Você está na página 1de 1

Nama : Arief Rahmat Jatnika NIM : 4111101131 1. Mengapa inertia uteri hipotonik dapat mengakibatkan gawat janin?

Jawab: Inertia uteri hipotonik adalah keadaan di mana uterus tidak mampu berkontraksi secara maksimal, sehingga terhambatnya kemajuan persalinan. Hal ini menyebabkan hilangnya keseimbangan tekanan pada pada cavum uteri, sehingga terjadi peningkatan tekanan dari janin terhadap tali pusat. Penekanan terhadap tali pusat mengakibatkan terhambatnya sirkulasi darah dari ibu ke janin, di mana darah yang dibawa dari ibu ke janin banyak mengandung oksigen dan nutrisi untuk janin. Akibatnya janin mengalami hipoksia. Sebagai kompensasinya jantung janin memompa lebih cepat untuk mengatasi hal tersebut. Denyut jantung janin yang meningkat tersebut menyebabkan gawat janin. Dan jika tidak ditangani segera, akan menyebabkan kematian. 2. Apa tanda dari CPD inpartu? Jawab: a. b. c. d. e. Pada pemeriksaan Leopold kepala janin belum masuk Pintu Atas Panggul Pada pemeriksaan dalam Konjugata vera kurang dari 10 cm Terdapat edema pada portio atau serviks Tidak ada kemajuan pada partus (partus lama) Kala II memanjang

3. Mengapa pada janin dengan letak sungsang dengan Berat Badan kurang dari 2500 gram tidak boleh dilahirkan pervaginam? Jawab: Janin yang letaknya sungsang, bisa dilahirkan pervaginam dengan catatan berat badan janinnya normal (2500-4000 gram). Tindakan tersebut dibutuhkan alat (forsep/vakum) yang disentuhkan pada janin. Bila pada janin yang berat badannya kurang dari 2500 gram disentuhkan alat tersebut, alat yang disentuhkan pada janin dikhawatirkan dapat melukai janin tersebut, karena keadaan kulit janin yang masih rentan. Sehingga janin tersebut tidak dianjurkan untuk lahir pervaginam.

Você também pode gostar