Você está na página 1de 3

APLIKASI SAMPLING AUDIT NONSTATISTIK 3 tahapan langkah-langkah auditor dalam menerapkan sampling: MERENCANAKAN SAMPEL 1.

Menyatakan tujuan pengendalian audit. Menguji keefektifan operasi pengendalian. Menentukan apakah transaksi mengandung salah saji moneter.

2. Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan. Mereview transaksi penjualan untuk melihat jumlah yang besar dan tidak biasa. Mengamati apakah tugas klerek piutang usaha terpisah dari tugas menangani kas. Memeriksa sampel salinan faktur penjualan untuk melihat Persetujuan kredit oleh manajer kredit Keberadaan dokumen pengiriman yang dilampirkan Pencantuman nomor bagan akun Memilih sampel dokumen pengiriman dan menelusuri masing-masing ke salinan faktur penjualan terkait. Membandingkan kuantitas yang tercantum pada setiap salinan faktur penjualan dengan kuantitas pada dokumen pengiriman terkait.

3. Mendefinisikan atribut dan kondisi pengecualian. Jika sampling audit digunakan, auditor harus mendefinisikan dengan tepat karakteristik (atribut) yang sedang diuji dan konisi pengecualian. Kecuali mereka telah mendefinisikan dengan tepat setiap atribut, staf yang melaksanakan prosedur audit tidak akan meiliki pedoman untuk mengidentifikasi pengecualian

4. Mendefinisikan populasi. Populasi adalah item-item yang ingin digeneralisasikan oleh auditor. Auditor dapat mendefinisikan populasi untuk memasukan setiap item yang mereka inginkan, tetapi ketika memilih sampel, sampel tersebut harus dipilih dari seluruh populasi seperti yang telah didefinisikan.

5. Mendefinisikan unit sampling. Auditor mendefinisikan unit sampling berdasarkan definisi populasi dan tujuan pengujian audit. Unit sampling adalah unit fisik yang berhubungan dengan angka acak yang dihasilkan auditor. Jadi sangat bermanfaat memikirkan unit sampling sebagai titik awal untuk melakukan pengujian audit.

6. Menetapkan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi. (tolerable exception rate=TER) untuk setiap atribut memerlukan pertimbangan profesional auditor. TER merupakan tingkat pengecualian tertinggi yang akan diizinkan auditor dalam pengendalian yang sedang diuji dan masih bersedia menyimpulkan bahwa pengendalian telah berjalan efektif (dan/atau tingkat salah saji moneter dalam transaksi masih dapat diterima).

7. Menetapkan risiko yang dapat diterima atas penilaian risiko pengendalian yang terlalu rendah. (acceptable risk of assessing control risk (ARACR) too low). ARACR mengukur risiko yang bersedia ditanggung auditor untuk menerima suatu pengendalian sebagai efektif (tingkat salah saji sebagian dapat ditoleransi) apabila tingkat pengecualian populasi yang sebenarnya lebih besar dari tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi (TER).

8. Mengestimasi tingkat pengecualian populasi. Auditor harus terlebih dahulu membuat estimasi tingkat pengecualian populasi untuk merencanakan ukuran sampel yang sesuai. Jika estimasi tingkat pengecualian populasi (estimated population exception rate=EPER) rendah, ukuran sampel yang relatif kecil akan memenuhi tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi (TER) auditor, karena hanya diperlukan sedikit estimasi yang tepat

9. Menentukan ukuran sampel awal. Ada empat faktor yang menentukan ukuran sampel awal (initial sample size) bagi sampling audit: ukuran populasi, TER, ARACR dan EPER.

MEMILIH SAMPEL DAN MELAKSANAKAN PROSEDUR AUDIT 10. Memilih sampel. Setelah menentukan ukuran sampel awal bagi aplikasi sampling audit, auditor harus memilih item-item dalam populasi untuk memasukan sampel 11. Melaksanakan prosedur audit.

MENGEVALUASI HASIL 12. Menggeneralisasi dari sampel ke populasi. Menurut metode non statistik, auditor menggunakan dua cara untuk menggeneralisasi dari sampel ke populasi. Menambahkan estimasi kesalahan sampling ke SER guna mencapai tingkat pengecualian atas yang dihitung (CUER) bagi ARACR tertentu. Mengurangi tingkat pengecualian sampel (SER) dari tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi (TER) untuk menemukan kesalahan sampling yang dihitung (TER SER), dan mengevaluasi apakah hal tersebut cukup besar untuk menyimpulkan bahwa tingkat pengecualian populasi yang sebenar nya dapat diterima. 13. Menganalisis pengecualian. Auditor harus menganalisis pengecualian individual untuk menentukan kelemahan pengendalian internal yang memungkinkan hal ini terjadi. 14. Memutuskan akseptabilitas populasi. Ketika menggeneralisasi dari sampel ke populasi, sebagian besar auditor yang menggunakan sampling non statistik akan mengurangi SER dari TER dan mengevaliasi apakah perbedaannya (kesalahan sampling yang dihitung) cukup besar.

Dolumentasi Yang Memadai Auditor harus menyelenggarakan catatan yang memadai mengenai prosedur yang akan dilaksanakan, metode yang akan digunakan untuk memilih sampel dan melakukan pengujian, hasil yang ditemukan selama pengujian dan kesimpulan yang dicapai

Você também pode gostar