Você está na página 1de 4

Diare masih menjadi penyebab utama kematian pada anak-anak di seluruh dunia.

Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2004, diare merupakan penyebab kedua kematian anak di dunia dengan 1,5 juta anak meninggal setiap tahunnya. Sementara itu, Badan PBB untuk anak-anak (UNICEF) memperkirakan, setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal dunia karena penyakit ini. Penyakit ini lebih sering terjadi pada negara berkembang seperti Indonesia. Penyakit diare menyerang kalangan dari berbagai usia tetapi penyakit ini lebih sering menyerang anak-anak dan balita karena daya tahan tubuh mereka rentan terserang oleh berbagai macam penyakit. Banyak orang yang masih menganggap remeh penyakit ini. Mereka menganggap bahwa penyakit diare ini penyakit yang diberi obat lalu segera sembuh. Dalam hal ini perlu diluruskan cara pandang mereka tentang bagaimana cara menangani penyakit diare dengan mengubah pola kebiasaan hidup buruk. Hal yang menyebabkan seseorang terkena diare diakibatkan perilaku hidup masyarakat yang kurang baik dan sanitasi lingkungan yang buruk. Diare akan berakibat fatal bila tidak ditangani secara tepat dan serius. Pada kenyataanya sekarang masih banyak masyarakat yang mempunyai kebiasaan yaitu minimnya kesadaran untuk mencuci tangan setelah beraktivitas, bukan hanya anak-anak yang malas untuk mencuci tagan tetapi orang dewasa pun

Saya mengambil dua faktor yang saling berhubungan yaitu faktor lingkungan dan faktor perilaku Faktor lingkungan yaitu hubungan jenis tempat pembuangan tinja (feses) dengan diare. Hal ini menjadi faktor penyebab, karena pada kenyataannya sekarang, masih banyak beberapa orang yang belum memiliki jamban sehat. Mereka masih melakukan buang air besar dan kecil di tempat terbuka atau jamban cemplung (jamban tanpa septitank). Jamban yang tidak sehat ini beresiko sebagai tempat hinggap lalat karena lalat suka hinggap ditempat kotor untuk menetaskan telurnya dan berkembang biak. Hal ini sangat berbahaya bila lalat hinggap di makanan manusia akibatnya manusia akan terjangkit diare karena kuman dan bakteri dari lalat. Selain itu faktor perilaku yaitu minimnya kebiasaan untuk mencuci tangan setelah beraktivitas. Hal ini mempermudah berpindahnya kuman-kuman yang ada di tangan beralih ke makanan sehingga menimbulkan sakit perut yang berujung kepada diare. Lalu tidak selektifnya dalam pemilihan makanan, tidak memasak air mentah yang digunakan untuk minum dan memasak, tidak menutup makanan yang telah dihidangkan, tempat sumber air terlalu dekat dengan septitank hal ini juga dapat menyebabkan penyakit diare

Orang yang menderita diare akan mengalami beberapa gejala yaitu feses yang keluar cair, BAB lebih dari 3 kali, mual dan nafsu makan berkurang. Jika tidak ditangani secara cepat dan benar penderita akan mengalami dehidrasi akibatnya cairan tubuh berkurang. Untuk itu, jangan pernah menganggap remeh penyakit diare. Untu mencegah tingginya penyakit diare Mengubah suatu pola kebiasaan yang buruk memang tidaklah mudah, kita ambil contoh saja kebiasaan mencuci tangan. Kebanyakan masyarakat kita menganggaop remeh hal ini.

Sampai saat ini banyak upaya preventif digunakan untuk mencegah diare seperti mengadakan penyuluhan, pembuatan sumber air minum bersih, pembuatan jamban sehat. Cara-cara tersebut masih belum sepenuhnya mengatasi penyakit diare karena kesadaran masyarakat akan artinya kesehatan sangat minim. Perlu adanya pendekatan yang lebih dan sosialisasi untuk menyadarkan masyarakat untuk menanamkan pola hidup sehat dan arti penting hidup sehat.

KERANGKA KARANGAN a. Diare biasa menyerang b. Faktor penyebab diare

c. Gejala penderita diare d. Upaya preventif menanggulangi diare

Você também pode gostar