Você está na página 1de 5

Scribd Perangkat yang baru-baru ini dikembangkan untuk memantau pH esofagusadalah dengan menggunakan kapsul.

Kapsul tesebut berisi alat pendeteksi asam, baterai, dan pemancar. Alat tersebut memantau asam di esofagus danmengirimkan informasi ke perekam yang dipasangkan pada ikat pinggang pasien. Kapsul ini dimasukkan ke dalam esofagus dengan kateter melalui hidungatau mulut dan melekat pada lapisan esofagus dengan sebuah klip. Kateter kemudian dilepaskan dari kapsul, sehingga tidak ada kateter yang menonjol darihidung. Kapsul tersebut bekerja selama dua hari atau tiga hari, dan kemudian baterai mati. Lima sampai tujuh hari kemudian, kapsul jatuh dari lapisan esofagusdan keluar melalui tinja sebagai kapsul yang tidak dapat digunakan kembali.Kelebihan dari perangkat kapsul terkait dengan tidak adanya kateter yangmenghubungkan alat ke perekam. Ada kenyamanan yang lebih besar tanpa kateter di bagian belakang tenggorokan, dan pasien lebih mungkin untuk pergi bekerjadan melakukan lebih banyak kegiatan normal. Kelemahan dari kapsul adalah tidak dapat digunakan dalam faring dan, sejauh ini, belum pernah digunakan dalamlambung. 2.9.4. Radio Nuclide Gastro Esofagosgrafi Pemeriksaan ini dilakukan dengan G astro esofageal scintigrafi denganmempergunakan technetium 99m sulfur colloid. Teknik ini memerlukan wakturelatif lebih panjang dan non invasif. Pemberian secara oral dan bahannya tidak diserap. Kemudian keadaan ini dimonitor dengan gamma kamera. Kepekaannya70-80 %. Adanya aspirasi pada paru-paru dinyatakan dengan adanya radioaktifitas positif pada paru.

Dengan scintigrafi ini Heyman dkk. dapat menunjukkan adanya aspirasi pada paru-paru sebesar 0,025 ml. Cara ini cukup baik karena tidak memerlukan penenang yang menurunkan sfingter esofagus bagian bawah. 2.9.5. Biopsi esofagus Dengan esofagoskopi dan diperiksa PA. Pada GERD didapatkan proliferasi lapisan basal esofagus yang meningkat.

2.9.6. Keterlambatan waktu pengosongan lambung Keterlambatan waktu pengosongan lambung pada bayi dengan RGEdiduga karena terdapat ketidakmampuan otot fundus lambung untuk mengadakankontraksi, untuk mengosongkan isi lambung. Waktu pengosongan lambungdievaluasi 3-4 jam setelah makan. Heillemer AC dkk. mengadakan penelitianterhadap 23 bayi pada usia 7-14 bulan dengan mempergunakan esofagealmanometer untuk melihat terjadinya refluks pada bayi, 3 jam sesudah diberiminum atau makan. Pada makanan ditambahkan 100uTc sulfur koloid, ternyatadidapatkan pengosongan lambung pada penderita adalah 1 jam.

Diagnosis Banding Beberapa diagnosis banding GERD, antara lain :

a.Hiatus hernia 17 Hernia hiatus adalah suatu kelainan anatomi dimana terdapat bagian dari lambungmenonjol melalui diafragma masuk ke rongga thoraks. Pada keadaan normal,esofagus atau tabung makanan lewat turun melalui dada, dan memasuki ronggaabdomen melalui lubang di diafragma disebut hiatus esophagus.Tepat di bawah diafragma, esofagus bergabung dengan lambung. Pada individu denganhernia hiatus, pembukaan hiatus esofagus (hiatal opening) lebih besar dari biasanya, dan sebagian lambung bagian atas masuk melalui hiatus ke ronggathoraks. Diperkirakan penyebab dari hiatus hernia adalah karena hiatus esofagusyang lebih besar dari normal, sebagai akibat dari pembukaan besar tersebut, bagian dari lambung masuk ke rongga thoraks. Faktor yang berpotensi menyebabkan terjadinya hernia hiatus adalah:a. Suatu pemendekan permanen pada esofagus (yang mungkin disebabkan karenainflamasi atau jaringan parut akibat refluks atau regurgitasi asam lambung) yangmenyebabkan lambung tertarik keatas. b. Perlekatan yang abnormal (longgar) dari esofagus ke diafragma sehinggaesofagus danbung naik keatas.Gambar 3. Hernia hiatus

2 0 b. AkhalasiaMerupakan suatu keadaan dimana tidak adanya relaksasi esophagus terminal.Spasme esophagus dapat menimbulkan sumbatan partial pada daerah perbatasan gaster-esophagus, dimana dengan Ba kontras, tampak adanyakonstriksi esophagus bagian terminal dan bagian atasnya melebar. Keadaanini sering ditemukan pada anak lebih besar ,

jarang pada bayi. Pengobatannyadengan melebarkan bagian yang mengalami konstriksi dan perlu tindakan berulang.

C Stenosis pylorus hipertrofi kongenitalPada penderita dengan stenosis pylorus terdapat muntah yang projektil terjadi pada umur lebih dari 1 minggu. Pada permulaan gejala muntah tidak mencolok tetapi pada usia lebih dari 1 minggu, muntah lebih sering dan lebih jelas. Gejalanya makin berat, berat badan tidak naik. Penyebabnya tidak jelas,diduga ada tendensi familier karena 1% dari penderita ternyata orang tuanya juga menderita kelainan yang sama. Beberapa peneliti menduga adanyahipertrofi otot pilorus akibat adanya spasme otot. Pendapat sarjana lain adalahrespon terhadap rangsangan atau iritasi terhadap n. vagus.

d. Obstruksi / atresia duodenumAtresia duodenum adalah suatu keadaan kegagalan kanalisasi pada masaembrional disertai atresia di bagian usus lainnya. Gejala klinis yang seringterjadi adalah muntah-muntah yang mengandung empedu. Bila atresia di bawah ampula vateri, muntahnya berupa gumpalan susu atau muntahnyakeruh. Gejala lainnya yaitu mekonium tidak keluar dalam waktu lebih dari 24 jam. Pada penderita atresia duodenum, distensi abdomen terjadi pada bagianatas. Bila penderita habis minum, tampak gerakan peristaltik melintasi garistengah, dari kiri ke kanan. Dengan foto abdomen polos, tampak adanyagambaran Double buble yaitu tidak adanya gambaran udara di usus halus.Pengobatan definitif adalah operasi. e. Mekonium ileus Sering terjadi pada bayi dengan penyakit kista fibrosis yang dasar penyakitnya adalah perubahan pada jaringan pankreas, asini atropi dan inaktif, sehingga produksi enzim pankreas sangat berkurang. Juga disertai perubahan pada kelenjer yang memproduksi lendir dari saluran pencernaandan saluran pernafasan. Penyumbatan usus oleh mekonium memberikangejala mekonium tidak keluar lebih dari 24 jam, perut gembung dan muntahmuntah yang makin lama makin sering dan makin kental sehingga bayi akanmengalami dehidrasi. Pada pemeriksaan dengan Ba kontras menunjukkangambaran kolon dibawah sumbatan mengecil. Pengobatan yang dikerjakan pada dasarnya simptomatik dengan pemberian enzim pankreas dan mengatasimasalah metabolik yang terjadi. Dapat dilakukan irigasi usus dengangastroprafin untuk melunakkan mekoneum yang kental. Bila pengobatantersebut gagal, maka dilakukan operasi. 2.11. Penatalaksanaan GERD Penatalaksanaan GERD mencakup beberapa aspek, antara lain : 2.11.1 Perubahan posisi Posisi terlentang mengurangi jumlah paparan asam lambung pada esofagusyang bisa dikteahui melalui pemeriksaan PH, dibandingkan dengan posisitelungkup. Akan tetapi, posisi telentang dan posisi lateral berhubungan denganmeningkatnya angka kejadian sindrom bayi mati mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS) . Oleh karena resiko tersebut, maka posisi telentang ataulateral tidak terlalu direkomendasikan untuk bayi dengan GERD, tetapi sebagian besar bayi usia dibawah 12 bulan lebih disarankan untuk ditidurkan dengan posisitelungkup. 1 Bayi dengan GERD berat harus ditidurkan telungkup dengan posisikepala lebih tinggi (30 o

). Setelah menetek atau minum susu formula bayidigendong setinggi payudara ibu, dengan muka menghadap dada ibu (sepertimetoda kangguru, hanya baju tidak perlu dibuka). Hal ini menyebabkan bayitenang sehingga mengurangi refluks.

Você também pode gostar