Você está na página 1de 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Al-Quran merupakan sumber hukum dalam Islam.

Kata sumber dalam artian ini hanya dapat digunakan untuk Al-Quran maupun sunnah, karena memang keduanya merupakan wadah yang dapat ditimba hukum syara, tetapi tidak mungkin kata ini digunakan untuk ijma dan qiyas karena memang keduanya merupakan wadah yang dapat dotimba norma hukum. Ijma dan qiyas juga termasuk cara dalam menemukan hukum. Sedangkan dalil adalah bukti yang melengkapi atau memberi petunjuk dalam Al-Quran untuk menemukan hukum Allah, yaitu larangan atau perintah Allah. Apabila terdapat suatu kejadian, maka pertama kali yang harus dicari sumber hukum dalam Al-Quran seperti macam-macam hukum di bawah ini yang terkandung dalam Al-Quran, yaitu: 1. Hukum-hukum akidah (keimanan) yang bersangkut paut dengan hal-hal yang harus dipercaya oleh setiap mukallaf mengenai malaikatNya, kitabNya, para rasulNya, dan hari kemudian (Doktrin Aqoid). 2. Hukum-hukum Allah yang bersangkut paut dengan hal-hal yang harus dijadikan perhiasan oleh setiap mukallaf berupa hal-hal keutamaan dan menghindarkan diri dari hal kehinaan (Doktrin Akhlak). 3. Hukum-hukum amaliah yang bersangkut paut dengan tindakan setiap mukallaf, meliputi masalahucapan perbuatan akad (Contract) dan pembelanjaan pengelolaan harta benda, ibadah, muamalah dan lain-lain. Untuk mengetahui lebih jauh penulis mencoba membahasnya dengan sebuah makalah yang berjudul AL-QURAN SEBAGAI SUMBER HUKUM UTAMA. 1.2 . Rumusan Masaah 1. Apa yang di maksud Al-Quran ? 2. Apakah semua Ulama sepakat terhadap kehujjahan Al-Quran ?

3. Apa yang di maksud dilalah QothI dan Zhanni didalam al-quran ? 4. Bagaimanakah itu Al-Quran menjelaskan Terhadap Hukum Dan Alquran Sebagai Sumber Hukum ? 5. Bagaimana Sistematika Hukum Didalam Al-Quran ? 1.3. TUJUAN PENULISAN 1. Supaya penulis dan pembaca dapat mengetahui tentang Al-Quran. 2. Supaya penulis dan pembaca bisa mengetahui terhadap argumin tentang Al-Quran sebagai sumber yang Utama.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 . Pengertian Al-Quran Secara Bahasa (Etimologi) Merupakan bentuk mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro-a ( )yang bermakna membaca atau bacaan, seperti terdapat dalam surat Al-Qiamah (75) : 17-18 : 18-17 : ) ) Artinya: sesungguhnya tangguangan kamilah mengumpulkannya (didadamu) dan (membuatmu pandai ) membacanya. Apabila kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu. (Al-Qiamah : 17-18). Secara Istilah (Terminologi) Adapun difinisi alquran secara istilah menurut sebagian ulamak ushul fiqih adalah: Artinya: Kalam Allah taala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para NabiNya, Muhammad shallallaahu alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas. Dari devinisi tersebut, para ulama menafsirkan Al Quran dengan beberapa variasi pendapat yang dapat kami simpulkan menurut beberapa ulama Ushul Fiqh :1 [1] 1. Al-Quran merupakan kalam allah yang diturunkan kepada Nabi Muahmmad SAW. dengan demikian, apabila tidak diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, tidak dinamakan dengan Al-Quran. Seperti diantaranya wahyu yang allah turunkan kepada Nabi Ibrahim (zabur) Ismail (taurat) Isa (injil). Memang hal tersebut diatas memang kalamullah, tetapi dikarebakan diturunkan bukan kepada nabi Muhammad saw, maka tidak dapat disebut alquran. 1[1] Dikutip dari kitab Ilmu ushul Fiqh Prof. DR. Rachmat Syafei. MA. Hal: 50

2. Bahasa Al-Quran adalah bahasa arab qurasiy. Seperti ditunjukan dalam beberapa ayat Al-Quran, antara lain : QS. As-Syuara : 192-195, Yusuf : 2 AZzumar : 28 AnNAhl 103 dan ibrahim : 4 maka para ulama sepakat bahwa penafsiran dan terjemahan Alquran tidak dinamakan Alquran serta tidak bernilai ibadah membacanya. Dan tidak Sah Shalat dengan hanya membaca tafsir atau terjemahan alquran, sekalipun ulma hanafi membolehkan Shalat dengan bahasa farsi (Selain Arab), tetapi kebolehan ini hanya bersifat rukhsoh (keringanan hukum). 3. Al-Quran dinukilkan kepada beberapa generasi sesudahnya secara mutawattir tanpa perubahan dan penggantian satu kata pun (Al-Bukhori : 24) 4. Membaca setiap kata dalam alquran mendapatkan pahala dari Allah baik berasal dari bacaan sendiri (Hafalan) maupun dibaca langsung dari mushaf alquran. 5. Al-Quran dimulai dari surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas, tata urutan surat yag terdapat dalam Al-Quran, disusun sesuai dengan petunjuk Allah melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. tidak boleh diubah dan digamti letaknya. Dengan demikian doa doa, yang biasanya ditambahkan di akhirnya dengan Al-Quran dan itu tidak termasuk katagori Al-Quran. Di dalam buku Ushul Fiqih, Prof. DR. Amir Syarifudin, Penerbit Zikrul Hakim. Hal: 18. Bahwa Al-Quran itu: Kalamullah yang diturunkannya perantaraan Malaikat Jibril kedalam hati Rosulullah Muhammad Ibnu Abdulah dengan bahasa Arab dan makna-maknanya benar supaya menjadi bukti bagi Rosul tentang kebenaranya sebagai Rosul, menjadi aturan bagi manusia yang menjadikannya sebagai petunjuk, dipandang beribadah membacanya, dan ia di bukukan di antara dua kulit mushaf, di awali dengan surah al-fatihah dan di akhiri dengan surat an-nas, di sampaikan kepada kita secara mutawatir baik secara tertulis maupun hafalan dari generasi kegenerasi dan terpelihara dari segala perubahan dan pergantian sejalan dengan kebenaran jaminan allah saw. Dalam surat al-hijr, ayat 9: sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Quran , dan sesungguhnya kami benar benar memeliharanya.

Dari difinisi di atas ada beberapa hal yang dapat di pahami di antaranya: 1. Lafal dan maknanya langsung berasal dari allah sehingga segala sesuatu yang di ilhamkan allah kepada nabi bukan di sebut al-quran, melainkan di namakan hadits. 2. Tafsiran surat atau ayat Al-Quran yang ber bahasa Arab, meskipun mirip dengan AlQuran itu, tidak dinamakan Al-Quran. Dan juga terjemahan surat dan ayat al-quran dengan bahasa lain (bahasa selain arab), tidak di pandang sebagai bagian dari AlQuran, meskipun terjemahan itu menggunakan bahasa yang baikdan mengandung makna yang dalam. 2.2. Kehujjahan Al-Quran Sebagai Sumber Hukum Islam Yang Utama. Para Ulama sepakat menjadikan Al-Quran sebagai sumber pertama dan utama bagi Syariat Islam, termasuk hukum islam. dan menganggapnya al-quran sebagai hukum islam karena di latar belakangi sejumlah alasan, dintaranya : 1. Kebenaran Al-Quran Abdul Wahab Khallaf mengatakan bahwa kehujjahan Al-Quran itu terletak pada kebenaran dan kepastian isinya yang sedikitpun tidak ada keraguan atasnya. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT yang Artinya: Kitab (Al-Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (Q. S. Al-Baqarah, 2 :2). Berdasarkan ayat di atas yang menyatakan bahwa kebenaran Al-Quran itu tidak ada keraguan padanya, maka seluruh hukum-hukum yang terkandung di dalam Al-Quran merupakan Aturan-Aturan Allah yang wajib diikuti oleh seluruh ummat manusia sepanjang masa hidupnya. M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa seluruh Al-Quran sebagai wahyu, merupakan bukti kebenaran Nabi SAW sebagai utusan Allah, tetapi fungsi utamanya adalah sebagai petunjuk bagi seluruh ummat manusia.2[2]

2[2] Dikutip dari makalah Al-Quran sebagai sumber hukum IAIN Walisongo Semarang

2. Kemukjizatan Al-Quran Mukjizat memiliki arti sesuatu yang luar biasa yang tiada kuasa manusia membuatnya karena hal itu adalah di luar kesanggupannya. Mukjizat merupakan suatu kelebihan yang Allah SWT berikan kepada para Nabi dan Rasul untuk menguatkan kenabian dan kerasulan mereka, dan untuk menunjukan bahwa agama yang mereka bawa bukanlah buatan mereka sendiri melainkan benar-benar datang dari Allah SWT. Seluruh nabi dan rasul memiliki mukjizat, termasuk di antara mereka adalah Rasulullah Muhammad SAW yang salah satu mukjizatnya adalah Kitab Suci Al-Quran. Al-Quran merupakan mukjizat terbesar yang diberikan kepada nabi Muhammad SAW, karena Al-Quran adalah suatu mukjizat yang dapat disaksikan oleh seluruh ummat manusia sepanjang masa, karena Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT untuk keselamatan manusia kapan dan dimana pun mereka berada. Allah telah menjamin keselamatan Al-Quran sepanjang masa, hal tersebut sesuai dengan firman-Nya yangArtinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Quran dan sesungguhnya Kami tetap memeliharanya (Q. S. Al-Hijr, 15:9). Adapun beberapa bukti dari kemukjizatan Al-Quran, antara lain: 1. Di dalam Al-Quran terdapat ayat-ayat yang berisi tentang kejadian-kejadian yang akan terjadi di masa mendatang, dan apa-apa yang telah tercantum di dalam ayat-ayat tersebut adalah benar adanya. 2. Di dalam Al-Quran terdapat fakta-fakta ilmiah yang ternyata dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan pada zaman yang semakin berkembang ini.3[3] Al-Quran sebagai Sumber Hukum Menurut Imam Madzhab.4[4] Diantaraya : 1. Pandangan Imam Abu Hanifah Imam Abu Hanifah sependapat dengan jumhur ulama bahwa Al-Quran merupakan sumber hukum islam. Akan tetapi Imam Abu Hanifah itu berpendapat bahwa Al-Quran itu mencakup maknanya saja. Diantara dalil yang menunjukan 3[3] dikutip dari makalah Al-Quran sebagai sumber hukum IAIN Walisongo Semarang 4[4] Dikutip dari kitab Ilmu ushul Fiqh Prof. DR. Rachmat Syafei. MA.Hal: 51

pendapat Imam Abu Hanifah tersebut, bahwa dia membolehkan shalat dengan menggunakan bahasa selain arab, misalnya: Dengan bahasa Parsi walaupun tidak dalam keadaan Madharat. Padahal menurut Imam Syafii sekalipun seseorang itu bodoh tidak di bolehkan membaca Al-Quran dengan menggunakan bahasa selain Arab. 2. Pandangan Imam Malik Menurut Imam Malik, hakikat al-Quran adalah kalam Allah yang lafadz dan maknanya berasal dari Allah SWT . Sebagai sumber hukum islam, dan Dia berpendapat bahwa Al-Quran itu bukan makhluk, Karena kalam Allah termasuk Sifat Allah. Imam Malik juga sangat menentang orang-orang yang menafsirkan AlQuran secara murni tanpa memakai atsar, sehingga beliau berkata, seandainya aku mempunyai wewenang untuk membunuh seseorang yang menafsirkan Al-Quran ( dengan daya nalar murni) maka akan kupenggal leher orang itu,. Dengan demikian, dalam hal ini Imam Malik mengikuti Ulama Salaf (Sahabat dan Tabiin) yang membatasi pembahasan Al-Quran sesempit mungkin karena mereka khawatir melakukan kebohongan terhadap Allah SWT. Dan imam malik mengikuti jejak mereka dalam cara menggunakan rayu. Berdasarkan ayat 7 surat Ali Imran, petunjuk Lafazh yang terdapat dalam Alquran terbagi dalam dua macam yaitu: Ayat Muhkamat Muhkamat adalah ayat yang terang dan tegas maksudnya serta dapat di pahami dengan mudah. Dan ayat Muhkamat disini terbagi dalam dua bagian yaitu; Lafazh dan Nash. Imam malik menyepakati pendapat ulamak-ulamak lain bahwa lafad nash itu (qothi) artinya adalah lafazh yang menunjukkan makna yang jelas dan tegas (qothi) yang secara pasti tidak memiliki makna lain, Sedangkan Lafadz Dhohir ( Zhanni ) adalah lafazh yang menunjukkan makna jelas, namun masih mempunyai kemungkinan makna lain. Menurut imam malik keduanya, dapat dijadikan hujjah , hanya saja Lafazh Nash di dahulukan dari pada Lafazh Dhohir . Dan juga menurut imam malik bahwa

dilalah nash termsuk qathi, sedangkan dilalah zhahir termasuk Zhanni, sehingga bila terjadi pertentangan antara keduanya, maka yang di dahulukan adalah dilalah nash. Dan perlu di ingat adalah makna zhahir di sini adalah makna zhahir menurut pengertian Imam Malik Ayat-ayat Mutasyabbihat Ialah ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian yang tidak dapat di tentukan artinya, kecuali setelah diselidiki secara mendalam. 3. Pendapat Imam Syafii Imam Syafii berpendapat bahwa Al-Quran merupakan sumber hukum islam yang paling pokok, dan beranggapan bahwa Al-Quran tidak bisa dilepaskan dari AsSunnah karena hubungan antara keduanya sangat erat sekali, Dalam artian tidak dapat di pisahkan. Sehingga seakan akan beliau menganggap keduanya berada pada satu martabat, namun bukan berarti Imam Syafii menyamakan derajat Al-Quran dengan Sunnah, Perlu di pahami bahwa kedudukan As-Sunnah itu adalah sumber hukum setelah Al-Quran, yang mana keduanya ini sama-sama berasal dari Allah SWT. Dengan demikian tak heran bila Imam Syafii dalam berbagai pendapatnya sangat mementingkan penggunaan Bahasa Arab, misalkan dalam Shalat, Nikah dan ibadah-ibadah lainnya. Beliau mengharuskan peguasaan bahasa Arab bagi mereka yang mau memahami dan mengistinbat hukum dari Al-Quran, kami ulangi kembali bahwa pendapat Imam Syafii ini berbeda dengan pendapat Abu Hanifah yang menyatakan bahwa bolehnya shalat dengan menggunakan bahasa selain Arab. Misalnya dengan bahasa persi walaupun tidak dalam, keadaan Madharat. 4. Pandangan Imam Ahmad Ibnu Hambal Imam Ibnu Hambal berpendapat bahwa Al-Quran itu sebagai sumber pokok hukum islam, yang tidakakanberubah sepanjang masa. Alquran juga mengandung hukum-hukum yang bersifat GLOBAL (luas atau umum). Sehingga al-quran tidak bisa di pisahkan dengan sunnah atau hadits, karna Sunnah ini merupakan penjelas dari alquran, seperti halnya Imam As-SyafiI, Imam Ahmad yang memandang bahwa Sunnah mempunyai kedudukan yang kuat disamping Al-Quran sehingga tidak jarang beliau menyebutkan bahwa sumber hukum itu adalah Nash tanpa

menyebutkan Al-Quran dahulu atau As-Sunnah dahulu tapi yang dimaksud Nash tersebut adalah Al-Quran dan As-Sunnah. Dalam penafsian terhadap Al-Quran Imam Ahmad betul betul mementingkan penafsiran yang datangnnya dari As-Sunnah (Rosulullah SAW). Dan sikapnya dapat di klasifikasikan menjadi tiga : 1. Sesungguhnya zhahir al-quran tidak mendahului as-sunnah. 2. Rosulullah saw. Yang berhak menafsirkan al-quran, maka tidak ada seorangpun yang berhak menafsirkan atau menakwilkan alquran, karna as-sunnah telah cukup menafsirkan dan menjelaskannya. 3. Jika tidak di temuan penafsiran yang berasal dari nabi, maka dengan penafsiran para sahabatlah yang di pakai. Karna merekalah yang menyaksikan turunya al-quran .dan mereka pula yang lebih mengetahui penafsiran al-quran. Menurut Ibnu Taimiah, Al-Quran itu tidak di tafsirkan, kecuali dengan Atsar, namun dalam beberapa pendapatnya, ia menjelaskan kembali bahwa jika tidak di temukan dalam hadits Nabi, dan Qoul Sahabat, di ambial dari penafsiran para Tabiin. (Abu Zahroh : 242-247) 2.3. Petunjuk (Dilalah) Al-Quran Kaum Muslimin sepakat bahwa Al-Quran adalah sumber hukum Syara. Merekapun spakat bahwa semua ayat al-Quran dari segi wurut (kedatangan) dan Tsubut (penetapannya) adalah qathi. Hal ini karena semua ayatnya sampai kepada kita dengan jalan mutawattir. Kalaupun ada sebagian sahabat yang mencantumkan beberapa kata pada mushiaf-nya, yang tidak ada pada qiroah mutawatir, hal itu hanya merupakan penjelasan dan penafsiran pada Al-Quran yang didengar dari Nabi SAW. Atau hasil ijtihad mereka dengn jalan membawa nas mutlak pada muqayyad dan hanya untuk dirinya sendiri. Hanya saja para penbahas berikutnya menduga bahwa hal tersebut termasuk qiroat Khairu Mutawatir yang periwayatannya tersendiri. Diantara para Sahabat yang mencantumkan beberapa kata pada mushafnya as-sunnah, yang mereka gunakan sebagai

itu adalah Abdullah Ibnu Masud di mencantumkan kata Mutata Biatin pada ayat 89 surah al-Maidah sehingga ayat tersebut pada mushaf-nya tertulis : Dan menambah kata dzi ar-rohmi almuharrami pada ayat 233, surat Al-Baqarah sehingga ayat tertulis: Ubai Ibnu Kaab mencantumkan kata Min Al-Ummi pada ayat 12 surat An-Nisa, sehingga ayat tersebut tertulis pada mushaf-nya: Namun, perlu di tegaskan bahwa hal tersebut tidak di dapati dalam Mushaf Utsmani yang kita pakai sekarang ini. Adapun di tinjau dari segi Dilalah-Nya, ayat-ayat Al-Quran itu dapat di bagi dalam dua bagian; a. Nash yang Qathi dilalah-nya Yaitu nash yang tegas dan jelas maknanya tdk bisa di takwil, tdk mempunyai makna yg lain, dan tdk tergantung pd hal-hal lain di luar nash itu sendiri.Contoh yg dapat dikemukakan di sini, adalah ayat yg menetapkankadar pembagian waris, pengharaman riba , pengharaman daging babi,hukuman had zina sebanyak seratus kali dera, dan sebagainya. Ayat ayatyg menyangkut hal hal tersebut, maknanya jelas tegas dan menunjukkan arti dan maksud tertentu, dan dalam memahaminya tidak memerlukan ijtihad. (Abdul Wahab Khalaf,1972;35) b. Nashyang Zhanni dilalah-nya Yaitu nash yg menunjukkan suatu makna yg dpt di-takwil ayau nash yg mempunyai makna lebih dari satu, baik karena lafazdnya musytarak (homonim) atapun karena susunan kata-katanya dapat dipahami dengan berbagai cara, seperti dilalah isyarat-nya , iqtidha-nya, dan sebagainya. Para ulama, slain berbeda pendapat tentang nash Al-quran mengenai penetapan yg qathi dan zhanni dilalah, juga berbeda pandapat mengenai jumlah ayat yg termsuk qathi atau zhanni dilalah.

10

Imam Asy-syatibi menegaskan behwa wujud dalil syara yg dengan sendirinya dapat menunjukkan dilalah yg qathi itu tidak ada atau sangat jarang. Dalil syara yg qathi tubut pun untnk menghasilkan dilalah yg qathi masih bergantung pd premis-premis yg seluruh atau sebagiannya zhanni . Dalil-dalil syara yg bergantung pd dalil yg zhanni menjadi zhnni pula.(Asy-Syatibi,1975,1;35). 2.4. Penjelasan Al-Quran Terhadap Hukum Dan Alquran Sebagai Sumber Hukum. 1. Ayat-ayat yang menjelaskan Hukum diantaranya: Uraian al-Quran tentang puasa Ramadhan, ditemukan dalam surat alBaqarah: 183, 184, 185 dan 187. Ini berarti bahwa puasa ramadhan baru diwajibkan setelah Nabi SAW tiba di Madinah, karena ulama Al-Quran sepakat bahwa Surat alBaqarah turun di Madinah. Para sejarawan menyatakan bahwa kewajiban melaksanakan puasa ramadhan ditetapkan Allah SWT pada 10 Syaban tahun kedua Hijriyah. Allah swt berfirman: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah: 183). Ayat ini yang menjadi dasar hukum diwajibkannya berpuasa bagi orang-orang yang beriman. 2. Ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan persoalan Shalat: a. firman Allah SWT Artinya: Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. An Nisa:103). Artinya: sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (QS. Thahaa: 14). Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al-kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-

11

perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al-Ankabut: 45).5[5] 2.5. Sistematika Hukum Dalam Al-Quran Alquran Sebagai sumber hukum yang utama, maka Al-Quran memuat sisisisi hukum yang mencakup berbagai bidang. Secara garis besar Al-Quran memuat tiga sisi pokok hukum yaitu: Pertama, hukum-hukum Itiqadiyah. Yakni hukum-hukum yang berkaitan dengan kewajiban orang mukallaf, meliputi keimanan kepada Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul, hari Qiyamat dan ketetapan Allah (qadha dan qadar). Kedua, hukum-hukum Moral/ akhlaq. Yaitu hukum-hukum yang berhubungan dengan prilaku orang mukallaf guna menghiasi dirinya dengan sifat-sifat keutamaan/ fadail al amal dan menjauhkan diri dari segala sifat tercela yang menyebabkan kehinaan. Ketiga, hukum-hukum Amaliyah, yakni segala aturan hukum yang berkaitan dengan segala perbuatan, perjanjian dan muamalah sesama manusia. Segi hukum inilah yang lazimnya disebut dengan fiqh al-Quran dan itulah yang dicapai dan dikembangkan oleh ilmu ushul al-Fiqh. Hukum-hukum yang dicakup oleh Nash al-Quran, garis besarnya terbagi kepada tiga bagian, yakni: 1. Hukum-hukum Itiqodi, yaitu: hukum-hukum yang berhubungan dengan akidah dan kepercayaan 2. 3. Hukum-hukum Akhlak, yaitu: hukum-hukum yang berhubungan dengan tingkah laku, budi pekerti. Hukum-hukum Amaliyah, yaitu: hukum-hukum yang berhubungan dengan perbuatan-perbuatan para mukalaf, baik mengenai ibadat , muamalah madaniyah dan maliyahnya, ahwalusy syakhshiyah, jinayat dan uqubat, dusturiyah dan dauliyah, jihad dan lain sebagainya. 5[5] Dikutip dari Kehujjahan Al-Quran STAI Bani Saleh 2009

12

Yang pertama menjadi dasar agama, yang kedua menjadi penyempurna bagian yang pertama, amaliyah yang kadang-kadang disebut juga syariat adalah bagian hukum-hukum yang diperbincangkan dan menjadi objek fiqih. Dan inilah yang kemudian disebut hukum Islam.6[6]

6[6] Dikutip dari, ilmu ushul fiqh. Prof.Dr.Abdul Wahhab Khalaf

13

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Al-Quran merupakan sumber hukum dalam Islam. Kata sumber dalam artian ini hanya dapat digunakan untuk Al-Quran maupun sunnah, karena memang keduanya merupakan wadah yang dapat ditimba hukum syara, tetapi tidak mungkin kata ini digunakan untuk ijma dan qiyas karena memang keduanya merupakan wadah yang dapat dotimba norma hukum. Ijma dan qiyas juga termasuk cara dalam menemukan hukum. Sedangkan dalil adalah bukti yang melengkapi atau memberi petunjuk dalam Al-Quran untuk menemukan hukum Allah, yaitu larangan atau perintah Allah. 3.2 . Saran Saran Untuk mendapatkan manfaat yang sempurna dari Makalah yang penulis buat ini, hedaknya Pembaca Memberikan Kritik dan saran serta melakukan Pengkajian Ulang (diskusi) terhadap penulisan sehingga penulis terhindar dari Kekeliruan.

14

DAFTAR PUSTAKA o Ushul Fiqih Prof. DR. Amir Syarifudin, Penerbit Zikrul Hakim o Prof. Dr. rachmat syafeI M.A Ilmu ushul Fiqh untuk UIN, STAIN dan PTAIS pustaka setia Bandung 2007 o Mannaa Khaliil Al-Qattaan, Studi Ilmu-Ilmu Quran, Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2007, Elektronik Book, Kehujjahan Al-Quran STAI Bani Saleh 2009 Elektonik Book makalah Al-Quran sebagai sumber hukum IAIN Walisongo Semarang. o Prof.Abdul Wahhab Khallaf. Ilmu Ushul Fiqh.Semarang:Dina Utama,1994 o http://rahasiasuksesirfanansori.wordpress.com/2011/10/31/al-quran-sebagai-sumberhukum-islam-pertama/

15

Você também pode gostar

  • Makalah Kesehatan Lingkungan
    Makalah Kesehatan Lingkungan
    Documento9 páginas
    Makalah Kesehatan Lingkungan
    Alex Rahma
    Ainda não há avaliações
  • Ediswan
    Ediswan
    Documento1 página
    Ediswan
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • Globalisasi
    Globalisasi
    Documento54 páginas
    Globalisasi
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • Kenalakan
    Kenalakan
    Documento11 páginas
    Kenalakan
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • Di Salah Satu Sudut Sekolah
    Di Salah Satu Sudut Sekolah
    Documento2 páginas
    Di Salah Satu Sudut Sekolah
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento12 páginas
    Bab I
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • Gizi Buruk
    Gizi Buruk
    Documento12 páginas
    Gizi Buruk
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • Alat Musik Tradisional Aceh
    Alat Musik Tradisional Aceh
    Documento20 páginas
    Alat Musik Tradisional Aceh
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • BABI
    BABI
    Documento14 páginas
    BABI
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • Data Tambahan 2013 2
    Data Tambahan 2013 2
    Documento1 página
    Data Tambahan 2013 2
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Nama Kecamatan Kelurahan
    Daftar Nama Kecamatan Kelurahan
    Documento6 páginas
    Daftar Nama Kecamatan Kelurahan
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • ABSEN SATPAM 3baru
    ABSEN SATPAM 3baru
    Documento21 páginas
    ABSEN SATPAM 3baru
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • Absen Februari 2013 Kantor
    Absen Februari 2013 Kantor
    Documento6 páginas
    Absen Februari 2013 Kantor
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • Data Tambahan 2013
    Data Tambahan 2013
    Documento1 página
    Data Tambahan 2013
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • Lang Kah
    Lang Kah
    Documento11 páginas
    Lang Kah
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • Punya Buk Urnaini
    Punya Buk Urnaini
    Documento5 páginas
    Punya Buk Urnaini
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • ILHAM BuktiPendaftaran PDF
    ILHAM BuktiPendaftaran PDF
    Documento1 página
    ILHAM BuktiPendaftaran PDF
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • CIVIL
    CIVIL
    Documento7 páginas
    CIVIL
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • Absen Satpam 3
    Absen Satpam 3
    Documento19 páginas
    Absen Satpam 3
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • Tari
    Tari
    Documento18 páginas
    Tari
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • Contoh Surat Pengalaman Kerja
    Contoh Surat Pengalaman Kerja
    Documento1 página
    Contoh Surat Pengalaman Kerja
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • Punya Buk Urnaini
    Punya Buk Urnaini
    Documento5 páginas
    Punya Buk Urnaini
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • Punya Buk Urnaini
    Punya Buk Urnaini
    Documento5 páginas
    Punya Buk Urnaini
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • RRRR
    RRRR
    Documento5 páginas
    RRRR
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • RPP SD - Kelas 1 Diknas
    RPP SD - Kelas 1 Diknas
    Documento9 páginas
    RPP SD - Kelas 1 Diknas
    Aree Sudarman
    Ainda não há avaliações
  • Cicisusilawati
    Cicisusilawati
    Documento8 páginas
    Cicisusilawati
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • RPP SD - Kelas 1 Diknas
    RPP SD - Kelas 1 Diknas
    Documento9 páginas
    RPP SD - Kelas 1 Diknas
    Aree Sudarman
    Ainda não há avaliações
  • RPP Kelas 4 2013
    RPP Kelas 4 2013
    Documento10 páginas
    RPP Kelas 4 2013
    Dewi Sri
    Ainda não há avaliações
  • Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
    Documento43 páginas
    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações
  • Pengumuman Ujian Ulang 1 PDF
    Pengumuman Ujian Ulang 1 PDF
    Documento57 páginas
    Pengumuman Ujian Ulang 1 PDF
    adhari_globalnet
    Ainda não há avaliações