Você está na página 1de 16

ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER

dan
LAPORAN KASUS GANGGUAN ANXIETAS YANG TIDAK TERGOLONGKAN (YTT)

ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER


DEFINISI
Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas adalah

gangguan

penyesuaian

diri

perkembangan

perhatian

(inatensi), aktivitas (hiperaktivitas), dan kontrol perilaku kurang (impulsif) yang telah berlangsung 6 bulan atau lebih dan terjadi sebelum usia 7 tahun pada tingkat sampai mengganggu penyesuaian diri dan tidak sesuai dengan tingkat

perkembangan.(3)

EPIDEMIOLOGI Di Amerika Serikat, sekitar mengalami gangguan ADHD.

4%

anak

Menurut studi yang dilakukan di Makassar, profil penderita ADHD terbanyak, yaitu berusia di bawah 5 tahun dengan keluhan hiperaktif, anak sulung dan berjenis kelamin laki-laki.

ETIOLOGI dan PATOFISIOLOGI a. Faktor Lingkungan b. Faktor Genetik Masalah dasar dianggap terdapat dalam gangguan

neurotransmitter dopamin dalam otak, dimana otak


dari orang-orang dengan ADHD, memiliki konsentrasi dopamin reseptor dan transporter yang berkurang, khususnya di daerah-daerah yang terlibat dengan imbalan dan motivasi.

KLASIFIKASI dan DIAGNOSIS

ADHD/I (ADHD dengan gejala utama gangguan pemusatan perhatian) ADHD/HI (ADHD dengan gejala utama hyperactive-impulsive) ADHD/C (ADHD dengan gejala pemusatan perhatian disertai dengan hyperactiveimpulsive).(4)

Diagnosis didasarkan atas kriteria DSM-IV ataupun PPDGJ-III dengan perilaku yang menetap selama setidaknya 6 bulan.

Diagnosis Banding Penyakit kronis.

Gangguan tidur (Sleep disorders).


Depresi.

Gangguan kecemasan.
Obsessive-compulsive disorders.

Gangguan sekunder akibat stres. Pervasive developmental disorders.

PENATALAKSANAAN Prinsip pengobatan : Mutidisiplin. Farmakoterapi


a. First-line Treatment (Stimulan) Metilfenidat : Short acting : 5-20 mg (2-3 kali/hari) selama 3-5 hari. Intermediate-acting: 20-40 mg (pagi 20 mg, sore 20 mg) selama 3-8 hari. Long-acting : 18-72mg (1 kali/hari) selama 8-12 hari. Amfetamin : Short acting : 5-15 mg (2 x/hari) atau 5-10 mg (3 x/hari). Intermediate-acting : 5-30mg (1 x/hari) atau 5-15mg (2 x/hari). Long-acting : 10-30 mg (1 x/hari). b. Second-line Treatment (Anti-depresan) Tricyclics ( TCAs) :2-5 mg/kg/hari (2-3 x/hari ). Bupropion : 50-100mg (3 x/hari ) atau 100-150 mg (2 x/hari ).

Terapi Perilaku Nutrisi Penderita ADHD

PROGNOSIS
Gejala hiperaktif akan berkurang pada masa adolescence, sedangkan gejala impulsive dan emosi yang labil akan menetap. Anak dengan ADHD pada waktu dewasa sering keras/alcoholism). masih

mempunyai gejala agresif dan menjadi pencandu minuman


Prognosis lebih baik bila didapatkan fungsi keluarga, intelektual yang tinggi, dukungan yang kuat dari

temen teman yang baik, diterima di kelompoknya dan diasuh oleh


gurunya serta tidak mempunyai satu atau lebih komorbid gangguan psikiatri.

LAPORAN KASUS Gangguan Anxietas yang Tidak Tergolongkan (YTT)


IDENTITAS PASIEN Nama : Haerani Muchtar Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 65 tahun Agama : Islam Status : Menikah (Janda) Pendidikan : Tamatan SMP Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : BTN Antara, Makassar

IKTISAR PENEMUAN BERMAKNA Seorang perempuan, umur 65 tahun, datang dengan keluhan berdebar-debar yang dirasakan 3 malam lalu sebelum datang ke Poli Psikiatri RSWS. Berdebar dirasakan tiba-tiba ketika pasien sedang tidur, yang menyebabkan pasien terbangun dan tidak dapat tidur kembali. Keluhan yang sama pernah dirasakan 2 minggu sebelumnya, namun keluhan hilang dengan sendirinya sehari kemudian. Pasien juga sering cepat merasa lelah. Pasien sulit memulai tidur dan sering terbangun ketika tidur. Pasien

mengeluh berkeringat ketika berdebar. Nafsu makan pasien baik.


Pasien sering memikirkan tentang anak dan cucunya.

Pada pemeriksaan status mental didapatkan penampilan pasien rapi, aktivitas psikomotor tenang, kesadaran baik, verbalitas spontan lancar, mood biasa dan afek anxietas, empati dapat dirabarasakan, keserasian serasi, taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan sesuai dengan tingkat pendidikan. Daya ingat dan orientasi waktu, tempat, dan orang baik, kemampuan menolong diri sendiri baik. Tidak terdapat gangguan persepsi, proses berpikir, yaitu arus pikiran

relevan dan koheren. Ada preokupasi berupa kekhawatiran mengenai anak


dan cucunya yang mengalami gangguan. Pengendalian impuls dan daya nilai baik. Pasien merasa dirinya sakit dan merasa membutuhkan

pengobatan dan taraf kepercayaan pasien masih dapat dipercaya.

EVALUASI MULTI AKSIAL Aksis I: Dari autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan gejala klinis anxietas yang bermakna, namun hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria untuk gangguan-gangguan anxietas yang tergolongkan sehingga menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Jiwa di Indonesia III (PPDGJ III) diagnosis pasien ini adalah Gangguan Anxietas YTT (F41.9). Aksis II Ciri Kepribadian tidak khas Aksis III Hipertensi dan penyakit jantung koroner Aksis IV Masalah keluarga yang disebabkan kekhawatiran akan anak dan cucunya Aksis V Gejala-gejala yang dialami pasien termasuk gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik (GAF Scale 70-61).

DAFTAR MASALAH Organobiologik : Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna, tetapi diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmiter, maka pasien memerlukan psikofarmakologi. Psikologik : Ditemukan gejala-gejala keanxietasan yang menimbulkan hendaya dalam penggunaan waktu senggang sehingga diperlukan

psikoterapi.
PROGNOSIS

Dubia et bonam
Hal-hal yang meringankan prognosis: Motivasi pasien untuk sembuh besar.

Keluarga mendukung pasien.

PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA Menurut buku Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ III), diagnosis gangguan anxietas lainnya ditegakkan apabila manifestasi anxietas

merupakan gejala utama dan tidak terbatas pada situasi


lingkungan tertentu saja. Dapat disertai gejala-gejala depresif dan obsesif, bahkan juga beberapa unsur dari anxietas fobik, asal saja

jelas bersifat sekunder atau ringan.


Gangguan anxietas tadi ditetapkan YTT (Yang Tidak Tergolongkan) karena tidak memenuhi kriteria diagnosis gangguan anxietas menyeluruh, gangguan panik, atau kriteria diagnosis gangguan anxietas lainnya.

RENCANA TERAPI Farmakoterapi :

- Fluoxetin 10 mg 1-0-0
- Alprazolam 0,5 mg 0- - Psikoterapi suportif : - Ventilasi - Konseling FOLLOW UP Membantu keadaan umum pasien dan menilai perkembangan penyakit serta menilai efektivitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan timbulnya efek samping obat yang diberikan.

Terima Kasih

Você também pode gostar