Você está na página 1de 4

ARTHRITIS REUMATOID A. Pengertian.

Arthritis Rheumatoid adalah penyakit multisistem kronik berupa peradangan sinovial (sinovitis) yang menetap, biasanya mengenai sendi perifer dengan distribusi simetrik, perforasi, peradangan sinovium yang menyebabkan destruksi tulang rawan dan erosi tulang, selanjutnya mengakibatkan deformitas sendi.

B. Etilogi. Penyebab Arthritis reumatoid belum diketahui, kemungkinan Arthritis reumatoid

merupakan manefestasi respons terhadap suatu agen infeksiosa pada penjamu yang secara genetic rentang. Karena distribusi Arthritis reumatoid global maka organisir tersangka infekiosa dihipotesiskan terdapat dimana-mana. Sejumlah agen penyebab telah diperkirakan diantaranya mycoplasma, virus Epstein-Barr, sitomegavirus, parvovirus dan virus rubella, namun bukti yang meyakinkan apakah agen-agen tersebut adalah agen infeksiosa penyebab Arthritis reumatoid belum ada penjelasan ilmiah yang pasti, bagaimana proses ini terjadi dan masih tetap diperdebatkan. Salah satu kemungkinan adalah adanya infeksi yang menetap di struktur sendi dan terjadi akumulasi produk mikroba didalam jaringan sinovium yang menjadi pencetus respon peradangan kronik. Mekanisme penyabab lain yang potensial pada adalah terganggunya toleransi diri normal yang menimbulkan reaktivitas terhadap antigen diri didalam sendi, misalnya kalogen tipe-II, atau hilangnya mekanisme control imunoregulatorik yang mengaktifkan sel-T poliklonal. C. Patofisiologi. mycoplasma, V.Epstein-Barr, sitomegavirus, parvovirus, V. rubella Enzim Protase, kolagenase,as. Kidonat. Radikal oksigen

Akumulasi produk mikroba Sinovium

Destruksi tl. rawan, ligament dan tl. sendi

Infeksi sendi

Kekakuan sendi

Akumulasi cairan sinovial

D. Epidemiologi. Prevalensi Arthritis reumatoid adalah sekitar 1 prosen populasi (berkisar antara 0,3 sampai 2,1 prosen). Perempuan terkena tiga kali lebih sering dibandingkan dengan laki-laki, insidennya meningkat dengan bertambahnya usia dan mencapai puncaknya pada usia 40-60 tahun. Kajian atas keluarga mengisyaratkan adanya predisposisi genetic, misalnya Arthritis reumatoid berat ditemukan kurang lebih empat kali lipat lebih sering pada anggota keluarga tingkat pertama seroposetif dibendingkan dengan populasi umum. Sekitar 10 prosen pasien Arthritis reumatoid memiliki anggota keluarga tingkat pertama yang menderita penyakit serupa.

E. Manefestasi Klinik Ada bebrapa gambaran klinis yang lazim ditemukan ; 1. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lemah, anoreksia, berat badan menurun dan demam. 2. Poliartritis simetris terutama pada sendi perifer, termasuk sendi tangan, namun bias melibatkan sendi interfalangs distal. Hampir semua sendi diartrodial dapat terserang. 3. Kekakuan dipagi hari selama lebih 1 jam. 4. Atritis erosive merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. 5. Deformitas: kerusakan dari struktur-struktur penunjang penyakitnya. Yang paling sering terjadi pada tangan. 6. Nodula-nodula rematroid yang sering ditemukan pada sepertiga penderita dewasa. Lokasinya pada sendi siku (bursa olekranon) atau disepanjang permukaan extensor dari lengan. Timbunya gejala ini merupakan petunjuk aktifnya penyakit dan lebih berat. 7. Manifestasi extra-artrikuler dapat menyerang organ-organ lain diluar sendi, jantung (perikarditis), paru-paru (pleuritis), mata dan pembuluh darah. sendi dengan perjalanan

F. Laboratorium. Uji laboratorium yang membantu menegakan diagnosa Arthritis reumatoid adalah : 1. Kurang lebih 85 % penderita mempunya autoantibody (anti-gama globulin) di dalam serumnya yang dikenal dengan factor rheumatoid biasanya dikaitkan dengan nodula rematoid, penyakit yang berat, vaskulitis, prognosis yang buruk.

2. Laju endap darah (LED) adalah indeks peradangan yang bersifat tidak spesifik, pada Arthritis reumatoid 100 mm/jam atau lebih tinggi lagi. Diapakai untuk memantau aktivitas penyakit. 3. Arthritis reumatoid dapat menyebabkan anemia normositik normokromik melalui pengaruhnya terhadap sumsum tulang. 4. pada Arthritis reumatoid cairan sinovial kehilangan viskositasnya dan hitung sel darah putih meningkat mencapai 15.000-20.000/mm3 sehingga cairan tampak lebih jernih.

G. Gambaran Radiologik. Pada awal penyakit biasanya tidak ditemukan kelainan radiologik, kecuali pembengkakan jaringan lunak, tetapi bila terjadi kerusakan sendi berat dapat terlihat penyempitan ruang sendi karena hilangnya tulang rawan, juga terjadi erosi tulang pada tepi sendi dan

pengurangan densitas tulang yang bersifat reversible.

H. Kriteria Diagnostik Diagnostik tidak hanya bersandar pada satu karakteristik tetapi berdasarkanevaluasi dari sekelompok tanda dan gejala, criteria diagnostic adalah :

a. b. c. d. e. f. g.

Kekakuan pada pagi hari ( sekurangnya 1 jam) Artritis pada 3 atau lebih sendi. Artritis pada sendi-sendi jari tangan. Atritis yang simetris. Nodula rematoid. Faktor rematoid dalam serum. Perubahan radiologik (erosi dan dekalsifikasi tulang)

Diagnosa ditegakan (positif) bila sekurang-kurangnya empat dari criteria diatas terpenuhi dan harus berlangsung selama sekurang-kurangnya 6 minggu.

I. Penatalaksanaan. Tujuan utama pengobatan adalah untuk menghilangkan nyeri dan peradangan, mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal penderita, serta mecegah dan memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi. Penatalaksanaan menyangkut beberapa hal yaitu :

1. Memberikan pendidikan yang cukup tentang penyakit kepada penderita dan keluarganya tentang penyakit dan program penatalaksanaannya termasuk rejimen obat yang kompleks secara terus menerus. 2. Istirahat yang cukup termasuk perencanaan aktivitas yang tidak memperberat penyakit. 3. Latihan-latihan spesifik untuk mempertahankan fungsi sendi. 4. Pemakaian alat Bantu. 5. Pemberian obat-obatan analgetik, obat anti inflamasi non steroid (AINS) yang berfungsi menghambat sintetase prostaglandin atau siklo-oksigenase sehingga mengurangi

peradangan dan menghambat proses produksi mediator peradangan.

Você também pode gostar