Você está na página 1de 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung merupakan salah satu penyebab morbiditas & mortalitas.

Akhir- akhir ini insiden gagal jantung mengalami peningkatan. Gagal jantung merupakan tahap akhir dari seluruh penyakit jantung dan merupakan masalah kesehatan dunia. Di Asia, terjadi perkembangan ekonomi secara cepat, kemajuan industri, urbanisasi dan perubahan gaya hidup, peningkatan konsumsi kalori, lemak dan garam, peningkatan konsumsi rokok, dan penurunan aktivitas. Akibatnya terjadi peningkatan insiden obesitas, hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit vaskular yang berujung pada peningkatan insiden gagal jantung. (http://ervinariaulyimaligy.wordpress.com/). Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang mendahului dan menyertai gagal jantung. Kondisi tersebut di namakan faktor resiko. Faktor resiko yang ada dapat di modifikasi artinya dapat dikontrol dengan mengubah gaya hidup atau kebiasaan pribadi dan faktor resiko yang non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tidak dapat di kontrol. Contohnya:ras,dan jenis kelamin. Saat ini Congestif heart failure(CHF) atau yang biasa di sebut gagal jantung kongestif merupakan satu-satunya penyakit kardiovaskular yang terus meningkat insiden dan prevalensinya. Resiko kematian akibat gagal jantung berkisar antara 5-10% pertahun pada gagal jantung ringan yang akan meningkat menjadi 30-40% pada gagal jantung berat. Selain itu, CHF merupakan penyakit yang paling sering memerlukan perawatan ulang di rumah sakit(readmission) meskipun pengobatan rawat jalan telah di berikan secara optimal. (R .Miftah. 2004). Masalah kesehatan dengan gangguan sistem kardiovaskular masih menduduki peringkat yang tinggi, menurut data WHO di laporkan bahwa sekitar 3000 penduduk Amerika menderita CHF ,sedangkan pada tahun 2005 di Jawa Barat terdapat 520 penderita CHF. (Charlie, 2005). Berdasarkan data dari Rekam Medik Rumah Sakit Umum Karawang pada tahun 2006 dari bulan Januari sampai bulan Nopember 2006 angka kejadian gagal jantung tercatat sebesar 76,72 % yaitu berjumlah 122 orang dari 159 orang klien yang dirawat dengan gangguan sistem kardiovaskular secara keseluruhan. Angka kematian yang disebabkan gagal jantung ini adalah sekitar 73,07 % yaitu 38 orang dari 52 orang klien yang meninggal diakibatkan gangguan sistem kardiovaskular secara keseluruhan, pada umumnya CHF di derita oleh lansia. Walaupun angka-angka yang pasti belum ada untuk seluruh Indonesia, dapat diperkirakan jumlah penderita gagal jantung akan bertambah setiap tahunnya. Prevalensi gagal jantung di negara berkembang cukup tinggi dan makin meningkat. Oleh karena itu gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang utama. Setengah dari pasien yang terdiagnosis gagal jantung masih punya harapan hidup 5 tahun. Penelitian Framingham menunjukkan mortalitas 5 tahun sebesar 62% pada pria dan 42% wanita(http://ceriwis.us/showthread.php?t=19422). Dilihat dari prosentase ini, angka kejadian dan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit gagal jantung sangat besar dan menduduki urutan tertinggi bila dibandingkan dengan gangguan sistem kardiovaskular lainnya. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. Ciri-ciri yang penting dari definisi ini adalah pertama definisi gagal adalah relatif terhadap kebutuhan metabolik tubuh. Kedua

penekanan arti gagal di tujukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan. (Nurhadi.2003). Gagal jantung kongestif (Congestif Heart Failure) adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Risiko CHF akan meningkat pada orang lanjut usia(lansia) karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan. CHF ini dapat menjadi kronik apabila di sertai penyakit-penyakit lain, seperti: hipertensi, penyakit katup jantung, kardiomiopati, dan lain-lain. (Nurhadi. 2003). Gagal jantung juga merupakan salah satu penyakit yang dapat mempengaruhi keadaan sistem tubuh lainnya sehingga gagal jantung merupakan penyakit yang kompleks dan apabila tidak dilakukan penanganan secara cepat dan tepat dapat mengancam jiwa. (Nurhadi. 2003). Peran perawat terhadap pasien dengan gagal jantung kongestif yang meliputi peran preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif sangat diperlukan. Terutama peran promotif melalui edukasi dapat merubah klien dalam mengubah gaya hidup dan mengontrol kebiasaan pribadi untuk menghindari faktor resiko. Dengan edukasi semakin banyak klien yang mengerti bagaimana harus mengubah perilaku sehingga mereka mampu melakukan pengobatan dan perawatan mandirinya. Perawatan yang baik hanya dapat tercapai apabila ada kerjasama antara perawat dan klien serta adanya minat klien untuk mengatasi masalah tersebut.Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengambil karya tulis ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Tn. Y Dengan Gagal Jantung Kongestif Di Ruang Teluk Jambe Rumah Sakit Umum Karawang. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Penulis mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien Tn. Y dengan gagal jantung kongestif secara langsung dan komprehensif meliputi aspek bio, psiko, sosial, dan spiritual dengan pendekatan proses keperawatan. 2. Tujuan Khusus Setelah melaksanakan interaksi dengan klien diharapkan penulis mampu: a. Melakukan pengkajian pada klien Tn. Y dengan gagal jantung kongestif b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien Tn. Y dengan gagal jantung kongestif c. Menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien Tn. Y dengan gagal jantung kongestif d. Melakukan tindakan keperawatan pada klien Tn. Y dengan gagal jantung kongestif e. Mahasiswa mampu membuat evaluasi tindakan dan evaluasi hasil pada klien Tn. Y dengan gagal jantung kongestif C. Metode Telaahan Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode deskriptif yang berbentuk studi kasus dengan teknik pengumpulan data: wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi literatur, dan studi dokumentasi. D. Sistematika penulisan Sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini terdiri dari: BAB I Pendahuluan, meliputi latar belakang, tujuan, metode telaahan, dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan teoritis meliputi konsep dasar gagal jantung dan asuhan keperawatan secara teoritis pada klien dengan gagal jantung BAB III Tinjauan kasus dan pembahasan. Tinjauan kasus meliputi pengkajian, perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi. Pembahasan yang membahas mengenai kesenjangan antara teori dan penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan gagal jantung meliputi perngkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, serta faktor-faktor pendukung dan penghambat yang ada selama penulis melakukan asuhan keperawatan, serta penyelesaiannya. BAB IV: Penutup meliputi kesimpulan dan rekomendasi
http://gusriwahyudi.wordpress.com/2011/04/21/gagal-jantung/

Você também pode gostar