Você está na página 1de 3

4.

GERAK REFLEKS

Aksi refleks atau refleks adalah suatu respon motorik yang involunter, timbul karena adanya rangsang sensorik. Ada dua macam gerak refleks, yaitu : Condition reflex : gerak tangkas, keadaan ini bisa dilatih. Uncondition reflex : tidak bisa dilatih. Terdapat dua jenis refleks ; Refleks sederhana atau refleks biasa, yaitu respon built in yang tidak perlu dipelajari, misalnya menutup mata apabila ada benda yang mendekatiya ; dan refleks didapat atau refleks terkondisi, yang terjadi karena belajar dan berlatih, misalnya seorang pemain piano yang menekan tuts tertentu sewaktu melihat suatu nada di kertas partitur. Musisi tersebut melakukannya secara otomatis, tetapi hanya setelah latihan yang cukup lama. Jalur-jalur saraf yang berperan dalam pelaksanaan aktivitas refleks dikenal sebagai lengkung refleks, yang biasanya mencakup lima komponen dasar : 1. Reseptor 2. Jalur aferen 3. Pusat integrasi 4. Jalur eferen 5. Efektor Reseptor berespons terhadap stimulus (rangsangan), yaitu perubaha fisika atau kimia di lingkungan reseptor yang dapat dideteksi. Sebagai respons terhadap rangsangan tersebut, reseptor membentuk potensial aksi yang dipancarkan oleh jalur aferen ke pusat integrasi untuk diolah. Biasanya, sebagai pusat integrasi adalah system saraf pusat. Krda spinalis dan batang otak bertanggung jawab untuk mengintegrasikan refleks-refleks dasar, sementara pusat-pusat otak yang lebih tinggi biasanya mengolah refleks-refleks didapat. Pusat integrasi mengolah semua informasi yang datang dari reseptor serta dari masukan lain, kemudian mengambil keputusan mengenai respons yang sesuai. instruksi

Fungsi refleks adalah untuk menghasilkan respon ynag cepat. Contoh gerakan yang cepat, tidak disadari ketika menarik tangan dari benda panas sebelum kita menyadarinya. Dari pusat integrasi disalurkan melalui jalur eferen ke efektor suatu otot atau kelenjar- untuk melaksnak respons yang diinginkan. Tidak seperti perilaku sadar, yang memiliki beberapa kemungkinan respons, respons refleks dapat diduga karena jalur anatara reseptor dan efektor selalu sama.

Refleks spinal dasar adalah refleks yang diintegrasikan oleh korda spinalis ; semua komponen penting untuk menghubungakan masuka aferen dengan respons eferen terdapat di dalam korda spinalis. Refleks menarik (withdrawal reflex) dapat dijadikan ilustrasi untuk sebuah refleks spinal dasar. Apabila seseorang menyentuh kompor panas (menerima rangsangan dari lain), timbul refleks untuk menarik tangan menjauhi kompor (untuk menjauhi rangsangan nyeri). Kulit memiliki berbagai reseptor untuk rasa hangat, dingin, sentuhan ringan, tekanan dan nyeri. Walaupun semua informasi dikirim ke SSP melalui potensial aksi, SSP dapat membedakan berbagai rangsangan karena reseptor dan, tentunya, jalur aferen yang berbeda diaktifkan oleh rangsangan yang berbeda pula. Apabila suatu reseptor mendapat cukup rangsangan sehigga mencapai ambang, timbul potensial aksi di neuron aferen. Semakin kuat rangsangan, semakin tinggi frekuensi potensial aksi yang terbentuk dan disalurkan ke SSP. Setelah masuk ke korda spinalis, neuron aferen ini menyebar untuk bersinaps dengan angara neuron yang berbeda-beda berikut ini : 1. Neuron aferen yang tereksitasi akan merangsang antar neuron eksitatorik yang kemudian merangsang neuron motorik aferen yang mempersarafi biseps, otot lengan yang memfleksikan (menekukkan) sendi siku. Kontraksi yang terjadi pada biseps menarik tangan menjauhi kompor panas. 2. Neuron tersebut juga merangasang antara neuron inhibitorik yang kemudian menghamba neuron eferen yang mempersarafi triseps untuk mencegah otot tersebut berkontraksi. Triseps adalah ototo di lengan yang menyebabkan pelurusan (ekstensi) sendi siku. Ketika biseps berkontraksi untuk menekuk siku, akan kontraproduktif apabila triseps juga berkontraksi. Dengan demikian, di dalam refleks mearik tersebut sudah terdapat inhibisi otot-otot yang merupakan antagonis (lawan) dari respons yang diinginkan. Hubungan saraf yang melibatkan stimulasi saraf ke suatu otot antagonisnya dikenal sebagai persarafan timbale balik (reciprocal innervation). 3. Neuron tersebut merangsang antar neuron lain yang membawa sinyal ke atas dari korda spinalis ke otak melalui jalur asendens. Hanya setelah impuls mencapai daerah sensorik korteks orang sadar akan merasa nyeri, lokasi dan jenis rangsangannya. Juga, sewaktu impuls mencapai otak, informasi tersebut dapat disimpan sebagai ingatan, dan orang tersebut dapat mulai berpikir mengenai situasi bagaimana hal itu terjadi, apa yang harus dikerjakan, dan sebagainya. Semua aktivitas di tingkat sadar ini beerada di atas dan di luar refleks dasar. (Sumber ; Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Lauralee Sherwood)

Korda spinaslis bertanggung jawab untuk integrasi banyak refleks dasar. Terletak di anatara otak dan serat-serat afferent dan efferent system saraf perifer. Hal ini memungkinkan untuk memenuhi 2 fungsi utamanya : 1. Sebagai penghubung untuk menyalurkan informasi antara otak dan bagian tubuh lainnya. 2. Mengintegrasikan aktivitas refleks antara masukan aferen dan keluaran eferen tanpa melibatkan otak yang disebut dengan refleks spinal.

Lengkung refleks Lengkung refleks merupakan unit fungsional sistem saraf. Apabila disederhanakan sampai pada bentuk yang paling sederhana, maka lengkung refleks terdiri dari dua neuron yaitu satu neuron sensorik yang berasal dari reseptor sensorik atau ujung sensorik, dan satu neuron motorik yang menyampaikan impuls ke otot atau kelenjar. Kedua neuron itu tidak memiliki hubungan langsung, tetapi terdapat satu atau lebih neuron internunsial di antara kedua neuron tersebut. Mekanisme seperti ini memungkinkan respon yang tidak bergantung pada pusat-pusat yang lebih tinggi dan sudah cukup untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sederhana misalnya menarik diri dari rangsang nyeri. Refleks dapat melibatka hanya satu tingkat segmental medulla spinalis atau mungkin juga melibatkan beberapa tingkat. Impuls dapat tersebar ke atas atau ke bawah dari tempat masuknya ke dalam medulla spinalis melalui neuron-neuron internunsial. Banyak terdapat hubungan antar neuron di dalam medulla spinalis sehingga memungkinkan melakukan berbagai respons.

Lintasan beberapa traktus Medula Spinalis Substansia alba medulla spinalis bertindak sebagai penghantar traktus-traktus yang panjang, baik yang berjalan naik maupun yang berajalan turun. Melalui traktus-traktus iniimpuls aferen dari saraf spinal dapat mencapai otak dan impuls eferen yang berasal dari pusat motorik dalam otak dapat siteruskan ke sel-sel kornu ventralis medulla spinalis sehingga dapat memodifikasi gerakan. (Suumber : Patofisiologi Price Wilson)

Você também pode gostar