Você está na página 1de 11

Kajian Faktor Predisposisi Perilaku Mengkonsumsi Minuman Keras pada Masyarakat Desa Oelpuah

KAJIAN FAKTOR PREDISPOSISI PERILAKU MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS PADA MASYARAKAT DESA OELPUAH KABUPATEN KUPANG TAHUN 2010 Nusin Faot 1 , Imelda Manurung 2, Shinta Lisa Purimahua 3 Abstract: Predisposing factor is a behavior in from of response or reaction towards stimulation from outside organism, by viewing specific aims it is aimed to discover the knowledge, attitude, action and education level of society towards the behavior of alcoholic drink consumption. The type of research is a method survey with descriptive characteristics. Total samples 87 respondents. The result of the research discovers that the behavior of alcoholic drink consumption is affected by knowledge, (46%) have less knowledge, (43%) have sufficient knowledge, and (11%) have good knowledge. The society has negative attitudes of the behavior of alcoholic drink consumption based on knowledge, feelings and tendency, (65%) shows negative impact and (35%) shows positive attitude. The society is accustomed to consume alcoholic drink, which is (84%) of alcoholic drink consumers and (16%) of non-alcoholic drink consumers. The education level also affects the behavior of alcoholic drink consumption, and is also seen most of samples are in the category of elementary education level of (71%), while respondents are in the category of high school education level of (5%). Conclude that the behavior of alcoholic drink consumption affects by the knowledge, negatives attitude, action and the low education level of society. So it can suggest that the society should not consumpt alcoholic drink more because it can affect our health. For the related instance can make a law about alcoholic drink who more direct on health. Although economics and social aspect. For the next researcher can research further about the behavior of alcoholic drink consumption who can decrease the degree of public health. Keywords : Knowledge, attitude, action, alcoholic drink PENDAHULUAN Perilaku kesehatan adalah perilaku manusia yang mencakup tingkah budaya masyarakat dan perilaku perorangan yang erat hubungannya dengan masalah status kesehatan masyarakat maupun perorangan. Notoatmodjo (2003). Minuman keras adalah produk yang dihasilkan melalui proses fermentasi dengan menggunakan khamir (ragi/saccaromyces cereviceae), pada bahan yang mengandung pati. Alkohol yang sering diperdagangkan dapat berupa metanol, etanol dan butanol. Alkohol digolongkan ke dalam zat adiktif karena dapat menimbulkan ketagihan (adiksi) dan ketergantungan (dependensi). Karena sifat adiktifnya ini maka seseorang yang mengkonsumsi alkohol dalam jangka waktu tertentu akan menambah takarannya sampai pada dosis yang dapat menimbulkan keracunan (intoksikasi) dan kemabukan (Hutapea, 1993) kerusakan pada otak, kerusakan sel-sel tubuh. Selain itu, alkohol dapat menyebabkan iritasi pada sistem pencernaan, menyebabkan terjadinya penyakit kanker paru- paru, lever dan dapat merusak sistem pernapasan sehingga menyebabkan pneumonia serta dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit bahkan dapat menyebabkan kematian. Walaupun ada yang selamat maka sudah pasti akan menyebabkan matanya buta karena menyerang saraf-saraf mata. Kalau sudah ada orang yang kecanduan alkohol, lama kelamaan mereka akan malas dan tidak bisa melakukan sesuatu pekerjaan kalau tidak minum alkohol atau ada rangsangan (Ismail, 2005).

Penyelenggaraan pengamanan minuman keras bagi kesehatan bertujuan untuk mencegah penyakit akibat konsumsi minuman keras bagi individu dan masyarakat, dengan melindungi kesehatan masyarakat terhadap insiden penyakit yang fatal dan penyakit yang dapat menurunkan hidup akibat mengkonsumsi Orang yang mengkonsumsi alkohol >70% kualitas minuman keras (Syamsuddin, 2004). dapat merusak sistem saraf, menimbulkan
1) 2) 3) Alumni Jurusan PKIP FKM Undana Staf pengajar Jurusan Epidemiologi dan Biostatistika FKM Undana Staf pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan kerja FKM Undana

MKM Vol. 05 No. 01 Des 2010

Konsumsi minuman keras di dunia mencapai 1.054.000 liter pertahun senilai 4 (empat) triliun (WHO,1998). Dari sebuah penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa remaja lakilaki yang pernah dan sekarang masih minum minuman keras menunjukkan persentase yang jauh lebih tinggi yaitu terdapat 42,2% remaja laki-laki di kota dan 35,7% remaja laki-laki desa yang pernah minum minuman keras dan sekitar 3% remaja perempuan (kota dan desa) pernah minum minuman keras (Agnes Sekar, 2006). Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Asrama Kelapa Gading Kupang ditemukan dari 40 orang penghuni kamar kos, 26 orang (92,86%) diantaranya mengkonsumsi minuman keras (Jehanur, 2009). Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Taklal (2008), diperoleh data dari 35 responden terdapat 21 orang (60,0%) yang mengendarai kendaraan bermotor saat berada pada pengaruh minuman keras. Penyalahgunaan minuman keras menimbulkan 58% tindakan kekerasan, perkosaan dan pembunuhan, sepertiga kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh pengemudi di bawah pengaruh minuman keras. Minuman keras yang mengandung kadar alkohol tinggi sangat mempengaruhi fungsi akal seseorang. Menurut Muhamad R. Banau dari Badan Pengawasan ObatObatan dan Makanan (BPOM), masyarakat yang mengkonsumsi alkohol 75% akan berdampak sangat fatal karena lama kelamaan akan mengalami kebutaan bahkan mengakibatkan kematian karena terjadi kerusakan pada organ tubuh misalnya infeksi pada lambung dan pembengkakan pada hati (Khairudin, 2009). Penelitian yang dilakukan Akamaking, (2007) di pelabuhan Tenau Kupang dari 84 responden yang diteliti dalam kaitan dengan dampak konsumsi minuman beralkohol terhadap kesehatan, 76 responden (90,48%) mengatakan bahwa kebiasaan tersebut sangat merugikan kesehatan. Dengan demikian, hanya 8 (delapan) responden (9,52%) yang mengatakan sebaliknya. Meski demikian, semua reponden mengaku bahwa mengkonsumsi minuman keras dapat
18

meningkatkan gairah kerja, menghilangkan kantuk, serta menghilangkan stress. Anggapan inilah yang menjadi alasan utama bagi para responden untuk mengkonsumsi minuman keras. Masyarakat di Desa Oelpuah adalah kelompok masyarakat yang memiliki aktifitas kerja yang tinggi karena sebagian besar masyarakat di Desa Oelpuah bermata pencaharian sebagai petani. sesuai dengan hasil observasi secara langsung yang dilakukan oleh peneliti selama dua bulan pada saat melakukan kegiatan KKN pada tahun 2009, ditemukan bahwa dalam melakukan aktifitas sehari-hari mereka selalu beranggapan bahwa masalah minuman keras merupakan faktor pendorong atau pendukung dalam menyelesaikan aktifitasnya. Anggapan masyarakat ini diperkirakan disebabkan oleh rendahnya pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat yang kurang tepat dalam mengambil keputusan serta tingkat pendidikan masyarakat yang kurang menunjang. Tujuan umum dari pnelitian ini adalah Untuk mengetahui faktor Predisposisi perilaku mengkonsumsi minuman keras pada masyarakat Desa Oelpuah Kabupaten Kupang. Tujuan khusus yaitu Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang perilaku mengkonsumsi minuman keras mengetahui sikap masyarakat tentang perilaku mengkonsumsi minuman keras,mengetahui tindakan masyarakat tentang perilaku mengkonsumsi minuman keras,serta mengetahui tingkat pendidikan masyarakat tentang perilaku mengkonsumsi minuman keras. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yang bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan didalam suatu komunitas atau masyarakat (Notoatmodjo, 2005).

Kajian Faktor Predisposisi Perilaku Mengkonsumsi Minuman Keras pada Masyarakat Desa Oelpuah

Penelitian dilakukan di Desa Oelpuah, Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2010 sampai Bulan April 2010.

595 jiwa yang terhimpun dalam 308 KK, distribusi jumlah penduduk Desa Oelpuah selengkapnya dapat dapat dilihat pada tabel 1.

Populasi merupakan keseluruhan objek Tabel 1. Distribusi jumlah penduduk dan jumlah KK di Desa Oelpuah tahun 2010 penelitian (Notoadmodjo,2005). Populasi Jenis dalam penelitian ini adalah masyarakat usia Jumlah Jumlah Kelamin prodktif yaitu laki-laki dan perempuan yang Dusun Penduduk KK L P berumur 15-64 tahun di Desa Oelpuah Kabupaten Kupang yang berjumlah 649 I 214 111 103 59 KK orang.
II 253 290 254 212 1.223 135 134 135 113 628 118 156 119 99 595 62 KK 72 KK 71 KK 44 KK 308

Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling dimana setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik undian (lottery technique), (Notoatmodjo, 2005). Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus menurut Notoatmodjo (2005). Jadi jumlah sampel penelitian adalah 87 orang. CARA, BAHAN PENGUMPULAN DATA DAN

III IV V Total

Sumber : Data Statistk Desa Oelpuah,2010

Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbanyak terdapat pada dusun III yaitu sebanyak 290 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 72 KK, sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit terdapat pada ALAT dusun V yaitu sebanyak 212 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 44 KK.

Data primer dari penelitian ini adalah data yang didapat oleh peneliti dari kuesioner Distribusi penduduk Desa Oel[uah menurut ditempat penelitian. Data sekunder adalah umur dapat dilihat pada tabel 2. data yang diperoleh dari instansi terkait serta Tabel 2 Distribusi Penduduk Desa Oelpuah data dari kantor Desa Oelpuah berupa data menurut Umur tahun 2010. geografis. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan kamera Golongan Jumlah (jiwa) Umur Persentase (%) sebagai alat dokumentasi. Data yang telah 0-5 160 13 dikumpulkan dari kuesioner dan wawancara 6-10 195 15 akan dikelola secara manual dengan cara 11-14 174 14 tabulasi. Selain itu juga menggunakan alat 15-64 694 58 elektronik yaitu komputer. Data-data ini Total 1.223 100 disajikan dalam bentuk tabel yang kemudian Sumber: Data statistic Desa Oelpuah, 2010 dinarasikan. Tabel 2 menunjukkan bahwa kelompok umur 15-64 tahun memiliki jumlah terbanyak yaitu HASIL DAN BAHASAN 694 jiwa (58 %), sedangkan jumlah yang Gambaran Umum Hasil Penelitian paling sedikit adalah pada golongan umur 0Desa Oelpuah adalah salah satu Desa yang 5 tahun yaitu sebanyak 160 jiwa (13 %). terletak di wilayah Kecamatan Kupang Penduduk Menurut Jenis Tengah Kabupaten Kupang, dengan luas Distribusi wilayah 2.358,63 Ha yang terdiri dari 5 Pekerjaan dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 dusun, 11 RT dan 8 RW. Jumlah penduduk menunjukan bahwa masyarakat Desa Desa Oelpuah sebanyak 1.223 jiwa yang Oelpuah paling banyak bekerja sebagai terdiri dari laki-laki 628 jiwa dan perempuan petani yaitu 427 orang (87 %).
19

MKM Vol. 05 No. 01 Des 2010

Tabel 3. Distribusi Penduduk Desa Oelpuah Menurut Jenis Pekerjaan tahun 2010 Jenis Pekerjaan Jumlah (jiwa) PNS Guru/Dosen Pengemudi Petani Pensiunan Tukang Lain- lain Total 13 6 6 427 2 32 208 694 Persentase (%) 1 1 1 62 1 5 29 100

Tabel 5. Distribusi responden Menurut Umur Golongan Umur Jumlah Persentase (%) (Tahun) (Jiwa) 15-20 19 22 21-25 9 10 26-30 37 43 31-35 13 14 36-40 6 7 41-45 3 4 Total 87 100

Sumber : Data Statistk Desa Oelpuah,2010

Karakteristik Pekerjaan Tingkat

Responden

Menurut

Jenis

Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan disajikan pada tabel 4.

Tabel 6. Karakteristik Responden Menurut Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan Wiraswasta Petani PNS Total Jumlah (Jiwa) 15 68 4 87 Persentase (%) 17 78 5 100

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa responden terbanyak memiliki pekerjaan sebagai petani yaitu sebanyak 68 jiwa (78 Total 1223 100 %), sedangkan responden yang paling Sumber : Data Statistk Desa Oelpuah,2010 sedikit bekerja sebagai PNS yaitu 4 jiwa (5 Tabel 4 menunjukan bahwa tingkat %). pendidikan masyarakat terbanyak yaitu terdapat dalam golongan dengan tingkat Pengetahuan, Sikap, Tindakan serta pendidikan belum sekolah/tidak sekolah yaitu Tingkat Pendidikan Masyarakat Tentang 610 jiwa (50 %), sedangkan tingkat Perilaku Mengkonsumsi Minuman Keras. pendidikan masyarakat yang paling sedikit adalah Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 13 Pengetahuan Masyarakat. jiwa (2 %). Tabel 7. Pengetahuan masyarakat tentang perilaku Karakteristik Responden
mengonsumsi minuman keras di desa oelpuah Tahun 2010. Pengetahuan Jumlah (jiwa) Persentase (%) Baik 10 11 Cukup 37 43 Kurang 40 46 Total 87 100

Tabel 4. Distribusi Penduduk Desa Oelpuah Menurut Tingkat Pendidikan tahun 2010 Tingkat Persentase (%) Jumlah (jiwa) Pendidikan Belum Sekolah/Tidak 610 50 Sekolah SD 398 33 SLTP 133 10 SMA 69 5 Perguruan Tinggi 13 2

Karakteristik Responden Menurut umur Penentuan kelompok umur responden dilakukan dengan perhitungan kelas dan panjang kelas interval (Sugiyono,2006). Karakteristik responden penelitian menurut Tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar umur selengkapnya dapat dilihat pada tabel masyarakat Desa Oelpuah memiliki 5. pengetahuan yang kurang tentang perilaku mengkonsumsi minuman keras yang Tabel 5 menunjukkan bahwa responden berkaitan degan devinisi maupun dampak terbanyak berada pada kelompok umur 26- dari minuman keras itu sendiri yaitu dengan 30 tahun yaitu sebanyak 37 jiwa (43%). jumlah 40 orang (46 %), sedangkan yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 37 orang (43 %) dan mempunyai
20

Kajian Faktor Predisposisi Perilaku Mengkonsumsi Minuman Keras pada Masyarakat Desa Oelpuah

pengetahuan baik sebanyak 10 orang (11 Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat bahwa %). responden terbanyak termasuk dalam golongan dengan tingkat pendidikan SD Sikap Masyarakat yaitu sebanyak 62 jiwa (71%), sedangkan responden yang paling sedikit dengan tingkat Tabel 8. Sikap masyarakat tentang perilaku pendidikan SMA yaitu 4 jiwa (5 %). Sehingga mengonsumsi minuman keras di desa oelpuah dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan Tahun 2010. masyarakat Desa Oelpuah masih sangat Sikap Jumlah (jiwa) Persentase (%) rendah. Sikap Positif 31 35 BAHASAN Pengetahuan Masyarakat Tentang Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa Perilaku Mengkonsumsi Minuman Keras masyarakat Desa Oelpuah menunjukan Sikap yang negatif terhadap perilaku Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan mengkonsumsi minuman keras. Hal ini dapat terjadi setelah orang melakukan dilihat dari jumlah responden sebanyak 87 penginderaan terhadap objek tertentu. orang, 56 orang (65 %) menunjukan sikap Pengetahuan ini dapat membentuk yang negatif dan 31 orang (35 %) yang keyakinan tertentu, sehingga orang dapat menunjukan sikap yang positif terhadap berperilaku sesuai keyakinan tersebut. perilaku mengkonsumsi minuman keras. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang Tindakan Masyarakat tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
Tabel 9. Tindakan masyarakat tentang perilaku mengonsumsi minuman keras di desa oelpuah Tahun 2010. Tindakan Jumlah (jiwa) Persentase (%) Pernah 73 84 Tidak Pernah 14 16 Total 87 100 Sikap Negatif Total 56 87 65 100

Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa masyarakat Desa Oelpuah sebagian besar mengkonsumsi minuman keras. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden penelitian sebanyak 87 orang, dimana diketahui bahwa yang pernah mengkonsumsi minuman keras sebanyak 73 orang (84 %) dan yang tidak pernah mengkonsumsi minuman keras sebanyak 14 orang (16 %). Tingkat Pendidikan
Tabel 10. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Belum Sekolah/ Tidak Sekolah SD SLTP SMA Total Jumlah (Jiwa) 16 62 5 4 87 Persentase (%) 18 71 6 5 100

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 87 responden, 40 orang (46%) mempunyai pengetahuan yang kurang tentang perilaku mengkonsumsi minuman keras baik itu tentang pengertian maupun dampak dari minuman keras itu sendiri. Berdasarkan hasil penelitian, mereka berpendapat bahwa semua jenis minuman yang mengandung alkohol memang merupakan minuman keras dimana pada saat mereka konsumsi akan memberikan sesuatu yang tidak dapat mereka rasakan atau alami seperti perasaan senang, keberanian untuk melakukan sesuatu, bahkan dapat memberikan kekuatan atau energi baru bagi mereka untuk beraktifitas. Selain itu, mereka berpendapat bahwa semua jenis minuman keras itu sama saja walaupun memiliki kadar alkohol yang berbeda sehingga jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak hanya akan menimbulkan pusing sesaat kemudian hilang, dan semua itu tidak akan menimbulkan dampak yang negatif bagi kesehatan mereka. Bahkan mereka berpendapat bahwa mengkonsumsi minuman keras dalam jumlah yang banyak dapat membuat mereka berimajinasi dan
21

MKM Vol. 05 No. 01 Des 2010

dapat menghilangkan segala beban hidup Menurut Panjaitan, (2003) dalam Harimurti, yang dirasakan sangat berat. (2009) Mengkonsumsi minuman beralkohol pada pria dapat mengakibatkan pengaruh Pendapat masyarakat ini juga didukung oleh buruk pada testis dan hipotalamus, yang penelitian Tucker, (2009), dimana dikatakan pada akhirnya akan mengurangi produksi bahwa Alkohol tidak harus selalu dikaitkan testosteron dan terjadinya feminisasi. Selain dengan hal negatif. Tentunya jika diminum itu, pengaruh etanol pada organ reproduksi dalam takaran yang sesuai dan jenis yang pria dapat berupa keterlambatan pubertas, tepat. Hal ini dibuktikan oleh sebuah studi atrofi testis, disfungsi ereksi, ginekomastia, yang dilakukan tim peneliti dari Tufts gangguan proses spermatogenesis hingga University. Mereka menemukan, minum 1 infertilitas. Selain itu, Seseorang yang selalu atau 2 gelas anggur atau bir setiap hari bisa membiasakan dirinya untuk mengkonsumsi membantu menguatkan tulang. minuman keras, kemungkinan besar dapat menyebabkan kerusakan pada hati dan Menurut Tucker, sangat sulit untuk membuat menyebabkan kematian. Lebih lanjut, batas yang jelas antara manfaat positif dan Harimurti menyatakan bahwa disadari risiko negatif alkohol. Alkohol sangat ataupun tidak seseorang yang mempunyai membingungkan bagi orang-orang, karena kebiasaan mengkonsumsi miuman keras alkohol mempunyai dampak yang berbeda akan memperoleh dampak yang sebagian dalam hal yang berbeda, Misalnya alkohol besar sangat merugikan bagi dirinya sendiri bisa mencegah penyakit jantung tetapi maupun orang lain. alkohol juga meningkatkan risiko kanker payudara. Akan tetapi, dampak alkohol Menurut Ismail (2005) orang yang terhadap kepadatan mineral tulang (Bone mengkonsumsi alkohol 70% lama kelamaan Mineral Density) atau BMD, jauh lebih besar dapat menyebabkan kecanduan dan akan dibandingkan nutrisi lainnya termasuk menambah takaran yang lebih pada saat kalsium. mengkonsumsi, hal ini dapat menyebabkan mata menjadi kabur atau rabun yang pada Pernyataan diatas juga sejalan dengan akhirnya bisa buta dan dapat menyebabkan tulisan Tarigan, (2000) yang mengatakan kematian. Walaupun ada yang selamat maka bahwa pandangan masyarakat kalau alkohol sudah pasti akan menyebabkan matanya tidak baik bagi kesehatan tidaklah buta karena menyerang saraf-saraf mata. sepenuhnya benar. Alkohol bisa bermanfaat Kalau sudah ada orang yang kecanduan bagi kesehatan, tentu saja dalam jumlah alkohol, lama kelamaan mereka akan malas yang tidak berlebih. Sebuah studi dari dan tidak bisa melakukan sesuatu pekerjaan Belanda menemukan bahwa mengkonsumsi kalau tidak minum alkohol atau ada sedikit alkohol setiap hari bisa meningkatkan rangsangan. angka harapan hidup. Dengan cara mengurangi segelas anggur menjadi Pernyataan Ismail juga didukung oleh setengah gelas per harinya. Hutapea (1993), dimana alkohol digolongkan ke dalam zat adiktif karena dapat Pernyataan diatas bertentangan dengan apa menimbulkan ketagihan (adiksi) dan yang dikatakan oleh Harimurti, (2009) bahwa ketergantungan (dependensi). Karena sifat sekurang-kurangnya terdapat 200.000 adiktifnya ini maka seseorang yang kematian yang berhubungan dengan alkohol mengkonsumsi alkohol dalam jangka waktu tiap tahunnya. Kelompok usia dengan tertentu akan menambah takarannya sampai persentase penggunaan alkohol tertinggi pada dosis yang dapat menimbulkan adalah antara 20 tahun hingga 35 tahun keracunan (intoksikasi) dan kemabukan. sedangkan dari jenis kelamin, laki-laki secara Keadaan ini bermula dari adanya perilaku bermakna lebih mungkin menggunakan (kebiasaan) seseorang untuk mengkonsumsi alkohol daripada wanita. minuman beralkohol. Alkoholisme merupakan suatu penyakit yang sulit ditanggulangi oleh penderitanya.
22

Kajian Faktor Predisposisi Perilaku Mengkonsumsi Minuman Keras pada Masyarakat Desa Oelpuah

Penyakit merupakan suatu fenomena yang kompleks yang berpengaruh negatif terhadap kehidupan manusia. Sebenarnya manusia sendiri menjadi sebab, atau menimbulkan penyebab suatu penyakit. Perilaku manusia dan cara hidup manusia merupakan penyebab bermacam-macam penyakit, penderitaan dan kematian, bukan hanya di negara berkembang, namun juga di negara maju. Perilaku masyarakat untuk mengkonsumsi minuman keras disebabkan karena pengetahuan masyarakat yang masih rendah, hal ini disebabkan minimnya fasilitas pendidikan di desa tersebut. Disamping itu, masyarakat desa oelpuah memiliki tingkat perekonomian yang kurang menunjang sehingga masyarakat sulit untuk mendapatkan pendidikan yang baik. Disamping itu juga akses masyarakat untuk mendapatkan informasi serta pendidikan yang baik sangat kurang karena pemukiman masyarakat yang jauh dari kota disamping itu juga kurangnya perhatian dari pemerintah dalam menanggulangi masalah yang disebabkan oleh minuman keras. Sikap masyarakat terhadap perilaku mengkonsumsi minuman keras Sikap merupakan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap objek atau situasi secara konsisten (Ahmadi, 1999). Sikap masyarakat Desa Oelpuah tentang perilaku mengkonsumsi minuman keras adalah respon positif atau negatif terhadap perilaku untk mengkonsumsi minuman keras sebagai hasil dari pandangan, perasaan dan kecenderungan masyarakat untuk bertindak terhadap berbagai risiko penyakit khususnya penyakit yang dapat disebabkan oleh kebiasaan mengkonsumsi minuman keras.

merugikan bagi kesehatan mereka sendiri, dan aspek kecenderungan ( konatif) dimana mereka mengatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras boleh dilakukan tetapi pada saat ada acara-acara adat yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat. Sedangkan yang memiliki sikap negatif adalah 56 orang (65 %), hal ini berkaitan dengan aspek perasaan (afektif) dan aspek kecenderungan (konatif) dimana mereka berpendapat bahwa minuman keras sudah merupakan adat turun temurun dari para leluhur mereka sehingga kebiasaan untuk mengkonsumsi minuman keras bagi mereka sangat sulit untuk dihilangkan. Selain itu juga mereka berpendapat bahwa minuman keras adalah salah satu media atau alat yang dapat mempererat hubungan sosial antara sesama dalam lingkungan tempat tinggal ataupun dimana saja karena menurut mereka pada saat berkumpul dan ada aktifitas untuk mengkonsumsi minuman keras, segala beban hidup yang dirasakan berat akan hilang dalam sekejap walaupun hal itu dirasakan cuma sesaat. Sehingga pada saat mereka mengkonsumsi minuman keras jika ada seseorang yang mengajak untuk mengkonsumsi minuman keras dan tidak ada tanggapan atau kemauan dari orang yang diajak maka akan menimbulkan rasa kebencian tersendiri terhadap orang yang diajak bahkan dia akan dikucilkan dari pergaulan setiap hari, hal ini juga yang menjadi suatu motivasi bagi masyarakat untuk mengkonsumsi minuman keras. Pernyataan masyarakat ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh (Teguh, dalam Pribadi, 2008), Pengguna minuman keras berasumsi bahwa dengan mengkonsumsi minum keras maka mereka akan merasa tenang, memiliki pergaulan yang luas dan cocok dengan teman-teman sehingga merasa akan dikenal dimana-mana apabila bepergian ke tempat lain. Mereka sering tidak memikirkan dampak negatif dari mengkonsumsi minuman keras yakni merasa sakit, dan menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa masyarakat yang mempunyai sikap positif terhadap perilaku mengkonsumsi minuman keras adalah sebanyak 31 orang (35 %) yang berkaitan dengan aspek pengetahuan (kognitif) dimana mereka mengatakan bahwa mengkonsumsi Pernyataan sikap masyarakat yang negatif minuman keras secara berlebihan dapat terhadap perilaku mengkonsumsi minuman menimbulkan sesuatu yang sangat keras ini menunjukan kurangnya sikap
23

MKM Vol. 05 No. 01 Des 2010

menerima, merespon, dan bertanggung jawab terhadap kesehatan mereka sendiri. Hal ini akan berdampak negatif pada kesehatan pribadi mereka sendiri. Teori Green yang menyatakan bahwa sikap adalah salah satu faktor predisposisi untuk munculnya perilaku yang baik, hal ini sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo (2003) yang mengatakan bahwa perilaku seseorang akan dipengaruhi oleh kepercayaan, keyakinan, kehidupan emosional dan kecenderungan untuk bertindak yang semua itu merupakan komponen dari sikap. Sikap merupakan bentuk dari perilaku seseorang yang masih tertutup dan ini menggambarkan kesiapan seseorang untuk melakukan tindakan (Notoatmodjo, 2005). Perbaikan perilaku masyarakat dengan merubah sikap mereka terhadap kebiasaan mengkonsumsi minuman keras dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam pembangunan. Dari hasil penelitian diketahui terdapat 56 orang (65%) memiliki sikap yang negatif terhadap perilaku mengkonsumsi minuman keras. Hal ini dapat dikatakan bahwa masyarakat masih memiliki pengetahuan yang sangat kurang untuk menyikapi masalah tentang definisi dan dampak atau bahaya dari minuman keras itu sendiri.

walaupun hal itu hanya dirasakan sesaat. Lebih lanjut mereka mengatakan bahwa walaupun mereka sudah mengkonsumsi minuman keras hingga mabuk, tidak pernah terjadi keonaran karena setelah mereka rasakan bahwa mereka sudah mabuk mereka akan tidur atau yang belum merasa terlalu mabuk mereka akan pergi melakukan suatu aktifitas kerja yang dapat menghilangkan rasa mabuk tersebut. Mereka mengatakan bahwa jenis minuman keras yang biasanya dikonsumsi sangat beragam hal ini dikatakan karena mereka berpendapat bahwa semua jenis minuman keras itu sama saja sehingga minuman keras apa yang ada mereka akan konsumsi. Lebih lanjut dikatakan bahwa untuk bertahan mengkonsumsi minuman keras sangat sulit hal ini juga didukung dengan adanya tempat penjualan bahkan tempat untuk memproduksi minuman keras itu sendiri. Di Desa Oelpuah minuman keras sangat mudah untuk didapatkan karena masyarakatnya bisa memproduksi atau menghasilkan minuman keras itu sendiri, minuman keras ini didapatkan dari proses pengolahan pohon nira yang banyak terdapat di Desa Oelpuah. Jenis minuman yang diproduksi adalah sopi dan laru.

Tindakan masyarakat terhadap perilaku Pernyataan ini juga sejalan dengan Teguh mengkonsumsi minuman keras dalam Pribadi (2008), yang mengemukakan bahwa biasanya seseorang terjerumus Tindakan adalah semua kegiatan atau dalam penyalahgunaan minuman keras aktifitas manusia, baik yang dapat diamati karena ingin membuktikan atau menunjukan secara langsung maupun yang tidak dapat keberanian kepada orang lain, untuk diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003). melepaskan diri dari kesepian dan memperoleh pengalaman emosional, Dari hasil penelitian diketahui bahwa mencari dan menemukan arti dalam hidup, responden yang memiliki kebiasaan menghilangkan rasa gelisah dan frustasi mengkonsumsi minuman keras sebanyak 73 dalam menjalani hidup, mengikuti kemauan orang (84%). Berdasarkan data yang teman-teman dalam menjalin solidaritas, dan diperoleh, responden menyatakan bahwa mengkonsumsi minuman keras karena di mereka mempunyai kebiasaan dorong oleh rasa ingin tahu. Lebih lanjut, mengkonsumsi minuman keras karena Teguh mengatakan bahwa kebiasaan merupakan penambah stamina untuk konsumsi minuman keras tersebut tergolong bekerja, selain itu karena ingin bersosialisasi dalam gangguan penggunaan minuman dengan sesama, adapun yang menyatakan keras yang bersifat rekreasional, yang mana bahwa mengkonsumsi minuman keras itu penggunaan minuman keras pada waktu memberikan sesuatu yang menjadi rasa berkumpul bersama-sama teman sebaya, nikmat, nyaman, senang dan tenang misalnya pada waktu pertemuan malam
24

Kajian Faktor Predisposisi Perilaku Mengkonsumsi Minuman Keras pada Masyarakat Desa Oelpuah

minggu, ulang tahun atau acara pesta lainnya. Penggunaan ini mempunyai tujuan untuk rekreasi bersama teman sebaya. Juga termasuk dalam gangguan penggunaan minuman keras yang bersifat situasional, yang mana seseorang mengkonsumsi minuman keras dengan tujuan tertentu secara individual, hal itu sebagai pemenuhan kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi. Seringkali penggunaan ini merupakan cara untuk melarikan diri dari masalah, konflik, stress dan frustasi. Pernyataan ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tneh mengenai Analisis Dampak Mengkonsumsi Minuman Keras (Sopi) pada Masyarakat Pengguna Sopi di Kelurahan Nonbes Kecamatan Amarasi Kabupaten Kupang Tahun 2010 yang mengatakan bahwa perubahan perilaku maladaptive yang dilakukan oleh masyarakat pengguna sopi akibat mengkonsumsi sopi yang paling banyak adalah terjadinya gangguan pekerjaan, yakni sebesar 75,56%. Hal ini disebabkan oleh karena pengguna sopi setelah mengkonsumsi sopi maka akan mengalami cara jalan yang tidak mantap (sempoyongan), penglihatan kabur dan mengantuk, sehingga suatu pekerjaan yang sedang dilakukan atau sudah direncanakan dengan matang untuk dapat terselesaikan pada waktu itu juga, tidak akan dapat terselesaikan sesuai dengan harapan. Hal ini sejalan dengan pendapat Funkynetter (2009) bahwa jika masuknya minuman keras makin lama makin banyak secara terus menerus maka orang itu akan mengantuk dan tertidur sehingga berdampak pada gangguan pekerjaan. Tingkat Pendidikan

baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut . Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pendidikan masyarakat di Desa Oelpuah masih sangat rendah karena ratarata masyarakat mempunyai tingkat pendidikan yaitu Sekolah Dasar (SD). Hasil penelitian terhadap 87 sampel penelitian menunjukan bahwa 62 orang (71%) memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD), SLTP 5 orang (6%) dan SMA 4 orang (5%). Menurut Mantra (2003), pendidikan seseorang dikatakan tinggi apabila seseorang telah melewati jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini dapat mempengaruhi perilaku seseorang karena secara konseptual pendidikan akan meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan wawasan sehingga dapat memberikan sumbangan atau kontribusi yang berarti dalam proses pembangunan.

Pendidikan adalah suatu usaha untuk DAFTAR PUSTAKA mengembangkan kepribadian dan Ahmadi, Abu. 2002. Psikologi Kesehatan. kemampuan di dalam dan di luar sekolah Rineka Cipta: Jakarta. dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan Akamaking Darius, 2007. Hubungan Antara mempengaruhi proses belajar, makin tinggi Kebiasaan Merokok Dan Konsumsi pendidikan seeorang makin mudah orang Minuman Beralkohol Dengan Kapasitas tersebut untuk menerima informasi. Dengan Fisik Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) pendidikan tinggi maka seseorang akan Di Pelabuhan Laut Tenau Kupang. cenderung untuk mendapatkan informasi,
25

MKM Vol. 05 No. 01 Des 2010

Skripsi. Kupang: Universitas Nusa Cendana Arikunto, S. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Badan Narkotik Nasional Republik Indonesia. 2004. Jakarta. Badan Pusat Statistik, 2004. Kependudukan. Kupang. Dirdjosisworo, S. 1984. Alkoholisme, Paparan Hukum Dan Kriminologi. Remaja Karya. Jakarta. Gultom, Batunahal. 1995. Mengobati Keracunan. Jakarta. Harimurti, 2009. Pengaruh Pemberian Minuman Beralkohol Terhadap Berat Testis. www.belajarislam.com. Diakses tanggal 19 juli 2010. Hawari, Dagang, Penyalagunaan dan Ketergantungan narkotika, alcohol dan Zat adiktif. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2006. Hutapea, Albert M. 1993. Menuju Gaya Hidup sehat. Gramedia Pustaka utama. Jakarta. ,2008. Arti Definisi/Pengertian Zat Adiktif, Jenis/Macam & Dampak Efek ketergantungan Pada Organisme Hidup. http://organisasi.org.co.id. Diekses tanggal 8 Oktober 2009. ,2006. Masalah Miras Kota dan Desa. www.urlfan.com/local/fenomena. diakses tanggal 16 Oktober 2009. Ismail, A. 2005. Peraturan Daerah Sebagai Payung Hukum Pemberantasan Minuman Keras. www. sijunjung.go.id/index2.php. Diakses tanggal 18 Oktober 2009. Jehanur Margaretha, 2008. Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Penghuni Asrama Kelapa Gading Tentang Minuman Keras. Skripsi. Kupang: Universitas Nusa Cendana Khairudin, 2009. Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol.www.dgip.go.id/ebhtml/hki/filec ontent.php?fid=5603. Diakses tanggal 2 Oktober 2009. Liliweri, Alo. 2004. Wacana Komunikasi Organisasi. Mandar Maju:Bandung.(http://www.digilib.ui.edu/o pac/thems/libri2/detail.jsp?id=75048, akses : 29 september 2009)
26

Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Margono dan Trimawan. Buku Pedoman Pengajar mata Ajaran Kimia Lingkungan Untuk Institusi Pendidikan D-III Tenaga Kerja Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Departemen Kesehatan RI. 1991. Murti, Bisma. 2003. Prinsip Dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Notoatmodjo, Soekidjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Rineka Cipta. Jakarta. . 2002. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta . 2003. Pengantar Pendidikan kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta. . 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta . 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Cetakan I. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Pribadi, Eko Teguh. 2008. Alkohol. dalam tubuh. http://www.scribd.com Akses tanggal 23 Januari 2009. Priyatno, Duwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta Purwanto, Heri. 1999. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan. Kedokteran EGC. Jakarta. Sekar, Agnes, 2006. Masalah-masalah Sekitar Kecanduan Minuman keras. http://lead.sabda.org. Diakses tanggal 21 September 2009. Syamsuddin, Abbas. 2004. 10 Langkah Pemeliharaan Kesehatan Melalui Lingkungan Romantis. Jakarta. Taklal Deny, 2009. Faktor Resiko Terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas Pada Pengemudi Sepeda Motor Di Kota Kupang. Skripsi. Kupang: Universitas Nusa Cendana Tarigan Ikarowina, 2000. Panjang Umur Dengan Sedikit Alkohol. www. Mediaindonesia.com. diakses tanggal 19 juli 2010. Tneh Melanton, 2010. Analisis Dampak Mengkonsumsi Minuman Keras (Sopi) pada Masyarakat Pengguna Sopi di Kelurahan Nonbes Kecamatan Amarasi

Kajian Faktor Predisposisi Perilaku Mengkonsumsi Minuman Keras pada Masyarakat Desa Oelpuah

Kabupaten Kupang. Skripsi. Kupang: Universitas Nusa Cendana. Tucker Katherine, 2009. Alkohol Kuatkan Tulang. www. Mediaindonesia.com. diakses tanggal 19 juli 2010. Yari, N.K, 2007. Etanol dan Kecanduan Alkohol. www.kapan lagi.com. diakses tanggal 8 Oktober 2009.

27

Você também pode gostar