Você está na página 1de 1

ANDA DAN HUKUM DALAM KESEHARIAN - 75

BAGAIMANA PROSES PERADILAN ANAK BERLANGSUNG

ONVENSI Hak-hak Anak (KHA) telah disetujui Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1989 dan telah diratifikasi oleh lebih dari 150 negara di dunia. Di Indonesia sendiri telah lebih dari sepuluh tahun berlalu sejak pemerintah memutuskan untuk mengakui konvensi ini, tetapi secara mengejutkan sejumlah besar anak masih kehilangan hak-hak mereka. Akibat kehilangan hak-haknya, banyak anakanak menjalani hidup mereka sendiri. Oleh karena tidak memiliki arah yang tepat, maka banyak pula anak-anak mulai bersinggungan dengan hukum. Tindakan yang melawan hukum, seperti pencurian, perkelahian dan narkoba, sangat sering dilakukan oleh anak. Hal ini terjadi karena mereka sudah kehilangan hak-hak yang seharusnya mereka miliki. Pasal 13 (1) Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (UU No.23 tahun 2002), disebutkan, setiap anak selama dalam pengasuhan orangtua, wali atau pihak lain yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan : a. Diskriminasi; b. Eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual; c. Penelantaran; d. Kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan; e. Ketidakadilan, dan f. Perlakuan salah lainnya. Selanjutnya dalam Pasal 11 UU No. 23 tahun 2002 disebutkan pula, bahwa setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak sebaya, bermain, berekreasi sesuai dengan minat, bakat dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri. Anak adalah pemimpin masa depan. Siapapun yang berbicara tentang masa yang akan datang, harus berbicara tentang anak-anak. Menyiapkan Indonesia ke depan, tidak cukup kalau hanya berbicara soal income per capita, pertumbuhan ekonomi, nilai investasi, atau indikator makro lainnya. Sesuatu yang paling dasar adalah, sejauh mana kondisi anak disiapkan oleh keluarga, masyarakat dan negara. Anak-anak yang karena ketidakmampuan, ketergantungan dan ketidakmatangan, baik fisik, mental maupun intelektualnya perlu mendapat perlindungan, perawatan dan bimbingan dari orang tua (dewasa). Perawatan, pengasuhan serta pendidikan anak merupakan kewajiban agama dan kemanusiaan yang harus dilaksanakan mulai dari orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Pasca musibah tsunami di Aceh, tidak sedikit anak-anak yang harus memutuskan apa yang harus dilakukannya untuk mempertahankan hidup. Alhasil tidak sedikit anak-anak melakukan tindak kejahatan, hanya untuk mempertahankan hidup mereka. Dari hasil pendampingan yang dilakukan oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Anak Banda Aceh, disebutkan bahwa tidak sedikit anak-anak melakukan tindak kejahatan seperti pencurian, perkelahian, diakibatkan oleh tidak adanya perhatian dari orang dewasa terutama orangtua atau wali mereka. Bahkan lebih menyedihkan lagi, tidak sedikit orangtua atau wali anak, memanfaatkan anak-anak mereka untuk dijadikan sumber pencari nafkah dengan menyuruh anak-anak meminta-minta di keramaian. Selain itu, faktor kejahatan juga terjadi karena desakan

ekonomi dan ketiadaan pendidikan. restorasi justice. Bagi kasus-kasus yang masuk Direktur LBH Anak Banda Aceh, Ayu Ningsih, akan diselesaikan dengan non pengadilan. Hal ini mengatakan selaku warga yang hidup dan tinggal di tentu saja jika telah disepakati oleh semua pihak wilayah hukum, meski masih menyandang status yang terlibat dalam sengketa. Namun jika hal ini anak, jika mereka melakukan tindak kejahatan tetap tidak mencapai kesepakatan, maka kasus akan saja akan diproses secara hukum. Namun dilajutkan sampai ke meja hijau alias pengadilan. berdasarkan Undang-Undang tentang Perlindungan Sejak tahun 2005 lalu, pengadilan Banda Aceh, Anak, tentu saja proses penyelesaian tindak sudah memiliki bagian khusus untuk menangani kasus kejahatan anak secara hukum harus dilakukan kasus khusus yang melibatkan anak, yakni Pengadilan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Anak. Humas Pengadilan Negeri Banda Aceh, Pasal 16 (3) UU No. 23 tahun 2002 menyebutkan Jamaluddin, mengatakan setiap kasus yang masuk bahwa penangkapan, penahanan atau tindak pidana ke pengadilan adalah kasus yang sebelumnya sudah penjara anak hanya dilakukan apabila sesuai dengan mendapatkan proses pendampingan hukum. Namun hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan karena belum adanya kesepakatan yang dicapai antar sebagai upaya terakhir. dua pihak yang bersengketa, sehingga kasus-kasus Setiap orang tua yang memiliki anak yang ini pun akhirnya diselesaikan di meja hijau. bermasalah dengan hukum, sebut Ayu, sebaiknya Kasus dominan yang masuk ke pengadilan, membuat pengaduan dan pelaporan kepada sebut Jamaluddin adalah kasus-kasus pencurian lembaga-lembaga yang berkonsentrasi melindungi dan tindak perkelahian. Namun, hampir semua kasus hak-hak anak, salah satunya adalah LBH anak. bisa diselesaikan dengan baik, dan anak-anak yang Namun, orangtua juga tidak perlu terlalu khawatir, menjadi pelaku tindak pidana ini dikembalikan kepada jika kasus anak yang bermasalah dengan hukum orangtua mereka untuk mendapat pengawasan dan sudah terlanjur di bawa ke kepolisian untuk pembinaan. diselesaikan melalui jalur hukum. Proses pengadilan anak, akan dilakukan berbeda Untuk saat ini, setiap instansi kepolisian sudah dengan proses pengadilan biasa. Dalam setiap memiliki satu unit pelayanan yang dikhususkan untuk persidangan, majelis hakim akan hadir sebagai menangani hal-hal yang sifatnya khusus, seperti penengah dan pemberi nasihat, tanpa menggunakan penanganan kasus perempuan dan anak. Unit seragam hakim dan atribut lainnya. Hal ini dilakukan pelayanan tersebut dinamakan RPK atau Ruang untuk menjaga kestabilan emosi dan psikologis anak. Pelayanan Khusus. Di bagian ini semua kasus yang Dengan kondisi ini, anak tidak merasa menjadi orada kaitannya dengan anak dan perempuan akan ang yang paling jahat dan sangat bersalah. ditangani sesuai aturan yang berlaku. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan, Tim RPK Polda Aceh, mengatakan, sampai yang senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya saat ini setiap unit RPK yang ada di semua Polres melekat pula harkat, martabat dan hak-hak sebagai di Aceh sudah diaktifkan untuk melayani kasus- manusia yang harus dijunjung tinggi. Dari sisi kasus yang khusus, seperti penanganan kasus anak kehidupan, anak adalah masa depan bangsa dan yang bermasalah dengan hukum. generasi penerus cita-cita bangsa, sehingga setiap Menurut Tim RPK Polda Aceh, setiap ada anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan pelaporan tindak kejahatan anak, yang masuk ke berkembang, berpartisipasi serta berhak atas setiap unit RPK di masing-masing Polres akan perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi. ditindak lanjuti sesuai dengan ketentuan perundangOrangtua, keluarga dan masyarakat berundangan. Untuk kasus yang melibatkan anak tanggungjawab untuk menjaga dan memelihara hak sebagai pelaku tindak kejahatan, tim RPK akan asasi tersebut sesuai dengan kewajiban yang mengupayakan tindakan Diversi alias upaya dibebankan oleh hukum. Demikian pula dalam rangka penghentian kasus dan kemudian diselesaikan penyelenggaraaan perlindungan anak, negara dan secara damai dan kekeluargaan. Hal ini dilakukan pemerintah juga bertanggungjawab untuk menyediakarena pelaku tindak kejahatan adalah anak-anak. kan fasilitas dan aksesibilitas bagi anak, terutama Pasal 18 UU No. 23 tahun 2002 menyebutkan, dalam menjamin pertumbuhan dan perkembangannya setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak secara optimal. pidana berhak mendapatkan bantuan hukum dan Upaya perlindungan anak perlu dilaksanakan bantuan lainnya. Dalam bagian penjelasan atas sedini mungkin, yakni sejak dari janin dalam Undang-undang no 23 tahun 2002 tersebut kandungan sampai anak berumur 18 tahun. Dalam dikatakan, bantuan lainnya dalam ketentuan ini melakukan pembinaan,pengembangan dan pertermasuk bantuan medik, sosial, rehabilitasi, lindungan anak, perlu adanya peran masyarakat, vokasional dan pendidikan. Tim RPK Polda Aceh baik melalui lembaga perlindungan anak, lembaga juga menyatakan, setiap kasus yang masuk ke keagamaan,lembaga swadaya masyarakat, kepolisian, jika sang pelaku belum didampingi oleh organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial, dunia kuasa hukum, maka tim RPK Polda berkewajiban usaha, media massa dan lembaga pendidikan. melaporkannya kepada institusi LBH Anak, Untuk keperluan masyarakat yang memerlukan sehingga anak yang menjadi pelaku ataupun korban bantuan hukum terhadap anak, dapat menghubungi tindak pidana bisa mendapat pendampingan dan Kantor LHB Anak di jalan Angsa No. 2 Kp. bantuan hukum. Ateuk Pahlawan, Banda Aceh dengan nomor telepon Hal lain yang juga dilakukan oleh tim RPK di 0651 7411587 ***** kepolisian untuk menangani kasus tindak pidana oleh Semua artikel dalam seri ini dapat ditemukan pada website IDLO di http://www.idlo.int/English/External/IPacehnews.asp anak adalah, melakukan
INDONESIA

Rubrik ini dipublikasikan atas kerjasama Harian Serambi

dengan IDLO

Você também pode gostar