Você está na página 1de 51

SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN Tn E DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS SCHIZOPHRENIA DI RUANG KENARI RS JIWA MENUR SURABAYA

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Oleh: Kelompok IV Titin Hidayati Umi Saadah Dendy eka C. Badrul Huda M. Faqih Siddiqi Resty Ardiana Yusron Irfani

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA 2012

SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN

OLEH: MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN NERS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

DISAHKAN OLEH: PEMBIMBING PENDIDIKAN PEMBIMBING KLINIK

KEPALA BIDANG KEPERAWATAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut (Purba dkk, 2008). Menurut Stuart dan Laraia (1998), perilaku kekerasan dapat dimanifestasikan secara fisik (mencederai diri sendiri, peningkatan mobilitas tubuh), psikologis (emosional, marah, mudah tersinggung, dan menentang), spiritual (merasa dirinya sangat berkuasa, tidak bermoral). Perilaku kekerasan merupakan suatu tanda dan gejala dari gangguan skizofrenia akut yang tidak lebih dari satu persen (Purba dkk, 2008). Perilaku kekerasan merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. WHO (2001) menyatakan, paling tidak ada satu dari empat orang di dunia mengalami masalah mental. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia mengalami gangguan kesehatan jiwa. Pada masyarakat umum terdapat 0,2 0,8 % penderita skizofrenia dan dari 120 juta penduduk di Negara Indonesia terdapat kira-kira 2.400.000 orang anak yang mengalami gangguan jiwa (Maramis, 2004 dalam Carolina, 2008). Data WHO tahun 2006 mengungkapkan bahwa 26 juta penduduk Indonesia atau kira-kira 12-16 persen mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan data Departemen Kesehatan, jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia mencapai 2,5 juta orang (WHO, 2006). Peran perawat dalam membantu pasien perilaku kekerasan adalah dengan memberikan asuhan keperawatan perilaku kekerasan. Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerjasama antara perawat dengan pasien, keluarga dan atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Keliat dkk, 1999).

Berdasarkan standar yang tersedia, asuhan keperawatan pada pasien perilaku kekerasan dilakukan dalam lima kali pertemuan. Pada setiap pertemuan pasien memasukkan kegiatan yang telah dilatih untuk mengatasi masalah kedalam jadwal kegiatan. Diharapkan pasien akan berlatih sesuai jadwal kegiatan yang telah dibuat dan akan dievaluasi oleh perawat pada pertemuan berikutnya. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan akan dinilai tingkat kemampuan pasien dalam mengatasi masalahnya yaitu mandiri, bantuan, atau tergantung. Tingkat kemampuan mandiri, jika pasien melaksanakan kegiatan tanpa dibimbing dan tanpa disuruh; bantuan, jika pasien sudah melakukan kegiatan tetapi belum sempurna dan dengan bantuan pasien dapat melaksanakan dengan baik; tergantung, jika pasien sama sekali belum melaksanakan dan tergantung pada bimbingan perawat (Keliat, 2001).

1.2 TUJUAN 1.2.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari pembahasan materi ini penulis berharap agar kita semua, khususnya para pembaca dapat memahami tentang askep pada pasien perilaku kekerasan. 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Menjelaskan definisi perilaku kekerasan 2. Menjelaskan pengkajian pada pasien dengan perilaku kekerasan 3. Menjelaskan diagnose keperawatan 4. Menjelaskan intervensi keperawatan 5. Mampu melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan

1.3 MANFAAT 1.3.1 Bagi Pasien Klien mendapatkan pelayanan asuhan keperawatan yang efektif sehingga mempercepat proses kesembuhan pada pasien

1.3.2

Bagi Perawat Dijadikan dalam asuhan keperawatan pada klien dengan masalah perilaku kekerasan

1.3.3 Bagi Institusi Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dalam pemberian pelayanan asuhan keperawatan jiwa dengan masalah utama perilaku kekerasan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Pengertian Perilaku Kekerasan Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. Pengungkapkan kemarahan secara tidak langsung dan konstrukstif pada waktu terjadi akan melegakan individu dan membantu orang lain untuk mengerti perasaan yang sebenarnya. Kemarahan yang ditekan atau purapura tidak marah akan mempersulit diri sendiri dan mengganggu hubungan interpersonal. Sedangkan menurut Carpenito 2000, Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana individu-individu beresiko menimbulkan bahaya langsung pada dirinya sendiri ataupun orang lain. Individu melakukan kekerasan akibat adanya frustasi yang dirasakan sebagai pemicu dan individu tidak mampu berpikir serta mengungkapkan secara verbal sehingga mendemostrasikan pemecahan masalah dengan cara yang tidak adekuat (Rawlins and Heacoco, 1998). Sedangkan menurut Keliat (1999), perilaku kekerasan adalah perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai dengan hilangnya kontrol diri atau kendali diri. 2. 2 Rentang Respon Perasaan marah normal biasa terjadi pada setiap individu, namun perilaku yang dimanifestasikan oleh perasaan marah dapat berfungsi sepanjang rentang adaptif dan mal adaptif Respon adaptif Asertif frustasi pasif agresif respon mal adaptif kekerasan

a. Asertif Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain dan tidak menimbulkan masalah b. Frustasi Kegagalan mencapai tujuan karena tidak realistis atau terhambat dan individu tidak menemukan alternatif lain c. Pasif Respon lanjut, dimana individu tidak mampu menhungkapkan perasaan d. Agresif Memperlihatkan permusuhan, keras dan menuntut, mendekati orang lain dengan ancaman, memberi kata kata ancaman tanpa niat melukai. Umumnya klien masih dapat mengontrol perilaku untuk tidak melukai orang lain e. Kekerasan Sering juga disebut gaduh gaduh atau amuk. Perilaku kekerasan ditandai dengan menyentuh orang lain secara menakutkan, memberi kata kata ancaman, melukai disertai melukai pada tingkat ringan, dan yang berat adalah melukai/ merusak secara serius. Klien tidak mampu mengendalikan diri. 2. 3 Penyebab Perilaku Kekerasan Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan. Tanda dan gejala : Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri) Gangguan hubungan sosial (menarik diri) Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan) Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.

2. 4 Tanda Dan Gejala Perilaku Kekerasan a. Muka merah dan tegang b. Pandangan tajam c. Mengatupkan rahang dengan kuat d. Mengepalkan tangan e. Jalan mondar-mandir f. Bicara kasar g. Suara tinggi, menjerit atau berteriak h. Mengancam secara verbal atau fisik i. Melempar atau memukul benda atua orang lain j. Merusak barang atau benda k. Tidak memiliki kemampuan mencegah atau mengendalikan oerilaku kekerasan 2. 5 Akibat Perilaku Kekerasan Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan berbahaya bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti menyerang orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah dll. Sehingga klien dengan perilaku kekerasan beresiko untuk mencederai diri orang lain dan lingkungan. Tanda dan gejala : Gejala klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan didapatkan melalui pengkajian meliputi : a. Wawancara : diarahkan penyebab marah, perasaan marah, tanda-tanda marah yang diserasakan oleh klien. b. Observasi : muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi, berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak: merampas makanan, memukul jika tidak senang.

2. 6 Schizophrenia Schizophrenia merupakan gangguan mental yang serius yang ditandai dengan hilangnya kontak dengan realitas (psychosis), halusinasi, delusi (keyakinan palsu), berpikir, bertingkah laku dan punya hubungan sosial yang kacau, walaupun penyebab pasti schizophrenia belum dapat dipastikan, tetapi gangguannya nampak jelas secara biologis. Banyak otoritas menerimanya sebagai penderita stres yang rapuh, di mana schizophrenia dianggap kebanyakan muncul pada orang yang rapuh secara biologis. Apa yang membuat seseorang mudah terkena schizophrenia belum diketahui dengan pasti, tetapi kemungkinan termasuk di dalamnya kelemahan genetis; masalah yang timbul sebelum, selama atau sesudah kelahiran; atau bisa juga disebabkan oleh infeksi virus pada otak. Kesulitan dalam memproses informasi, ketidak mampuan untuk memusatkan perhatian, ketidak mampuan bertingkah laku sesuai dengan yang diterima masyarakat luas, dan ketidak mampuan mengatasi masalah secara umum bisa merupakan pertanda kerapuhan itu. Dalam hal semacam ini, tekanan-tekanan lingkungan sekitar, seperti kehidupan yang penuh ketegangan atau penuh masalah, pelecehan mendasar, memicu serangan dan kambuhnya schizophrenia pada orang yang rapuh itu. 1.7.1 Gejala Schizophrenia 1. Delusi : merupakan keyakinan palsu yang biasanya melibatkan salah pengertian dalam pemahaman atau pengalaman. Delusi penyiksaan, yakin kalau dia akan disiksa, dikuntit, ditipu, atau dimata-matai. Delusi ketersinggungan, yakin kalau sebagian isi buku, surat kabar atau lirik lagu tertentu khusus ditujukan padanya. Delusi penarikan pikiran atau penyisipan pikiran, keyakinan bahwa orang lain dapat membaca pikirannya, dan bahwa pikiranya dapat mempengaruhi oleh lain, atau bahwa pikiran-pikiran dan dorongan hati dapat dimasukkan kedalam pikirannya oleh kekuatan dari luar. 2. Halusinasi : pendengaran, penglihatan, penciuman, pencecapan ataupun perabaan. Halusinasi pendengaran adalah gejala yang paling umum. Seseorang bisa mendengar suara-suara seolah-olah orang mempergunjingkan tingkah lakunya, atau mengkritik dan melecehkannya.

3. Gangguan pikiran, berkaitan dengan pemikiran yang kacau, yang nampak jelas dalam bicaranya yang melantur, berganti-ganti topik pembicaraan, dan tidak jelas arahnya. Mungkin bicaranya hanya sedikit kacau atau bisa juga sangat membingungkan dan tidak dapat dimengerti. 4. Bertingkah laku aneh, bisa seperti kebodohan yang kekanak-kanakan, bingung atau berpenampilan acak-acakan, jorok dan tidak pada tempatnya: diam seperti patung, merupakan perilaku aneh yang ekstrim, di mana seseorang terus berada dalam sikap tubuh yang kaku dan menolak untuk digerakkan atau sebaliknya melakukan gerakan yang tidak bermanfaat dan tanpa tujuan. 5. Gejala negatif , termasuk punya emosi yang datar, miskin kata-kata (merujuk pada kurangnya daya pikir yang tercermin dalam banyaknya kata-kata yang diucapkan); anhedonia (merujuk pada berkurangnya kemampuan menikmati kesenangan); dan kurang pergaulan sosial (merujuk pada kurangnya minat bergaul dengan orang lain). Gejala-gejala negatif ini seringkali dikaitkan dengan hilangnya motivasi secara umum, tidak punya tujuan dan cita-cita.

2. 7 POHON MASALAH
Resiko menciderai diri, orla dan lingkungan (effect )

Perilaku kekerasan (core problem)

Gangguan konsep diri : HDR ( etiologi)

2. 8 MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

a. Masalah keperawatan: a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan b. Perilaku kekerasan / amuk c. Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah d. Koping Individu Tidak Efektif b. Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan perilaku kekerasan a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan Data Subyektif : Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang. Klien suka membentak dan menyerang orang yang

mengusiknya jika sedang kesal atau marah. Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.

Data Objektif : Mata merah, wajah agak merah. Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit, memukul diri sendiri/orang lain. Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam. Merusak dan melempar barang-barang.

b. Perilaku kekerasan / amuk Data Subyektif : Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang. Klien suka membentak dan menyerang orang yang

mengusiknya jika sedang kesal atau marah. Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.

Data Obyektif ; Mata merah, wajah agak merah. Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai. Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.

Merusak dan melempar barang-barang.

c. Gangguan harga diri : harga diri rendah Data subyektif: Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri. Data obyektif: Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.

2. 9 DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Perilaku kekerasan

DAFTAR PUSTAKA

Azis R dkk. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003 Keliat Budi A. Proses Keperawatan Jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC Tim Derektorat Keswa. Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Bandung : RSJP. 2000 Townsend M. C. Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri : pedoman untuk pembuatan rencana keperawatan. Jakarta : EGC. 1998

Stuart. G.W Sundenn. Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta, EGC. 1995 http://wordpress.com/2010/04/25/askep.waham http://pranaindonesia.wordpress.com/cara-penyembuhan/phqanda-schizophrenia/

FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA RS. JIWA DAERAH MENUR SURABAYA

RUANGAN RAWAT I. IDENTITAS KLIEN Inisial : Tn. E Umur : 42 tahun Informan : Pasien, rekam medis

TANGGAL RAWAT

Tanggal pengkajian RM No.

: 21-02-2012 : 04.05.08

II. ALASAN MASUK Keluhan Utama : pasien curiga pada keluarganya ( ibu dan saudaranya) karena ingin menyesatkannya ( menjadi para normal ) Alasan Masuk : Px mengancam akan memukul ibu dan saudaranya, tetapi tidak jadi tapi sesaat kemudian px langsung memukul ibunya. III. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya 2. Pengobatan sebelumnya? Tidak berhasil 3. Pengalaman Pelaku Usia Korban usia saksi usia Aniaya fisik 42 Aniaya seksual tidak ada Penolakan tidak ada Kekerasan dalam 41 keluarga Tindakan kriminal tidak ada Jelaskan : Pasien pernah mengalami gangguan jiwa pada tahun 1999 dan mendapatkan pengobatan rawat jalan dr. Handoko Sp.Kj sampai 2011 dan sembuh, kemudian pada tanggal 07-01-2012 kambuh lagi dan di bawa ke RS Jiwa Menur Surabaya dan KRS 03-022012. Dan pada tanggal 15-02-2012 pasien masuk RS lagi karena memukul ibu dan saudaranya dan pengobatan yang di berikan pada pasien kurang berhasil ( control teratur tapi minum obat tidak teratur dan obat sering tidak di minum ) Masalah Keperawatan : - Resiko menciderai diri, orang lain, dan lingkngan - Ketidakefektifan regimen terapeutik

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? Ada Hkeluarga : Sepupu ayah pasien Gejala : Sering melamun dan memukul pakaian yang sobek sobek Riwayat pengobatan :Dirawat di RSJ Menur Surabaya pada 10 tahun yang lalu ( tahun 1996) Masalah Keperawatan : Koping Keluarga Inefektif 5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan Px pernah tidak naik kelas saat SD pada tahun 1979, dan juga saat masa kulia pasien sering pindah pindah kampus atau kulia ( Uniutomo tahun 1980 sampai semester 4 dan pindah ke kampus ke UM Malang tahun 1977 samapi 2 semester dan berhenti kulia karena di keluarkan kampus ) dan bekerja jadi bartender selama 1 tahun dan berhenti. Masalah Keperawatan : Respon pasca trauma IV. FISIK 1. Tanda Vital : TD : 120/80 mmHg N : 80 x/menit S : 360C RR :18x/menit 2. Ukur : TB :164cm BB : 70 Kg 3. Keluhan fisik : 4. Jelaskan : Tidak ada keluhan fisik,TD,N,S,RR ( Normal ) Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan V. PSIKOSOSIAL 1. Genogram

Jelaskan : Px anak ke-3 dari 5 bersaudara, pasien tinggal bersama orang tua nya dan adik pasien dan pengambil keputusan ada pada ibu pasien Masalah Keperawatan : Koping keluarga inefektif 2. Konsep diri a. Gambaran diri : Pasien menyukai seluruh angota tubuhnya b. Identitas : Belum menikah, bersia 42 tahun bangga terhadap dirinya sebagai laki-laki c. Peran : Pasien tidak bekerja tinggal bersama ortunya dan tidak mengikuti kegiatan di masyrakat. d. Ideal diri : Pasien pingin pulang dan menikah

e. Harga diri : Pasien merasa tidak berguna karena tak bekerja dan selalu merepotkan orang tuanya Masalah Keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga diri rendah 3. Hubungan Sosial : a. Orang yang berarti : Ibu karena selalu merawatnya dan teman curhatnya Budi teman kulia. b. peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Pasien tidak mengikuti kegiatan kelompok masyarakat c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Pasien merasa malu, tidak dipercaya orang lain karena tidak sama dengan orang lain ( tidak bekerja) Masalah Keperawatan : Kerusakan interaksi social : Menarik diri 4. Spiritual a. Nilai dari keyakinan : Pasien mengatakan keaadaan sekarang ini merupakan kutukan dari tuhan dan pasien beragama islam b. Kegiatan ibadah : Di rumah : Jarang shalat, shalat jika sempat saja Di RS : Tidak pernah sholat (sholat itu didalam hati dan tidak perlu menghadap kiblat Allah pasti tau) Masalah Keperawatan : Distress spiritual

GENOGRAM

X X

X X

42 2

Ket: = Laki-laki = Perempuan = Meninggal = Tinggal satu rumah = Umur Pasien = Pasien

X 32

= Sepupu dari ayah ( gangguan jiwa )


VI. STATUS MENTAL 1. Penampilan : Rapi Jelaskan : Pakaian pasien rapi dan kebersihannya cukup bersih Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 2. Pembicaraan : Lancar Jelaskan : Pasien saat diajak bicara pembicaraanya lancar Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 3. Aktivitas Motorik : Normal Jelaskan : Pasien sering berada di luar kamar dan jalan-jalan Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 4. Alam perasaan : Putus asa Jelaskan : Pasien mengatakan semua aktivitas dan pekerjaannya salah di hadapan keluarganya Masalah Keperawatan : Ketidak berdayaan 5. Afek : Normal Jelaskan : Ketika pasien diajak bercanda pasien tersenyum tapi tidak merespon balik Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 6. Interaksi selama wawancara: Normal Jelaskan : Saat diajak ngobrol pasien kooperatif dan menatap perawat Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 7. Persepsi (Halusinasi) : Normal Jelaskan : Pasien mengatakan tidak ada bisikan dan bayangan serta bayangan Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 8. Proses pikir : Normal Jelaskan : Pasien bekerja apa dulu, pasien menjawab jadi bartender dan sekarang tidak bekerja Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

9. Isi pikir : Waham : Curiga Jelaskan : Pasien mengatakan keluarganya ingin menyesatkannya, setiap aktivitas atau pekerjaannya selalu keliru di hadapan keluarganya, pasien sering di katakana bodoh, goblok oleh keluarganya dan di suruh jadi para normal oleh keluarganya, pasien sering berada di luar kamar dan jalan jalan, mengungkapkan ketidakmapuannya menyelesaikan masalah. Masalah Keperawatan : Perubahan proses pikir: Waham curiga 10. Tingkat kesadaran : Normal Jelaskan : Pasien mampu menyebutkan tempat dimana berada ( RS Jiwa Menur Surabaya ), nama sendiri dan perawat. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 11. Memori : Normal Jelaskan : pasien dapat mengingat berapa kali masuk RS dan sudah berapahari di rawat di sini ( RS ). Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan 12. Tingkat konsentrasi dan berhitung : Norma Jelaskan : Pasien mampu menyebutkan uang 2000 rb dan mampu berhitung dengan benar ( 9 x 9 - 11=70 ) Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 13. Kemampuan penilaian : Normal Jelaskan : Pasien dapat mengambil keputusan sendiri seperti sebelum shalat wudlu terlebih dahulu. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 14. Daya tilik diri : Jelaskan : Pasien mengatakan dirinya sakit jiwa Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir VII. KEBUTUHAN PULANG 1. Kemampuan klien memenuhi atau menyediakan kebutuhan : Jelaskan : Pemenuhan kebutuhan di cukupi oleh keluarga dan klien mampu memenuhi pemenuhan kebutuhan seperti makan, minum, mandi, dang anti pakaian. Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah Keperawatan 2. Kegiatan hidup sehari-hari : a. Perawatan diri : Jelaskan : ADL pasien mandiri ( mandi, BAK/BAB, makan, dang anti pakaian dilakukan mandiri ) Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan b. Nutrisi

Jelaskan : Makan 3x sehari dan porsi dihabiskan Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan c. Tidur Jelaskan : Pasien kebutuhan tidurnya terpenuhi, lama 8 - 9 jam, dan tidurnya pulas Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah 3. Kemampuan klien dalam - Mengantisipasi kebutuhan sendiri : ya - Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri : ya - Jelaskan : klien mampu mengatasi masalah Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 4. Klien memiliki system pendukung - Keluaraga : Ya - Terapis : Tidak - Teman sejawat : Ya - Kelompok social : Tidak Jelaskan : Pasien memilki dukungan dari keluarga 5. Apakah pasien menikmati saat bekerja kegiatan yang menghasilkan atau hobi Jelaskan : Dulu pasien bekerja sebagai bartender, sekarang tdak bekerja dan hobinya di rumah membaca, bantu keluaaga di rumah, dan olahraga Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan VIII. MEKANISME KOPING - Adaptif : Bicara dengan orang lain dan olahraga - Mal adaptif : Minum alcohol, NAPZA, bekerja berlebihan, menciderai diri ( memukul ibu saudaranya ) Masalah keperawatan : Koping indivdu inefektif IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN - Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : Keluarga sangat mendukung pasien - Masalah yang berhubungan dengn lingkungan : Pasien jarang berinteraksi dengan lingkungannya dan tidak mengikuti kegiatan di masyrakat. - Masalah dengan pekerjaan, spesifik : Pasien sekarang pengangguran dulu bekerja jadi batender - Masalah dengan perumahan, spesifik : Pasien tinggaldengan orang tuanya - Masalah ekonomi, spesifik : Pasien tergolong kelas menengah ke bawah

- Masalah dengan pelyanan kesehatan, spesifik : Pasien belum mammpu melaksanakan pelayanan kesehatan Masalah keperawatan : - Kerusakan interaksi social : Menarik diri - Perubahan pemeliharaan kesehatan X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG - Penyakit jiwa - Koping - Obat-obatan Masalah keperawatan : Perilaku mencari bantuan kesehatan XI. DATA LAIN LAIN Laboratorium tanggal 16-02-2011 Faal Hati - Billirubin direct : 0,39 ( 0,25 mg/dl ) - Billirubin total : 1,21 ( 0,2-1,0 mg/dl ) - Gamma GT : 41 ( L:11-50, P:7-32u/l ) - SGOT : 32 ( L: 37, P: 31 u/l ) - SGPT : 31 ( L: 40, P: 31 u/l ) Faal Ginjal - Bun : 10.8 ( L/P: 4,5-23 mg/dl ) - Kreatinin : 1,2 ( L/P: 0,6-1,1, 0,6-1,2 g/dl ) - Asam urat : 7,9 ( L/P: 3,4-7,0, 2,5-6,0 mg/dl ) Gula Darah - Gula puasa : 134 ( L/P: 75-115 mg/dl ) XII. ASPEK MEDIK Diagnosa Medik : F.20.03,Skizifrenia : Paranoid Episodik Berulang Terapi Medik : - Chlorpromazin ( CPZ ) 100 mg - Haloperidol 3x5 mg XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN Perubahan proses pikir: Waham curiga Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkugan Ketidakefektifan regimen terapeutik Distres Spiritual Respon pasca trauma Koping individu inefektif Koping keluarga inefektif Gangguan konsep diri : HDR

Gangguan perawatan kesehatan Resiko perilaku kekerasan dan resiko terhadap cidera Gangguan pemeiharaan kesehatan Perilaku mencari bantuan kesehatan

XIV. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN Perubahan Proses Pikir : Waham curiga

ANALISA DATA SINTESA NAMA : Tn. T


Tanggal DS : - Pasien mengatakan bahwa keluarganya ingin menyesatkannya ( menjadi para normal ) - Pasien mengatakan bahwa aktivitas atau pekerjaan keliru di hadapan keluarganya - Pasien mengatakan bahwa keluarganya mengatakan pasien bodoh dan goblok - Pasien merasa dirinya tdak berguna karena selalu merepotkan keluarganya. DO : - Pasien sering berada di luar kamar dan jalanjalan - Pasien mengungkapkan ketidakmampuanya menyelesaikan masalah Data

NIRM : 04.05.85
Etiologi

RUANGAN : Glatik
Masalah Perubahan proses pikir : waham curiga T.T

No 1.

Tgl

Diagnosa Tujuan Keperawatan Ganguan proses 1. Pasien dapat berorientasi pikir : Waham kepada realitas secara curiga bertahap 2. Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan 3. Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar

Perencanaan Kriteria Evaluasi Setelah dilakukan interaksi 3 kali tatap muka klien mampu : 1. Klien percaya dengan perawat, terbuka untuk ekspresi waham 2. Klien menyadari kaitan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan keyakinannya 3. Klien dapat melakukan upaya untuk mengontrol waham 4. Keluarga mendukung dan bersikap terapeutik terhadap kx 5. Pasien menggunakan obat sesuai program

Rasional Tindakan Keperawatan SP 1 Membina hubungan 1. Agar px merasa saling percaya; nyaman saat mengidentifikasi interaksi, kebutuhan yang tidak mengetahui cara terpenuhi dan cara pemenuhan memenuhi kebutuhan; kebutuhan yang mempraktekkan tidak terpenuhi pemenuhan yang tidak serta cara terpenuhi. memenuhi kebutuhannya

SP 2 Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu 2. Mengetahui hal mempraktekannya positif yang harus dialkukan pasien, serta SP 3 memprktekkan Mengajarkan dan

melatih cara minum obat yang benar.

hal positif tersebut 3. Agar pasien mengetahui kegunaan dari obat yang dikonsumsi

POHON MASALAH

Resiko menciderai diri, orla dan lingkungan

Resiko tinggi kekambuhan

Perubahan proses pikir : Waham Curiga

Penatalaksanaan regumin terapi inefektif

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Koping keluarga inefektif

Koping individu inefektif

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI NIRM RUANGAN


Tanggal

: 04.05.85 : Glatik
Diagnosa Keperawatan Gangguan proses pikir : Waham curiga SP 1: Fase Orientasi: Implementasi Evaluasi T.T

Subjektif :

Pasien mengatakan senang kehadiran perawat mau Assalamualaikum bapak, perkenalkan saya berkomunikasi dan berinteraksi mahasiswa dari Unmuh Surabaya, nama dengan saya. saya K, saya yang akan merawat Bapak hari ini, nama bapak siapa, biasa dipanggil Objektif : siapa? Bisa kita berbincang-bincang tentang perasaan Bapak sekarang ?Dimana dan - pasien mau menjawab salam berapa lama Bapak mau berbincang- - pasien mau berjabat tangan - pasien mau menyebutkan identitas bincang.? : nama Tri Bakti, dipanggil Tri - kontak mata menatap saya Fase Kerja : - ADL dengan mandiri Saya mengerti bahwa Bapak beranggapan curiga pada keluarga Bapak yng akan Assisment : menyesatkan Bapak tetapi sulit bagi saya untuk mempercayainya Pak, karena setahu Masalah belum teratasi saya bahwasanya tidak ada keluarga ( Ibu Planing : dan saudara ) yang tidak sayang pada bapak apalagi Ibu dan saudara bapak, karena apa Pertahankan SP 1 yang sudah Bapak, apalagi Ibu Bapak yang telah terpenuhi, Lanjutkan SP 1 yang

melahirkan, membesarkan dan melindungi belum terpenuhi ( masih curiga ) Bapak dan saudara Bapak, yang selalu ada saat bapak membutuhkananya, jadi anggapan Bapak yang curiga pada keluarga, ibu dan saudara Bapak menurut saya kurang tepat, masa orang yang membesarkan , melahirkan dan melindungi bapak mau menyesatkan Bapak, gak mungkin kan Pak, nah saya disiani akan mencoba membantu mencariakan jalan keluar tentang masalah atau penyakit yang bapak alami tapi Bapak tetap harus yakin bahwa yang bisa menyembuhkan atau yang bisa memberi jalan keluar tentang masalah bapak itu hanya Allah SWT hanya saja melalui segala perantara ya Pak, seperti sekarang contohnya Bapak datang kesini dan berobat, nah dengan usaha bapak dan keluarga bapak datang kesini ( RS jiwa Menur Surabaya ) italah salah satu perantara untuk memperoleh kesembuhan atau jalan keluar tentang masalah atau penyakit Bapak. Sekarang Bapak berada pada tempat yang aman dan ada perawat serta saya yang akan menemani. Apa saja harapan Bapak selama ini, bisa ceritakan pada saya? Wah,..ternyata Bapak mempunyai harapan cukup banyak ya?coba kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut ya

Pak, jadi ibu pengin ada kegiatan disini. Fase Terminasi: Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang - bincang dengan saya?Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus,Bagaimana kalau jadwal ini Bapak lakukan, setuju Pak?Bagaimana kalau saya datang kembali besok?Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah Bapak miliki? Mau dimana Bapak bercakapcakap?Bagaimana kalau disini?jamnya seperti hari ini ya pak?

SP 1 : Fase Orientasi: Assalamualaikum Bapak bagaimana kabarnya? masih ingat dengan saya? sesuai janji kita saya akan ketemu Bapak hari ini, disini ya Pak? Fase Kerja: Baiklah,kegiatan yang kemarin apa sudah dilakukan, ya bagus Pak,..bagaimana kalau kita tambahkan kegiatan lain selain itu, Bapak mungkin memiliki hobi dan bisa dimasukkan jadwal selanjutnya, bagaimana

Pak? bagus kalau begitu Pak berarti ada kegiatan tambahan yang bisa mengisi waktu luang Bapak. Fase Terminasi: Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang - bincang dengan saya hari ini?besok kita ketemu lagi ya Pak,.dimana dan jam berapa?

SP 2 : Fase Orientasi: Assalamualaikum Bapak, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus!,Apakah Bapak sudah mengingat - ingat apa saja hobi atau kegemaran Bapak?Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang.? Dimana enaknya kita berbincang bincang.? Bagaimana kalau disini saja selama 20 menit? Fase Kerja:

Subjektif : Waalaikumsalam Mas, ya saya masih ingat Mas, ya baiklah kita bicarakan tentang rencana kegiatan kita kemarin saya mampu makan, mandi, ganti pakaian, membereskan tempat tidur.

Apa saja hobi Bapak? Saya catat ya Pak,. terus apalagi?Wah senang baca buku ya Objektif : Pak, buku bacaan apa yang Bapak sukai? wah ternyata buku agama ya Pak, itu bagus. Kontak mata ada, pasien kooperatif, Baik kita masukkan dalam jadwal kegiatan pasien tersenyum, klien mampu

ya Pak,Apakah ada kemampuan lain selain melakukan kegiatan yang pertama membaca buku agama? Assisment : Fase Terminasi : SP 1 teratasi Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan Planing : kemampuan Bapak? Setelah ini coba Bapak Lanjutkan SP 2 lakukan membaca sesuai jadwal yang telah kita buat ya?besok kita ketemu lagi ya Pak? Waktu dan tempat terserah bapak bisanya jam berapa dan tempatnya dimana.? di tempat ini lagi ya Pak..??

SP 2: Fase Orientasi: Assalamualaikum Pak, sesuai janji kita hari ini kita ketemu untuk mengevaluasi kegiatan yang sudah Bapak lakukan? dimana disini saja bagaimana kalau 15 menit menit saja? Fase Kerja: Wah bagus kegiatannya yang pertama sudah dilakukan tapi kenapa tidak melakukan kegiatan rutin senam selama disini Pak?Apa Objektif : alasannya? Jadi Bapak harus melakukan Pasien tersenyum, pasien sangat semua kegiatan yang sudah kita jadwalkan bersama ya Pak tujuannya uuntuk apa, Subjektif : waalaikumsalam, ya Mas saya mempunyai hobi membaca buku agama, olahraga dan membantu ibu di rumah.

untuk mengisi waktu luang Bapak biar ada kooperatif, kontak mata ada. kegiatan positif yang bisa dilakukan disini yang nantinya bisa membantu kesembuhan Assisment : Bapak juga disini ya pak, nah besok Masalah teratasi sebagian dilakukan ya? Planing : Fase Terminasi: Ulangi SP 2 Baiklah bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang - bincang tentang kegiatan hari ini?Baiklah Pak kita besok ketemu lagi untuk membahas jadwal kegiatan, watu dan tempatnya seperti biasa hari ini, disini ya Pak?

SP 2: Fase Orientasi: Assalamualaikum Bapak, sesuai janji kita hari ini kita ketemu untuk mengevaluasi kegiatan yang sudah Bapak lakukan? dimana disini saja bagaimana kalau 15 menit saja? Fase Kerja: Wah bagus semua kegiatan sudah dilakukan ya Pak? Jadi Bapak harus melakukan semua kegiatan yang sudah kita jadwalkan bersama ya Bapak tujuannya untuk apa, untuk mengisi waktu luang Bapak biar ada

kegiatan positif yang bisa dilakukan disini yang nantinya bisa membantu kesembuhan Bapak, Fase Terminasi: Baiklah bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang - bincang tentang kegiatan hari ini? Baiklah Pak kita besok ketemu lagi untuk membahas manfaat minum obat teratur, untuk waktu dan tempat seprti biasanya ya pak.? Subjektif : Waalaikumsalam Mas, ya mas saya sudah melakukan kegiatan membersihkan kamar, makan, mandi dan membaca buku, tapi saya gak mau senam ( olahraga ) ngantuk soalnya Mas. Objektif : Kontak mata menatap saya, kooperatif, tiduran Assisment : Masalah teratasi sebagian Planing : Lanjutkan SP 2

SP 3 Fase orientasi : Assalamualaikum Bapak, bagaimana perasaannya hari ini.? Bapak sudah mencoba olahraga senamnya ? bagus sekali Bapak, sesuai dengan janji kita kemarin, bagaimana kalau kita membicarakan tentang obat yang Bapak minum.? Di mana kita enaknya,di sini aja ya bapak, dan bincang bincang 15 menit aja ya bapak..?? Fase kerja : Bapak berapa macam obat yang di minum, jam berapa saja obat di minum.?Bapak perlu

minum obat itu agar pikirannya jadi tenang, dan tidurnya juga tenang, obatnya ada 2 macam bapak, yang warnanya orange itu adalah CPZ gunanya agar tenang, dan merah jambu namanya Haloperidol gunanya pikiran jadi teratur dan, semuanya ini di minum 3x sehari yaitu pagi, siang dan malam, dan bila nanti bapak minum obat mulut bapak kering bapak banyak minum itu adalah efek samping obat bapak, sebelum minum obat ini bapak mengecek dulu apakah sudah benar nama obat yang bapak minum dan aturan serta dosisnya. oy bapak, obat obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar di minum dalam waktu yang lama agar penyakit bapak tidak kambuh lagi dan bapak jangan menhentikan obat ini sebelum bapak konsultasi sama dokter.? Subjektif : Fase terminasi : Waaalaikumsalam Mas, ya Mas, saya sudah melakukan kegiatan Bagaimana perasaan bapak setelah kita membersihkan kamar, mandi, bercakap cakap tadi tentang obat yang makan,membaca buku,dan senam bapak minum,senang ya ya pak, oy Bapak pagi hari ( olahraga ). apa saja nama obatnya dan jam berapa harus di minum.? Baiklah bapak, nti bapak Objektif : masukkan dalam jadwal harian Bapak, mata menatap saya, baiklah Bapak sampai di sini dulu ya Bapak, Kontak besok kita berbincang bincang lagi waktu kooperatif, ekspresi wajah senang

dan tempatnya terserah bapak aja di mana dan tersenyum. enaknya, di sini aja ya Bapak.? Sampai jumpa besok ya Bapak, muga cepat Assisment : sembuh Masalah teratasi Planing : SP 1 Keluarga Fase orientasi : Selamat pagi ibu.! Perkenalkan nama saya Kamil mahasiswa Unmuh Surabaya, saya dinas dipoli Glatik selama 4 minggu, saya yang merawat Tn.T selama dinas di sini, nama ibu siapa,Ibu senang dipanggil siapa, apakah ibu ini ibu kandungnya pasien Tn,T, ya bagaimana kalua kita berbincang bincang tentang masalah Tn,T dan cara merawat Tn. T nantinya di rumah.? Fase Kerja : apa masalah ibu rasakan dalam merawat anak Ibu ? apa yang Ibu lakukan selama di rumah ? dalam menghadapi anak Ibu yang selalu curigasama ibu dan sadaranya yang ingin menyesatkannya dan marah serta menyakiti ibu dan orang lain, halite Subjektif : merupakan gangguan proses piker, untuk itu saya akan menjelaskan sikap dan cara Waaalaikumsalam Mas, baik Mas, mengatasinya setiap kali anak Ibu marah setiap pagi saya lakukan Mas, obat Lanjutkan SP 3

marah bahkan mengatakan Ibu dan saudara apa itu Mas, baik saya akan pasien ingin menyesatkannya, caranya atau meminumnya sesuai dengan aturan. Ibu bisa katakana : Objektif : Ibu mengerti kalau kamu berfikiran dan merasa Ibu dan adikmu ingin menyesatkannya, tapi sulit bagi Ibu untuk mempercayainya karena Ibu dan adikmu sayang sama kamu. Ibu harus sering memuji anak Ibu jika anak Ibu melakukan yang kegiatan yang baik dan seharusnya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan Tn.T Ibu dan keluarga dapat bercakap cakap dengan anak ibu tentang kebutuhan yang diinginkannya. Tn.T sekarang Bapak perlu minum obat agar pikirannya tenang dan juga tidurnya tenang, obatnya ada 2 macam, orenga pagi dan yang merah jambu diminum malam hari dan jangan dihentikan sebelum berkonsultasi sama dokter. Kontak mata positif, kooperatif, ekspresi wajah senang dan tersenyum. Assisment : Masalah teratasi Planing : Pertahankan SP 3

Fase Terminasi : Bagaiman perasaan ibu dan keluarga setelah bercakap cakap tentang cara merawat anak Ibu di rumah, setelah itu coba ibu dan keluarga lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi setiap berkunjung ke rumah

sakit.

SP 2 Keluarga Fase Orientasi : Berhubung sekarang kita masih ketemu dan Ibu juga belum tentu waktu berjunjungnya dan tidak tau kapan bias ketemu lagi dengan saya,sekarang kita langsung praktekkan bagaimana cara merawat anak Ibu,bagaiman Ibu bias di lanjutkan. Fase Kerja : Sekarang anggap saya sebagai anak Ibu yang sedang marah marah pada keluarg, coba ibu dan keluarga praktekkan cara bicara yang benar bila anak Ibu dalam keadaan seperti ini, bagus betul begitu caranya, sekarang coba praktekkan cara memberi pujian kepada anak Ibu yang memilki kemampuan yng dimilki anak Ibu, bagus Ibu, sekarang coba cara memutivasi anak Ibu untuk minum obat dan melakukan kegiatan positifnya sesuai jadwal ? bagus sekali ternyanta Ibu dan keluarga sudah mengerti cara merawat anak Ibu dan bagaimana kalau kita langsung mencobanya ke anak Ibu.

Fase Terminasi : Bagaimana perasan Ibu dan keluarga setelah kita berlatih cara merawat Tn.T ? setelah ini ibu dan keluarga lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali Ibu dan keluarga membesuk Tn.T

Subjektif : Selamat pagi Pak, nama saya ibu A, panggil saja ibu A benar Pak Saya Ibu kandungnya, mari kita berbincang bincang tentang penyakit yang diderita anak saya dan bagaimana cara merawatnya, selama saya merawat pak banyak kekndalanya, anak saya sering marah dan curiga sama saya dan saudaranya karena anak saya beranggapan kami keluarganya akan menyesatkannya padahal kami tidak demikian apa yang dipikirkan anak saya, sekarang saya sudah mengerti dan paham pak setelah pak perawat jelaskan bagaimana cara merawat anak saya dan sya ucapkan banyak terima kasih Pak, Pak saya belum tau kapan saya

SP 3 Keluarga Fase Orientasi Bagaimana Ibu kalu kita lanjutkan lagi pembicaraan kita dan sekalian membahas jadwal kegiatan Tn.T jika nanti sudah diperbolehkan pulang. Fase Keja Ibu dan keluaragaini jadwal Tn.T selama di rumah sakit, coba perhatiakan apa kira kiradapat di laksanakan di rumah? Jangan lupa memperhatikan Tn.T agar iya tetap menjalankannya di rumah, dan jangan lupa

memberi tanda (M) : Mandiri, (B) : Bantuan, (T) : Tidak Melaksanakan. Hal ini perlu diperhatikan lebih lanjut dan perilaku yang oleh Tn.T selama di rumah kalau misalnya Tn.T marah marah dan curiga sama keluaraga dan tidakmemperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau perilaku membahayakan orang lain dan dirinya sendiri, segera hubungi petugas kesehatan terdekat dari rumah Ibu atau dapat ibu langsung membawanya ke sini lagi. Terminasi : Dari pembicaraan kita panjang lebar tadi apa ibu sudah jelas dan paham tentang penjelasan dan bagaimana cara merawat jika diperbolehkan pulang ke rumah. Kalau ibu belum paham Ibu bias tanyakan ke saya, baiklah karena ibu sudah paham dan tidak ada pertanyaan saya anggap Ibu sudah paham tentang penjelasan saya tadi mengenai cara merawat Tn.T, baiklah Ibu karena waktu pembcaraan kita sudah habis maka saya akhiri dan saya ucapkan terima kasih atas waktu yang diberikan.

bias Objektif :

kesini

lagi.

Keluarga pasien sangat kooperatif terhadap penjelasan yang diberikan perawat dan sudah mengerti cara cara merawat pasien apabila wahamnya dating. Assiesment: Masalah teratasi Planning : Lanjutkan SP 2 Keluarga

Subjektif : Iya pak bias kita lanjutkan sekarang, dan kita mulai sekarang, jadi bapak yang berpura pura jadi Tn.T, langsung saja ya Pak, jika seandainya Tn.T datang wahamnya dan marah

marah pada keluarga langsung ucapkan gini, saya mengerti kalau bapak berfikir dan merasa kalau keluaga ingin menyesatkannya, tapi sulit bagi saya untuk mempercayainya karena setahu Ibu dan adik kamu nak kami ini sayang sama kamu nak, kamu harus percaya semua ini nak. Sekarang sudah jam berapa apakah hari ini Tn.T sudah minum obat dengan benar dan rutin serta tepat waktu, sekarang coba Tn.T ambil dan minum sendiri obat tersebut, biar Tn.T ingat terus kapan waktunya minum obat dan Tn.T biar cepat sembuh. Objektif : Keluarga sangat kooperatif terhadap semua penjelasan dan bias memperaktekkan semua yang diajarkan perawat tanpa kendala apapun. Assiesment : Masalah teratasi Palning : Lanjutkan SP 3 Keluarga

Subjektif : Iya Pak kita lanjutkan lagi pembicaraan kita, iya pak kalu seperti ini jadwalnya saya rasa bias pak kalau dilaksanakan di rumah,iya Pak saya akan tetap memperhatikan anak saya, siapa lagi pak kalu bukan saya yang menjaga dan merawatnya, baik Pak akan saya awasi terus kegiatannta dank an member kode jadwal kesikbukan anak saya, iya Pak nanti jika ada kejadian di inginkan saya segera memberitahukan ke petugas kesehatan terdekat bahakan kalau perlu tak bawa kesini lagi, terima kasih ya Pak atas informasi yang diberikan kepada kami, kami semua sudah paham dan jelas apa yang dijelaskan Bapak. Objektif : Keluarga pasien dapat menerima dengan jelas dan paham semua yang dijelaskan perawat, dan keluarga

kooperatif. Assiesment Masalah teratasi Planning : Dilanjutkan keluarga sudah pulang. jika pasien

BAB 4 PEMBAHASAN Tn.T berusia 41 tahun dengan diagnosa medis skizofrenia periodic episode berulang dirawat di ruang glatik RSJ Menur Surabaya. Pengertian skizofrenia menurut teori adalah suatu bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses pikir serta disharmoni ( keretakan atau perpecahan ) antara proses pikir, afek / emosi, kemauan dan psikomotor disertai distori kenyataan terutama karena waham dan halusinasi, asosiasi berbagi-bagi sehingga timbul inkoherensi, afek dan emosi perilaku. Berdasarkan pengertian tersebut Tn.T mengalami

gengguan proses pikir berupa waham. Meneurut teori waham dibagi atas beberapa jenis salah satunya yaitu: waham curiga, disini individu merasa selalu disindir atau dibicarakan oleh orang-orang sekitarnya sehingga ia merasa curiga terhadap sekitarnya. Hal-hal yang terkait dengan pasien yang ditemukan selama pengkajian dan implementasi asuhan keperawatan jiwa pada Tn.T antara lain pada tanggal 21-02-2012, klien mengatakan bahwa dia tidak suka dengan orang yang karena ingin

membicarakan dirinya terutama ibu dan saudaranya yaitu

menyesatkan, kegiatan atau pekerjaan pasien dihadapan keluargaya selalu dianggap kurang baik atau selalu salah. Dari hasil pengkajian kami menyimpulkan bahwa gangguan proses pikir yang terjadi pada Tn.T adalah waham curiga. Hal ini sesuai dengan pengertian waham menurut teori yaitu keyakinan seseorang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien ( Budi Keliat, 2005 ). Jenis waham yang terjadi pada Tn.T adalah waham curiga, waham curiga ini mampu menimbulkan masalah

keperawatan yaitu resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Sehingga diagnosa keperawatan yang diangkat adalah perubahan proses pikir : waham curiga. Data yang diperoleh sehingga mengangkat resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan sebagai masalah keperawatan adalah karena klien mengatakan sering marah, bahkan sampai memukul keluarganya ( ibu dan saudaranya ) anamnesa dari keluarga klien pada tanggal 15-02-2012. Gejala klinis yang muncul pada klien Tn.T selain gejala skizofrenia juga adanya gangguan

bipolar dikenal juga dengan gangguan manic depresi , yaitu gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan dan proses berpikir. Disebut bipolar karena penyakit ini didominasi fluktuasi periodic dua kutub, yaitu kondisi manik (bergairah tinggi yang tidak terkendali) dan depresi. Pada Tn.T gangguan bipolar ditunjukkan dengan perubahan mood setiap harinya terkadang klien jengkel dan marah, sedih, dan ceria pada tanggal 15-02-2012. Berdasarkan teori penyebab gangguan bipolar adalah multifactor, mencakup aspek biopsikososial. Secara biologis dikaitkan dengan factor genetic dan gangguan neurotransmitter di otak. Secara psikososial dikaitkan dengan pola asuh masa kanak-kanak, stress yang menyakitkan, stress kehidupan yang berat dan berkepanjangan, dan banyak lagi factor lain. Pada Tn.T kami hanya bisa menggali factor secara psikososial saja yaitu ditemukan data bahwa Tn.T mengalami pengalaman tidak menyenangkan dalam hidup. Tn.T terjerumus dalam dunia konsumsi Napza. Stress psikososial tersebut yang menyebabkan terjadinya

gangguan bipolar pada klien Tn.T sedangkan secara biologis ada riwayat keturunan gangguan jiwa yaitu ayah sepupu. Gangguan bipolar harus diobati secara kontiniu, tidak boleh putus obat, bila putus obat, fase normal akan pemendekan fase

memendek sehingga kekambuhan semakin sering adanya

normal pada gangguan bipolar sering mengakibatkan buruknya compliance untuk berobat karena dikira sudah sembuh. Oleh karena itu edukasi sangat penting agar penderita dapat ditangani lebih dini. Pada Tn.T terapi farmakologi yang didapatkan anti psikosis yaitu haloperidol 3x5 mg, inj lodomer 1 amp IM, CPZ 100 mg sejak tanggal 15-02-2012. Selama 13 hari perawtan telah dilakukan tindakan keperawatan antara lain bina hubungan saling percaya, mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki klien, mengidentifikasi kebutuhan / harapan yang belum terpenuhi, cara yang dilakukan klien untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi sesuai realita, memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga klien mengenai obat. Dalam membina hubungan saling percaya terdapat kendala , karena klien orangnya suka pilih - pilih teman yang mau di ajak bicara , yaitu teman yang

bernama budi, jadi hanya dengan budi teman kuliahnya dulu Tn.T mau bercerita, melalui pendekatan terus menerus akhirnya klien mau menerima perawat dan tanpa ada rasa curiga. Pada hari ketiga dan keempat penyaji menggali perasaan yang muncul berulang dalam pikiran klien . ketika penyaji bertanya tentang pengalaman yang tidak menyenangkan klien terbuka menceritakan semua yang dialaminya sampai di bawa ke RSJ menur. Sehingga penyaji dapat mengidentifikasi stressor atau pencetus wahamnya kejadian yang membuat klien trauma dan menyedihkan yaitu terjerumus dalam dunia Napza dan k lien selalu curiga pada keluarganya membicarakan kegagalannya dalam hidup, sehingga klien marah - marah dan memukul keluarganya. Hari berikutnya penyaji merencanakan untuk melaksanakan implementasi mengenai dukungan keluarga . penyaji memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga klien tentang penyakit klien dan keluarga bias mengerti dan berusaha mengantisipasi kekambuhan klien. Selanjutnya penyaji melaksanakan implementasi mengenai obat . penyaji memulai pembicaraan mengenai obat klien dosis, warna, efek samping dan kerugian putus obat. Klien mengerti dan berjanji akan rutin minum obat biar tidak kambuh lagi. Berdasarkan penjelasan di atas maka implementasi berhasil dilakukan sesuai rencana tindakan keperawatan dan selanjutnya rencana tindakan akan

dipertahankan untuk mendapat dukungan keluarga dan penggunaan obat

BAB 5 KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan Asuhan keperawatan klien dengan waham curiga, hendaknya dilakukan dengan melaksanakan tiga SP yaitu membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi harapan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi, menidentifikasi kemampun yang dimiliki klien, dan memberikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga mengenai penyakit dan obat.

5.2 Saran ` Keluarga sebagai support system juga harus selalu memberikan dukungan

kepada klien, selain kebutuhan akan pengobatan psikofarmaka, keluarga juga di harapkan ikut serta dalam penyembuhan penyakit klien dngan memberikan stimulus eksternal misalnya: mengajak klien berkomunikasi, memberikan pekerjaan yang dapat dilakukan klien dan memberikan pujian terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh klien sekecil apapun serta libatkan klien pada kegiatan social di lingkungan sekitar rumah.

KATA PENGANTAR

Puji sukurkami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah Nya kami dapat menyelesaikan makalah seminar keperawatan jiwa yang berjudul

asuhan keperawatan jiwa pada Tn.T dengan masalah utama waham curiga di ruang perawatan gelatik di RSJ Menur Surabaya Bersama ini kami

mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Yuli anggraini S.Kep,Ns selaku kepala ruangan dan pembimbing klinik di R.Glatik RSJ Menur Surabaya. 2. Relliani S.Kep,Ns M.Kes selaku pembimbing pendidikan Universitas

Muhammadiyah Surabaya. 3. Mudzakir S. Kep, Ns. M.Kep selaku pembimbing pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya. 4. Perawat dan staf Ruang Gelatik yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu 5. Pasien serta keluarga yang telah bersedia menjadi study kasus 6. Teman - teman kelompok empat yang saling membantu dalam pembuatan makalah seminar ini Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan dalam penyelesaian makalah seminar ini. Kami sadari bahwa makalah seminar ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharap masukan serta kritik yang membangun demi kesempurnaan ini.

Surabaya, 27 Februari 2012 Hormat kami

Penulis LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH I. RESPON TERHADAP KUNJUNGAN: Suami px mengatakan sangat senang dengan adanya kunjungan rumah bisa sharing bersama dan banyak berdiskusi masalah yang dialami istrinya,dengan ini semua permasalahan bisa diungkapkan dan berharap bisa membantu kesembuhan sang istri.

II. KEADAAN RUMAH UKURAN RUMAH : 10 x 12m STATUS RUMAH SECARA FISIK : HAK MILIK PRIBADI : Rumah px ada 2 lantai,lantai satu ada 4 buah kamar,ruang tamu dapur dan kamar mandi,lantai ke dua ruang santai dan dua kamar. III. DENAH RUANG TEMPAT TINGGAL LANTAI 1

KM Dapur

Kamar

12Kamar 12m

Ruang Tamu

Kamar Kamar

TERAS 10m LANTAI 2

Kamar

12m

10m IV. KEADAAN SOSIAL EKONOMI Keluarga pasien termasuk tipe keluarga menengah keatas. V. KEGIATAN DALAM MASYARAKAT Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat seperti PKK,Arisan Ibu Rumah Tangga,Pengajian. VI. PENYEBAB SAKIT Masalah keluarga VII. OBAT-OBAT YANG DIPAKAI

Suami pasien membawa berobat ke kyai/ustad karena menurut suami sang istri sepertinya kena guna-guna.

VIII. JARAK RUMAH DENGAN FASILITAS KESEHATAN Suami pasien kurang tau tempat pelayanan sekitar rumahnya seperti puskesmas karena keluarga juga tidak pernah berkunjung ke pelayanan kesehatan. IX. EVALUASI PROSES DAN HASIL Berdasarkan hasil kunjungan rumah yang didapatkan keluarga px Ny N termasuk keluarga menengah keatas segala fasilitas lengkap ada di rumah, suami

selalu disibukkan dengan pekerjaan diluar rumah jam terbang tinggi bertemu dengan anak dan istri terbatas pulangnya selalu malam,sang istri juga punya kesibukan dirumah sebelum sakit yaitu buka toko baju,tas dan asesories. Suami menyatakan sang istri apabila beli dagangan keluar kota selalu sendiri tanpa ditemani suami karena suami bekerja. Sosialisasi keluarga dengan masyarakat sekitar sangat kurang karena segala bentuk kegiatan yang ada di masyarakat keduanya tidak pernah mengikuti. Tempat pelayanan sekitar rumah pun keluarga tidak tau karena menurut suami keluarga jarang berkunjung ke sarana pelayanan kesehatan dikarenakan anggota keluarga jarang sakit. X. DAFTAR RUMAH 1. Koping Keluarga tidak efektif 2. Hambatan interaksi social 3. kurangnya pengetahuan tentang penyakit 4. MASALAH KEPERAWATAN SAAT KUNJUNGAN

Você também pode gostar