Você está na página 1de 8

LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.

M DENGAN DIAGNOSA DIABETES MELLITUS DI POLI PENYAKIT DALAM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Disusun Oleh : PUTRI MAYASARI NIM : 2020091677

AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN NOTOKUSUMO YOGYAKARTA 2012

HALAMAN PENGESAHAN Asuhan keperawatan pada pasien Tn. M dengan diagnosa medis Diabetes Mellitus di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, yang disahkan pada : Hari Tanggal Tempat : : : Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Mengetahui: Mahasiawa

Pembimbing Lahan

Pembimbing Akademik

DIABETES MELLITUS A. Pengertian Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002). Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

B. Klasifikasi Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut : 1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM) 2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)

3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya 4. Diabetes mellitus gestasional (GDM) C. Etiologi 1. Diabetes tipe I: a. Faktor genetik Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA. b. Faktor-faktor imunologi Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.

c. Faktor lingkungan

Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta. 2. Diabetes Tipe II Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Faktor-faktor resiko : a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th) b. Obesitas c. Riwayat keluarga D. Patofisiologi Karena proses penuaan, gaya hidup, infeksi, keturunan, obesitas dan kehamilan akan menyebabkan kekurangan insulin atau tidak efektifnya insulin sehingga sehinga terjadi gangguan permeabilitas glukosa di dalam sel. Di samping itu juga dapat di sebabkan oleh karena keadaan akut kelebihan hormon tiroid, prolaktin dan hormon pertumbuhan dapat menyebabkan peningkatan glukosa darah.peningkatan kadar hormon hoormon tersebut dalam jangka panjang terutama hormon pertumbuhan di anggap diabetogenik ( menimbulkan diabet ). Hormon hormon tersebut merangsang pengeluaran insulin secara berlebihan oleh sel-sel beta pulau lengerhans paankreas, sehingga akhirnya terjadi penurunan respon sel terhadap innsulin dan apabila hati mengalami gangguan dalam mengolah glukoosa menjadi glikogen atau proses glikogenesis maka kadar gula dalam darah akan meningkat. Dan apabila ambang ginjal dilalui timbullah glukosuria yang menybebkan peningkatan volume urine, rasa haus tersimulasi dan pasien akan minum air dalam jumlah yang banyak ( polidipsi )karena glukosa hilang bersama urine, maka terjadi ekhilangan kalori dan starvasi seeluler, slera makan dan orang menjadi sering makan ( polifagi ). Hiperglikemia menyebabkan kadar gula dalam keringat meningkat, keringat menguap, gula tertimbun di dalam kulit dan menyebabkan iritasi dan gatal gatal. Akibat hiperglikemia terjadi penumpukan glukosa dalam sel yang yang merusak kapiler dan menyebabkan peningkaatan sarbitol yang akan menyebabkann gangguan fungsi endotel.

Kebocoran sklerosis yang menyebabkan gangguan ganguan pada arteri dan kepiler. Akibat hiperglikemia terjadi penimbunan glikoprotein dan penebalan membran dasar sehingga kapiler terganggu yang akan menyebebkan gangguan perfusi jaringan turun yang mempengaruhi organ ginjal, mata, tungkai bawah, saraf. ( Elizabeth J. Corwin, 2001 ) E. Tanda dan Gejala Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim. Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah : 1. Katarak 2. Glaukoma 3. Retinopati 4. Gatal seluruh badan 5. Pruritus Vulvae 6. Infeksi bakteri kulit 7. Infeksi jamur di kulit 8. Dermatopati 9. Neuropati perifer 10. Neuropati viseral 11. Amiotropi 12. Ulkus Neurotropik 13. Penyakit ginjal 14. Penyakit pembuluh darah perifer 15. Penyakit koroner 16. Penyakit pembuluh darah otak 17. Hipertensi

Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut. Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien DM usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut. Defisiensi insulin yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan timbul keadaan ketoasidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan hiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat banyak umumnya tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala dan kebingungan mendadak. Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala kebingungan dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebih jelas. F. Pemeriksaan Penunjang 1. Glukosa darah sewaktu 2. Kadar glukosa darah puasa 3. Tes toleransi glukosa G. Penatalaksanaan Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal. Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes : 1. Diet 2. Latihan 3. Pemantauan 4. Terapi (jika diperlukan) 5. Pendidikan

H. Masalah Keperawatan 1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan 2. Kekurangan volume cairan 3. Gangguan integritas kulit 4. Resiko terjadi injury

DAFTAR PUSTAKA Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani, Jakarta:EGC, 1997. Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999. Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997. Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002. Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996. Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002 Sumber:http://www.ilmukeperawatan.com

Você também pode gostar

  • Bab I Konsep Dasar Medis Ischaemic Heart Disease (Ihd)
    Bab I Konsep Dasar Medis Ischaemic Heart Disease (Ihd)
    Documento16 páginas
    Bab I Konsep Dasar Medis Ischaemic Heart Disease (Ihd)
    Ratna Suciati
    Ainda não há avaliações
  • Bab I CKR
    Bab I CKR
    Documento31 páginas
    Bab I CKR
    Ratna Suciati
    Ainda não há avaliações
  • TB Paru
    TB Paru
    Documento42 páginas
    TB Paru
    Ratna Suciati
    Ainda não há avaliações
  • Kehamilan Etopik
    Kehamilan Etopik
    Documento24 páginas
    Kehamilan Etopik
    Ratna Suciati
    Ainda não há avaliações
  • Endometriosis Kista Coklat Fix
    Endometriosis Kista Coklat Fix
    Documento30 páginas
    Endometriosis Kista Coklat Fix
    Ratna Suciati
    100% (1)
  • Anemia
    Anemia
    Documento27 páginas
    Anemia
    Ratna Suciati
    Ainda não há avaliações
  • Cedera Kepala
    Cedera Kepala
    Documento24 páginas
    Cedera Kepala
    Ratna Suciati
    Ainda não há avaliações
  • Otitis Media
    Otitis Media
    Documento20 páginas
    Otitis Media
    Ratna Suciati
    0% (1)
  • .Bab 1
    .Bab 1
    Documento23 páginas
    .Bab 1
    Ratna Suciati
    Ainda não há avaliações
  • Lamp Iran
    Lamp Iran
    Documento1 página
    Lamp Iran
    Ratna Suciati
    Ainda não há avaliações
  • BAB I.doc Ok
    BAB I.doc Ok
    Documento33 páginas
    BAB I.doc Ok
    Ratna Suciati
    Ainda não há avaliações
  • Askep Ansietas.
    Askep Ansietas.
    Documento4 páginas
    Askep Ansietas.
    Bali Koleksi
    Ainda não há avaliações
  • Diare
    Diare
    Documento12 páginas
    Diare
    Ratna Suciati
    Ainda não há avaliações
  • Ppok
    Ppok
    Documento23 páginas
    Ppok
    Ratna Suciati
    0% (1)
  • Rencana Kegiatan
    Rencana Kegiatan
    Documento1 página
    Rencana Kegiatan
    Ratna Suciati
    Ainda não há avaliações
  • Bab I CKR
    Bab I CKR
    Documento31 páginas
    Bab I CKR
    Ratna Suciati
    Ainda não há avaliações
  • BAB 1 Revisi 1
    BAB 1 Revisi 1
    Documento30 páginas
    BAB 1 Revisi 1
    Ratna Suciati
    Ainda não há avaliações
  • Liflet Kes Reproduksi
    Liflet Kes Reproduksi
    Documento3 páginas
    Liflet Kes Reproduksi
    Ratna Suciati
    Ainda não há avaliações
  • TB Paru
    TB Paru
    Documento42 páginas
    TB Paru
    Ratna Suciati
    Ainda não há avaliações
  • Kontrol Emosi
    Kontrol Emosi
    Documento20 páginas
    Kontrol Emosi
    Ratna Suciati
    Ainda não há avaliações
  • NCP Keluarga
    NCP Keluarga
    Documento5 páginas
    NCP Keluarga
    Ratna Suciati
    Ainda não há avaliações
  • LP Masa Nifas
    LP Masa Nifas
    Documento14 páginas
    LP Masa Nifas
    Ratna Suciati
    100% (2)
  • Laporan Pendahuluan Syok
    Laporan Pendahuluan Syok
    Documento5 páginas
    Laporan Pendahuluan Syok
    Radikal Yuridistian
    Ainda não há avaliações
  • Askep Tetani
    Askep Tetani
    Documento7 páginas
    Askep Tetani
    Uda Yengki
    Ainda não há avaliações
  • LP Ispa
    LP Ispa
    Documento3 páginas
    LP Ispa
    Ratna Suciati
    Ainda não há avaliações
  • Epi Lepsi
    Epi Lepsi
    Documento7 páginas
    Epi Lepsi
    Ratna Suciati
    Ainda não há avaliações
  • Cad
    Cad
    Documento10 páginas
    Cad
    Ratna Suciati
    Ainda não há avaliações
  • LP Fraktur Femur
    LP Fraktur Femur
    Documento15 páginas
    LP Fraktur Femur
    Ratna Suciati
    Ainda não há avaliações
  • HHD
    HHD
    Documento13 páginas
    HHD
    Ratna Suciati
    Ainda não há avaliações
  • LP Oma
    LP Oma
    Documento13 páginas
    LP Oma
    Ratna Suciati
    100% (1)