Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
dan
LAPORAN KASUS GANGGUAN ANXIETAS YANG TIDAK TERGOLONGKAN (YTT)
gangguan
penyesuaian
diri
perkembangan
perhatian
(inatensi), aktivitas (hiperaktivitas), dan kontrol perilaku kurang (impulsif) yang telah berlangsung 6 bulan atau lebih dan terjadi sebelum usia 7 tahun pada tingkat sampai mengganggu penyesuaian diri dan tidak sesuai dengan tingkat
perkembangan.(3)
4%
anak
Menurut studi yang dilakukan di Makassar, profil penderita ADHD terbanyak, yaitu berusia di bawah 5 tahun dengan keluhan hiperaktif, anak sulung dan berjenis kelamin laki-laki.
ETIOLOGI dan PATOFISIOLOGI a. Faktor Lingkungan b. Faktor Genetik Masalah dasar dianggap terdapat dalam gangguan
ADHD/I (ADHD dengan gejala utama gangguan pemusatan perhatian) ADHD/HI (ADHD dengan gejala utama hyperactive-impulsive) ADHD/C (ADHD dengan gejala pemusatan perhatian disertai dengan hyperactiveimpulsive).(4)
Diagnosis didasarkan atas kriteria DSM-IV ataupun PPDGJ-III dengan perilaku yang menetap selama setidaknya 6 bulan.
Gangguan kecemasan.
Obsessive-compulsive disorders.
PROGNOSIS
Gejala hiperaktif akan berkurang pada masa adolescence, sedangkan gejala impulsive dan emosi yang labil akan menetap. Anak dengan ADHD pada waktu dewasa sering keras/alcoholism). masih
IKTISAR PENEMUAN BERMAKNA Seorang perempuan, umur 65 tahun, datang dengan keluhan berdebar-debar yang dirasakan 3 malam lalu sebelum datang ke Poli Psikiatri RSWS. Berdebar dirasakan tiba-tiba ketika pasien sedang tidur, yang menyebabkan pasien terbangun dan tidak dapat tidur kembali. Keluhan yang sama pernah dirasakan 2 minggu sebelumnya, namun keluhan hilang dengan sendirinya sehari kemudian. Pasien juga sering cepat merasa lelah. Pasien sulit memulai tidur dan sering terbangun ketika tidur. Pasien
Pada pemeriksaan status mental didapatkan penampilan pasien rapi, aktivitas psikomotor tenang, kesadaran baik, verbalitas spontan lancar, mood biasa dan afek anxietas, empati dapat dirabarasakan, keserasian serasi, taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan sesuai dengan tingkat pendidikan. Daya ingat dan orientasi waktu, tempat, dan orang baik, kemampuan menolong diri sendiri baik. Tidak terdapat gangguan persepsi, proses berpikir, yaitu arus pikiran
EVALUASI MULTI AKSIAL Aksis I: Dari autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan gejala klinis anxietas yang bermakna, namun hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria untuk gangguan-gangguan anxietas yang tergolongkan sehingga menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Jiwa di Indonesia III (PPDGJ III) diagnosis pasien ini adalah Gangguan Anxietas YTT (F41.9). Aksis II Ciri Kepribadian tidak khas Aksis III Hipertensi dan penyakit jantung koroner Aksis IV Masalah keluarga yang disebabkan kekhawatiran akan anak dan cucunya Aksis V Gejala-gejala yang dialami pasien termasuk gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik (GAF Scale 70-61).
DAFTAR MASALAH Organobiologik : Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna, tetapi diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmiter, maka pasien memerlukan psikofarmakologi. Psikologik : Ditemukan gejala-gejala keanxietasan yang menimbulkan hendaya dalam penggunaan waktu senggang sehingga diperlukan
psikoterapi.
PROGNOSIS
Dubia et bonam
Hal-hal yang meringankan prognosis: Motivasi pasien untuk sembuh besar.
PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA Menurut buku Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ III), diagnosis gangguan anxietas lainnya ditegakkan apabila manifestasi anxietas
- Fluoxetin 10 mg 1-0-0
- Alprazolam 0,5 mg 0- - Psikoterapi suportif : - Ventilasi - Konseling FOLLOW UP Membantu keadaan umum pasien dan menilai perkembangan penyakit serta menilai efektivitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan timbulnya efek samping obat yang diberikan.
Terima Kasih