Você está na página 1de 26

INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK Dosen Pengampu : Aryo Andri Nugroho, S.Si, M.

Pd

Disusun oleh:
1. Ary Wibowo 2. Rizki Novita 3. Anggun Octora Yuniar 4. Ida Safitri

(11310319) (11310330) (11310347) (11310350)

Kelas 3H

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PGRI SEMARANG 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran matematika selama ini, dunia nyata hanya dijadikan tempat mengaplikasikan konsep. Siswa mengalami kesulitan matematika di kelas. Akibatnya, siswa kurang menghayati atau memahami konsep-konsep matematika, dan siswa mengalami kesulitan untuk mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam matematika. Untuk itu kita sebagai calon guru harus mengupayakan bagaimana caranya supaya terjadi perubahan pandangan oleh peserta didik yang asalnya menganggap bahwa matematika itu sulit menjadi beranggapan bahwa matematika ternyata menyenangkan dan mudah untuk dipelajari. Hal tersebut tentunya tidak akan pernah terjadi jika kita menggunakan model pembelajaran matematika yang kurang tepat. Jenning dan Dunne (dalam Zainurie,2007) mengatakan bahwa, kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan matematika ke dalam situasi kehidupan real. Sedangkan menurut Soedjadi dkk (dalam Zainurie, 2007) hal lain yang menyebabkan sulitnya matematika bagi siswa adalah karena pembelajaran matematika kurang bermakna. Guru dalam pembelajarannya di kelas tidak mengaitkan dengan skema yang telah dimiliki oleh siswa dan siswa kurang diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan mengkonstruksi sendiri ide-ide matematika. Mengaitkan pengalaman kehidupan nyata anak dengan ideide matematika dalam pembelajaran di kelas penting dilakukan agar pembelajaran bermakna. Salah satu pembelajaran matematika yang berorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari (mathematize of everyday experience) dan menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah pembelajaran Matematika Realistik (Zainuri,2007). Soedjadi dalam Sudarsiah (2005:2) mengemukakan bahwa, di negeri Belanda telah dikembangkan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). Dalam pendekatan PMR, pembelajaran matematika lebih memusatkan kegiatan belajar pada siswa dan

lingkungan serta bahan ajar yang disusun sedemikian sehingga siswa lebih aktif mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuan yang akan diperolehnya. Oleh karena itu pada pembahasan kali ini kami mencoba mengulas tentang Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) yang kami anggap sebagai salah satu solusi yang dapat mengatasi kesulitan peserta didik dalam belajar matematika. B. Rumusan Masalah Dari pernyataan dalam latar belakang di atas, maka akan timbul berbagai pertanyaan yang dapat dijadikan acuan untuk rumusan masalah, diantaranya sebagai brerikut :
1. Tujuan dari adanya Inovasi Pembelajaran Matematika?

2. Apakah pengertian Pembelajaran Matematika Realistik? 3. Apa tujuan Pembelajaran Matematika Realistik?
4. Bagaimanakah karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik?

5. 6. 7.

Apa sajakah langkah-langkah yang ditempuh dalam pembelajaran realistik? Apa sajakah kelebihan dan kelemahan pembelajaran realistik? Mengapa perlu diterapkan pendekatan pembelajaran realistik pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) ?

C. Pemecahan Masalah
1. Makalah ini menjelaskan Tujuan dari adanya Inovasi Pembelajaran Matematika.

2. 3. 5. 6. 7.

Makalah ini menjelaskan tentang pengertian Pembelajaran Matematika Realistik. Makalah ini menjelaskan tujuan Pembelajaran Matematika Realistik Makalah ini menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh dalam pembelajaran realistik. Makalah ini menjelaskan kelebihan serta kelemahan pembelajaran realistik. Makalah ini menjelaskan penerapan pendekatan pembelajaran realistik pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel.

4. Makalah ini menjelaskan karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik.

BAB II PEMBAHASAN A. LANDASAN TEORI

1. Tujuan Inovasi Pembelajaran Matematika

Secara umum, inovasi berarti suatu ide, produk, informasi teknologi, kelembagaan, perilaku, nilai-nilai, dan praktik-praktik baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan/diterapkan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat demi terwujudnya perbaikan mutu setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan. Menurut Romberg dalam (Suherman, 2003), dalam pendidikan khususnya pendidikan matematika , individu atau kelompok dapat membuat suatu produk baru untuk memperbaiki suatu pembelajaran,produk ini mungkin berupa produk materi pembelajaran baru,teknik pembelajaran baru, ataupun program pembelajaran baru. Pengembangan produk baru ini melibatkan proses engineering dengan cara menemukan bagian bagian tertentu dan meletakkannya kembali untuk membuat suatu bentuk baru. Ada empat tahap utama dalam pengembangan tersebut yaitu ;desain hasil , kreasi hasil, Implementasi hasil, dan penggunaan hasil .Bentuk inovasi tersebut dimakhsudkan untuk mengoptimalkan algoritma matematika Pengembangan pembelajaran matematika model pembelajaran matematika realistik merupakan salah satu usaha menciptakan inovasi pembelajaran guna meningkatkan kemampuan siswa memahami matematika. .Usaha usaha ini dilakukan sehubungan dengan adanya perbedaan antara materi yang di cita citakan oleh kurikulum tertulis hasil proses belajar mengajar yang ditandai dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam menyerap konsep konsep, prosedur , dan

(intended currriculum) dengan materi yang di ajarkan (implemented curriculum) , serta perbedaan antara materi yang diajarkan dengan materi yang dipelajari siswa(realized curriculum).

2.

Pengertian Pembelajaran Matematik Realistik Menurut zainurie dalam (Soviawati, 2011) matematika realistik adalah

matematika sekolah yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran. Masalah-masalah realistik digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal. Pembelajaran matematika realistik di kelas berorientasi pada karakteristikkarakteristik Realistic Mathematics Education (RME), sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk menemukan kembali konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika formal. Selanjutnya, siswa diberi kesempatan mengaplikasikan konsepkonsep matematika untuk memecahkan masalah sehari-hari atau masalah dalam bidang lain. Realistic Mathematics Education (RME) merupakan teori belajar mengajar dalam pendidikan matematika. Teori RME pertama kali diperkenalkan dan dikembangkan di Belanda pada tahun 1970 oleh Institut Freudenthal. Teori ini mengatakan bahwa matematika harus dikaitkan dengan realita dan matematika merupakan aktivitas manusia. Ini berarti matematika harus dekat dengan anak dan relevan dengan kehidupan nyata sehari-hari. Pembelajaran matematika realistik pada dasarnya adalah pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk memperlancar proses pembelajaran matematika, sehingga mencapai tujuan pendidikan matematika secara lebih baik dari pada yang lalu. Yang dimaksud dengan realita yaitu hal-hal yang nyata atau kongret yang dapat diamati atau dipahami peserta didik lewat membayangkan, sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan adalah lingkungan tempat peserta didik berada baik lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat yang dapat dipahami peserta didik. Lingkungan dalam hal ini disebut juga kehidupan sehari-hari (Soviawati, 2011).

3.

Tujuan pembelajaran matematika realistik Menurut Suherman( 2003 :143), dalam pembelajaran sistem RME memiliki

beberapa tujuan yang hendak di capai,antara lain: a. Menciptakan matematika agar lebih menarik, lebih relevan dan bermakna terhadap kehidupan, tidak terlalu formal dan tidak terlalu abstrak. b. Mencapai keberhasilan pembelajaran dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa c. d. Menciptakan belajar matematika yang berdasar pada learning by doing Memunculkan inovasi dalam penyelesaian masalah matematika dengan tanpa menggunakan penyelesaian (algoritma) yang baku e. Menciptakan pembelajaran dengan konteks sebagai titik awal pembelajaran tersebut.

4.

Karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik Karena matematika realistik menggunakan masalah realistik sebagai pangkal tolak pembelajaran maka situasi masalah perlu diusahakan benar-benar riil atau sesuai dengan pengalaman siswa, sehingga siswa dapat memecahkan masalah dengan caracara informal. Menurut Marpaung dalam (Budi, 2008) mengungkapkan beberapa ciri pendidikan matematika realistik antara lain: 1) pembelajaran berpusat pada siswa 2) Siswa dilatih untuk aktif berfikir dan berbuat 3) pembelajaran dimulai dari masalah-masalah yang nyata
4) siswa diberi

kesempatan mengembangkan strategi belajarnya dengan

berinteraksi dan bernegosiasi dengan kawan atau gurunya dan guru membantunya 5) Siswa dibimbing pada pembentukan konsep penyelesaian permasalahan 6) menekankan proses reinvensi atau rekonstruk

7) guru hanya berperan sebagai fasilitator atau manejer kelas.

5.

Langkah-langkah Pembelajaran Realistik. Menurut Supinah dan Agus D.W (2008), langkah-langkah pembelajaran matematika realistik adalah sebagai berikut :

1. Memulai pembelajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang real bagi siswa sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya, sehingga siswa segera terlibat dalam pembelajaran secara bermakna. 2. Permasalahan yang diberikan harus diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut. 3. Siswa mengembangkan atau menciptakan model-model simbolik secara informal terhadap persoalan/permasalahan yang diajukan. 4. Pembelajaran berlangsung secara interaktif, siswa menjelaskan dan memberikan alasan terhadap jawaban yang diberikannya, memahami jawaban temannya (siswa lain), setuju terhadap jawaban temannya, menyatakan ketidaksetujuan, mencari alternatif penyelesaian yang lain, dan melakukan refleksi terhadap setiap langkah yang ditempuh atau terhadap hasil pembelajaran Sedangkan menurut Nyimas Aisyah, dkk (2007: 7.27), langkah-langkah pembelajaran matematika realistik yaitu : 1) Persiapan a. Menentukan masalah kontekstual yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan diajarkan. b. Mempersiapkan model atau alat peraga yang dibutuhkan. 2) Pembukaan a. Memperkenalkan masalah kontekstual kepada siswa. b. Meminta siswa menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri.

3)

Proses Pembelajaran a. Memperhatikan kelompok. b. Memberi bantuan jika diperlukan. c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menyajikan hasil kerja mereka dan mengomentari hasil kerja temannya. d. Mengarahkan siswa untuk mendapatkan strategi terbaik untuk menyelesaikan masalah. e. Mengarahkan siswa untuk menentukan aturan atau prinsip yang bersifat umum. kegiatan siswa baik secara individu ataupun

4)

Penutup a. Mengajak siswa menarik kesimpulan tentang apa yang telah mereka lakukan dan pelajari. b. Memberi evaluasi berupa soal matematika dan pekerjaan rumah.

6. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Realistik Kelebihan pembelajaran realistik diantaranya : 1. Peserta didik dapat membangun sendiri pengetahuannya. 2. Suasana pembelajaran lebih menyenangkan karena menggunakan realitas kehidupan sehingga membuat peserta didik tidak bosan 3. Melatih mental atau keberanian peserta didik untuk mengemukakan jawaban atau pendapatnya.
4. siswa juga lebih aktif dan kreatif dalam menyampaikan idenya, dapat

menggali potensi dirinya dalam mengerjakan soal, sementara itu pengetahuan baru yang dibangun siswa berasal dari seperangkat ragam pengalaman sehari hari akan lebih lama di ingat dari pada secara menyeluruh didapat dari guru. Kelemahan pembelajaran realistik diantaranya : 1. Membutuhkan waktu yang lama. 2. Siswa yang pandai kadang tidak sabar menanti jawabannya terhadap teman yang belum selesai.

3. Membutuhkan alat peraga yang sesuai dengan situasi pembelajaran saat itu.

7. Penggunaan Pendekatan Realistik dalam Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Dewasa ini terdapat beberapa masalah ataupun kesulitan dalam pemahaman sistem persamaan linear dua variabel. Diantara letak kesulitannya adalah menentukan nilai dari variabel-variabel yang ada dalam persamaan SPLDV. Selain itu peserta didik juga kesulitan dalam menyelsaikan soal cerita dalam SPLDV, karena siswa harus mengkontruksi soal ke dalam model matematika yaitu persamaan linear dua variabel. Untuk mengatasi kesulitan dalam materi tersebut, maka penulis mencoba menggunakan pendekatan realistik dengan harapan peserta didik mampu menentukan nilai variabel dengan pengalaman sehari-hari.

BAB III PENUTUP Keimpulan

Dari pembahasan tentang pandekatan RME tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang bersifat abstrak. sehingga menyebabkan banyak peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar matematika.Untuk itu diperlukan semacam upaya inovasi pembelajaran sehingga pembelajaran matematika dapat berlangsung semenarik mungkin dan menjadikan siswa memahami materi yang diajarkan seutuhnya.Salah satu pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran realistik / RME dimana guru mengajak peserta didik untuk berhadapan dengan hal hal yang bersifat real atau nyata dalam menyelesaikan persoalan persoalan yang ada pada matematika dan melatih siswa menyusun sendiri matematika formalnya.

DAFTAR PUSTAKA Jacobsen, David A, dkk.2009. Methods or te1aching(terjemahan khoirul anam

dkk).Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Jurnal pendidikan matematika, volume 3, nomer 1, jauari 2009 Poerwadarminta.W.J.S. 2005. Kamus Umum BahasaIndonesia (edisi ketiga). Jakarta : Balai Pustaka Riyanto, Yatim. 2008. Paradigma Baru Pembelajaran. Surabaya : Kencana Prenada Media Group Students responses to the realistic mathematics teaching approach in junior secondary school in indonesia (jurnal internasional) Suharso dan Ana Retnoningsih.2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang : Widya Karya) Suherman,Erman dkk.2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia Suprijono, Agus. 2010. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Aplikasi Pembelajaran Menggunakan RME

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Alokasi Waktu

: Sekolah Menengah Pertama : Matematika : VII/1 : Sistem Persamaan Linier dua variabel : 2 x 40 menit

A. Standar kompetensi Memahami system persamaan linier dua variable dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar 1. 2. Menyelesaikan system persamaan linier dua variable Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan

system persamaan linier dua variable 3. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan

system persamaan linier dua variable dan penafsirannya

C. Indikator 1. 2. 3. Menyebutkan perbedaan PLDV dan SPLDV Menyatakan variable dengan variable lain suatu PLSV Mengenali SPLDV dalam berbagai bentuk dan variable

4. 5. 6. grafik 7.

Mengenal variable dan koefisien SPLDV Membedakan akar dan bukan akar SPL dan SPLDV Menentukan penyelesaian SPLDV dengan substitusi, eliminasi dan

Membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang melibatkan

SPLDV D. Tujuan pembelajaran dapat menyebutkan perbedaan persamaan linear dua variabel dan system persamaan linear dua variabel; dapat mengenal sistem persamaan linear dua variabel dalam berbagai bentuk dan variabel; dapat menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan substitusi dan eliminasi. dapat membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variable dapat menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya. E. Materi
Persamaan linear dua variable (PLDV) adalah persamaan yang memuat dua variable dan masing masing variable berpangkat satu. Bentuk umum dari PLDV yaitu ax+by+c = 0 atau ax+by=c

Sistem persamaan linier dua variable(SPLDV) terdiri atas dua persamaan linier dua variable, yang keduanya tidak berdiri sendiri, sehingga kedua persamaan hanya memiliki satu penyelesaian. Bentuk umum SPLDV:

Menentukan Himpunan Penyelesaian SPLDV dengan Menggunakan :

A. Metode Grafik B. Metode Subtitusi C. Metode Eliminasi D. Metode Campuran

F. MODEL PEMBELAJARAN

1. Setting Pembelajaran : Secara berkelompok

2. Model Pembelajaran : Matematika Realistik

3. Materi Prasyarat : Persamaan linier satu variable

4. Media : Lembar Kerja Siswa (LKS)

G.

Langkah-langkah Pembelajaran : 1. Pendahuluan a. Guru melakukan apersepsi dari pelajaran sebelumnya tentang persamaan linier satu variabel. b. Guru menginformasikan tentang materi pelajaran apa yang akan dibahas dan model pembelajaran yang akan diterapkan, penggunaan

lembaran kerja siswa (LKS) beserta aktivitas yang akan dikerjakan siswa dalam pembelajaran. c. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah maksimum 5-6 orang dalam satu kelompok
d. Sebagai motivasi dilakukan dengan demonstrasi tentang realistik

berhubungan

dengan

sistem

persamaan

linier

dua

variabel.

Misalnya : Dengan cara memperagakan ketika membeli alat tulis di sebuah koperasi,kemudian mengubah barang tersebut menjadi sebuah persamaan yang kemudian akan diselesaikan dengan sistem persamaan linier dua variabel.

2. Kegiatan Inti Kegiatan Guru dan Kegiatan Siswa


a. Menyajikan masalah realistik yang berhubungan dengan sistem

persamaan linier dua variabel. (LKS) seperti soal No. 1 dan No. 2.
b. Guru dengan peran sebagai fasilitator memberi bantuan pada siswa

untuk memahami masalah realistik/ sehari hari yang nyata dipahami oleh siswa. c. Guru sebagai fasilitator memandu siswa dan berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain serta mengawasi dan memberi motivasi bagi siswa agar dapat menemukan sendiri model matematika yang sesuai untuk menyelesaikan masalah. d. Meminta salah seorang siswa untuk menyajikan model matematika dari permasalahan dan cara penyelesaian soal nomor 1 di depan kelas. e. Memberi kesempatan pada beberapa orang siswa yang lain untuk menyajikan model matematika dari permasalahan dengan memakai variabel lain yang berbeda.

f. Memberi kesempatan pada siswa untuk menanggapi dan memilih model matematika yang sesuai dan benar. g. Guru melakukan refleksi dan evaluasi membimbing siswa hingga sampai memahami konsep matematika formal. h. Guru melakukan hal yang sama pada soal nomor 2. i. Berdasarkan pengalaman siswa dan dengan menggunakan pemodelan dari soal nomor 1 guru meminta siswa untuk menyelesaikan soal nomor 2. j. Berdasarkan soal nomor 1, Guru membimbing siswa untuk menemukan bentuk model matematika yang sesuai .
k. Secara berkelompok siswa menyelesaikan masalah realistik (LKS) soal

nomor 1dan nomor 2 dengan tahapan kegiatan yang dilakukan siswa sebagai berikut : Membaca dan memahami permasalahan sehingga diharapkan siswa dapat menuliskan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, pemodelan dan cara penyelesaiananya.

Merumuskan model dan memilih metode yang tepat untuk menyelesaikan dari masalah realistik yang dilanjutkan dengan menyajikannya di depan kelas.

3. Kegiatan Penutup Guru memberikan Tugas Rumah Siswa dianjurkan untuk membaca dan memahami materi pelajaran pertemuan berikutnya

4. Alat Peraga

Buku,

Pensil, Jangka, dan Lain lain.

5.

Metode dan Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang digunakan: pembelajaran matematika realistik dengan pendekatan realistik Metode pembelajaran yang digunakan: menggunakan demonstrasi dan ceramah

6. Evaluasi Aspek yang dinilai a. Aspek Kognitif : Dapat menyebutkan pengertian persamaan linier 2 variabel dan serta mampu menyelesaikan soal-soal masalah sehari hari yang berkaitan dengan persamaan linier 2 variabel melalui pemodelan matematika b. Aspek Afektif Keaktifan dalam diskusi kelas, memperhatikan secara seksama jalannya diskusi, dan keikutsertaan dalam menyimpulkan hasil diskusi dan aktif menyelesaikan tugas rumah. Jenis Tagihan : LKS
Uang Anisa Rp 150.000,- lebihnya dari uang Budi. Jika tiga kali uang Aprita ditambah dua kali uangnya Budi jumlahnya adalah Rp 950.000,-. Tentukan besar masing-masing uang Anisa Budi!

Semarang, November 2012 Mengetahui

Kepala Sekolah

Guru Kelas

(........................) NIP...................

(.........................) NIP.................

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Sistem Persamaan linier dua Variabel SOAL !!!


1. Suatu hari Ria membeli 2 jangka dan 2 buku tulis dengan harga Rp 14.000,-,

sedangkan Ika membeli 1 jangka dan 3 buku tulis dengan harga Rp 17.000,-. Berapa harga 2 jangka dan 1 buku? 2. Harga 8 buku tulis dan 6 pulpen Rp 14.400,00 dan harga 6 buku tulis dan 5 pulpen Rp 11.800,00. Berapa jumlah harga 5 buku tulis dan 8 buah pulpen? 3. Harga 2 penggaris dan 3 jangka Rp 32.000,00 sedangkan 3 penggaris dan 2 jangka Rp 33.000,00. Berapa harga 1 penggaris dan 5 jangka? 4. Amri membeli 1 pulpen dan 1 buku Rp 2000,00 di toko yang sama Munza membeli 5 pulpen dan 2 buku seharga Rp 7000,00. Berapa harga 1 buah pulpen? 5. Harga 1 penggaris dan 1 pensil Rp 3.000,00 sedangkan 2 penggaris dan 3 pensil Rp 7.000,00 maka harga 4 penggaris dan 5 pensil? 6. Risty membeli 5 pulpen dan 3 buku Rp 12.000,00 ditoko yang sama Yohanes membeli 5 pulpen dan 2 buku Rp 10.000,00. Berapa harga 1 pulpen dan 1 buku?

LAMPIRAN MATERI

SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Tentunya anda masih ingat tentang persamaan linier satu variable (PLSV) , yaitu persamaan yang memuat satu variable, dan pangkat dari variabelnya adalah satu. Nah, sekarang perhatikan persamaan x + 4y = 8, memiliki dua variable yaitu x dan y, serta masing masing variable berpangkat satu. x + 4y = 8 merupakan PLDV
Kesimpulan : Persamaan linear dua variable (PLDV) adalah persamaan yang memuat dua variable dan masing masing variable berpangkat satu. Bentuk umum dari PLDV yaitu ax+by+c = 0 atau ax+by=c

Pengertian : Sistem persamaan linier dua variable(SPLDV) terdiri atas dua persamaan linier dua variable, yang keduanya tidak berdiri sendiri, sehingga kedua persamaan hanya memiliki satu penyelesaian. Bentuk umum SPLDV:

a, b, c, p, q, dan r adalah bilangan real Berikut ini ada beberapa contoh SPLDV : 1. x + y= 3 dan 2x 3y = 1 2. 5x + 2y = 5 dan x= 4y 12 3. 5x + 4y + 7 = 0 dan -3x 2y = 4

Menentukan Himpunan Penyelesaian SPLDV dengan Menggunakan : E. Metode Grafik Dalam metode grafik, untuk menentukan akaar akar SPLDV dapat dilakukan melalui langkah langkah berikut ini :

1. Siapkanlah system koordinat kartesius lengkap dengan skalanya 2. Lukislah masing masing PLDV pada system koordinat kartesius, dengan memperhatikan titik titik potongnya dengan sumbu x dan sumbu y

Contoh :

Selesaikan system persamaan di bawah ini dengan metode grafik : 2x + 3 y = 12 4x - 3y - 6 = 0 Penyelesaian :

2x + 3y = 12 Titik potong dengan sumbu x, y = 0 2x + 3.0 = 12 2x = 12 x = 6, diperoleh titik (6, 0)

* 4x-3y-6 = 0 4x-3y = 6 Titik potong dengan sumbu x, y = 0 4x 3.0 = 6 4x = 6 x = 1 , diperoleh titik ( 1 ,0) * Titik potong dengan sumbu y, x = 0 4.0 3y = 6 - 3y = 6 y = -2, diperoleh titik (0, -2)

Titik potong dengan sumbu y, x = 0 I.0 + 3y = 12 3y = 12 y= 4, diperoleh titik (0, 4)

Grafik:

(3,2)

1,5

-2

Jadi himpunan penyelesaiannya adalah (3,2) titik potong kedua garis. F. Metode Substitusi Substitusi berarti mengganti,
Langkah langkah metode substitusi sebagai berikut : 1. Menyatakan variable dalam variable lain,missal menyatakan x dalam y atau sebaliknya 2. Mensubstitusikan persamaan yang telah kita ubah dengan persamaan yang lain 3. Mensubstitusikan nilai yang sudah ditemukan dari variable x atau y ke salah satu persamaan

Contoh : 1. Tentukan HP dari persamaan x+2y = 4 dan 3x+ 2y = 12

Penyelesaian : x + 2y = 4, kita nyatakan x dalam y, diperoleh: x = 4 2y Substitusikan x = 4 2y ke dalam persamaan 3x + 2y = 12

3x + 2y = 12 3( 4 2y ) + 2y = 12 12 6y + 2y =12 -4y = 0 y=0 Substitusikan y=0 ke persamaan x=4 2y X = 4 2. 0 X=4 Jadi HPnya adalah {(4,0)}

2. Selesaikanlah system persamaaan di bawah ini dengan metode substitusi. 2x y = 8 3x + 4y = 10

Jawab: Mula mula satu dari dua persamaan di atas diubah sebagai berikut: 2x y = 8 - y = 8 - 2x y = -8 + 2x (*) Substitusikan nilai y = -8 + 2x ke persamaan lainnya. 3x + 4y = 10 3x + 4(-8 + 2x ) = 10 3x -32 +8x = 10 (uraikan yang ada di dalam kurung )

3x + 8x =10 + 32 ( kedua ruas ditambah 32 ) 11x = 42 X= Untuk mencari nilai y, kita substitusikan nilai x = Y= -8 +2x = -8 + 2( Jadi, HPnya adalah ( )= , ) ke persamaan (*), diperoleh:

G. METODE ELIMINASI Eliminasi artinya menghilangkan salah satu variable. Pada cara eliminasi , koefisien dari variable harus sama atau dibuat menjadi sama. R aakakn ansesuai
Langkah langkah : 1. Nyatakan kedua persamaan ke bentuk ax + by = c 2. Samakan koefisien dari variable yang akan dihilangkan, melalui cara mengalikan dengan mengalikan bilangan yang sesuai (tanpa memperhatikan tanda) 3. Jika koefisien dari variable bertanda sama ( sama positif atau sama negative), maka kurangkan kedua persamaan. Jika koefisien dari variable yang dihilangkan tandanya

Contoh: Carilah himpunan penyelesaian dari system persamaan berikut ini. 3x 2y = 8 4x + y = 7 Jawab: a. Mengeliminasi variable x, diperoleh: 3x + 2y = 8 x 4 12x 8y = 32

4x + y = 7

x 3 12x + 3y = 21 -11y = 11 y = -1

b. Mengeliminsai variable y, diperoleh : 3x 2y = 8 4x + y = 7 x1 x2 3x 2y = 8 8x + 2y = 14 11x x = 22 =2

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah (2,-1)

H. METODE GABUNGAN Merupakan gabungan antara metode substitusi dan eliminasi.

Contoh soal Tentukan himpunan penyelesaian dari 2x 3y = 17 dan 3x + y = 9 Pembahasan : mengeliminasi x Karena koefisien x belum sama, maka kita buat sama 2x 3y = 17 3x + y = 9 x3 x2 6x 9y = 51 6x + 2y = 18 -11y = 33 y=-3 Substitusikan y = -3 ke persamaan 3x + y =9

3x + (-3) = 9 3x x = 12 =4

Jadi, himpunan penyelesaianya adalah { (4, -3 ) }

Você também pode gostar