Você está na página 1de 39

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA ( AD - ART ) GARDU PRABOWO

PEMBUKAAN

Sendi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara, adalah terlaksananya tatanan Masyarakat Adil, Makmur, Sejahtera dan Berdaulat, sesuai dengan cita-cita lahur para pendiri dan pejuang bangsa yang tertuang dalam Proklamasi 17 Agustus 1945, sebagai puncak perjuangan dan pergerakan seluruh rakyat Indonesia dalam melawan penindasan dan ketidakadilan, Nasionalisme, Patriotisme dalam Demokrasi, serta Azas Kebersamaan (mutalism). Azas Kemanusiaan (Humanism) dan Kesetaraan (egaliter) dan Kesetaraan (egaliter) yang terangkum dalam Pancasila sebagai Konsesnsus Nasional adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam Kehidupan Sosial dan Budaya Bangsa, sehingga menjadi perekat Kemaemukan (pluralism) dan Ragam Budaya (multiculturalism) dalam menghidupkan sinar persatuan dan Kesatuan abadi (idiom nation-state) seluruh Nusantara, bahkan segenap penjuru dunia mengingiat apa yang pernah diungkapkan ileh founding father kita bahwa suatu saat Nusantara akan menjadi Mercu Suarnya Dunia, sepanjang Ridho Allah Subanawataala senantiasa melindungi segenap Rakyat dan Bangsa Indonesia. Maka daripada itu, sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang telah menjadi jaminan kepada warga Negara Indonesia untuk membangun Negara secara demokratis dan memberikan hak kemerdekaan berserikat dan berkumpul, serta mengeluarakan gagasan pemikiran dengan lisan dan tulisan, sudah sepatutnya GARDU Prabowo sebagai dari masyarakat Indonesia berperan aktif secara bersama untuk menjadi pilar utama dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan hanya melawan kebodohan sosial (social foolishness) tetapi juga keterbelakangan sosial (sosial backwardness). Bahwa GARDU Prabowo sebagai Wadah Asipirasi Masyarakat dalam bentuk jejaring berbasis Doktrin Kerakyatan dan Kebangsaan yang merupakan cerminan dari nilai Pancasila, dan serta kolektif melakukan proses pencerahan dalam dimensi Kebangsaan, Pendidikan, Ekonomi, Sosial dan Budaya, serta turut berperan serta melakukan fungsi kekaryaan yang penuh dengan dedikasi, dalam menaktualisasikan Pembangunan Nasional, sesuai dengan cita-cita dan tujuan nasional bangsa Indonesia. GARDU Prabowo diharapkan dapat menmbuhkan jiwa dan semangat nasional dan menjadi salah satu gerbang lokomotif organisasi modern, visioner dan terdepan dalam menyongsong era Restorasi Bangsa Indonesia melalui fase pebentukan jati diri bangsa baik ditingkat Lokal, Regional, Nasional dan Bilateral. Membangun Masyarakat yang berkeadilan dan keadilan yang Bermasyarakat, sehingga alur regenarasi kepemimpinan dapat berjalan dan menjadi inspirator bagi terciptanya profil pemimpin yang jujur (vioner) guna menjadi duta bangsa yang peduli terhadap nasib rakyatnya adalah suatu tugas mulia yang harus diperjuangan oleh para generasi muda bangsa.

Bahwa di dorong semangat pengabdian kepada bangsa Negara, organisasi Gardu Prabowo dan diposisikan sebagai Ormas yang indepeden, maka dituangkan peraturan dasar organisasi sebagai berikut :

ANGGARAN DASAR GERAKAN RAKYAT DUKUNG PRABOWO

BAB I NAMA, STATUS, WAKTU, TEMPAT DAN KEDUDUKAN Pasal 1 Nama GARDU PRABOWO singkatan dari Gerakan Rakyat Dukung PRABOWO

Pasal 2 Status Gardu Prabowo diposisikan sebagai Organisasi Massa dari Partai Gerakan Indonesia Raya yang bersifat independen. Pasal 3 Waktu GARDU PRABOWO dideklarasikan pada tanggal 30 November 2008 bertempat di Jakarta untuk waktu yang tidak ditentukan. Pasal 4 Tempat Dewan Pimpinan Nasional GARDU PRABOWO, berkedudukan di Ibukota Negara Jakarta dan meliputi seluruh wilayah Negara Republik Indonesia Pasal 5 Kedudukan Gardu Prabowo meliputi seluruh wilayah Negara Ksatuan Republik Indonesia

BAB II 3

AZAS, JATI DIRI, WATAK dan SEMBOYAN Pasal 6 Azas GARDU PRABOWO berazaskan Pancasila dan UUD 1945. Pasal 7 Jati Diri Jati Diri GARDU PRABOWO adalah Nasionalis, Religius, Kerakyatan, Demokratis dan Pembawa Amanat Rakyat. Pasal 8 Watak Watak GARDU PRABOWO adalah militan progresif. Pasal 9 Semboyan Semboyan GARDU PRABOWO dalam bentuk salam sebutannya adalah MERAH PUTIH.

BAB III Visi dan Misi

Pasal 10 VISI

Bekerja bersama rakyat guna keunggulan dan kemandirian bangsa.

Pasal 11 MISI

1. Menggalang seluruh komponen anak bangsa untuk menciptakan perubahan di Indonesia. 2. Menghimpun serta mengaktualisasikan kesamaan sikap politik menjadi satu kehendak rakyat
untuk menciptakan perubahan.

3. Sebagai wadah atau alat komunikasi dan partisipasi dan perjuangan politik masyarakat.
4

4. Mewujudkan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada kekuatan bangsa yang mengarahkan
pada kedaulatan dan kemandirian bangsa,

BAB IV MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN Pasal 12 Maksud dan Tujuan Maksud Gardu Prabowo adalah menjalankan kegiatan usaha pengkajian dan pergerakan yang bersifat masif di bidang sosial, politik, budaya, dan kemanusiaan lainnya dengan tujuan mendorong percepatan perubahan menuju kemandirian bangsa. Pasal 13 Kegiatan 1. Melakukan konsolidasi organisasi secara solid di semua tingkatan. 2. Membangun jaringan nasional gerakan rakyat. 3. Membangun hubungan kerja sama dengan lembaga politik atau organisasi lainnya yang sehaluan.

4. Melakukan pengorganisasian kekuatan-kekuatan progresif secara nasional.


5. Melakukan pelatihan kader secara berjenjang guna membentuk kader-kader militan progresif. 6. Melaksanakan kegiatan yang bersifat humanis sebagai bentuk pengabdian terhadap masyarakat, nusa dan bangsa. 7. Melaksanakan kegiatan pembelajaran politik kepada masyarakat berbasis komunitas melalui berbagai sarana dan prasarana. 8. Mengawasi jalannya penyelenggaraan negara agar terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta membawa kesejahteraan bagi rakyat indonesia.

BAB V KEANGGOTAAN

Pasal 14 Keanggotaan Peraturan Keanggotaan diatur lebih lanjut dalam anggaran rumah tangga.

BAB VI TINGKATAN ORGANISASI, WEWENANG dan KEWAJIBAN Pasal 15 Tingkatan Organisasi Organisasi Gardu Prabowo dari tingkat Nasional sampai dengan tingkat Daerah dan RW/RT adalah sebagai berikut:

1. Dewan Pimpinan Nasional disingkat DPN adalah kepengurusan di tingkat Nasional. 2. Dewan Pimpinan Daerah disingkat DPD adalah kepengurusan di tingkat Provinsi. 3. Dewan Pimpinan Cabang disingkat DPC adalah kepengurusan di tingkat Kabupaten/Kota. 4. Dewan Pimpinan Sektor adalah DPS adalah kepengurusan di tingkat Kecamatan. 5. Koordinator Sub Sektor adalah kepengurusan di tingkat Kelurahan/Desa. 6. Koordinator Unit adalah kepengurusan ditingkat RW.
7. Koordinator Sub Unit adalah kepengurusan di tingkat RT. Pasal 16 Wewenang dan Kewajiban 1. Dewan Pimpinan Nasional adalah Badan Pelaksana tertinggi yang bersifat kolektif. Dewan Pimpinan Nasional berwenang :

a. Menentukan kebijakan di Tingkat Nasional sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran


Rumah Tangga, Keputusan Kongres/Kongres Luar Biasa dan Rapat Pimpinan Nasional, Rapat Kerja Nasional serta Peraturan lainnya.

b. Mengesahkan Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Daerah. c. Mengesahkan Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Cabang.
d. Menyelesaikan perselisihan kepengurusan dua tingkat dibawahnya

e. Memberikan penghargaan dan sanksi atas persetujuan sesuai ketentuan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga. f. Menetapkan dan merekomendasikan pengurus organisasi yang bersedia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dan eksekutif kepada Partai Gerakan Indonesia Raya.

Dewan Pimpinan Nasional berkewajiban :

a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, Keputusan Kongres dan Rapat Tingkat Nasional Serta Peraturan lainnya.

b. Memberikan pertanggungjawaban pada Kongres dan Kongres Luar Biasa.


2. Dewan Pimpinan Daerah adalah Pelaksana yang bersifat kolektif di Tingkat Provinsi. Dewan Pimpinan Daerah berwenang : 6

a. Menentukan kebijakan Tingkat Provinsi sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran


Rumah Tangga, Keputusan Kongres dan Rapat, baik Tingkat Nasional maupun Tingkat Provinsi serta Peraturan lainnya.

b. Mengajukan pengesahan Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Daerah kepada


Dewan Pimpinan Nasional.

c. Mengesahkan komposisi dan personalia ditingkat kecamatan. d. Menyelesaikan perselisihan kepengurusan Dewan Pimpinan dibawahnya.
e. Menetapkan dan merekomendasikan pengurus organisasi yang bersedia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dan eksekutif kepada Dewan Pimpinan Nasional. Dewan Pimpinan Daerah berkewajiban :

a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, Keputusan Kongres dan Rapat, baik Tingkat Nasional maupun Daerah Tingkat Propinsi serta Peraturan lainnya.

b. Memberikan pertanggungjawaban pada Musyawarah Daerah (Musda).


3. Dewan Pimpinan Cabang adalah Badan Pelaksana yang bersifat kolektif di Daerah Tingkat Kabupaten/Kota. Dewan Pimpinan Cabang berwenang :

a. Menentukan kebijakan di

Tingkat Kabupaten/Kota sesuai dengan Anggaran Dasar,

Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Kongres dan Rapat, baik Tingkat Nasional, Daerah Tingkat Provinsi maupun Daerah Tingkat Kabupaten/Kota serta Peraturan lainnya.

b. Mengajukan pengesahan Komposisi dan Personalia Dewan Pengurus Kecamatan kepada


Dewan Pimpinan Daerah.

c. Mengesahkan Komposisi dan Personalia di Tingkat Kelurahan/Desa.


d. e. Menyelesaikan perselisihan kepengurusan Kecamatan. Menetapkan dan merekomendasikan pengurus organisasi yang bersedia mencalonkan

diri sebagai anggota legislatif dan eksekutif kepada Dewan Pimpinan Nasional

Dewan Pimpinan Cabang berkewajiban :

a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Kongres dan Rapat, baik Tingkat Nasional, Tingkat Provinsi, maupun Tingkat Kabupaten/Kota serta Peraturan lainnya.

b. Memberikan pertanggungjawaban pada Musyawarah Cabang (Muscab).


4. Pengurus Kecamatan adalah badan Pelaksana bersifat kolektif di Tingkat Kecamatan.

Pengurus Kecamatan berwenang :

a. Menentukan kebijakan di Tingkat Kecamatan sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran


Rumah Tangga, Keputusan Kongres dan Rapat, baik Tingkat Nasional, Tingkat Provinsi, Tingkat Kabupaten/Kota maupun Tingkat Kecamatan serta Peraturan lainnya.

b. Mengusulkan Komposisi dan Personalia Koordinator Kelurahan atau Desa kepada Dewan
Pimpinan Cabang.

c. Menyelesaikan perselisihan kepengurusan Kelurahan atau Desa.


Pengurus Kecamatan berkewajiban : a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Kongres dan Rapat, baik Tingkat Nasional, Tingkat Provinsi, Tingkat Kabupaten/Kota maupun Tingkat Kecamatan atau sebutan lain serta Peraturan lainnya.

b. Memberikan pertanggungjawaban pada Musyawarah Kecamatan.


5. Koordinator Kelurahan/Desa adalah badan Pelaksana bersifat kolektif di Tingkat Kelurahan atau Desa. Koordinator Kelurahan/Desa berwenang :

a. Menentukan kebijakan di Tingkat Kelurahan/Desa sesuai dengan Anggaran Dasar,


Anggaran Rumah Tangga, dan Peraturan lainnya.

b. Mengesahkan komposisi dan personalia Koordinator Lapangan di Tingkat RW/RT. c. Menyelesaikan perselisihan kepengurusan RW/RT.
Koordinator Kelurahan/Desa berkewajiban : a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, serta Peraturan lainnya.

c. Memberikan pertanggungjawaban pada Musyawarah Kecamatan.


6. Koordinator Lapangan RW adalah Pelaksana di tingkat RW. Koordinator Lapangan RW berwenang :

a. Menentukan kebijakan di Tingkat RW atau sebutan lain sesuai dengan Anggaran Dasar,
Anggaran Rumah Tangga serta Peraturan lainnya. b. Membentuk Koodinator-Koordinator di tingkat RT.

Koordinator Lapangan RW berkewajiban :

a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, serta Peraturan lainnya. b. Memberikan pertanggungjawaban pada Musyawarah RW atau sebutan lain.

7. Koordinator Lapangan RT adalah Pelaksana di tingkat Rukun Tetangga (RT). Koordinator Lapangan tingkat RT berwewenang :

a. Menentukan kebijakan di Tingkat Rukun Tetangga atau sebutan lain sesuai dengan
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, serta Peraturan lainnya. b. Membentuk jaringan atau kelompok masa dilingkungannya.

Koordinator Lapangan berkewajiban:

a. Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran
Rumah Tangga, serta Peraturan lainnya.

b. Memberikan pertanggungjawaban pada Musyawarah tingkat RT atau sebutan lain.


BAB VII Pasal 17 BADAN ATAU LEMBAGA 1. Dewan Pimpinan Nasional dapat membentuk Badan dan Lembaga untuk melaksanakan tugastugas dalam bidang tertentu jika dianggap perlu. 2. Ketentuan lebih lanjut tentang Badan dan Lembaga diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB VIII Pasal 18 KONGRES DAN RAPAT-RAPAT 1. Kongres dan Rapat-Rapat Tingkat Nasional terdiri atas: a. Kongres. b. Kongres Luar Biasa. c. Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS). d. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS). 2. Kongres :

a. Kongres adalah pemegang kekuasaan tertinggi yang diadakan sekali dalam 5 (lima)
tahun. b. Kongres berwenang:

1) Menetapkan dan atau mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 2) Menetapkan Program Umum.
9

3) Menilai Pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Nasional.


4) Memilih dan menetapkan Ketua Umum. 5) Menetapkan Ketua Dewan Pembina. 6) Menetapkan ketua Dewan Penasehat 7) Menetapkan keputusan-keputusan lainnya. 3. Kongres Luar Biasa:

a. Kongres Luar Biasa adalah pengambilan keputusan tertinggi yang diselenggarakan dalam
keadaan luar biasa, diadakan atas permintaan dan atau persetujuan sekurang-kurangnya 50 + 1 Dewan Pimpinan Daerah, disebabkan : Organisasi menghadapi hal ihwal kegentingan yang memaksa. Dewan Pimpinan Nasional melanggar Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga tidak dapat melaksanakan amanat Kongres sehingga organisasi tidak berjalan sesuai dengan fungsinya.

b. Kongres Luar Biasa diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Nasional.


c. Kongres Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang yang sama dengan Kongres.

d. Dewan Pimpinan Nasional wajib memberikan pertanggung jawaban atas diadakannya


Kongres Luar Biasa tersebut. 4. Rapat Pimpinan Nasional ( RAPIMNAS ) :

a. Rapat Pimpinan Nasional adalah rapat pengambilan keputusan tertinggi di bawah


Kongres.

b. Rapat Pimpinan Nasional diselenggarakan sekurang-kurangnya setahun oleh Dewan


Pimpinan Nasional. 5. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) : a. b. Rapat Kerja Nasional adalah rapat yang diadakan untuk menyusun dan mengevaluasi Rapat Kerja Nasional dilaksanakan pada awal dan pertengahan periode kepengurusan. Pasal 19 Musyawarah dan Rapat rapat Tingkat Provinsi 1. Musyawarah dan Rapat-Rapat Tingkat Provinsi terdiri atas: a. b. Musyawarah Daerah Musyawarah Daerah Luar Biasa program kerja hasil Kongres.

c. Rapat Pimpinan Daerah


d. Rapat Kerja Daerah.

10

2. Musyawarah Daerah: a. Musyawarah Daerah adalah pemegang kekuasaan di tingkat provinsi yang diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun. b. Musyawarah Daerah berwenang: 1) Menetapkan Program Kerja Provinsi.

2) Menilai pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Daerah. 3) Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pimpinan Daerah.
4) Menetapkan Ketua Dewan Penasehat Daerah. 5) Menetapkan keputusan-keputusan lain. 3. Musyawarah Daerah Luar Biasa:

a. Musyawarah Daerah Luar Biasa adalah Musyawarah Daerah yang diselenggarakan


dalam keadaan luar biasa, karena adanya permintaan sekurang-kurangnya 50 + 1 Dewan Pimpinan Cabang Kabupaten/Kota dan disetujui oleh Dewan Pimpinan Nasional, disebabkan: Dewan Pimpinan Daerah melanggar Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga Dewan Pimpinan Daerah tidak dapat melaksanakan amanat Musyawarah Daerah

sehingga organisasi tidak berjalan sesuai dengan fungsinya.

b. Musyawarah Daerah Luar Biasa diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah.


c. Musyawarah Daerah Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang yang sama dengan Musyawarah Daerah.

d. Dewan Pimpinan Daerah wajib memberikan pertanggung-jawaban atas diadakannya


Musyawarah Daerah Luar Biasa tersebut.

4. Rapat Pimpinan Daerah: a. Rapat Pimpinan Daerah adalah rapat pengambilan keputusan di bawah Musyawarah Daerah. b. Rapat Pimpinan Daerah diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun oleh Dewan Pimpinan Daerah.

5. Rapat Kerja Daerah: a. b. Rapat Kerja Daerah adalah rapat yang diadakan untuk menyusun dan mengevaluasi Rapat Kerja Daerah dilaksanakan pada awal dan pertengahan periode kepengurusan. program kerja hasil Musyawarah Daerah.

Pasal 20 Musyawarah dan Rapat-Rapat Tingkat Kabupaten/Kota 11

1. Musyawarah dan Rapat-rapat Tingkat Kabupaten/Kota terdiri atas : a. Musyawarah Cabang b. Musyawarah Cabang Luar Biasa c. Rapat Pimpinan Cabang d. Rapat Kerja Cabang 2. Musyawarah Cabang : a. Musyawarah Cabang adalah pemegang kekuasaan di tingkat Kabupaten/Kota yang
diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun.

b. Musyawarah Cabang berwenang:


1) Menetapkan Program Kerja Kabupaten/Kota

2) Menilai pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Cabang 3) Memilih dan menetapkan Ketua Dewan Pimpinan Cabang 4) Menetapkan Ketua Dewan Penasehat Cabang
5) Menetapkan keputusan-keputusan lain

3. Musyawarah Cabang Luar Biasa : a. Musyawarah Cabang Luar Biasa adalah Musyawarah Cabang yang diselenggarakan
dalam keadaan luar biasa, karena adanya permintaan sekurang-kurangnya 50 + 1 Pengurus Kecamatan dan disetujui oleh Dewan Pimpinan Daerah, disebabkan: Dewan Pimpinan Cabang melanggar Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga, Dewan Pimpinan Cabang tidak dapat melaksanakan amanat Musyawarah Cabang sehingga organisasi tidak berjalan sesuai dengan fungsinya.

b. Musyawarah Luar Biasa Cabang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Cabang. c. Musyawarah Luar Biasa Cabang mempunyai kekuasaan dan wewenang yang sama
dengan Musyawarah Cabang.

d. Dewan Pimpinan Cabang wajib memberikan pertanggung jawaban atas diadakannya


Musyawarah Cabang Luar Biasa tersebut.

4. Rapat Pimpinan Cabang : a. Rapat Pimpinan Cabang adalah rapat pengambilan keputusan di bawah Musyawarah
Cabang.

b. Rapat Pimpinan Cabang berwenang mengambil keputusan-keputusan selain yang


menjadi wewenang Musyawarah Cabang.

c. Rapat Pimpinan Cabang diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun oleh Dewan
Pimpinan Cabang. 12

5. Rapat Kerja Cabang :

a. Rapat Kerja Cabang adalah rapat yang diadakan untuk menyusun dan mengevaluasi
program kerja hasil Musyawarah Cabang.

b. Rapat Kerja Wilayah dilaksanakan pada awal dan pertengahan periode kepengurusan.
Pasal 21 Musyawarah dan Rapat-Rapat Tingkat Kecamatan 1. Musyawarah dan Rapat-Rapat Tingkat Kecamatan terdiri atas:

a. Musyawarah Pengurus Kecamatan b. Musyawarah Pengurus Kecamatan Luar Biasa c. Rapat Pengurus Kecamatan. 2. Musyawarah Pengurus Kecamatan : a. Musyawarah Pengurus Kecamatan adalah pemegangkekuasaan Gardu Prabowo di
tingkat kecamatan yang diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun.

b. Musyawarah Pengurus Kecamatan berwenang : 1) Menetapkan Program Kerja Pengurus Kecamatan. 2) Menilai pertanggungjawaban Pengurus Kecamatan.
3) Memilih dan menetapkan Ketua Kecamatan

4) Menetapkan Ketua Dewan Penasehat Kecamatan


5) Menetapkan keputusan-keputusan lain

3. Musyawarah Pengurus Kecamatan Luar Biasa: a. Musyawarah Pengurus Kecamatan Luar Biasa adalah Musyawarah Pengurus Kecamatan
yang diselenggarakan dalam keadaan luar biasa, karena adanya permintaan sekurangkurangnya 50 + 1 Pengurus Kecamatan atau sebutan lain dan disetujui oleh Pengurus Kecamatan, disebabkan : Pengurus Kecamatan melanggar Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga, Pengurus Kecamatan tidak dapat melaksanakan amanat Musyawarah Kecamatan sehingga organisasi tidak berjalan sesuai dengan fungsinya.

b. Musyawarah Pengurus Kecamatan Luar Biasa diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan


Daerah.

c. Musyawarah Pengurus tingkat Kecamatan Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan


wewenang yang sama dengan Musyawarah pengurus Kecamatan.

d. Pengurus Kecamatan wajib memberikan pertanggung-jawaban atas diadakannya


Musyawarah Luar Biasa Tingkat Kecamatan tersebut. 13

4. Rapat Pengurus Kecamatan : a. Rapat Pengurus Kecamatan adalah rapat pengambilan keputusan di bawah Musyawarah
Pengurus Kecamatan.

b. Rapat Pengurus Kecamatan diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun oleh


Pengurus Kecamatan.

5.

Rapat Kerja Pengurus Kecamatan :

a. Rapat Kerja Pengurus Kecamatan adalah rapat yang diadakan untuk menyusun dan
mengevaluasi program kerja hasil Musyawarah Pengurus Kecamatan.

b. Rapat Kerja Pengurus Kecamatan dilaksanakan pada awal dan pertengahan periode
kepengurusan. Pasal 22 Musyawarah dan Rapat-rapat Tingkat Kelurahan/Desa

1. Musyawarah dan Rapat-Rapat Tingkat Kelurahan terdiri atas: a. Musyawarah Tingkat Kelurahan b. Musyawarah Tingkat Kelurahan Luar Biasa c. Rapat Tingkat Kelurahan. 2. Musyawarah Tingkat Kelurahan: a. Musyawarah Tingkat Kelurahan adalah pemegang kekuasaan di tingkat kecamatan yang
diadakan sekali dalam 5 (lima) tahun.

b. Musyawarah Tingkat Kelurahan berwenang : 1. Menetapkan Program Kerja Tingkat Kelurahan. 2. Menilai pertanggungjawaban Pengurus Tingkat Kelurahan. 3. Memilih dan menetapkan Ketua Tingkat Kelurahan 4. Menetapkan Kepengurusan Tingkat Kelurahan 5. Menetapkan Ketua Dewan Penasehat Tingkat Kelurahan. 6. Menetapkan keputusan-keputusan lain Tingkat Kelurahan. 3. Musyawarah Koodinator Kelurahan/Desa Luar Biasa atau sebutan lain: a. Musyawarah Sub Sektor Luar Biasa sebutan lain adalah Musyawarah Sub sektor atau
sebutan lain yang diselenggarakan dalam keadaan luar biasa, karena adanya permintaan sekurang-kurangnya 50 + 1 jumlah koordinator unit disebabkan : 14

b. c. d.

Koordinator Sub Sektor atau sebutan lain melanggar Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga. Koordinator Sub sektor atau sebutan lain tidak dapat melaksanakan amanat Musyawarah Sub sektor atau sebutan lain sehingga organisasi tidak berjalan sesuai dengan fungsinya. Musyawarah Sub sektor Luar Biasa atau sebutan lain diselenggarakan oleh Koordinator Musyawarah Sub Sektor Luar Biasa atau sebutan lain mempunyai kekuasaan dan Koordinator Sub Sektor atau sebutan lain wajib memberikan pertanggungjawaban atas

sub sektor wewenang yang sama dengan Musyawarah Sub sektor atau sebutan lain. diadakannya Musyawarah Sub sektor Luar Biasa atau sebutan lain tersebut.

4. Rapat Koordinator Sub sektor atau sebutan lain : a. Rapat Pengurus Ranting atau sebutan lain adalah rapat pengambilan keputusan dibawah
Musyawarah Sub sektor atau sebutan lain.

b. Rapat Pengurus ranting atau sebutan lain diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam
setahun, dan diselenggarakan oleh Pinpinan Pengurus Ranting atau sebutan lain.

BAB IX KUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 23

1. Dalam hal musyawarah mengambil keputusan tentang pemilihan Pimpinan, sekurangkurangnya disetujui oleh +1 jumlah peserta yang hadir.

2. Pengambilan keputusan pada dasarnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat dan
atau keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.

3. Khusus tentang perubahan peraturan dasar organisasi :


a. b. Sekurang-kurangnya dua per tiga dari jumlah peserta harus hadir. Keputusan adalah sah apabila diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya dua per

tiga dari jumlah peserta yang hadir.

BAB X DEWAN PEMBINA Pasal 24 Persyaratan Dewan Pembina

1. Yang dapat diangkat menjadi Anggota Dewan Pembina adalah :


15

a. Orang perorangan sebagai pendiri Gardu Prabowo; dan atau; b. Mereka yang ditentukan langsung oleh Ketua Dewan Pembina berdasarkan hasil rapat
pleno yang dinilai mempunyai dedikasi yang tinggi untuk mencapai maksud dan tujuan Gardu Prabowo.

2. Anggota dewan Pembina dapat dicalonkan oleh Dewan pengurus. 3. Ketua Dewan Pembina diangkat dan ditetapkan melalui Rapat Pleno yang dihadiri oleh
seluruh pengurus DPN dan seluruh anggota Dewan Penasehat.

4. Anggota Dewan Pembina sebanyak-banyaknya berjumlah 37 orang dan masing-masing


Dewan Pembina ditempatkan sebagai Koordinator Wilayah Provinsi atau zona wilayah. Pasal 25 Kewenangan Dewan Pembina 1. Ketua Dewan Pembina mempunyai kewenangan :

a. DEWAN PEMBINA GARDU PRABOWO hanya ada di tingkat Pusat. DEWAN PEMBINA di
susun dan ditetapkan dalam Musyawarah Besar GARDU PRABOWO.

b. DEWAN PEMBINA terdiri dari tokoh-tokoh Nasional dari GARDU PRABOWO, maupun
tokoh-tokoh berpengaruh tingkat Nasional dan atau pejabat-pejabat Pemerintah tingkat Pusat yang berjasa dan bersimpati kepada GARDU PRABOWO.

c. DEWAN PEMBINA merupakan forum berhimpunnya para tokoh nasional yang berjasa
dan atau bersimpati kepada GARDU PRABOWO dan keberadaannya merupakan figur perekat dan pemersatu bagi kebersamaan dan kebesaran GARDU PRABOWO.

d. DEWAN PEMBINA secara perorangan dapat memberikan saran. pendapat dan atau
masukan baik secara lisan atau tulisan kepada Dewan Pimpinan Nasional dan DEWAN PENASEHAT PUSAT untuk kemajuan dan kebesaran GARDU PRABOWO.

e. Saran, pendapat dan atau masukan dari DEWAN PEMBINA sebagaimana dimaksud butir
(4) diatas disampaikan pada saat dikunjungi oleh Dewan Pimpinan Nasional yang didampingi oleh DEWAN PENASEHAT Pusat GARDU PRABOWO, dan apabila berkehendak Ketua dan atau Angota DEWAN PEMBINA dapat mengundang dan atau mengunjungi Dewan Pimpinan Nasional dan atau DEWAN PENASEHAT Pusat GARDU PRABOWO.

Pasal 26 Masa Jabatan

1. Masa jabatan Ketua dan Anggota Dewan Pembina disesuaikan dengan Dewan pengurus
16

2. Jabatan Ketua dan Anggota Dewan Pembina akan berakhir dengan sendirinya apabila :
a. Meninggal Dunia;

b. Mengundurkan diri dengan pemberitahuan tertulis kepada Ketua Dewan Pembina; c. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai Dewan Pembina; d. Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Dewan Pembina.
BAB Xl DEWAN PENASEHAT Pasal 27 1. Kewenangan Dewan Penasehat

a. DEWAN PENASEHAT GARDU PRABOWO mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat
Sub sektor disusun dan ditetapkan dalam Musyawarah Organisasi menurut tingkatannya.

b. Personalia DEWAN PENASEHAT terdiri dari tokoh - tokoh GARDU PRABOWO, tokoh - tokoh
masyarakat dan pejabat - pejabat Pemerintah yang bersimpati kepada GARDU PRABOWO menurut tingkatannya.

c. DEWAN PENASEHAT merupakan badan yang bersifat kolektif yang mempunyai tugas pokok
memberikan pertimbangan, arahan, saran dan usulan baik diminta atau tidak diminta, terutama menyangkut persoalan strategis Organisasi, Bangsa dan Negara, dan masalah strategis lainnya yang dihadapi GARDU PRABOWO. d. DEWAN PENASEHAT dapat mengambil inisiatif untuk memberikan pertimbangan dan arahan apabila ada permasalahan pada Dewan Pimpinan sesuai tingkatannya yang tidak dapat diselesaikan secara internal oleh Dewan Pimpinan dimaksud.

e. DEWAN PENASEHAT dapat menghadiri rapat - rapat yang diselenggarakan oleh Dewan
Pimpinan sesuai dengan tingkatannya dalam rangka pengambilan keputusan yang bersifat strategis dan mengikat organisasi GARDU PRABOWO.

BAB XII LAMBANG, BENDERA, MARS dan HYMNE Pasal 28 Lambang dan Bendera Gardu Prabowo mempunyai Lambang sebagai berikut ; 17

a. Bendera Gardu : Kotak Persegi Memanjang Dasar Bendera Merah Putih dengan Penampilan
Abstrak Foto Prabowo Subianto dan Tulisan Gardu Prabowo singkatan dari Gerakan Rakyat Dukung Prabowo. Warna Merah melambangkan Keberanian dalam Bertindak dan Berfikir, Warna Putih melambangkan Kesucian dan Kejernihan Dalam Tindakan untuk Mendorong Perubahan. Penampilan abstrak foto Prabowo Subianto melambangkan Tokoh Perubahan yang kompeten, populer, visioner dan patriot. b. Bentuk, ukuran dan tata cara penggunaan Lambang, Bendera, Mars dan Hymne Organisasi diatur dalam Peraturan Organisasi.

Pasal 29 Mars dan Hymne Gardu Prabowo mempunyai Mars dan Hymne yang ditetapkan oleh Kongres.

BAB XIII KETENTUAN KHUSUS Pasal 30 Ketentuan Berkaitan dengan pengambilan keputusan untuk hal-hal yang strategis, seperti mempertahankan Eksistensi dan keselamatan Organisasi, Pancasila, Pembukaan UUD 1945 dan NKRI, maka kepada Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal diberikan kewenangan sepenuhnya untuk mengambil tindakan strategis organisatoris yang diperlukan. BAB XIV KEUANGAN Pasal 31 Keuangan Keuangan diperoleh dari: 1. Iuran Anggota. 2. Sumbangan yang sah dan tidak mengikat. 3. Usaha-usaha lain yang sah.

BAB XV KETENTUAN UMUM, PERALIHAN dan PERUBAHAN 18

Pasal 32 Ketentuan Umum 1. Masa jabatan/pengabdian kepengurusan untuk Daerah dan/atau Cabang yang baru terbentuk akibat pemekaran wilayah sesudah Kongres I, masa jabatan/pengabdiannya berakhir pada tahun pelaksanaan Kongres II.

2. Dewan Pimpinan nasional Gardu Prabowo membuat Peraturan organisasi untuk pelaksanaan
ayat 1 pasal ini. Pasal 33 Ketentuan Peralihan Untuk pertama kali maka pembentukan struktur kepengurusan daerah dan / atau struktur kepengurusan cabang dilakukan oleh Dewan Pimpinan Nasional melalui pihak yang diberi mandat oleh Wakil Ketua Umum I Bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan. Pasal 34 Perubahan Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi hanya dapat dilakukan dalam Kongres Gardu Prabowo utusan yang hadir. dengan persetujuan sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah suara

BAB XVI PERGANTIAN NAMA DAN PEMBUBARAN ORGANISASI Pasal 35 Pergantian Nama Organisasi Pergantian nama Gardu Prabowo hanya dapat dilakukan di dalam suatu Kongres yang khusus

diadakan untuk itu atau dilakukan langsung oleh Ketua Dewan Pembina. Pasal 36 Pembubaran Organisasi 1. Dalam hal pengambilan Keputusan Kongres tentang Pembubaran organisasi dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 2/3 peserta dan Keputusan Kongres dinyatakan sah apabila disetujui 50 + 1 peserta yang hadir. 2. Apabila organisasi dibubarkan maka inventaris organisasi diserahkan kepada badanbadan/lembaga-lembaga sosial di Indonesia. 19

BAB XVII PENUTUP Pasal 37 Ketentuan Penutup

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran
Rumah Tangga dan Peraturan organisasi lainnya.

2. Apabila terdapat perbedaan tafsir mengenai suatu ketentuan dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, tafsir yang sah adalah yang ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat. 3. Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak ditetapkan. Ditetapkan di Pada tanggal : : Jakarta 1 Juni 2012

H. Prabowo Subianto, Letjend TNI (Purn)

20

Anggaran Rumah Tangga ( ART )

21

BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Syarat Keanggotaan

Syarat menjadi Anggota GERAKAN RAKYAT DUKUNG GARDU PRABOWO adalah : 1. Warga Negara Indonesia. 2. Berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau telah nikah.

3. Bersedia mematuhi peraturan dasar dan peraturan rumah tangga organisasi.


4. Bersedia menyatakan diri menjadi Anggota. Pasal 2 Kewajiban Anggota Setiap Anggota berkewajiban :

1. Mematuhi dan melaksanakan seluruh peraturan dasar dan peraturan rumah tangga
organisasi.

2. Mematuhi dan melaksanakan keputusan Kongres dan peraturan lainnya. 3. Mengamankan dan memperjuangkan kebijakan organisasi. 4. Membela kepentingan organisasi dari setiap usaha dan tindakan yang merugikan organisasi. 5. Menghadiri rapat-rapat dan kegiatan organisasi. 6. Berpartisipasi aktif dalam melaksanakan program perjuangan organisasi.
7. Membayar Iuran Anggota.

Pasal 3 Hak Anggota Setiap Anggota berhak : 1. Memperoleh perlakuan yang sama. 2. Mengeluarkan pendapat baik lisan maupun tulisan. 3. Memilih dan dipilih. 4. Memperoleh perlindungan dan pembelaan.

5. Mengikuti pendidikan dan pelatihan kader. 6. Memperoleh penghargaan dan kesempatan mengembangkan diri.

22

BAB II BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN Pasal 4 Masa Berakhirnya Keanggotaan 1. Berakhirnya keanggotaan karena : b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri secara tertulis. c. Diberhentikan. d. Meninggal dunia. Anggota diberhentikan karena : a. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai Anggota

2.

b. Melanggar peraturan dasar dan peraturan rumah tangga organisasi serta Peraturan
c. Lainnya. Melakukan tindakan tercela. Ketentuan pemberhentian dan pembelaan diri anggota diatur dalam

3.
Peraturan organisasi.

BAB III KADER Pasal 5 Kaderisasi 1. Kader Gardu Prabowo adalah Anggota yang telah mengikuti Pendidikan dan Latihan Kader dan disaring atas dasar kriteria : a. Mental ideologi.

b. Penghayatan terhadap visi, misi, dan platform organisasi.


c. Prestasi, dedikasi, disiplin, loyalitas, dan tidak tercela. d. Kepemimpinan. e. Militansi dan mandiri. 2. Dewan Pimpinan Nasional dapat menetapkan seseorang menjadi Kader berdasarkan prestasi yang luar biasa.

3. Ketentuan lebih lanjut tentang Kader diatur dalam Peraturan organisasi.


BAB IV PERSYARATAN, STRUKTUR DAN KEPENGURUSAN GARDU PRABOWO 23

Syarat-syarat menjadi Pengurus Gardu : a. Menyetujui perturan dasar dan peraturan rumah tangga serta Platform Perjuangan organisasi. b. Pernah mengikuti Pendidikan dan Latihan Kader organisasi. c. Memiliki prestasi, dedikasi, disiplin, loyalitas dan tidak tercela. d. Memiliki kapabilitas dan akseptabilitas. e. Bersedia meluangkan waktu dan sanggup bekerjasama secara kolektif dalam Kepengurusan. f. Setiap Pengurus dilarang merangkap jabatan dalam kepengurusan Dewan Pimpinan bersifat vertikal. Pasal 6 Struktur dan Kepengurusan Dewan Pimpinan Nasional yang

1.

Struktur Susunan Dewan Pimpinan Nasional terdiri atas :

a. Dewan Pembina b. Dewan Penasehat c. Ketua Umum

d. Wakil-Wakil Ketua Umum e. Sekretaris Jenderal g. Wakil-Wakil Sekretaris Jenderal h. Bendahara

i. Wakil-Wakil Bendahara
j. k. Ketua Harian Ketua-Ketua Departemen

Pasal 7 Struktur Dan Kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah 1. a. b. c. d. e. f. Ketua. Wakil-Wakil Ketua Sekretaris Wakil-Wakil Sekretaris Bendahara Wakil-Wakil Bendahara. Ketua Ketua Departeman atau sebutan lain. 24 Susunan Dewan Pimpinan Daerah terdiri atas :

g.

2. 3. 4. a. Ketua

Dewan Pimpinan Daerah terdiri atas Pengurus Pleno dan Pengurus Harian. Peserta Rapat Pleno adalah seluruh Pengurus Dewan Pimpinan Daerah dan Pengurus Harian terdiri dari: b. Sekretaris. c. Bendahara. Pasal 8 Struktur dan Kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang

Dewan Penasehat Daerah.

1. a. Ketua.

Susunan Dewan Pimpinan Cabang terdiri atas :

b. Wakil-Wakil Ketua c. Sekretaris d. Wakil-Wakil Sekretaris e. Bendahara f. 2. 3. 4. a. b. c. Wakil-Wakil Bendahara. Dewan Pimpinan Cabang terdiri atas Pengurus Pleno dan Pengurus Harian. Peserta Rapat Pleno adalah seluruh Pengurus Dewan Pimpinan Cabang dan Pengurus Harian terdiri dari : Ketua Sekretaris. Bendahara Pasal 9 Struktur dan Kepengurusan Dewan Pimpinan Sektor 1. Kecamatan terdiri atas : a. b. c. 2. Pengurus Harian. 3. Koordinator Sub Sektor. 4. a. b. Ketua. Sekretaris. 25 Pengurus Harian terdiri dari : Peserta Rapat Pleno adalah seluruh Dewan Pimpinan Sektor dan Ketua. Sekretaris Bendahara Dewan Pimpinan Sektor terdiri atas Pengurus Pleno dan Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Sektor di tingkat g. Koordinator Biro atau sebutan lain.

Dewan Pembina Cabang.

c.

Bendahara. Pasal 10 Struktur Dan Kepengurusan Koordinator Sub Sektor

1. a. Ketua. b. Sekretaris c. 2. Pengurus Harian. 3. Koordinator Unit. 4. a. Ketua b. Sekretaris c. 5. Bendahara Bendahara

Susunan Koordinator Sub Sektor terdiri atas :

Pengurus Sub sektor atau sebutan lain terdiri atas Pengurus Pleno dan Peserta Rapat Pleno adalah seluruh Pengurus Sub Sektor dan Pengurus Pengurus Harian terdiri dari :

Koordinator Sub Sektor membentuk Kelompok Kader. Ketentuan lebih lanjut tentang pembentukan Kelompok Kader diatur dalam

6.
Peraturan organisasi.

Pasal 11 Struktur dan Kepengurusan Pendukung Lainnya 1. Pembentukan organisasi di Luar Negeri dibentuk di satu negara dan/atau gabungan beberapa negara. 2. Susunan Pengurus di Luar Negeri sekurang-kurangnya terdiri atas: a. Ketua b. Sekretaris c. Bendahara BAB V KEDUDUKAN, TUGAS BADAN DAN LEMBAGA Pasal 12 Kedudukan

1.
organisasi.

Badan dan atau Lembaga dapat dibentuk di setiap tingkatan organisasi

sesuai dengan kebutuhan yang berkedudukan sebagai sarana penunjang pelaksanaan program

26

2.

Komposisi dan personalia kepengurusan Badan dan atau Lembaga

diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Pimpinan Nasional sesuai dengan tingkatannya. Pasal 13 Tugas 1. Badan dan atau Lembaga dapat melakukan koordinasi dengan Badan atau Lembaga yang berada satu tingkat di bawahnya. 2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan dan atau Lembaga diatur dalam Peraturan organisasi.

BAB VI SUSUNAN PERSONALIA DAN KEWENANGAN DEWAN PEMBINA DAN DEWAN PENASEHAT

Pasal 14 DEWAN PEMBINA Dewan Pembina merupakan badan yang bersifat kolektif. Pasal 15 Susunan dan Personalia

1.
2. Dewan Pembina.

Susunan dan anggota Dewan Pembina ditetapkan oleh Ketua Dewan Mekanisme dan Tata Kerja Dewan Pembina ditetapkan oleh Ketua

Pembina dengan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal.

Pasal 16 Kewenangan 1. Ketua Dewan Pembina mempunyai kewenangan :

a. DEWAN PEMBINA GARDU PRABOWO hanya ada di tingkat Pusat. DEWAN


PEMBINA di susun dan ditetapkan dalam Musyawarah Besar GARDU PRABOWO.

b. DEWAN PEMBINA terdiri dari tokoh-tokoh Nasional dari GARDU PRABOWO,


maupun tokoh-tokoh berpengaruh tingkat Nasional dan atau pejabat-pejabat Pemerintah tingkat Pusat yang berjasa dan bersimpati kepada GARDU PRABOWO. 27

c. DEWAN PEMBINA merupakan forum berhimpunnya para tokoh nasional yang


berjasa dan atau bersimpati kepada GARDU PRABOWO dan keberadaannya merupakan figur perekat dan pemersatu bagi kebersamaan dan kebesaran GARDU PRABOWO.

d. DEWAN PEMBINA secara perorangan dapat memberikan saran. pendapat dan


atau masukan baik secara lisan atau tulisan kepada Dewan Pimpinan Nasional dan DEWAN PENASEHAT PUSAT untuk kemajuan dan kebesaran GARDU PRABOWO.

e. Saran, pendapat dan atau masukan dari DEWAN PEMBINA sebagaimana


dimaksud butir (4) diatas disampaikan pada saat dikunjungi oleh Dewan Pimpinan Nasional yang didampingi oleh DEWAN PENASEHAT Pusat GARDU PRABOWO, dan apabila berkehendak Ketua dan atau Angota DEWAN PEMBINA dapat mengundang dan atau mengunjungi Dewan Pimpinan Nasional dan atau DEWAN PENASEHAT Pusat GARDU PRABOWO.

Pasal 17 DEWAN PENASEHAT Dewan Penasehat merupakan badan yang bersifat kolektif.

Pasal 18 Susunan dan Personalia 1. Susunan dan Personalia Dewan Penasehat ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Nasional atau pengurus organisasi sesuai tingkatannya. 2. Mekanisme dan tata kerja Dewan Penasehat diatur dalam peraturan organisasi.

Pasal 19 Kewenangan Kewenangan Dewan Penasehat

a. DEWAN PENASEHAT GARDU PRABOWO mulai dari


tingkat pusat sampai dengan tingkat Sub sektor disusun dan ditetapkan dalam Musyawarah Organisasi menurut tingkatannya. b. Personalia DEWAN PENASEHAT terdiri dari tokoh - tokoh GARDU PRABOWO, tokoh tokoh masyarakat dan pejabat - pejabat Pemerintah yang bersimpati kepada GARDU PRABOWO menurut tingkatannya. 28

c.

DEWAN PENASEHAT merupakan badan yang bersifat kolektif yang mempunyai tugas pokok memberikan pertimbangan, arahan, saran dan usulan baik diminta atau tidak diminta, terutama menyangkut persoalan strategis Organisasi, Bangsa dan Negara, dan masalah strategis lainnya yang dihadapi GARDU PRABOWO.

d. DEWAN PENASEHAT dapat mengambil inisiatif untuk memberikan pertimbangan dan arahan apabila ada permasalahan pada Dewan Pimpinan sesuai tingkatannya yang tidak dapat diselesaikan secara internal oleh Dewan Pimpinan dimaksud. e. DEWAN PENASEHAT dapat menghadiri rapat - rapat yang diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan sesuai dengan tingkatannya dalam rangka pengambilan keputusan yang bersifat strategis dan mengikat organisasi GARDU PRABOWO.

BAB VII HUBUNGAN DENGAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN Pasal 20 1. Gardu Prabowo dapat bekerjasama dengan Organisasi Kemasyarakatan sehaluan dan Lembaga atau badan melalui pelaksanaan program dan penyaluran aspirasi. 2. Tata Cara menjalin hubungan kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam peraturan tersendiri yang dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Nasional.

29

BAB VIII KONGRES, MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT Bagian Kesatu KONGRES DAN RAPAT-RAPAT NASIONAL Pasal 21 KONGRES 2. a. b. c. 3. a. b. c. d. e. 4. Peserta. Peninjau. Undangan. Peserta terdiri atas : Dewan Pimpinan Nasional. Dewan Pembina Nasional Dewan Penasehat Nasional. Unsur Dewan Pimpinan Daerah, berjumlah minimal 3 orang. Unsur Dewan Pimpinan Cabang, berjumlah minimal 1 orang. Peninjau terdiri atas : Kongres dihadiri oleh :

a.
b. c. 5. a. b. 6. 7. 8.

Unsur Pimpinan Pusat Ormas yang sehaluan. Unsur Badan, Lembaga dan Pokja Dewan Pimpinan Nasional. Pihak-pihak yang diundang oleh DPN. Undangan terdiri atas : Perwakilan Institusi. Perorangan. Jumlah Peserta, Peninjau dan Undangan ditetapkan oleh DPN. Pimpinan Kongres dipilih dari dan oleh Peserta. Sebelum Pimpinan Kongres terpilih, Pimpinan Sementara adalah

Dewan Pimpinan Nasional.

9.

Jumlah suara Kongres terdiri dari; DPN 5 suara, Dewan Pembina 1

suara dan Dewan Penasehat 1 suara. Untuk DPD 3 Suara, DPC 1 Suara. 9. Ketentuan mengenai Kongres sebagaimana tercantum dalam Pasal 21 ayat (1) sampai dengan ayat (7) berlaku bagi Kongres Luar Biasa. Pasal 22 Rapat Pimpinan Nasional 1. a. b. c. Peserta Peninjau Undangan 30 Rapat Pimpinan Nasional dihadiri oleh :

2.

Peserta terdiri atas :

a. Dewan Pimpinan Nasional


b. Dewan Pembina Nasional c. Dewan Penasehat Nasional

d. Unsur Dewan Pimpinan Daerah


e. Unsur Pendiri 3. Peninjau terdiri atas :

a. b.
4. a.

Unsur Pimpinan Pusat Ormas sehaluan. Unsur Badan, Lembaga dan Pokja Dewan Pimpinan Nasional. Undangan terdiri atas : Perwakilan Institusi Perorangan Jumlah peserta, peninjau, dan Undangan Rapat Pimpinan Nasional

b.
5.

ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Nasional. Pasal 23 Rapat Kerja Nasional 1. a. b. c. 2. a. b. c. d. 3. Peninjau terdiri atas : Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh : Peserta Peninjau Undangan. Peserta terdiri atas : Dewan Pimpinan Nasional Unsur Dewan Pimpinan Daerah Dewan Pembina Nasional Dewan Penasehat Nasional

a.
b. 4. a. b. 5.

Unsur Pimpinan Pusat Ormas yang sehaluan. Unsur Badan, Lembaga dan Pokja Dewan Pimpinan Nasional. Undangan terdiri atas : Perwakilan Institusi Perorangan Jumlah Peserta, Peninjau dan Undangan Rapat Kerja Nasional

ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Nasional.

Bagian Kedua MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT DAERAH

31

Pasal 24 Musyawarah Daerah 1. a. b. c. 2. a. b. c. d. 3. a. Prabowo. b. 4. a. Perwakilan Institusi b. Perorangan 5. Pimpinan Daerah. 6. Pimpinan Musyawarah Daerah dipilih dari dan oleh Peserta. Sebelum Pimpinan Musyawarah Daerah terpilih, Pimpinan Sementara Jumlah Peserta, Peninjau dan Undangan ditetapkan oleh Dewan Unsur Badan, Lembaga dan Pokja Dewan Pimpinan Daerah Undangan terdiri atas : Peserta Peninjau Undangan. Peserta terdiri atas : Unsur Dewan Pimpinan Nasional. Dewan Pimpinan Daerah. Dewan Penasehat Daerah Unsur Dewan Pimpinan Cabang. Peninjau terdiri atas : Unsur Pimpinan Daerah Ormas yang menyalurkan aspirasinya melalui Gardu Musyawarah Daerah dihadiri oleh:

7. 8.

adalah Dewan Pimpinan Daerah. Jumlah suara pada Musyawarah Daerah terdiri dari ; DPD 3 suara,

Dewan Penasehat Daerah 1 suara, DPC 2 suara.

Pasal 25 Ketentuan Musda Ketentuan mengenai Musyawarah Daerah sebagaimana tercantum dalam Pasal 24 ayat (1) sampai dengan ayat (7) berlaku bagi Musyawarah Daerah Luar Biasa. Pasal 26 Rapat Pimpinan Daerah 1. a. b. c. Peserta. Peninjau. Undangan. 32 Rapat Pimpinan Daerah dihadiri oleh :

2. a. b. c. d. 3. a. Prabowo. b. 4. a. b. 5.

Peserta terdiri atas : Unsur Dewan Pimpinan Nasional. Dewan Pimpinan Daerah. Dewan Penasehat Daerah Unsur Dewan Pimpinan Cabang. Peninjau terdiri dari : Unsur Pimpinan Daerah Ormas yang menyalurkan aspirasinya melalui Gardu Unsur Badan, Lembaga dan Pokja Dewan Pimpinan Daerah. Undangan terdiri atas: Perwakilan Institusi Perorangan Jumlah Peserta, Peninjau dan Undangan Rapat Pimpinan Daerah

ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Daerah. Pasal 27 Rapat Kerja Daerah 1. a. b. c. 2. a. b. c. d. 3. a. Prabowo. b. 4. a. b. 5. Unsur Badan, Lembaga dan Pokja Dewan Pimpinan Daerah. Undangan terdiri atas ; Perwakilan Institusi Perorangan. Jumlah Peserta, Peninjau dan Undangan Rapat Kerja Daerah Peserta. Peninjau. Undangan. Peserta terdiri atas : Unsur Dewan Pimpinan Nasional. Dewan Pimpinan Daerah. Dewan Penasehat Daerah. Unsur Dewan Pimpinan Cabang. Peninjau terdiri atas : Unsur Pimpinan Daerah Ormas yang menyalurkan aspirasinya melalui Gardu Rapat Kerja Daerah dihadiri oleh :

ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Daerah. Bagian Ketiga MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT CABANG Pasal 28 Musyawaran Cabang 33

1. a. b. Peserta. Peninjau.

Musyawarah Cabang dihadiri oleh :

c.
2.

Undangan. Peserta terdiri atas : Unsur Dewan Pimpinan Daerah. Dewan Pimpinan Cabang. Dewan Penasehat Cabang. Unsur Dewan Pimpinan Sektor. Peninjau terdiri atas : Unsur Pimpinan Cabang Ormas yang menyalurkan aspirasinya melalui Gardu Perorangan / Tokoh Masyarakat. Jumlah Peserta, Peninjau dan Undangan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Musyawarah Cabang dipilih dari dan oleh peserta. Sebelum Pimpinan Musyawarah Cabang terpilih, Pimpinan Sementara Jumlah suara terdiri dari : Dewan Penasehat 1 suara dan Dewan

a. b.
c.

d.
3. a. Prabowo. b. 4.

Pimpinan cabang. 5. 6.

adalah Dewan Pimpinan Cabang.

7.

Pimpinan Sektor di tingkat Kecamatan 1 suara. Pasal 29 Ketentuan Musyawarah Cabang Ketentuan mengenai Musyawarah Cabang sebagaimana tercantum dalam Pasal 28 ayat (1) sampai dengan ayat (6) berlaku bagi Musyawarah Cabang Luar Biasa.

Pasal 30 Rapat Kerja Cabang 1. a. b. c. 2. a. b. c. d. 3. Rapat Kerja Cabang dihadiri oleh : Peserta. Peninjau. Undangan. Peserta terdiri atas : Unsur Dewan Pimpinan Daerah. Dewan Pimpinan Cabang. Dewan Penasehat Cabang. Unsur Pimpinan Dewan Pimpinan Sektor. Peninjau yaitu :

Unsur Pimpinan Cabang Ormas yang menyalurkan aspirasinya Melalui Gardu Prabowo.

34

4.

Jumlah Peserta, Peninjau dan Undangan Rapat Pimpinan Cabang ditetapkan oleh

Dewan Pimpinan Cabang.

Pasal 31 Rapat Pimpinan Cabang 1. Rapat Pimpinan Cabang dihadiri oleh : a. b. c. 2. Peserta. Peninjau. Undangan. Peserta terdiri atas :

a. b.
c. d. 3. 4.

Unsur Dewan Pimpinan Daerah. Dewan Pimpinan Cabang. Dewan Penasehat Cabang Unsur Dewan Pimpinan Sektor di Tingkat Kecamatan. Peninjau yaitu : Jumlah Peserta, Peninjau dan Undangan Rapat Kerja Cabang ditetapkan oleh

Unsur Pimpinan Cabang Ormas yang menyalurkan aspirasinya Melalui Gardu Prabowo. Dewan Pimpinan Cabang. Bagian Keempat MUSYAWARAH DAN RAPAT SEKTOR Pasal 32 Musyawarah Sektor 1. Musyawarah Sektor Kecamatan dihadiri oleh : a. b. c. Peserta. Peninjau. Undangan. Unsur Dewan Pimpinan Cabang. Dewan Pimpinan Sektor di Tingkat Kecamatan. Dewan Penasehat Sektor Kecamatan. Unsur Koordinator Sub Sektor Kelurahan / Desa

2. Peserta terdiri atas :

a. b.
c.

d.
3. Peninjau yaitu :

Unsur Pimpinan Kecamatan Ormas yang menyalurkan aspirasinya Melalui Gardu Prabowo. 4. Jumlah Peserta, Peninjau dan Undangan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Sektor Kecamatan. 5. Pimpinan Musyawarah sektor Kecamatan dipilih dari dan oleh peserta.

35

6. Sebelum Pimpinan Musyawarah Kecamatan terpilih, Pimpinan Sementara adalah Pimpinan Sektor Kecamatan. Pasal 33 Ketentuan Musyawarah Sektor Ketentuan mengenai Musyawarah Sektor Kecamatan sebagaimana tercantum dalam Pasal 32 ayat (1) sampai dengan ayat (6) berlaku bagi Musyawarah Sektor Kecamatan Luar Biasa.

Pasal 34 Rapat Pimpinan Sektor

1.
a. b. c. 2.

Rapat Pimpinan Sektor Kecamatan dihadiri oleh : Peserta. Peninjau. Undangan. Peserta terdiri atas : Unsur Dewan Pimpinan Cabang. Dewan Pimpinan Sektor Kecamatan. Dewan Penasehat Sektor Kecamatan. Unsur koordinator Sub Sektor Kelurah/Desa atau Sebutan Lain. Peninjau yaitu : Jumlah Peserta, Peninjau dan Undangan ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Sektor

a. b.
c.

d.
3. 4. Kecamatan.

Unsur Pimpinan Kecamatan Ormas yang menyalurkan aspirasi politiknya kepada Gardu Prabowo.

Bagian Kelima MUSYAWARAH DAN RAPAT SUB SEKTOR KELURAHAN / DESA ATAU SEBUTAN LAIN Pasal 35 Musyawarah Sub Sektor 1. dihadiri oleh: a. b. 2. Peserta Peninjau Peserta terdiri atas : Unsur Dewan Pimpinan Sektor Kecamatan Koordinator Sub Sektor Kelurahan / Desa atau sebutan lain Dewan Penasehat Sub Sektor Kecamatan. Anggota 36 Musyawarah Sub Sektor Kelurahan/Desa atau sebutan lain

a.
b. c. d.

3. 4. Sektor atau sebutan lain. 5. lain dipilih dari dan oleh peserta. 6.

Peninjau terdiri atas : Jumlah Peserta dan Peninjau ditetapkan oleh Koordinator Sub Pimpinan Musyawarah Sub Sektor Kelurahan/Desa atau sebutan

Unsur Pimpinan atau sebutan lain Ormas yang sehaluan.

Sebelum Pimpinan Musyawarah Sub Sektor atau sebutan lain

terpilih, Pimpinan Sementara adalah Koordinator Sub Sektor Kelurahan/Desa atau sebutan lain.

Pasal 36 Rapat Koordinator Sub Sektor 1. a. Peserta b. Peninjau 2. Peserta terdiri atas : Rapat Koordinator Sub Sektor Kelurahan/Desa atau sebutan lain dihadiri oleh :

a. Dewan Pimpinan Sektor Kecamatan


b. Koordinator Sub Sektor Kelurahan/Desa c. Dewan Penasehat Sub Sektor Kelurahan/Desa.

d. Unsur Koordinator Unit (RW) e. Unsur Koordinator Sub Unit (RT).

3.
4.

Peninjau yaitu : Unsur Pimpinan Ormas yang sehaluan . Jumlah Peserta dan Peninjau ditetapkan oleh Koordinator Sub Sektor

Kelurahan/Desa atau sebutan lain. Pasal 37 Ketentuan Teknis Ketentuan tentang teknis penyelenggaraan musyawarah dan rapat-rapat sebagaimana tercantum dalam BAB VIII diatur lebih lanjut dalam Petunjuk Pelaksanaan Gardu Prabowo. BAB IX HAK BICARA DAN HAK SUARA Pasal 38 Hak Bicara dan Hak Suara 1. 2. Peserta mempunyai hak bicara dan hak suara. Peninjau memiliki hak bicara. BAB X PEMILIHAN PIMPINAN GARDU PRABOWO 37

Pasal 39 Pemilihan Pimpinan

1.

Pemilihan Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional, Ketua Dewan

Pimpinan Daerah, Ketua Dewan Pimpinan Cabang, Ketua Dewan Pimpinan Sektor Kecamatan dan Koordinator Sub Sektor dilaksanakan secara langsung oleh Peserta Kongres/Musyawarah. 2. Pemilihan dilaksanakan melalui tahapan Pencalonan dan Pemilihan. Ketua Umum Terpilih ditetapkan sebagai Ketua Formatur dibantu oleh

3.
4.

beberapa anggota untuk menyusun kepengurusan. Tata Cara Pemilihan sebagaimana tercantum pada ayat (1) sampai

dengan ayat (4) dalam Pasal ini diatur dalam Peraturan Tersendiri.

BAB XI KEUANGAN Pasal 40 Keuangan 1. a. Iuran Wajib; b. Iuran Sukarela; Sumber-sumber keuangan Gardu Prabowo terdiri atas:

c. Sumbangan Perorangan;
d. Sumbangan Badan atau Lembaga; e. Usaha-usaha lain yang sah;

f. Bantuan dari Anggaran Negara/Daerah. 2. Semua pemasukan dan pengeluaran keuangan organisasi dipertanggungjawabkan secara
organisatoris.

Ketentuan mengenai pengelolaan dan mekanisme pertanggungjawaban

keuangan diatur dalam Peraturan organisasi. BAB XII PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUKUM Pasal 41 Penyelesaian perselisihan dalam Organisasi di semua tingkatan diselesaikan secara kekeluargaan dengan azas musyawarah untuk mufakat. BAB XIII ATRIBUT Pasal 42 Atribut 38

1. 2. Prabowo.

Gardu Prabowo mempunyai Atribut yang terdiri dari Panji-panji, Ketentuan tentang Atribut diatur lebih lanjut dalam Peraturan Gardu

Lambang, Hymne dan Mars Gardu Prabowo.

BAB XIV PENUTUP Pasal 43 1. Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dalam Peraturan Organisasi dan keputusan-keputusan lainnya. 2. Peraturan dasar rumah tangga ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Pada tanggal DEWAN PIMPINAN NASIONAL GERAKAN RAKYAT DUKUNG PRABOWO ( DPN GARDU PRABOWO ) : Jakarta : 1 Juni 2012

PETRUS SUNYOTO Ketua Umum Menyetujui, Ketua Dewan Pembina,

ASALDIN GEA Sekretaris Jenderal

H. PRABOWO SUBIANTO, Letjend TNI (Purn)

39

Você também pode gostar