Você está na página 1de 14

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 di Indonesia pemberian ASI baru mencapai 15,3 persen dan pemberian susu formula meningkat tiga kali lipat dari 10,3% menjadi 32,5%. Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak Kementerian Kesehatan, Budiharja, menyatakan bahwa angka ini cukup memprihatinkan. Ia menilai rendahnya kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah, termasuk di dalamnya kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat, akan pentingnya ASI (1).

Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan. Akhir-akhir ini sering dibicarakan tentang peningkatan penggunaan ASI. Dukungan politis dari pemerintah terhadap peningkatan penggunaan ASI termasik ASI EKSLUSIF telah memadai, hal ini terbukti dengan telah dicanangkannya Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (GNPP-ASI) oleh Bapak Presiden

pada hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 yang betemakan "Dengan Asi, kaum ibu mempelopori peningkatan kualitas manusia Indonsia". Dalam pidatonya presiden menyatakan juga bahwa ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berusia empat bulan. Pemberian ASI tanpa pemberiaan makanan lain ini disebut dengan menyusui secara ekslusif. Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI kemudian pemberian ASI di teruskan sampai anak berusia dua tahun (2). Dari data laporan tahunan 2011 puskesmas S.Parman didapatkan bahwa

Cakupan pemberian ASI ekslusif 6 bulan hanya mencapai target kurang dari 30 % dari target cakupan 80 % (3). Hal inilah yang melatarbelakangi penulis memilih topik ASI Eksklusif sebagai topik penyuluhan agar masyarakat khususnya yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas S.Parman untuk meningkatkan kesadaran,

pemahaman, dan penerapan ASI eksklusif, serta mampu untuk meningkatkan angka pencapaian pemberian ASI eksklusif. 1.2.Sasaran Penyuluhan Orang tua terutama ibu-ibu yang membawa anaknya ke Posyandu Balita yang diadakan oleh Puskesmas S. Parman Banjarmasin. 1.3.Tujuan Penyuluhan Setelah dilakukan penyuluhan mampu menambah kesadaran dan pengetahuan para ibu untuk melakukan ASI ekslusif 6 bulan. 1.4.Tempat Pelaksanaan POSYANDU Indah Sari Pasar Lama RT.16

1.5.Pelaksana Dokter muda Fakultas Kedokteran UNLAM yang sedang menjalani stase Ilmu Kesehatan Masyarakat.

1.6.Metode Ceramah

1.7.Media Pamflet

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Definisi Air Susu Ibu (ASI) Dalam Peraturan pemerintah RI Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian air susu ibu eksklusif Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (4). Eksklusif atau lebih tepat disebut pemberian ASI secara eksklusif, artinya bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, juga tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi ataupun tim mulai lahir sampai usia 6 bulan (5). Definisi pemberian ASI atau menyusui menurut WHO (2002) adalah sebagai berikut (6): 1. Pemberian ASI eksklusif atau menyusui eksklusif adalah memberikan hanya ASI pada bayi dan tidak memberi bayi makanan atau minuman lain, termasuk air putih, kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes; ASI perah juga diperbolehkan, yang dilakukan sampai bayi berumur 6 bulan.

2. Pemberian ASI eksklusif atau menyusui predominan adalah menyusui bayi, tetapi pernah memberikan sedikit air atau minuman berbasis air, misalnya teh (biasanya sebagai makanan/minuman prelakteal sebelum ASI keluar). 3. Pemberian ASI eksklusif atau menyusui parsial adalah menyusui bayi serta memberikan makanan buatan selain ASI, baik susu formula, bubur atau makanan lainnya, (baik diberikan secara kontinyu maupun diberikan sebagai makanan prelakteal) (6). 2.1.2 Kandungan ASI Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum mengandung berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum dan hanya sekitar 1% dalam air susu mature, lebih banyak mengandung imunoglobin A (Iga), laktoterin dan sel-sel darah putih, terhadap, yang kesemuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi, terhadap serangan penyakit (Infeksi) lebih sedikit mengandung lemak dan laktosa, lebih banyak, mengandung vitamin dan lebih banyak mengandung mineral-mineral natrium (Na) dan seng (Zn) (1). Berdasrkan sumber dari food and Nutrition Boart, National research Council Washington tahun 1980 diperoleh perkiraan komposisi Kolostrum ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml seperti tertera pada tabel berikut: (1)

Komposisi Kolostrum, ASI dan susu sapi untuk setiap 100

Kolostrum

ASI

Susu Sapi

ml Zat-zat Gizi Energi (K Cal) Protein (g) - Kasein/whey - Kasein (mg) - Laktamil bumil (mg) - Laktoferin (mg) - Ig A (mg) Laktosa (g) Lemak (g) Vitamin - Vit A (mg) - Vit B1 (mg) - Vit B2 (mg) - Asam Nikotinmik (mg) - Vit B6 (mg) - Asam pantotenik - Biotin - Asam folat - Vit B12 - Vit C - Vit D (mg) - Vit Z - Vit K (mg) Mineral - Kalsium (mg) - Klorin (mg) - Tembaga (mg) - Zat besi (ferrum) (mg) - Magnesium (mg) - Fosfor (mg) - Potassium (mg) - Sodium (mg) - Sulfur (mg) 58 2,3 140 218 330 364 5,3 2,9 151 1,9 30 75 183 0,06 0,05 0,05 5,9 1,5 39 85 40 70 4 14 74 48 22 70 0,9 1 : 1,5 187 161 167 142 7,3 4,2 75 14 40 160 12-15 246 0,6 0,1 0,1 5 0,04 0,25 1,5 35 40 40 100 4 15 57 15 14 65 3,4 1 : 1,2 4,8 3,9 41 43 145 82 64 340 2,8 ,13 0,6 1,1 0,02 0,07 6 130 108 14 70 12 120 145 58 30

Tabel Perbandingan Komposisi ASI, Kolostrum, dan Susu Sapi

2.1.3 Manfaat ASI a. Nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang terbaik. ASI yang dihasilkan oleh seorang ibu yang melahirkan secara premature komposisinya akan berbeda dengan ASI yang yang dihasilkan ibu yang melahirkan cukup bulan. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan melaksanakan manajemen laktasi secara baik, ASI sebagai makanan tunggal akan mencukupi kebutuhan tumbuh bayi hingga usia 6 bulan (1). b. ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh Bayi baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin (zat kekebalan atau daya tahan tubuh) dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut dengan cepat akan menurun segera setelah kelahirannya. Badan bayi baru lahir akan memproduksi sendiri immunoglobulin secara cukup saat mencapai usia sekitar empat bulan. Pada saat kadar immunoglobulin dari ibu menurun dan yang dibentuk sendiri oleh tubuh bayi belum mencukupi, terjadilah suatu periode kesenjangan immunoglobulin pada bayi(1). Kesenjangan tersebut hanya dapat dihilangkan atau dikurangi dengan pemberian ASI. Air Susu Ibu merupakan cairan yang mengandung kekebalan atau daya tahan tubuh sehingga dapat menjadi pelindung bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus dan jamur (1). c. ASI Eksklusif Mengembangkan Kecerdasan Perkembangan kecerdasan anak sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan otak. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan otak anak adalah nutrisi yang

diterima saat pertumbuhan otak, terutama saat pertumbuhan otak cepat. Lompatan pertumbuhan pertama atau growth sport sangat penting pada periode inilah pertumbuhan otak sangat pesat. Berikut ini nutrien pada ASI yang tidak ada atau hanya sedikit terdapat pada susu sapi : (1) 1) Taurin, suatu bentuk zat putih telur yang khusus terdapat dalam ASI. 2) Laktosa, hidrat arang utama dari ASI yang hanya sedikit terdapat dalam susu sapi. 3) Asam lemak ikatan panjang, merupakan asam lemak utama dari ASI yang hanya sedikit terdapat dalam susu sapi. d. ASI Jalinan Kasih Sayang Bayi yang sering berada dalam dekapan ibunya karena menyusui dapat merasakan kasih sayang ibu dan mendapatkan rasa aman, tenteram dan terlindung. Perasaan terlindung dan disayang inilah yang menjadi dasar perkembangan emosi anak, yang kemudian membentuk kepribadian anak menjadi baik dan penuh percaya diri (1). e. Bebas dari segala penyakit Jika payudara terkena radang, justru ASI langsung diminum secara mentah dan segar. Ini berarti semua zat hidrat arang, zat putih telur dan lemak serta segala vitamin dan mineral tetap baik mutunya. ASI mengandung semua zat yang dibutuhkan oleh bayi dalam perbandingan yang tepat sehingga mudah dicerna dan diserap oleh usus (1). f. Mengandung zat lactoferin yang mengikat unsur besi Zat ini membuat zat besi di usus tidak hilang (1).

g. Melindungi bayi dari masalah pencernakan, pernafasan dan infeksi telinga. Berbagai penelitian di seluruh dunia menunjukkan bahwa diare dan infeksi saluran pernafasan dan infeksi telinga, terjadi lebih sedikit pada bayi yang mendapatkan ASI (secara eksklusif). Jika terkena penyakitpun, derajat keparahannya lebih rendah. Peneliti juga menemukan bahwa faktor imun pada kolostrum (susu pertama yang diproduksi tubuh) melindungi bayi dari berbagai bakteri dengan membentuk lapisan perlindungan pada membran mukus bayi di insestin, hidung dan tenggorokan. Faktor ini ditemukan dalam jumlah yang cukup besar pada kolostrum. Itulah sebabnya sangat penting untuk secara langsung menyusui bayi usai melahirkan. Zat imun ini tetap terdapat pada ASI selanjutnya, namun dengan konsentrasi lebih rendah (1). h. Mencegah alergi Beberapa studi menemukan bahwa menyusui selama sekurangnya 6 bulan dapat mencegah alergi pada bayi, misalnya alergi terhadap makanan atau terhadap pernafasan. Proteksi ini berlangsung terus hingga anak mencapai usia remaja. Penelitian lain juga menemukan, bayi dari keluarga yang memiliki riwayat alergi ternyata memiliki resiko eksim lebih rendah dibanding saudaranya yang diberi susu formula. Ilmuwan menduga bahwa asam lemak dan zat imun seperti IgA (immunoglobulin A) pada ASI mencegah reaksi alergi dengan menghentikan protein asing masuk dalam sistem tubuh bayi. Bahkan, protein dalam susu sapi adalah salah satu alergen (zat penyebab alergi) yang menjadi alasan mengapa bayi yang mendapat susu formula lebih sering mengalami alergi ketimbang bayi yang mendapat ASI (1).

i. Mendongkrak IQ Beberapa studi menemukan hubungan antara menyusui dan IQ yang lebih tinggi. Hubungan emosional yang terjalin selama menyusui mungkin berkontribusi terhadap hal ini, namun diduga asam lemak yang terdapat pada ASI memainkan peran terbesar pada perkembangan otak bayi (1). j. Mencegah obesitas Para ahli melakukan analisis terhadap 61 studi terkait menyusui dan obesitas pada anak di kemudian hari. Hasilnya menyimpulkan, menyusui berpengaruh terhadap menurunnya resiko obesitas. Namun mereka mengatakan, studi lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan tersebut (1). k. Melindungi bayi dari penyakit leukemia Studi juga menemukan bahwa menyusui dapat menurunkan resiko bayi terhadap leukemia lymphoblastik dan myelodi akut. Para ahli berkesimpulan bahwa antibodi pada ASI mendongkrak sistem imun bayi. Masih dilakukan riset lanjutan terhadap temuan ini (1). l. Mencegah diabetes tipe 1 dan campak Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bayi yang mendapat ASI kurang dari 3 bulan dan mendapat susu formula akan memiliki resiko untuk terkena diabetes tipe 1 sebanyak 1,5 kali. Selain diabetes tipe 1, campak adalah penyakit lain yang ditangkis melalui ASI. Lagi-lagi faktor imunitas diduga sebagai alasannya. Bahkan ASI mengandung sel darah putih untuk menambah daya tahan tubuh terhadap infeksi (1). m. Membantu menurunkan berat badan ibu

10

Menyusui dapat membantu menurunkan berat badan ibu, terutama pada tahun-tahun pertama setelah melahirkan. Ini karena tubuh ibu membakar kalori saat memproduksi ASI (1). n. Menurunkan tingkat stress dan perdarahan postpartum Menyusui memicu pelepasan hormon oksitosin yang akan membuat tubuh menjadi lebih rileks. Oksitosin juga mengembalikan rahim ke bentuk semula, yang akhirnya dapat mengurangi perdarahan post partum (1). 2.2 Manajemen Laktasi Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya (1). Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut (1): a. Pada masa Kehamilan (antenatal) - Memberikan penernagan dan penyuluhan tentang manfaat dan keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, disamping bahaya pemberian susu botol. - Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan putting susu, apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau kenaikan berat badan ibu hamil. - Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.

11

- Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan trisemester kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat belum hamil. - Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya. b. Pada masa segera setelah persalinan (prenatal) - Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan cara menysui yang baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara melakatkan bayi pada payudara ibu. - Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24 jam sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal. - Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000S1) dalam waktu dua minggu setelah melahirkan. c. Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal) - Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 4 bulan pertama usia bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lainnya. - Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 kali lebih banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari. - Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat.

12

- Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang keberhasilan menyusui. - Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada permasalahan menysusui seperti payudara banyak disertai demam. - menghubungi kelompk pendukung ASI terdekat untuk meminta pengalaman dari ibu-ibu lain yang sukses menyusui bagi mereka. - Memperhatikan gizi/makanan anak, terutama mulai bayi 4 bulan, berikan MP ASDI yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.

13

BAB III KESIMPULAN

Pemberian ASI ekslusif 6 bulan direkomendasikan baik dari WHO dan Pemrintah Indonesia. Hal ini berdasarkan penelitian dan pengkajian dari berbagai literatur. Oleh karena itu perlu ditingkatkan pemahaman, kesadaran, dan penerapan pemberian ASI ekslusif 6 bulan dalam rangka peningkatan kualitas tumbuh kembang bayi balita Indonesia. Selain itu diharapkan melalui pendekatan dengan cara ini dinilai mampu meningkatkan angka pencapaian pemberian ASI eksklusif 6 bulan pada bayi khususnya di wilayah kerja puskesmas S.Parman.

14

Você também pode gostar