Você está na página 1de 32

Aspek Seksualitas Dalam Keperawatan

SRI WAHYUNI AWALUDDIN,S.Kep.,Ns.,MN(Hons)

Tujuan Instruksional
1. Tujuan instruksional umum Setelah proses pembelajaran, mahasiswa dapat memahami tentang konsep seksualitas dalam pemberian asuhan keperawatan 2. Tujuan instruksional khusus Setelah proses pembelajaran, mahasiswa diharapkan mampu : Menjelaskan definisi beberapa istilah yang berhubungan dengan seksualitas Menjelaskan makna kesehatan seksual Mereview pengetahuan mengenai anatomi dan fisiologi sistem reproduksi Menjelaskan tahap perkembangan seksual manusia Menyebutkan dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi seksualitas Menjelaskan beberapa penyimpangan seksualitas Menjelaskan proses keperawatan berkaitan dengan aspek seksualitas klien

Asuhan keperawatan --- komprehensif dan holistik masalah penyakit (fisiologis)

aspek lain : masalah seksualitas

Pembicaraan mengenai seksualitas seringkali dianggap

sebagai hal yang tabu tidak pantas dibicarakan dalam komunitas umum bersifat pribadi hanya dikaitkan dengan masalah hubungan antar lawan jenis.

Klien tidak terlepas dari aspek seksualitasnya ketika

mereka berada dalam sistem pelayanan kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan dengan pendekatan holistik,semua aspek saling berinteraksi. Aspek seksualitas mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek biologi, psikologi, sosiologi, kultural dan spiritual. perawat harus mempunyai dasar pengetahuan, ketrampilan dalam pengkajian dan komunikasi serta sikap yang tepat. Pengaruh penyuluhan keagamaan, peran jender secara kultural, keyakinan tentang orientasi seksual pengaruh sosial dam lingkungan masa lalu dan saat ini mempengaruhi sistem nilai klien maupun perawat.

Definisi
sulit didefinisikan Seksualitas dan seks merupakan hal yang berbeda Seksualitas --- bagaimana seseorang merasa tentang diri

mereka dan bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan kata, termasuk pikiran, pengalaman, nilai, fantasi, emosi. seks --- menjelaskan ciri jenis kelamin secara anatomi dan fisiologi pada laki-laki dan perempuan --- hubungan fisik antar individu (aktivitas seksual genital).

Identitas jender merupakan perasaan seseorang tentang

jenis kelaminnya. Perilaku peran jender adalah bagaimana seseorang berperan sesuai jendernya --- nilai-nilai yang dianut individu dan lingkungannya. perawat mengkaji kemungkinan terjadinya perubahan peran jender pada klien ataupun anggota keluarga sebagai dampak dari hospitalisasi atau perubahan status kesehatan Orientasi seksual (identitas seksual) adalah bagaimana seseorang mempunyai kesukaan berhubungan intim dengan orang lain, dengan lawan jenis atau sejenis.

Kesehatan seksual Kesehatan seksual didefinisikan sebagai pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual, dan sosial dari kehidupan seksual, dengan cara yang positif yang memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi dan cinta (WHO, 1975). Definisi ini mencakup dimensi biologi, psikologi dan sosiokultural.

Komponen kesehatan seksual : konsep seksual diri, body

image, identitas jender, dan orientasi seksual Konsep seksual diri --- nilai tentang kapan, dimana, dengan siapa dan bagaimana seseorang mengekspresikan seksualitasnya. Konsep seksual diri yang negatif menghalangi terbentuknya suatu hubungan dengan orang lain Body image --- pusat kesadaran terhadap diri sendiri --secara konstan dapat berubah ---Bagaimana seseorang memandang (merasakan) penampilan tubuhnya berhubungan dengan seksualitasnya --- Kehamilan, proses penuaan, trauma, penyakit, dan terapi tertentu Contoh : wanita ---bentuk tubuh dan ukuran payudara Pria --- ukuran penis

Identitas jender --- suatu pandangan mengenai jenis

kelamin seseorang, sebagai laki-laki atau perempuan --mencakup komponen biologi, juga norma sosial dan budaya Transjender : istilah bagi seseorang yang identitas jender atau ekspresi jendernya berbeda dengan anatomi jenis kelaminnya Transjender mencakup --- cross-dresser, interseks, transeksual pre operatif dan transeksual postoperatif Cross-dresses : orang yang rutin menggunakan pakaian dari jenis kelamin yang berbeda --- bentuk ekspresi jender --- tidak perlu dihubungkan dengan orientasi seksual. Banyak cross-dresser adalah heteroseksual

Interseks : orang yang memiliki organ seksual

ganda (ambiguous) pada saat lahir --hermaprodit Transeksual preoperatif adalah seseorang yang mengalami konflik antara jender dengan anatominya Transeksual postoperatif adalah orang yang telah menjalani operasi untuk mengubah jendernya

Karakteristik Kesehatan Seksual


Kemampuan mengekspresikan potensi seksual, dengan meniadakan kekerasan, eksploitasi dam penyalahgunaan seksual. Gambaran tubuh positif, ditunjukkan dengan kepuasan diri terhadap penampilan pribadi Kongruen antara seks biologis, identitas jender, dan perilaku peran jender Kemampuan membuat keputusan pribadi (otonomi) mengenai kehidupan seksual yang dijalani dalam konteks personal dan etik sosial

Lanjutan Karakteristik Kesehatan Seksual

Kemampuan mengekspresikan seksualitas melalui komunikasi, sentuhan, emosional dan cinta Kemampuan menerina pelayanan kesehatan seksual untuk mencegah dan mengatasi semua masalah, dan gangguan seksual Menerima tanggung jawab yang berkaitan dengan peran jendernya Menghargai sistem yang berlaku Mampu membina hubungan efektif dengan orang lain

Enam ketrampilan dasar perawat dalam memberikan pelayanan seksualitas


Pengetahuan dan kenyamanan diri terhadap seksualitas pribadi Pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan seksualitas sepanjang rentang kehidupan Pengetahuan tentang seksualitas dasar, termasuk bagaimana masalah kesehatan dan penyelesaiannya dapat mempengaruhi seksualitas dan fungs seks serta intervensi apa yang dapat memfasilitasi ekspresi seksual Keahlian komunikasi terapeutik Menerima seksualitas sebagai area penting dalam intervensi keperawatan dan adanya kemauan bekerja dengan klien yang mempunyai berbagai jenis ekspresi seksualitas Kemampuan mengenal kebutuhan klien dan anggota keluarga dalam mendiskusikan topik seksualitas, tidak hanya dengan tulisan atau audiovisual tapi juga melalui diskusi verbal

Review Anatomi & fisiologi sistem reproduksi pria & wanita


Organ seks wanita

Organ seks internal : vagina, uterus, tubulus falopii dan ovarium. Organ seks eksternal secara kolektif disebut vulva yang terdiri dari mons pubis (mons veneris), labia mayora, labia minora, klitoris dan ostium vaginalis (introitus).

Organ seks pria

Organ seks eksternal pria adalah penis dan skrotum. Organ seks internal pria yaitu testis, epididimis dan duktus deferen, kelenjar prostat, vesikula seminalis dan kelenjar Cowper.

Tahap perkembangan seksual


Bayi (0 12 bulan ) Penentuan jender laki-laki atau perempuan Pembedaan diri sendiri dengan orang lain secara bertahap Genital eksternal sensitif terhadap sentuhan Bayi laki-laki mengalami ereksi penis; bayi perempuan mangalami lubrikasi vagina Bayi laki-laki mengalami ereksi nokturnal spontan Stimulasi taktil (sentuhan, menyusu, emmeluk, membuai) --- senang & nyaman berinteraksi dengan manusia Todler (1-3 tahun ) Identitas jender berkembang secara kontinyu (terus menerus) Mampu mengidentifikasi jender diri sendiri Mulai menirukan tindakan orang tua yang berjenis kelamin sama ,misal berinteraksi dengan boneka, pakaian yang dipakai

Pra sekolah (4-5 tahun ) Kesadaran terhadap diri sendiri meningkat Mengeksplorasi anggota tubuh sendiri dan teman bermain Mempelajari nama anggota tubuh dengan benar Belajar mengendalikan perasaan dan tingkah laku Menyukai orang tua yang berbeda jenis Mempertanyakan mengenai bagaimana seorang bayi bisa ada Usia sekolah (6-12 tahun ) Mempunyai identifikasi yang kuat dengan orang tua yang berjenis kelamin sama (misalnya anak perempuan dengan ibu) Senang berteman dengan sesama jenis Kesadaran diri meningkat Mempelajari konsep dan peran jender Mulai menyukai hal yang bersifat pribadi, modis Sekitar usia 8-9 tahun mulai memikirkan tentang perilaku seksual, menstruasi, reproduksi, seksualitas

Remaja (12-18 tahun ) Karakteristik seks mulai berkembang Mulai terjadi menarke Mengembangkan hubungan yang menyenangkan Dapat terjadi aktivitas seksual, misalnya masturbasi Mengidentifikasi orientasi seksual (homoseks / heteroseks) Mencari perawatan kesehatan tanpa ditemani orang tua Dewasa awal (18-40 tahun ) Terjadi aktivitas seksual Gaya hidup dan nilai-nilai yang dianut telah kuat Beberapa pasangan berbagi tugas : keuangan, pekerjaan rumah tangga Mengalami ancaman terhadap body image akibat penuaan

Dewasa tengah (40-65 tahun ) Penurunan produksi hormon Wanita mengalami menopause (umumnya usia 40-55 tahun) Laki-laki mengalami klimakterik secara bertahap Mulai memperkokoh stndar moral dan etik Dewasa akhir (65 tahun keatas ) Aktivitas seksual lebih berkurang Sekresi vagina berkurang, payudara mengalami atrofi Laki-laki menghasilkan sperma lebih sedikit dan memerlukan waktu lebih lama untuk dapat ereksi dan ejakulasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi seksualitas


Budaya berpakaian, tata cara pernikahan, perilaku yang diharapkan sesuai norma. Peran laki-laki dan perempuan mungkin juga akan dipengaruhi budaya Nilai-nilai religi (keagamaan) Aturan atau batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan terkait seksualitas. Misalnya larangan aborsi, hubungan seks tanpa nikah Status kesehatan Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan fisik. Medikasi dapat mempengaruhi keinginan seksual. Citra tubuh yang buruk, terutama ketika diperburuk oleh perasaan penolakan atau pembedahan yang mengubah bentuk tubuh, dapat menyebabkan klien kehilangan perasaannya secara seksual.

Hospitalisasi --- Kesepian, tidak lagi memiliki privasi, merasa tidak berguna. --- Beberapa klien di rumah sakit mungkin dapat berperilaku secara seksual melalui pengucapan kata-kata kotor, mencubit,dll --- Klien yang mengalami pembedahan dapat merasa kehilangan harga diri dan perasaan kehilangan yang mencakup maskulinitas dan femininitas.

Beberapa masalah yang berhubungan dengan seksualitas


Penganiayaan seksual --- mencakup tindak kekerasan pada wanita, pelecehan seksual, perkosaan, pedofilia, inses, pornografi anak --- efek traumatik --- masalah fisik dan psikologis --- disfungsi seksual. Contoh : Ibu yang yang mengalami penganiayaan selama masa kehamilan cenderung melahirkan anak dengan berat badan lahir rendah. Anak-anak yang mengalami penganiayaan dapat berisiko terhadap masalah kesehatan, emosional, kinerja di sekolah dan dapat terjadi peningkatan keagresifan dan menjadi orang dewasa yang suka melakukan tindak kekerasan. --- dukungan perlu diberikan kepada korban dan keluarga. Pelaku penganiayaan harus dilaporkan kepada yang berwenang

Aborsi --- dilakukan oleh wanita yang telah menikah maupun oleh wanita yang berhubungan seks sebelum nikah. --- kontroversi baik yang pro maupun kontra. --- Klien mungkin dapat mangalami rasa bersalah dan berduka Penyakit menular seksual (PMS) --- individu terlibat dalam melakukan hubungan seksual --- PMS ditularkan dari individu yang terinfeksi kepada pasangannya selama kontak seksual yang intim. --- Tempat penularannya biasanya genital, tetapi mungkin juga tertular melalui oral-genital atau anal-genital. Penyakit Gonorrea, Klamidia, Sfilis --- disebabkan oleh bakteri Penyakit Herpes genital dan HIV/AIDS --- oleh virus Malu mengungkapkan --- Ketrampilan komunikasi perawat

Proses keperawatan
Pengkajian Perawat menguhubungkan riwayat seksual dengan kategori berikut: klien yang menerima pelayanan kesehatan untuk kehamilan, infertilitas, kontrasepsi , atau klien yang mengalami PMS (penyakit menular seksual) klien yang sakit atau yang sedang mendapat terapi yang kemungkinan dapat mempengaruhi fungsi seksualnya (misalnya klien dengan penyakit jantung, DM, dll) klien yang secara jelas mempunyai masalah seksual

Pengkajian seksual mencakup : Riwayat Kesehatan seksual --- pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk menentukan apakah klien mempunyai masalah atau kekhawatiran seksual. --- merasa malu atau tidak mengetahui bagaimana cara mengajukan pertanyaan seksual secara langsung pertanyaan isyarat Pengkajian fisik --- inspeksi dan palpasi --- Beberapa riwayat kesehatan yang memerlukan pengkajian fisik misalnya riwayat PMS, infertilitas, kehamilan, adanya sekret yang tidak normal dari genital, perubahan warna pada genital, gangguan fungsi urinaria, dll.

Identifikasi klien yang berisiko Klien yang berisiko mengalami gangguan seksual misalnya : adanya gangguan struktur atau fungsi tubuh akibat trauma, kehamilan, setelah melahirkan, abnormalitas anatomi genital riwayat penganiayaan seksual, penyalahgunaan seksual kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar, tanda lahir, skar (masektomi) dan adanya ostomi pada tubuh terapi medikasi spesifik yang dapat menyebabkan masalah seksual; kurangnya pengetahuan/salah informasi tentang fungsi dan ekspresi seksual gangguan aktifitas fisik sementara maupun permanen ; kehilangan pasangan konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan religi

Diagnosa keperawatan 1. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan (b.d ) - ketakutan tentang kehamilan - efek antihipertensi - depresi terhadap kematian atau perpisahan dengan pasangan 2. Disfungsi seksual b.d - cedera medulla spinalis - penyakit kronis - nyeri - ansietas mengenai penempatan di rumah perawatan atau panti

3. Gangguan citra tubuh b.d - efek masektomi atau kolostomi yang baru dilakukan - disfungsi seksual - perubahan pasca persalinan

4. Gangguan harga diri b.d - kerentanan yang dirasakan setelah mengalami serangan infark miokardium - pola penganiayaan ketika masih kecil Masalah seksual juga dapat menjadi etiologi diagnosa keperawatan yang lain misalnya : Kurang pengetahuan (mengenai konsepsi, kontrasepsi, perubahan seksual normal) b.d salah informasi dan mitos-mitos seksual Nyeri b.s tidak adekuatnya lubikasi vagina atau efek pembedahan genital cemas b.d kehilangan fungsi seksual

Perencanaan keperawatan
Tujuan yang akan dicapai terhadap masalah seksual yang dialami klien, mencakup : mempertahankan, memperbaiki atau meningkatkan kesehatan seksual meningkatkan pengetahuan seksualitas dan kesehatan seksual mencegah terjadinya atau menyebarnya PMS mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan meningkatkan kepuasan terhadap tingkat fungsi seksual memperbaiki konsep seksual diri

Implementasi
promosi kesehatan seksual -- penyuluhan / pendidikan kesehatan. Perawat : ketrampilan komunikasi yang baik, lingkungan dan

waktu yang mendukung privasi dan kenyamanan klien. Topik tentang penyuluhan tergantung karakteristik dan faktor yang berhubungan --- pendidikan tentang perkembangan normal pada anak usia todler, kontrasepsi pada klien usia subur, serta pendidikan tentang PMS pada klien yang memiliki pasangan seks lebih dari satu. Rujukan mungkin diperlukan

Evaluasi
Evaluasi tujuan yang telah ditentukan dalam perencanaan. Jika

tidak tercapai, perawat seharusnya mengeksplorasi alasan-alasan tujuan tersebut tidak tercapai --- Pengungkapan klien atau pasangan, klien dapat diminta mengungkapkan kekuatiran, dan menunjukkan faktor risiko, isyarat perilaku seperti kontak mata, atau postur yang menandakan kenyamanan atau kekuatiran klien, pasangan dan perawat mungkin harus mengubah harapan atau menetapkan jangka waktu yang lebih sesuai untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Komunikasi terbuka dan harga diri yang positif --- penting

Você também pode gostar