turnover Day sales outstanding Fixed asset turnover Total Asset turnover Debt Management Total debt to total asset Total debt to total equity (DER) Profit margin on sales (Net Margin) ROA ROE Basic earning power Price/earnings (PER) Price/cash flow market/book 13% 15% 26% 20% 23% 26% 17,45 5,78 8,67 36,46% 14% 45,5% 14% 10% 14% 14% 15,65 2,54 2,21 22,30% 30% 34,5% 24% 20% 27% 24% 17,29 6,32 1,55 29,90% 19% 32% 21% 17% 21% 21% 17 5 4 29,55% 10,46 50,89 1,82 0,77 13,20 31,58 0,91 0,68 8,16 44,70 1,40 0,83 11 42 1 1 6,99 6,09 1,47 1,13 2,64 2,57 4 3 INTP SMCB SMGR Rata-rata

Profitability

Market value

Operating margin

INTP = Indocement Tunggal Prakasa Tbk SMCB = Holcim Indonesia Tbk SMGR = Semen Gresik Tbk

INTERPRETASI HASIL RASIO-RASIO KEUANGAN

Liquidity Ratio
Rasio
Liquidity Current Quick

Rerata Industri
4 3

Tahun 2010
2.80 2.18

Tahun 2011
2.64 2.57

Keterangan
0.16
0.39

Tingkat likuiditas agak lemah. Current liability= 37% current asset. Penyebab: kebutuhan dana signifikan akibat meningkatnya aktivitas pengembangan atau perluasan bisnis -> Berakibat pada peningkatan penggunaan current assets. Anjuran: - Perseroan dan entitas anak terus menerus memantau dan menjaga tingkat kas agar memadai untuk membiayai kebutuhan operasional. - Mengevaluasi proyeksi arus kas untuk mengatasi dampak dari fluktuasi arus kas, termasuk jadwal jatuh tempo liabilitas jangka panjang. -Menelaah kondisi pasar keuangan untuk inisiatif penempatan dan penggalangan dana yang meliputi pinjaman bank, penerbitan ekuitas pasar modal dan ekuitas utang.

Asset Management Ratio


Rasio
Asset Management Inventory turnover Day sales outstanding Fixed asset turnover Total Asset turnover

Rerata Industri
11 42 1 1

Tahun 2010
8.83 43.68 1.75 0.86

Tahun 2011
8.16 44.70 1.40 0.83

Keterangan
0.67
1.02 0.35 0.03

Tingkat manajemen aset pada tahun 2011 melemah dibandingkan tahun 2010. Adanya kecenderungan pada kelebihan persediaan di gudang dan kurang efektifnya perusahaan dalam menggunakan fixed assets. Peningkatan jumlah persediaan rupanya dilakukan perusahaan sebagai langkah antisipatif untuk persiapan masa commisioning pabrik baru yang sedang dibangun oleh perusahaan. Peningkatan fasilitas pabrik meningkatkan pula pada kegiatan investasi aset tetap perusahaan yang bisa dikatakan memiliki return rate yang rendah atau malah mendekati nol. Hal ini disebabkan karena operasionalisasi pabrik baru belum dilakukan secara optimal karena masih dalam tahap pembangunan, sehingga mengakibatkan turnover pada fixed asset dan inventory meningkat signifikan.

Debt Management Ratio


Rasio Rerata Industri 19% Tahun 2010 15% Tahun 2011 30% Keterangan
15%

Debt Management
Total debt to total assets Total debt to total equity (DER)

32%

28.5%

34.5%

6%

Total debt to total assets (debt ratio) 30 % total pendanaan berasal dari kreditor, debt ratio perusahaan berada lebih tinggi secara signifikan dengan debt ratio ratarata industri, sehingga dapat dikatakan SMGR telah relatif boros dalam melakukan peminjaman dana tambahan tanpa sebelumnya meningkatkan lebih banyak ekuitas perusahaan. Total debt to total equity (DER) Peningkatan pada DER tahun 2011 menunjukkan peningkatan resiko dalam memenuhi seluruh kewajibannya berdasarkan pada kemampuan modal sendiri. Hal ini juga menunjukkan bahwa lebih banyak hutang daripada ekuitas milik SMGR, sehingga berdampak pada penurunan kemampuan membagi dividen untuk pemilik saham.

Profitability Ratio
Rasio
Profitability Profit margin on sales ROA ROE Basic earning power

Rerata Industri
21% 17% 21% 21%

Tahun 2010
25% 24% 25% 30%

Tahun 2011
24% 20% 27% 24%

Keterangan
1% 4% 2% 6%

Tingkat profitabilitas sebagian besar mengalami penurunan. 1. Upgrading dan peningkatan jumlah pabrik yang menopang pemenuhan kapasitas produksi yang lebih besar ternyata meningkatkan pengeluaran biaya yang jauh lebih besar. Namun, angka penjualan juga ikut meningkat sehingga EBITDA juga meningkat. Perlu dicatat bahwa ketika return on sales baik, ada beberapa aspek yang konstan dan tidak konstan. SMGR perlu memperhatikan turnover dari produksi perusahaan. 2. ROE SMGR jauh di atas BI Rate itu berarti perusahaan telah mampu mengelola dana dari para pemegang saham untuk menjalankan operasionalnya, tidak hanya sekadar menambah tabungan deposito perusahaan saja.

Market value Ratio


Rasio
Market value Price/earnings Price/cash flow market/book

Rerata Industri
17 5 4

Tahun 2010
18.68 6.85 1.89

Tahun 2011
17.29 6.32 1.55

Keterangan
1.39
0.53 0.34

Menggambarkan pemikiran investor terkait risiko dan prospek. Harga penutupan 2011=11.450. 21sept 2012=14.250 P/E & P/CF tinggi= Investor berkeyakinan perusahaan tumbuh dgn kuat dan risiko relatif rendah. M/B >1, investor bersedia membayar lebih dari nilai buku. Tahun 2011 menurun investor kurang yakin dengan strategi managemen.

Operating Margin
Rasio
Operating margin

Rerata Industri
26%

Tahun 2010
31%

Tahun 2011
29.90%

Keterangan
1.1%

2011 menurun 1,1%, tidak terlalu signifikan . Keuntungan= 29,9% dari pemasukan.

Revenue management
Penerapan strategi optimized revenue

Cost management
=> efektif!!!
terjadi kenaikan harga bahan bakar dan listrik, beban pokok penjualan pada tahun 2011 hanya meningkat sebesar 7,4% dari tahun 2010.

Implementasi : penggunaan bahan baku alternatif Konversi penggunaan batubara pemanfaatan panas buang untuk menghasilkan energi listrik pemanfaatan bahan bakar alternatif upgrading peralatan produksi. sinergi di berbagai aktifitas produksi, pengadaan, dan distribusi. Program efisiensi

Capacity management
Lebih terkonsentrasi di pasar dalam negeri

Pangsa pasar dari 43,3% ke 40,8%

Improving Competitive Advantage


restrukturisasi korporasi Restrukturisasi entitas anak Pengembangan kompetensi SDM Penyempurnaan Information and Communication Technology Pangsa pasar yang masih besar (40,8%)

Rekomendasi ke Perusahaan
Lebih meningkatkan likuiditas melalui pengurangan hutang usaha dan peningkatan kas. Lebih mengefektifkan keselarasan kinerja bagian produksi dan penjualan agar persediaan tidak menumpuk. Juga meningkatkan pemanfaatan aset agar tidak terjadi idle capacity.

THANK YOU

Você também pode gostar